Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu komoditas unggulan


buah-buahan Indonesia. Melon merupakan tanaman buah yang termasuk famili
Cucurbitaceae. Buah melon mempunyai berbagai varietas, salah satu jenisnya
adalah melon golden. Melon golden merupakan jenis melon tanpa nett, kulitnya
bewarna kuning keemasan, daging buah bewarna putih dan daging buahnya manis
bertekstur crunchy dan sedikit lebih keras. Buah melon sangat disukai masyarakat
karena rasanya yang manis, enak dan kandungan gizinya sangat tinggi.
Setiap tahunnya, jumlah lahan pertanian di perkotaan semakin menyusut.
Lahan pertanian di kota semakin menyusut dikarenakan peningkatan jumlah
penduduk dan pembangunan. Dengan berkurangnya lahan pertanian di daerah
perkotaan, maka diperlukan sistem budidaya yang efektif untuk memanfaatkan
lahan yang tersedia. Salah satu sistem budidaya yang bisa diterapkan di
lingkungan perkotaan yaitu sistem hidroponik.
Hidroponik adalah salah satu cara budidaya tanaman dengan semua nutrisi
disuplai ke tanaman melalui air irigasi dengan substrat tumbuh tanpa tanah
(kebanyakan anorganik), dan tanaman ditanam untuk menghasilkan bunga dan
buah yang dipanen untuk dijual (Devries, 2003).
Budidaya tanaman melon dapat dilakukan dengan sistem hidroponik, salah
satu sistem hidroponik yang efisien yaitu sistem hidroponik tetes. Sistem ini
merupakan irigasi dengan memberikan tetesan air dekat perakaran tanaman..
Untuk menunjang efisiensi sistem ini, dibutuhkan media tanaman yang sesuai,
sehingga dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dalam
budidaya tanaman secara hidroponik media tanam yang digunakan bersifat inert,
inert adalah media tanam yang tidak menyediakan unsur hara seperti halnya
tanah, sehingga untuk memenuhi kebutuhan hara, tanaman harus disiram dan
mendapatkan suplai hara dari luar.
Media tanam yang baik merupakan media yang dapat mendukung
pertumbuhan dan kehidupan tanaman (Rediya, 2010). Media tanam yang baik
2

harus memenuhi persyaratan antara lain, tidak mudah hancur, tidak menjadi
sumber penyakit, memiliki aerasi yang baik, mampu menyimpan air dan zat hara
secara baik, mudah didapatkan dan harganya relatif terjangkau.
Dalam budidaya hidroponik tentunya diperlukan suatu tempat khusus
untuk kegiatan budidaya, tempat budidaya hidroponik disebut dengan green
house. Green house oleh Jensen dan Malter (1995) didefinisikan sebagai struktur
berbingkai atau menggelembung, ditutupi oleh bahan transparan atau tembus
cahaya yang memungkinkan transmisi cahaya optimal untuk produksi tanaman
dan terlindung dari kondisi iklim yang merugikan. Menurut Websters New World
College Dictionary, green house adalah bangunan yang sebagian besar terbuat
dari kaca dimana suhu dan kelembapan dapat diatur untuk budidaya tanaman yang
rentan atau diluar musim.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari proyek usaha mandiri ini adalah untuk :

1. Mempelajari teknik budidaya melon golden var. Alisha dengan sistem


hidroponik irigasi tetes
2. Mempelajari analisis usaha dan bagaimana hasil produksi dari budidaya
melon golden var. Alisha dengan sistem hidroponik irigasi tetes

1.3 Manfaat

Adapun manfaar dari proyek usaha mandiri ini adalah untuk :

1. Melatih tanggungjawab dan mengembangkan jiwa kewirausahaan


mahasiswa
2. Melatih kerjasama kelompok, dan mampu mememecahkan masalah secara
individu maupun kelompok bagi mahasiswa
3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi melon

