JAMBU METE
Jambu mete ( Anacardium occidentale L. ) merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal
dari Brasil Tenggara. Tanaman ini dibawa oleh pelaut Portugis ke India 425 tahun yang lalu, kemudian
menyebar ke daerah tropis dan subtropis lainnya seperti Bahana, Senegal, Kenya, Madagaskar,
Mozambik, Srilangka, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Indonesia.
Jambu mete tersebar di seluruh Nusantara dengan nama berbeda-beda (di Sumatera Barat: jambu
erang/jambu monye, di Lampung dijuluki gayu, di daerah Jawa Barat dijuluki jambu mede, di Jawa
Tengah dan Jawa Timur diberi nama jambu monyet, di Bali jambu jipang atau jambu dwipa, dan di
Sulawesi Utara disebut buah yaki. Jambu mete mempunyai puluhan varietas, di antaranya ada yang
berkulit putih, merah, merah muda, kuning, hijau kekuningan dan hijau.
Tanaman jambu mete merupakan komoditi ekspor yang banyak manfaatnya, mulai dari akar,
batang, daun, dan buahnya. Selain itu juga biji mete (kacang mete) dapat digoreng untuk makanan bergizi
tinggi. Buah mete semu dapat diolah menjadi beberapa bentuk olahan seperti sari buah mete, anggur
mete, manisan kering, selai mete, buah kalengan, dan jem jambu mete.
SUMBER: id.wikipedia.org/wiki/jambumente
Batang, daun, dan akar tanaman jambu mete memiliki banyak manfaat, antara lain sebagai beriku.
Batang tanaman dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan barang kerajinan.
Kulit batang dimanfaatkan dalam bidang kesehatan dan industri, antara lain sebagai obat diare dan
obat kumur untuk penderita sariawan, obat penyamak kulit, bahan batik, bahan tinta, bahan pewarna,
bahan perekat, dan obat anti ngengat. Air rebusan akar jambu mete (ekstrak) dimanfaatkan sebagai obat
pencahar.
Daun jambu mete yang sudah tua dapat digunakan untuk mengobati penyakit eksim dan penyakit
kulit kronis yang sampai saat ini belum ada obatnya, serta sebagai obat luka bakar. Daun jambu mete
yang masih muda sering digunakan sebagai lalapan (dimakan mentah) dan bahan sayur. Daun muda
jambu mete memiliki kemampuan seperti jamu sari rapet dan sekaligus berfungsi sebagai obat
perangsang birahi.
Mengingat kandungan senyawa kimia pada jambu mete dapat bermanfaat untuk mengatasi berbagai
jenis penyakit. Inilah beberapa contoh ramuan tradisional dengan memanfaatkan bahan utama jambu
mete, sebagai berikut:
Disentri
Bahan : 1 genggam daun jambu monyet dan 1 potong kulit batang jambu monyet.
Cara Membuat : kedua bahan tersebut direbus bersama dengan liter air sampai mendidih, kemudian
disaring untuk diambil airnya.
Cara Menggunakan : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
Diabetes Melitus
Bahan : 2 potong kulit batang jambu monyet dan adas pulawaras secukupnya
Cara Membuat : kedua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 liter air sampai mendidih, kemudian
disaring untuk diambil airnya.
Cara Menggunakan : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
Caranya : Cuci bersih 10 g daun jambu mete muda dan 7 g kencur. Kemudian tumbuk dan tambahkan 110
ml air hangat, saring dan minum airnya.
Radang Mulut
Bahan : 1 genggam daun jambu monyet dan 1 potong kulit batang jambu monyet.
Cara Membuat : kedua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian
disaring untuk diambil airnya.
