Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN

Oleh :

Muhammad Robby
Nirm:01.01.21.218

DosenPengampuh
Mahmudah SP.MP
Elrisa Ramadani, SP, M.Si

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN


JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN
MEDAN
2022
Kata Pengantar

 
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulilah puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya kepada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum ini. Adapun tujuan kami membuat
laporan akhir praktikum ini yaitu untuk memenuhi memenuhi sebagian persyaratan mata Praktikum
tentang struktur benih dan tipe perkecambahan. Semoga laporan praktikum yang kami susun ini
dapat diambil manfaatnya dan berguna, khususnya bagi kami pribadi serta umumnya para pembaca.
Demikian laporan akhir praktikum ini dibuat, kami menyadari di dalam penyusunan dan
pembuatan laporan akhir praktikum ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran
membangun sangat kami harapkan untuk mencapai kesempurnaan laporan akhir praktikum ini agar
lebih baik lagi, dan atas kritik dan sarannya kami  mengucapkan terima kasih.
Wassalamua’laikum Wr. Wb
                                                                       

Medan, Juli 2022

Muhammad Robby
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1
II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................2
2.1 Stuktur Biji...........................................................................................2
2.1.1 Struktur Biji Jagung (Zea mays L. ).....................................................3
2.1.2 Struktur Biji Kedelai (Glycine max L)..................................................3
2.1.3 Struktur Biji Kacang Tanah (Arachis hypogaea L)..............................3
2.1.4 Struktur Biji Padi (Oryza sativa L.)......................................................4
2.2 Tipe Perkecambahan.............................................................................4
III. METODOLOGI PRAKTIKUM............................................................5
3.1 Waktu dan Tempat................................................................................5
3.2 Alat dan Bahan.....................................................................................5
3.3 Langkah Kerja......................................................................................5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................6
4.1 Hasil......................................................................................................6
4.1.1 Struktur Benih.......................................................................................6
4.1.2 Tipe Perkecambahan.............................................................................7
4.2 Pembahasan..........................................................................................8
4.2.1 Stuktur Benih........................................................................................8
4.2.2 Tipe Perkecambahan.............................................................................8
V. PENUTUP................................................................................................10
5.1 Kesimpulan.........................................................................................10
5.2 Saran...................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................11
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Benih sering disama artikan dengan biji, namun terdapat perbedaan yang mendasar antara
kedua istilah tersebut, yakni fungsinya. Benih berfungsi sebagai alat perbanyakan generatif,
sedangkan biji berfungsi sebagai bahan makanan. Benih adalah suatu bagian dari tanaman yang
merupakan calon suatu tumbuhan baru yang memiliki ciri atau sifat seperti induknya. Benih
memiliki tipe perkecambahan yang berbeda-beda. Terdapat dua tipe perkecambahan yaitu epigeal dan
hipogeal. Pada tanaman dikotil kebanyakan memiliki tipe perkecambahan  epigeal sedangkan
tanaman monokotil mempunyai tipe perkecambahan hipogeal. Benih memiliki beragam jenis, dengan
perbedaan segi bentuk, ukuran, maupun struktur bagiannya (Sutopo, 2002).
Pertumbuhan dan perkembangan pada pertumbuhan biji dimulai dengan perkecambahan.
Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari biji). Embrio yang merupakan calon
individu baru terdapat di dalam biji (Gardner, dkk., 1991). Jika suatu biji tanaman ditempatkan pada
lingkungan yang menunjang dan memadai, biji tersebut akan berkecambah. Perkecambahan
merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tanaman berbiji. Perkecambahan
biji monokotil dan dikotil memiliki perbedaan dari segi struktur maupun pertumbuhannya.
Berdasarkan hal tersebut percobaan ini perlu dilakukan untuk mengidentifikasi struktur setiap benih
dan tipe perkecambahan benih sehingga praktikan dapat mengetahui struktur benih dan tipe
perkecambahan benih.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam praktikum struktur benih dan tipe perkecambahan adalah sebagai
berikut.
1. Bagaimanakah struktur berbagai sampel benih?

2. Bagaimanakah tipe perkecambahan sampel benih?

1.3 Tujuan Praktikum


Tujuan dilaksanakannya praktikum struktur benih dan tipe perkecambahan adalah sebagai
berikut.
1. Mengetahui struktur berbagai sampel benih.
2. Mengetahui tipe perkecambahan sampel be
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stuktur Biji
Bagian-bagian biji terdiri dari 3 bagian dasar embrio, Jaringan penyimpan cadangan makanan
dan pelindung biji. Embrio adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet-gamet
jantan dan betina pada suatu proses pembuahan. Embrio yang berkembangnya sempurna terdiri dari
struktur-struktur sebagai berikut (Sutopo, 2002).
a. Epikotil (calon pucuk).
b. Hipokotil (calon batang).
c. Kotiledon (calon daun).
d. Radikula (calon akar).
Tanaman di dalam kelas Angiospermae diklasifikasikan oleh banyaknya jumlah kotiledon.
Tanaman monokotiledon mempunyai satu kotiledon misalnya rerumputan dan bawang. Tanaman
dikotiledon mempunyai dua kotiledon misalnya pada kacang-kacangan sedangkan pada
kelas Gymnospermae pada umumnya mempunyai lebih dari 2 kotiledon misalnya pinus, yang
mempunyai sampai sebanyak 15 kotiledon. Pada rerumputan (grasses) kotiledon yang seperti ini
disebut scutellum, kuncup embrioniknya disebut plumulle yang ditutupi oleh upih pelindung yang
disebut koleoptil, sedangkan pada bagian bawah terdapat akar embrionik yang disebut radicule yang
ditutupi oleh upih pelindung yang disebut coleorhiza (Sadjad, 1997).
Struktur biji yang dapat berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan, yaitu
kotiledon, misalnya pada Kacang-kacangan, Semangka dan Labu. Endosperm, misal pada Jagung,
Gandum, dan golongan serelia lainnya. Pada Kelapa bagian dalamnya yang berwarna putih dan dapat
dimakan merupakan endospermnya (Sutopo, 2002).
Perisperm, misal pada famili Chenopodiaceae dan Caryophyllaceae, Gametophytic betina
yang haploid misal pada kelas Gymnospermae yaitu pinus.
Cadangan makanan yang tersimpan dalam biji umumnya terdiri dari karbohidrat, lemak, protein dan
mineral. Komposisi dan presentasenya berbeda-beda tergantung pada jenis biji, misal biji Bunga
Matahari kaya akan lemak, biji Kacang-kacangan kaya akan protein, biji Padi mengandung banyak
karbohidrat (Sutopo, 2002).
Pelindung biji dapat terdiri dari kulit biji, sisa-sisa nucleus dan endosperm dan kadang-kadang
bagian buah. Kulit biji (testa) berasal dari integument ovule yang mengalami modifikasi selama
proses pembentukan biji berlangsung. Biasanya kulit luar biji keras dan kuat berwarna kecokelatan
sedangkan bagian dalamnya tipis dan berselaput. Kulit biji berfungsi untuk melindungi biji dari
kekeringan, kerusakan mekanis atau serangan cendawan, bakteri dan insekta (Wilson, 1981).
Penggunaan cadangan makanan terdapat bebeapa perbedaan diantara subkelas monokotiledon
dan dikotiledon dimana pada subkelas monokotiledon cadangan makanan dalam endosperm baru akan
dicerna setelah biji masak dan dikecambakan serta telah menyerap air, contoh jagung, padi, gandum.
Sub kelas dikotiledon cadangan makanan yang terdapat dalam kotiledon atau perisperm sudah mulai
dicerna dan diserap oleh embrio sebelum biji masak, sepeti Kacang-kacangan, Bunga Matahari dan
Labu (Sutopo, 2002).

