Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PROBLEMATIKA REKAYASA BUDIDAYA TANAMAN


KASUS PASCA PANEN PADA BUAH MELON

Disusun Oleh
Kelompok 8

Muhamad Faqih Wahana 20220210054


Muhamad Fikri Maulana 20220210064
Nensi Wulandari 20220210072
Krisna Candra Gemilang 20220210081
Ihzandra Rahadian Dwiyanto 20220210090
Sarmilah 20220210091

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2023/2024

I
I. KASUS

Pak Beno adalah seorang distributor buah melon di Pasar Gamping. Beliau
memperoleh pasokan buah melon dari para petani di Daerah Klaten dan Kulon Progo.
Dari Klaten Pak Beno mendapatkan 2 varietas melon yaitu Melon Jingga/Sakata dan
Melon Hijau, dan dari Kulon Progo adalah varietas Melon Madu. Namun, Pak Beno
merasa rugi karena saat penerimaan barang dagangan ada beberapa buah melon
memar dan pecah. Bagaimana solusi untuk mengurangi kerugian yang dialami oleh
pak Beno ?

II
II. IDENTIFIKASI MASALAH

A. Buah melon mengalami memar dan pecah.

III. TINJAUAN PUSTAKA

A. Botani Tanaman
Melon berasal dari lembah panas persia atau daerah mediterania yang
merupakan perbatasan antara asia barat dengan eropa dan afrika. Melon saat
ini telah tersebar ke seluruh dunia, terutama daerah tropis dan subtropis. Melon
mulai berkembang di indonesia sejak tahun 1980an. (Margianasari, et.al.
2012).

Menurut Arrum (2017), klasifikasi dalam tata nama (sistematika) tumbuhan,


melon termasuk dalam:
Kingdom : Plantae.
Divisi : Magnoliophyta,
Kelas : Magnoliopsida.
Ordo : Cucurbitales,
Famili : Cucurbitaceae,
Genus : Cucumis.
Spesies : Cucumis melo L.

Akar tanaman melon menyebar, tetapi dangkal. Akar-akar cabang dan


rambut-rambut akar banyak terdapat di permukaan tanah, semakin ke dalam
akar- akar tersebut semakin berkurang. Tanaman melon membentuk ujung
akar yang menembus ke dalam tanah sedalam 45-90 cm. Akar horizontal cepat
berkembang di dalam tanah, menyebar dengan kedalaman 20-30 cm. Tanaman
melon memiliki akar tunggang dan akar cabang pada kedalaman lapisan tanah
antara 30-50 cm menyebar, tetapi dangkal (Munthe, 2019).

1
Batang tanaman melon berwarna hijau, dan berbentuk persegi 5 dengan
tekstur yang lunak dan berbulu, serta pertumbuhannya yang membelit pada
kayu, Daun melon berwarna hijau dengan bentuk bercangkap atau menjari
bersudut lima, berlekuk 3-7 dan bergan tengah 8-15 cm Ada varietas yang
bentuk daunnya menjari dengan bentuk keseluruhan seperti kepala kambing
Daun ditopang oleh tangkai daun yang merupakan perpanjangan induk tulang
daun Permukaan daun berbulu kasar Susunan daun berselang-seling (Cahyo
dan Rini, 2016).

Dari ketiak-ketiak diantara batang dan tangkai daun tanaman melon muncul
tunas atau cabang dalam jumlah yang cukup banyak, hingga mencapai 20
tunas cabang. Daun melon berbentuk hampir bulat, tunggal dan bersudut lima,
mempunyai jumlah lekukan sebanyak 3 hingga 7 lekukan dan permukaan daun
kasar. Diameter daun melon antara 8 hingga 15 cm dan letak antara satu daun
dengan daun lainnya berselang-seling. Daun melon berwarna hijau, lebar
bercangap atau berlekuk, menjari agak pendek (Setiadi dan Sigit, 2018).

