Anda di halaman 1dari 15

MANGGA

Disusun oleh:
Yacob Simanjuntak

150510150115

Renato Walsen

150510150138

M. Rava

150510150263

Indah Nita Chrysilla Simarmata

150510150271

R. Siti Rahmah Fatmahaidah Gitakusumah

150510150273

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERTANIAN
JATINANGOR

2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jatinangor, Februari 2016

Daftar Isi
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5
2.1 Biji Mangga...........................................................................................................................5
2.2 Perkembangbiakan pada Mangga..........................................................................................6
2.2.1 Pembiakan Mangga Secara Generatif.............................................................................6
2.2.2 Pembiakan Mangga Secara Vegetatif.............................................................................7
2.3 Persemaian biji Mangga......................................................................................................13
BAB III PENUTUP......................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................14
3.2 Saran....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................15

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mangga merupakan tanaman buah tahunan berupa pohon yang berasal dari negara India.
Mangga atau mempelam adalah nama sejenis buah, demikian pula namapohonnya. Nama
ilmiahnya adalah Mangifera indica. Tanaman mangga termasuk suku Anarcadiaceae, berbentuk
pohon dengan tinggi mencapai 10-40 meter dengan garis tengah batang sekitar 80-100cm.
Batang berwarna keabuan, kulit berbelah-belah tidak rata dan getah putih bening. Untuk
pertumbuhannya tidak memerlukan syarat yang berat, tanaman dapat tumbuh baik pada
ketinggian 300-500m dpl, terutama pada tanah yang gembur dengan pH 5-6 dan berpengairan
baik. Iklim yang diperlukan bagi pertumbuhannya ialah yang mempunyai masa kering sekitar 34 bulan. Nama buah ini berasal dari Malayalam maanga. Kata ini dipadankan dalam bahasa
Indonesia menjadi mangga; dan pada pihak lain, kata ini dibawa ke Eropa oleh orangorang Portugis dan diserap menjadi manga (bahasa Portugis), mango (bahasa Inggris) dan lainlain. Nama ilmiahnya sendiri kira-kira mengandung arti: (pohon) yang berbuah mangga, berasal
dari India.
Berasal dari sekitar perbatasan India dengan Burma, mangga telah menyebarke Asia
Tenggara sekurangnya semenjak 1500 tahun yang silam. Buah ini dikenal pula dalam berbagai
bahasa daerah, seperti pelem atau poh (Jw.). Mangga sebagai sumber vitamin dan mineral yang
penting bagi kesehatan, buah mangga juga merupakan komoditi yang mempunyai nilai ekonomis
tinggi untuk diperdagangkan

1.2 Rumusan Masalah


-

Apa penyebab dormansi pada tanaman mangga?

Bagaimana cara perkembangbiakan generatif pada tanaman mangga?

Bagaimana cara perkembangbiakan vegetatf pada tanaman mangga?

1.3 Tujuan
-

Mengetahui dormansi pada biji mangga

Mengetahui cara perkembangbiakan generatif pada tanaman mangga

Mengetahui cara perkembangbiakan vegetative pada tanaman mangga

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Biji Mangga


Mangga (Mangifera indica L.) termasuk famili Anacardiaceae banyak dijumpai di daerah
Asia Tenggara terutama di kepulauan Melanesia. Tanaman ini telah dibudidayakan sejak
4000 tahun silam (Candole, 1984). Tanaman ini merupakan jenis tanaman komersial di Asia
Tenggara dan Asia Selatan seperti, Filipina, Indonesia, Malaysia, Thailand India, dan
Pakistan. Tiga jenis buahbuahan yang mendapat prioritas untuk dikembangkan oleh
pemerintah sebagai primadona hortikultur di Indonesia adalah pisang, jeruk dan mangga.
Adapun jenis-jen is yang dimaksud adalah jenis yang termasuk tumbuhan asli.
Klasifikasi mangga
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo
: Sapindales
Famili
: Anacardiaceae
Genus
: Mangifera
Spesies
: Mangifera indica L.
a. Dormansi pada biji mangga.
Dormansi pada biji mangga disebabkan oleh embrio yang mempertahankan diri dari kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan. Dormansi akan berakibat pada perkecambahan
tanaman. Pada mangga yang terjadi adalah dormansi mekanis. Penyebabnya adalah kulit biji
yang terlalu keras sehingga sulit ditembus oleh calon akar dan tunas. Dormansi ini dapat
diatasi dengan menyayat dan membuang kulit bijinya.