Cara Menggunakan : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
Jambu Mete (ANACARDIUM OCCIDENTALE) antara lain mengandung senyawa kimia seperti
tanim, anacardic acid dan cardol, yang bermanfaat sebagai antibakteri dan antiseptik. Selain itu daun
jambu monyet yang masih muda juga mempunyai komposisi kandungan kimia seperti vitamin A sebesar
2689 SI per 100 gram, vitamin C sebesar 65 gram per 100 gram, kalori 73 gram per 100 gram, protein 4,6
gram per 100 gram, lemak 0,5 gram per 100 gram, hidrat arang 16,3 gram per 100 gram, kalsium 33
miligram per 100 gram, fosfor 64 miligram per 100 gram, besi 8,9 miligram dan air 78 gram per 100
gram. Kandungan gizi buah jambu mete sangat bagus, yaitu mengandung riboflavin (vitamin B2), asam
askorbat (vitamin C), dan kalsium serta senyawa aktif yang diketahui dapat mencegah penyakit kanker,
dan disinyalir dapat menyembuhkan tumor. Kandungan vitamin C pada buah mete cukup tinggi mencapai
180 mg/ 100 g. Selain itu, buah ini juga mengandung kalori, protein, lemak kalsium, fosfor besi dan air.
SUMBER: http://bto.depnakertrans.go.id.com
Menurut Bambang Cahyono (2005), taksonomi tanaman jambu mente secara lengkap adalah
sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta.
Subdivisi : Angiospermae.
Kelas : Dicotyledoneae.
Ordo : Sapindales
Famili : Ancardiaceae
Genus : Anacardium
22387-3-bbi i.pdf
Tanaman jambu mente memiliki aakar tunggang dan akar serabut. akar tunggang menembus tanah
menuju pusat bumi sampai pada kedalaman 5 m lebih sedangkan akar-akar serabut tumbuh menyebar
dalam tanah secara horizontal (Pitojo, 2005).
2. Batang
Batang tanaman jambu mente merupakan batang sejati, berkayu dan keras. batang tanaman
bercabang dan memiliki banyak ranting sehingga dapat membentuk mahkota yang tinggi dan indah.
Batang jamu mente bisa mencapai hingga 7-10 m.
3. Daun
Daun jambu mente merupakan daun tunggal. Daun jambu mente tumbuh pada cabang dan ranting
secara berselang seling dan juga merupakan tempat berlangsungnya proses asimilasi, daun jambu mente
berbentuk bulat panjang hingga oval dan membulat hingga merucing di ujungnya.
4. Bunga
Bunga tanaman jambu mente tumbuh pada ujung tunas atau ranting yang baru terbentuk sehingga
buah muncul pada permukaan luar tajuk tanaman. Pembungaan tanaman jambu mente dapat terjadi
sepanjang tahun atan dua kali dalam setahun dan itupun tergantung pada iklim. Bunga jambu mente
memiliki bentuk yang beragam, misalnya berbentuk piramida dan kerucut.
5. Buah
Buah jambu mente terdiri dari dua bagian, yaitu buah sejati dan buah semu.
Iklim merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dengan
demikian iklim dalam kondisi optimum selama periode pertumbuhan akan memberikan dampak yang
baik pada pertumbuhan dan hasil tanaman. Menurut Adisarwanto (2003), faktor iklim yang sangat
berpengaruh terhadap tanaman jambu mente adalah suhu, cahaya,dan curah hujan.
Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman jambu mente berkisar antara 15-250C. dan suhu
maksimum 35 0C, namun tanaman ini akan tumbuh baik dan produktif bila di tanam pada suhu 27 0C.
Curah hujan untuk budidaya tanaman jambu mente adalah pada daerah yang mempunyai jumlah curah
hujan antara 1000-2000 mm/th dengan 4-6 bulan kering. Pembungaan tanaman lebih dipengaruhi oleh
musim dari pada panjang hari. di kawasan yang hanya mengalami satu kali musim kemarau, pembungaan
hanya terjadi satu kali yaitu pada awal musim kemarau.
2. Tanah
Jenis tanah lempung berpasir atau ringan pasir. yang juga memungkinkan sistem perakaran
berkembang secara sempurna dan mampu menahan air sehingga tanaman tetap cukup lembab pada
musim kemarau atau pada pH 6,3-7,3, Bambang cahyono, (2005).
1. Cara Lelesan , yaitu memungut buah yang telah jatuh ke tanah, tapi umunya buah sudah lewat
masak.
2. Cara selektif, yaitu memetik buah di pohon yang benar-benar telah masak. Pemetikan dapt
langsung dengan tangan atau dengan bantuan galah yang ujungnya dilengkapi dengan songkok
bambu atau kawat.
mente.html.
Makalah Jambu Mete
August 27 undefined
1. PENDAHULUAN
Jambu mente (Annacardium occidentale L.) merupakan tanaman yang serba guna. disamping
sebagai sumber pendapatan masyarakat, juga sangat cocok digunakan dalam konservasi lahan keritis dan
gersang, sehingga tanaman jambu mente ini banyak didapatkan di daerah kering dan di kawasan bekas
tambang (Anonim, 2005).
Pertanian modern merupakan struktur dari perekonomian global, dimana pengalihan bahan pangan
dari sektor pertanian ke sektor non-pertanian tidak lagi ditentukan oleh kebutuhan petani dalam
memproleh tukaran bahan atau barang untuk memenuhi kebutuhan pokoknya akan tetapi ditentukan oleh
kekuatan pasar.
Tanaman jambu mente sangat prospektif untuk di kembangkan di Indonesia, karena memiliki daya
adaptasi yang sangat luas terhadap faktor lingkungan. Tanaman jambu mente tahan terhadap kekeringan
dan dapat tumbuh serta menghasilkan buah walaupun ditanam di daerah yang kering dan tandus
(gersang).
Tanaman ini sudah cukup lama dikenal di Indonesia, tetapi tanaman ini belum di budidayakan
secara intensif. Padahal hasil utama tanaman ini, yaitu kacang mente yang merupakan salah satu jenis
makanan ringan yang banyak digemari serta merupakan rasa penyedap rasa produk-produk, seperti es
krim dan coklat batangan. buah semunya pun dapat dimanfaatkan sebagai bahan olahan.
Menurut Nunung ( 2000), penggunaan lahan kering untuk perkebunan dengan teknik konservasi
tanah dan air sebagai komponen pokok sistem pengolahannya, jenis tanaman yang dikembangkan adalah
tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, dapat menyerap tenaga kerja yang lebih banyak,
mempunyai prospek pasar dan pemasaran yang baik serta dapat mempertinggi nilai gizi masyarakat.
Tanaman jambu mente mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan di lahan kering adalah,
karena tanaman ini tergolong tanaman yang muda menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan
sehingga tanaman ini sangat dianjurkan untuk di budidayakan.
Berdasarkan uraian di atas, maka disusunlah makalah ini dengan judul budidaya tanaman jambu
mente.
Bertujuan untuk mempelajari dan mengatahui cara budidaya tanaman jambu mente yang baik dan
memberikan keuntungan bagi para petani
Diharapkan nantinya dapat menjadi bahan informasih bagi petani yang ingin melakukan usaha
budidaya jambu mente.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman jambu mente bukan tanaman asli Indonesia. beberapa ahli botani berpendapat bahwa
tanaman jambu mente ini berasal dari Amerika Selatan., tanaman ini tumbuh secara alamiah di lembah
sungai Amazon di Brazil bagaian Timur laut. dari Negara asalnya ini, tanaman jambu mente menyebar ke
seluruh penjuru dunia terutama di negara-negara Sub tropis dan iklim tropis termasuk di Indonesia.
(Bambang Cahyono, 2005).
Menurut Bambang Cahyono (2005), taksonomi tanaman jambu mente secara lengkap adalah
sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta.
Subdivisi : Angiospermae.
Kelas : Dicotyledoneae.
Ordo : Sapindales
Famili : Ancardiaceae
Genus : Anacardium
Spechies : Annacardium occidentale L
2.3.1 Akar
Tanaman jambu mente memiliki aakar tunggang dan akar serabut. akar tunggang menembus tanah
menuju pusat bumi sampai pada kedalaman 5 m lebih sedangkan akar-akar serabut tumbuh menyebar
dalam tanah secara horizontal (Pitojo, 2005).