Tanaman melon (Cucumis melo L ) merupakan salah satu jenis tanaman


buah yang sangat terkenal. Tanaman ini berasal dari perbatasan Asia barat dengan
Eropa dan Afrika. Tanaman ini masih berfamili dengan Cucurbitaceae, yang
memiliki bentuk bulat, lonjong dan juga memiliki garis. Selain itu, tanaman melon
ini juga merambat dan memiliki warna yang sangat bervariasi tergantung dengan
varietasnya. Menurut Soedarya (2010) termasuk dalam kelas tanaman biji
berkeping dua.
Tanaman melon merupakan tanaman yang hidup di habitat yang kering.
Melon cenderung lebih menyukai hidup di tanah berpasir yang tidak
mencengkram air berlebih, dan menyukai udara yang panas demgan kelembapan
yang rendah. Melon cocok dibudidayakan pada ketinggian 0-700 mdpl. Menurut
Arrum ( 2017 ) klasifikasi tanaman melon adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Cucurbitales
Family : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Species : Cucumis melo

Melon dapat digolongkan secara garis besar menjadi dua jenis yaitu :
1. Melon Berjala (Rock Melon)
Melon berjala yaitu melon dengan kulit buah berjala tipis hingga tebal.
Jenis kulit melon ini dapat menjadi pembeda antara jenis melon satu dengan
yang lain. Tipe melon ini memiliki kelebihan berupa: masa simpan yang lama,
4

tahan dalam proses pengangkutan, dan lebih tahan terhadap serangan serangga
dibandingkan dengan melon tanpa jala. Adapun kelemahan melon tanpa jala
yaitu: nampak kurang menarik, nilai jual yang cenderung rendah daripada
melon tanpa jala.
2. Melon Tanpa Nett atau Jala (Musk Melon)
Melon tanpa jala adalah jenis melon yang dinilai lebih eksklusif
dibandingkan melon berjala. Melon ini menempati kelas yang lebih tinggi
dengan harga yang cenderung lebih tinggi dibandingkan melon berjala. Melon
tanpa jala memiliki dua macam jenis, yaitu melon jenis Honey dan melon Jenis
Golden. Jenis melon Honey memiliki tekstur buah yang lembut dan berair,
memiliki warna kulit putih, daging buah bewarna hijau, putih, atau oranye.
Sementara itu, melon Golden memiliki tekstur yang keras dan crunchy, kulit
buah bewarna kuning keemasan, dan daging buahnya bewarna putih.

Selain penggolongan seperti di atas, melon juga dapat digolongkan menurut


warna daging buahnya, seperti:
1. Melon berdaging hijau
2. Melon berdaging putih
3. Melon berdaging merah

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Melon

Tanaman melon termasuk tanaman berhabitat kering, menyukai tanah


yang berpasir yang tidak mencengkram banyak air, dan menyukai lingkungan
yang cukup panas dengan kelembapan rendah. Melon cocok ditanam di ketinggian
0-700 mdpl (Arrum, 2017).

2.3 Morfologi Tanaman Melon

Tanaman melon merupakan tanaman semusim, khususnya pada melon


golden memiliki ciri khas kulit yang bewarna keemasan mulus tanpa jala, buah
berbentk oval, berdaging putih bertekstur renyah. Tanaman melon termasuk
tanaman yang merambat. Melon termasuk kedalam tumbuhan dikotil karena
5

terdiri dari dua daun lembaga. Berikut merupakan morfologi tanaman melon
diantaranya :
a. Tanaman melon mempunyai sistem perakaran yang menyebar namun tidak begitu
dalam. Akar serabut banyak terdapat di sekitar permukaan tanah. Perkembangan
akar horizontal di dalam tanah cepat, dapat menyebar dengan kisaran kedalaman
20-30 cm (Soedarya, 2010). Semakin dalam akar tanaman melon akar-akar
tanaman melon akan semakin berkurang (Tjahjadi, 1987).
b. Tanaman melon mempunyai daun berbentuk membulat, tunggal dan memiliki lima
buah sudut, memiliki 3 sampai 7 lekuk. Daun berwarna hijau dan sedikit menjari
(Soedarya, 2010). Tanaman melon bergerigi di bagian tepi daun. Daun memiliki
diameter berkisar 10-16 cm. Pada permukaan daun terdapat rambut halus. Daun
berselang-seling tersusun serta mempunyai tangkai dengan panjang sekitar 10-17
cm (Rukmana, 1994).
c. Bunga melon berbentuk seperti lonceng dan berwarna kuning. Bunga muncul pada
ketiak daun. Bunga pada tanaman melon antara kelamin jantan dan kelamin betina
tidak dalam satu bunga (Sobir, 2010). Bunga betina berada di ketiak daun pertama
dan kedua pada cabang lateral. Sedangkan, bunga jantan terbentuk secara
berkelompok di setiap ketiak daun. Penyerbukan dilakukan dengan bantuan lebah
madu dan serangga. Hal tersebut dikarenakan serbuk sari bunga melon terlalu
berat untuk diterbangkan oleh angin (Sobir, 2010).
d. Buah melon memiliki banyak variasi bentuk, warna kulit, warna daging buah
maupun berat atau bobotnya. Bentuk buah melon diantaranya bulat, bulat oval,
lonjong atau silindris. Warna kulit buah melon diantaranya putih susu, putih krem,
hijau krem, hijau kekuning-kuningan, hijau muda, kuning, kuning muda, kuning
jingga hingga kombinasi dari warna lainnya. Bahkan ada yang bergaris-garis dan
juga memiliki struktur kulit berjala (jaring), semi berjala hingga tipis dan dan
halus (Rukmana, 1994).
e. Biji melon berwarna coklat muda, panjang 0.9 mm dan berdiameter 0.4 mm.
Dalam satu buahterdapat biji sekitar 500 – 600 biji.

