Oleh :
Fafi Rahmatillah
1605101050042
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah agar mahasiswa mengerti
tentang tata cara penanganan pasca panen pada timun secara baik dan benar.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Buah Timun
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : cucumis
Spesies : Cucumis sativa L
(Sharma, 2002)
andosol. Untuk tumbuh dengan baik mentimun menginginkan suhu 18-30 0C.
Namun, untuk perkecambahan biji suhu optimal antara 25-30 0C. Cahaya
merupakan faktor yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman mentimun.
Penyerapan unsur hara akan berlangsung dengan optimal jika pencahayaan
berlangsung antara 8-12 jam/hari. Kelembaban relatif udara (RH) yang dikehendaki
oleh tanaman mentimun untuk pertumbuhannya antara 50-85%. Curah hujan 200-
400 mm/bulan, curah hujan yang tinggi tidak baik karena curah hujan yang
tinggi akan banyak menggugurkan bunga (Sumpena, 2007).
Buah mentimun siap dipetik setelah ditanam sekitar 34 hari. Ukuran buah
yang ideal dengan panjang 20-25 cm diameter 4 cm. Kadang-kadang pasar
menyukai ukuran tertentu (lebih besar atau lebih kecil). Pemetikan dapat
dilakukan 2-3 hari sekali (Tanindo, 2006).
Menurut Satuhu (2004), bahan dan bentuk kemasan secara umum dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu:
2. Kemasan tidak langsung, yaitu kemasan kedua dari buah yang tidak bersentuhan
langsung. Bahan pengemas jenis ini dapat terbuat dari peti kayu, peti plastik,
peti karton dan keranjang bambu.
Persyaratan kemasan yang baik adalah seperti dibawah ini (Paine dan Paine, 1983):
5. Terbuat dari bahan yang murah dan mudah untuk didapatkan di daerah penghasil
Kapasitas kemasan ditentukan berdasarkan sistem penanganan yang akan
digunakan pada transportasi. Menurut Peleg (1985), kapasitas kemasan untuk
penanganan sesuai kemampuan manusia (suitable for carrying man) adalah 15
– 30 kilogram dan sekitar 200 – 500 kilogram untuk system penanganan mesin
(suitable for forklift handling).
Dari hasil studi lapang di beberapa pasar sekitar Bogor (Pasar Anyar dan
Pasar Bogor), mentimun dikemas dengan menggunakan plastik polietilen, karung
plastik dan keranjang bambu. Masing-masing dikemas antara 25-30 kg per
kantung plastik polietilen dan polipropilen, sedangkan karung plastik dan
keranjang bambu antara 30-40 kg per kemasan. Terdapat beberapa susunan dalam
peletakan buah di dalam kemasan, yaitu secara acak dan tersusun secara horizontal.
C. Kemasan Plastik Polietilen dan Keranjang Bambu
D.Transportasi
Daya tahan mentimun lokal untuk disimpan hanya 2-3 hari. Lebih lama
dari itu mentimun akan layu dan keriput. Mentimun jepang yang dikemas tanpa
menggunakan Modified Atmosfer hanya bertahan selama 7 hari (Purwadaria, 1997).
Mentimun pada suhu 75 0F selama 8 hari disimpan dengan kemasan yang dapat
menahan air kehilangan bobot sebesar 6.1% (Pantastico, 1986). Mentimun akan
tetap segar dalam waktu yang lama pada penyimpanan dalam suhu 12-14 0C, dalam
kondisi seperti ini mentimun akan tahan sampai 14 hari (Sumpena, 2007).
E. Simulasi Transportasi Hasil Pertanian
Dasar yang membedakan jalan dalam kota dan luar kota adalah besar
amplitudo yang terukur dalam suatu panjang jalan tertentu. Jalan dalam kota
mempunyai amplitudo rendah jika dibandingkan dengan jalan luar kota. Frekuensi
alat angkut yang tinggi bukan penyebab utama terhadap kerusakan pengangkutan,
yang lebih berpengaruh adalah ampitudo jalan (Darmawati, 1994)
Salah satu masalah pasca panen adalah kerusakan mekanis karena transportasi
karena adanya benturan antara buah dengan buah, benturan antara buah dengan
wadah atau kemasan, gesekan dan himpitan. Penyebab kerusakan mekanis selama
pengangkutan antara lain:
3. Kelebihan tumpukan
1. Gaya-gaya luar
Sifat mekanis yaitu respon bahan yang sesuai dengan perilakunya apabila
diberi gaya. Sifat mekanis bahan dipelajari dalam ilmu reologi. Secara reologi,
sifat mekanis buah dapat dinyatakan dalam tiga bentuk yakni gaya, deformasi,
dan waktu.