b. Penyimpanan benih
Biji mangga merupakan biji rekalsitran. Rekalsitran adalah benih yang sangat peka terhadap
pengeringan dan akan mengalami kemunduran pada kadar air dan suhu yang rendah. Pada
saat masa panen / fisiologi memiliki kandungan air yang relatif tinggi. Biji tipe ini memiliki
ciri-ciri antara lain hanya mampu hidup dalam kadar air tinggi (36-90 %). Penurunan kadar
air bada biji tipe ini akan berakibat penurunan viabilitas biji hingga kematian, sehingga biji
tipe ini tidak bisa disimpan dalam kadar air rendah
c. Pertumbuhan sebelum pemindahtanaman mangga
Tanaman mangga yang disemai sebelum dipindahkan akan memiliki bibit yang baik karena
didukung oleh unsur hara dan tingkat keberhasilan juga akan lebih tinggi. Pertumbuhan bibit
juga mudah dirawat dan dikontrol. Bibit mangga setelah pertumbuhan melalui persemaian
akan lebih mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan karena bagian tanamannya yang
utama sudah ada. Dengan adanya pertumbuhan mangga sebelum dipindahtanamkan akan
dapat dilihat mangga yang bijinya masih bagus atau tidak.

2.2 Perkembangbiakan pada Mangga


Perkembangbiakan pada tumbuhan ada dua cara, yaitu dengan cara vegetatif dan generatif.
Perkembangbiakan vegetatif adalah perkembangbiakan melalui bagian tumbuhan itu sendiri,
sedangkan perkembangbiakan generatif adalah perkembangbiakan melalui penyerbukan.
2.2.1 Pembiakan Mangga Secara Generatif
Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan adalah perkembangbiakan melalui biji. Biji
adalah bagian dari buah. Perkembangbiakan ini dapat dilakukan oleh manusia, serangga, dan
angin. Hasil pembiakan ini bisa sama dengan induknya, bisa juga berbeda. Oleh karena itu, hasil
perkembangbiakan ini diperoleh tanaman baru dengan bermacam-macam jenisnya. Cara
melakukan perkembangbiakan generati pfada mangga:

Sebelum dilakukan penanaman, benih harus dikupas kulit luarnya terlebih dahulu,
kemudian dikeringkan di bawah terik matahari selama 2 3 hari. Pengupasan kulit
tersebut bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan lembaga.
Biji ditanam sedalam 3 4 cm dengan posisi tengkurap, permukaan biji rata dengan
permukaan tanah. Semua biji (pelok) yang dipersiapkan sebagai benih harus dipilih dari
buah yang sungguh-sungguh sudah masak.Tetapi usaha pembibitan mangga dengan biji
masih tetap diperlukan dan masih banyak dirasakan manfaatnya terutama untuk
kepentingan bibit okulasi, yaitu berfungsi sebagai batang bawah.

Usaha pengembangbiakan tanaman mangga secara generatif telah banyak dilakukan petani
mangga sejak zaman dahulu hingga sekarang. Di samping itu ada juga yang tumbuh secara
alamiah atau sengaja ditanam manusia.Adapun keuntungan dan kelemahan perkembangbiakan
mangga secara generatif, yaitu:
Keuntungan perkembangbiakan mangga secara generatif.

Kondisi tanaman dari biji biasanya relatif lebih kuat, sehat dan berumur panjang.
Perlakuannya mudah dan murah
Dapat diperoleh varietas baru yang baik
Pada biji poli-embrional dapat menghasilkan tanaman yang sama dengan sifat dari
induknya

Kelemahan peerkembangbiakan mangga secara generatif.