2.3.2 Batang
Batang tanaman jambu mente merupakan batang sejati, berkayu dan keras. batang tanaman
bercabang dan memiliki banyak ranting sehingga dapat membentuk mahkota yang tinggi dan indah.
Batang jamu mente bisa mencapai hingga 7-10 m.
2.3.3 Daun
Daun jambu mente merupakan daun tunggal. Daun jambu mente tumbuh pada cabang dan ranting
secara berselang seling dan juga merupakan tempat berlangsungnya proses asimilasi, daun jambu mente
berbentuk bulat panjang hingga oval dan membulat hingga merucing di ujungnya.
2.3.4 Bunga
Bunga tanaman jambu mente tumbuh pada ujung tunas atau ranting yang baru terbentuk sehingga
buah muncul pada permukaan luar tajuk tanaman. Pembungaan tanaman jambu mente dapat terjadi
sepanjang tahun atan dua kali dalam setahun dan itupun tergantung pada iklim. Bunga jambu mente
memiliki bentuk yang beragam, misalnya berbentuk piramida dan kerucut.
2.3. 5 Buah
Buah jambu mente terdiri dari dua bagian, yaitu buah sejati dan buah semu.
2.4.1 Iklim
Iklim merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dengan
demikian iklim dalam kondisi optimum selama periode pertumbuhan akan memberikan dampak yang
baik pada pertumbuhan dan hasil tanaman. Menurut Adisarwanto (2003), faktor iklim yang sangat
berpengaruh terhadap tanaman jambu mente adalah suhu, cahaya,dan curah hujan.
Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman jambu mente berkisar antara 15-250C. dan suhu
maksimum 35 0C, namun tanaman ini akan tumbuh baik dan produktif bila di tanam pada suhu 27 0C.
Curah hujan untuk budidaya tanaman jambu mente adalah pada daerah yang mempunyai jumlah curah
hujan antara 1000-2000 mm/th dengan 4-6 bulan kering. Pembungaan tanaman lebih dipengaruhi oleh
musim dari pada panjang hari. di kawasan yang hanya mengalami satu kali musim kemarau, pembungaan
hanya terjadi satu kali yaitu pada awal musim kemarau.
2.4.2 Tanah
Jenis tanah lempung berpasir atau ringan pasir. yang juga memungkinkan sistem perakaran
berkembang secara sempurna dan mampu menahan air sehingga tanaman tetap cukup lembab pada
musim kemarau atau pada pH 6,3-7,3, Bambang cahyono, (2005).
3.1 Permasalahan
Usaha budidaya jambu mente sangat penting untuk dibudidayakan karena seluruh bagian tanaman
ini memberikan manfaat yang cukup tinggi seperti pada, kulit kacang mente yang telah diambil bijinya
dapat kemudian minyaknya sebagai bahan obat-obatan, getah jambu mente dapat digunakan sebagai
bahan lem dan bagian-bagian lainnya. Bagaimana cara budidaya jambu mente yang baik ?
3.2 Pembahasan
Menurut Nunung (2000), usaha budidaya tanaman jambu mente yang harus perhatikan adalah bibit.
Penanaman bibit bisa beraal dari benih yang tumbuh dari biji yang ditanam langsung atau yang telah
disemaikan sebelumnya, setelah bibit tersebut sudah siap, maka langkah yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut 1. Persiapan lahan
Tanah dan lahan yang akan digunakan untuk menanam jambu mente harus disiapkan sebulan bibit siap
ditanam. Untuk tanaman tandus dan tidak menggunakan tanaman sela, jarak tanam adalah 5 x 5 m,
kalau menggunakan tanaman sela jarak tanamny 7 x7 m. Kemudian selanjutnya, membuat lubang
tanam yang ukuran 30 x 30 x 30 x cm dan biarkan selam 1 minggu setelah itu tanh bagian atas
dicampur dengan pupuk kandang dengan ukuran perbandingan 1 : 1 kemudian dimasukkan kembali
kedalam tanah yang biarkan sampai penanaman siap untuk dilakukan
1) Waktu tanam
Untuk bibit yang berasal dari persemaian, pembungkus bibit yang berupa plastik, kaleng dan lain-
lainya dilepas pada saat sebelum penanaman. setelah bibit dimasukkan kedalam lubang yang sudah
disiapkan .
2) Pemeliharaan
Setelah bibit sudah ditanam, maka hal perlu diperhatikan adalah pemeliharaan. Pemeliharaan dapat
menjamin pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada saat umur 2-4 tahun tanaman jambu
mente biasanya berada pada tahapan masa kritis, maka sejak tanaman sudah ditanam pada umur
tersebut membutuhkan perawatan yang intensif. ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemeliharaan tanaman jambu mente sebagai berikut :
Tanah disekitar jambu mente perlu disiangi yang bertujuan untuk memberantas tumbuh-tumbuhan
yang mengganggu pertumbuhan tanaman yang diusahakan supaya tidak terjadi persaingan dalam
hal penggunaan unsur hara.
Apabila ada tanaman yang mati atau tanaman yang pertumbuhannya sangat lambat perlu dilakukan
penyulaman yang bertujuan untuk mempertahankan jumlah popilasi pohon yang sesuai dengan
yang diinginkan. Penyulaman hanya dapat dilakukan sebelum tanaman jambu mete lainyang
tumbuh normal berumur 3 tahun karena setelah melebihi umur tersebut pertumbuhan tanaman
sulaman mengalami kemunduran.
Penjarangan dilakukan untuk mengurangi jumlah populasi tanaman yang juga bertujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan produktifitas yang tinggi, Penjarangan dilakukan pada umur
tanaman 2-3 bulan.
c. Pemupukan
Tanaman jambu mente mampu tumbuh dan menghasilkan buah pada tanah kritis tanpa pemupukan,
namunmemproleh tingkat pertumbuhan dan produksi buah yang memuaskan tanaman ini
memerlukan pupuk sebagai sumber unsur hara yang akan diserap oleh akar tanaman .
d. Pengairan
Bibit tanaman muda yang baru ditanam atau dipindahkan ke tempat persemaian sangat
membutuhkan air. akan tetapi tanaman jambu mente tidak bisa jika ada genangan air pada areal
penanaman.
e. Pemangkasan
Untuk membentuk cabang yang bagus dan tajuk yang luas perlu dilakukan pemangkasan .
Pemangkasan ada dua jenis : 1). Pemangkasan bentuk yaitu pemangkasan yang dilakukan selama
tanaman berupa bibit, dengan cara menghilangkan tunas-tunas samping sehingga batang utama
tumbuh tegak. 2). Pemangkasan pemeliharaan yaitu pemangkasan setelah tanaman berproduksi
yang bertujuan untuk menghilangkan cabang dan ranting yang kering atau yang sudah mati.
f. Panen
Tanaman jambu mete biasanya berbuah pada umur 3-5 tahun, tetapi produksinya belum
memuaskan. Pada saat tanaman sudah mencapai umur 8-10 tahun produksinya sudah sangat
memuaskan dan akan terus berbuah lebat setiap tahunnya sampai berumur lebih dari 25 tahun dan
akan mengalami penurunan produksi pada umur 30 tahun.
5.1 Kesimpulan
Bahwa budidaya tanaman jambu mente memiliki potensi untuk dibudidayakan karena memiliki
nilai jual yang cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani serta menjadi konservasi
tanah dan air.
5.2 Saran
Disarankan agar dilakukan praktek tentang budidaya jambu mente dengan pemberian pupuk
organik.
DAFTAR PUSTAKA
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Anacardium
Spesies : Annacardium occdentale L
Usaha budidaya tanaman jambu mete, selain memperhatikan faktor iklim dan tanah, sebaiknya
juga memperhatikan factor penunjang yang berkaitan dengan penentuan lokasi usaha tani.
A. Keadaan Iklim
1. Temperatur
Tanaman jambu mete dapat hidup dan tumbuh di dataran rendah ataupun dataran tinggi. Suhu
udara yang cocok untuk pertumbuhan tanaman jambu mete adalah antara 170C-370C.
2. Curah hujan
Iklim yang hangat dan kering sangat cocok untuk tanaman jambu mete pada saat pembungaan
dan pembentukan buah. Iklim dengan jumlah bulan kering antara 4 6 bulan dengan curah hujan
1.500 2000 mm/tahun paling cocok untuk pertumbuhan dan pembentukan hasil (buah).
3. Kelembapan udara
Tingkat kelembapan udara yang cocok untuk tanaman jambu mete adalah berkisar 70% 80%.
Namun, tanaman jambu mete masih cukup toleran pada tingkat kelembapan udara antara 60%
70%.
4. Penyinaran matahari
Penyinaran matahari yang cukup tinggi sepanjang tahun sangat diperlukan oleh tanaman jambu
mete untuk pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan generatif. Selain itu, penyinaran matahari
yang cukup sangat diperlukan untuk proses fotosintesis tanaman.
B. Keadaan Tanah
1. Jenis tanah
Jenis-jenis tanah yang cocok untuk budi daya tanaman jambu mete adalah tanah latosal merah
yang solumnya dalam, tanah alluvial, tanahlaterit, tanah pedsolik, dan tanah regosal.
5. Ketinggian tempat
Di dataran rendah hingga dataran medium dengan ketinggian tempat 0-700m diatas permukaan
laut, tanaman jambu mete dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi. Di dataran tinggi
(di atas 1000 m dpl), produktivitas tanaman jambu mete makin berkurang.
2. Persiapan Lahan
Penyiapan lahan untuk penanaman jambu mete yang utama adalah pembersihan semak belukar,
sisa-sisa bekas tanaman sebelumnya, pembuatan parit irigasi dan drainase, pembuatan jalan
control, pembuatan jalan angkutan produksi, dan pembrntukan teras-teras bagi lahan miring.
5. Penanaman
Langkah-langkah penanaman bibit mete di dalam lubang tanam adalah :
a. Lubang tanam ditutup dengan tanah seperti semula, yakni lapisan tanah bagian bawah
dimasukkan ke dalam lubang tanam terlebih dahulu, kemudian menyusul lapisan tanah atas yang
telah dicampur dengan pupuk kandang. Setelah itu, lubang tanm yang telah ditutupbiarkan
selama 2 4 hari sebelum ditanami bibit jambu mete.
b. Buat lubang tanam sebesar kantong polybag yang digunakan untuk pentemaian bibit jambu
mete pada lubang tanam yang telah ditutup tadi. Pembuatan lubang tanam harus tepat di tengah.
c. Masukkan bibit jambu mete beserta tanahnya kedalam lubang tanam dengan melepas kantong
polybag terlebih dahulu, kemudian timbun dengan tanah galian tadi sampai se batas leher akar
sambil ditekan-tekan sedikit agar tanaman dapat berdiri tegak dan kuat.
d. Selesai penanaman, di sekitar tanaman dapat diberi mulsa jerami padi untuk menjaga
kelembapan tanah, kemudian disiram air secukupnya.
6. Waktu Tanam
waktu penanaman bibnit jambu mete yang baik adalah pada pagi hari sebelum pukul 09.00 atau
pada sore hari setelah pukul 15.00. Penanaman bibit jambu mete pada siang hari dapat
menyebabkan kelayuan, bahkan mati.
7. Penyulaman
Penyulaman adalah penggantian tanaman yang rusak akibat serangan hama dan penyakit,
tanaman yang tumbuh kerdil, dan tanaman yang mati. Penyulaman harus segera dilakukan
apabila ada bibit yang pertumbuhannya kurang baik, rusak, atau mati. Bibit sulaman harus
diambil dari bibit cadangan yang memilikiumur sama dengan tanaman yang digatiokan.
Penyulaman untuk tanaman jambu mete masih dapat dilakukan sampai tanaman berumur 2 3
tahun.
B. Pemeliharaan Tanaman
1. Penyiangan
Rumput atau gulma yang tumbuh di areal perkebunan jambu mete sangat mengganggu
pertumbuhan tanaman jambu mete dan pembentukan hasilnya. Penyiangan rumput/gulma yang
sempurna dapat meningkatkan perkembangan tajuk tanaman sehingga tanaman tersebut dapat
mereduksi luas permukaan tanah dan pada saat yang sama dapat meningkatkan produksi
tanaman.
2. Pemupukan
Pemupukan bertujuan memberikan unsure makanan yang dibutuhkan oleh tanaman. Unsur-unsur
makanan yang diperlukan oleh tanaman dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu unsur makro
yang terdiri atas nitrogen, phospat, kalium, belerang, magnesium, dan kalsium. Unsuir mikro
terdiri atas molybdenum (Mo), tembaga (Cu), boron (B), seng (Zn), besi (Fe), mangan (Mn) dan
lain-lain.
3. Penyiraman
Air merupakan bahan pelarut sel dan merupakan medium untuk pengangkutan unsure hara dalam
tan ah. Air juga dapat mempertahankan turgor dalam proses transpirasi. Di samping itu, air itu
sendiri unsure hara bagi tanaman.
4. Pemangkasan
Dengan pemangkasan, maka akan terbentuk percabangan yang bagus, tajuk yang luas, dan pohon
yang luas. pemangkasan ini harus dimulai sejak tanaman masih berupa bibit sampai tanaman
berbuah. Pemangkasan tanaman yang masih berupa bibit hanya dilakukan untuk membuang
tunas-tunas sampingnya saja.
5. Perlindungan tanaman
Perlindungan tanaman dari serangan hama dan penyakit pada prinsipnya dapat dilakukan dengan
cara-cara sebagai berikut :
a. Tindakan preventif, yaitu mencegah serangan hama dan penyakit dengan melakukan
pengolahan tanah secara intensif, menanam dengan jarak tanam yang sesuai, penyiraman dengan
air yang dehat, dan penyiangan.
b. Tindakan kuratif, yaitu mengendalikan serangan hama dan penyakit. Dengan
memelihara/menyebarkan musuh alami (predator), membunuh hama secara langsung ,
memangkas bagian tanaman yang terserang hama/penyakit dan membakarnya, atau menyemprot
tanaman dengan obat-obatan pemberantas haman dan penyakit.
PANEN
Panen buah mete umumnya dilakukan dengan memetik buah-buah yang telah masak dipohon
atau memungut buah-buah yang telah gugur di tanah tetapi sudah matang. Pemetikan buah mete
ini tidak dapat dilakukan sekaligus karena buah mete tidak masak secara bersamaan, pemetikan
dapat dilakukan setiap 3 5 selama 2 3 bulan. tewrgantung pada banyaknya buah, buah-buah
yang telah mencapaiu derajat kemasakan yang optimal ditandai dengan penampakan fisik buiah
semu seperti buah semu berwarna merah cerah jingga atau kuning, daging buah semu jika dipijit
sudah agak terasa lunak, dan buah telah berumur 60 70 hari sejak bunga mekar.
9. Pelembapan mete
Sebelum dikemas kacang mete yang telah dikeringkan dengan kadar air 3% harus dilembabkan
hingga mencapai kadar air 5%.Pelembapan kacang mete dilakukan dengan menyimpannya di
dalam ruang pelembang secara beberapa jam.
10. Pengemasan
untuk mencegah kerusakan kacang mete perlu dikemas dengan baik.pengemasan selain
melindungi kacang mete dari kerusakan serangga,bertujuan pula untuk melindungi kerusakan
mekanis karena penggangkutan untuk kerusakan fisiologis karena pengaruh lingkungan suhu dan
kelembapan.
Jambu monyet atau jambu mede / Jambu Mede (Anacardium occidentale) adalah sejenis
tanaman dari suku Anacardiaceae yang berasal dari Brasil dan memiliki buah yang dapat
dimakan. Yang lebih terkenal dari jambu mede adalah kacang mede, kacang mete atau kacang
mente; bijinya yang biasa dikeringkan dan digoreng untuk dijadikan pelbagai macam penganan.
Secara botani, tumbuhan ini sama sekali bukan anggota jambu-jambuan (Myrtaceae) maupun
kacang-kacangan (Fabaceae), melainkan malah lebih dekat kekerabatannya dengan mangga
(suku Anacardiaceae).Tanaman nnjambu mete termasuk pohon rendah, namun pada keadaan
lingkungan yang tidak menguntungkan tanaman dapat berubah bentuk manjdai semak. Dalam
keadaan normal, tanaman dapat mencapai tinggi 12-20 m bila keadaan lingkungan baik.
Daun bertangkai pendek, berwarna cokelat kehijauan. Bunga tersusun dalam kerangan bunga
(malai) yang terletak ujung-ujung ranting dan ketiak daun.
Jambu mete tidak menghendaki hujan yang berlebihan, terutama pada saat tanaman sedang
berbunga. Tanaman jambu mete dapat tumbuh dan menghasilkan hampir pada semua jenis tanah,
bahkan tanpa pengolahan dan pemupukan. Bijinya diambil untuk dijual.
Bibit berasal dari benih. Benih yang akan disemai biasanya telah disimpan paling sediki 2-3
bulan dan paling lama 7-12 bulan, tergantung tempat penyimpanan. Pembibitan biasanya diberi
naungan berupa atap dari anyaman bambu atau tanaman yang tahan dipangkas, misalnya
lamtoro. Benih berkecambah 16-28 hari setelah penaburan. Bibit dipindah di lapangan setelah
berumur 2 bulan, bibit dicabut dari bedengan yang sebelumnya diairi.
Persiapan Lahan
Menentukan letak tanaman di lapangan ditandai dengan ajir-ajir. Pengolahan tanah terbatas
hanya pada tempat-tempat yang akan ditanami. Membuat lubang tanam dengan ukuran 50 x 50 x
50 cm.
Pemindahan dilakukan dengan cara putaran. Cara putaran menghindari rusaknya akar berlebihan
karena tanah terbawa pada perakaran, sehingga bibit tumbuh baik ditempat baru.
Penanaman.
Bibit hasil putaran segera ditanam pada tempat yang telah disiapkan. Untuk mengurangi
besarnya penguapan, pucuk dan sebagian daun dipotong.
Penyiangan
Pemeliharaan yang intensif dilakukan pada tanaman umur 2-3 tahun karena merupakan masa
kritis. Penyiangan pada tanaman yang masih muda dapat dilakukan secara mekanis dengan
membersihkan tumbuhan pengganggu bersamaan dengan pengolahan tanah secara ringan.
Penyulaman
Penyulaman merupakan suatu tindakan yang penting, untuk mengganti bibit mati.
Pemupukan.
Walaupun tanaman jambu mete dapat berbuah dan menghasilkan di tanah-tanah miskin, tetapi
tetap memerlukan pemupukan.
Pengairan
Pengairan dalam bentuk siraman diberikan pada tanaman muda yang baru dipindah ke lapangan.
Selanjutnya saluran drainase yang lancar dan tidak menggenang.
Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan sejak tanaman masih berupa bibit dengan menghilangkan tunas-tunas
samping dan pemangkasan sebelum tanaman berbunga atau masih stadium vegetatif, sehingga
diperoleh pohon yang lurus.
Penjarangan
Dilakukan penjarangan tanaman pada saat-saat tertentu karena pertumbuhan dan perkembangan
tanaman relatif sangat cepat dan adnya produksi yang meningkat pada tanaman umur 15-25
tahun.
Pemungutan hasil dilakukan bila telah ada buah-buah yang masak. Masaknya buah ditandai
dengan warna cerah, kuning, aau jingga, tergantung varietasnya.
3. Cara Lelesan , yaitu memungut buah yang telah jatuh ke tanah, tapi umunya buah sudah lewat
masak.
4. Cara selektif, yaitu memetik buah di pohon yang benar-benar telah masak. Pemetikan dapt
langsung dengan tangan atau dengan bantuan galah yang ujungnya dilengkapi dengan songkok
bambu atau kawat.