Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PERTANIAN PERKOTAAN

PLANT FACTORY UNTUK PANGAN INDONESIA

KELOMPOK 1 :

1. Mandayu Anestesia H.P. ( 19025010184 )


2. Achmad Ilham ( 19025010189 )
3. Anisah Qurrotun A. ( 19025010197 )
4. Sofia Ayu L. ( 19025010201 )
5. Vindi Sinta Maysella ( 19025010203 )
6. Oki Nur H. ( 19025010204 )
7. Hilya Nurul I. ( 19025010206 )
8. Akhfad Al Farabi ( 19025010207 )
9. Evan Hendryanta ( 19025010210 )
10. Firdaus Nuzula ( 19025010217 )
11. Mohammad Afthon N. ( 19025010218 )

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”JAWA TIMUR
SURABAYA
PENDAHULUAN

Indonesia biasa disebut Negara agraris, karena banyaknya penggunaan lahan


pertanian. Berbagai macam penggunaan lahan ada di Indonesia, dan dari situ dapat dilihat
bahwa Indonesia memiliki tanah yang subur yang lahannya bisa digunakan untuk apapun
oleh bangsanya. Namun jika tidak dikelola dengan baik maka akan terjadi masalah
lingkungan dan sosial, misalnya ketidak teraturan penggunaan lahan yang berakibat bencana
alam maupun bencana sosial ataupun masalah lingkungan ini dapat menyebabkan kondisi
pangan menjadi turun. Oleh karena itu, saat ini Indonesia menghadap trilema yaitu (1)
kekurangan dan/atau pasokan makanan yang tidak stabil, (2) kekurangan sumber daya, dan
(3) degradasi lingkungan. Trilema ini meningkat setiap tahunnya sebanding dengan populasi
masyarakat dan perkembangan lahan menjadi perkotaan.

Dengan adanya permasalahan ini maka diperlukan solusi untuk menuntaskan


permasalahan trilema ini. Disinilah langkah awal sarjana pertanian berkerja untuk
menjadikan negara ini makmur dan sejahtera secara sosial, ekonomi, dan paling utama
masalah pangannya. Adapun solusi yang diambil yaitu dengan penerapan plant factory. Plant
factory adalah salah satu teknologi masa depan dalam budidaya pertanian yang dapat
mengatasi permasalahan ketidakstabilan kondisi lingkungan dan faktor luar, serta
pemanfaatan ruang untuk budidaya pertanian. Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
penerapannya dapat digunakan konsep pertanian presisi yang berupaya mengoptimalkan
penggunaan sumberdaya, memaksimalkan ouput (yield), sekaligus mengurangi dampak
terhadap lingkungan.

Plant Factory with Artificial Lighting (PFAL) dikenal juga sebagai sistem produksi
tanaman tertutup.  PFAL adalah sistem pertanian indoor dengan kondisi mikroklimat yang
terkendali untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian. Sesuai dengan namanya, sistem
pertanian ini memanfaatkan teknologi pencahayaan buatan dengan menggunakan
lampu. Pemanfaatan lampu sebagai pengganti cahaya matahari adalah karena tidak
menentunya kondisi cuaca di berbagai belahan dunia karena perubahan iklim yang ekstrim.
Lampu yang biasa digunakan untuk PFAL adalah lampu LED (Light Emitting Diodes). 
Pemanfaatan LED dipergunakan untuk mendukung pertumbuhan pada tanaman karena tujuan
plant factory adalah optimalisasi fase vegetatif pada tanaman. Semua komponen faktor
pertumbuhan tanaman seperti suhu, kelembaban, kadar karbon dioksida, serta nutrisi tanaman
ditunjang oleh teknologi buatan yang mampu disesuaikan dengan syarat tumbuh tanaman.
Sehingga produksi tanaman dapat mencapai nilai maksimum baik dari segi kualitas dan
kuantitas.

Kondisi konstruksi plant factory ini tertutup sehingga sangat kecil kemungkinan
adanya pengaruh lingkungan luar terhadap lingkungan di dalam plant factory. Hal ini
menjadikan kelebihan plant factory jenis ini yakni memungkikan untuk dibangun di tempat
yang pada dasarnya tidak dapat ditanam komoditas tertentu karena kondisi yang ekstrim
seperti lingkungan bersalju atau lingkungan yang sangat kering. Selain itu, keuntungan
lingkungan dalam gedung adalah terhindarnya tanaman dari hama dan penyakit sehingga
hasil produksi dapat maksimal dengan bersih tanpa terkontaminasi dari bahan biologi
maupun kimia.

Modifikasi lingkungan dalam gedung tidaklah mudah diperlukan perbekalan yang


cukup apalagi plant factory ini yang membutuhkan lingkungan tertutup. Kondisi yang
tertutup menjadikan lingkungan produksi bisa dikatakan minim sirkulasi udara, hal ini
mengingat lingkungan dibuat agar menunjang pada pertumbuhan tanaman yang optimal.
Dalam kondisi tertutup dan adanya pengaturan konsentrasi karbon dioksida didalam ruangan,
konsentrasi karbon dioksida dibuat lebih tinggi jika dibandingkan dengan konsentrasi karbon
dioksida diluar gedung plant factory. Hal ini tentunya perlu diperhatikan terkait dengan
kondisi ruangan yang dapat mempengaruhi kesehatan pekerja saat melaksanakan operasional
produksi. Konsentrasi karbon dioksida yang tinggi dapat menimbulkan resiko kesehatan bagi
pekerja. karbon dioksida pada level konsentrasi 500 ppm dalam ruangan dapat mempengaruhi
pH darah manusia menjadi lebih asam dan tentunya dapat menggangu fungsi tubuh. Selain
itu, tantangan dari teknologi ini adalah pemanfaatan plant factory ini relatif menghabiskan
biaya yang lebih besar dilihat baik dari biaya konstruksi bangunan, biaya pengadaan fasilitas
penunjang lingkungan optimal bagi tanaman, ataupun pada biaya operasional selama
memproduksi tanaman.
Berikut gambaran diagram alir

Peranan plant factory untuk solusi trilema diatas

Dari penjelasan bagan diatas tersimpan jawaban bahawa peranan plant factory
dibutuhkan bagi permasalah Indonesia saat ini apalagi dalam keadaan Covid-19 ini.
Banyaknya perkotaan yang sudah melakukan pembatasan sehingga distribusi pangan turun.
Hal ini menyebabkan pasokan makanan semakin menipis terutama pada pangan nasional
yang sangat memperhatikan karena terbatasnya pemanfaatan SDA atau hasil SDA yang
kurang menyebabkan pemerintah menarik ulur pangan untuk pasokan pangan nasional yang
berkurang. Pertanian Indonesia tidak dapat mencukupi kebutuhan pangan di tengah
permasalahan Indonesia seperti ini karena lahan yang terbatas, konversi lahan pertanian
hingga perubahan lingkungan yang ekstrim. Hal ini juga mendukung permasalahan pangan
saat ini. Oleh karena itu, dengan kehadiran plant factory akan diharapkan dapat mengatasi
masalah pangan diatas.
Untuk perancangan plant factory ada beberapa yang perlu disiapkan yaitu sebagai berikut.

No Nama Alat dan Bahan Gambar


1. Alat :
gergaji, spidol, penggaris,
gunting potong, solder
listrik 30 W, setrika listrik,
tang, kunci pas, saklar
listrik, adaptor AC-DC
kompatibel (19 V3,42 A-
65W), jangka sorong,
luxmeter, termometer dan
multimeter
2. Bahan :
media tanam, lampu
fluorescent 8 W, LED,
rangka besi, mur, baut,
resistor, PCB single layer,
lem, papan kayu triplek
tebal 0,5 cm, selang air,
polibag dan timah.
Jadi, jika nanti kita menjadi sarjana pertanian kita akan membawa pertanian perkotaan
model plant factory dengan mendepankan hasil optimal pada tanaman – tanaman yang
komersial. Dengan kecanggihan teknologi kita dapat memodifikasi lingkungan dalam gedung
menjadi lahan pertanian yang menguntungkan. Plant factory hanya menginginkan pola
pertumbuhan vegetatif yang optimal untuk hasil produksi yang optimal sehingga kita harus
memaksimalkan pertumbuhan dengan pemberian hormon, kesesuaian lingkungan, cahaya,
dan nutrisi bagi tanaman. Dengan sisten kontrol dengan memonitoring terhadap tanaman
pada plant factory akan mengetahui setiap pertumbuhan yang terjadi untuk menentukan
perlakuan selanjutnya yang membawa hasil. Bantuan kamera stereo, jenis kamera dengan
lensa buah dua atau lebih dengan sensor gambar yang terpisah untuk setiap lensa, untuk
mengambil citra tanaman secara real-time pada periode waktu yang ditentukan kemudian
gambar tersebut akan diolah dan dijadikan acuan untuk menghitung ketinggian tanaman dan
luasan kanopi pada tanaman dengan memanfaatkan perbedaan kedalaman (depth) pada
disparitas warna. Dari pengamatan tinggi tanaman secara periodik dapat diamati
pertumbuhannya secara seri waktu, sedangkan luasan kanopi dapat digunakan untuk
mengestimasi perkembangan tanaman.

Anda mungkin juga menyukai