Disusun Oleh:
FAKULTAS PERTANIAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada waktu panen raya produksi bawang merah dapat berlimpah sehingga
dapat mengakibatkan harga bawang merah relatif lebih murah namun diluar musim
produksi bawang merah menurun maka harga bawang merah akan meningkat tinggi.
Salah satu penyebab terjadinya kondisi tersebut adalah penanganan pascapanen yang
belum dilakukan secara benar. Penanganan pascapanen bawang merah meliputi
panen, pelayuan, pengeringan, pembersihan, sortasi, dan penyimpanan.Upaya untuk
menjamin ketersedian, tahap penyimpanan yang benar merupakan tahap yang penting
(Dewantoro. 2012).
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui kandungan dan pasca panen bawang merah (Allium cepa L.).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Asal
Asal usul tanaman bawah merah yaitu berasal dari daerah asia tenggara di sekitar
India, pakistan, dan sampai Palestina. Israel diperkirakan telah mengenal bawah merah
sejak tahun 1500 SH dan pada daerah Yunani Kuno, bawang merah telah dikembangkan
sebagai pengobatan sejak tahun 2100 SH. Berkembangnya bawang merah di daerah
mesir yaitu padazman perang dunia I dan II yang dibuktikan dengan banyaknya lukisan
bawang merah.
Bawang merah merupakan salah satu dari sekian banyak jenis bawang yang ada
didunia. Bawang merah (Allium ascalonic um L.) merupakan tanaman semusim yang
membentuk rumpun dan tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 15-40 cm (Rahayu,
1999).
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Morfologi fisik bawang merah bisa dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu akar,
batang, daun, bunga, buah dan biji.
1. Akar
Bawang merah memiliki akar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan
bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah dengan
diameter akar 2-5 mm (AAK, 2004).
2. Batang
Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut dengan discus yang
berbentuk seperti cakram , tipis, dan pendek sebagai melekatnya akar dan mata
tunas, diatas discus terdapat batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah daun
dan batang semua yang berbeda didalam tanah berubah bentuk dan fungsi menjadi
umbi lapis (Sudirja, 2007).
3. Daun
Menurut Sudirja (2007), daun bawang merah berbentuk silindris kecil
memanjang antara 50-70 cm, berlubang dan bagian ujungnya runcing berwarna
hijau muda sampai tua, dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya
relatif pendek , sedangkan bunga bawang merah keluar dari ujung tanaman (titik
tumbuh) yang panjangnya antara 30-90 cm, dan diujungnya terdapat 50-200
kuntum bunga yang tersusun melingkar seolah berbentuk payung. Tiap kuntum
bunga terdiri atas 5-6 helai daun bunga berwarna putih, 6 benang sari berwarna
hijau atau kekuning- kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk hampir segitga
(Sudirja, 2007).
4. Umbi
. Umbi bawang merah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus
biji berjumlah 2-3 butir. Biji bawang merah berbentuk pipih, berwarna putih,
tetapi akan berubah menjadi hitam setelah tua (Rukmana, 1995).
D. Indeks Kualitas
Bawang merah dapat dipanen setelah umurnya cukup tua, biasanya pada umur 60–
70 hari. Tanaman bawang merah dipanen setelah terlihat tanda-tanda berupa leher batang
60% lunak, tanaman rebah dan daun menguning. Produksi umbi kering mencapai 6-25
ton/ha. Pemanenan sebaiknya dilaksanakan pada keadaan tanah kering dan cuaca yang
cerah untuk mencegah serangan penyakit busuk umbi di gudang.
Umbi lapis penuh berisi dan dan sudah terjadi perubahan warna keunguan pada
umbi serta
Tiap umbi bibit (tiap rumpun) dapat menghasilkan antara 4- 6 umbi anakan. Berart
hasil yang dipungut 4-5 kali berat bibit yang digunakan. Oleh karena itu, tanaman
yang baik dapat menghasilkan 10 – 40 ton per hektar umbi.
timbul bau bawang yang khas
PEMBAHASAN
Bawang merah (Allium ascalonicum) adalah tanaman tertua dari silsilah tanaman
yang dibudidayakan oleh manusia. Kandungan zat gizi dalam umbi bawang merah
dapat membantu sistem peredaran darah dan sistem pencernaan tubuh.Hal ini
memungkinkan organ-organ dan jaringan tubuh dapat berfungsi dengan baik (Jaelani,
2007; Kuswardhani, 2016). Senyawa aktif dalam umbi bawang merah turut berperan
dalam menetralkan zatzat toksik yang berbahaya, dan membantu mengeluarkannya
dari dalam tubuh.Dalam hal ini, manfaat yang cukup penting dari umbi bawang merah
adalah peranannya sebagai antioksidan alami, yang mampu menekan efek
karsinogenik dari senyawa radikal bebas (Kuswardhani, 2016). Kandungan zat gizi
yang ada di dalam bawang :
b. Zat gizi makro: sebagian besar terdiri dari karbohidrat dan air, sedangkan tidak
mengandung lemak sama sekali.
c. Vitamin dan mineral: kandungan vitamin yang tinggi adalah vitamin C dan
vitamin B6, sementara jenis mineral yang paling banyak terkandung adalah
kromium.
d. Menurunkan Koresterol
d. Mengandung vitamin C
Bawang merah adalah makanan yang merupakan sumber vitamin C yang baik.
Dalam kisaran 100 gram bawang, ia mengandung 10 persen vitamin C yang
dibutuhkan tubuh sehari-hari. Vitamin C adalah vitamin esensial yang larut dalam
air dan dibutuhkan tubuh Anda untuk membuat kolagen. Kolagen merupakan
protein yang membantu penyembuhan luka dan berfungsi untuk mendukung
kesehatan serta kekebalan tubuh.
Agar proses pengeringan dapat berjalan terus tanpa terkendala cuaca dan
tidak memerlukan tempat yang terlalu luas maka Balai Besar Pascapanen
menggunakan suatu teknologi sistem pengeringan-penyimpanan (Instore Drying),
dimana dalam sistim ini kondisi ruang dapat diatur sesuai dengan kondisi
optimum untuk proses pengeringan - penyimpanan bawang. Ukuran bangunan
penyimpanan 6 m panjang x 6 m lebar x 3 m tinggi dapat menampung 5 – 10
ton. Atap bangunan terdiri dari fibre glass transparan yang dilengkapi dengan
aerasi udara (ballwindow), dinding bangunan dari fibre glass, rak pengering –
penyimpanan berupa rak gantung yang dibuat dari bambu.( Wibowo Singgih.
2009)
3. Penyimpanan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kandungan zat gizi dalam umbi bawang merah dapat membantu sistem
peredaran darah dan sistem pencernaan. Penanganan pasca panen yang dapat
dilakukan pada bawang merah yaitu pelayuan, pengeringan, pembersihan,
penyimpanan. Penanganan pasca panen merupakan salah satu penentu indeks kualitas
pada bawang merah.
DAFTAR PUSTAKA
AAK, 2004. Pedoman Bertanam Bawang, Kanisius, Yogyakarta.
Dewi, N. 2012. Untung Segunung Bertanam Bawang Merah. Pustaka Baru Press. Yogyakarta. 195
hal.
Jaelani.2007. Khasiat Bawang Merah. Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Kuswardhani, D. S. 2016. Sehat Tanpa Obat dengan Bawang Merah-Bawang Putih. Penerbit
Rapha Publishing. Yogyakarta.
Litbang Pertanian. 2012. 50 Teknologi Inovatif Litbang Pascapanen. Balai Besar Pascapanen,
Bogor.
Nimas Mita Etika M. 2019. 4 Manfaat Kesehatan Jika Anda Sering Makan Bawang Merah.
Hello Sehat. https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/manfaat-bawang-merah-bagi-
kesehatan/ . Diakses pada tanggal 23 Desember 2019.
Nugraha, S. 2008. Teknologi Sistem Pengeringan dan Penyimpanan Bawang Merah. Balai
Besar Pascapanen, Bogor. http://pascapanen.litbang.pertanian.go.id. Diakses pada
tanggal 26 Desember 2019.
Rahayu, E, dan Berlian,N. 1999. Pedoman Bertanam Bawang Merah. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Rukmana, R, 1995. Bawang Merah Budidaya Dan Pengolahan Pasca Panen. Kanisius,
Jakarta.