Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BUDIDAYA PERTANIAN DALAM PERSPEKTIF AL QURAN

PEMELIHARAAN TANAMAN KOPI DENGAN PENGAJIRAN, PEMANGKASAN,


PENGENDALIAN OPT

Disusun Oleh:
Kelompok 7
Muhammad Faqih Wahana (20220210054)
Dyah Tutur Wulandari (20220210056)
Azuma Wiranto (20220210059)
Singgih Pambudi (20220210060)
Saskanti Saskara Anindyajati (20220210061)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2023
Daftar Isi

PEMELIHARAAN TANAMAN KOPI DENGAN PENGAJIRAN, PEMANGKASAN,


PENGENDALIAN OPT..................................................................................................................1
Daftar Isi..........................................................................................................................................2
I. PENDAHULUAN........................................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................................3
B. Perumusan Masalah.................................................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................................................4
II. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................................5
A. Pengajiran Pada Tanaman Kopi............................................................................................5
B. Pemangkasan Pada Tanaman Kopi.......................................................................................6
1. Pemangkasan.....................................................................................................................6
2. Jenis Pemangkasan............................................................................................................6
3. Pemangkasan Peremajaan/Rejuvenasi..............................................................................8
C. Pengendalian OPT Terhadap Tanaman Kopi.......................................................................9
1. Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei)...............................................................9
III. KESIMPULAN........................................................................................................................11
Daftar Pustaka................................................................................................................................12
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang cukup tinggi di antara tanaman
perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya
berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga sebagai sumber penghasilan petani kopi
di Indonesia. Bentuk usaha perkebunan kopi di Indonesia didominasi oleh perkebunan rakyat
(PR) dengan porsi 96% dari total area di Indonesia, 2% perkebunan besar swasta (PBS).
Komposisi tersebut menunjukkan peranan petani kopi dalam perekonomian nasional cukup
signifikan. Sebaran kopi di Indonesia tidak merata di seluruh daerah atau provinsi sehingga hal
ini akan menyebabkan wilayah-wilayah basis komoditas kopi di Indonesia hanya terpusat pada
beberapa daerah atau provinsi saja.

Salah satu yang mempengaruhi produksi kopi adalah penerapan teknik budidaya tanaman.
Teknik budidaya tanaman kopi yang penting dilakukan adalah pembibitan, pembukaan dan
persiapan lahan, penanaman penaung, persiapan tanam dan penanaman kopi, pemeliharaan, serta
penanganan panen dan pasca panen (Tim Karya Tani Mandiri, 2010). Kegiatan pemeliharaan
tanaman kopi meliputi penyulaman, pengendalian gulma, pemupukan, pemangkasan, serta
pengendalian hama dan penyakit (Prastowo et al., 2010). Teknik budidaya yang penting dalam
peningkatan produksi kopi adalah pemangkasan.

Pemangkasan dilakukan untuk mencapai produksi yang optimal. Selain itu pemangkasan sangat
berguna untuk memudahkan pemungutan hasil (panen) (Panggabean, 2011). Manfaat dan fungsi
pemangkasan umumnya agar pohon tetap rendah sehingga mudah perawatannya, membentuk
cabang-cabang produksi yang baru, mempermudah pengendalian hama dan penyakit.
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Mengetahui apa itu pengertian pengajiran pada tanaman kopi?
2. Pemangkasan pada tanaman kopi
3. Pengendalian OPT pada tanaman kopi

