Lulu’ Nur
Muhammad Hilman N.
23060100017 Azizah
23060100021
Beberapa kendala umum yang dihadapi dalam
agribisnis tanaman perkebunan kopi
1. HARGA PASAR YANG FULKTUTATIF
Indonesia merupakan eksportir ke-empat dunia untuk komoditi kopi,
dengan peran rata-rata sebesar 4,76 persen terhadap total ekpor dunia.
Brazil menempati posisi pertama dengan peran rata rata sebesar 24,30
persen, diikuti dengan Vietnam sebesar 17,94 persen dan Colombia
sebesar 10,65 persen (ICO, 2012). Terdapat lebih dari 50 negara tujuan
ekspor kopi Indonesia. Negara tujuan ekspor kopi Indonesia yang utama
adalah Amerika Serikat dengan peran pasar rata-rata sebesar 19,35 persen
dari total ekspor kopi Indonesia. Diikuti oleh Jepang, Jerman dan Italia,
masing-masing dengan peran pasar rata-rata sebesar 14,96; 15,88; dan
6,71 persen (Departemen Perdagangan, 2010).
Flukturasi harga untuk
tanaman perkebunan kopi
sangatlah dipengaruhi oleh
dinamika permintaan dan
juga penawaran harga kopi
di pasar global. Peningkatan
produksi kopi pada negara-
negara produsen juga
menjadi salah satu penyebab
terjadinya flukturasi harga
2. Perubahan Iklim
..
C. Praktik pertanian yg berkelanjutan D. Pendidikan dan pelatihan
Pendidikan dan pelatihan yang dapat dilakukan untuk
Praktik pertanian yg berkelanjutan bisa dilakukan para memperbaiki kondisi kesehatan tanaman ada beberapa. seperti
petani untuk mengurangi kendala tentang keterbatasan memberikan pengetahuan-pengetahuan dasar dalam pertanian
SDA ada beberapa cara. salah satunya adalah pengelolaan contohnya memberikan pelajaran tentang karakteristik tanah,
tanah yang baik, jadi para petani mulai mempraktikkan iklim, dan juga apa saja yang dapat mempengaruhi
konservasi tanah seperti penanaman tutupan tanaman prrtumbuhan dan perkembangan kopi. Selain memberi
yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan juga pembelajaran ada baiknya juga dengan langsung mempraktikkan
mengurangi erosi pada tanah sehingga mengurangi resiko apa yang telah diajarkan seperti mempraktikkan bagaimana dan
terjadinya kerusakan pada tanah tersebut. apa saja karekteristik yang ada pada tanah dan bagaimana cara
. mengatasi hal tersebut.
D. Kemitraan dan jaringan Table Slide
Kemitraan dan jaringan juga sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan kendala-kendala yang
ada pada tanaman perkebunan kopi, seperti yang sekarang sudah ada yang namanya
kemitraan petani atau kelompok para petani yang mana di dalam kelompok tersebut para
petani yang menjadi anggota dalam kelompok itu saling membantu satu sama lain untuk
menyelesaikan masalah dan juga saling bertukar informasi dan teknologi-teknologi yang dapat
digunakan untuk bertani. Kemudian juga dibutuhkan kemitraan dengan pemerintah setempat
..agar bisa membantu dan mendukung petani dengan cara mengsuplai pupuk-pupuk yang
berguna untuk membantu kesehatan tanaman dan juga meningkatkan kualitas tanaman kopi.
Jaringan bisnis juga dibutuhkan untuk mencari informasi-informasi dari perusahaan agribisnis
di tempat lain, membuat jaringan dengan produsen pupuk yang berkualitas, dan membuat
jaringan ke perusahaan yang bisa memproses kopi dengan baik. Karena jaringan dan
kemitraan adalah hal dasar bagi agribisnis yang memang menjadi penyalur dan penjual dari
hasil pertanian, agribisnislah yg menjual dan menyebarkan pada perusahaan dan juga pada
konsumen-konsumen kopi di seluruh tempat.
Beberapa kendala umum yang dihadapi dalam
agroindustri tanaman perkebunan kopi
Menurut Hariyati (2014), agroindustri kopi memiliki peluang yang cukup
besar untuk dilakukan pengembangan dimana hal tersebut dapat dilihat dari
jumlah permintaan yang mulai meningkat. Kopi bubuk merupakan salah
satu hasil pengolahan dari biji kopi yang memiliki prospek serta peluang
pasar yang baik. Kopi bubuk memiliki banyak peminat baik dari kalangan
muda hingga kalangan tua. Indonesia menjadi salah satu Negara penghasil
kopi terbesar di dunia dengan total produksi kopi pada tahun 2013 sebesar
675.881 ton dan meningkat hingga 685.089 ton pada tahun 2014
Tina Murphy
(Direktorat Jendral Perkebunan, 2014). Selain itu, Indonesia juga sebagai
Negara eksportir ke empat terbesar di dunia untuk komoditi kopi, dengan
peran rata- rata sebesar 5,87% terhadap total ekspor dunia. Brazil
menempati posisi pertama dengan peran rata-rata sebesar 38.30%, diikuti
dengan Vietnam sebesar 16,86% dan Colombia sebesar 13,29% (ICO,
2015).
Produksi Kopi Indonesia Meningkat, Capai 794 Ribu Ton
pada 2022 Kopi merupakan salah satu komoditas
perkebunan Indonesia yang banyak diminati masyarakat
lokal maupun mancanegara. Indonesia juga dikenal sebagai
salah satu produsen kopi terbesar dunia.Menurut laporan
Statistik Indonesia 2023 dari Badan Pusat Statistik (BPS),
produksi kopi Indonesia mencapai 794,8 ribu ton pada 2022,
meningkat sekitar 1,1% dibanding tahun sebelumnya.
Volume produksi kopi nasional juga konsisten meningkat
tiap tahun sejak 2020, seperti terlihat pada grafik.Pada 2022
Sumatra Selatan menjadi provinsi penghasil kopi terbesar,
yakni 212,4 ribu ton atau 26,72% dari total produksi kopi
nasional. Selanjutnya ada Lampung dengan produksi kopi
124,5 ribu ton, Sumatra Utara 87 ribu ton, dan Aceh 75,3
ribu ton.Kepulauan Bangka Belitung, Gorontalo, dan Papua
Barat menjadi provinsi dengan produksi kopi paling sedikit,
yaitu hanya 0,1 ton atau 100 kilogram (kg). Adapun
Kepulauan Riau, Maluku Utara, dan DKI Jakarta sama-sama
tidak memproduksi kopi pada tahun lalu.
Kendala Pengembangan Agroindustri Tanaman Kopi
Adapun kendala yang dihadapi dalam pengembangan agroindustri tanaman kopi
adalah:
1. Kopi merupakan produk pertanian yang 2. Produktivitas kopi yang rendah, sehingga
memiliki karakteristik mudah rusak, sehingga menyebabkan terbatasnya bahan baku untuk
membutuhkan teknologi pengolahan dan industri kopi.
pengemasan yang mampu mengatasi masalah
tersebut.