23
24
4 3 2 4
Tabel 4.2 Precedence Constrain (Lanjutan)
No Elemen Kerja Sebelum Sesudah
5 4 3 5
6 5 4 6, 13
7 6 5 7
8 7 6 8
9 8 7 9
10 9 8 10
11 10 9 17
12 11 4 12
13 12 11 22
14 13 5 14
15 14 13 15
16 15 14 16
17 16 15 17
18 17 16 18
19 18 17 19
20 19 18 20
21 20 19 21
22 21 20 22
23 22 12, 21 23
24 23 22 24
25 24 23 Finish
Sumber: Pengolahan Data
2. Zoning constrain
Adapun zoning constrain yang dibuat sesuai dengan pola aliran operasi
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Zoning Constrain
Elemen Kerja Keterangan
Merupakan elemen kerja perakitan dinamo
Elemen kerja 1, 2, 3, 4, 5
Tamiya
Elemen kerja 6, 7, 8, 10, 11, Merupakan elemen kerja perakitan bagian ban
13, 14, 15, 17, 18, 19, 20 Tamiya
Merupakan elemen kerja perakitan bagian
Elemen kerja 9, 16
penggerak Tamiya
Merupakan elemen kerja perakitan bagian
Elemen kerja 12, 21
penutup Tamiya
Merupakan elemen kerja perakitan bagian body
Elemen kerja 22, 23, 24
Tamiya
Sumber: Data Pengamatan
26
Dimana :
D = Balance Delay
Sm = Waktu yang paling maksimum dalam Work Center
n = Jumlah stasiun kerja
27
16 13 2,23
17 16 2,11
Tabel 4.5 Pengurutan Elemen Kerja Berdasarkan Waktu Terbesar
(Lanjutan)
No. Elemen Kerja Waktu Siklus
18 15 2,06
19 11 1,75
20 24 1,62
21 23 1,60
22 3 1,54
23 4 1,32
24 12 1,03
Sumber: Pengolahan Data
Dari precedence diagram pada Gambar 4.1 dan Tabel 4.5 dapat dilakukan
pembentukan stasiun kerja berdasarkan metode aturan kandidat terbesar yang
dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6 Pembentukan Stasiun Kerja
Waktu
Elemen Pengecekan
No Elemen Jumlah
Kerja Precedence
(T)
Work Center I
1 21 √ 11,20 11,20
Work Center II
2 17 √ 9,45 9,45
Work Center III
3 10 √ 9,35 9,35
Work Center IV
4 18 √ 9,16 9,16
Work Center V
5 2 √ 7,54 7,54
Work Center VI
6 1 √ 7,32 7,32
Work Center VII
7 20 √ 4,72
8 5 √ 3,21 11,14
9 9 √ 3,15
Work Center VIII
10 19 √ 2,98
11 22 √ 2,87 8,63
12 6 √ 2,78
Work Center IX
13 8 √ 2,61 11,6
29
14 18 √ 2,38
15 14 √ 2,27
Dimana :
D = Balance Delay
Sm = Waktu yang paling maksimum dalam Work Center
n = Jumlah stasiun kerja
Si = Waktu masing-masing stasiun (I=1,2,3,....n)
10 ( 11,20 ) - ( 89,41 )
D¿ x 100%
10 ( 11,20 )
22,59
= x 100%
112
= 20%
ΣSi
E = x 100%
n.Sm
Dimana :
Sm = Waktu Siklus
Si = Waktu masing-masing stasiun (I=1,2,3,.....,n)
89,41
E = x 100 %
10 x 11,20
= 79%
6 2,32
VI 5,53
13 3,21
IV 7 2,61 5,39
14 2,78
Tabel 4.7 Elemen-elemen Kerja untuk Masing-masing Region (Lanjutan)
Elemen Jumlah Waktu
Region Waktu Elemen (detik)
Kerja (detik)
8 9,35
VI 12,50
15 3,15
9 2,27
VII 4,50
16 2,23
10 2,11
VIII 4,17
17 2,06
XI 18 2,98 2,98
XII 19 2,38 2,38
11 1,03
XIII 2,78
20 1,75
12 4,72
XIV 15,92
21 11,20
XV 22 2,87 2,87
XVI 23 1,60 1,60
XVII 24 1,62 1,62
Sumber: Pengolahan Data
3. Modifikasi Tabel
Dari Tabel 4.7 dilakukan modifikasi penentuan stasiun kerja berdasarkan
region dengan metode Region Approach yang dapat dilihat pada Tabel 4.8
sebagai berikut:
Tabel 4.8 Modifikasi Tabel Pembentukan Stasiun Kerja
Pengeceka Waktu
Elemen
No n Elemen Jumlah
Kerja
Precedence (T)
Work Center I
1 1 √ 7,32 7,32
Work Center II
2 2 √ 7,54
3 3 √ 1.54 10.4
4 4 √ 1,32
Work Center III
5 5 √ 9,45 9,45
32
Work Center IV
6 6 √ 2,32
4,93
7 7 √ 2,61
Work Center V
8 8 √ 9,35 9,35
Tabel 4.8 Modifikasi Tabel Pembentukan Stasiun Kerja (Lanjutan)
Pengeceka Waktu
Elemen
No n Elemen Jumlah
Kerja
Precedence (T)
Work Center VI
9 9 √ 2,27
10 10 √ 2,11
10,13
11 11 √ 1,03
12 12 √ 4,72
Work Center VII
13 13 √ 3,21
14 14 √ 2,78 9,14
15 15 √ 3,15
Work Center VIII
16 16 √ 2,23 11,4
17 17 √ 2,06
18 18 √ 2,98
19 19 √ 2,38
20 20 √ 1,75
Work Center IX
21 21 √ 11,20 11,20
Work Center X
22 22 √ 2,87
23 23 √ 1,60 6,09
24 24 √ 1,62
TOTAL 89,41
Sumber: Pengolahan Data
Kemudian dapat dihitungan Balance delay dan Efisiensi dari work center
dengan rumus:
n.Sm - Σsi
D = x 100%
n.Sm
Dimana :
D = Balance Delay
Sm = Waktu yang paling maksimum dalam Work Center
n = Jumlah stasiun kerja
33
Elemen Kerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 -1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 -1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 -1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 -1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 -1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 1 1 1 1 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 1 1 1 0 0 0
18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 1 1 0 0 0
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 1 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0
21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0
22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 1
23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1
24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1
Sumber : Pengolahan Data
2. Penentuan Ranking Setiap Elemen Kerja
Adapun penentuan Ranking untuk setiap elemen kerja dapat dilihat pada
Tabel 4.10 sebagai berikut:
36
Waktu Elemen
Rangking Elemen Kerja Bobot
(detik)
8 17 2,06 20,37
9 2 7,54 19,85
10 8 9,35 19,48
11 18 2,98 18,31
12 19 2,38 15,33
13 5 9,45 14,98
14 21 11,20 14,07
15 20 1,75 12,95
16 3 1,54 12,31
17 4 1,32 10,77
18 19 2,38 10,13
19 10 2,11 7,86
20 22 2,87 6,09
21 11 1,03 5,75
22 12 4,72 4,72
23 23 1,60 3,22
24 24 1,62 1,62
Sumber: Pengolahan Data
Dimana :
D = Balance Delay
Sm = Waktu yang paling maksimum dalam Work Center
n = Jumlah stasiun kerja
Si = Waktu masing-masing stasiun (I=1,2,3,....n)
1 1 ( 11,20 ) - (89,41)
D = x 100%
1 1( 11,20 )
39
33 ,79
= x 100%
123,2
= 27%
Efisiensi dihitung dengan rumus:
ΣSi
E = x 100%
n . Sm
Dimana :
C = Waktu Siklus
Si = Waktu masing-masing stasiun (I=1,2,3,.....,n)
89,41
E = x 100 %
11 x 11,20
= 72%
G
ambar 4.6 Stasiun Kerja dengan Metode Helgeson and Birenie’s
4.2 Analisis
4.2.1 Analisis Metode Constrain
Metode pertama adalah metode zoning constrain, dimana metode ini
menggabungkan elemen-elemen kerja yang mempunyai kesamaan. Pada metode
ini diperoleh work center sebanyak 5 dimana work center yang pertama terdiri
dari elemen kerja 1, 2, 3, 4 dan 5. Elemen ini merupakan elemen kerja perakitan
dinamo Tamiya. Work center kedua terdiri dari elemen kerja 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14,
15, 17, 18, 19 dan 20. Elemen ini merupakan elemen kerja perakitan bagian ban
Tamiya. Work center ketiga terdiri dari elemen kerja 9 dan 16. Elemen ini
merupakan elemen kerja perakitan bagian penggerak Tamiya. Work center
keempat terdiri dari elemen kerja 12 dan 21. Elemen ini merupakan elemen kerja
perakitan bagian penutup Tamiya. Work center kelima terdiri dari elemen kerja 22,
23 dan 24. Elemen ini merupakan elemen kerja perakitan bagian body Tamiya.
Pada metode Ini diperoleh 5 work center dengan balance delay sebesar 49% dan
nilai efisiensi sebesar 50%.
4.2.2 Analisis Aturan Kandidat Terbesar (Largest Candidate Rule)
40
work center 8 terdiri dari elemen kerja 21, work center 9 terdiri dari elemen kerja
16, 10 dan 17, work center 10 terdiri dari elemen kerja 22, 11, 12 dan 23 work
center 11 terdiri dari elemen kerja 24. Pada metode Ranked Position Weight
diperoleh 11 work center dengan balance delay sebesar 27% dan nilai efisiensi
sebesar 72%.
Berdasarkan pengolahan data, nilai balance delay terkecil didapat pada
metode Largest Candidate Rule dan Region Approach dengan jumlah work center
yaitu 10 work center, nilai balance delay yaitu 20%, dan nilai efisiensi yaitu 79%.