2.1.1 Struktur Biji Jagung (Zea mays L. )

Menurut Simpson (2006), Biji jagung secara botanis adalah sebuah biji Caryopsis, yaitu biji
kering yang mengandung sebuah benih tunggal yang menyatu dengan jaringan-jaringan dalam
buahnya. Endosperm merupakan bagian terbesar dari biji jagung, yaitu sekitar 85%, hampir
seluruhnya terdiri atas karbohidrat dari bagian yang lunak (floury endosperm) dan bagian yang keras
(horny endosperm) (Wilson, 1981). Biji jagung terdiri atas empat bagian utama, yaitu : kulit luar
(perikarp) (5 %), lembaga (12 %), endosperma (82 %) dan tudung biji (tip cap) (1 %). Anatomi
struktur biji jagung dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1.Anatomi struktur biji jagung (WSI, 1998)

2.1.2 Struktur Biji Kedelai (Glycine max L)

Biji Kedelai berkeping dua terbungkus kulit biji dan tidak mengandung jaringan
endosperm, embrio terletak diantara keping biji. Warna kulit biji kuning, hijau atau coklat.
Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas biji melekat pada dinding buah, berwarna coklat
tua, kuning, putih atau hitam. Bentuk biji kedelai pada umumnya bulat lonjong, tetapi ada
yang bundar atau bulat agak pipih. Besar biji seragam tergantung pada varietasnya
(Sumarno, 1986).

2.1.3 Struktur Biji Kacang Tanah (Arachis hypogaea L)

Biji Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) terdiri dari lembaga dan keping biji yang diliputi
kulit ari tipis (tegmen), bentuknya bulat agak lonjong atau bulat dengan ujung agak datar karena
berhimpitan dengan butir biji lain selagi di dalam polong. Biji bisa berwarna putih, merah, ungu atau
coklat (Kanisius, 1989).
2.1.4 Struktur Biji Padi (Oryza sativa L.)

Benih Padi dilindungi oleh sekam yang terbentuk dari lemma dan palea yang bersatu. Pranoto
(1990) menyatakan bentuk dan ukuran lemma dan palea berbeda antar varietas. Lemma dan palea
melekat pada rakhilla dan sepasang gluma yang berada disisi dorsal dan ventral dengan ukuran ± 2
mm. Gluma, lemma dan palea adalah modifikasi daun. Lemma selalu lebih besar dari palea dan
menutupi hampir 2/3 permukaan beras sedangkan sisi palea tepat bertemu pada bagian sisi lemma.
Lemma dan palea bertemu dan berhimpitan memanjang (Warris, 2012).

2.2 Tipe Perkecambahan


Perkecambahan merupakan proses pengaktifan dan berkembangnya strukur- struktur penting
dari embrio biji yang menunjukan kemampuan untuk menghasilkan tanaman lengkap pada keadaan
yang menguntungkan (Sipayung, 2010). Tipe perkecambahan terdiri dari dua jenis yaitu
perkecambahan hipogeal dan epigeal. Perbedaan kedua tipe ini yaitu pada letak posisi keping benih
(kotiledon) pada permukaan tanah. Tipe pertama adalah epigeal dan tipe kedua adalah tipe hipogeal.
Tipe epigeal ialah jika keping benih terangkat di atas permukaan tanah, sedangkan apabila keping
benih tetap tinggal di dalam tanah disebut tipe hipogeal. Pada tanaman padi, tipe perkecambahannya
merupakan tipe hipogeal (Sari, 2011).
Fase perkecambahan dimulai dari adanya imbibisi yaitu penyerapan air yang disebabkan oleh
potensial air yang rendah pada biji yang kering. Air yang telah berimbibisi menyebabkan biji
mengembang dan meretakkan kulit pembungkusnya serta memicu perubahan metabolik pada embrio
yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mencerna bahan-bahan
yang disimpan pada endosperma atau kotiledon (Campbell, 2003).
Proses perkecambahan selanjutnya yaitu dengan munculnya radikula (akar embrionik)
(Salisbury dan Ross, 1995). Pada umumnya radikula pertama muncul dari kulit biji yang retak
pertumbuhan radikula lebih cepat daripada pucuk lembaga (plumula) (Gardner, dkk., 1991). Pada
proses selanjutnya ujung tunas harus menembus permukaan tanah. Koleoptil yang merupakan lapisan
yang membungkus dan melindungi tunas embrionik, mendesak naik ke atas melalui tanah menuju
udara hingga tumbuh membentuk calon daun pertama yang disebut plumulae (Campbell, 2003), selain
itu akar tumbuh ke bawah menerobos tanah dan membentuk akar cabang (Salisbury dan Ross, 1995).
Secara fisiologis, perkecambahan merupakan proses terjadinya sejumlaah perubahan fisiologis
pada embrio dalam benih yang berada dalam kondisi dorman sehingga menyebabkan berkembang
menjadi tumbuhan muda.
1. Perembesan air kedalam benih (imbibisi).
2. Pengaktifan proses metabolism.
3. Perkecambahan (Kozlowski, 1972).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum struktur benih dan tipe perkecambahan dilakukan pada 12 - 16 Oktober
2017. Tempat praktikum ini dilaksanan di Lab. Agronomi, Fakultas Pertanian-
Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum struktur benih dan tipe perkecambahan
adalah cutter, pinset, kaca pembesar, cawan petri, kapas, air.

3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum struktur benih dan tipe perkecambahan
adalah biji Padi (Oryza sativa L.) dan Jagung (Zea Mays), biji Kedelai (Glycine max) dan
Kacang Tanah (Arachis hypogaea).

3.3 Langkah Kerja


Langkah kerja dalam praktikum struktur benih dan tipe perkecambahan adalah
sebagai berikut.
a. Struktur Kecambah
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Meletakan setiap biji pada cawan petri.
3. Memotong biji secara melintang dan membujur dan memisahkan biji utuh.
4. Mengamati struktur setiap biji dari yang utuh hingga yang sudah dipotong
kemudian menggambar dikertas beserta keterangan bagian-bagian biji.
b. Tipe Perkecambahan
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Meletakan kapas di cawan petri dan dibasahi air secukupnya.
3. Menanam biji pada masing-masing cawan petri yang berisi kapas basah.
4. Meletakan biji pada pinggir jendela.
5. Mengamati tipe perkecambahan setiap kelompok biji.
6. Memfoto dan menggambar setiap biji di kertas.

5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Struktur Benih


Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan mengenai struktur benih dan tipe
perkecambahan biji dengan masing-masing menggunakan biji jagung, kedelai, kacang
tanah dan padi. Berikut ini adalah hasil praktikum yang didapatkan.

Gambar 1. Struktur biji jagung

Gambar 2. Struktur biji kacang tanah

Gambar 3. Struktur biji kedela

6
Gambar 4. Struktur biji padi

4.1.2 Tipe Perkecambahan

Table 1. Tipe perkecambahan berbagai jenis biji


No. Sampel Biji Gambar Keterangan
1. Jagung (Zea mays) Biji Jagung termasuk
biji monokotil dengan
tipe perkecambahan
hypogeal.

2. Kedelai (Glycine Biji Kedelai termasuk


max) biji dikotil dengan tipe
perkecambahan
epigeal.

3. Padi (Oryza sativa) Biji Padi termasuk biji


monokotil dengan tipe
perkecambahan
hypogeal.

7
4.2 Pembahasan

4.2.1 Stuktur Benih

Pengamatan yang dilakukan pada praktikum ini yaitu dengan mengamati setiap
benih dan memotong secara melintang dan membujur yang kemudian menggambarnya
serta menunjukkan bagian-bagian dalam benih. Tumbuhan monokotil adalah tumbuhan
berbiji atau berkeping satu yang merupakan salah satu dari dua kelompok besar tumbuhan
berbunga yang bijinya tidak membelah karena hanya memiliki satu daun lembaga.
Tumbuhan dikotil adalah tumbuhan berbiji belah atau berkeping dua yang merupakan
segolongan tumbuhan berbunga yang memilki ciri khas yang sama dengan memiliki
sepasang daun lembaga (kotiledon: daun yang terbentuk pada embrio) berbentuk sejak
dalam tahap biji sehingga biji sebagian besar anggotanya bersifat mudah terbelah dua
(Kartasapoetra,1986)
Hasil pengamatan biji tanaman dikotil berupa kacang tanah dan kedelai terdiri
beberapa bagian yaitu sebagai berikut.
1. Plumula yaitu embrio yang akan tumbuh menjadi batang dan daun.
2. Hipokotil yaitu calon batang yang terletak di bawah daun lembaga.
3. Radikula yaitu embrio yang akan tumbuh menjadi akar.
4. Embrio yaitu calon tanaman.
Sedangkan biji tanaman monokotil berupa padi dan jagung terdiri dari beberapa
bagian yaitu sebagai berikut.
1. Koleoptil yaitu selubung ujung plumula.
2. Plumula yaitu embrio yang akan tumbuh menjadi batang dan daun.
3. Radikula yaitu embrio yang akan tumbuh menjadi akar.
4. Koleoriza yaitu bagian yang menyelubungi akar.
5. Endosperm yaitu jaringan yang mengelilingi embrio dan terdapat kotildeon yang
mengandung candangan makanan.

4.2.2 Tipe Perkecambahan

Perkecambahan adalah tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya


tumbuhan berbiji. Dalam tahapan ini, embrio didalam biji yang semula berada pada
kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisologis yang menyebabkan biji
berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah.
Setelah kecambah dihasilkan, selanjutnya kecambah akan berkembang pada tumbuhan
hanya terjadi apabila biji berada dalam lingkungan yang sesuai. Tersedianya air dalam

8
jumlah yang cukup, suhu yang optimum untuk kerja enzim, udara yang cukup, dan
kelembapan merupakan sarat penting terjadinya perkecambahan (Salisbury dan Ross,
1995).
Pada praktikum ini biji Padi, Jagung, dan Kedelai pada umur ke-4 sudah mulai
menunjukkan perkecambahan. Hasil praktikum yang dilakukan menunjukkan bahwa tipe
perkecambahan pada Kedelai yaitu Epigeal. Adapun Kacang Tanah yang termasuk tipe
perkecambahan epigeal akan tetapi pada percobaan ini gagal dikarenakan Kacang Tanah
terkena jamur. Sedangkan biji Kedelai dan Kacang Tanah termasuk tipe perkecambahan
hypogeal. Menurut Sutopo (2002) tipe perkecambahan epigeal adalah dimana munculnya
radikal diikuti dengan memanjangnya hipokotil secara keseluruhan dan membawa serta
kotiledon dan plumula ke atas permukaan tanah. Sedangkan tipe hipogeal dimana
munculnya radikal diikuti dengan pemanjangan plumula, hipokotil tidak memanjang ke
atas permukaan tanah sedangkan kotiledon tetap berada di dalam kulit biji di bawah
permukaan tanah. Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks
dari perubahan-perubahan morfologi, fisologi, dan biokimia.
Perkecambahan biji dimulai dengan proses penyerapan air oleh biji diikuti dengan
melunaknya kulit biji serta terjadinya hidrasi sitoplasma. Suplai oksigen ke sel-sel hidup
akan meningkat jika dinding sel kulit biji dan embrio menyerap air sehingga
menyebabkan pernafasan menjadi aktif. Proses perkecambahan dapat terjadi jika kulit biji
permeabel terhadap air dan tersedia cukup air dengan tekanan osmosis tertentu. Proses
perkecambahan selanjutnya yaitu dengan munculnya radikula (akar embrionik) (Salisbury
dan Ross, 1995). Pada umumnya radikula pertama muncul dari kulit biji yang retak
pertumbuhan radikula lebih cepat daripada pucuk lembaga (plumula) (Gardner, dkk.,
1991). Pada proses selanjutnya ujung tunas harus menembus permukaan tanah. Koleoptil
yang merupakan lapisan yang membungkus dan melindungi tunas embrionik, mendesak
naik ke atas melalui tanah menuju udara hingga tumbuh membentuk calon daun pertama
yang disebut plumulae (Campbell, 2003), selain itu akar tumbuh ke bawah menerobos
tanah dan membentuk akar cabang (Salisbury dan Ross, 1995).

9
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.

1. Biji tanaman Kacang Tanah dan Kedelai merupakan tanaman dikotil yang
mempunyai struktur biji yaitu plumula, hipokotil, radikal, dan embrio. Sedangkan
biji Jagung dan Padi merupakan tanaman monokotil dengan struktur biji yaitu
kleoptil, plumula, radikal, koleoriza dan endosperm.
2. Tipe perkecambahan kedelai adalah epigeal sedangkan biji jagung dan padi
termasuk tipe perkecambahan hypogeal..

5.2 Saran

Mengingat dalam kegiatan praktikum menggunakan lup sebaiknya praktikan


mengamati dengan teliti bagian-bagian struktur benih maupun tipe perkecamba-han.

10
DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T. 2008. Budidaya Kedelai. Penebar Swadaya. Yogyakarta. 65 hal.


Anggriawan, R. 2010. Pengaruh Varietas Jagung Hibrida dan Metode Penggilingan terhadap
Variabel Kimia, Fisik dan Fungsional Tepung Jagung Hibrida. Universitas Jenderal
Soedirman. 130pp.
Campbell, N.A., Reece, J.B., dan Mitchell, L.G.a. 2003. BIOLOGI Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Fachrudin, L. 2000. Budidaya Kacang-Kacangan. Kanisius. Yogyakarta. 118 hal.
Gardner, F. P., R. B. Pearce dan R. L. Mitchell. 1991. Physiology of Crop Plants (Fisiologi Tanaman
Budidaya, alih bahasa H. Susilo dan Subiyanto). Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Kartasapoetra,A. G. 1986. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. PT Bina
Aksara. Jakarta.
Kramer,P.J and Kozlowski,T.T.,1972. Physiology of Trees. Mc Graw Hill Book Company. London.pp
400;418-421.
Mayer, A.M and A. Poljakoff-Mayber., 1989. The Germination of Seeds. Second Edition. Volume 5.
Pergamon Press Ltd. USA. pp:48-50.
Sumarno. 1986. Teknik Budidaya Kacang Tanah. Penerbit Sinar Baru, Bandung.
Salisbury, F.B dan Ross, C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid III. Penerbit ITB. Bandung
Sadjad, S. 1997. Produksi Benih Berkualitas Tinggi untuk Menunjang Produksi Pangan. Proc. Kursus
Singkat Pengujian Benih. Bogor: ITB.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Malang.
Simpson, M.G., 2006, Plant Systematics, Elsevier Academic Press, USA.
Sipayung, H.N. 2010. Pengaruh Skarifikasi Bagian-Bagian Benih dan Konsentrasi Kallium Nitrat
(KNO3) Terhadap Perkecambahan Benih Palem Botol (Mascarena lagenicaulis). Skripsi.
Universitas Sumatera Utara.Medan.
Sari, A.A.A., Ashari, S dan Haryono,D. 2011. Pengaruh Kedalaman Tanam Benih Terhadap
Perkecambahan Bibit Durian (Durio zibethinus Murr.). Skripsi. Universitas Brawijaya.
Malang.
Tjitrosoepomo,G. 2002. Taksonomi Tumbuhan. Gajah Mada University Press. Jogyakarta.
Tjitrosoepomo G. 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta. 477 p.
Watson, S.A. 2003. Description, development, structure, and composition of the corn kernel. Di
dalam: White PJ., Johnson LA., editor. Corn: Chemistry and Technology. 2nd Ed. Minnesota:
American Association Of Cereal Chemists Inc. St. Paul, Minnesota, USA. 69-101.

11

Anda mungkin juga menyukai