Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMANGKASAN DAN PEMUPUKAN TANAMAN KOPI

Oleh :
Golongan D/2
1. Dhoni Wira Bakti (151510501232)
2. Grace Nofrida (151510501265)
3. Nanda Tiara (151510501282)
4. Uswatun Khasanah (151510501329)

LABORATORIUM TEKNOLOGI BENIH


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tanaman kopi (Coffea spp.) merupakan tanaman perkebunan yang memiliki
nilai ekonomis yang cukup tinggi. Tanaman kopi sendiri merupakan tanaman yang
bukan berasal dari Indonesia, tanaman kopi berasal dari benua afrika yang lalu
menyebar di Indonesia pada tahun 1693. Tanaman kopi merupakan salah satu
komoditas ekspor unggulan Indonesia karena di Indonesia sendiri sangat cocok untuk
budidaya tanaman kopi. Budidaya tanaman kopi sangat diperlukan adanya
pemeliharaan supaya produksi yang dihasilkan lebih optimal. Pemeliharaan tanaman
kopi meliputi pemangkasaan, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit.
Pemangkasan merupakan tindakan kultur teknik berupa pemotongan bagian-
bagian tanaman yang tidak diinginkan pertumbuhannya seperti cabang-cabang yang
telah tua, cang kering, cabang yang saling tindih, cabak balik, cabang yang terserang
hama atau penyakit, dan cabang lainnya. Tujuan dilakukannya pemangkasan yaitu
untuk untuk menjaga keseimbangan tanaman kopi dalam memperoleh sinar mata hari,
dapat membentuk cabang-cabang yang lebih produktif sehingga produksi tanaman
kopi semakin meningkat, memperlancar sirkulasi udara untuk mengintensifkan
penyerbukan bunga, mengurangi kelembapan disekitar tanaman kopi dan
memudahkan dalam pengendalian hama dan penyakit. Jenis pemangkasan pada
tanaman kopi terbagi menjadi 2 yaitu pemangkasan tunggal dan pemangkasan ganda.
Pemangkasan tunggal merupak proses pemangkasan untuk membentuk satu batang
utama, sedangkan pemangkasan ganda merupakan proses pemangkasan untuk
membentuk dua batang utama. Perbedaan pemangkasan tunggal dan pemangkasan
ganda terletak pada produksinya, untuk pemangkasan tunggal lebih dikhususkan
untuk produksi yangyang dihasilkan berkualittas tinggi, sedangkan pemangkasan
ganda dikhususkan untuk meningkatkan hasil produksi.
Pemupukan merupakan proses penambahan unsur hara ke dalam tanah yang
dibutuhkan tanaman dan untuk membantu menyuburkan tanah sehingga tanaman
mampu menyerapnya yang digunakan untuk metabolism hidupnya. Pemupukan juga
dilakukan untuk menjaga stabilitas tanaman supaya tidak defisiensi unsur hara
sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman kopi tidak terganggu.
Pengaplikasian pupuk harus memperhatikan dosis yang akan diberikan, karena setiap
kebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda-beda. Pemberian pupuk yang berlebihan
dapat memberikan efek keracunan pada tanaman selain itu juga menghabiskan biaya
yang banyak dan tidak efesien.
Pemupukan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pemupukan dengan cara sebar
dan pemupukan pada tempat tertentu. Pemupukan dengan cara sebar yaitu
pemupukan dengan cara sederhana karena pupuk yang diberikan kemedia tanam
dilakukan dengan cara langsun disebar diatas permukaan mendia tanam saat
pengolahan tanah dan biasanya dilakukan pada tanaman semusim seperti padi dan
kacang-kacangan. Pemupukan pada tempat tertentu dapat dilakukan dengan cara
membuat lubang garis lurus atau berbentuk melingkar di bawah tajuk tanaman.
Pemupukan pada tenpat tertentu dilakukan apabila kesuburan tanah relatif lebih
rendah, populasi tanaman rendah karena jarak tanaman yang lebar, pupuk yang
digunakan sedikit, akar pada tanaman sedikit dan tidak menyebar.

