Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hasil pertanian berupa buah-buahan merupakan salah satu komiditi
pertanian yang sering dikonsumsi sehari-hari. Indonesia telah
mengembangkan luasan areal kebun mangga melalui program pengembangan
sentral yang dimulai sejak tahun 1989/1990 hingga baru-baru ini. Kebun-
kebun mangga hasil pengembangan tersebut kini telah mulai berbuah sehingga
potensi buah mangga untuk di perdagangkan akan terus meningkat di masa-
masa yang akan datang.
Buah mangga termasuk buah klimakterik, yaitu buah dengan pola respirasi
yang diawali dengan peningkatan secara lambat, kemudian meningkat, dan
menurun lagi setelah mencapai puncak. Buah yang termasuk buah klimakterik
yang lain adalah : alpukat, apel, durian, manggis, melon, pepaya, pisang,
semangka, dan sirsak. Buah klimakterik dipanen saat mencapai pertumbuhan
maksimum (mature) tetapi belum matang (unripe). Buah klimakterik dapat
dipercepat pematangannya melalui pemeraman. Proses pematangan buah
klimakterik akan tetap berlanjut setelah buah dipetik dari pohon.
Mangga (Mangifera indica L.) adalah salah satu komoditas hortikultura
yang mudah rusak dan tidak tahan lama. Kerusakan dapat disebabkan oleh
benturan pada saat pengangkutan ataupun penyimpanan. Sehingga
memerlukan penanganan yang sangat hati-hati. Penanganan buah mangga
harus sudah dimulai dari buah dipetik sampai ke tempat penanganan.
Masalah pasca panen di negara-negara berkembang membutuhkan
penanganan yang baik, hingga kini kehilangan hasil pertanian sangat besar
akibat penanganan pasca panen yang buruk, dimana angkanya mencapai 25%-
80% untuk buah dan sayuran. Kerusakan mekanis buah yang terjadi selama
pengangkutan di Indonesia berkisar antara 1,57% dan 37,05%.
Penanganan pasca panen mempunyai peranan yang sangat penting didalam
kehidupan, karena penganganan pasca panen mempunyai tujuan yaitu untuk
mempertahankan mutu produk, menghambat laju proses metabolisme dan
pemasakan buah serta memperpanjang umur simpan.

1
Penanganan pasca panen yang baik perlu dilakukan untuk menjaga
kualitas dan meningkatkan hasil pertanian, namun pada kenyataanya di
Indonesia para petani belum semuanya menerapkan penanganan pasca panen
yang baik dikarenakan keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki.
Kegiatan-kegiatan penanganan hasil pertanian terdiri dari penanganana
saat panen (persiapan yang baik, harus mengetahui bagian mana yang harus
dipanen dan mengetahui tempat pengumpulannya), penanganan segera setelah
panen (pengeringan, pendinginan, pemulihan, pengikatan, pencucian dan
pembersihan) dan penanganan pasca panen (grading, penyimpanan,
pengemasan dan pengankutan).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu; mahasiswa dapat
mengetahui definisi penanganan pasca panen, penanganaan (mangga) saat
panen, penanganan (mangga) segera setelah panen dan penanganan (mangga)
pasca panen.

1.3 Manfaat
Dari penyususunan makalah ini manfaat yang diperoleh oleh mahasiswa
diantaranya; mengetahui definisi penanganan pasca panen, penanganaan
(mangga) saat panen, penanganan (mangga) segera setelah panen dan
penanganan (mangga) pasca panen.

BAB II

ISI

2
2.1 Mangga

Mangga (Mangifera spp.) Merupakan tanaman yang dapat tumbuh di


dataran rendah dan tinggi. Tanaman ini merupakan famili dari Anarcadiaceae
yang dapat tumbuh dan berkembang dengan tegak dan bercabang. Tanaman
mangga memiliki biji berkeping dua dan berwarna keputihan abu-abu, dan
memiliki buah berwarna hijau, kuning, marag tergantung varietes.

Klasifikasi Tanaman Mangga :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyata

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledon

Ordo : Sapindales

Famili : Anacardiacea

Genus : Mangifera spp.

