Anda di halaman 1dari 17

TUGAS TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH TANAMAN

PERBANYAKAN TANAMAN JAMBU BIJI SECARA VEGETATIF (CANGKOK)

Oleh :

Muhammad Robby
Nirm:01.01.21.218

DosenPengampuh
Mahmudah SP.MP
Elrisa Ramadani, SP, M.Si

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN


JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN
MEDAN
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A. Latar Belakang…...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN.............................................................................................................3
1. Pembiakan Tanaman...........................................................................................................3
2. Pengertian Jambu Biji.........................................................................................................3
3. Klasifikasi Jambu Biji.........................................................................................................4
4. Morfologi Jambu Biji..........................................................................................................4
5. Tahapan Pencangkokan.......................................................................................................5
6. Keuntungan dan Kerugian mencangkok.............................................................................6
7. Waktu Pencangkokan..........................................................................................................7
8. Media Dalam Mencangkok.................................................................................................7
9. Teknik Mencangkok............................................................................................................7
BAB 3 METODOLOGI...............................................................................................................9
A. Bahan dan Alat...................................................................................................................9
B. Cara Kerja...........................................................................................................................9
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................................10
1. Kesimpulan.........................................................................................................................10
2. Saran...................................................................................................................................10
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat
dan karuniaNya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah berjudul “Perbanyakan
Tanaman Jambu Biji Secara Vegetatif (Cangkok)”.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengulas tentang bagaimana Perbanyakan
Tanaman Jambu Biji Secara Vegetatif dengan cangkok untuk menambah wawasan.
Penulis menyadari bahwa makalah yang saya buat jauh dari kesempurnaan, oleh sebab
itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Medan, 14 Juni 2022

MUHAMMAD ROBBY
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanaman merupakan salah satu organisme yang mampu melakukan pembiakan
guna mempertahankan diri dan memperbanyak diri. Tanaman dapat melakukan pembiakan
dengan cara vegetatif (tanpa perkawinan) dan dapat melakukannya derngan cara generatif yaitu
melalui perkawinan. Pembiakan pada tanaman pada umumnya dapat terjadi secara alami
maupun dengan bantuan manusia (terutama untuk tanaman-tanaman yang dibudidayakan dan
diambil nilai ekonomi dan artistiknya). Pada pembiakan dengan cara vegetatif biasanya dan
sebagian besar dilakukan oleh manusia agar diperoleh anakan yang sesuai dengan harapan.
Tanaman untuk memperbanyak jenisnya harus melakukan perkembangbiakan agar
terjadi perbanyakan atau agar tidak terjadi kepunahan. Perkembangbiakan pada tanaman yang
dibantu oleh manusia bisa disebut pembiakan tanaman. Salah pembiakan tanaman adalah
pembiakan dengan mencangkok yang biasa disebut airlayerage atau disebut juga bumbun.
Mencangkok merupakan salah satu upaya pembiakan tanaman dalam pertanian. Pembiakan
tanaman dapat dibedakan menjadi dua yaitu secara vegetatif dan generatif.
Mencangkok merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang bertujuan
untuk mendapatkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya dan cepat
menghasilkan. Pencangkokan dilakukan dengan menyayat dan mengupas kulit sekeliling batang,
lebar sayatan tergantung pada jenis tanaman yang dicangkok. Penyayatan dilakukan sedemikian
rupa sehingga lapisan kambiumnya dapat dihilangkan (dengan cara dikikis). Setelah luka yang
dibuat cukup kering, Rootone-F diberikan sebagai perlakuan agar bahan cangkokan cepat
berakar. Media tumbuh yang digunakan terdiri dari tanah dan kompos dan dibalut dengan sabut
kelapa atau plastik. Bila batang diatas sayatan telah menghasilkan sistem perakaran yang bagus,
batang dapat segera dipotong dan ditanam di lapan

