DISUSUN OLEH :
Erva Retno Puspitasari 22721036
Fajar Hidayat 22721037
Zaky Mubarok 22721054
Imron Maulana 22721040
Riski pratama 22721042
I. PENDAHULUAN........................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................3
1.2 Tujuan........................................................................................................4
II. TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5
2.1 Morfologi Tanaman Kopi........................................................................5
2.2 Pendederan Benih Kopi...........................................................................5
2.3 Pendederan Stek Kopi..............................................................................6
2.4 Penyambungan (Grafting) Bibit Kopi....................................................7
2.5 Pemangkasan Bentuk Berbatang Tunggal.............................................8
2.6 Pemangkasan Bentuk Berbatang Ganda..............................................10
2.7 Pemangkasan Rejuvinasi Tanaman Kopi............................................10
2.8 Pemupukan.............................................................................................11
III. METODOLOGI....................................................................................13
3.1 Waktu dan Tempat.................................................................................13
3.2 Alat dan Bahan........................................................................................13
3.3 Prosedur Kerja........................................................................................15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................19
4.1 Morfologi Tanaman Kopi......................................................................19
4.2 Pendederan Benih Kopi.........................................................................19
4.3 Pendederan Stek Kopi............................................................................19
4.4 Penyambungan (Grafting) Bibit Kopi..................................................19
4.5 Pemangkasan Bentuk Berbatang Tunggal...........................................19
4.6 Pemangkasan Rejuvinasi Tanaman Kopi............................................20
4.7 Pemupukan..............................................................................................20
V. KESIMPULAN..........................................................................................21
2
I. PENDAHULUAN
3
Dalam praktek pembudidayaan kopi seringkali dihadapkan pada kendala biji yang
mengalami dormansi, artinya mengalami masa istirahat atau tidak dapat
berkecambah meskipun ditempatkan pada situasi yang ideal. Penyebab terjadinya
2 dormansi biji kopi karena mempunyai kulit biji yang keras dan strukturnya
terdiri dari lapisan sel-sel berupa palisade berdinding tebal terutama di permukaan
paling luar, bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin dan bahan kutikula
sehingga air dan udara yang dibutuhkan dalam proses perkecambahan tidak dapat
masuk dalam biji, oleh karena itu benih kopi membutuhkan waktu yang lama
untuk berkecambah.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini mahasiswa mampu memahami langkah-langkah
sebelum menanam dan mahasiswa mampu untuk memelihara tanaman kopi agar
budidaya tersebut memperoleh tanaman yang memiliki produktivitas yang tinggi.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
5
menjadi tanaman yang berkualitas bisa ditanam dilapangan, walaupun demikian
bibit (tanaman muda) pada umumnya belum bisa ditanamn secara langsung di
lapangan karena sifat-sifatnya antara lain peka terhadap sinar matahari langsung,
suhu yang tinggi, dan sebagainya.
Bedengan persemaian yang dibuat harus memenuhi syarat, untuk
mendapatkan media tumbuh perkecambahan yaitu dengan mencangkul lokasi
persemaian sedalam sekitar 20-30 cm, keadaan tersebut dimaksudkan agar media
tembapat benih didederkan menjadi gembur.
Untuk mendapatkan lingkungan optimal bagi pertumbuhan benih atau
bibit sesuai dengan persyaratan yang dikehendaki, salah satu upaya yang dapat
dilakukan yaitu dengan membuat bangunan pembibitan ataupun berupa naungan
yang secara umum fungsi naungan tersebut adalah mengatur intensitas cahaya
matahari dipersemaian dan pembibitan, mengatur kelembaban dan suhu di
persemaian dan pembibitan, dan mengurangi kerusakan bibit dari percikan air
hujan/angin secara langsung.
Biji yang digunakan sebagai benih pada kopi Robusta adalah hasil dari
perbanyakan generatif, dapat diperoleh dari kebun sendiri ataupun kebun induk.
Sedangkan untuk kopi Arabika pemilihan buah untuk bibit sama dengan kopi
Robusta.
Benih yang akan disemaikan dalam pembuatannya dilakukan tahapan
sebagai berikut: pemilihan bahan induk, pemilihan buah, pengolahan benih, dan
pemilihan biji. Pemilihan biji setelah benih dikeringkan dengan kriteria sebagai
berikut
1) Biji tidak cacat, ukuran sedang, dan tidak keriput.
2) Tidak terserang hama dan penyakit.
3) Kadar air minimal 28%.
6
Bahan stek menggunakan tunas air (wiwilan) yang berasal dari kebun
entres. Stek dari wiwilan yang diperoleh dari kebun produksi pada umumnya
kurang baik. Ruas wiwilan yang baik untuk dijadikan stek adalah ruas 1-3 dari
ujung tunas. Semakin tua umur stek semakin kecim daya perakarannya. Stek
dibuat satu ruas yang dipotong runcing sepanjang 7-10 cm dengan sepasang daun
yang dikuir hingga 4 cm.
Stek diperakaran pada media yang terdiri dari campuran tanah dan pasir
dengan perbandingan 1:1 atau 1:2 (makin berat jenis tanahnya makin banyak
pasirnya). Tebal media sekitar 20 cm, dengan diberi lapisan kerikil dibawahnya
untuk memperbaiki drainase. Stek ditanam sampai daunnya hampir menyentuh
media dengan jarak tanam 5 x 10 cm.
Stek dapat diperakaran dalam bak stek atau bedengan stek. Perakaran stek dalam
bak stek kondisi pertumbuhan dapat diatur lebih mudah daripada dibedengan stek.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan stek yang perlu diatur adalah
kelembaban udara, temperatur, dan intensitas cahaya.
Stek sudah berakar dalam waktu 10-12 minggu. Stek tersebut perlu
dipelihara dulu di pembibita sebelum ditanam dilapang. Di pembibitan stek
ditanam pada jarak 20 x 20 cm atau 20 x 25 cm. Selain itu bibit stek dapat
dipelihara dalam polibag. Setelah 8 – 10 bulan stek di pembibitan, maka bibit stek
dapat dipindah ke pertanaman.
7
a) Memiliki susuan perakaran yang luas dan kuat.
b) Tahan terhadap penyakit yang menyerang akar.
c) Dapar ditanam pada berbagai keadaan tanah dan iklim.
d) Tingkat pertumbuhan benih tinggi
e) Mudah dan cocok disambung dengan batang atas.
f) Pertumbuhan tanaman/bibit normal dan bagus.
Penyambungan biasanya dilakukan sewaktu tanaman muda telah berumur 1
tahun dan masih wberada di pembibitan. Batang atas diambil dari kebun entris
(tunas air) dari tanaman yang mempunyai sifat-sifat yang dikehendaki dan ukran
batangnya sama dengan ukuran batang bawah.
8
belum produktif, pertumbuhannya diarahkan untuk membentuk suatu kerangka
mahkota pohon sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Pelaksanaan dari pemangkasan bentuk berbatang tunggal pada tanaman
kopi terdiri dari dua macam kegiatan yaitu pemenggalan batang (ropping) dan
penyunatan beberapa cabang primer
Pemenggalan batang bertujuan untuk: (a) supaya tanaman kopi tidak
terlalu tinggi sehingga memudahkan pemeliharaan dan pemanenan hasil, (b)
supaya pertumbuhan cabang lateral menjadi lebih kuat dan lebih panjang, dan (c)
supaya pertanaman cepat menutup tanah sehingga dapat mencegah pertumbuhan
gulma dan erosi tanah.
Cara melaksanakan pemanggalan tanaman kopi adalah sebagai berikut:
Pemenggalan satu kali, tanpa bayonet. Cara ini dilaksanakan pada tanaman kopi
yang sehat dan kuat, dipenggal pada ketinggian 180 cm untuk kopi Robusta dan
cm untuk kopi Arabika.
Pemenggal bertingkat dengan bayonet. Cara ini dilakukan pada tanaman kopi
yang pertumbuhannya kurang kuat, sehingga pemenggal batang kopi dilakukan 2-
3 kali. Kalau pertumbuhan pohon kopi agak lemah maka pemenggalan dilakukan
dua kali, sedangkan kalau pertumbuhan pohon kopi lemah maka pemenggalan
dilakukan sebanyak tiga kali yaitu menggunakan sistem Semeru dan sistem
Bangelan.
Penyunatan beberapa cabang primer bertujuan untuk mendorong terbentuknya
reproduksi cabang primer dalam jumlah yang banyak, dengan bentuk percabangan
yang kuat, letaknya teratur dan arahnya tersebar.
Pada kopi Robusta dipilih 2-3 cabang primer yang kuat yang terletak pada
ketinggian pertama 60-80 cm, kedua 120-140 cm, dan ketiga 180 cm. Cabang-
cabang primer tersebut dipotong ditinggalkan 2-3 ruas dari batang. Letak cabang
primer harus tersebar arahnya, sehingga bila tunas sertu tumbuh membentuk
reproduksi cabang primer tidak saling menutupi. Dengan demikian kelak
diharapkan diperoleh 2-3 tingkatan percabangan.
9
2.6 Pemangkasan Bentuk Berbatang Ganda
Pada pemangkasan berbatang ganda, batang pook ditumbuhkan bebrapa
batang dan selanjutnya pemangkasan dilakukan pada batang-batang tersebut,
sehingga selalu dikerjakan peremajaan batang.
Pemangkasan bentuk berbatang ganda bertujuan untuk membentuk suatu
tunggul penyangga untuk menumbuhkan batang atasnya. Pembentuka tunggul-
penyangga dan pembantukan batang ganda dapat dilakukan sebagai berikut:
Pemeliharaan wilwilan dari pangkal batang pokok ( metode banyuwangi )
Menanam batang pokok dengan arah miring ( sekitar 45derat ) atau
mencodongkan batang pokok, sehingga dapat merangsang tumbuhnya wiwilan
guna mendapatkan batang ganda ( metode toraja )
Merundukan batang pokok padabtanaman kopi muda sehingga dapat
mendorong tumbuhnya wiwilan untuk menumbuhkan batang ganda ( metode
agobiado )
Menunggul batang pokok pada tanaman kopi muda ataupun pada tanaman kopi
tua, sehingga dari wiwilan yang tumbuh di[pilih untuk mendapatkan batang ganda
( metode kandelaber ).
10
1. Pemangkasan rejuvinasi total, yaitu bila seluruh pohon kopi dari suatu
areal/blok direjuvinasi dengan serentak.
2. Pemangkasan rejuvinasi selektif, yaitu bila pohon-pohon kopi dari suatu
areal/blok tidak direjuvinasi semua, tetapi dipilih pohon-pohon yang
tertentusaja.
3. Pemangkasan rejuvinasi sistematis, yaitu bila seluruh pohon kopi dari
suatu arcal akan direjuvinasi, tetapi pelaksanaannya secara bertahap yaitu
tahap pertama 50% dan tahap berikutnya 50%
4. Berdasarkan pada bagian tanaman yang akan direjuvinasi, pemangkasan
rejevinasi dapat dibedakan menjadi rejuvinasi batang dan rejuvinasi
cabang Rejuvinasi batang dan cabang dapat dilakukan secara total,
selektif, dan sistematis.
2.8 Pemupukan
Pemupukan adalah setiap usaha pemberian pupuk yang bertujuan
menambah persediaan unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk
meningkatkan produksi dan mutu hasil tanaman. Hal penting yang perlu
diperhatikan dalam pemupukan tanaman kopi meliputi kebutuhan pupuk, manfaat
pemupukan, jenis dan dosis pupuk, saat pemupukan, efisiensi pemupukan, dan
cara pemupukan.
Tanaman kopi mengambil unsur hara dari dalam tanah untuk pertumbuhan
vegetatif serta pertumbuhan generatif. Untuk mengetahui kebutuhan pupuk.
diperlukan analisis tanah dan analisis daun tanaman serta sedapat mungkin
dilengkapi dengan percobaan lapangan.
Pemupukan bisa efektif dan menguntungkan apabila sebelum dilakukan
pemupukan dilakukan:
1. Pengaturan naungan, pemupukan tidak banyak memberikan kenaikan
produksi apabila naungan terlalu gelap.
2. Pemangkasan. pupuk baru diberikan setelah tanaman kopi dipangkas
dengan demikian sebagian unsur hara tidak terbuang melalui cabang-
cabang dan wiwilan yang dipangkas sesudahnya.
3. Perlakuan tanah, teras harus dipelihara dan bersih dari gulma.
11
Cara pemberian pupuk ada tetapi yang umum dilakukan adalah dengan
cara melingkar dan cara disebar. Pada cara melingkar yaitu dengan membuat parit
dangkal pada lingkaran tajuk tanaman, sedangkan cara disebar pupuk TSP, KCl,
dan Kleserit disebar pada setengah lingkaran serta Urea pada setengah Lingkaran.
12
III. METODOLOGI
13
1) Pisau okulasi atau cutter
2) Label untuk nama
3) Kantung plastik
4) Tanaman kopi muda untuk batang bawah
5) Kebun entris tanaman kopi
3.2.8 Pemupukan
14
Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum pemupukan tanaman kopi
adalah sebagai berikut
1) Cangkul
2) Garpu
3) Sabit
4) Pupuk TSP, KCI, Urea, dan Kieserit
5) Gembor
6) Timbangan pupuk
7) Tanaman kopi di lapangan siap untuk dipupuk
15
3) Jarak tanam stek dalam bedengan adalah 5 cm x 10 cm.
4) Stek dibuat satu ruas yang dipotong runcing sepanjang 7 – 10 cm
dengan sepasang daun yang dikupir hingga 4 cm.
5) Sebelum stek dideder, terlebih dahulu direndam dalam larutan ZPT.
6) Setelah stek dideder lalu diberi sungkup plastik putih agar kelembaban
dalam bedengan tetap tinggi.
16
4) Lakukan pemenggalan batang pada ketinggian 180 cm (tanpa bayonet)
jika pertumbuhan tanaman kopi kuat, pemenggalan satu bayonet pada
tanaman kopi yang pertumbuhannya agak lemah, dan pemenggalan dua
bayonet pada tanaman yang pertumbuhannya lemah.
5) Penyunatan dilakukan pada ruas ketiga pada ketinggian: pertama 60-80
cm. kedua 120-140 cm, dan ketiga 180 cm. Letak cabang harus tersebar
sehingga reproduksi cabang primer tidak saling menutupi, dengan
demikian nantinya diharapkan diperoleh 3 tingkatan percabangan.
3.3.8 Pemupukan
17
1) Mahasiswa akan dibawa kepertanaman kopi yang siap untuk dipupuk di
kebun Politeknik Negeri Lampung untuk melakukan pemupukan
dengan cara melingkar dan cara disebar sebanyak 10 tanaman
2) Lakukan pemupukan dengan cara melingkar yaitu dengan membuat
parit dangkal pada lingkaran tajuk tanaman sedalam 10 cm dan selebar
cangkulan.
3) Pupuk TSP, KCI, dan Kieserit yang telah dicampur terlebih dahulu
ditempat- kan pada setengah lingkaran parit, sedangkan Urea pada
setengah lingkaran yang tersisa. Kemudian parit ditutup untuk
mencegah penguapan.
4) Pada cara disebar pupuk TSP, KCI, dan Kieserit yang telah dicampur
disebar rata pada setengah lingkaran, berjarak 10 cm dari batang
tanaman dan selebar tajuk tanaman. Sedangkan Urea pada setengah
lingkaran yang lain.
5) Selanjutnya digarpu sehingga pupuk tertutup oleh tanah hasil garpuan.
18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
19
Pemangkasan yang digunakan pada tanaman, terutama tanaman buah-
buahan seperti pohon jeruk, apel, atau pir. Teknik ini dilakukan dengan cara
mempertahankan satu batang utama dan memangkas cabang-cabang lainnya
sehingga tanaman tumbuh dengan satu batang utama yang kuat. Tujuannya
membentuk struktur pohon yang lebih teratur dan memudahkan perawatan serta
panen buah yang lebih baik.
4.7 Pemupukan
Jenis Pupuk: Gunakan pupuk yang khusus untuk tanaman kopi atau pupuk
yang memiliki kandungan unsur hara utama seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan
kalium (K). Pupuk organik juga bisa digunakan untuk meningkatkan kesuburan
tanah.
Waktu Pemupukan: Pemupukan biasanya dilakukan pada awal musim hujan dan
setelah panen. Dosis pupuk dan frekuensinya akan tergantung pada kondisi tanah
dan varietas kopi yang Anda tanam.
Dosis: Pastikan Anda mengikuti dosis yang dianjurkan untuk jenis pupuk
yang digunakan. Pupuk yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat
merugikan tanaman.
Pendistribusiannya: Usahakan pupuk disebarkan secara merata di sekitar
akar tanaman, jangan langsung menyentuh batang atau daun kopi
Pemupukan Daun: Pupuk daun juga bisa digunakan sebagai tambahan,
tetapi gunakan dengan hati-hati dan sesuai dengan petunjuk produsen.
Pengawasan: Pantau kondisi tanaman kopi dan tanah secara berkala untuk
memastikan pemupukan yang tepat sesuai dengan kebutuhan tanaman.
20
V. KESIMPULAN
Kopi adalah salah satu tanaman perkebunan di Indonesia dan hal ini telah
menjadikan Indonesia sebagai negara produsen kopi terbesar keempat di dunia
setelah Brasil, Vietnam, dan Colombia dengan jumlah produksi kopi sedikitnya
690.000 ton atau 6,87 % dari total produksi kopi dunia pada musim panen
2017/2018 yang terdiri dari jenis kopi arabica dan robusta (ICO, 2018a).
Luas lahan perkebunan kopi di Indonesia mencapai 1,2 juta hektar (ha)
yang terdiri dari luas lahan perkebunan kopi robusta mencapai 912 ribu ha dan
sisanya merupakan luas lahan perkebunan kopi arabika. Sebanyak 41 ribu ha dari
lahan perkebunan kopi terdapat di Sumatera Barat dan hampir 22 ribu ha
merupakan lahan perkebunan kopi robusta.
Kegiatan budidaya tanaman kopi meliputi pendederan benih, pendederan
stek, penyambungan batang (grafting), pemangkasan, dan pemupukan.
21