Morfologi Tanaman Mangga :

a. Akar
Tanaman mangga memiliki akar tunggang yang bercabang, memiliki
panjang bisa mencapai 6 meter. Pemanjangan akar akan berhenti ketika
sudah mencapai kepermukaan tanah. Namun, akar cabang kabawah relatif
sedikit, paling banyak akar bisa mencapai kedalaman 30-60 cm.

3
b. Batang
Batang pada tanaman mangga berbentuk lurus, tegak , keras dan kuat.
Memiliki kulit yang kasar dan tidak beraturan dan berwarna kecoklatan
mudah bahkan kehijau yang diakibatkan oleh lumut .
c. Daun
Daun pada tanaman mangga memiliki warna hijau mudah dan hijau
tua, dengan memiliki badan tulang berurat, dan urat tertutup dengan
daun. Bisanya daun memiliki ujung runcing, dan ada juga yang berbentuk
tumpul. Tetapi tergantung dengan varietes pada tanaman mangga tersebut.
d. Bunga
Bunga pada tanaman mangga berbentuk majemuk yang berarti tumbuh
dari tunas ujung. Bunga tersebut terjadi karena adanya penyerbukan pada
bunga jantan dan bunga betina sehingga terjad pembuahan dengan bantuan
angin dan sekitarnya. Warna bunga tanaman ini bervariasi ada yang
berwarna kemerahan muda kuning dan hijau tergantung varietesya.
e. Buah
Buah tanaman mangga berbentuk bulat, lonjong dan oval. Berwarna
hijau tua, kekuningan dan juga berwarna hijau kekuningan ketika matang.
Buah mangga juga memiliki daging tebal dan berkulit tipis terkadang ada
juga mangga yang berkulit tebal.
f. Biji
Biji pada tanaman mangga adalah berkeping dua dikotiledon, warna biji
mangga berwarna putih keabu-abuan dan juga ada yang berwarna abu-abu.

Buah mangga yang terdiri dari kulit, daging dan biji. Komposisi buah
mangga terdiri dari kulit buah dengan bobot berkisar antara 11-18%, biji 14-
22% dan buah 60-75% dari berat buah. Komponen utama buah mangga
terdiri dari air, karbohidrat dan vitamin.
 Kerusakan dan Penyakit Pada Buah Mangga
o Kerusaka fisik
Kerusakan ini terjadi karena perlakuan-perlakuan fisik. Seperti
karena pendinginan yang terlalu tinggi atau proses pemanasan

4
akibat buah terjamur terlalu lama saat panen. Kerusakan fisik ini
sangat merugikan karena terjadi penurunan mutu buah dan
mempengaruhi daya simpan.
o Kerusakn biologi
Kerusakan ini disebabkan oleh serangan serangga, binatang
pengerat dan sebagainya. Masuknya ulat serangga dalam buah
dapat merusakan bagian dalam buah.
o Kerusakan kimia
Rusaknya kandungan zat-zat kimia pada buah karena hal-hal yang
disebabkan oleh kerusakan biologi atau fisik. Misalnya aktifnya
enzimatis karena kerusakan sebelumnya. Penyimpanan pada suhu
tinggi dapat juga menyebabkan rusaknya kandungan kimia buah.
o Kerusakan mikrobiologi
Bermacam-macam kapang, bakteri maupun jamur mempunyai
daya perusak. Buah akan menjadi busuk akibat serangga jasad
renik tersebut. Luka pada permukaan kulit buah akan mempercepat
terjadinya kerusakan.
o Kerusakan mekanik
Kerusakan mekanik terjadi akibat adanya benturan-benturan
mekanis, luka mekanik dapat terjadi saat pemanenan, sortasi,
pengemasan dan juga pengangkutan.

5
 Kandungan Gizi Buah Mangga

Komposisi kandungan gizi buah mangga per 100 gram

 Standari Nasional Indonesia Tentang Buah Mangga


Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3164-1992, maka
mangga digolongkan dalam dua ukuran, yaitu besar dan sedang
berdasarkan panjang dan diameter buah menurut kultivarnya.

Jenis mutu mangga

Syarat mutu mangga


2.2 Penanganan Hasil Pertanian

Penanganan pasca panen adalah suatu tindakan yang disiapkan atau


dilakukan pada tahapan pasca panen agar hsil pertanian siap dan aman

6
dikonsumsi oleh para konsumen atau diolah lebih lanjut oleh industri.
Penanganan pasca panen meliputi semua kegiatan perlakuan dan pengolahan
langsung terhadap hasil pertanian yang karena sifatnya harus segera ditangani
untuk meningkatkan mutu hasil pertanian agar mempunyai daya simpan dan
daya guna lebih tinggi.
Penanganan pasca panen hasil pertanian bertujuan untuk menekan tingkat
kerusakan hasil panen komoditas pertanian dengan meningkatkan daya
simpan dan daya guna komoditas pertanian agar dapat menunjang usaha
penyediaan bahan baku industri dalam negeri, meningkatkan nilai tambah dan
pendapatan, meningkatkan devisa negara dan perluasan kesempata kerja serta
melestarikan sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Penanganan pasca panen berbeda-beda, misalnya :
 Komoditas perkebunan skala luas dengan pelayuan, penjemuran,
pengupasan, pencucian, fermentasi, dll
 Produksi benih dengan pemilihan buah, pengambilan biji,
pembersihan, penjemuran, sortasi, pengemasan, penyimpanan, dll
 Komoditas tanaman pangan dengan pemipilan/perontokan,
pengupasan, pembersihan, pengeringan, pengemasan, penyimpanan,
pencegahan serangan hama penyakit, dll
 Hasil hortikultura dengan pembersihan, pencucian, pengikatan, curing,
sortasi, grading, pengemasan, penyimpanan dingin, pelilinan, dll

Penanganan saat panen :


 Akhir budidaya, awal pasca panen
 Mengumpulkan komoditas dari lahan penanaman, pada taraf
kematangan yang tepat, dengan kerusakan yang minimal, dilakukan
secepat mungkin, dan dengan biaya yang rendah, meliputi ;
o Waktu panen tepat
o Penanganan baik
 Penanganan baik, meliputi ;
o Persiapan yang baik
o Panen hati-hati
o Tahu bagian yang dipanen
o Penggunaan tempat yang bersih
o Hindari tindakan kasar saat pewadahan
o Pemisahan komoditas baik dan buruk

7
Penanganan segera setelah panen :
 Perlu segera agar tidak menurunkan kualitas dan mempercepat
kerusakan, tindakannya ;
o Pengeringan (drying)
o Pendinginan pendahuluan (precooling)
o Pemulihan (curing)
o Pengikatan (bunching)
o Pencucian (washing)
o Pembersihan (cleaning, trimming)
o Sortasi

Penanganan pasca panen :


 Perlakuan umum, meliputi ;
o pengkelasan (grading) dan standarisasi
o Pengemasan dan pelabelan
o Penyimpanan
o Pengangkutan
 Perlakuan tambahan, meliputi ;
o Pemberian bahan kimia
o Pelilinan
o Pemeranan

2.3 Penanganan Buah Mangga

a. Saat Panen
Pemetikan atau pemanenan buah adalah pemisahan buah dari tanaman
induknya, namun buah tersebut masih meneruskan aktivitas kehidupannya.
Kehidupan buah ditandai dengan aktivitas fisiologisnya seperti respirasi
dan produksi etilen sebagai manifestasi rangkaian reaksi biokimiawi yang
terjadi di dalam buah. Panen juga merupakan kegiatan terakhir dari
proses produksi dilahan penanaman, sehingga ketepatan panen
menyangkut kriteria dan saat panen menjadi titik kritis awal sebelum buah
tersebut ditangani lebih lanjut. Indeks ketuaan seperti umur buah
merupakan salah satu kriteria panen sebagai penentu mutu buah magga

8
segar siap konsumsi. Umur optimal buah mangga siap di petik dapat
dihitung dari saat bunga mekar sempura atau buah jadi (fruitset). Umur
optimal buah mangga tergantung dari varietasnya.
Buah mangga yang dipanen adalah buah dengan tingkat ketuaan 85%.
Waktu panen dan cara petik yang tepat dapat menekan kerusakan dan
meningkatkan kualitas untuk pemasaran. Waktu petik yang disarankan
adalah pagi hari yaitu pada pukul 07.00 WIB - 08.00 WIIB.Tetapi pada
beberapa daerah tertentu, waktu petik lebih disesuaikan pada budaya serta
kebiasaan setempat. Dalam tahap pemanenan buah tidak boleh dilempar
untuk mengurangi kerusakan akibat memar. Waktu panen dan cara
pemetikan yang tepat dapat menekan kerusakan dan menaikan kualitas
terutama untuk pemasaran ekspor.
 Umur petik dan karakteristik fisiologi buah
Umur petik beberapa varietas mangga :
No. Varietas Umur Petik (Hari) Dari Bunga
Mekar
1 Arumanis 80-90
2 Gedong 80-85
3 Golek 92
4 Manalagi 80-85
Umur petik optimal beberapa varietas mangga
Karakterisik fisiologi buah mangga sebagai berikut :
o Buah mangga termasuk kelompok buah klimakterik, yang ditandai
dengan adanya peningkatan jumlah CO2 yang mendadak, yang
dihasilkan sebelum terjadi pematangan buah. Hal ini terjadi pada
mangga yang masih di pohon atau yang telah dipanen. Buah
mangga yang telah dipelajari laju respirasinya adalah buah mangga
gedong dan mangga cengkir yang laju respirasinya semakin
meningkat hingga mencapai puncak klimakterik dan segera
menurun setelah mencapai puncak klimakterik.
o Buah mangga cengkir dan gedong mencapai puncak respirasi pada
hari keempat, dan terjadi aktivitas fisiologis yang paling tinggi.
Pada saat tersebut diperlukan sumber energi yang banyak untuk
mendukung aktivitas sel yang meningkat. Hidrolisis pati sudah

9
mulai aktif, namun belum selesai sampai buah tersebut mencapai
puncak klimakterik dan aktivitasnya masih berlanjut. Kematangan
buah yang siap dikonsumsi dalam keadaan segar, baru akan terjadi
beberapa hari setelah buah mencapai puncak aktivitas biologisnya.
Menurunnya laju respirasi menunjukkan mulai terjadinya peristiwa
kebenyaian. Kematangan buah itu sendiri hanyalah pendahulu dari
kebenyaian itu sendiri.
o Selain laju respirasi, parameter yang digunakan untuk mengamati
perubahan fisiologis adalah produksi gas etilen. Etilen adalah
senyawa kimia yang secara alami diproduksi oleh buah dan
merupakan hormon yang mempercepat kebenyaian produk.
Biasanya buah-buahan memiliki pola produksi gas etilen yang
sejalan dengan laju respirasinya.
 Ciri-ciri buah mangga layak petik :
o adanya lapisan lilin pada kulit buah
o terdapat bintik-bintik coklat (lentisel pecah) pada dua-per-tiga
atau lebih dari panjang buah
o bentuk buah sudah padat penuh terutama bagian ujung,
o bila buah diketuk memberi nada tinggi,
o bila buah dimasukkan air, buah tenggelam,
o warna buah pada jenis manalagi dan arumanis hijau kelam,
hijau tua, atau hijau kebirubiruan,serta pada jenis gedong
kekuning-kuningan
o kulit buah tertutup lapisanlilin dan tangkai buah berwarna
kuning.
 Cara pemetikan buah mangga :
o Gunakan alat yang sesuai (gunting pangkas, galah bergunting
dan dilengkapi keranjang)
o Saat pemetikan, tangkai buah diikutkan sepanjang ± 10 cm
(untuk menghindari agar kulit buah tidak terkena getah dan
getah yang dikelurkan lebih sedikit)
o Usahakan getah dari tangkai tidak mengotori buah
o Buah yang dipetik ditaruh keranjang yang terbuat dari
plastic/bamboo.

 Pengumpulan

10
Pengumpulan merupakan kegiatan menempatkan buah hasil
pemetikan pada suatu tempat atau wadah untuk mempermudah
pengangkutan. buah mangga hasil panen di kebun pemanenan harus
dilakukan dalam waktu yang singkat di tempat yang terlindung dari
sinar matahari dan diupayakan agar tidak kontak langsung dengan
tanah. Hal tersebut dimaksudkan agar buah mangga terhindar dari
susut bobot dan agar tidak terkontaminasi mikroba patogen. Buah
mangga harus ditempatkan dengan hati-hati dan dimasukan ke dalam
kemasan yang kokoh untuk mempermudah pengangkutan.
Pengangkutan dilakukan segera setelah hasil panen terkumpul dan
terkemas dengan baik untuk mendapatkan penanganan selanjutnya.

Pengumpulan buah mangga

b. Segera Setelah Panen

 Prapendingian (precooling)
Perlu dilakukan untuk buah mangga yang akan ditangani lebih
lanjut dalam rantai dingin. Hal tersebut dilakukan untuk menurunkan
panas lapangan dari buah mangga, agar lebih cepat mencapai suhu
yang sesuai. Pra pendinginan secara umum dapat dilakukan dengan
room cooling, forced air cooling, hydro cooling, packed icing dan
vacuum cooling. Dalam kasus tertentu pndingian bia sekaligus
berfungsi sebagai sarana pencucian khususnya apabila menggunakan
hydro cooling dan metode ini lebih sesuai untuk buah mangga.
 Pencucian
Pencucian atau pembersihan buah mangga dilakukan untuk
menghilangkan kotoran (debu, tanah, pasir, bebatuan serta sisa
dedaunan dan ranting). Pencucian dapat dilakukan dengan

11
penyemprotan, perendaman dan pembilasan, penyekaan dengan kain
basah dan penyikatan (masing-masing cara memiliki kelebihan dan
kelemahan). Air pencuci yang mengandung senyawa “pembersih”
dalam jumlah tertentu diperlukan untuk memperkecil kemungkinan
penularan mikroba patogen dari air ke buah mangga yang dicuci.
Senyawa pembersih yang sering digunakan antara lain se3nyawa
klorin (kalsium, hipoklorit, natrium hipoklorit, gas klorin dan klorin
dioksida).

 Pengeringan
Penghilangan air setelah pencucian dapat dilakukan dengan cara
penirisan buah mangga dalam rak-rak pada kondisi RH rendah,
menggunakan penyekat busa penyerap air dan menggunakan aliran
udara kering dari kipas angin.

c. Pasca Panen

 Sortasi
Sortasi dapat dilakukan secara visual. Buah yang muda, buah yang
terlalu matang, buah yang terlalu kecil, buah yang memar, dan buah
cacat dipisahkan dari buah yang bagus.
 Grading
Grading buah dilakukan berdasarkan ukuran. Namun demikian,
ada pula kegiatan grading yang dilakukan secara mekanis berdasarkan
berat. Grading secara mekanis ilakukan melalui dua tahap. Tahap
pertama adalah dipisahkan kelas BS. Pada umumnya buah mangga
yang beratnya kurang dari 205 g digolongkan ke dalam kelas BS.
Sedangkan tahap berikutnya adalah mengelompokkan buah
berdasarkan kelas kecil,sedang, dan besar.
Kultivar Besar (g) Sedang (g) Kecil (g) Sangat kecil
(g)
Arumanis/gadung > 400 350-400 300-349 250-299
Golek > 500 450-500 400-449 350-399
Gedong > 250 200-250 150-199 100-149
Manalagi > 400 350-400 300-349 250-299
Kriteria spesifikasi grading mangga di Indonesia

12
Efisiensi dan efektivitas pemilihan buah mangga harus di dukung oleh :
o Ruangan yang memadai dan jenis pemilihan yang dilakukan
o Aliran bahan yang sesuai dengan keragaman mutu buah mangga
yang mampu dicermati oleh pekerja yang bersangkutan
o Pendelegasian wewenang yang jelas kepada pekerja dalam area
atau leret pemilihan
o Ruangan dan suasana yang nyaman bagi pekerja terutama
menyangkut penerangan, suhu lingkungan dan kebisingan
o Pengawasan dan pelatihan pekerja
 Pelilinan
Lilin diberikan dalam bentuk emulsi. Penggunaan emulsi lilin
dalam air lebih aman dibandingkan pelarut jenis lain yang mudah
terbakar. Emulsi lilin dalam air dapat langsung digunakan tanpa harus
mengeringkan buah terlebih dahulu. Emulsi lilin hendaknya
menggunakan air suling/aquades, tidak boleh menggunakan air sadah
karena garam-garam yang terkandung dalam air sadah akan merusak
emulsi lilin. Bahan pengemulsi yang biasa digunakan adalah
trietanolamina (TEA) dan asam oleat.
Perlakuan pelilinan buah dilakukan dengan cara pencelupan atau
penyemprotan menggunakan emulsi lilin selama 10-30 detik.
Kemudian dilakukan penirisan dengan membiarkannya sampai kering
angin atau dapat juga menggunakan kipas angin guna mempercepat
proses pengeringan. Mangga yang diberi perlakuan pelilinan memiliki
penampakan yang lebih bagus dibandingkan dengan tanpa pelilinan.
Selain untuk memperbaiki penampilan kulit buah, pelilinan bertujuan
untuk memperpanjang daya simpan, mencegah susut bobot buah,
menutup luka atau goresan kecil, mencegah timbulnya jamur,
mencegah busuk dan mempertahankan warna. Jenis-jenis lilin yang
bisa dipakai :
o Lilin carnuba
Berasal dari pohon palem (Copernica cerifer) Bentuk fisik keras
dan kedap air. Sering digunakan karena harganya murah, mudah
dipakai tetapi daya kilapnya rendah.
o Shellac

13
Menghasilkan daya kilap terbaik namun mudah memucat/memutih
bila disimpan dalam ruangan pendingin (cold storage). Merupakan
jenis lilin yang paling popular digunakan meskipun harganya
relatif mahal. Umumnya digunakan untuk ekspor ke Jepang.
o Lilin lebah
o Lilin tebu
o Lilin Buah Komersial
 Pemeraman
Pemeraman merupakan kegiatan untuk mendapatkan buah matang
serempak dalam jumlah besar dalam waktu relatif singkat dari pada
buah dibiarkan matang normal. Pemeraman atau pemacuan
kematangan buah dapat dilakukan dengan menggunakan antara lain
asap, karbit, gas etilen, gas asetilen, uap etanol, uap asetaldehida dan
senyawaan pelepas etilen seperti ethepon dan ethrel.
Cara pemeraman dijelaskan sebagai berikut : sekeping karbit di
bungkus dan diletakan di dasar wadah atau diantara buah-buah yang
akan diperam. Setiap 1kg buah mangga diberikan 1gram karbit. Karbit
dapat dibungkus menggunakan pelepah pisang, daun pisang, kertas
koran atau kain. Karbit yang di bungkus diletakan di dasar keranjang
mangga kemudian dibungkus rapat dan dibuka setelah 1 hari.
 Pengemasan
Pengemasan harus mampu melindungi mangga dari kerusakan
yang terjadi selama distribusi dan pemasaran. Funfsi lain dari
pengemasan adalah mempertahankan bentuk dan kekuatan kemasan
dalam waktu yang lama, termasuk dalam kondisi kelembaban nisbi
yang mendekati jenuh atau setelah terguyur air.
Pengemasan merupakan bagian dari kegiatan pasca panen sebelum
dilakukan penyimpanan atau transportasi. Adanya wadah atau
pembungkus dapat membantu mencegah mengurangi kerusakan serta
mempermudah distribusi, mempermudah pemasaran buah, serta
melindungi buah dari kerusakan biologis, fisik, dan kimia. Dengan
demikian maka kemasan buah harus cukup kuat untuk menahan
benturan, gancangan, gesekan, dan penumpukan. Selain itu, pada
pengemasan harus memungkinkan terjadinya pendinginan komoditas
buah secara cepat setelah pemanenan dan memungkinkan penyaluran

14
panas yang dihasilkan oleh komoditas buah itu sendiri selama
transportasi dan penyimpanannya.
Jenis –jenis kemasan :
 Kemasan karton dan kertas
o Banyak digunakan, murah dan mudah diperoleh
o Kekuatan dan sifat mekanisnya tergantung dari
proses pembuatan dan perlakuan tambahan yang
diberikan
o Permeabilitas terhadap cairan, uap dan gas
o Jenis-jenis kertas yang dapat digunakan : kertas
kraft, kertas tahan lemak, glassin dan kertas lilin.

Beberapa jenis karton bergelombang

 Kemasan kayu
o Merupakan kemasan yang paling kokoh, terutama
untuk kemasan pada saat transportasi.
o Jenis-jenis bahan yang digunakan : peti, krat-krat
kayu yang dipaku, peti dan krat kayu yang diikat
dengan kawat, peti tripleks, keranjang, peti curah,
peti palet dan palet kayu.

Kemasan kayu
 Kemasan plastik

15
o Memugkinkan banyak variasi dan kegunaan :
melindungi, mengawetkan, memproses,
menyimpan, mengukur dan memamerkan hasil.
o Jenis-jenis plastik yang digunakan : LDPE, PVC,
Selofan dan Pliofilm
o Keunggulan : kuat, ringan, inert, tidak karatan dan
dapat diberi warna
o Kelemahan : zat-zat monomer plastik dapat
bermigrasi ke dalam produk yang dikemas.
Untuk pemasaran ekspor, biasaya mangga diberi pelapis net foam
yang kemudian dimasukan ke dalam karton yang dibagian dalam telah
diberi pelapis lilin. Ukuran karton yang digunakan adalah 40x30x10
cm dengan isi tiap karton 2kg.

Pengemasan buah mangga dengan tujuan ekspor


Kemasanan yang digunakan untuk distribusi mangga umunya juga
menggunakan kotak kardus ber-flute dengan ketebalan 0,85-3 mm.
Kardus ber-flutei yaitu kardus yang bagian tengahnya bergelombang.
Kardus ini dilengkapi dengan penyekat yang berfungsi sebagai
pemisah antar buah dalam kemasan
Selain menggunakan kemasan kardus ada juga yang menggunakan
kemasan peti kayu, bagian dasar dan dinsing dalam peti kayu diberi
alas dengan kertas semen secukupnya. Sebagai pelapis atau pengisi
perlu digunakan potongan-potongan kertas kecil, agar buah terlindungi
dari benturan kemasan kayu peti (jangan menggunakan kertas koran,
karena tintanya akan mengotori kulit buah).
Untuk mencegah chilling injury yaitu kerusakan buah jika suhu
yang digunakan terlalu rendah. Adaptasi suhu dilakukan pada suhu
150C selama 24 jam. Hal ini sesuai dengan beberapa penelitian yang
menggunakan suhu adaptasi 150C yang dapat mempertahankan

16
kesegaran buah mangga selama 4 minggu. Setelah mangga mampu
beradaptasi kemudian buah dipindah ke ruang pendingin dengan suhu
100C untuk penyimpanan.
 Penyimpanan
Penyimpanan buah mangga dilakukan dalam suhu dingin.
Penyimpanan dingin buah klimaterik selain mengakibatkan
tertundanya kematangan buah, juga berpengaruh pada respon jaringan
terhadap etilen. Penyimpanan dingin bertujuan untuk membatasi
pembusukan tanpa menyebabkan terjadinya kematangan abnormal
atau perubahan-perubahan lainnya yang tidak diinginkan,
mempertahankan mutu sampai ke tangan konsumen dalam jangka
waktu yang lama.
Penyimpanan buah mangga pada sistem udara terkendali
tampaknya tidak memberikan banyak keuntungan dalam
perpanjangan masa simpan. Kondisi penyimpanan udara terkendali
untuk buah mangga yang aman adalah bersuhu 130C dengan kadar
CO2 sebanyak 5% dan kadar O2 sebanyak 5% juga.
Adapun tujuan penyimpanan adalah :
o mengamankan hasil segar buah-buahan setelah panen
o mengurangi kegiatan respirasi dan metabolisme
o mengurangi kehilangan air dan pelayuan
o mengurangii kerusakan karena bakteri, kapang, dan ragi.

Penyimpanan buah mangga dilakukan pada suhu rendah, suhu


yang terbaik adalah 100C. Jika penyimpanan mangga dilakukan di
bawah suhu 100C maka terjadi kerusakan yaitu bagian dalam buah
menjadi berwarna pucat.
 Pengangkutan
Umunya para masyarakat menngunakan mobil pick up atau mobil
bak terbuka untuk melakukan pengangkutan ke pasar. Jika jarak
tempuhnya tidak terlalu jauh maka penggunaan mobil bak terbuka tidk
masalah.
Pada pengangkutan buah mangga untuk tujuan ekspor harus
menggunakan mebil yang dilengkapi ruang pendingin. Hal ini untuk
menjaga rantai dingin selama transportasi. Rantai pendinginan

17
diperlukan untuk membatasi pembusukan tanpa menyebabkan
terjadinya kematangan abnormal ataupun perubahan-perubahan lain
yang tidak diinginkan. Suhu yang tepat untuk pengangkutan buah
mangga adalah 100C.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari makalah yang telah disusun dapat disimpulkan bahwa mangga


merupakan buah klimaterik yang pemanenannya dilakukan berdasarkan umur
petik dari masing-masing varietas mangga. Penanganan pasca panen adalah
suatu tindakan yang disiapkan atau dilakukan pada tahapan pasca panen agar
hsil pertanian siap dan aman dikonsumsi oleh para konsumen atau diolah
lebih lanjut oleh industri. Penanganan saat panen berupa pemetikan dan
pengumpulan, selanjutnya penanganan segera setelah panen untuk mangga

18
terdiri dari proses prapendinginan, pencucian dan pengeringan sedangkan
tahap pasca panen dari buah mangga yaitu sortasi dan grading, pelilinan,
pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa dalam penyususunan makalah ini masih banyak


terdapat kekurangan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca agar kedepannya dapat lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Broto, W., Setyadjit, Sulusi P dan Dondy ASB. 1993. Studi Rangkaian
Penanganan Pascapanen Buah Mangga dalam Rantai Dingin. Jurnal
Hortikultura 3(3) :26 – 35.

Kun Tanti, Ira Mulyawanti. Konsep SOP untuk Penanganan Pasca Panen
Mangga Cv.GEDONG untuk Tujuan Ekspor.

Masnun. Penyimpanan Buah Mangga Melalui Pelilinan. BPP Jambi.

Merynda Indriani Syafutri, Filli Pratama, Daniel Saputra. Sifat Fisik dan
Kimia Buah Mangga Selama Peyimpanan Dengan Berbagai Metode

19
Pengemasan. Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas Sriwijaya, Indralaya, Palembang. 20 Juni 2006.

Santosa. Panen dan Pasca Panen Buah Mangga. Staf Pengajar Program Study
Teknik Pertanin, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas.

Siswadi. Penanganan Pasca Panen Buah-Buahan dan Sayur-Sayuran. Jurnal


Inovasi PertanianVol.6 No.1 2007 (68-71).

Wisnu Broto. Peran Teknologi Penanganan Pasca Panen di Sentra Produksi


Mangga. Teknologi Pasca Panen Pertanian Vol.07 No.2 (2011).

Yoga Oktaviyanto, Sunaryo, Adus Suryanto. Karakteristik Tanaman Mangga


Cantek, Ireng, Empok, Jempol di Desa Tiron Kec. Banyakan
Kabupaten Kediri. Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Brawijaya.

Qanytah dan Indrie Ambarsari. Efisiensi Penggunaan Kemasan Kardus


Distribusi Mangga Arumanis. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Bawa Tengah, bukit Tegalepek. 01 September 2010.

20

Anda mungkin juga menyukai