BAB III. PEMBAHASAN
Mentimun merupakan salah satu sayuran yang banyak dikonsumsi segar oleh
masyarakat Indonesia. Mentimun juga sangat berkhasiat untuk kesehatan, dapat dibuat
minuman dalam bentuk jus berkhasiat untuk kesehatan kulit. Mentimun kaya akan
sumber mineral, vitamin, dan harganya terjangkau oleh semua kalangan. Oleh
karena itu permintaan akan buah mentimun semakin meningkat. Keadaan
seperti itu harus diikuti dengan peningkatan kualitas buah mentimun,
peningkatan produksi, serta pengembangan usaha tani yang mengarah pada
peningkatan kesejahteraan petani mentimun itu sendiri.
Luas areal lahan mentimun di Indonesia dari tahun 2006 sampai 2010 adalah
58.647 ha, 56.634 ha, 55.795 ha, 56.099 ha, dan 56.902 ha. Dengan presentasi
pertumbuhan sebanyak 1.43% (2009-2010). Produktivitas buah mentimun pada
tahun 2008 mencapai 540122 ton,sedangkan tahun 2009 mencapai 583641 ton
dengan pertumbuhan 7.96 % (2008-2009) (Badan Pusat Statistik dan Direktorat
Jenderal Hortikultura).
2. Pemetikan harus dilakukan secara tepat, jika dipetik terlalu awal maka buah mudah
keriput dan jika terlambat maka warna hijau menjadi kekuningan dan kandungan air
menjadi banyak sehingga rasa buah menjadi tidak enak.
1). Lakukan persiapan panen dengan baik . Siapkan alat-alat yang dibutuhkan, tempat
penampungan hasil dan wadah-wadah panen, serta pemanen yang terampil dan tidak
ceroboh.
2). Pada pemanenan, hindari kerusa kan mekanis dengan melakukan panen secara hati-
hati. Panen sebaiknya dilakukan dengan tangan atau menggunakan alat bantu yang
sesuai.
3). Gunakan tempat / wadah panen y ang sesuai dan bersih, tidak meletakkan hasil
panen di atas tanah atau di lantai dan usahakan tidak menumpuk hasil panen
terlalu tinggi.
4). Hindari tindakan kasar pada pe wadahan dan usahakan tidak ter lalu banyak
melakukan pemindahan wadah. Pada tomat, hindari memar atau lecet dari buah
karena terjatuh, terjadi gesekan atau tekanan antar buah ata u antar buah dengan
wadah. Meletakan buah dengan hati-hati, tidak dengan cara dilempar-lempar.
PENANGANAN SEGERA SETELAH PANEN
Pada penanganan hasil tanaman, ada beberapa tindakan yang harus dilakukan
segera setelah panen, tindakan tersebut bila tidak dilakukan segera, akan menurunkan
kualitas dan mempercepat kerusakan sehingga komoditas tidak tahan lama disimpan.
Perlakuan tersebut antara lain:
c) Pencucian (washing) dilakukan pada sayuran daun yang tumbuh dekat tanah
untuk membersihkan kotoran yang menempel dan memberi kesegaran. Selain itu
dengan pencucian juga dapat mengurangi residu pestisida dan hama penyakit yang
terbawa. Pencucian disarankan menggunakan air yang bersih, penggunaan
desinfektan pada air pencuci sangat dianjurkan. Kentang dan ubi jalar tidak
disarankan untuk dicuci. Pada mentimun pencucian berakibat buah tidak tahan
simpan, karena lapisan lilin p ada permukaan buah ikut tercuci.
e) Sortasi yaitu pemisahan komoditas yang layak pasar (marketable) dengan yang
tidak layak pasar, terutama yang cacat dan terkena hama atau penyakit agar tidak
menular pada yang sehat.
b. Memudahkan penanganan :
Penggunaan berbagai fasilitas pengemasan memudahkan penanganan
Memberikan kesinambungan dalam penanganan Mengacu pada standarisasi wadah /
container.
b) Mengendalikan repirasi
a) Sifat hasil tanaman. Tanaman yang berasal dari d aerah tropis umumnya tidak tahan
temperatur rendah, temperatur penyimpanan dingin umumnya tidak berada di
bawah 12oC. Ketahanan terhadap temperatur rendah dari berbagai bagian tanaman
juga berbeda.
c) “Don’t break the cold-chains” Penyimpanan dingin dari suatu hasil tanaman harus
berkelanjutan (dalam tataniaga) sampai di tangan konsumen.
c) Precooling
d) Kebersihan
4. Pengangkutan:
a) Fasilitas angkutannya
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan makalah ini antara lain:
1. Secara umum, penanganan pasca panen pada buah dan sayur meliputi Grading
(pengkelasan) dan standarisasi, Pengemasan, Pelabelan, Penyimpanan,
Pengangkutan
2. Penanganan pascapanen merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dari
selesai dipanen sampai dengan komoditi siap dikonsumsi, hal ini bertujuan
untuk menjaga mutu, kepentingan pemasaran, dan lainnya.
3. Salah satu alternatif untuk menahan laju penuaan dan kelayuan dalam
penanganan pasca panen sayur-sayuran dan buah-buahan diantaranya adalah
penggunaan kemasan plastik dan pengaturan suhu.