Tidak cepat berbuah


Varietas baru yang muncul belum tentu baik
Biji mono-embrional belum tentu mempunyai sifat yang baik seperti induknya
Untuk mengetahui kualitasnya membutuhkan waktu yang cukup lama, demikian juga
soal ketahanan terhadap hama dan penyakit

2.2.2 Pembiakan Mangga Secara Vegetatif


Pembiakaan vegetatif tanaman dapat terjadi secara alamiah atau dibuat oleh manusia.
Secara alamiah, perkembangan terjadi melalui pembelahan sel, spora, tunas, rhizome, dan
geragih. Pembiakan vegetatif buatan dimanfaatkan melalui cara stek, cangkok, okulasi dan
sambung. Adapun keuntungan dan kelemahan pada perkembangbiakan vegetatif, yaitu:
Keuntungan perkembangbiakan mangga secara vegetatif :

Sifat tumbuhan baru sama persis dengan sifat tumbuhan induknya. Jika tumbuhan induk m
erupakan tumbuhan unggul, maka tumbuhan baru pun akan bersifat unggul.
Waktu tumbuhnya cepat sehingga lebih cepat memberikan hasil jika dibandingkan dengan
ditanam dengan bijinya
Dapat melestarikan bahan heterosigus tanpa perubahan.
Pembiakan vegetatif bisa lebih mudah dan lebih cepat daripada perbanyakan dengan biji,
karena masalah dormansi biji yang harus diatasi dulu.

Masa juvenil dapat lebih diperpendek


Dapat diterapkan pada tanaman tanaman yang tidak menghasilkan biji atau menghasikan
biji tetapi steril, seperti pisang, jeruk dan anggur
Memanfaatkan potensi variasi secara genetik total untuk meningkatkan produksi,
yakni
dengan
penerapan teknik pembiakan vegetatif kinerja genotif yang baik dari induknya akan dapat
diulangii secara konsisten pada keturunannya.
Cara untuk perbanyakan tanaman hasil persilangan yang memiliki pertumbuhan sangat bai
k atau luar biasa.
Mengatasi kekurangan benih untuk memproduksi bibit di persemaian.
Kemudahan dalam perbanyakan, dapat dilakukan dengan penerapan teknologi yang murni
serta pelaksanaannya bisa dilakukan secara kontinu.
Lebih cepat berproduksi

Kelemahan peerkembangbiakan mangga secara vegetatif

Tanaman yang berasal dari stek ataupun mencangkok umumnya mempunyai sistem peraka
ran yang kurang kuat
Perkembangbiakan secara vegetatif dapat menghasilkan sedikit keturunan.
Lebih sulit dikerjakan dan memerlukan bahan- bahan lain.

Untuk tanaman mangga, perbanyakan yang paling memungkinkan adalah pembiakan


secar vegetative buatan.
a.

Teknik Tempelan/Okulasi pada Tanaman Mangga


Bibit tempelan lazim disebut bibit okulasi. Okulasi berasal dari bahasa Belanda;
Oculatie, yang berarti mata. Dalam bahasa Inggris disebut budding, berasal dari kata bud berarti
tunas. Perbanyakan mangga dengan cara tempel lebih mudah dan lebih murah dibandingkan
perbanyakan lain. Satu cabang yang mempunyai beberapa mata dapat dipakai untuk menempel 4
batang pokok atau lebih. Bahan tempel (cabang mata) dapat diambil dari tempat jauh. Waktu
yang tepat untuk mengokulasi mangga ketika aliran getah lancar dan cukup air. Kondisi ini
terjadi pada permulaan dan akhir musim hujan. Cabang batang bawah untuk di Okulir adalah
bibit semai yang telah berumur 1 tahun, sehat, berukuran sebesar pensil, tumbuh lurus dan belum
bercabang sampai setinggi 30 cm. kondisi tanaman terawat baik.
Cabang mata berasal dari pohon induk sehat, pertumbuhannya baik, kuat, produksi
buahnya banyak dan bermutu. Potongan cabang sepanjang 20 cm memiliki 4-5 mata. Warna
cabang sedang beralih dari hijau ke kelabu atau kecoklatan. Mata terlihat menonjol sekitar 0,15
cm dari kulit permukaan cabang.
Cabang mata yang telah terkumpul dihilangkan helaian daunnya, sisanya tangaki daun
saja kemudian diikat jadi satu, dibungkus gedebok (pelepah pisang) yang rapat. Kalau jumlah
cabang mata banyak, pengemasannya dapat memakai lumut, spagnum atau serbuk gergaji basah
yang dimasukkan dalam peti kayu. Dengan dikemas seperti itu, cabang mata dapat bertahan
dalam keadaan baik selama 2-3 minggu. Pembuatan bibit okulasi untuk mangga dapat dilakukan
dengan 4 cara, yaitu tempel huruf T, tempel cara porkert, tempel huruf H dan tempel jendela.

Gambar okulasi pada mangga


b. Teknik Mencangkok Pada Tanaman Mangga
Bibit cangkok disebut gootee (bahasa india), air layerage (bahasa inggris) dan marcottage
(bahasa francis). Bibit ini adalah perbanyakan tanaman secara vegetatif yang tertua didunia, dan
untuk mangga telah sejak lama dilakukan di India. Saat mencangkok mangga terbaik dilakukan
pada musim hujan agar tidak melakukan penyiraman setiap hari. Kalau mencangkok pada musim
kemarau, penyiraman harus dilakukan setiap hari agar media perakarannya jangan sampai
kering. Proses mencangkoknya berlangsung sebagai berikut :

Carilah cabang yang sehat dan kuat bergaris tengah sebesar jari tangan. Cabang ini
berumur antara 1-1,5 tahun
Cabang dikerat melingkar selebar 5 cm, jangan sampai melukai kayunya. Tempat
keratan tepat dibawah kuncup daun , karena dibawahnya banyak terdapat rhizocaline, zat
pembentuk akar.
Kulit dikelupas sehingga terlihat kambiunnya.
Kambiun dihilangkan dengan kertas yang bersih sehingga kayunya kelihatan kering,
tidak licin. Untuk mempercepat penghilangan kambiun, lendir dibersihkan dengan kertas
yang telah dicelup larutan garam. Sesudah itu dibersihkan dengan air bersih.
Karena kulit terkelupas, rhizocaline akan terkumpul diatas lingkaran keratan. Kumpulan
itu akan menolong terbentuknya kalus (jaringan seperti gabus) dan akar serabut.
Untuk mempercepat pertumbuhan akar, dapat dibantu pemberian hormon, misalnya
hetero auxin. Hormonnya bisa berupa talek atau pasta lamoline. Pemberiannya dioleskan
diatas sayatan secara melingkar.
Sesudah kayunya kering, tutup luka keratan itu dengan media perakaran. Media
perakarannya bisa tanah liat bercampur pupuk kandang /kompos, lumut atau moss.
Bungkus media perakaran dengan sabut kelapa, plastik yang telah diberi lubanglubang,
ijuk enau atau kantung goni. Setelah 1,5 2 bulan cabang mangga dicangkok, bibit
cangkokan telah mengeluarkan akar serabut cukup banyak. Pertumbuhan akar yang putih
telah terlihat menembus keluar media perakaran. Bibit mangga cangkokan itu dapat
dipisahkan dari pohon induk dan disemai.

c. Teknik Stek Pada Tanaman Mangga

Stek adalah salah satu cara pengembangbiakan secara vegetatif dengan memotong batang
atau cabang, ranting tertentu dari tanaman lain kemudian ditanam untuk memperoleh tanaman
baru.
Cara menyetek pada tanaman mangga.

Cabang dipotong
Cabang dipotong dengan gunting atau pisau yang bersih dan tajam. Panjang potongan
antara 10-15 cm, dengan jumlah mata 3-5. Potongan sebelah atas kira-kra 1 cmdiatas
mata, sedangkan yang bawah kira-kira 0,3 cm dibawah mata yang paling bawah,
diameter cabang atau ranting lebih kurang 10-20 mm. potongan bagian atas sebaiknya
miring, sedangkan bagian bawah horizontal (datar)
Cabang dikerat
Cabang atau ranting yang sehat pertumbuhannya, dikerat melingkari kulit ditunggu 1- 3
bulan kemudian dipotong untuk dipisahkan dari induknya. Lebar keratan melingkar
lebih kurang 300 mm dari ujung stek. Kalus biasanya akan terbentuk diatas kerat.
Dengan cara pengeratan ini akan lebih mempercepat proses terbentuknya akar daripada
dengan cara yang tidak melingkar.

Merangsang Pertumbuhan Akar


Pada umumnya cabang mangga yang distek sukar atau malahan tidak akan keluar akar.
Hal ini bisa diatasi dengan cara memasukkan stek kedalam larutan hormon. Hormon yang biasa
dipakai adalah asam indol asetat (AIA), asam napthalene asetat (ANA) dan Asam indol butirat
(AIB) yang paling efekti yang terakhir ini. Ada dua cara pemberian hormon :

Cara pencelupan
Pada mulanya kristal hormon dilarutkan didalam alkohol kadar 95% kemudian, diaduk
perlahan-lahan. Selanjutnya diencerkan dengan air bersih sampai mencapai kadar cair
tertentu, sehingga cairan itu tidak terlihat pekat lagi. Larutan hormon ini dimasukkan
kedalam gelas ukur tinggi larutan lebih kurang 2 cm. kemudian stek diikat jadi satu lalu
dimasukkan kedalam larutan hormon yang ada didalam gelas ukur dan dibiarkan selama
24 jam. Stek tidak boleh terbalik, bagian pangkal yang harus dicelupkan kedalam larutan
hormon. Sebelum stek ditanam harus dicuci bersih terlebih dahulu dengan air.

Media Tanaman Stek


Pasir halus
merupakan media perakaran yang paling bagus. Pasir ini juga dapat dicampur dengan
sejenis lumut atau endapan bahan organis tanaman yang belum terurai sempurna didalam air
tergenang yang mempunyai sifat dapat menyimpan air dalam waktu yang lama. Sebab pasir tidak

dapat menyerap air, mudah kering, tetapi pertukaran udara baik. Media perakaran yang baik akan
diperoleh pH yang baik pula sekitar 4,5 sampai 7. Bila pH lebih dari 7, hasilnya kurang baik.
Sebelum media dimasukkan kedalam kotak atau pot harus diberi lubang. Supaya pot
tidak tergenang air sebaiknya media sedikit lebih dipadatkan supaya kantongkantong udara
hilang. Sebab bila kantong udara ini masih ada akan menyebabkan stek mudah kering dan
cabang stek tidak dapat berdiri tegak mudah roboh. Kotak persemaian harus diletakkan ditempat
yang teduh. Pembuatan kotak persemaian ini juga dapat berlansung dilapangan, asalkan kondisi
media perakaran cukup baik, seperti telah disebutkan diatas. Persemaian juga perlu diberi atap
supaya kondisi tetap sejuk.
Menanam Stek
Penanaman stek dilakukan dengan pengaturan jarak tanam lebih kurang 5 sampai dengan
10 cm, posisinya miring untuk membentuk sudut 45`, sehingga daun-daun yang masih melekat
pada stek dan terletak dekat media perakaran dapat berfungsi sebagai pelindung. Media harus
selalu dijaga, jangan sampai menjadi kering. Jika media nampak akan kering segera disiram air
untuk menjaga kelembaban media stek, maka perlu diberi atap pelindung.
d. Teknik Penyusuan Pada Tanaman Mangga
Supaya tanaman calon batang bawah dalam pot atau kantong plastik tidak bergerak-gerak
atau di dalam posisi yg stabil maka harus di buatkan meja penyangga yang kuat dan stabil.Kalau
terlalu banyak gerakan,penyesuaian jarang sekali berhasil,lalijiwa.sedangkan calon batang atas
(induk) di pilih pohon mangga yang bagus seperti arummanis,golek.mangga merah berhasil dan
lain sebagainya.Sambungan lengkung disebut juga dengan istilah menyusu,karena tanaman
mangga yang lebih mudah di pakai sebagai pohon pokok di tempelkan pada cabang tanaman
mangga yang jauh lebih tua sebagai pohon induk.Setelah melekat cukup kuat,ikatan tadi
dilepaskan dengan jalan mengerat cabang pohon induk dibawah ikatan sedikit demi sedikit
sampai beberapa hari (sebagai latihan pisah dari induknya) kemudian hasil dari susunan ini
dipotong sama sekali apabila sambungan benar-benar sudah melekat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan didalam melakukan penyusunan ialah:

Umur.
Umur pohon pokok,lebih kurang satu tahun,tinggi kira-kira 45 cm,tebal kira-kira 0.61.25 cm
Waktu sambung.
Waktu sambung yang paling tepat ialah pada permulaan musim penghujan atau pada
akhir musim musim hujan,sebab pada periode ini tanaman berada dalam keadaan bebas
mengalir dalam jaringan tanaman,dan hal ini akan membantu proses penyembuhan luka
pada waktu penyambungan.
Cara penyambungam.

Semai mangga, didekatkan pada cabang induk terpilih (batang pohon pokok dan induk
harus sama besar).lalu dibuatkan peranca (tangga BI) untuk meletakkan keranjang semai
yang akan disusukan. Kulit dan kayu masing-masing batang kita sayat sepanjang 5
cm,lebar 0.6-0.8cm,dalam 0.2 cm (jika tebal cabang 0.8-12 cm). bila ukuran cabang
berbeda ,maka ukuran sayatan juga harus disesuaikan.sayatan harus rata,datar,halus dan
bersih.ujung potongan sayatan berbentuk oval (tidak menyudut).jadi,permukaan sayatan
pada kedua cabang tidak bercelah: kemudian diikat erat-erat dimulai dari bawah ke atas.
Pemeliharaan.
Jika media tanah mengering harus segera disiram,setelah susuan dipotong dari pohon
induk harus segerah dibawah ketempat yang teduh,diberi perlindungan dan setiap hari
disiram.jika sambungan lengkung bebunga.lebih baik bunga tersebut dipetik saja.sebab
kalau bunga tadi dibiarkan menjadi buah,tanaman akan menjadih lemah dan bisa mati.
Pemangkasan pucuk dilakukan setelah pohon mencapai ketinggian 60cm dari
sambungan.dari potongan ini biasanya akan keluar beberapa tunas

Sambung lengkung
Proses pengerjaan sambung lengkung berlangsung sebagai berikut :

Batang bawah yang berasal dari bibit semai ditaruh dekat cabang pohon induk terpilih.
Ditempat itu telah tersedia perancah untuk meletakkan bibit semai mangga yang telah
dikeranjangkan. Diameter batang bawah maupun cabang 0,8 - 1,2 cm.
Sayat tipis kulit dan kayu, panjang 5 cm, lebar 0,6 0,8 cm, dan dalam 0,2 cm dengan pisau
tajam, baik pada bibit batang bawah maupun cabang pohon induk.
Bentuk sayatan pada batang atau cabang rata, datar, halus dan bersih. Ujung potongan
sayatan bulat, tidak menyudut. Permukaan sayatan harus tepat ketika ditempelkan, dan tidak
ada lekukan dikedua sayatan itu.
Ikat erat dan rapi tempelan itu dengan tali rafia agar udara dan air tidak dapat masuk.
Mengikatnya dimulai dari bawah keatas seperti susunan gentinging.
Selama proses penyambungan berlangsung, keranjang bibit batang bawah dan pohon induk
disiram sebagai kegiatan perwatan sehari-hari.
Sekitar 2 bulan setelah disambung bibit batang bawah dan batang atas telah menyatu. Batang
atas harus dipisah dari pohon induk secara bertahap
Pemisahan tahap pertama, dibuat irisan dangkal dibagian bawah sambungan batang atas.
Tahap kedua berlangsung dua minggu kemudian dengan memperdalam irisan sampai separuh
dari diameter cabang. Tahap ketiga dilakukan dua minggu kemudian, yaitu bagian yang diiris
itu dipotong sampai terpisah dari pohon induk.
Ujung batang pohon pangkal diatas sambungan dipotong untuk mengurangi goncangan dua
batang yang telah menyatu.
Bekas luka ditutup dengan ter tanaman, cat, meni atau santar untuk melindungi tanaman dari
infeksi bakteri atau cendawan.

Sambungan Rangkap Dua


Kalau pohon mangga dari bibit sambungan ternyata jelek pertumbuhan atau
produksinya, pohon itu dapat diperbaiki sifatnya dengan tekhnik sambungan rangkap dua.
Minimal pohon mangga sambungan itu telah tumbuh sekitar satu tahun sebelum disambung
rangkap dua. Cara menyambungnya, bibit mangga sambungan lengkung yang telah jadi itu
disusukan pada cabang pohon induk yang produktifitas buahnya tinggi dan bermutu baik.
Prosesnya seperti pengerjaan sambungan lengkung diatas. Dari hasil penyambungan itu akan
diperoleh bibit mangga baru yang terdiri dua sambungan dengan tiga jenis tanaman. Bibit
semacam itu lazim disebut sambungan rangkap. Sifat tanamannya, pohon menjadi pendek,
ukuran buah jadi lebih kecil, masa berbuahnya jadi lebih cepat.

2.3 Persemaian biji Mangga


Adapun cara dalam persemaian biji pada mangga:
a. Biji dipilih dari tanaman yang sehat, kuat dan buahnya berkualitas. Biji dikeringkan dan
kulitnya dibuang.
b. Siapkan kotak persemaian ukuran 100 x 50 x 20 cm3 dengan media tanah kebun dan
pupuk kandang (1:1), biji ditanam pada jarak 10-20 cm. Dapat pula mangga disemai
dikebun dengan jarak tanam 30 x 40 atau 40 x 40 cm di atas tanah yang gembur.
Persemaian diberi naungan dari plastik/sisa-sisa tanaman, tetapi jangan sampai udara di
dalam persemaian menjadi terlalu lembab.Penanaman dengan metode ini, biji ditanam
dengan perut ke arah bawah supaya akar tidak bengkok.
c. Selama penyemaian, bibit tidak boleh kekurangan air. Pada umur 2 minggu bibit akan
berkecambah. Jika dari 1 biji terdapat lebih dari 1 anakan, sisakan hanya satu yang benarbenar kuat dan baik.Tahap selanjutnya bibit di kotak persemaian harus dipindahtanamkan
ke dalam polybag jika tingginya sudah mencapai 25-30 cm.Proses penyeleksian bibit
dilakukan pada umur 4 bulan, bibit yang lemah dan tumbuh abnormal dibuang.
Pindahtanam ke kebun dilakukan jika bibit telah berumur 6 bulan.

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Mangga merupakan tanaman buah tahunan berupa pohon yang berasal dari negara India.
Mangga atau mempelam adalah nama sejenis buah, demikian pula namapohonnya. Nama
ilmiahnya adalah Mangifera indica. Tanaman mangga termasuk suku Anarcadiaceae. Mangga
merupakan tanaman monokotil.
Perbanyakan mangga dapat dilakukan dengan cara vegetative maupun generative.
Perbanyakan dengan generative yaitu dengan menggunakan biji mangga. Pembiakan mangga
dengan cara vegetative adalah dengan cara vegetative buatan. Vegetative buatan pada mangga
dapat dilakukan dengan cangkok, stek, okulasi, dan penyambungan.

3.2 Saran
Ketika menanam mangga diharapkan melakukan persemaian terdahulu agar didapatkan
biji mangga yang masih aktif dan masih dapat tumbuh. dalam pembiakan mangga, diharapkan
dapat memilih bagian tanaman mangga yang memenuhi kriteria dan mengkondisikan dengan
lingkungan sehingga akan diperoleh hasil anakan mangga yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
Agromedia, Redaksi, 2011. Bertanam Mangga di dalam Pot dan di Kebun. Jakarta: PT
Agromedia Pustaka
Anonim,2000. Biodiversitas. Puslitbang Bioteknologi dan Biodiversitas Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Pracaya. 2005. Bertanam Mangga. Jakarta : Penebar Swadaya.
Wijayani, Rani dan Daisy P.S.H, 1994. Teknik Kultur Jaringan.Yogyakarta : Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai