Anda di halaman 1dari 12

PROBLEMATIKA BUDIDAYA TANAMAN

PENYIAPAN LAHAN TANAMAN KACANG HIJAU

Disusun Oleh Kelompok 2 :

1. Dewi Mustika Rahmadani 20180210079


2. Novenia Ramaningtiyas Putri 20180210067
3. Muhammad Fahri Naufal 20180210086
4. Rizky syahrul Ramadan 20180210070
5. Aruni Nadilah Trivanni 20180210084

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
BAB I

Waktu dan Tempat Survei :


Hari/Tanggal : 19 November 2019
Narasumber : Pak Tugiman
Tempat : Tamantirto, Kasihan, Bantul

KASUS

Pak Tugiman merupakan petani padi di daerah Tamantirto, Kasihan,


Bantul. Luas lahan milik pak Tugiman seluas 300 m2. Saat ini lahan Pak
Tugiman sedang ditanami dengan Tanaman kacang hijau. Tanaman
kacang hijau tersebut merupakan selingan untuk memanfaatkan lahan,
ketika lahan mengalami kekurangan air pada musim kemarau. Sebelum
dilakukan penanaman tanaman kacang hijau, lahan tidak dilakukan olah
tanah dan pembersihan lahan dari sisa tanaman padi. Kondisi lahan juga
terdapat banyak gulma yang tumbuh, sehingga mengganggu pertumbuhan
tanaman kacang hijau. Apa yang harus dilakukan oleh Pak Tugiman untuk
menanggulangi masalah tersebut ?

IDENTIFIKASI MASALAH
1. Pengolahan tanah dan pembersihan lahan tidak dilakukan sebelum
penanaman kacang hijau.
2. Tidak dilakukannya pemupukan pada saat penanaman kacang hijau di
lahan bekas pertanaman padi.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Padi
1. Botani Tanaman Padi

Berdasarkan literatur Grist (1960), padi dalam sistematika tumbuhan


diklasifikasikan kedalam

Divisio : Spermatophyta
Sub division : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae,
Ordo : Poales,
Famili : Graminae
Genus : Oryza Linn
Species : Oryza sativa L.
Padi tergolong tanaman Gramineae yang memiliki sistem perakaraan
serabut. Sewaktu berkecambah, akar primer muncul bersamaan dengan akar
lainnya yang disebut akar seminal. Selanjutnya, akar seminal akan digantikan
dengan akar adventif yang tumbuh dari buku terbawah batang. Batang tanaman
padi tersusun atas beberapa ruas. Pemanjangan beberapa ruas batang terjadi ketika
tanaman padi memasuki fase reproduktif. Padi memiliki daun berbentuk lanset
dengan urat tulang daun sejajar tertutupi oleh rambut yang halus dan pendek. Pada
bagian teratas dari batang, terdapat daun bendera yang ukurannya lebih lebar
dibandingkan dengan daun bagian bawah (Makarim dan Suhartatik, 2007). Bunga
tanaman padi secara keseluruhan disebut malai. Tiap unit bunga pada malai
dinamakan spikelet. Bunga tanaman padi terdiri atas tangkai, bakal buah, lemma,
palea, putik, dan benang sari serta beberapa organ lainnya yang bersifat inferior.
Tiap unit bunga pada malai terletak pada cabang-cabang bulir yang terdiri atas
cabang primer dan cabang sekunder. Tiap unit bunga padi adalah floret yang
terdiri atas satu bunga. Satu bunga terdiri atas satu organ betina dan 6 organ jantan
(Makarim et al., 2007)

2
Pertumbuhan tanaman padi terdiri atas tiga fase penting, yaitu fase
vegetatif, reproduktif, dan pemasakan. Fase vegetatif dimulai sejak awal
pertumbuhan hingga memasuki fase primordia. Pada saat memasuki fase
reproduktif, terjadi inisiasi primordia yang diikuti oleh pemanjangan ruas batang
padi. Fase terakhir adalah fase pemasakan yang dimulai dari pengisian gabah
hingga pemasakan gabah (Makarim dan Suhartatik, 2007).

2. Syarat Tumbuh Tanam Padi

Tanaman padi secara umum membutuhkan suhu minimum 11°-25°C


untuk perkecambahan, 22°-23 C untuk pembungaan, 20°-25°C untuk
pembentukan biji, dan suhu yang lebih panas dibutuhkan untuk semua
pertumbuhan karena merupakan suhu yang sesuai kondisi bagi tanaman padi
khususnya di daerah tropika. Suhu udara dan intensitas cahaya di lingkungan
sekitar tanaman berkorelasi positif dalam proses fotosintesis, yang merupakan
proses pemasakan oleh tanaman untuk pertumbuhan tanaman dan produksi buah
atau biji (Aak, 1990).

Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik di daerah yang berhawa panas dan
banyak mengandung uap air dengan curah hujan rata-rata 200 mm bulan-1 atau
lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki sekitar
1500-2000 mm tahun-1 dengan ketinggian tempat berkisar antara 0-1500 m dpl
dan tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah dengan
kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dengan perbandingan tertentu dan
diperlukan air dalam jumlah yang cukup yang ketebalan lapisan atasnya sekitar
18-22 cm dengan pH 4-7 (Surowinoto, 1982).

3
B. Tanaman Kacang Hijau
1. Botani Tanaman Kacang Hijau

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna radiata
Kacang hijau (Vigna radiata (L.) Wilczek) diklasifikasikan ke dalam famili
Leguminoceae, genus Vigna (Purwono dan Hartono, 2005). Kacang hijau mampu
mengikat nitrogen bebas dari udara karena bersimbiosis mutualisme dengan
bakteri pengikat nitrogen sehingga perakarannya bercabang banyak dan memiliki
bintil akar (Rukmana, 1997). Tanaman kacang hijau memiliki batang yang tegak
dan memiliki ketinggian sekitar 30-60 cm. Daun tanaman kacang hijau yaitu
trifoliate berwarna hijau muda hingga hijau tua. Cabang tanaman ini berbulu,
bentuknya bulat dan terletak menyamping pada batang utama. Bunga tanaman
kacang hijau berwarna kuning, biji berbentuk bulat agak memanjang. Biji kacang
hijau umumnya berukuran lebih kecil dibandingkan biji kacangkacangan lainnya.
Warna biji umumnya hijau, tetapi ada beberapa varietas yang memiliki biji
berwarna coklat atau kekuning-kuningan (Hikmawati, 2014). Kacang hijau
memiliki bunga berkelamin ganda atau hermafrodit dan berbentuk seperti kupu-
kupu (Rukmana, 1997). Bunga kacang hijau mengalami penyerbukan pada malam
hari, mekar pada pagi hari dan layu pada sore hari (Purwono dan Hartono, 2005).
Bunga muncul di ujung percabangan pada umur sekitar 30 hari. Bunga yang
muncul tidak serempak dalam satu tanaman begitu pula dengan pemasakan
polongnya, sehingga panen harus dilakukan beberapa kali (Marzuki dan
Soeprapto, 2004). Benih kacang hijau memiliki kandungan protein sebesar
28.02% basis kering, lemak 0.40% basis kering dan pati sebesar 67.62% basis
kering (Balitkabi, 2016). Tingginya kadar protein yang dimiliki oleh benih kacang
hijau dapat berakibat pada daya simpan benih yang tidak tahan lama.

4
1. Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Hijau

Tanaman kacang hijau merupakan tanaman tropis yang selama hidupnya


menghendaki suasana panas (Rukmana, 1997). Kacang hijau umumnya dapat
tumbuh baik pada daerah dengan suhu udara sekitar 25-27 °C dan kelembaban
udara sekitar 65-75%. Daerah yang baik untuk pertumbuhan kacang hijau
umumnya daerah yang memiliki curah hujan sekitar 50-200 mm per bulan. Curah
hujan tersebut tergolong curah hujan rendah-menengah (Oldeman et al., 1980),
karena curah hujan yang tinggi dapat berakibat kurang baik bagi pertanaman
kacang hijau dimana tanaman akan mudah rebah dan mudah terserang hama dan
penyakit (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2015). Lahan pertanaman kacang
hijau sebaiknya berada di dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl. Tanah
dengan pH 5.8 dan kandungan fosfor, kalsium, kalium, magnesium serta belerang
yang cukup merupakan tanah yang ideal bagi pertumbuhan kacang hijau agar
dapat berproduksi secara maksimal (Andrianto dan Indarto, 2004).

2. Penyiapan Lahan Tanaman Kacang Hijau

Olah tanah konservasi adalah teknologi penyiapan lahan yang berbasis


lingkungan. Menurut Utomo (1995) olah tanah konservasi (OTK) sebagai suatu
cara pengolahan tanah yang bertujuan untuk menyiapkan lahan supaya tanaman
dapat tumbuh dan berproduksi optimum,tetapi tetap memperhatikan aspek
konservasi tanah dan air. Pada sistem OTK, tanah diolah seperlunya saja atau bila
perlu tidak sama sekali, dan mulsa dari residu tanaman sebelumnya dibiarkan
menutupi permukaan lahan minimal 30%. Sistem olah tanah yang masuk dalam
rumpun OTK antara lain olah tanah bermulsa (OTB), olah tanah minumum
(OTM) dan tanpa olah tanah (TOT) (Utomo, 2004).

a. Pembersihan lahan
Pembersihan lahan dilakukan dengan cara menebas atau memotong
tumbuhan yang hidup dalam area lahan yang akan ditanami, setelah itu lahan
didiamkan selama 2-3 minggu sambil menunggu dedaunan yang sebelumnya
ditebas kering sehingga bisa dilakukan pembakaran.

5
b. Pemberian pupuk organik
Pemberian pupuk pupuk kandang , untuk meningkatkan nutrisi tanah yang
diperlukan tanaman kacang hijau , diamkan selama seminggu agar pepuk dapat
tercampur sempurna dengan tanah.
c. Pembuatan lubang tanam
Lubang untuk menanam benih kacang hijau dibuat dengan kedalaman 4
cm , sedangkan 2 lubang lainnya sebagai tempat pupuk , diberikan kedalaman
kira-kira 8 cm sampai 10 cm.Setelah dilakukannya pengolaan tanah, tanaman
kacang hijau ditanam dengan pembuatan petak jarak tanaman. Jarak tanam
yang umum digunakan yaitu 40 x 15 cm pada musim penghujan dan 25 x 25
cm atau 30 x 20 cm pada musim kemarau. Setiap lubang tanaman diisi 2 – 3
benih kacang hijau (Nurhayati et al, 2018).

6
BAB III
PEMBAHASAN

A. ANALISIS MASALAH
1. Pengolahan tanah dan pembersihan lahan tidak dilakukan sebelum
penanaman kacang hijau.
Kondisi lahan untuk pertanaman kacang hijau milik Pak Tugimin terdapat
banyak gulma dan masih terdapat sisa-sisa jerami. Pengolahan tanah tidak
dilakukan sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah
memiliki fungsi untuk mengendalikan gulma atau tumbuhan pengganggu.
lahan pak tugimin tidak dilakukan pembersihan dari gulma dan sisa jerami
penanaman padi, akibatnya terdapat banyak gulma. Gulma tersebut sulit
dikendalikan karena jumlahnya yang terlalu banyak. Pada lahan tersebut juga
ditemukan sisa-sisa tanaman padi (jerami) yang berasal dari pertanaman
sebelumnya, namun sisa pertanaman padi tersebut tidak mengganggu
pertumbuhan kacang hijau, karena dapat berfungsi untuk meningkatkan
kelembaban tanah, bahan organik tanah, meningkatkan aktivitas
mikroorganisme tanah dan ketersediaan unsur bagi tanaman (Burhan H, 2001;
Lamid, et.al.,1998). Produktivitas tanaman kacang hijau yang dapat
diakibatkan oleh persaingan atau kompetisi unsur hara antara tanaman kacang
hijau dengan gulma.
2. Tidak dilakukan pemupukan pada saat penanaman kacang hijau, di lahan
bekas pertanaman padi.
Lahan yang digunakan untuk menanam tanaman kacang hijau merupakan
bekas lahan penanaman padi. Pada saat penanaman tanaman kacang hijau tidak
dilakukan pemupukan. Namun di dalam tanah masih terdapat sisa pupuk dari
pertanaman sebelumnya. Pemupukan yang dilakukan yaitu pemupukan
menggunakan unsur hara N (nitrogen) karena padi sangat membutuhkan unsur
hara tersebut untuk pertumbuhannya, sedangkan untuk meningkatkan
produktivitas tanaman kacang hijau dibutuhkan unsur hara P (fosfor). Tanaman
kacang hijau banyak menyerap unsur hara P, untuk menunjang pertumbuhan

7
bunga, buah, biji, dan mampu meningkatkan hasil dan mutu benih (Sadjad S.,
1993; Madauna, 2003).

B. PENYELESAIAN MASALAH

1. Bentuk penyiapan lahan pada tanaman kacang hijau adalah:


a). Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah pada tanaman kacang hijau dilakukan dengan system TOT
(Tanpa olah tanah). Pada tanaman kacang hijau di lahan sawah yang sebelumnya
ditanami padi tidak perlu dilakukan pengolahan tanah atau TOT (tanpa olah
tanah), akan tetapi pada lahan sawah yang sudah lama tidak dipakai atau
digunakan maka perlu dilakukan pengolahan tanah secara sempurna (Sunantara,
2000). Tanaman kacang hijau memiliki potensi yang tinggi disbanding dengan
tanaman kacang kacangan lainnya. Kacang hijau memiliki kelebihan ditinjau
dari segi agronomi dan ekonomis, seperti lebih tahan kekeringan, serangan hama
dan penyakit lebih sedikit, dapat ditanam pada tanah yang kurang subur, dan
cara budidaya yang mudah (Sunantara, 2000).
b). Pembersihan Lahan
Pembersihan lahan bertujuan untuk membersihkan lahan dari gulma yang
tumbuh dari penanaman sebelumnya. Pada tanaman kacang hijau, karena tidah
dilakukan pengolahan tanah, maka pembersihan lahan dilakukan secara manual
dengan mencabut gulma satu persatu. Pembersihan lahan juga bertujuan agar
pertumbuhan dari tanaman kacang hijau tidak terganggu karena adanya
persaingan atau kompetisi nutrisi dengan gulma. Pembersihan lahan dilakukan
pada awal sebelum tanam, serta pada saat masa pertumbuhan tanaman (jika
ditemukan gulma).
c). Pemberian Mulsa Jerami
Pemberian mulsa jerami pada budidaya tanaman kacang hijau bertujuan
untuk menekan pertumbuhan gulma di sekitar tanaman budidaya. Selain itu
mulsa dari jerami juga dapat menjadi bahan organik bagi tanah. Pemberian
mulsa jerami juga bisa menjaga kelembaban tanah. Jerami cukup dipotong
pendek atau sejajar dengan tanah

8
d). Pembuatan Saluran Drainase
Pembuatan saluran drainase bertujuan untuk menghindari air yang tergenang
akibat hujan. Saluran drainase dibuat dengan lebar dan kedalaman 20-30 cm dan
jarak antar saluran maksimum 4 meter.
e). Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dilakukan setelah hampir semua persiapan lahan
selesai. Pembuatan lubang tanam pada tanaman kacang hijau dapat dibuat
dengan jarak tanam 40 x 15 cm, dan setiap lubang tanam dapat diisi dua bahan
tanam atau benih tanaman kacang hijau.
f). Pemupukan
Pemberian pupuk pada tanaman kacang hijau yaitu sebanyak 50 kg urea + 60
kg SP36 + 50 kg KCL/ha. Pupuk diberikan pada saat tanam secara larikan di sisi
lubang tanam sepanjang barisan tanaman (Sunantara, 2000). Bahan organik
berupa pupuk kandang sebanyak 15-20 t/ha, abu dapur atau abu hasil
pembakaran jerami sebanyak 5 t/ha sangat baik untuk diaplikasikan untuk
menutup lubang tanam. Menurut Balitkabi (2004), cara ini dapat meningkatkan
hasil kacang hijau mencapai 1,5 t/ha.

9
BAB IV

KESIMPULAN

Dari hasil observasi tersebut didapatkan bahwa tidak dilakukannya olah tanah
dan pembersihan lahan dari pertanaman sebelumnya serta kurangnya penyiapan
lahan untuk penanaman kacang hijau yang sebelumnya lahan ditanami dengan
tanaman padi. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara adanya penyiapan lahan
untuk tanaman kacang hijau dilakukan mulai dari pembersihan lahan dari gulma,
pemberian jerami, pembuatan saluran drainase, dan pembuatan lubang tanam.

10
Daftar Pustaka

Andrianto, T.T., N. Indarto. 2004 Budidaya dan Analisis Usaha Tani Kedelai,
Kacang Hijau, Kacang Panjang. Absolut, Yogyakarta, ID
[BALITKABI] Badan Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. 2016.
Deskripsi Varietas Unggul Kacang Hijau 1945-2014.
http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wpcontent/uploads/2016/09/kac
ang hijau.pdf [27 Juni 2018].
Burhan, H. 2001. Kontribusi teknologi herbisida di lahan pasang surut menuju
ketersediaan pangan berkelanjutan. Seminar Nasional Sehari. Olah Tanah
Konservasi. Yogyakarta. 3 Juli 2001.
Hikmawati, M. 2014. Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk terhadap produksi
kacang hijau (Vigna radiata L.). Media Soerjo 15(2):1-16
Lamid, Harnel, Adlis dan W. Hermawan. 1998. Pengkajian tanpa olah tanah dengan
herbisida glifosat pada budidaya jagung di lahan kering. Pros. Seminar
Nasional Budidaya Pertanian OTK (6): 496-500
Madauna I, 2003. Pengaruh pemupukan fosfor terhadap hasil dan mutu fisiologi
benih jagung. J.Agroland Vol. 10 No.2: 139-144.
Makarim, A.K. dan E. Suhartatik. 2007. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi.
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 295-330 hlm.
Oldeman, L.R., I. Las, Muladi. The Agroclimatic Maps of Kalimantan, Maluku, Irian
Jaya and Bali, West and East Nusa Tenggara. Central Research Institute
for Agriculture, Bogor, ID.
Prasojo M, 2017. https://unsurtani.com/2017/08/teknik-budidaya-kacang-hijau-di-
lahan-kering di akses pada 26 November 2019

Purwono, R. Hartono. 2005. Kacang Hijau. Penebar Swadaya, Jakarta, ID.


Rukmana, R. 1997. Kacang Hijau Budidaya dan Pasca Panen. Kanisius, Yogyakarta,
ID.
Sadjad, S., 1993. Dari benih kepada benih. Grasindo, Jakarta.
Sunantara, I.M.M. 2000. TeknikTeknik produksibenih kacang hijau. No. Agdex:
142/35. No.Seri: 03/Tanaman/2000/September 2000.Instalasi
Penelitian dan PengkajianTeknologi Pertanian Denpasar Bali.

Tay Asa A ,2018 https://media.neliti.com/media/publications/237722-faktor-


faktor-yang-mempengaruhi-produksi-6fda7e7a.pdf . hal 1–3. Indonesia.
Diakses pada 26 November 2019.

11

Anda mungkin juga menyukai