2.3 Pengertian Sistem Hidroponik

Hidroponik adalah salah satu cara budidaya tanaman dengan semua nutrisi
disuplai ke tanaman melalui air irigasi dengan substrat tumbuh tanpa tanah
6

(kebanyakan anorganik), dan tanaman ditanam untuk menghasilkan bunga dan


buah yang dipanen untuk dijual (Devries, 2003). Salah satu sistem hidroponik
yang digunakan dalam budidaya yaitu drip irrigation. Drip irrigation adalah
teknik hidroponik yang menggunakan prinsip irigasi tetes untuk mengalirkan
nutrisi ke masing-masing tanaman melalui selang plastik secara terus-menerus.
Nutrisi masuk melalui celah-celah media tanam dan diserap oleh akar. Dengan
teknik ini, akar tanaman mendapat air pupuk sepanjang hari. Teknik ini dapat
memasok air pupuk ke tanaman secara terus-menerus, meskipun jumlahnya tidak
banyak. Sehingga dapat menghemat nutrisi sedikit demi sedikit.

2.4 Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Hidroponik

Dalam kegiatan budidaya, tentunya terdapat kelebihan dan kekurangan


yang didapat dari kegiatan tersebut. Menurut Endang Dwi Purbajanti dkk (2017)
beberapa kelebihan yang didapat dari budidaya tanaman secara hidroponik yang
pertama seperti penyediaan hara yang optimal, karena tersedianya unsur hara yang
opimal membuat tanaman tumbuh lebih cepat dan memiliki hasil yang tinggi.
Kelebihan yang kedua yaitu waktu lebih singkat, karena dalam budidaya
hidroponoik tidak perlu mempersiapkan tanah. Kelebihan yang ketiga yaitu
perawatan tanaman yang cukup mudah dan masih banyak lagi kelebihan sistem
hidroponik lainnya.
Sementara kekurangan dalam sistem hidroponik yaitu perawatan instalasi
yang cukup sulit, biaya peralatan dan unsur hara yang cukup mahal dan
membutuhkan ketelitian yang ekstra.
7

BAB III METODEOLOGI

3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan

Proyek usaha mandiri di laksanakan pada Juni - September 2022. Kegiatan


ini di laksanakan di Green House Hidroponik Politeknik Negeri Lampung.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam proyek usaha mandiri adalah tandon air, nevel,
stick emitter, selang emitter, ember, gelas ukur, spayer, timer, pompa air, tali,
patok, polibag, gunting, drum, pipet tetes, tds.
Bahan yang digunakan dalam proyek usaha mandiri adalah benih melon
var. Alisha, media semai, furadan, gandasil, growmore, nutrisi AB Mix, natrium
hipoklorit ,fungisida (antracol), dan insektisida (matador).

