Disusun Oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara tropis yang memiliki ragam buah khas yang
tersebar di berbagai pulau dan belum dikelola pengembangannya
sebagaimana mestinya baik menyangkut tata produksi, penanganan
pascapanen, pengolahan dan pemasarannya. Buah eksotik yang hanya tumbuh
dan berproduksi di Nusantara menjadi aset nasional yang harus dimanfaatkan
sebaik-baiknya bagi kemaslahatan rakyat. Tanaman buah yang menghutan
menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen yang mendambakan buah
organik. Sementara pengelolaan kebun tanaman buah menjadi upaya utama
untuk menjaga keberlanjutan pasokan buah bermutu kepada masyarakat
pembeli baik domestik maupun luar negeri (ekspor). (Wisnu, 2010)
2
setelah berumur 8 tahun. Buah kepel dapat dipanen selama 6 bulan setelah
berbunga yaitu pada bulan Maret-April (Sunarto, 1992). Umur panen buah
kepel yang relatif lama dan waktu panen buah yang hanya sekali dalam
setahun menyebabkan potensi buah kepel sulit untuk dijadikan bahan obat
karena jumlahnya yang terbatas..
B. Tujuan
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub classis : Magnoliidae
Ordo : Magnoliales
Familia : Annonaceae
Genus : Stelechocarpus
Species : Stelechocarpus burahol (Lamoureux, 1980).
Tanaman Kepel mempunyai batang yang tegak dengan tinggi mencapai 25
M dan batangnya berwarna coklat cenderung hitam dengan diameter berkisar
40 cm. Daunnya berwana hijau gelap berbentuk lanset (bulat telur), tidak
berbulu dan merotal tipis dengan pangkal daun panjangnya mencapai 1,5 cm.
Bunga kepel muncul pada tonjolan-tonjolan batang disebut bunga berkelamin
tunggal, semula berwarna hijau kemudian berubah menjadi keputih-putihan.
Bunga jantannya terletak di batang sebelah atas dan di cabang-cabang yang
lebih tua dengan diameter 1 cm. Sementara bunga betinanya hanya berada di
pangkal batang, diameternya mencapai 3 cm Buahnya bergerombol antara 1-
13 buah. Panjang tangkai buahnya mencapai 8 cm, buah yang matang hampir
bulat bentuknya dengan berwarna kecoklat-coklatan. Bijinya berbentuk
4
menjorong, berjumlah 4-6 butir. Bagian buah yang dapat dimakan sebanyak
49% dan bijinya 27% dari berat buah segar. Buah kepel dianggap matang jika
digores kulit buahnya terlihat berwarna kuning atau coklat muda ( Sunarto,
1992).
1. Panen
2. Sortasi
5
menentukan proses selanjutnya. Perlakuan sesegera mungkin dalam
sortasi dapat membatasi kerusakan/kehilangan hasil panen, juga
penularan mikroba ataupun benda asing lainnya. Sortasi pada buah
kepel biasanya dilakukan secara visual terhadap buah yang cacat,
bergetah, kerusakan mekanis (luka/tergores saat pemetikan), ukuran
buah (besar, sedang, dan kecil), dan tingkat kematangan buah (Wisnu,
2010).
4. Transportasi
6
III. KESIMPULAN
Penanganan pasca panen dari buah kepel terdiri dari proses panen, sortir,
pengemasan , penyimpanan dan transportasi.
7
DAFTAR PUSTAKA