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pembiakan tanaman ?
2. Apa yang dimaksud jambu biji ?
3. Apa saja klasifikasi jambu biji ?
4. Bagaimana dari morfologi jambu biji ?
5. Apa saja tahapan-tahapan dari pencangkokan ?
6. Apa saja keuntungandan kerugian dari mencangkok ?
7. Kapan waktu yang tepat untuk pencangkokan ?
8. Apa saja media untuk mencangkok ?
9. Apa saja teknik-teknik dari mencangkok ?
10. Bagaimana cara mencangkok yang benar ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana cara pembiakan tanaman
2. Untuk mengatahui yang dimaksud dari jambu biji
3. Untuk mengetahui klasifikasi jambu biji
4. Untuk mengetahui morfologi jambu biji
5. Utnuk mengetahui tahapan-tahapan dari pencangkokan
6. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari mencangkok
7. Untuk mengetahui kapan pencangkokan yang baik.
8. Untuk mengetahui media apa untuk mencangkok .
9. Untuk mengetahui teknik –tekniki dari mencangkok
10. Untuk mengetahui cara mencangkok yang ben
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Pembiakan Tanaman
Tanaman dapat diperbanyak dengan cara vegetatif dan generatif, yang membedakan
keduanya adalah bahan yang digunakan dalam perbanyakanya. Perbanyakan tumbuhan dengan
cara generatif menggunakan biji sebagai bahan media tanam. Sedangkan perbanyakn tumbuhan
dengan cara vegetatif menggunakan bahan tanam selain biji, dapat berupa cabang, batang, akar
dan daun. Pemilihan dua cara tersebut tergantung pada beberapa hal, diantaranya: tersedianya
bahan tanam, sifat tanaman, ketersediaan tenaga terampil, alat, atau srana serta tujuannya
(Salisbury & Cleon, 1995).
Kegiatan pengembangan buah-buahan perlu didukung oleh tersedianya bibit yang
berkualitas dalam jumlah yang cukup. Tetapi penanganan perbanyakan tanaman sering
diabaikan oleh petani tradisional, padahal perbanyakan tanaman yang tepat akan
menguntungkan udaha tani (Sulastri, 2004).
Tanaman yang sering dicangkok adalah tanaman yang berkayu, hal ini dimaksudkan
pada tanaman bekayu tanaman mudah untuk dicangkok. Adapula tanaman berkayu yang sulit
dicangkok semisal cemara atau tanaman berdaun jarum. Tanaman tak berkayu pun dapat pula
dicangkok tentu saja dengan cara yang berbeda, sebagai contoh tanaman pepaya dan salak
(Wudianto, 1997).
Dalam mencangkok umumnya digunakan cabang orthotrof yang tidak telalu tua maupun
terlalu muda yang umumnya berwarna hijau kecoklat-coklatan. Bahan untuk pembungkus
cangkokkan biasanya digunakan sabut kelapa atau karung goni untuk membungkus tanah
sebagai media perakaran. Supaya cangkokkan dapat berhasil dengan baik, dengan waktu yang
relatif cepat dan ekonomis maka sabut kelapa atau karung goni diganti dengan plastik. Medium
perakaran tanah dapat diganti dengan gambut atau lumut. Lumut yang digunakan sebagai media
tanam mempunyai sifat selain anti septik juga dapat menahan kandungan air yang cukup tinggi,
sehingga dalam pelaksanaan pencangkokkan tidak perlu terlalu sering disiram air. Mengenai
kulit bagian atas yang diiris sebaiknya dioles dengan Rootone F yang berguna untuk
mempercepat dan memperbanyak keluarnya akar (Kusumo, 2001).
2. Jambu Biji (Psidium guajava)
Tanaman buah jambu (Psidium guajava) merupakan salah satu tanaman tropis. Tanaman ini
dikenal dengan sebutan jambu biji. Tanaman ini sudah digunakan sejak lama untuk pengobatan
tradisional terutama daun, kulit, dan buahnya. Tanaman ini berasal dari Meksiko Selatan,
Amerika Tengah.

Synonym: Guajava pyrifera (L.) Kuntze, Myrtus guajava var.pyrifera (L.) Kuntze, Myrtus
guajava (L.) Kuntze, Psidium aromaticum, Psidium cujavillus Burm. f., Psidium
guajava var.cujavillum (Burman) Krug and Urb., Psidium guajava var.guajava, Psidium
guava Griseb., Psidium guayava Raddi,Psidium igatemyensis Barb. Rodr., Psidium
pomiferum L.,Psidium pumilum var. guadalupense, Psidium pumilum Vahl,Psidium
pyriferum L.

3. Klasifikasi Jambu Biji


Menurut Tjitrosoepomo (1985), klasifikasi jambu biji adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Subclass : Rosidae
Order : Myrtales
Family : Myrtaceae
Genus : Psidium L.
Species : P. Guajava L.

4. Morfologi Jambu Biji


Tanaman perdu atau pohon kecil dengan tinggi sekitar 4-10 meter. Batang berkayu, bulat,
kulit terkelupas dalam potongan, licin, bercabang, berwarna cokelat kehijauan. Ruas tangkai
teratas segiempat tajam. Percabangan batang termasuk percabangan simpodial, yaitu batang
pokok sukar ditentukan karena dalam perkembangan selanjutnya mungkin lalu menghentikan
pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat pertumbuhannya dibanding dengan
cabangnya. Arah tumbuh cabang tegak(fastigiatus). Termasuk tumbuhan bienial, yaitu
tumbuhan yang untuk hidupnya, dari tumbuh sampai berbuah memerlukan waktu kurang lebih 2
tahun (Tjitrosoepomo, 1985).
Daun tunggal, bersilang berhadapan, pada cabang-cabang mendatar seolah-olah tersusun
dalam dua baris pada satu bidang. Bertangkai pendek 3 mm sampai 7 mm. Bangun daun bulat
telur agak menjorong , pangkal membulat, tepi daun rata (integer), ujung daun runcing (acutus),
panjang 6-14 cm dengan lebar 3-6 cm. Permukaan daun berkerut (rugosus). Warna daun muda

berbulu abu-abu setelah tua berwarna hijau tua. Pertulangan daun menyirip (penninervis) dan
berwarna hijau kekuningan. Secara mikroskopis daun tunggal , bertangkai pendek, pendek
tangkai daun 0,5 cm sampai 1 cm; helai daun berbentuk bundar telur agak menjorong atau bulat
memanjang, panjang 5 cm sampai 13 cm, lebar 3 cm sampai 6 cm; pinggir daun rata agak
menggulung ke atas; permukaan atas agak licin, warna hijau kelabu; kelenjar minyak tampak
sebagai bintik-bintik berwarna gelap dan bila daun direndam tampak sebagai bintik-bintik yang
tembus cahaya; ibu tulang daun dan cabang menonjol pada permukaan bawah, bertulang
menyirip, warna putih kehijauan (Tjitrosoepomo,1985).
Sistem akar dari tanaman ini adalah akar tunggang (radix primaria), akar lembaga
tumbuh terus-menerus menjadi akar pohon yang bercabang-cabang menjadi akar yang lebih
kecil. Psidium guajava memiliki akar tunggang yang bercabang (ramosus), yaitu berbentuk
kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang banyak dan cabang-cabangnya
bercabang lagi, sehingga memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang dan juga daerah
perakaran menjadi amat luas, hingga dapat diserap air dan zat-zat makanan yang lebih
banyak (Tjitrosoepomo, 1985).
Bunga tunggal terletak di ketiak daun, bertangkai. Perbungaan terdiri 1 sampai 3 bunga.
Panjang gagang perbungaan 2 cm sampai 4 cm. Bunga banci dengan hiasan bunga yang jelas
dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkota bunga, aktinomorf/zigomorf, berbilangan 4. Daun
mahkota bulat telur terbalik, panjang 1,5-2 cm, putih, segera rontok. Benang sari pada tonjolan
dasar bunga yang berbulu, putih, pipih dan lebar, seperti halnya tangkai putik berwarna seperti
mentega. Tabung kelopak berbentuk lonceng atau bentuk corong, panjang 0,5 cm. pinggiran
tidak rontok (1 cm panjangnya). Tabung kelopak tidak atau sedikit sekali diperpanjang di atas
bakal buah, tepi kelopak sebelum mekar berlekatan menjadi bentuk cawan, kemudian membelah
menjadi 2-5 taju yang tidak sama, bulat telur, warna hijau kekuningan. Bakal buah tenggelam,
dengan 1-8 bakal biji tiap ruang(Tjitrosoepomo, 1985).

5. Tahapan Pencangkokan
a. Memilih Cabang Cangkokan
Bentuk cabang yang baik adalah yang memiliki kulit yang tegap, mulus dan warna
masih coklat muda dan belum ada kerak, agar tanaman menghasilkan akar yang baik dan
sempurna. Besar cabang yang ideal adalah cabang yang masih berukuran kecil sebesar jari
ataupun pensil. Hal tersebut karena dengan cabang yang kecil akan didapatkan tanaman
dengan jumlah banyak dan tanaman tidak memerlukan akar yang banyak sehingga
mempercepat proses pencakokan.
b. Menyayat Kulit Batang
Penyayatan mempengarui produksi akar, sehingga bentuk dan besarnya sayatan
disesuaikan dengan diameter batang yang akan dicangkok. Sayatan dilakukan dengan
memutar dan setelah disayat pengelupasan kulit tersebut menggunakan bagian tengah dari
tang. Sehingga dengan sekali putaran kulitnya akan terkelupas.
c. Pembersihan Kambium
Kambium terdapat antara jaringan xylem dan floem yang akan nampak jika kulit telah
tersayat. Kambium ini hanya terdapat pada tanaman dikotil. Hasil kerja kambium adalah
bertambahnya lingkaran batang berkayu. Kambium biasanya berbentuk lendir dan
Kambium ini perlu dihilangkan karena akan mengganggu proses pembentukan akar
cangkokan.
Setelah di kelupas menggunakan tang, sisa cambium dihilangkandengan cara dikerik
dengan menggunakan pisau okulasi. Yang perlu diperhatikan dalam pengerikan adalah
secara perlahan agar jaringan xylem tidak rusak. Karena kerusakan pada xylem akan
mengganggu transfer nutrisi tanaman yang dicangkok.
d. Pengeringan
Waktu pengeringan sangat bergantung dengan jenis tanaman karena pada berbagai
tanaman yang bergetah, memerlukan waktu yang lebih lama karena getah yang terbungkus
media cangkok akan menjadi tempat bakteri. Lama waktu diantaranya 2-4 hari dan 2-3
minggu.
e. Pembungkus Sayatan
Membungkus sayatan sangat tergantung dengan media yang dipakai. Pada beberapa
media yang rapuh seperti tanah maka yang perlu dilakukan adalah mengikat pembungkus
terlebih dahulu yaitu bagian bawahnya dan memasukkan media yang agak basah,
dirapikan dan diikat bagian atasnya. Namun pada teknik mencangkok menggunakan
plastic clingwrap pembungkusan media tidak memerlukan tali karena plastic ini
mempunyai daya rekat.

6. Keuntungan dan kerugian mencangkok


Keuntungan Dari Mencangkok
Ada beberapa keuntungan dari mencangkok, diantaranya adalah :
a) Tumbuhan hasil cangkokan akan lebih cepat berbuah dibandingkan tumbuhan yang
ditanam dari biji
b) Tumbuhan yang dicangkok memiliki sifat yang sama dengan induknya.
Tingkat keberhasilannya lebih tinggi
c) Produksi dan kualitas buahnya akan persis sama dengan tanamaninduknya.

Kerugian Dari Mencangkok


Kekurangan/kerugian mencangkok diantaranya adalah :
a) Pada musim kemarau panjang tanaman tidak tahan kering.
b) Tanaman mudah roboh bila ada angin kencang karena tidak berakar
tunggang.
c) Pohon induk tajuknya menjadi rusak karena banyak cabang yang
dipotong.
d) Dalam satu pohon induk kita hanya bisa mencangkok beberapa batang saja, sehingga
perbanyakan tanaman dalam jumlah besar tidak bisa dilakukan dengan cara ini.

7. Waktu pencangkokan
Kebanyakan orang mencangkok dilakukan pada musim penghujan agar menghemat
penyiraman dan menghindari stress tanaman karena kering. Padahal musim hujan maupun
musim kemarau sebenarnya bukanlah masalah. Kedua musim itu dapat digunakan untuk
mencangkok, walaupun keduanya ada kelebihan dan kekurangannya.
Bila kita mencangkoknya pada awal musim hujan, dalam musim itu juga cangkokan telah
jadi dan dapat ditanam. Bila menangkok pada musim kemarau, memang kita harus rajin
menyiraminya agar kelembaban media tetap terjaga. Tetapi lazimnya cangkokan pada musim
kemarau lebih cepat jadi, karena pada saat ini pertumbuhan akar sedang aktif.

8. Media dalam mencangkok


Media cangkok yang digunakan adalah media yang mudah didapatkan sekaligus mudah
menumbuhkan akar. Beberapa bahan yang lazim digunakan adalah : Cacahan memanjang sabut
kelapa, cocopeat (serbuk sabut kelapa), lumut yang sebelumnya dikeringkan, kompos daun
bambu, kompos dedaunan, campuran tanah liat dan pupuk kandang, dan berbagai macam bahan
lainnya. Pada prinsipnya, media cangkok tersebut harus empuk/gembur agar menjadi media
tumbuh akar yang optimal serta mampu menyimpan air dan menjaga kelembaban media dalam
jangka waktu yang lama untuk meminimalkan penyiraman.

