Disusun Oleh:
Salma Nabila Huwaida
H0719165
PENDALULUAN
A. Latar Belakang
Mangga adalah komoditas buah-buahan yang digemari oleh banyak orang.
Rasa manga yang manis dank khas menyebabkan banyak orang mencarinya
meski tidak sedang musim panen mangga. Baik mangga yang masih mentah
hingga mangga yang sudah matang semua kalagan menyukainya. Mangga
menjadi primadona di antara buah tropis lainnya karena mangga terdiri atas
berbagai macam jenis atau varietas sehingga rasanya juga beragam.
Tingginya permintaan mangga sering disiasati dengan berbagai metode
yang mampu mempercepat pohon mangga untuk berbuah. Salah satunya adalah
dengan memperbanyak pohon mangga dengan cangkok. Pencangkokan dinilai
lebih cepat dalam menghasilkan tanaman baru tanpa harus menanam dari awal
dengan menggunakan biji. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk
memperbanyak mangga. Cangkok adalah metode yang popular karena mudah
dan tidak membutuhkan banyak biaya. Akan tetapi, di sisi lain permintaan
konsumen bukan hanya dari segi jumlah tetapi juga variasi buah.
Setiap jenis mangga memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Mangga
yang diekspor tentu memiliki ketahanan masa simpan lebih tinggi dibandingkan
dengan mangga yang dikonsumsi di dalam negeri. Meski begitu tak jarang
mangga yang memiliki daya simpan yang tinggi tidak memiliki rasa yang
diinginkan konsumen, sehingga ada variable tertentu yang menjadi salah satu
yang mengurangi kualitas maupun kuantitas dari mangga.
Permasalahan lainnya menurut Rusnan (2000) dalam Nasution et al. (2014)
adalah ketika volume ekspor mangga di Indonesia menurun disebabkan oleh
kualitas mangga yang tidak dapat bersaing di pasar global, atau konsumen yang
telah jenuh dengan varietas yang ada. Ketidaksesuaian spesifikasi kualitas
mangga Indonesia dengan permintaan pasar dunia, belum adanya sistem
pengujian kebenaran bibit yang bisa menjamin keseragaman produksi, belum
adanya program pemuliaan yang mantap dan berkeseimbangan, serta belum
adanya suatu sistem kelembagaan yang memadukan komponen agribisnis
tanaman mangga dilaporkan juga sebagai penyebab menurunnya permintaan
ekspor mangga.
Problematika ini dapat diatasi dengan melakukan pemuliaan tanaman.
Pemuliaan tanaman ini mengupayakan tanaman untuk memperoleh sifat unggul
yang diinginkan. Pemuliaan tanaman mangga sebagai tanaman yang menyerbuk
sendiri sudah sering dilakukan dengan melakukan persilangan-persilangan yang
kemudian didapatkan varietas-varietas baru dengan karakteristik khusus. Oleh
karena itu, kajian mengenai pemuliaan tanaman mangga perlu dilakukan untuk
mengetahui apa saja yang dihasilkan dari pemuliaan tanaman mangga.
B. Rumusan Masalah
Sebagai buah yang jadi primadona banyak orang, breader saat ini telah
mengembangkan berbagai kultivar baru dengan sifat unggul tertentu. Banyak
jenis mangga yang disilangkan dengan jenis mangga lainnya untuk
mendapatkan sifat unggul yanh diingkan. Contohnya adalah mangga yang
memiliki rasa dan tekstur yang baik tetapi penampakan luarnya kurang menarik
atau warna kulitnya hijau. Kemudia mangga tersebut disilangkan dengan
mangga yang memiliki kulit yang berwarna merah. Hal ini dilakukan karena
konsumen lebih suka kulit yang menarik daripada warna yang cenderung
monoton atau jika di mangga,warna kulit cenderung hijau.
Salah satu pemuliaan tanaman yang bertujuan untuk mendapatkan
warna yang diingkan adalah penelitian yang dilakukan oleh Karsinah et al.
(2022) yang menyilangkan Agri Gardiana 45 dengan klon mangga yang
mempunyai porsi buah yang dapat dimakan >70%. Agri Gardiana 45 adalah
hasil pesilangan Arumanis 143 dengan Saigon. Agri Gardiana 45 ini sebagai
varietas unggul baru mangga memiliki keistimewaan, yaitu citarasanya seperti
Arumanis 143, kulit buah menarik, genjah, produktif,aroma harum,tajuk
rendah dan buahnya dapat dikupas seperti mengupas pisang. Kekurangan dari
mangga ini adalah ukuran buahnya relative kecil,bobot buahnya 93-172
g/buah dengan porsi buah yang dapat dimakan 64,62-64,65 %. Penelitian ini
dilakukan dengan menyilangkan Agri Gardiana 45 dengan beberapa klon lain
sehingga diperoleh kombinasi sebagai berikut.
KESIMPULAN
1. Bunga mangga sering rontok sehingga persilangan dengan mangga liar yang
tahan hujan menjadi salah satu alternatif
2. Mangga yang menarik adalah mangga yang memiliki warna yang cerah bukan
sekadar warna hijau. Apalagi untuk pasar internasional.
3. Persilangan dilakukan untuk memperoleh sifat unggul yang diingkan.
DAFTAR PUSTAKA
Fitmawati, F., Suwita, A., Sofiyanti, N., & Herman, H. (2013). Eksplorasi dan
Karakterisasi Keanekaragaman Plasma Nutfah Mangga (Mangifera) di
Sumatera Tengah. Prosiding SEMIRATA 2013, 1(1).
Fitriani, R. D., Roviq, M., & Wardiyati, T. (2014). KARAKTERISASI BUNGA DAN BUAH
MANGGA HASIL PERSILANGAN ARUMANIS-143 (A) X SWARNARIKA (S), ARUMANIS-
143 (A) X HADEN (H) DAN ARUMANIS-143 (A) X CARABAO (C). BUANA SAINS, 14(1),
95-104.
Karsinah, K., Indriyani, N. L. P., & Ali, R. J. (2022). Perbaikan Varietas Mangga
Agri Gardina 45 melalui Persilangan. Agrotechbiz: Jurnal Ilmiah Pertanian,
9(1).
Nasution, I., Wardiyati, T., & Nawawi, M. (2014). Karakterisasi Bunga Mangga
(Mangifera Indica L.) Hasil Persilangan Arumanis-143 Dan Podang Urang
(Doctoral dissertation, Brawijaya University).
Nilasari, A. N., Heddy, J. S., & Wardiyati, T. (2013). Identifikasi keragaman
morfologi daun mangga (Mangifera indica L.) pada tanaman hasil persilangan
antara varietas Arumanis 143 dengan Podang Urang umur 2 tahun (Doctoral
dissertation, Brawijaya University).