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Persiapan Green House

Persiapan green house yang perlu dilakukan yaitu pembersihan gulma,


sampah dan bekas tanaman yang masih tersisa, persiapan instalasi air, lakukan
sterilisasi pada media tanam, dalam greenhouse hingga luar greenhouse. Sterilisasi
greenhouse menggunakan natrium hipoklorit atau pemutih pakaian, sedangkan
sterilisasi media menggunakan fungisida.

a b c
8

Gambar 1. (a) Persiapan sterilisasi, (b) Pembersihan green house, (c) Sterilisasi

3.3.2 Persiapan Media Semai

Media semai yang digunakan yaitu cocopeat murni. Media semai


disiapkan dengan wadah berupa bumbungan plastik.

3.3.3 Penyemaian Benih

Penyemaian melon dilakukan pada tanggal 13 Juni 2022. Benih yang


digunakan dalam proyek usaha mandiri adalah benih melon dengan varietas
Alisha. Sebelum dilakukan penyemaian dilakukan pengecambahan biji terlebih
dahulu. Biji direndam menggunakan larutan atonik, lalu diletakkan diatas tissu
yang sudah dibasahi diatas nampan, tissu harus dijaga kelembabannya. Setelah
biji berkecambah, biji dipindahkan dalam bumbungan. Setelah tanaman
mengeluarkan tiga daun, tanaman siap pindah tanam dalam polibag.

a b c
Gambar 2. (a) Persiapan semai, (b) Penyemaian, (c) Hasil semai

3.3.4 Persiapan nutrisi

Persiapan nutrisi dilakukan sebelum pindah tanam guna untuk memenuhi


kebutuhan nutrisi tanaman. Nutrisi dibuat dengan melarutankan stok nutrisi AB
Mix. Setiap 1 pcs nutrisi AB mix dilarutkan dalam 90 liter air di dalam tandon
yang berbeda agar tidak mengendap dan diaduk hingga larut dan homogen.
9

a b c
Gambar 3. (a) Nutrisi AB mix, (b) Nutrisi AB mix, (c) Pelarutan nutrisi
3.3.5 Pindah Tanam

Pindah tanam setelah semai dilakukan setelah tanaman berumur 11 hari


setelah benih disemai. Tanaman dapat dipindahkan setelah tanaman memiliki tiga
daun. Tanam bibit pada polibag dengan membuat lubang tanam terlebih dahulu,
sebelum ditanam ditaburi furadan terlebih dahulu agar terhindar dari serangan
nematoda. Tutup lubang tanam dan pastikan tanaman tidak goyah.

a b c
Gambar 3. (a) Hasil semai, (b) Pindah tanam, (c) Bibit setelah pindah tanam

3.3.6 Perawatan

Kegiatan perawatan melon golden var. Alisha meliputi:

a. Pelilitan
Tanaman melon merupakan tanaman merambat yang membutuhkan tempat
untuk menopang tubuh tanaman. Pelilitan dilakukan setiap hari jika tanaman
melon arah tumbuhnya tidak sesuai dengan ajir yang diberikan, cukup arahkan
tanaman pada ajir yang tersedia secara perlahan agar tanaman tidak patah.

b. Pemangkasan
Beberapa teknik pemangkasan tanaman melon yaitu:

1. Pemangkasan cabang
Pemangkasan cabang dilakukan pada tanaman melon untuk mengurangi
kelembapan dan mengurangi penguapan. Waktu yang tepat untuk melakukan
pemangkasan cabang yaitu sebelum tanaman memasuki fase pembungaan dan
disisakan satu cabang yang paling bagus.
10

2. Pemangkasan Tunas Samping


Pemangkasan tunas-tunas yang bermunculan pada ketiak daun tanaman
melon dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan asimilat yang dihasilkan
dari proses fotosintesis. Dengan ini pertumbuhan buah akan menjadi lebih
maksimal. Teknik ini biasanya disebut juga pewiwilan. Pemangkasan ini
dilakukan sejak tunas samping mulai muncul pada ketiak daun.

a b
Gambar 4. (a) Pemangkasan tunas samping, (b) Pemangkasan cabang

3. Pemangkasan Calon Buah


Tanaman melon memiliki banyak calon buah. Pada tiap ruas batangnya
akan mengeluarkan calon buah. Pada budidaya melon, tidak semua buah akan
dipertahankan menjadi buah. biasanya setiap satu tanaman hanya
dipertahankan satu calon buah. Untuk seleksi buah sendiri calon buahnya
dipilih pada ruas ke-9 hingga ruas ke-11. Dari ruas ini dipilih calon buah yang
bagusdan calon buah yang tidak dipilih harus segera dipangkas secepat
mungkin. Karena asimilat yang digunakan tanaman untuk pertumbuhan buah
akan dialokasikan pada calon buah yang terpilih.