4. Produk pascapanen hortikultura sangat mudah mengalami kerusakan-kerusakan
fisik akibat berbagai penanganan yang dilakukan. Kerusakan fisik ini terjadi
karena secara fisikmorfologis, produk hortikultura segar mengandung air tinggi
(85-98%) sehingga bentura, gesekan, dan tekanan sekecil apapun dapat
menyebabkan kerusakan yang dapat langsung dilihat secara kasat mata maupun
yang tidak terlihat pada saat aktifitas fisik tersebut terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar RS. 2005. Dampak Kemasan dan Suhu Penyimpanan Terhadap Perubahan
Sifat Fisik dan
Masa Simpan Brokoli Setelah Transportasi. Skripsi. Teknik Pertanian. IPB. Bogor.
Darmawati E. 1994. Simulasi Komputer Untuk Perancangan Kemasan Karton
Bergelombang Dalam Pengangkutan Buah-buahan. Tesis MS. Program Studi
Keteknikan, Bogor.
Hilton DJ. 1993. Impact and Vibration Damage to Fruit during Handling and
Transportation. In: Champ, B.R., E. Highley and G. I. Jhohson, editor.
Postharvest Handling of Tropical Fruits. Proceedings of An International
Conference, Chiang Mai, Thailand. 19-23 July 1993.
Kays SJ. 1991. Postharvest Physiology of Perishable Plant Product. New York:
AVI publishing co.inc.
Kusumah SE. 2007. Pengaruh Berbagai Jenis Kemasan dan Suhu Penyimpanan
Terhadap Perubahan Mutu Fisik Mentimun (Cucumis sativus L) Selama
Transportasi. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.
Kitinoja L, Gorny JR. 1999. Postharvest Technology for Small Scale Produce
Marketer: Economic Opportunities, Quality and Food Safety. USA. University
of California.
Kitinoja L, Kader AA. 2003. Small-Scale Postharvest Handling Practices: A manual
for Horticultural Crops. USA. University of California.
Paine IA, HY Paine. 1983. A Handbook of Food Packaging. Leonard Hill. London,
UK.
Pantastico ERB. 1986. Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-
buahan dan
Sayuran Tropika dan Subtropika. Gajah Mada University Press. Yogyakarta
Peleg K. 1985. Produce Handling, Packaging and Distribution. AVI Publising Co.,
Inc, Wesport, Connecticut, USA.
Pradnyawat PI. 2006. Pengaruh Kemasan dan Goncangan Terhadap Mutu Fisik Jambu
Biji (Psidium guajava L.). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut
Pertanian Bogor.
Prajawati NM. 2006. Pengaruh Teknik Pengemasan dan Perlakuan Prakemas
Terhadap Laju Penurunan Mutu Tomat Selama Transportasi. Skripsi.
Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Puwadaria HK. 1992. Sistem Pengangkutan Buah-buahan dan Sayuran. Makalah
Pelatihan Teknologi
Pasca Panen Buah-buahan dan Sayuran. PAU Pangan dan Gizi, IPB. Bogor, 24
Februari 1992.
Purwadaria HK. 1997. Peranan Teknik Pertanian Dalam Penanganan Pasca
Panen Hasil Hortikultura. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Mekanisasi
Pertanian. Bogor.
Putu IP. 2006. Pengaruh Kemasan dan Goncangan Terhadap Mutu Fisik Jambu
Biji Selama Transportasi. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut
Pertanian Bogor
Rukmana R. 1994. Budidaya Mentimun. Kanisius. Yogyakarta.
Ryall AL, Lipton WJ. 1972. Handling, Transportation and Storage of Fruits And
Vegetables. The AVI Publishing. Co. Westport.
Sacharow S, RC Griffin. 1980. Principles of Food Packaging. AVI. Publishing Co.,
Inc., Westport. Connecticunt. USA.
Satuhu, Suyanti. 2004. Penanganan dan Pengolahan Buah. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sharma OP. 2002. Plant Taxonomi. Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited.
New Delhi
Soedibyo M. 1992. Penanganan Pasca Panen Buah-buahan dan Sayur-sayuran
(Khusus Pengepakan, Pengangkutan, dan Penyimpanan). Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Sub Balai Penelitian Tanaman Pangan. Jakarta.
Soedibyo TM. 1992. Alat Simulasi Pengangkutan Buah-buahan Segar Dengan Mobil
dan Kereta Api. Jurnal Holtikultura 2 (1):66-73.
Sumpena U. 2007. Budi Daya Mentimun Intensif, Dengan Mulsa, Secara Tumpang
Gilir. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tanindo. 2011. Cucumber (Cucumis sativus L). Web site,
http://Tanindo.co.id/abdi10/klinik.htm. [15 agustus 2011
Winarno FG, Aman A. 1981. Fisiologi Lepas Panen. Jakarta. PT. Sastra Hudaya.