1.2. Tujuan
1. Mengatur pertumbuhan vegetative tanaman kopi kearah pertumbuhan
generative yang lebih produktif.
2. Mahasiswa memahami cara melakukan pemangkasan bentuk tanaman kopi
batang tunggal.
3. Mahasiswa memahami cara pemupukan serta dosis pemupukan pada tanaman
kopi.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Hafif dkk., (2014) bahwa petani kopi sudah mengenal dan
menerapkan beberapa teknik bercocok tanam baik secara permanen maupun
berpindah. Teknik bercocok tanam meliputi pengolahan tanah, pengendalian dan
pemupukan yang dilakukan secara baik untuk mendapatkan hasil produksi yang
optimal. Teknik lainnya yang sangat penting pada tanaman kopi adalah teknik
pemangkasan cabang, pemotongan tunas dan lainnya. Pemangkasan cabang pada
tanaman kopi merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh petani untuk
meningkatkan produktivitas buah kopi di suatu lahan melalui pengelolaan lahan yang
dilakukan secara intensif. Petani pada era sekarang sudah berorientasi pada
keuntungan dari kegiatan bercocok tanam sehingga petani cenderung untuk
meningkatkan baik kualitas maupun kuantitas buah kopi.
Pemangkasan dilakukan untuk mempermudah perawatan, membentuk atau
merangsang pertumbuhan cabang baru yang produktif dan mempermudah pengaturan
cahaya yang masuk serta mempermudah proses pengendalian hama dan penyakit.
Pemangkasan akan menghasilkan jumlah cabang yang lebih sedikit dan pengaturan
posisi daun yang lebih teratur sehingga intensitas cahaya matahari yang menembus ke
permukaan daun lebih baik tidak terlalu terik atau tidak terlalu lembab. Intensitas
cahaya yang terlalu tinggi akan menyebabkan kekurangan air akibat dari kelembaban
rendah sehingga kadar air tanaman dan tanah berkurang. Kondisi kekurangan air akan
mengakibatkan laju fotosintesis terhambat karena terjadi sel penjaga stomata tidak
dapat menutup. Intansitas cahaya yang terlalu rendah akan mengakibatkan tanaman
tidak dapat berfotosintesis karena sel stomata selalu menutup (Mulyono, dkk., 2016).
Pemangkasan tanaman kopi terdiri dari tiga jenis pemangkasan yaitu pemangkasan
bentuk, pemangkasan produksi atau pemeliharaan dan pemangkasan rejuvinasi atau
peremajaan. Pemangkasan bentuk bertujuan untuk membentuk kerangka tanaman
agar kuat dan seimbang. Pemangkasan produksi atau pemeliharaan bertujuan untuk
mempertahankan bentuk dan menciptakan cabang produktif. Pemangkasan rejuvinasi
bertujuan untuk menumbuhkan batang muda (Atrisiandy K., 2015).
Pemangkasan produksi dilakukan dengan memangkas cabang yang dapat
menggagu pertumbuhan dan perkembangan cabang plagiotrop dan orthotrop sebagai
cabang penghasil buah. Pertumbuhan cabang plagiotrop dipengaruhi kapasitas beban
buah yang ada pada cabang tersebut. Cabang yang memiliki kapasitas buah yang
banyak akan mengalami pertumbuhan yang cepat sedangkan cabang yang kapasitas
buah nya sedikit cenderung tidak berkembang atau berkembang namun tidak berbuah
(Covre et al., 2016). Cabang yang dipangkas yaitu cabang balik, cabang saling tindih,
cabang yang tumbuh sebelah bawah dan atas cabang utama, cabang cacing, cabang
yang terserang hama penyakit, cabang kipas, cabang baru dan cabang air.
Menurut Rusli dkk., (2015) bahwa pemeliharaan tanaman kopi lainnya yang
harus diperhatikan adalah proses pemupukan. Proses pemupukan yang optimal pada
tanaman kopi sangat dibutuhkan pada fase vegetatife dimana asupan hara yang
dibutuhkan relatif tinggi. Pemupukan yang berimbang sangat baik untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk berimbang yaitu pupuk NPK sesuai
dosis yang telah ditentukan. Pemberian pupuk atau pengaplikasian juga harus
diperhatikan dengan menyesuaikan kondisi lingkungan tanaman. Pengaplikasian
pupuk pada tempat tertentu diterapkan jika pupuk yang diberikan sedikit, kesuburan
tanah relatif rendah, populasi tanaman sedikit dan volume akar tidak tersebar.
Pemberian pupuk yang tidak memperhatikan cara penerapan dan jenis formulasi akan
sama dengan tanaman yang tidak dipupuk sehingga pupuk yang diberikan tidak
mempengaruhi tanaman (Ibiremo dan Okanbi, 2016).
Menurut Avelino et al., (2012) bahwa Pengaplikasian pupuk pada tanaman kopi akan
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman kopi menjadi lebih baik
selain itu pemupukan pada tanaman kopi akan menurunkan resiko terjadinya
serangan hama penyakit pada daun kopi sehingga akan mempengaruhi proses
fotosintesis dan pembentukan buah kopi. Pemupukan dapat menstimulasi ketahanan
tanaman terhadap cekaman biotik maupun abiotik sehingga ketika tanaman sakit
secara cepat tanaman akan kembali sehat. Pemupukan dapat dilakukan sdengan
menerapkan lima tepat yaitu tepat cara, tepat tempat, tepat dosis, tepat jenis dan tepat
waktu.
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan praktikum dengan acara Pemangkasan dan Pemeliharaan
Tanaman Kopi dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 Oktober 2017 di Fakultas
Pertanian Universitas Jember pukul 15.10 WIB – selesai.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Kamera
2. Alat tulis
3. Gunting pangkas
4. Pupuk N, P, K
5. Cangkul
6. Sabit
7. Meteran

3.2.2 Bahan
1. Tanaman kopi

3.3 Pelaksanaan Praktikum


3.3.1 Pemangkasan
1. Menentukan tanaman yang akan diperlakukan.
2. Melakukan pemangkasan bentuk dengan :
a. Memotong batang TMB/TMI dengan ketinggian 1 m dan memotong 3
cabang primer dengan ketinggian 80-100 cm sebagai unit tangan
etape 1. Melakukan pemotongan pada ruas ke-2-3 dan menghilangkan
pasangan batang primer yang dipotong.
b. Menyeleksi tunas yang tumbuh pada cabang primer yang telah
dipotong dengan menyisakan tunas yang kokoh.
c. Menghilangkan semua wiwilan yang tumbuh agar percabangan
menjadi kuat.
d. Setelah batang dan etape 1 tumbuh kuat, memelihara wiwilan yang
tumbuh ke atas sebagai bayote dan 2-3 cabang plagiotrop terbawah.
e. Membentuk calon tangan etape 2 pada ketinggian 120-140 cm dengan
cara yang sama dengan membuat etape 1 namun berbeda arahnya.
f. Setelah etape 2 terbentuk, membuat etape 3 dengan ketinggian 160-
180 cm. perlakuannya sama dengan pembentukan etape 1 dan 2
sehingga membentuk pangkasan mersi.
3.3.2. Pemupukan
1. Menimbang berat pupuk yang akan diaplikasikan sesuia kebutuhan
tanaman kopi yang ada.
2. Membersihkan lahan di sekitar tanaman kopi dengan menggunakan
cangkul/sabit dengan jarak proyek tajuk pohon (lebih kurang 1 m).
3. Membuat parit melingkar pohon sedalam lebih kurang 10 cm.
4. Menaburkan pupuk pada alur yang melingkar piringan tajuk tanaman
sedalam 10 cm.
5. Menutup kembali alur pupuk tersebut dengan tanah.

2.4. Variable Pengamatan


Praktikum Pemangkasan dan Pemeliharaan Tanaman Kopi variabel pengamatan
yang diamati adalah bagian cabang-cabang yang akan dipangkas seperti cabang air,
cabang cacing, tunas baru, dan cabang balik serta sanitasi dan pemberian pupuk.
2.5. Analisis Data
Dilakukan secara deskriptif, yaitu menjelaskan data yang telah diperoleh
berdasarkan variable pengamatan yang telah diamati sebelumnya.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel. Pemeliharaan Tanaman Kopi
No. Gambar Keterangan
1. Pemangkasan tunas air Kegiatan:
Memangkas tunas air tanaman
kopi.

Alasan :
Untuk mengoptimalkan
pertumbuhan batang orthotrop
dan tidak terganggu oleh tunas
air.

2. Pemangkasan cabang baru Kegiatan:


memangkas tunas baru/ wiwilan
tanaman kopi
Alasan:
karena tunas baru akan
menggangu pertumbuhan dari
cabang produksi yang sudah
dipelihara dan dipertahankan
3. Pemangkasan cabang saling tindih Kegiatan: memangkas cabang
yang saling tindih
Alasan : Agar tidak menindih
cabang bawahnya dan untuk
mengoptimalkan cabang
plagiotrop.

