Disusun Oleh:
4.2 Pembahasan
Praktikum selanjutnya dilaksanakan dilahan percobaan Laboratorium Agronomi Fakultas
Pertanian Universitas Bengkulu dengan acara pemeliharaan kopi. Ada dua kegiatan yang
dilakukan yaitu menyiangi gulma (manual) serta memupuk tanaman kopi. Jenis gulma terbagi
menjadi tiga yaitu teki-tekian, gulma berdaun lebar dan gulma berdaun sempit. Gulma yang
banyak dijumpai adalah gulma berdaun sempit. Gulma jenis ini ada yang terdapat pada bagian
bawah di sekitaran tanaman kopi. Menurut libertus hannas perianto (2016) gulma tahunan
dikendalikan secara mekanis yang dibabat secra berkala atau dikendalikan dengan
menggunkan herbisida sistemik yang selektif untuk membunuh gulma dan bukan tanaman
industri.
Penyiangan merupakan menghilangkan gulma yang ada di sekitar tanaman. Penyiangan
yang dilakukan pada tanaman kopi bertujuan untuk menggemburkan tanah supaya aerasi
menjadi lebih baik untuk mendorong perkembangan akar tanaman yang maksimal sehingga
diperoleh tanaman dengan perakaran yang kokoh dan pertumbuhan yang optimal dan tentunya
tanaman akan lebih sehat dan menjadi tidak mudah terserang hama dan penyakit. Dan yang
kedua adalah untuk mengendalikan gulma yang tumbuh disela-sela tanaman budidaya, dengan
adanya gulma yang lebat tentunya akan menambah persaingan untuk memperoleh unsur hara
dan sinar matahari yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman budidaya terganggu dan bisa
menurunkan produksi.
Pemupukan dilakukan dengan cara membuat larikan di sekeliling tanah di sekitar tanaman
yang masih termasuk ke dalam luasan piringan. Lalu pupuk NPK yang telah tersedia
kemudian dimasukkan kedalam lubang dan ditutup. Pemupukan merupakan pemberian bahan
yang dimaksudkan untuk menyediakan hara bagi tanaman. Umumnya pupuk diberikan dalam
bentuk padat atau cair melalui tanah dan diserap oleh akar tanaman. Namun pupuk dapat juga
diberikan lewat permukaan tanaman, terutama daun. bertujuan untuk menyediakan nutrisi
pada tanaman. Pada tanaman kopi, pupuk anorganik diberikan pada saat pertumbuhan
vegetatif dan generatif pada tanaman kopi yang sudah menghasilkan umur diatas 4 tahun
(TM). Pentingnya pemupukan untuk Tanaman kopi adalah menjaga daya tahan tanaman,
meningkatkan produksi dan mutu hasil serta menjaga agar hasil produksi stabil tinggi. Seperti
pada tanaman lainnya pemberian pupuk harus tepat waktu, dosis, dan jenis pupuk serta cara
pemberiannya. Semuanya tergantung pada Jenis Tanah, iklim dan umur Tanaman. Pemberian
pupuk dapat diletakkan secara melingkar disekitar akar Tanaman yang menyesuaikan dengan
Lebar Kanopi (Prastowo, 2010).
Tahap pertama yang dilakukan pada proses pemupukan yaitu menyiapkan alat dan bahan,
melakukan proses penyiangan gulma dan seresah di sekitar areal tanaman. Kemudian
membuat piringan berupa lubang dengan cetok untuk penempatan pupuk yang disesuaikan
dengan lebar tajuk tanaman. Setelah itu, pupuk urea 0,125 kg/tanaman dan SP36 0,125
kg/tanaman disebar secara merata pada alur piringan yang telah dibuat. Langkah terakhir yang
dilakukan yaitu dengan menutup alur dengan tanah. Tujuan dari pemupukan ini untuk
menambah unsur hara di dalam tanah.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini, yaitu : Perawatan tanaman kopi meliputi
kegiatan pemupukan dan pemangkasan. Pemupukan bertujuan untuk menambahkan unsur
hara bagi tanaman. Pemangkasan tanaman kopi adalah pemangkasan pemelihaaan yang
dilakukan untuk membentuk cabang produtif yang baik. semakin tinggi jumlah gulma dan
hama di lingkungan pada disekitar tanaman kopi akan mempengaruhi petumbuhan tanaman
kopi. selain itu faktor kerapatan naungan, ketinggian tempat, dan suhu lingkungan disekitar
tanaman kopi juga mempengaruhi produktivitas tanaman kopi. Apabila proses budidaya
dilakukan dengan baik dan faktor lingkungan mendukung, maka pertumbuhan tanaman kopi
akan maksimal sehingga produktifitas serta mutu tanaman kopi akan meningkat.
5.2. Saran
Ketika melakukan praktikum sebaiknya praktikan diharapkan melaksanakannya dengan
sungguh-sungguh supaya paham dan juga alat untuk praktikum sebaiknya harus disediakan
dengan alat yang bagus dan banyak supaya dalam melakukan praktikum dilapangan cepat dan
efektif.
DAFTAR PUSTAKA
AEKI. 2015. Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi di Indonesia. http://aeki.aice.org. Diakses
pada tanggal 23 mei 2022.
Alnopri, Prasetyo dan Bandi Hermawan. 2011. Idiotipe Kopi Arabika Tanaman Belum
Menghasilkan Pada Lingkungan Dataran Rendah dan Menengah. Jurnal Agrovigor
4(2)ISSN 1997-5777.
Anggara, Anies., Marini dan Sri. 2011. Kopi Si Hitam Menguntungkan: Budidaya dan
Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Cahaya Atma Pustaka.
Anita; Tabrani, Gunawan dan Idwar. 2016. Pertumbuhan Bibit Kopi Arabika (Coffea arabica
L.) Di Medium Gambut Pada Berbagai Tingkat Naungan Dan Dosis Pupuk Nitrogen.
Jom Faperta 3(2): 1-9
Supriadi, Handi dan Pranowo, Dibyo. Prospek Pengembangan Agroforestri Berbasis Kopi Di
Indonesia. Perspektif 14(2): 135-150
Suwandi. 2012. Petunjuk Teknik Perbanyakan Tanaman Dengan Cara Sambungan.
Yogyakarta: Balai Besar Penelitian Bioteknologi Ban Pemuliaan Tanaman Hutan.
Yahmadi, Mudrig. 2007. Rangkaian Perkembangan dan Permasalahan Budidaya &
Pengolahan Kopi di Indonesia. Jawa Timur: PT Bina Ilmu Offset.
Panggabean, Edy. 2011. Buku Pintar Kopi. Jakarta Selatan: PT. Agro Media Pustaka. p. 124-
132.
Prastowo, Bambang, dkk. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi. Jakarta: Pusat Penelitian
dan Pengembangan Perkebunan.p. 20-26.
Raghuramulu, Y and R. Naidu, R. 2002. The Ochratoxin-A Contamination in Coffee and its
in Food Safety Issues. http://www.indiacoffee.org/newsletter/9/ coverstory.html-16k.
Diakses pada tanggal 5 November 2017. Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budi Daya
Pengelolaan Kopi Arabika dan Robusta. Jakarta: Penebar Swadaya