Bunga melon berbentuk lonceng berwarna kuning cerah mirip dengan


bunga pada tanaman semangka, memiliki kelopak sebanyak 5 buah dan
kebanyakan bersifat uniseksual monoseius (bunga betina, jantan dan bunga
sempurna). Bunga jantan hampir terdapat pada pangkal tangkai ketiak daun,
memiliki tangkai bulat tipis dan panjang, akan gugur dalam waktu 2 hari
setelah bunga mekar. Bunga betina pada umumnya muncul dari pertumbuhan
tunas lateral pada ketiak daun dari batang utama, tangkai bunga betina pendek
dan agak tebal, dibawah mahkota bunga terdapat bakal buah, akan mekar pada
pagi hari dan gugur dalam waktu 2-3 hari bila gagal diserbuki (Daryono dan
Maryanto, 2018).

Menurut Wahyu (2016), dengan buah sangat bervariasi, baik bentuk, warna
kulit, warna daging buah maupun berat atau bobotnya. mempunyai
keunggulan pada rasanya yang manis, tekstur daging yang renyah, warna
daging yang bervariasi, dan mempunyai aroma yang khas. Benih melon
berwarna coklat muda hingga kekuningan. Panjang benih ini 6,40-9,07 mm,
lebar 3,10-4,21 mm dan tebal 0,65-1,68 mm. Benih mengandung karbohidrat,

1
protein, lemak dan dan mineral sebagai cadangan makanan yang dapat
membantu proses perkecambahan. Benih melon memiliki kulit tidak keras,
tipis dan bersifat permeabel terhadap air, sehingga mudah terjadinya proses
imbibisi yang dapat mempercepat proses perkecambahan benih. Kemunculan
kecambah dapat berlangsung dalam 3-5 hari setelah tanam. Umur panen melon
adalah 60-75 hari dengan menghasilkan 3-4 buah per tanaman.
Buah melon yang paling banyak ditanam di Indonesia yaitu melon hijau,
melon madu, melon jingga, dan melon kuning. Melon merupakan buah yang
masuk kedalam jenis labu Labuan atau cucurbitaceae. Berbeda dengan melon
hijau yang memiliki tekstur daging lebih lembut dan berair, melon kuning
memiliki tekstur lebih keras dan kering. Dalam proses penanamannya melon
kuning lebih memerlukan perhatian khusus dan juga perawatan lebih, sehingga
ini yang membuat kualitas dari melon kuning lebih terjaga. Buah melon
kuning memiliki banyak kandungan gizi seperti energy, protein, lemak,
karbohidrat, serat, abu, kalsium, fosfor, kalium, zat besi, natrium, vitamin A,
vitamin B1, vitamin B2, vitamin C, niacin dan juga air. Manfaat melon kuning
yaitu untuk mempertahankan kesehatan mata, meningkatkan imunitas tubuh,
melancarkan peredaran darah, mengatasi permasalahan PMS, mencegah
dehidrasi, pertumbuhan tulang dan gigi bayi, dan mengatasi mual ibu hamil
(Gillivray dan Ebert 2000)

B. Penanganan Pascapanen Buah Melon


Menurut pasal 31 UU No. 12 tahun 1992 pascapanen adalah suatu kegiatan
yang meliputi pembersihan, pengupasan, sortasi, pengawetan, penyimpanan,
standarisasi, mutu dan transportasi hasil budidaya pertanian. Kegiatan tersebut
perlu dilakukan guna menjaga dan mempertahankan kualitas serta kuantitas
produk pertanian sehingga sampai ke tangan konsumen. Setiap komoditas
pertanian memiliki perlakuan pascapanen yang berbeda-beda hal tersebut
dikarenakan setiap komoditas memiliki karakteristik.

Perlakuan pascapanen pada tanaman melon yaitu setelah dilakukan


pemotongan pada tangkai buah dari batang tanaman, kulit buah melon

2
diberikan dengan kain yang dibasahi dengan air bersih. Pembersihan tersebut
dilakukan agar kotoran pada permukaan kulit melon hilang sehingga buah
tampak segar dan bersih. Selanjutnya melon yang telah bersih dikumpulkan
pada keranjang untuk ditimbang dan disimpan pada keranjang lebih besar
untuk menjaga kualitas buah agar tidak rusak.

Beberapa buah melon telah menunjukkan terjadinya kerusakan fisiologis


selama pengiriman melon ke distributor. Sebagian besar penyebab terjadinya
kerusakan fisiologis adalah pengelolaan suhu yang tidak tepat atau defisiensi
nutrien selama terjadinya pertumbuhan dan perkembangan. Mudahnya produk
mengalami kerusakan fisiologis tergantung antara lain pada :

a. Varietas
Varietas tanaman adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau
spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman,
daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik genotipe atau
kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies
yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan
apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan
b. Pada waktu panen
Pemanenan yang terlalu awal menyebabkan banyaknya butir muda
sehingga kualitas dan daya simpan biji rendah. Sebaliknya,
pemanenan yang terlambat menyebabkan penurunan kualitas dan
peningkatan kehilangan hasil akibat cuaca yang tidak
menguntungkan atau serangan hama dan penyakit di lapang.
c. Keadaan iklim
Pengaruh curah hujan, sinar matahari, kelembaban nisbi dan suhu
serta kecepatan angin terhadap pertanaman (tumbuhan). Air yang
dikandung dalam bentuk air kapiler, air terikat atau lapis air tanah,
kesemuanya berasal dari air hujan, curah hujan yang sesuai untuk
tanaman padi yaitu 1500-2000 mm/tahun. Sinar matahari
merupakan sumber energi yang memungkinkan berlangsungnya
fotosintesis pada daun, kemudian melalui respirasi energi tersebu

3
dilepas kembali. Kelembaban nisbi mencerminkan defisit uap air di
udara. Suhu berpengaruh terhadap proses fotosintesis, respirasi dan
agitasi molekul-molekul air disekitar stomata daun. Suhu harian
rata-rata 24-290C. Sehingga dapat dikatakan bahwa yang
mempengaruhi laju transpirasi adalah kecepatan angin.
d. Cara pemanenan
Proses pemanenan sering berakibat pada pelukaan; pengemasan dan
transportasi dapat menyebabkan kerusakan lanjutan, Adanya
perubahan orientasi gravitasi, Adanya tekanan fisik, peningkatan
suhu dan lingkungan gas yang tidak diinginkan. Sebagai
konsekwensi langsung dari adanya konflik antara kebutuhan bagian
tanaman untuk dipanen dan kebutuhan untuk menjaganya tetap
hidup, maka kompromi dibutuhkan

1. Pengumpulan

Buah-buah melon yang telah dipanen dikumpulkan pada suatu tempat untuk
segera disortir/dipilih. Pengangkutan dari kebun ke tempat pengumpulan harus
dilakukan dengan hati-hati. Sebab, pengangkutan yang kurang baik dapat
mengakibatkan kerusakan fisik seperti terjadinya benturan antara buah,
goresan dan memar oleh bahan kemasan. Oleh karna itu hal ini harus sangat
dihindari

Umumnya buah melon diangkut dari lapang ke tempat pengumpulan dengan


berjalan kaki (dipikul, dijinjing atau disunggi di atas kepala), sepeda atau
sepeda motor. Dalam proses pengumpulan ini sebaiknya lokasi pengumpulan
penampungan harus dekat dengan tempat pemanenan agar tidak terjadi
penurunan kualitas buah akibat pengangkutan dari dan ke tempat
pengumpulan Sebagai wadah tempat penampungan dapat berupa keranjang,

4
peti atau karung goni untuk mengangkut hasil panen ke tempat pengumpulan
sementara/gudang penyimpanan

Buah melon yang baru datang dari kebun segera dikeluarkan dari dalam
keranjang atau wadah lain, kemudian ditaruh pada tempat terbuka dan diangin-
anginkan. Buah-buah melon yang telah dipanen dan dikumpulkan itu
selanjutnya disortir sesuai dengan mutu buah yang dibutuhkan konsumen.

2.Penyortiran dan Pengkelasan (Grading)

Sortasi adalah memilih hasil panen antara hasil panen yang baik dan hasil
panen yang jelek. Sedang grading adalah pengelompokan hasil panen yang
telah disortasi Penyortiran dan grading tergantung dari permintaan pasar
Penyortiran buah dilakukan di tempat pengumpulan buah Unsur-unsur yang
diperhatikan dalam penyortiran/pemilihan, buah dipilih yang mulus, jaring
tebal dan merata, bentuknya normal, tidak luka, tidak diserang penyakit, tidak
ada cacat fisik maupun mikrobiologis, tidak ada noda getah, tidak ada bintik-
bintik kehitaman, tidak ada noda kudis (scab) dan tidak ada luka memar

Sesudah buah disortir, kemudian dikelompokan dan ditimbang untuk


dilakukan pengkelasan berdasarkan berat buah dan penampilan fisik.
Pengkelasan buah tersebut disesuaikan dengan permintaan pasar dan untuk
mempermudah penentuan harga jual sesuai dengan mutunya.

Pada dasarnya, pengelasan penggolongan buah melon menjadi 3 kelas, yaitu


Kelas A (berat > 1,6 kg), Kelas B (berat 1-1,5 kg) dan Kelas C (berat < 1 kg).
Sedang buah muda, terlalu matang, memar, cacat dan lain-lain digolongkan
menjadi buah off-grade (di luar kelas). Dalam melakukan penyortiran buah,
para penyortir harus menggunakan sarung tangan dari kain rajut/katun supaya
tidak mengotori dan atau merusak buah yang dapat menurunkan kualitas buah
yang kita kelompokkan. Buah yang sudah ditimbang, kemudian dibersihkan
dengan kain lap, ditempeli stiker dan siap untuk dikemas, disimpan dalam

5
gudang atau didistribusikan dipasarkan kepada para konsumen di setiap
tempatnya.

3. Pengemasan Buah dan Pengangkutan

Dalam melakukan pengemasan, buah dimasukkan ke dalam kemasan dari


kertas karton atau kayu biasa yang mempunyai sekat, lubang ventilasi dan
dasarnya diberi potongan-potongan kertas atau jerami kering. Dalam satu
kemasan hanya berisi buah dengan kelas yang sama. Kemasan yang digunakan
harus bersih dan bebas dari semua benda asing yang sifatnya mengganggu.

Setiap kemasan diberi label dari bahan yang tidak beracun, baik tinta untuk
menulis maupun lem untuk merekatkan kemasannya. Label yang dibuat itu
menjelaskan identifikasi produk (nama, asal dan kode produsen yang telah
diketahui) dan asal produk (nama varietas, tulisan atau gambar melon apabila
produk tidak terlihat dari luar, dimaksudkan agar identitas mudah dikenali)

Selain itu, label tersebut menunjukan juga asal (nama asal/daerah, lokasi
tumbuh dan nama negara apabila akan dicksport) dan spesifikasi komersial
(kelas, ukuran dengan minimum dan maksimum kode, ukuran dan jumlah
buah) Sebelum kemasan ditutup dan dilakban, di atas buah melon diberi
potongan-potongan kertas. Dalam pengemasan ini bisa juga buah dikemas satu
per satu dengan menggunakan jaring/net plastik. Kendaraan yang digunakan
untuk mengangkut buah melon ke pasar tergantung jarak yang ditempuh dan
kondisi jalan yang ditempuh.

4. Penyimpanan Buah

Buah melon yang sudah dipanen tidak boleh ditumpuk satu sama lain, buah
yang belum terangkut harus disimpan dalam gudang penyimpanan Gudang
untuk penyimpanan harus bersih, kering dan bebas hama seperti kecoa dan

6
tikus serta mempunyai sirkulasi udara yang lancar. Buah yang disimpan
dalam kotak yang terbuat dari kayu, paling banyak diisi 10 buah/kotak (ukuran
besar) atau 12 buah/kotak (ukuran kecil). Jika buah disimpan dalam karton,
setiap karton diisi 4 buah/kartun, sedang apabila disimpan dalam keranjang
plastik, isinya 6-8 buah keranjang, jika terlalu berlebih maka akan terjadi
kerusakan pada buah melon. Bila penyimpanan buah akan ditumpuk, buah
ditata secara rapi, maksimum 7 lapis dan setiap lapis diberi alas jerami kering,
kertas atau koran bekas. Paling lama penyimpanan buah melon tidak lebih dari
seminggu. Melon yang sudah terlalu masak jangan disatukan dengan melon
yang setengah masak (mengkal) Bila ada melon yang mulai busuk harus
dijauhkan dari tempat penyimpanan.

Jika buah akan diangkut ke pasar untuk dijual, selama pengangkutan, buah
yang diangkut tersebut sebaiknya terhindar dari sinar matahari secara langsung
Kondisi udara (suhu dan kelembaban) di dalam alat pengangkut perlu dijaga,
terutama apabila fama perjalanan lebih dari 2,5 jam. Selama pengangkutan,
usahakan buah dijaga dari kemungkinan benturan, gesekan dan tekanan yang
terlalu berat sehingga mutu buah tetap terjaga. Untuk buah melon yang akan
diekspor biasanya dikemas secara khusus dengan peti kemas terbuat dari kayu,
karton dan kotak plastik Dalam kargo pesawat, peti kemas buah melon
dilakukan penangan lebih lanjut agar buah melon yang didalam peti kemas
tetap terjaga. Dengan cara dimasukkan dalam container pendingin agar buah
melon tetap segar jika sampai tempat tujuan.

7
IV. ANALISIS MASALAH

A. Buah melon mengalami memar atau pecah dapat terjadi karena benturan pada saat
pengiriman buah melon. Selain itu memar atau pecah dapat terjadi kelalaian pekerja
pada saat memindahkan buah ke kendaraan pengangkut. Memar atau pecah dapat
terjadi karena tumpukan buah melon pada kendaraan pengangkut.

V. PENYELESAIAN MASALAH

A. Buah melon mengalami memar dan pecah

1. Pengemasan sblm pengiriman.


Buah melon perlu dikemas dengan wadah yang terbuat dari bahan yang kuat
dan memenuhi standar pengemasan seperti menggunakan kotak kayu, foam net
yang di lapisi kardus.
2. Pemberian sekat antar buah melon
Pemberian sekat antar buah melon diperlukan untuk meminimalisir benturan
atau gesekan pada buah melon lainnya yang dapat terjadi memar dan pecah.
3. Menggunakan transportasi dg menggunakan mobil boks berpendingin
Penggunaan transportasi dg menggunakan mobil boks berpendingin dibutuhkan
karena dapat menjaga kesegaran dan kualitas buah melon aman dan diterima
dengan keadaan baik.

8
VI. KESIMPULAN

Pascapanen merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan setelah melon


dipanen. Kesalahan penanganan dalam pasca panen akan mempengaruhi
kualitas/penampilan buah melon. Kerugian yang dialami saat penerimaan barang
dagangan dengan kasus buah melon memar dan pecah dapat diminimalisir dengan
adanya penanganan pasca panen yang tepat. Pengemasan buah melon menggunakan
wadah yang terbuat dari bahan yang kuat seperti kotak kayu, foam net yang dilapisi
kardus serta diberi sekat antar buah.

DAFTAR PUSTAKA

Arrum. (2017). Sukses Budidaya Melon Golden di Pekaranagn dan Kebun. Yogyakarta: Lily
publisher.

Cahyo dan Rini. 2016. Panduan Praktis Menanam 28 Tanaman Buah Populer di Pekarangan.
Yogyakarta: Lily Publisher.

Daryono, B.S., dan Maryanto, 2018. Keanekaragaman dan potesi sumber daya Genetik.
Skripsi. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Gillivray, Ricky W. dan R.J.Ebert. (2006). Bisnis. Jakarta: Erlangga

Margianasari, A.F, S.W. Kusumahastuti, Junaedi, Guntoro, A. Edwin. 2012. Bertanam Melon
Eksklusif Dalam Pot. Penebar Swadaya. Depok.

Munthe. 2019. Respon pertumbuhan dan produksi tanaman melon (Cucumis melo L.)
terhadap pemberian kompos ampas tebu dan pupuk organik cair kulit buah pisang kepok.
Skripsi. Fakultas. Universitas Medan Area.

Setiadi, D., dan D.M. Sigit. 2018. Keaneragaman dan Potensi Sumber Daya Genetik Melon.
Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

9
Wahyu, H. A. 2016. Respon pertumbuhan dan hasil tanaman melon (Cucumis melo L.)
terhadap dosis pupuk phonska. SkirpsiFakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah
Jembe

9
9

Anda mungkin juga menyukai