9. Teknik Mencangkok
Teknik mencangkok secara prinsip adalah, melukai dan atau membuka, membuat celah
pada bagian kulit sampai dengan kambium dibawahnya. Sehingga pada saat terjadi regenerasi
pelukaan pada bagian tersebut, terbentuk potensi perakaran.
Dari prinsip tersebut, secara praktis dikembangkan teknik-teknik mencangkok, diantaranya
adalah sebagai berikut :
a) Teknik mencangkok dengan serabut kelapa
Teknik mencangkok ini telah populer dikembangkan, yaitu dengan menggunakan media
humus dan tanah, menggunakan sabut kelapa sebagai penutup media, dan menggunakan tali
sebagai pengikatnya.
b) Teknik mencangkok dengan plastik
Teknik ini adalah teknik yang biasa dikerjakan pada akhir-akhir ini, yaitu dengan
menggunakan media humus, menggunakan kantong plastik sebagai penutup, dan
menggunakan tali sebagai pengikatnya.

c) Teknik mencangkok dengan plastik ClingWrap


Teknik ini merupakan teknik modifikasi yang menggunakan media moss, dengan
penutup media plastik cling wrap (biasa digunakan sebagai pembungkus buah/sayuran
segar), tanpa mempergunakan tali sebagai pengingat, karena plastik tersebut dengan
ketipisannya mampu mempunyai daya kohesi yang kuat sehingga mampu untuk melekat,
tanpa lem. Dan ditinjau dari segi sosial, teknik mencangkok model ini, dapat menarik minat
karena praktis, tidak memerlukan banyak jenis alat, tampak rapi dan relatif bersih
BAB 3
METODOLOGI

A. Bahan dan alat


1. Bahan
a. Tanaman jambu biji
b. Pupuk
c. Tanah
2. Alat
a. Tali raffia
b. Kresek
c. Pisau

B. CARA KERJA
a. Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan.
b. Memilih batang atau cabang yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.
c. Menyayat / menghilangkan kulit dan kambium pada batang atau cabang tersebut
sepanjang ± 10 cm.
d. Memberi media pada bagian yang luka secukupnya dengan pupuk kandang dan kompos,
kemudian ditutup dengan serabut kelapa dan plastik.
e. Menjaga kelembaban media dengan cara menyiram air.
BAB 4 KESIMPULAN
DAN SARAN

1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan maka kesimpulan yang diperoleh dari
praktikum ini yaitu :

1. Mencangkok adalah suatu teknik perbanyakan tanaman dengan cara merangsang


timbulnya perakaran pada cabang pohon sehingga dapat ditanam sebagai tanaman baru
mencangkok merupakan salah satu upaya pembiakan tanaman.

2. Penutup yang digunakan dalam pencangkokkan ini juga berpengaruh


pada tumbuhnya akar pada cangkokkan. Penutup yang berasal dari plastik ini cukup efektif
dalam menahan air agar tidak mudah lolos saat dilakukan penyiraman pada pencangkokan
sehingga mudah merangsang akar untuk tumbuh.

3. Perlakuan dengan mengurangi daun berpengaruh terhadap keberhasilan tanaman


karena jika daun tidak dikurangi maka penguapan tanaman akan tinggi dan kemungkinan
untuk mendapatkan hasil yang optimal sangatlah rendah.

4. Pertumbuhan akar cangkokan dapat secara maksimum apabila kondisi media


pembungkus, bahan pembungkus sesuai dan mendukung untuk melakukan pertumbuhan.

5. Hasil cangkokan yang cukup baik untuk diterapkan dalam proses pencangkokan
adalah yang diterapkan pada kelompok dua yang menggunakan media kompos dan pupuk
kandang dengan penutup plastic hitam.

6. Kegagalan dalam pencangkokan disebabkan oleh berbagai hal diantaranya adalah


kurang bersihnya dalam pembersihan cambium pada batang akan dicangkok, alat
penyayatan kuarng steril serta tidak adanya perawatan seperti penyiraman pada cangkokan.

2. Saran
Saya berharap bapak/ibu guru /pembaca memberikan kritik dan saran nya kepada saya atas
makalah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai