Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Benih yang baik untuk ditanam ialah benih yang memiliki daya kecambah

tinggi. Daya berkecambah suatu benih dapat diartikan sebagai mekar dan

berkembangnya bagian–bagian penting dari suatu embrio suatu benih yang

menunjukkan kemampuannya untuk tumbuh secara normal pada lingkungan yang

sesuai. Dengan demikian pengujian daya kecambah benih ialah pengujian akan

sejumlah benih, berupa persentase dari jumlah benih tersebut yang dapat atau

mampu berkecambah pada jangka waktu yang telah ditentukan (Danuarti 2005).

Benih merupakan faktor penting dalam kegiatan budidaya pertanian.

Benih yang berkualitas dapat menguntungkan, serta meningkatkan produktivitas.

Sehingga perlu dilakukan pengujian benih agar dapat diperoleh keterangan atau

gambaran mengenai mutu suatu benih yang akan digunakan untuk keperluan

penanaman. Pengujian yang dilakukan dapat membantu dalam pengisian label

dalam hal sertifikasi benih hingga sampai ke tangan petani. Dalam pengujian

benih dilakukan pengujian kemurnian benih yang berguna untuk mengetahui

komposisi dari contoh uji yang mencerminkan komposisi kelompok benih dari

mana contoh tersebut diambil dengan cara-cara yang sudah ditetapkan.

Benih murni yang merupakan salah satu komponen dalam pengujian

benih, sangat penting dalam menghasilkan benih yang berkualitas tinggi. Pada

pengujian daya berkecambah, benih yang diuji diambil dari fraksi benih murni.

Dengan demikian hasil pengujian kemurnian benih dan daya kecambah benih

mempengaruhi nilai benih untuk tujuan pertanaman. Pengujian kemurnian

digunakan untuk mengetahui komposisi contoh kerja, kemurnian, dan identitasnya

1
yang akan mencerminkan komposisi lot benih yang didasarkan pada berat

komponen pengujian. Dalam pengujian kemurnian contoh kerja kemurnian

dipisahkan menjadi benih murni, biji tanaman lain, dan kotoron.

Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa menegenal dan menegetahui komponen-komponen yang

terdapat pada pengujian kemurnian benih

2. Mahasiswa dapat menghitung hasil pengujian kemurnian benih

2
TINJAUAN PUSTAKA

Pengujian benih sangat berperan penting, terujinya benih berarti

terhindarnya para petani dari berbagai kerugian yang dapat timbul dalam

pelaksanaan usaha taninya. Selain itu benih yang baik atau unggul ditunjang

dengan kultur teknik yang mantap, akan dapat meningkatkan berbagai produk

pertanian (Kartasapoetra, 2008).

Pengujian benih ditujukan untuk mengetahui mutu dan kualitas benih.

Informasi tersebut tentunya akan sangat bermanfaat bagi produsen, penjual

maupun konsumen benih. Karena mereka bisa memperoleh keterangan yang dapat

dipercaya tentang mutu atau kualitas dari suatu benih (Sutopo, 2007).

Tujuan analisa kemurnian benih adalah menentukan komposisi

berdasarkan berat dari contoh benih yang akan diuji atau dengan kata

lainkomposisi dari kelompok benih dan untuk mengidentifikasi dari berbagai

species benih dan partikel-partikel lain yang terdapat dalam suatu

benih. (Kartasapoetra,2008).

Kemurnian benih adalah merupakan persentase berdasarkan berat benih

murniyang terdapat dalam suatu contoh benih. Kemurnian benih

adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih

murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung

presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah

untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh

benih yang mewakili lot benih.kemurnian benih sangat berpengaruh dilapangan.

Karena benih yang tidak murni dapat merugikan kita pada saat pembelian maupun

pada budidaya. Pengujian benih merupakan metode untuk menentukan nilai

3
pertanaman di lapangan. Oleh karena itu, komponen-komponen mutu benih yang

menunjukan korelasi dengan nilai pertanaman benih di lapang harus dievaluasi

dalam pengujian (Sutopo, 2007).

Dalam perhitungan kemurnian benih dipengaruhi oleh komponen hasil

pengujian benih. Apabila berat sampel benih kurang dari 25 gram, maka

perhitungan persentase berat masing - masing komponen dengan membandingkan

terhadap keseluruhan berat semua komponen (bukan terhadap berat sampel benih

yang diuji), yang kemudian dikalikan dengan 100%. Jika tingkat kemurnian benih

itu rendah, maka akan berpengaruh dalam keseragaman tumbuh di lapangan

(rendah). Hal tersebut dapat terjadi karena dimungkinkan benih yang digunakan

tercampur oleh spesies tanaman lain, gulma atau kotoran lainnya sehingga akan

berpengaruh pada waktu panen yang tidak serentak dan produk yang dihasilkan

tidak akan seragam/tidak sesuai dengan yang diharapkan (Sutopo, 2007).

Dalam pengertian benih murni termasuk semua varietas dari species yang

dinyatakan berdasarkan penemuan dengan uji laboratorium. Kategori benih murni

dari suatu spesies adalah benih masak dan utuh, benih yang berukuran kecil,

mengerut tidak masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji dan pcahan

benih yang ukurannya lebih besar dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan

dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu termasuk ke dalam species yang

dimaksud (Justice, 2005).

Beda antara hasil ulangan pertama dan kedua tidak boleh lebih tinggi

ataulebih rendah dari 5%. Setiap komponen ditimbang lalu ditotal, dimana berat

total seharusnya dengan berat mula-mula keseluruhan contoh uji untuk kemurnian

tetapi bisa kurang. Persentase dari setiap komponen didapatkan dari berat masing-

4
masing komponen dibagi berat total kali 100%. Hasilnya ditulis dalam dua

desimal atau duaangka di belakang koma. (Kartasapoetra, 2006).

Untuk analisis kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 3

komponen sebagai berikut :

a. Benih murni, adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/spesies

yang sedang diuji. Yang termasuk benihmurni diantaranya adalah :

 Benih masak utuh

 Benih yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak

 Benih yang telah berkecambah sebelum diuji

 Pecahan/ potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih

yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih

tersebut termasuk kedalam spesies yang dimaksud

 Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali.

b. Benih tanaman lain, adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam

contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji.

 Benih yang terlihat jelas bukan benih sejati.

 Benih yang kulitnya sudah terkelupas semua.

 Pecahan benih dengan ukuran kurang dari ½ ukuran sebenarnya.

 Benih rusak tanpa lembaga.

 Benih yang berubah warna misal pada Custuta sp. yang berubah

warna dari abu-abu menjadi putih kecokelatan.

 Benih hampa atau tidak mentes atau tidak berisi (Empty Glumes).

 Sekam, cekang benih, kulit benih dan lainnya.

5
c. Kotoran benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam

contoh. Yang termasuk kedalam kotoran benih adalah:

 Benih dan bagian benih: Benih tanpa kulit benih, benih yang terlihat

bukan benih sejati, biji hampa tanpa lembaga pecahan benih ≤ 0,5

ukuran normal, cangkang benih, kulit benih

 Bahan lain: sekam, pasir, partikel tanah, jerami, ranting, daun,

tangkai, dll.

6
BAHAN DAN METODA

Waktu dan Tempat

Pada praktikum teknologi produksi benih dilakukan pada hari selasa, 22

Oktober 2019 pukul 13:30 WIB, di Laboratorium Kebun Percobaan dan

Peternakan Universitas Pembangunan Panca Budi.

Alat dan Bahan

Pada praktikum ini, alat yang digunakan adalah timbangan digital, wadah

benih, dan kertas HVS putih, sedangkan bahan yang digunakan adalah benih

tanman jagung.

Perosedur Kerja

1. Benih tanaman yang akan diuji adalah benih komersial yang bisa

digunakan oleh petani

2. Timbang benih yang telah disediakan, sehingga diperoleh berat total

3. Pisahkan benih tersebut atas masing-masing komponen analisa kemurnian

benih yang meliputi: Benih Murni (BM), Biji Tanaman Lain (BTL) dan

Kotoran (K).

4. Timbang masing-masing komponen tersebut

5. Hitung persentase dari masing-masing komponen benih.

7
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Praktikum

Tabel pengamatan kemurnian benih jagung.

Nama Berat (gram) Persentase (%)

Contoh Kerja

Benih Murni 81,5 78,51

Biji Tanaman Lain 6 5,78

Kotoran 16,3 15,7

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑚𝑢𝑟𝑛𝑖 (𝑔𝑟𝑎𝑚)


Benih Murni (%) = x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ (𝑔𝑟𝑎𝑚 )

81,5 𝑔
= x 100%
103,8 𝑔

= 78,51%

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑖𝑗𝑖 𝑡𝑎𝑛𝑚𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑖𝑛 (𝑔𝑟𝑎𝑚)


Biji Tanaman Lain (%) = x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ (𝑔𝑟𝑎𝑚 )

6𝑔
= x 100%
103,8 𝑔

= 5,78%

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟𝑎𝑛 (𝑔𝑟𝑎𝑚)


Kotoran (%) = x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ (𝑔𝑟𝑎𝑚 )

16,3 𝑔
= x 100%
103,8 𝑔

= 15,7%

8
Pembahasan

Pada praktikum ini, kemurnian benih dapat dibedakan menjadi tiga

komponen yaitu benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran. Benih murni

adalah jenis benih yang akan di uji kemurnian benihnya tanpa ada jenis benih

lainnya. Benih kotoran lain aadalah jenisn benih lain yang tercampur oleh benih

yang akan di uji kemurnian benihnya. Dan kotoran adalah sesuatu yang ada atau

tercampur dalam benih yang akan diuji kemurnian benihnya.

Pada pengujian kemurnian benih dilakukan penimbangan keseluruhan

benih terlebih dahulu, setelah itu benih murni, benih tanman lain, dan kotoran di

pisahkan, dan ditimbang masing- masing dalam satu wadah.

Pengujian kemurnian benih dilakukan dengan cara perhitungan

menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑚𝑢𝑟𝑛𝑖 (𝑔𝑟𝑎𝑚)


Benih Murni (%) = x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ (𝑔𝑟𝑎𝑚 )

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑖𝑛 (𝑔𝑟𝑎𝑚)


Benih tanman Lain (%) = x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ (𝑔𝑟𝑎𝑚 )

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟𝑎𝑛 (𝑔𝑟𝑎𝑚)


kotoran (%) = x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ (𝑔𝑟𝑎𝑚 )

Pada persen perhitungan kemurnian benih yang kami lakukan dihasilkan

bahwa berat benih murni 81,5 gram = 78,51%, benih tanaman lain 6 gram =

5,78%, dan kotoran 16,3 gram = 15,7%. Dari perhitungan tersebut dapat

simpulkan bahwa benih murni lebih banyak dari pada benih tanman lain dan

kotoran.

9
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan

tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang

selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut.

Tujuan analisa kemurnian benih adalah menentukan komposisi

berdasarkan berat dari contoh benih yang akan diuji atau dengan kata

lainkomposisi dari kelompok benih dan untuk mengidentifikasi dari berbagai

species benih dan partikel-partikel lain yang terdapat dalam suatu benih.

Saran

Pada praktikum pengujian kemurnian benih harus lebih teliti dalam

pemilihan benih murni, biji tanman lain, dan kotoran. Serta dalam menghitung

persen kemurnian benih haurs teliti agar tidak ada kesalahan dalam

perhitungannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Danuarti 2005. Uji Cekaman Kekeringan Pada Tanaman. Jurnal Ilmu Pertanian.
11 (1) : 22-31

Justice, Oren L. dan Louis N. B. 2005. Prinsip Praktikum Penyimpanan


Benih. CV. Rajawali, Jakarta.

Kartasapoetra, A. G. 2008. Tehnologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntunan


Praktikum. Bina Aksara, Jakarta.

Kartasapoetra, A. G. 2006. Teknologi Benih (Pengolahan Benih dan Tuntunan


Praktikum). Cetakan Keempat. Rineka Cipta. Jakarta. 188 hal.

Mugnisjah, 2005. Kadar Air Benih.


http://agronomi02.blogspot.com/2010/08/kadar-air-benih.html

Nasrudin, 2009. Kemurnian Benih. http://nasrudin.blog-spot.com/2009/08/-


kemurnian - benih.html

Sutopo, L. 2007. Tehnologi benih. Penerbit CV. Rajawali, Jakarta.

11
PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH
KEMURNIAN BENIH

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

DEVI SRI SUCI 1713010234


JULYANTI PARINDURI 1713010196
ROCI NASIB HUTAURUK 1713010200
HERI SANDISETIAWAN 1713010271
ANDRI WARDANA 1713010273
REZA PAHLEVI PA 1713010198

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANA BUDI
MEDAN
2019

12

Anda mungkin juga menyukai