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian tentang pengajiran tanaman kopi
2. Mengetahui pemangkasan tanaman kopi
3. Mengetahui tentang cara pengendalian OPT pada tanaman kopi
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengajiran Pada Tanaman Kopi
Pengajiaran/ Ajir adalah alat penegak yang terbuat dari batang bambu atau tongkat
bilahan bambu berfungsi sebagai penyangga batang, tempat bersandar pohon atau
merambatnya untuk tanaman peredu dan sejenisnya, dapat di pasang setelah selesai
membuat pembubuhan dan selesai mensterilkan kebun bisa juga berfungsi sebagai
penanda, misalnya: batas petak, baris tanaman. Pengajiran juga dipasang sesudah bibit
ditanam, dan bibit sudah mengeluarkan sulur-sulurnya kira-kira tingginya adalah 50 cm.
Pengajiran tanaman adalah penopangan tanaman agar tanaman tetap berdiri tegak dan
mendapat sinar matahari yang cukup untuk pertumbuhannya. Pengajiran bertujuan agar
tanaman mendapatkan sinar matahari secara maksimal dengan cara menopang tanaman
sedemikian rupa sehingga memperoleh sinar matahari yang cukup untuk
pertumbuhannya.
Tanaman sayur memiliki postur tubuh batang yang rendah sehingga tidak perlu
di ajir. Hanya ada beberapa tanaman yang perlu di ajir seperti tanaman kopi saat masih
muda. Melinjo pada saat penanamannya agar dapat tegak lurus juga katuk dan tanaman labu
siam yang diambil pucuk daunnya. Ajir harus dipasang sedini mungkin yaitu dimulai pada
saat tanam, pemasangan ajir yang terlambat akan mengakibatkan akar tanaman rusak,
ajir dipasang 4 cm di muka tajuk tanaman terluar. Karena perannya yang begitu penting,
maka tidak bisa sembarangan dalam membuat Ajir. Ada cara khusus, supaya Ajir yang kita
buat berfungsi dengan maksimal dalam kebun budidaya. Pertama-tama, Ajir harus kuat dan
efektif saat di gunakan, tujuannya supaya Ajir bisa menopang beberapa beban buah yang
di hasilkan tanaman, minimalnya ajir bisa menopang kurang lebih2–3 kg. Oleh karena
itu, biasanya Ajir terbuat dari bahan bambu dan kayu yang sering digunakan oleh para
petani.
Meski kedua bahan ini memiliki kekurangan yaitu mudah diserang rayap dan tidak
dapat digunakan berkali-kali. Sehingga muncullah bahan Ajir dari plastik, yang terbuat
dari pipa baja yang dilapisi plastik poliolefin sehingga membentuk seperti pipa yang
kedua ujungnya ditutup oleh cap. Jenis Ajir plastik ini bersifat anti UV, anti korosi dan
tahan lama sehingga ajir ini sangat awet dan dapat digunakan berkali-kali hingga 10 tahun
lebihDari hasil pengumpulan data dan analisis data menggunakan aplikasi Spss Versi 20
menunjukkan penggunaan ajir sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kopi,
perlakuan dengan menggunakan ajir tunggal sangat berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan tanaman cabai merah dibandingkan dengan tanpa ajir dan ajir tunggal
miring karena ajir tunggal penopang tanaman agar tanaman tetap berdiri tegak dan
mendapat sinar matahari yang cukup untuk fotosintesi dan membantu
pertumbuhannya secara cepat.

B. Pemangkasan Pada Tanaman Kopi


1. Pemangkasan
Tujuan pemangkasan tanaman kopi adalah memperbaiki bentuk pohon/mahkota
tanaman kopi, menjaga kestabilan produksi, meningkatkan kualitas dan kuantitas
produksi, serta mempermudah pemeliharaan dan panen. Sebelum melakukan
pemangkasan, terlebih dahulu memahami cabangcabang tanaman kopi, karena kegiatan
pamangkasan lebih banyak berhubungan dengan macam-macam cabang tanaman kopi.
Cabang tanaman kopi dapat dibedakan berdasarkan faktor tertentu diantaranya:
1. Berdasarkan mata tunas
a. Cabang primer, cabang yang keluar dari mata tunas legitim yang berada di batang.
b. Cabang sekunder, cabang yang keluar dari mata tunas legitim cabang.
c. Cabang produksi, cabang yang keluar dari mata tunas serial atau produksi cabang.
2. Berdasarkan bentuk
a. Cabang kipas, cabang primer atau produksi yang telah mengeluarkan cabang
sekunder.
b. Cabang pecut, cabang primer atau reproduksi yang tidak mengeluarkan cabang
sekunder.
3. . Berdasarkan arah tumbuhnya
1. Cabang liar, cabang yang arah pertumbuhannya menjauh ke batang serta mengarah
ke atas.
2. Cabang balik, cabang yang arah pertumbuhannya ke batang dan menutupi mahkota.
2. Jenis Pemangkasan
Upaya untuk mendukung keberhasilan budidaya tanaman kopi, yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana perlakuan yang diberikan terhadap tanaman kopi tersebut.
Disamping ketersediaan unsur hara dalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman, juga
penting adalah bagaimana membentuk percabangan tanaman kopi yang tepat agar mampu
menghasilkan produksi secara maksimal sepanjang tahun, serta meningkatnya kualitas
produksinya.
Dalam teknik budidaya tanaman kopi pemangkasan mutlak harus dilaksanakan. Dalam hal
pemangkasan yang sering dilakukan adalah:

1. Pemangkasan Batang Tunggal


a) Pemangkasan bentuk
b) Pemangkasan pemeliharaan
c) Pemangkasan rejuvenasi

1. Pemangkasan Bentuk
Pemangkasan bentuk bertujuan untuk membentuk kerangka tanaman kopi agar tanaman kuat
dan tanaman seimbang dalam membentuk cabang Plagiotrop, baik cabang primer maupun
cabang sekunder. Pemangkasan batang tunggal/ pemangkasan bentuk itu sendiri meliputi.

a. Pemenggalan batang (Topping)


Tujuan pemenggalan batang (Topping) adalah untuk memperkuat kondisi tanaman serta
dapat membentuk pohon kopi yang berbatang tunggal, mahkota tersusun 2 tipe
percabangan merata dari bawah ke atas dan tidak saling menutup.

b. Pemangkasan Cabang Primer


Pemangkasan cabang primer ini bertujuan untuk mengatur agar membentuk pertumbuhan
cabang sekunder, pembuahan yang kontinyu dan agar tanaman tidak membentuk payung.
Pemangkasan cabang primer ini biasanya dikenal dengan pemangkasan dengan sistim
spiral. Pemangkasan tanaman kopi ini juga kita kenal dengan 3 tingkatan atau yang sering
kita kenal dengan tanaman bentuk Mercy. Untuk mendapatkan bentuk tanaman yang
demikian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Tanaman dipotong/Toping setinggi 60 cm, baik tanaman dari bibit (seyling)
maupun dari hasil rejuvenasi (peremajaan).
b. Setelah tumbuh cabang primer sunat/potong dengan menyisahkan 2 ruas/3 ruas.
c. Setelah terbentuk terminal cabang pertama (I) akan tumbuh tunas autotrop/
cabang sekunder.
d. Tunas autotrop (batang pokok) biarkan sampai tumbuh dan baru dipotong pada
ketinggian atau setinggi 120 cm- 140 cm dari permukaan tanah. Setelah tumbuh
cabang primer lakukan penyunatan seperti butir. Cabang primer yang disunat
kedudukan dengan terminal cabang kedua (II) membentuk sudut sudut 1200
dengan terminal cabang pertama (I).
e. Setelah terbentuk terminal cabang kedua atau bayonet (II) tunas autotrop akan
tumbuh dan potong kembali pada ketinggian 180 cm, setelah tumbuh cabang
primer lakukan penyunatan kembali seperti tersebut butir diatas. Usahakan
terminal cabang ketiga (III) dengan terminal cabang pertama (I) pada sudut 240o .
Sehingga pada pemangkasan tahap ketiga bentuk tanaman bila dilihat dari atas
berbentuk mercy/segitiga.
Penyunatan silinder/spiral di potong berselang dan bersilang kiri kanan, tanpa
menggunakan ukuran ketinggian.

2. Pemangkasan Pemeliharaan
Perlakuan pemangkasan pemeliharaan bertujuan untuk mempertahankan kesinambungan
bentuk kerangka tanaman yang diperoleh dari pemangkasan bentuk dengan cara memangkas
cabang-cabang tidak produktif. Dengan demikian fotosintat yang dihasilkan dapat
ditranslokasikan untuk pertumbuhan cabangcabang yang lebih produktif Pemangkasan
pemeliharaan meliputi dua bentuk yaitu:
a) Pemangkasan produksi ringan, contohnya wiwil kasar, pemangkasan dilakukan 2
bulan sekali, serta wiwil halus, pemangkasan dilakukan 2 minggu sekali.
b) Pemangkasan produksi berat, contohnya: pemangkasan lepas panen. Pangkas Lepas
Panen (PLP). Cabang-cabang yang harus dipangkas:
1. Cabang-cabang yang rusak akibat petikan, angin dan lain-lain.
2. Cabang-cabang yang terserang hama dan penyakit.
3. Cabang-cabang yang pertumbuhannya mengganggu percabangan yang
berpotensi.
4. Cabang-cabang yang tidak berpotensi (B1, B2, yang pertumbuhannya
terlambat).
5. Cabang-cabang kering, cabang mati.
6. Cabang-cabang B4 perkembangan dari cabang B3 yang tahun sebelumnya
masih dipetahankan karena pertimbangan teknis.
7. Cabang-cabang B3 yang kurang dari 4 dompol.
a. Cabang-cabang B3 yang masih bisa dipertahankan karena pertimbangan
teknis.
1) Cabang-cabang B3 yang lebih dari 4 dompol.
2) Cabang-cabang B3 yang pertumbuhannya mengarah ke tempat
kosong.
3) Cabang-cabang B3 yang belum mempunyai cabang reproduksi dengan
tujuan untuk merangsang pertumbuhan cabang reproduksi.
b. Pelaksanaan pangkas lepas panen.
1) Dilaksanakan segera setelah selesai panen, agar pada saat pemupukan,
pangksan sudah selesai.
2) Pangkasan dilakukan didepan titik tumbuh cabang reproduksi.