4. Pemangkasan Pucuk (Topping)


Pemangkasan pucuk atau topping dilakukan dengan cara memangkas
pucuk tanaman untuk menghentikan pertumbuhan primer pada tanaman
melon. Pemangkasan ini dilakukan setelah fase pengisian buah dimulai.
Topping dilakukan dengan menyisakan 26 sampai 30 daun.
11

c. Penyerbukan
Tanaman melon yang ditanam di dalam green house butuh untuk
diserbukkan. Penyerbukan dilakukan untuk membantu tanaman agar cepat
berbuah, dikarenakan di dalam green house tidak ditemukan serangga penyerbuk,
maka dilakukan proses penyerbukan antropogami. Antropogami yaitu
penyerbukan yang dilakukan dengan perantara manusia. Penyerbukan tanaman
melon dilakukan dengan serbuk sari bunga jantan ditempelkan ke putik bunga
betina.

a b
Gambar 5. (a) Bunga betina, (b) Penyerbukan

d. Pengendalian Hama dan Penyakit


Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman melon dilakukan secara
preventif dan kuratif. Pengendalian dilakukan ketika hama dan penyakit belum
menyerang tanaman dengan melakukan penyemprotan rutin yang terjadwal serta
penanganan hama dan penyakit ketika tanaman sudah terserang. Pengendalian
hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan pestisida dan secara manual.
Cara manual yang digunakan yaitu membunuh hama menggunakan tangan atau
peralatan dan mencabut tanaman yang terkena penyakit kemudian dibuang ke
tempat yang jauh dari tanaman yang sehat.
12

a
Gambar 6. (a) Penyemprotan insektisida dan fungisida
3.3.7 Panen

Tanaman melon golden dipanen ketika berumur 70 hingga 75 hari setelah


tanam. Panen melon golden dapat dilakukan serentak jika di dalam green house
sudah terlihat 80% dari jumlah buah yang dihasilkan telah matang. Hal ini
dilakukan agar tidak terjadi over ripening yang menyebabkan daya simpan buah
menjadi pendek.
Panen dilakukan dengan cara memotong tangkai buah dari datang
tanaman. Saat dipotong sebaiknya disisakan tangkainya, karena sisa tangkai
berpengaruh terhadap lamanya daya simpan buah. Buah yang dipetik tanpa sisa
tangkai memiliki daya simpan yang lebih pendek dibandingkan yang masih
mempunyai sisa tangkai. Buah yang dipetik tanpa tangkai akan meyisakan luka
pada pangkal buah dan berpotensi ditumbuhi bakteri atau jamur yang menyerang
buah sehingga menjadi cepat busuk atau rusak.
Setelah dipanen, buah diletakkan pada tempat yang sejuk dan tidak
lembab. Apabila buah tidak langsung diangkut oleh pelanggan, sebaiknya buah
disimpan di tempat yang bersih, teduh, tidak lembab, serta sirkulasi udara yang
baik dan terhindar dari hama sseperti lalat buah, tikus dll. Buah sebaiknya jangan
diletakkan langsung di atas lantai, jika langsung bersentuhan diatas lantai dapat
membuat bagian kulit buah yang bersentuhan dengan lantau akan membusuk.
Buah disortir berdasarkan ukuran agar lebih mudah untuk menentukan grade dan
harga jual buah.
Melon golden memiliki masa simpan buah yang lebih lama dibandingkan
melon berjala. Walaupun memiliki daya simpan yang lebih lama, bukan berarti
melon akan disimpan terlalu lama. Melon sebaiknya sudah harus langsung dijual
kepada konsumen begitu panen sudah dilakukan.

a b c d
13

Gambar 7. (a) Buah siap panen, (b) Panen, (c) Penimbangan, (d) Pasca panen

3.4 Jadwal Kegiatan

Kegiatan yang dilakukan selama budidaya melon golden meliputi


persiapan benih, persiapan green house, persiapan nutrisi, pindah tanam, pelilitan
tanaman, penyemprotan pupuk daun, pengendalian hama, polinasi, seleksi buah,
pembungkusan buah, topping, panen, dan pasca panen. Kegiatan dapat dilihat
pada tabel berikut.

