Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah termasuk famili

Cucurbitaceae, banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas

Persia atau daerah Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat dengan

Eropa dan Afrika. Dan tanaman ini akhirnya tersebar luas ke Timur Tengah dan ke

Eropa. Pada abad ke-14 melon dibawa ke Amerika oleh Colombus dan akhirnya

ditanam luas di Colorado, California, dan Texas. Akhirnya melon tersebar keseluruh

penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis termasuk Indonesia.

Agribisnis melon menunjukkan prospek menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah

yang semakin keras, miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami,

faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman serta faktor pemeliharaan

tidak diperhatikan maka keuntungan akan menurun. PT. Natural Nusantara berusaha

membantu meningkatkan produktivitas melon secara Kuantitas, Kualitas, dan

Kelestarian lingkungan ( Aspek K-3 ).

Dari uraian di atas perlu adanya suatu usaha peningkatan mutu hasil produk,

hal ini yang melatarbelakangi penulis untuk membuat suatu makalah yang berjudul,

Teknologi Pasca Panen Aneka Olahan Tanaman Melon (Cucumis melo L. ).


B. Rumusan masalah

1. Sejarah singkat melon?

2. Jenis tanaman melon.?


3. Manfaat melon?.
4. Syarat tumbuh melon.?
5. Penanganan pasca panen melon.?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah tentang melon
2. Utuk mengetahui jenis-jenis tanaman melon
3. Untuk mengetahui manfaat buah melon
4. Untuk mengetahui syarat tumbuh melon
5. Untuk mengetahui pasca panen buah melon

C. Manfaat

1. Menambah wawasan penulis dan pembaca tentang manfaat tanaman melon.


2. Meningkatkan nilai dari olahan tanaman melon.
3. Mampu mengangkat taraf hidup masyarakat dari penjualan produk berbahan

melon.
4. Membuka peluang usaha yang berbasis kuliner

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Melon

Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah termasuk famili

Cucurbitaceae, banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas

Persia atau daerah Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat dengan
Eropa dan Afrika. Dan tanaman ini akhirnya tersebar luas ke Timur Tengah dan ke

Eropa. Pada abad ke-14 melon dibawa ke Amerika oleh Colombus dan akhirnya

ditanam luas di Colorado, California, dan Texas. Akhirnya melon tersebar keseluruh

penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis termasuk Indonesia.

B. Jenis Tanaman

Jenis-jenis melon yang terkenal adalah: melon Christianism (1850); melon

Sill Hybrid (1870); melon Surprise (1876); melon Ivondequoit, Miller Cream, Netted

Gem, Hacken Sack dan Osage (18811890); melon Honey Rock dan Improved

Perfecto (1933); melon Imperial (1935); melon Queen of Colorado dan Honey Gold

(1939). Untuk memudahkan sistem penanaman dan pengelompokan melon, para ahli

mengklasifikasikan melon dalam dua tipe, yaitu:

1) Tipe Netted-Melon

a) Ciri-ciri: kulit buah keras, kasar, berurat dan bergambar seperti jala (net);

aroma relatif lebih harum dibanding dengan wintermelon; lebih cepat masak antara

7590 hari; awet dan tahan lama untuk disimpan.


b) Varietas: (1) Cucumis melo var. reticulatus, buah kecil, berurat seperti jala

dan harum; (2) Cucumis melo var. cantelupensis, buah besar, kulit bersisik dan harum

Bau dari buah melon tersebut.

2) Tipe Winter-Melon

a) Ciri-ciri: kulit buah halus, mengkilat dan aroma buah tidak harum; buah

lambat untuk masak antara 90120 hari; mudah rusak dan tidak tahan lama untuk

disimpan; tipe melon ini sering digunakan sebagai tanaman hias.


b) Varietas: (1) Cucumis melo var. inodorous, kulit buah halus, buah

memanjang dengan diameter 2,57,5 cm; (2) Cucumis melo var. flexuosus,

permukaan buah halus, buah memanjang antar 3570 cm;

(3) Cucumis melo var. dudain,

Ukuran kecil-kecil, sering untuk tanaman hias;

(4) Cucumis melo var. chito,

Ukuran buah sebesar jeruk lemon, sering digunakan sebagai tanaman hias.

C. Manfaat Tanaman

Buah melon dimanfaatkan sebagai makanan buah segar dengan kandungan

vitamin C yang cukup tinggi yang sangat di butuhkan oleh tubuh manusia.

D. Syarat Tumbuh

a. Angin yang bertiup cukup keras dapat merusak pertanaman melon, dapat

mematahkan tangkai daun, tangkai buah dan batang tanaman.

b. Hujan yang terus menerus akan menggugurkan calon buah yang sudah terbentuk

dan dapat pula menjadikan kondisi lingkungan yang menguntungkan bagi

patogen. Saat tanaman melon menjelang panen, akan mengurangi kadar gula

dalam buah.

c. Tanaman melon memerlukan penyinaran matahari penuh selama

pertumbuhannya.

d. Tanaman melon memerlukan suhu yang sejuk dan kering untuk

pertumbuhannya. Suhu pertumbuhan untuk tanam melon antara 2530 derajat

C. Tanaman melon tidak dapat tumbuh apabila kurang dari 18 derajat C.


e. Kelembaban udara secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman

melon. Dalam kelembaban yang tinggi tanaman melon mudah diserang

penyakit.

E. Penanganan Pascapanen Buah Melon

Penanganan pasca panen buah-buahan, termasuk buah melon yang kurang

baik dan tidak tepat dapat mempengaruhi mutu buah yang dihasilkan. Penurunan

mutu ini berupa kerusakan mekanik maupun kerusakan akibat mikroorganisme.

Kerusakan mekanik berupa cacat fisk, misalnya adanya goresan, luka, memar ataupun

tidak lengkapnya komponen dari buah itu sendiri seperti tangkai buah yang sudah

terlepas. Sedang kerusakan mekanik dapat terjadi dari mulai pemetikan (pemanenan)

sampai pengemasan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam setiap tahapan

penanganan pasca panen buah perlu diperhatikan perlakuan-perlakuan yang diberikan

agar terhindar dari suatu kerusakan-kerusakan yang dapat menurunkan mutu buah

melon yang akan di pasarkan.

Penanganan pasca panen adalah kegiatan pengumpulan, sortasi, pengkelasan,

pengemasan dan penyimpanan buah berdasarkan ukuran dan standar mutu yang telah

ditentukan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menghasilkan buah dengan standar mutu

yang baik dan seragam dalam mutu dan kualitas tiap tiap buah melon.

Penanganan Pasca Panen Sebagaimana yang telah disebutkan di atas,

penanganan pasca panen adalah suatu kegiatan pengumpulan, sortasi, pengkelasan,

pengemasan dan penyimpanan buah berdasarkan ukuran dan standar mutu yang telah
ditentukan oleh suatu pihak yang berwenang. Ada pun langkah-langkah masing-

masing kegiatan pasca panen adalah sebagai berikut.

1. Pengumpulan

Buah-buah melon yang telah dipanen dikumpulkan pada suatu tempat untuk

segera disortir/dipilih. Pengangkutan dari kebun ke tempat pengumpulan harus

dilakukan dengan hati-hati. Sebab, pengangkutan yang kurang baik dapat

mengakibatkan kerusakan fisik seperti terjadinya benturan antara buah, goresan dan

memar oleh bahan kemasan. Oleh karna itu hal ini harus sangat dihindari.

Umumnya buah melon diangkut dari lapang ke tempat pengumpulan dengan

berjalan kaki (dipikul, dijinjing atau disunggi di atas kepala), sepeda atau sepeda

motor. Dalam proses pengumpulan ini sebaiknya lokasi pengumpulan/penampungan

harus dekat dengan tempat pemanenan agar tidak terjadi penurunan kualitas buah

akibat pengangkutan dari dan ke tempat pengumpulan. Sebagai wadah tempat

penampungan dapat berupa keranjang, peti atau karung goni untuk mengangkut hasil

panen ke tempat pengumpulan sementara/gudang penyimpanan.

Buah melon yang baru datang dari kebun segera dikeluarkan dari dalam

keranjang atau wadah lain, kemudian ditaruh pada tempat terbuka dan diangin-

anginkan. Buah-buah melon yang telah dipanen dan dikumpulkan itu selanjutnya

disortir sesuai dengan mutu buah yang dibutuhkan konsumen.

2. Penyortiran dan Pengkelasan (Grading)

Sortasi adalah memilih hasil panen antara hasil panen yang baik dan hasil

panen yang jelek. Sedang grading adalah pengelompokan hasil panen yang telah
disortasi. Penyortiran dan grading tergantung dari permintaan pasar

Penyortiran buah dilakukan di tempat pengumpulan buah .Unsur-unsur yang

diperhatikan dalam penyortiran/pemilihan, buah dipilih yang mulus, jaring tebal dan

merata, bentuknya normal, tidak luka, tidak diserang penyakit, tidak ada cacat fisik

maupun mikrobiologis, tidak ada noda getah, tidak ada bintik-bintik kehitaman, tidak

ada noda kudis (scab) dan tidak ada luka memar.

Sesudah buah disortir, kemudian dikelompokan dan ditimbang untuk

dilakukan pengkelasan berdasarkan berat buah dan penampilan fisik. Pengkelasan

buah tersebut disesuaikan dengan permintaan pasar dan untuk mempermudah

penentuan harga jual sesuai dengan mutunya.

Pada dasarnya, pengekelasan/penggolongan buah melon menjadi 3 kelas,

yaitu Kelas A (berat > 1,6 kg), Kelas B (berat 1-1,5 kg) dan Kelas C (berat < 1 kg).

Sedang buah muda, terlalu matang, memar, cacat dan lain-lain digolongkan menjadi

buah off-grade (di luar kelas). Dalam melakukan penyortiran buah, para penyortir

harus menggunakan sarung tangan dari kain rajut/katun supaya tidak mengotori dan

atau merusak buah yang dapat menurunkan kualitas buah yang kita kelompokkan.

Buah yang sudah ditimbang, kemudian dibersihkan dengan kain lap, ditempeli sticker

dan siap untuk dikemas, disimpan dalam gudang atau didistribusikan/dipasarkan

kepada para konsumen di setiap tempatnya.

3. Pengemasan Buah dan Pengangkutan

Dalam melakukan pengemasan, buah dimasukkan ke dalam kemasan dari

kertas karton atau kayu biasa yang mempunyai sekat, lubang ventilasi dan dasarnya
diberi potongan-potongan kertas atau jerami kering. Dalam satu kemasan hanya berisi

buah dengan kelas yang sama. Kemasan yang digunakan harus bersih dan bebas dari

semua benda asing yang sifatnya mengganggu.

Setiap kemasan diberi label dari bahan yang tidak beracun, baik tinta untuk

menulis maupun lem untuk melekatkan kemasannya. Label yang dibuat itu

menjelaskan indetifikasi produk (nama, asal dan kode produsen yang telah diketahui)

dan asal produk (nama varietas, tulisan atau gambar melon apabila produk tidak

terlihat dari luar, dimaksudkan agar identitas mudah di kenali).

Selain itu, label tersebut menunjukan juga asal (nama asal/daerah, lokasi

tumbuh dan nama negara apabila akan dieksport) dan spesifikasi komersial (kelas,

ukuran dengan minimum dan maksimum, kode, ukuran dan jumlah buah)

Sebelum kemasan ditutup dan dilakban, di atas buah melon diberi potongan-potongan

kertas. Dalam pengemasan ini bisa juga buah dikemas satu per satu dengan

menggunakan jaring/net plastik. Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut buah

melon ke pasar tergantung jarak yang ditempuh dan kondisi jalan yang ditempuh.

4. Penyimpanan Buah

Buah melon yang sudah dipanen tidak boleh ditumpuk satu sama lain, buah

yang belum terangkut harus disimpan dalam gudang penyimpanan.Gudang untuk

penyimpanan harus bersih, kering dan bebas hama seperti kecoa dan tikus serta

mempunyai sirkulasi udara yang lancar. Buah yang disimpan dalam kotak yang

terbuat dari kayu, paling banyak diisi 10 buah/kotak (ukuran besar) atau 12

buah/kotak (ukuran kecil). Jika buah disimpan dalam karton, setiap karton diisi 4
buah/karton, sedang apabila disimpan dalam keranjang plastik, isinya 6-8

buah/keranjang, jika terlalu berlebih maka akan terjadi kerusakan pada buah melon.

Bila penyimpanan buah akan ditumpuk, buah ditata secara rapih, maksimum 7

lapis dan setiap lapis diberi alas jerami kering, kertas atau koran bekas. Paling lama

penyimpanan buah melon tidak lebih dari seminggu. Melon yang sudah terlalu masak

jangan disatukan dengan melon yang setengah masak (mengkal). Bila ada melon

yang mulai busuk harus dijauhkan dari tempat penyimpanan.

Jika buah akan diangkut ke pasar untuk dijual, selama pengangkutan, buah

yang diangkut tersebut sebaiknya terhindar dari sinar matahari secara langsung.

Kondisi udara (suhu dan kelembaban) di dalam alat pengangkut perlu dijaga,

terutama apabila lama perjalanan lebih dari 2,5 jam. Selama pengangkutan, usahakan

buah dijaga dari kemungkinan benturan, gesekan dan tekanan yang terlalu berat

sehingga mutu buah tetap terjaga. Untuk buah melon yang akan diekspor biasanya

dikemas secara khusus dengan peti kemas terbuat dari kayu, karton dan kotak plastik.

Dalam kargo pesawat, peti kemas buah melon dilakukan penangan lebih lanjut agar

buah melon yang didalam peti kemas tetap terjaga. Dengan cara dimasukkan dalam

container pendingin agar buah melon tetap segar jika sampai tempat tujuan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Melon(Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah termasuk famili

Cucurbitaceae, banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas

Persia atau daerah Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat dengan
Eropa dan Afrika. Dan tanaman ini akhirnya tersebar luas ke Timur Tengah dan ke

Eropa. Pada abad ke-14 melon dibawa ke Amerika oleh Colombus dan akhirnya

ditanam luas di Colorado, California, dan Texas. Akhirnya melon tersebar keseluruh

penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis termasuk Indonesia.

Jenis-jenis melon yang terkenal adalah: melon Christianism (1850); melon

Sill Hybrid (1870); melon Surprise (1876); melon Ivondequoit, Miller Cream, Netted

Gem, Hacken Sack dan Osage (1881&ndash;1890); melon Honey Rock dan

Improved Perfecto (1933); melon Imperial (1935); melon Queen of Colorado dan

Honey Gold (1939). Untuk memudahkan sistem penanaman dan pengelompokan

melon. para ahli mengklasifikasikan melon dalam dua tipe, yaitu: Tipe Netted-Melon

dan Tipe Winter-Melon.

B. Saran

Perlu diadakannya budidaya lebih lanjut agar tanaman ini bisa semakin ditingkatkan

kualitasnya

DAFTAR PUSTAKA

Setiadi dan Parimin SP, Bertanam melon,jakarta 2001.

Final, Prajnanta, Ir., Melon Pemeliharaan Secara Intensif Kiat Sukses Beragribisnis
Cetakan ke-2, (Jakarta: Penebar Swadaya, 1998).

Fakultas Pertanian IPB, Bogor, 1984. Karya Ilmiah Mahasiswa Jurusan Budidaya
Pertanian

Prahasta, Arief, M.P. Agribisnis Melon. 2010. CV. Pustaka Grafika. Bandung.

Rukamana, R. 1994. Budidaya Melon Hibrida. Kanisius, Yogyakarta.


Sobir dan Siregar. D. Firmansyah. 2010. Budidaya Melon Unggul . Penebar swadaya.
Jakarta.

Soedarya, A. 2010. Agribisnis Melon. Pustaka Grafika. Bandung

Setiadi, Bertanam Melon, Cetakan ke-4, (Jakarta: Penebar Swadaya, 1998).

Sudarsono dan Winata, Livy, Fakultas Pertanian IPB. Pemakaian Teknik Kultur
Jaringan Sebagai Perbanyakan Melon (Cucumis melo L.)

Tjahjadi, Nur, Ir.,Bertanam Melon, 24352, (Jakarta: Kanisius, 1987).

http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/penanganan-pasca-panen-melon. (12 Febuari


2014)

http://blogs.unpad.ac.id/aidaghaissani/budidaya-melon/. (12 Febuari 2014)

http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/.html (12 Febuari 2014)

www.warintek.ristek.go.id/pertanian/melon.pdf. (12 Febuari 2014)

Anda mungkin juga menyukai