3. Pemangkasan Peremajaan/Rejuvenasi
Pelaksanaan peremajaan/rejuvenasi sebaiknya dilaksanakan pada saat setelah panen kopi
atau pada bulan Agustus sampai bulan Oktober, sehingga tunas air/cabang autotrop bisa
dilakukan penyambungan pada bulan Januari atau pada bulan Pebruari (Sujatmiko, 2013).
a. Pemangkasan rejunevasi/peremajaan ada dua, yaitu: Rejuvenasi batang dan
Rejuvenasi cabang
b. Rejuvenasi batang
1. Totol (semuanya)
2. Koleksi (bergantian pada benih)
3. Seleksi (individu pohon yang tua/rusak
Peremajaan total yaitu memotong batang pokok tanaman kopi secara bersama-sama
dalam hamparan kebun tanpa menyisakan satupun pohonnya. Tinggi pemotongan
tergantung tujuan pembentukan tanaman, bila menginginkan bentuk mercy dipotong pada
ketinggian 80 cm - 100 cm dan bila menginginkan bentuk spiral atau silinder dipotong
pada ketinggian 140 cm - 160 cm. Rejuvenasi cabang, diantaranya: Siwingan (sebagian
cabang) dan Total (semu cabang)
Rejuvenasi sangat penting dilaksanakan pada tanaman yang sudah tidak produktif
atau pada tanaman tua, dalam pelaksanaannya bisa dilakukan secara bertahap bisa juga
secara total. Peremajaan/Rejuvenasi secara bertahap dapat dilakukan dengan sistem
sewing samping, dimana dalam pelaksanaannya hanya bagian sisi samping dari tanaman
kopi yang dipotong dan sisi samping lainnya dibiarkan tumbuh. Sehingga dengan
demikian petani kopi masih bisa memanen kopinya sambil menunggu pelaksanaan
peremajaan. Setelah sisi samping dipangkas akan tumbuh tunas air dari batang’pokok,
dan tunas air tersebut akan dilaksanakan penyambungan pada ketinggian 100 cm –140
cm. Bila tunas air disambung dan menjadi batang pokok baru kemudian dipotong diatas
tumbuh tunas air

C. Pengendalian OPT Terhadap Tanaman Kopi


1. Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei)
Kumbang penggerek buah kopi (PBKo) Hypothenemus hampei (Ferrari) (Coleoptera:
Scolytidae) bermetamorfosa sempurna (holometabola), yaitu telur–larva–pupa–dewasa.
Telur berbentuk elips, putih transparan, dan berwarna kekuningan ketika akan menetas,
berukuran sangat kecil, 0,52–0,69 mm. Larva membentuk seperti huruf “C”, tidak
bertungkai, mempunyai kepala yang jelas, dan berwarna putih. Panjang tubuh larva instar
terakhir 1,88–2,30 mm. Gejala Serangan Hama PBKo menyerang semua jenis kopi
(Arabika, Robusta, dan Liberika). Kumbang betina mulai menyerang pada 8 minggu
setelah pembungaan saat buah kopi masih lunak untuk mendapatkan makanan sementara,
kemudian menyerang buah kopi yang sudah mengeras untuk berkembang biak. Kumbang
betina akan menggerek bagian ujung bawah buah, dan biasanya terlihat adanya kotoran
bekas gerekan di sekitar lubang masuk. Ada dua tipe kerusakan yang disebabkan oleh
hama ini, yaitu gugur buah muda dan kehilangan hasil panen secara kuantitas
maupun kualitas.

Pengendalian Terpadu Hama PBKo


1. Pengendalian secara kultur teknis, meliputi:
a. Pemupukan dilakukan secara berkala sesuai dosis anjuran, untuk memicu waktu
pembungaan yang relatif seragam sehingga dapat memutus siklus hidup PBKo.
b. Pengendalian gulma setelah panen, agar memudahkan pengambilan sisa-sisa buah
kopi yang jatuh ke tanah.
c. Pemangkasan tanaman kopi dan penaungnya dilakukan secara rutin untuk
mengurangi tingkat kelembapan dan suhu lingkungan sehingga menciptakan
kondisi yang kurang cocok untuk perkembangan PBKo.
2. Pengendalian secara fisik dan mekanis, meliputi:
a. Petik bubuk, yaitu memetik semua buah yang sudah terserang PBKo pada saat 15-
30 hari menjelang panen raya. Kemudian semua buah tersebut direndam dengan
air panas atau dikubur untuk membunuh serangga yang ada di dalam buah.
b. Rampasan/racutan, yaitu memetik semua buah kopi yang ada, baik yang sudah
matang maupun yang belum pada akhir masa panen raya.
3. Pengendalian secara biologis/hayati, meliputi:
a. Pemanfaatan parasitoid Cephalonomia stephanoderis yang telah diperbanyak dan
dilepas untuk mengendalikan PBKo di beberapa perkebunan kopi di Malang.
Pelepasan parasitoid harus diulang secara berkala agar efektif mengendalikan
populasi PBKo di lapang.
b. Pemanfaatan jamur patogen serangga Beauveria bassiana yang relatif lebih mudah
untuk diisolasi dari lapangan, diperbanyak secara massal, diformulasikan dalam
media padat, kemudian diaplikasikan.
Cara aplikasi di lapangan sangat mudah, yaitu buah masak pertama yang terserang
PBKo, dikumpulkan, dicampur dengan jamur, dan dibiarkan selama satu malam,
kumbangnya akan keluar dan dilepas sehingga dapat menularkan jamur kepada
pasangannya di kebun.

1. Pengendalian dengan menggunakan insektisida nabati, seperti:


1. Mimba (Azadirachta indica)
2. Kacang babi (Tephrosia sp.)
3. Akar tuba (Derris eliptica)
4. Tembakau (Nicotiana tabacum)
5. Babadotan (Ageratum conyzoides).
Cara membuatnya adalah 50–100 gram bahan tersebut dihaluskan, direndam selama
48 jam dalam 1 liter air, kemudian diperas. Air perasan tersebut diencerkan 10 kali dan
ditambah dengan sedikit deterjen, kemudian disemprotkan pada dompolan buah kopi
III. KESIMPULAN
Pengajiaran/ Ajir adalah alat penegak yang terbuat dari batang bambu atau
tongkat bilahan bambu berfungsi sebagai penyangga batang, tempat bersandar
pohon atau merambatnya untuk tanaman peredu dan sejenisnya, dapat di
pasang setelah selesai membuat pembubuhan dan selesai mensterilkan kebun bisa
juga berfungsi sebagai penanda, misalnya: batas petak, baris tanaman.
pemangkasan tanaman kopi adalah memperbaiki bentuk pohon/mahkota tanaman kopi,
menjaga kestabilan produksi, meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi, serta
mempermudah pemeliharaan dan panen.
Sebelum melakukan pemangkasan, terlebih dahulu memahami cabangcabang
tanaman kopi, karena kegiatan pamangkasan lebih banyak berhubungan dengan macam-
macam cabang tanaman kopi. Kumbang penggerek buah kopi (PBKo) Hypothenemus
hampei (Ferrari) (Coleoptera: Scolytidae). Kumbang betina mulai menyerang pada 8
minggu setelah pembungaan saat buah kopi masih lunak untuk mendapatkan makanan
sementara, kemudian menyerang buah kopi yang sudah mengeras untuk berkembang
biak. Kumbang betina akan menggerek bagian ujung bawah buah, dan biasanya terlihat
adanya kotoran bekas gerekan di sekitar lubang masuk. Ada dua tipe kerusakan yang
disebabkan oleh hama ini, yaitu gugur buah muda dan kehilangan hasil panen secara
kuantitas maupun kualitas.
Daftar Pustaka
Harni, R., Samsudin, S., Amaria, W., Indriati, G., Soesanthy, F., Khaerari, K., ... & Hapsari, A.
D. (2015). Teknologi Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kopi.
Subantoro, R., & Aziz, M. A. (2019). TEKNIK PEMANGKASAN TANAMAN KOPI (Coffea
sp). Mediagro: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 15(1).
Widiyastuti, D. A., & Widayanti, E. (2017). TEKNIK BUDIDAYA KEBUN ENTRES KARET
(Hevea brasilliensis) DI DINAS PERKEBUNAN BALAI SERTIFIKASI BENIH DAN
PERCONTOHAN PERKEBUNAN TUNGKAP (BSBP2T). AGRISAINS, 3(02), 64-68.

Anda mungkin juga menyukai