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Budidaya Melon Golden


Juni Juli Agustus September
No Kegiatan M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 M14 M15 M16

1. Persiapan benih 11
2. Persiapan GH 20
3. Persiapan Nutrisi
29 7 7
4. Pindah Tanam 24
Pelilitan
5.
Tanaman 11
Pemangkasan
6. tunas air 9
Penyemprotan
7. pupuk daun 25 10
Pengendalian
8. hama 13
9. Polinasi 23
10. Seleksi Buah 29
Pembungkusan
11. buah 31
12. Topping 7
13. Panen
14 Pascapanen
14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengamatan Tinggi Sampel Tanaman Melon Golden

Dalam melakukan budidaya melon golden var . Alisha dilakukan


pengamatan terhadap tinggi tanaman melon golden. Pengamatan dilakukan untuk
mengetahui pertumbuhan tanaman melon setiap minggu.

Tabel 2. Data pengamatan tinggi tanaman melon golden

M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7
Sampel 1 10 30,5 45,5 78 120 160 210
Sampel 2 7,5 21 33,5 57 89 125 150,5
Sampel 3 7 18 29,5 55 85 124,5 180,5
Jumlah 24,5 69 108,5 190 294 409,5 541
Rata-rata 8,1 23 36.1 63.3 98 136,5 180.3

4.2 Hasil Panen Tanaman Melon Golden

Hasil panen melon golden yang didapatkan bobotnya bervariasi, bobot


melon golden terbesar yaitu 1,9 kg dan bobot terkecil yaitu 0,7 kg. Dengan total
hasil yang dipanen sebesar 80,9 kg dengan rata-rata hasil panen sebesar 1,28 kg.

Tabel 3. Data bobot dan jumlah buah melon golden

Bobot (kg) Jumlah Total (Kg)


0,7 1 0,7
0,8 2 1,6
0,9 2 1,8
1 6 6
1,1 9 9,9
1,2 8 9,6
15

1,3 7 9,1
Bobot (kg) Jumlah Total (kg)
1,4 8 11,2
1,5 9 13,5
1,6 1 1,6
1,7 5 8,5
1,8 2 3,6
1,9 2 3,8
Total 80,9
Rata-rata 1,28

4.3 Hama dan Penyakit Tanaman Melon

Hama dan penyakit yang menyerang tanaman melon antara lain :

1. Oteng-oteng

Oteng-oteng (Aulocophora femoralis) merupakan kumbang yang


menyerang daun tanaman melon. Oteng-oteng berukuran ± 1cm dengan sayap
bewarna kuning polos. Oteng-oteng menyerang dengan cara memakan daun muda
hingga batang muda. Serangan yang parah dapat membuat tanaman meranggas
hingga tersisa tulang daunnya saja dan tanaman akhirnya akan mati. Serangan
oteng-oteng dapat diantisipasi dari awal penanaman melon yaitu dengan cara
menaburkan nematisida. Penaburan nematisida ini dilakukan sebaiknya saat
tanaman berumur 10 HST. Nematisida bersifat sistemik yang artinya dapat
diserap oleh akar dan masuk kedalam jaringan tanaman. Pemberian nematisida
tidak boleh berlebihan disaat tanaman akan berbunga dan berbuah, karena
nematisida mengandung racun. Penyemprotan insektisida seperti matador juga
kerap dilakukan setiap dua minggu sekali. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari
atau sore hari saat hama oteng-oteng sedang aktif.

2. Kutu kebul

Kutu kebul (Bemisia tabaci) merupakan serangga golongan Homoptera


yang berukuran 0,8mm, bewarna putih dengan sayap berlapis lilin dan bertepung.
16

Kutu kebul muda melakukan serangan dengan cara menghisap cairan pada daun
dan melakukan pembuangan kotoran pada daun. Dari hasil pembuangan ini
menghasilkan cairan. Cairan inilah yang akan menyebabkan cendawan jelaga
tumbuh. Kutu kebul dalam fase dewasa memiliki mobilitas yang tinggi, di fase ini
kutu kebul sering berpindah-pindah untuk mendapatkan makanannya. Kutu kebul
menyerang dengan menghisap nutrisi pada daun dan dapat menyebabkan klorosis.
Dari mobilitas yang tinggi, kutu kebul juga dapat membawa virus yang dapat
menjangkiti tanaman-tanaman yang dia makan. Cara pengendalian yang dilakukan
untuk mengatasi kutu kebul yaitu melakukan penyemprotan insektisida kimia.
Penyemprotan dilakukan merata keseluruh bagian tanaman hingga di balik daun.
Waktu penyemprotan yang baik yaitu saat pagi hari.

3. Ulat Grayak

Ulat gayak (Spodoptera litura) menyerang tanaman yang masih muda


seperti daun dan tunas. Ulat grayak aktif pada malam hari dan bersembunyi pada
siang hari. Fase larva pada tanaman ini sangat merugikan petani melon. Larva
ulat grayak bewarna hijau muda saat menetas dan larva dewasa bewarna
kecoklatan. Ulat grayak menyerang tanaman secara bersamaan. Ulat grayak
menyerang dengan memakan tanaman muda atau bagian tanaman yang masih
muda seperti daun, tunas, atau pucuk batang. Pengendalian ulat grayak dapat
dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan penyemprotan dilakukan pada
sore hari karena ulat grayak aktif pada malam hari.

4. Embun Tepung

Erysiphe cichoracearum adalah salah satu cendawan yang menyebabkan


penyakit embun tepung. Gejala penyakit ini yaitu munculnya bercak putih kecil
pada daun dan akhirnya melebar hingga menutupi daun. Kemudian akan
menimbulkan bercak nekrosis yang berawal dari bewarna kuning hingga
mengering menjadi kecoklatan. Penyakit ini dapat mengganggu berlangsungnya
fotosintesis sehingga asimilat yang dihasilkan dan akan dialokasikan pada buah
menjadi tidak maksimal. Penyakit ini dikendalikan dengan menjaga sanitasi
tempat, membasmi hama aphids yang mengeluarkan sekresi yang menjadi media
tumbuh penyakit embun tepung, dan menyemprotkan fungisida.
17

4.3 Analisis Finansial

Budidaya melon secara hidroponik membutuhkan biaya produksi yang


dikelola dengan efektif untuk meminimumkan pengeluaran dan memperoleh
keuntungan yang tinggi. Kebutuhan biaya produksi meliputi biaya tetap dan biaya
variabel.

Tabel 4. Rancangan Anggaran Biaya


No Bahan/Peralatan Volume Satuan Harga Jumlah
Biaya Produksi
A. Biaya Tetap
I. Penyusutan alat
TDS meter 1 Buah 25.000 25.000
Gelas ukur 1 Buah 1.000 1.000
Pipet ukur 1 Buah 1.000 1.000
Ember 1 Buah 2.000 2.000
Gunting 1 Buah 2.000 2.000
Sprayer 1 Buah 5. 000 5. 000
Timbangan 1 Buah 2.000 2.000
Sewa Pembungkus buah 62 Lembar 500 31.000
Total 69.000
B. Biaya Tidak Tetap
Benih 71 Butir 1.425 101.175
1 set lahan bangunan 3 Bulan 25.000 75.000
Tali Rafia ¼ Gulung 20.000 5.000
Nutrisi AB Mix 5,25 Kg 23.100 121.000
Insektisida
a. Matador 12,5 Mililiter 360 4.500
b. Regent 12,5 Mililiter 380 5.000
Natrium Hipoklorit 187,5 Mililiter 22 4.000
18

(pemutih pakaian)
Nematosida (Furadan 62,5 Gram 50 3.000
3GR)
Pupuk Daun
Gandasil D 25 Gram 150 3.750
Gandasil B 25 Gram 150 3.750
Biaya Listrik 3 Bulan 5.000 15.000
Kantong Plastik 1 Bungkus 10.000 10.000
Biaya Lainnya 15.325
Total 366.000
Total Pengeluaran Seluruhnya 435.000

Analisis finansial meliputi biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel
adalah biaya yang dapat berubah sewaktu-waktu seperti benih, insektisida, pupuk
dan biaya lainnya. Sedangkan biaya tetap adalah biaya yang nilainya tidak
berubah misal harga sewa green house, dan alat-alat seperti ember, gunting, tds,
dan lain sebagainya. Penyusutan peralatan setiap satu musim tanam berjumlah Rp.
69.000, dan total biaya variabel yang dibutuhkan yaitu sebesar Rp. 366.000 serta
total keseluruhan pengeluaran sebesar Rp. 435.000.

Tabel 5. Hasil Panen Buah Melon Golden

Bobot (kg) Total (Kg) Harga Jual


(x20.000)
0,7 0,7 Rp. 14.000.00
0,8 1,6 Rp. 32.000.00
0,9 1,8 Rp. 36.000.00
1 6 Rp. 120.000.00
1,1 9,9 Rp. 198.000.00
1,2 9,6 Rp. 192.000.00
1,3 9,1 Rp. 182.000.00
1,4 11,2 Rp. 224.000.00
19

1,5 13,5 Rp. 270.000.00


1,6 1,6 Rp. 32.000.00
1,7 8,5 Rp. 170.000.00
1,8 3,6 Rp. 72.000.00
1,9 3,8 Rp. 76.000.00
Total 80,9 1.618.000.00

Berdasarkan pada tabel diatas, total buah melon golden yang dipanen
sebesar 80,9 kg dengan total pendapatan yang diterima yaitu Rp 1.618.000.00

Tabel 6. Analisis Usaha


A. Perhitungan Keuntungan
Total Penjualan 80.9 Kg
Harga per Kg Rp. 20.000
Pendapatan Rp. 1.618.000
Pengeluaran Rp. 435.000
Keuntungan Rp. 1.183.000
B. Kelayakan Usaha
R/C Ratio = Pendaptan/Total biaya Rp. 1.618.000/Rp.435.000 = 3.71
Artinya, dengan modal Rp. 435.000, usaha budidaya melon hidroponik irigasi
tetes memperoleh hasil penjualan sebesar 3.71 kali atau 372% dari modal yang
dikeluarkan.
BEP Harga = Total Biaya/Total Rp. 435.000/80.9 Kg = Rp. 5.377
Produksi
Artinya, jika modal usaha Rp.435.000 dan total produksi 80.9 Kg dengan harga
Rp. 20.000/Kg perhitungan usaha telah melebihi titik impas.
BEP Produksi = Total Biaya / Harga Rp. 435.000/20.000 = 21.75 Kg
Jual
Artinya, jika modal usaha Rp. 435.000 dan harga jual melon Rp. 20.000/Kg
dengan jumlah produksi 80.9 Kg perhitungan usaha telah melebihi titik impas.
20

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan proyek usaha mandiri yang telah dilakukan, dapat


ditarik kesimpulan bahwa budidaya dengan sistem hidroponik irigasi tetes lebih
efisien daripada budidaya melon konvensional. Budidaya melon secara
hidroponik tidak mengenal musim dan dapat dilakukan kapan saja karena
dilakukan di green house. Budidaya melon golden secara hidroponik sangat
menguntungkan dan layak dijalankan

5.2 Saran

Budidaya melon secara hidroponik harus lebih memerhatikan bagaimana


kondisi instalasinya, karena jika salah satu instalasi mengalami kerusakan akan
berpengaruh pada hasil yang didapat.
21

DAFTAR PUSTAKA

Arrum, L. 2017. Sukses Budidaya Melon Golden di Pekarangan. Lily


Publisher. Yogyakarta.

Benton, J. 2005. Hydroponics A Practical Guide For The Soiless Grower.


CRC Press. United States Of America.

Rediya. 2010. Pengaruh Macam dan Pengaturan Kepekatan Larutan Nutrisi


Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Baby Kailan
(Brassica oleracea var. alboglabra) Secara Hidroponik Substrat.
Skripsi. Fakultas Pertanian. Program studi agronomi.
Universitas Sebelas Maret.

Rukmana, R. 1994. Budidaya Melon Hibrida. Kanisius. Yogyakarta.

Sobir, Firmansyah D, S. 2010. Budidaya Melon Unggul. Penebar Swadaya :


Jakarta.

Soedarya, A. 2010. Agribisnis Melon. Pustaka Grafika. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai