Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN INDUSTRI

“PEMELIHARAAN TANAMAN KOPI”

Disusun Oleh:

Nama : Rotua Pangaribuan


NPM : E1J019070
Shift : A2
Hari/Pukul : Senin, 08.00-12.00 WIB
Dosen Pembimbing : Ir. Hermansyah, M.P.
Co-Ass : 1. Sampurno Hidayah (E1J018108)
2. Nurul Hamidah Lubis (E1J018022)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu komoditas unggulan dalam sektor perkebunan
Indonesia.Kopi secara umum dibagi menjadi dua jenis yang dihasilkan di Indonesia, yaitu
kopi robusta dan kopi arabika. Kopi di Indonesia memiliki luas areal perkebunan yang
mencapai 1,2 juta hektar. Dari luas areal tersebut, 96% merupakan lahan perkebunan kopi
rakyat dan sisanya 4% milik perkebunan swasta dan Pemerintah. Asosiasi Eksportir dan
Industri Kopi Indonesia (AEKI, 2015).
Total produksi kopi di Indonesia mulai dari tahun 2011 sebesar 638.646 ton yang kedua
terbesar ada pada tahun 2012, yaitu sebesar 691.163 ton lalu setelah tahun 2012 tingkat
produksi kopi mengalami penurunan. Penurunan produksi tersebut didasarkan oleh faktor
cuaca dimana sering terjadi hujan. Namun pada tahun 2015 Indonesia kembali mampu
meningkatkan produktivitas kopinya dengan total produksi yang mencapai 739.005 ton, jauh
lebih besar daripada total produksi kopi tahun 2012 (Kementerian Pertanian, 2015).Selain itu
faktor penurunan produksi dapat terjadi karena adanya pembaharuan pohon kopi, penggunaan
pupuk yang berlebihan pada tahun sebelumnya, kemarau panjang, atau kesalahan pada
pemotongan cabang kopi, sedangkan penurunan luas lahan dapat terjadi karena adanya alih
fungsi lahan (Indreswari, 2015).
Peningkatan produktivitas dan mutu hasil kopi dapat dilakukan dengan cara
memperhatikan teknik budidaya tanaman kopi mulai dari penanaman hingga perawatan.
Kegiatan penanaman diawali dengan pemiliahan varietas yang sesuai dengan kondisi lahan,
serta penentuan jarak tanam kopi yang disesuaikan dengan kemiringan tanah. Pemupukan
dilakukan dengan memperhatikan waktu, dosis dan jenis pupuk serta cara pengaplikasiannya.
Selain itu, perlu adanya pemangkasan agar tanaman kopi tetap rendah sehingga mudah dalam
perawatan, pembentukan cabang-cabang produktif, mempermudah masuknya cahaya,serta
mempermudah pengendalian hama dan penyakit (Prastowo, 2010).
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum teknik produksi tanaman industri yang berjudul pemeliharaan
tanaman kopi ini adalah untuk mengetahui teknik dalam memelihara tanaman kopi.

1.3 Manfaat Praktikum


Manfaat dari praktikum teknik produksi tanaman industri yang berjudul pemeliharaan
tanaman kopi ini adalah untuk terampil dalam pemeliharaan tanaman kopi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada perawatan kopi dilakukan pemangkasan pemeliharaan yaitu dengan memangkas
cabang yang tidak produktif yang meliputi tunas air/wiwilan, tunas balik, tunas cabang kering
terserang penyakit dan cabang yang sejajar. Dari hasil pengamatan 6 sampel tanaman kopi
diperoleh rata-rata tunas air/wiwilan adalah 5, rata-rata tunas balik ada 2,67, rata-rata tunas
cabang kering terserang hama/penyakit ada 2,5 dan rata-rata cabang yang sejajar ada 3,16.
Perawatan yang dilakukan pada tanaman kopi yaitu berupa penyiangan, pemangkasan dan
pemupukan. Tanaman kopi adalah tanaman C3, yang mempunyai karakter mampu
berfotosintesis maksimal pada intensitas kurang dari 100 %. Oleh karena itu tanaman kopi
baik ditanam dibawah naungan, misal tanaman pinus, lamtoro dan sengon. Keberadaan
tanaman naungan pada tingkat tertentu akan membantu mengurangi intensitas radiasi
matahari yang bermanfaat menurunkan evapotranspirasi tanaman.
Penyiangan merupakan menghilangkan gulma yang ada di sekitar tanaman.
Penyiangan yang dilakukan pada tanaman kopi bertujuan untuk menggemburkan tanah
supaya aerasi menjadi lebih baik untuk mendorong perkembangan akar tanaman yang
maksimal sehingga diperoleh tanaman dengan perakaran yang kokoh dan pertumbuhan yang
optimal dan tentunya tanaman akan lebih sehat dan menjadi tidak mudah terserang hama dan
penyakit. Dan yang kedua adalah untuk mengendalikan gulma yang tumbuh disela-sela
tanaman budidaya, dengan adanya gulma yang lebat tentunya akan menambah persaingan
untuk memperoleh unsur hara dan sinar matahari yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman
budidaya terganggu dan bisa menurunkan produksi.
Pemangkasan merupakan tindakan kultur teknik berupa tindakan Pemotongan bagian
bagian tanaman yang tidak dikehendaki Seperti cabang yang telah tua, cabang kering, dan
cabang lain. Manfaat dan fungsi Pemangkasan Umumnya adalah agar pohon tetap Rendah
sehingga mudah perawatannya, membentuk cabang-cabang produksi yang baru,
mempermudah masuknya Cahaya dan mempermudah pengendalian Hama dan Penyakit.
Pangkasan juga dapat dilakukan selama panen sambil menghilangkan cabang-cabang yang
tidak produktif, cabang liar maupun yang sudah tua. Cabang yang kurang produktif dipangkas
agar unsur hara yang diberikan dapat tersalur kepada batang-batang yang lebih produktif.
Secara morfologi buah kopi akan muncul pada percabangan, oleh karena itu perlu diperoleh
cabang yang banyak. Pangkasan dilakukan bukan hanya untuk menghasilkan cabang-cabang
saja, (pertumbuhan vegetatif) tetapi juga banyak menghasilkan buah (Prastowo, 2010). Untuk
menjadikan tanaman kopi sehat, kuat dan mempunyai keseimbangan antara vegetative dan
generative sehingga tanaman lebih produktif.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum


Adapun waktu dan lokasi praktikum acara ini adalah sebagai berikut :
Waktu : Sabtu, 09 Mei 2022
Tempat : Lahan percobaan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian universitas
Bengkulu

3.1. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini, yaitu :
1. Cangkul
2. Parang
3. Pupuk NPK

3.2. Metode Pelaksanaan


Cara kerja dari praktikum teknik produksi tanaman industri yang berjudul pemeliharaan
tanaman kopi ini adalah :
 Pemeliharaan piringan
 Manual
 Mencabut semua vegetasi yang tumbuh dalam piringan kopi atau tebas hingga rata
dengan tanah menggunakan parang, atau dengan cara lain keruk semua gulma dalam
piringan menggunakan cangkul
 Membuang sisa gulma yang telah ditebas dengan parang keluar dari piringan.
 Menghindari pembajakan tanah atau merusak tanah di area piringan karena bisa
merusak akar kopi.
 Pemupukan
 Menaburkan pupuk NPK yang dibuat larikan di sekeliling tanaman kopi didalam tanah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum


Adapun hasil dari praktikum kali ini, yaitu :
Kegiatan

4.2 Pembahasan
Praktikum selanjutnya dilaksanakan dilahan percobaan Laboratorium Agronomi Fakultas
Pertanian Universitas Bengkulu dengan acara pemeliharaan kopi. Ada dua kegiatan yang
dilakukan yaitu menyiangi gulma (manual) serta memupuk tanaman kopi. Jenis gulma terbagi
menjadi tiga yaitu teki-tekian, gulma berdaun lebar dan gulma berdaun sempit. Gulma yang
banyak dijumpai adalah gulma berdaun sempit. Gulma jenis ini ada yang terdapat pada bagian
bawah di sekitaran tanaman kopi. Menurut libertus hannas perianto (2016) gulma tahunan
dikendalikan secara mekanis yang dibabat secra berkala atau dikendalikan dengan
menggunkan herbisida sistemik yang selektif untuk membunuh gulma dan bukan tanaman
industri.
Penyiangan merupakan menghilangkan gulma yang ada di sekitar tanaman. Penyiangan
yang dilakukan pada tanaman kopi bertujuan untuk menggemburkan tanah supaya aerasi
menjadi lebih baik untuk mendorong perkembangan akar tanaman yang maksimal sehingga
diperoleh tanaman dengan perakaran yang kokoh dan pertumbuhan yang optimal dan tentunya
tanaman akan lebih sehat dan menjadi tidak mudah terserang hama dan penyakit. Dan yang
kedua adalah untuk mengendalikan gulma yang tumbuh disela-sela tanaman budidaya, dengan
adanya gulma yang lebat tentunya akan menambah persaingan untuk memperoleh unsur hara
dan sinar matahari yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman budidaya terganggu dan bisa
menurunkan produksi.
Pemupukan dilakukan dengan cara membuat larikan di sekeliling tanah di sekitar tanaman
yang masih termasuk ke dalam luasan piringan. Lalu pupuk NPK yang telah tersedia
kemudian dimasukkan kedalam lubang dan ditutup. Pemupukan merupakan pemberian bahan
yang dimaksudkan untuk menyediakan hara bagi tanaman. Umumnya pupuk diberikan dalam
bentuk padat atau cair melalui tanah dan diserap oleh akar tanaman. Namun pupuk dapat juga
diberikan lewat permukaan tanaman, terutama daun. bertujuan untuk menyediakan nutrisi
pada tanaman. Pada tanaman kopi, pupuk anorganik diberikan pada saat pertumbuhan
vegetatif dan generatif pada tanaman kopi yang sudah menghasilkan umur diatas 4 tahun
(TM). Pentingnya pemupukan untuk Tanaman kopi adalah menjaga daya tahan tanaman,
meningkatkan produksi dan mutu hasil serta menjaga agar hasil produksi stabil tinggi. Seperti
pada tanaman lainnya pemberian pupuk harus tepat waktu, dosis, dan jenis pupuk serta cara
pemberiannya. Semuanya tergantung pada Jenis Tanah, iklim dan umur Tanaman. Pemberian
pupuk dapat diletakkan secara melingkar disekitar akar Tanaman yang menyesuaikan dengan
Lebar Kanopi (Prastowo, 2010).
Tahap pertama yang dilakukan pada proses pemupukan yaitu menyiapkan alat dan bahan,
melakukan proses penyiangan gulma dan seresah di sekitar areal tanaman. Kemudian
membuat piringan berupa lubang dengan cetok untuk penempatan pupuk yang disesuaikan
dengan lebar tajuk tanaman. Setelah itu, pupuk urea 0,125 kg/tanaman dan SP36 0,125
kg/tanaman disebar secara merata pada alur piringan yang telah dibuat. Langkah terakhir yang
dilakukan yaitu dengan menutup alur dengan tanah. Tujuan dari pemupukan ini untuk
menambah unsur hara di dalam tanah.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini, yaitu : Perawatan tanaman kopi meliputi
kegiatan pemupukan dan pemangkasan. Pemupukan bertujuan untuk menambahkan unsur
hara bagi tanaman. Pemangkasan tanaman kopi adalah pemangkasan pemelihaaan yang
dilakukan untuk membentuk cabang produtif yang baik. semakin tinggi jumlah gulma dan
hama di lingkungan pada disekitar tanaman kopi akan mempengaruhi petumbuhan tanaman
kopi. selain itu faktor kerapatan naungan, ketinggian tempat, dan suhu lingkungan disekitar
tanaman kopi juga mempengaruhi produktivitas tanaman kopi. Apabila proses budidaya
dilakukan dengan baik dan faktor lingkungan mendukung, maka pertumbuhan tanaman kopi
akan maksimal sehingga produktifitas serta mutu tanaman kopi akan meningkat.

5.2. Saran
Ketika melakukan praktikum sebaiknya praktikan diharapkan melaksanakannya dengan
sungguh-sungguh supaya paham dan juga alat untuk praktikum sebaiknya harus disediakan
dengan alat yang bagus dan banyak supaya dalam melakukan praktikum dilapangan cepat dan
efektif.
DAFTAR PUSTAKA

AEKI. 2015. Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi di Indonesia. http://aeki.aice.org. Diakses
pada tanggal 23 mei 2022.
Alnopri, Prasetyo dan Bandi Hermawan. 2011. Idiotipe Kopi Arabika Tanaman Belum
Menghasilkan Pada Lingkungan Dataran Rendah dan Menengah. Jurnal Agrovigor
4(2)ISSN 1997-5777.
Anggara, Anies., Marini dan Sri. 2011. Kopi Si Hitam Menguntungkan: Budidaya dan
Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Cahaya Atma Pustaka.
Anita; Tabrani, Gunawan dan Idwar. 2016. Pertumbuhan Bibit Kopi Arabika (Coffea arabica
L.) Di Medium Gambut Pada Berbagai Tingkat Naungan Dan Dosis Pupuk Nitrogen.
Jom Faperta 3(2): 1-9
Supriadi, Handi dan Pranowo, Dibyo. Prospek Pengembangan Agroforestri Berbasis Kopi Di
Indonesia. Perspektif 14(2): 135-150
Suwandi. 2012. Petunjuk Teknik Perbanyakan Tanaman Dengan Cara Sambungan.
Yogyakarta: Balai Besar Penelitian Bioteknologi Ban Pemuliaan Tanaman Hutan.
Yahmadi, Mudrig. 2007. Rangkaian Perkembangan dan Permasalahan Budidaya &
Pengolahan Kopi di Indonesia. Jawa Timur: PT Bina Ilmu Offset.
Panggabean, Edy. 2011. Buku Pintar Kopi. Jakarta Selatan: PT. Agro Media Pustaka. p. 124-
132.
Prastowo, Bambang, dkk. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi. Jakarta: Pusat Penelitian
dan Pengembangan Perkebunan.p. 20-26.
Raghuramulu, Y and R. Naidu, R. 2002. The Ochratoxin-A Contamination in Coffee and its
in Food Safety Issues. http://www.indiacoffee.org/newsletter/9/ coverstory.html-16k.
Diakses pada tanggal 5 November 2017. Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budi Daya
Pengelolaan Kopi Arabika dan Robusta. Jakarta: Penebar Swadaya

Anda mungkin juga menyukai