4. Pemangkasan cabang balik Kegiatan : Memangkas cabang


balik
Alasan : Agar tidak menggangu
pertumbuhan cabang utama.

5. Pemangkasan cabang kipas Kegiatan :


Memangkas cabang kipas
Alasan :
Agar terjadi efisiensi cadangan
makanan karena cabang kipas
keberadaannya tidak terlalu
penting.
6. Pembersihan dan pencangkulan Kegiatan:
membersihkan dan mencangkul
daerah sekitar pohon untuk
pembuatan alur
Alasan:
agar daerah sekitar terlihat
bersih dan pembuatan alur untuk
pengaplikasian pemupukan
7. Pemupukan Kegiatan:
memupuk sesuai dengan alur
yang telah dibuat
Alasan:
guna memenuhi kebutuhan
unsur hara, menyuburkan tanah,
memicu pertumbuhan dan
perkembangan tanaman dengan
tidak terganggu

8. Penutupan pupuk Kegiatan :


Menutup pupuk yang disebar
diareal tanaman kopi dengan
tanah
Alasan :
Agar tidak terjadi pelindiran
pada saat hujan dan
mempermudah penyerapan
unsur hara oleh akar tanaman
kopi.
9 Penyiraman Kegiatan:
menyiram pada alur yang telah
dilakukan pemupukan
Alasan:
agar mudah diserap tanah yang
kemudian akan disalurkan ke
seluruh tubuh tanaman
4.2 Pembahasan
Pemeliharaan pada tanaman kopi dapat dilaksanakan dengan beberapa
perlakuan, yaitu pemangkasan, pemupukan, dan pengendalian OPT. Praktikum kali
ini akan membahas perihal pemangkasan serta pemupukan, dimana pemangkasan
yang dilakukan berupa pemangkasan produksi juga pemangkasan rehabilitasi.
Pemupukan yang dilakukan pada praktikum kali ini menggunakan pupuk anorganik,
berupa urea, SP36, dan KCl. Pemangkasan tanaman kopi ini dilakukan bertujuan
menciptakan pertumbuhan tanaman yang sehat dan produktif, sehingga pertumbuhan
dan perkembangan tanaman dapat berfokus terhadap bagian tanaman yang
membutuhkan unsur nutrisi dalam menghasilkan produktivitas.
Menurut Mulyono dkk (2016), tanaman kopi yang tumbuh dengan rimbun dan
tak beraturan mampu menghambat tingkat produktif tanaman. Kondisi tanaman yang
seperti itu akan menyebabkan sulitnya cahaya matahari menembus permukaan
seluruh permukaan daun sehingga proses fotosintesis pada tanaman tidak terjadi
secara maksimal. Hal lain yang terjadi adalah meningkatkan kelembaban udara yang
berpengaruh terhadap stomata pada daun. Stomata daun akan menutup akibat
kelembaban yang tinggi, dimana penutupan stomata daun ini bertujuan untuk
mencegah pembekuan jaringan tumbuhan. Bagian cabang non- produktif yang harus
dilakukan pemangkasan berupa cabang balik, cabang saling tindih, cabang cacing,
cabang kipas, wiwilan, dan tunas air.
Pemangkasan ini harus dilakukan dengan tepat dan benar agar tujuan yang
diharapkan dapat terpenuhi. Penentuan cabang non- produktif harus dapat dianalisis
dan dipangkas dengan tepat. Kesalahan pemangkasan pada tanaman kopi ini akan
berpengaruh fatal terhadap hasil panen yang akan diperoleh, dimana akan terjadi
penurunan produksi pada hasil biji kopi yang dipengaruhi oleh asimilasi fotosintesis
yang rendah. Pemangkasan cabang non- produktif dilakukan untuk mendukung
perkembangan bakal bunga tanaman kopi yang selanjutnya menjadi buah yang
diharapkan oleh pembudidaya, sehingga produksi cenderung stabil (Tri dkk., 2015).
Tanaman kopi yang telah dipangkas dengan benar selanjutnya dilakukan
pemupukan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara pada tanaman, baik menambah
maupun mengganti unsur hara yang hilang. Pemupukan praktikum kali ini dengan
mengaplikasikan 160 gram pupuk urea, 222 gram pupuk SP36, dan 160 gram pupuk
KCl. Pupuk tersebut diaplikasikan pada bagian bawah tajuk tanaman dengan jarak ±
30- 50 cm dari batang tanaman yang telah diberi jalur melingkari tanaman.
Kedalaman jalur tanaman yang efektif adalah sekitar 10 cm. Pemupukan pada
tanaman kopi ini harus dilakukan setelah lingkungan tanaman telah disanitasi atau
bersih dari gulma maupun kotoran lain untuk menghindari kesalahan fokus
penerimaan unsur hara. Pupuk urea yang mengandung unsur nitrogen membutuhkan
proses fiksasi unsur N yang ditentukan oleh luas penampang daun tanaman.
Penampang daun yang semakin luas akan memberikan hasil asimilasi fotosintesis
tanaman yang besar. Hal tersebut akan memberikan cadangan makanan yang optimal.
(Dewantara dkk., 2017).
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Pemangkasan tanaman kopi dilakukan dengan tujuan menghilangkan cabang-
cabang yang dapat mengganggu pertumbuhan dan reproduksi tanaman kopi.
Pemangkasan yang dilakukan adalah pemangkasan produk, pemangkasan yang
dilakukan kali ini adalah pada cabang cacing, cabang balik, tunas baru, dan cabang
air. Pemupukan merupakan proses pemberian tambahan unsur hara yang dibutuhkan
tanaman, pemupukan yang dilakukan kali ini adalah menggunakan pupuk urea, KCL
dan SP-36.

5.2 Saran
Praktikum pemangkasan dan pemeliharaan tanaman kopi sudah berjalan dengan
baik, namun pada saat dilakukannya pemangkasan banyak praktikan yang belum
mengetahui bagian mana yang harus dipangkas. Sebaiknya asisten tetap mengawasi
dan memberi pengarahan saat jalannya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Atrisiandy K. 2015. Pemangkasan Kopi. Sumatera Utara: Balai Pengkajian Teknologi


Pertanian.
Avelino J., A. R. Gurdian, H. F. C. Cueliar and F. A. J. Declerck. 2012. Landscape
Context And Scale Differentially Impact Coffee Leaf Rust, Coffee Berry Borer,
And Coffee Root-Knot Nematodes. Ecological Applications, 22(2): 584–596
Covre, M. A., F. L. Partelli, R. Bonomo, H. Braun and C. P. Ronchi. 2016. Vegetatife
Growth of Conilon Coffe Plants Under Two Water Conditions in The Atlantik
Region of Bahia State Brazil. Acta Scientiarum, 38(4): 535-545.
Dewantara, F. R., J. Ginting, dan Irsal. 2017. Respons Pertumbuhan bibit Kopi
Robusta (Coffea robusta L.) terhadap berbagai Media Tanam dan Pupuk
Organik Cair. Agroekoteknologi FP USU, 5(3): 676- 684.
Hafif, B., B. Prastowo dan B. R. Prawiradiputra. Pengembanagan Perkebunan Kopi
Berbasis Inovasi di Lahan Kering Masam. Pengembanagan Inovasi Pertanian,
7(4): 199-206.
Ibiremo O. S. and O. S. O. Akanbi. 2016. Soil propertise and Nuterient Uptake of
Coffee Seedlings as Influenced by NPK fertilizer Formulations in Ibadan,
Southwest, Nigeria. Applied Science and Technology, 12(3): 1-8.
Mulyono, Hairunnas dan Kaslil. 2016. Akibat pola Pemangkasan terhadap Kualitas
dan Rendemen Kopi Arabika (Coffea Arabica L.). Ilmiah Research, 2(3): 53-68.
Rusli, Sakiroh, Dan E. Wardiana. 2015. Pengaruh Pemupukan terhadap Pertumbuhan,
Hasil dan Kualitas Biji Empat Klon Kopi Robusta di Tanah Podsolik Merah
Kuning, Lampung Utara. Tidp, 2(2): 107-112.

Tri, Merry., S. Raharto, dan T. Agustina. 2015. Prospek Pengembangan Komoditas


Kopi Robusta di PT. Kaliputih Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember.
JSEP, 8(2): 11-24.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai