Disusun oleh:
Yacob Simanjuntak
150510150115
Renato Walsen
150510150138
M. Rava
150510150263
150510150271
150510150273
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERTANIAN
JATINANGOR
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5
2.1 Biji Mangga...........................................................................................................................5
2.2 Perkembangbiakan pada Mangga..........................................................................................6
2.2.1 Pembiakan Mangga Secara Generatif.............................................................................6
2.2.2 Pembiakan Mangga Secara Vegetatif.............................................................................7
2.3 Persemaian biji Mangga......................................................................................................13
BAB III PENUTUP......................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................14
3.2 Saran....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................15
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mangga merupakan tanaman buah tahunan berupa pohon yang berasal dari negara India.
Mangga atau mempelam adalah nama sejenis buah, demikian pula namapohonnya. Nama
ilmiahnya adalah Mangifera indica. Tanaman mangga termasuk suku Anarcadiaceae, berbentuk
pohon dengan tinggi mencapai 10-40 meter dengan garis tengah batang sekitar 80-100cm.
Batang berwarna keabuan, kulit berbelah-belah tidak rata dan getah putih bening. Untuk
pertumbuhannya tidak memerlukan syarat yang berat, tanaman dapat tumbuh baik pada
ketinggian 300-500m dpl, terutama pada tanah yang gembur dengan pH 5-6 dan berpengairan
baik. Iklim yang diperlukan bagi pertumbuhannya ialah yang mempunyai masa kering sekitar 34 bulan. Nama buah ini berasal dari Malayalam maanga. Kata ini dipadankan dalam bahasa
Indonesia menjadi mangga; dan pada pihak lain, kata ini dibawa ke Eropa oleh orangorang Portugis dan diserap menjadi manga (bahasa Portugis), mango (bahasa Inggris) dan lainlain. Nama ilmiahnya sendiri kira-kira mengandung arti: (pohon) yang berbuah mangga, berasal
dari India.
Berasal dari sekitar perbatasan India dengan Burma, mangga telah menyebarke Asia
Tenggara sekurangnya semenjak 1500 tahun yang silam. Buah ini dikenal pula dalam berbagai
bahasa daerah, seperti pelem atau poh (Jw.). Mangga sebagai sumber vitamin dan mineral yang
penting bagi kesehatan, buah mangga juga merupakan komoditi yang mempunyai nilai ekonomis
tinggi untuk diperdagangkan
1.3 Tujuan
-
BAB II PEMBAHASAN
b. Penyimpanan benih
Biji mangga merupakan biji rekalsitran. Rekalsitran adalah benih yang sangat peka terhadap
pengeringan dan akan mengalami kemunduran pada kadar air dan suhu yang rendah. Pada
saat masa panen / fisiologi memiliki kandungan air yang relatif tinggi. Biji tipe ini memiliki
ciri-ciri antara lain hanya mampu hidup dalam kadar air tinggi (36-90 %). Penurunan kadar
air bada biji tipe ini akan berakibat penurunan viabilitas biji hingga kematian, sehingga biji
tipe ini tidak bisa disimpan dalam kadar air rendah
c. Pertumbuhan sebelum pemindahtanaman mangga
Tanaman mangga yang disemai sebelum dipindahkan akan memiliki bibit yang baik karena
didukung oleh unsur hara dan tingkat keberhasilan juga akan lebih tinggi. Pertumbuhan bibit
juga mudah dirawat dan dikontrol. Bibit mangga setelah pertumbuhan melalui persemaian
akan lebih mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan karena bagian tanamannya yang
utama sudah ada. Dengan adanya pertumbuhan mangga sebelum dipindahtanamkan akan
dapat dilihat mangga yang bijinya masih bagus atau tidak.
Sebelum dilakukan penanaman, benih harus dikupas kulit luarnya terlebih dahulu,
kemudian dikeringkan di bawah terik matahari selama 2 3 hari. Pengupasan kulit
tersebut bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan lembaga.
Biji ditanam sedalam 3 4 cm dengan posisi tengkurap, permukaan biji rata dengan
permukaan tanah. Semua biji (pelok) yang dipersiapkan sebagai benih harus dipilih dari
buah yang sungguh-sungguh sudah masak.Tetapi usaha pembibitan mangga dengan biji
masih tetap diperlukan dan masih banyak dirasakan manfaatnya terutama untuk
kepentingan bibit okulasi, yaitu berfungsi sebagai batang bawah.
Usaha pengembangbiakan tanaman mangga secara generatif telah banyak dilakukan petani
mangga sejak zaman dahulu hingga sekarang. Di samping itu ada juga yang tumbuh secara
alamiah atau sengaja ditanam manusia.Adapun keuntungan dan kelemahan perkembangbiakan
mangga secara generatif, yaitu:
Keuntungan perkembangbiakan mangga secara generatif.
Kondisi tanaman dari biji biasanya relatif lebih kuat, sehat dan berumur panjang.
Perlakuannya mudah dan murah
Dapat diperoleh varietas baru yang baik
Pada biji poli-embrional dapat menghasilkan tanaman yang sama dengan sifat dari
induknya
Sifat tumbuhan baru sama persis dengan sifat tumbuhan induknya. Jika tumbuhan induk m
erupakan tumbuhan unggul, maka tumbuhan baru pun akan bersifat unggul.
Waktu tumbuhnya cepat sehingga lebih cepat memberikan hasil jika dibandingkan dengan
ditanam dengan bijinya
Dapat melestarikan bahan heterosigus tanpa perubahan.
Pembiakan vegetatif bisa lebih mudah dan lebih cepat daripada perbanyakan dengan biji,
karena masalah dormansi biji yang harus diatasi dulu.
Tanaman yang berasal dari stek ataupun mencangkok umumnya mempunyai sistem peraka
ran yang kurang kuat
Perkembangbiakan secara vegetatif dapat menghasilkan sedikit keturunan.
Lebih sulit dikerjakan dan memerlukan bahan- bahan lain.
Carilah cabang yang sehat dan kuat bergaris tengah sebesar jari tangan. Cabang ini
berumur antara 1-1,5 tahun
Cabang dikerat melingkar selebar 5 cm, jangan sampai melukai kayunya. Tempat
keratan tepat dibawah kuncup daun , karena dibawahnya banyak terdapat rhizocaline, zat
pembentuk akar.
Kulit dikelupas sehingga terlihat kambiunnya.
Kambiun dihilangkan dengan kertas yang bersih sehingga kayunya kelihatan kering,
tidak licin. Untuk mempercepat penghilangan kambiun, lendir dibersihkan dengan kertas
yang telah dicelup larutan garam. Sesudah itu dibersihkan dengan air bersih.
Karena kulit terkelupas, rhizocaline akan terkumpul diatas lingkaran keratan. Kumpulan
itu akan menolong terbentuknya kalus (jaringan seperti gabus) dan akar serabut.
Untuk mempercepat pertumbuhan akar, dapat dibantu pemberian hormon, misalnya
hetero auxin. Hormonnya bisa berupa talek atau pasta lamoline. Pemberiannya dioleskan
diatas sayatan secara melingkar.
Sesudah kayunya kering, tutup luka keratan itu dengan media perakaran. Media
perakarannya bisa tanah liat bercampur pupuk kandang /kompos, lumut atau moss.
Bungkus media perakaran dengan sabut kelapa, plastik yang telah diberi lubanglubang,
ijuk enau atau kantung goni. Setelah 1,5 2 bulan cabang mangga dicangkok, bibit
cangkokan telah mengeluarkan akar serabut cukup banyak. Pertumbuhan akar yang putih
telah terlihat menembus keluar media perakaran. Bibit mangga cangkokan itu dapat
dipisahkan dari pohon induk dan disemai.
Stek adalah salah satu cara pengembangbiakan secara vegetatif dengan memotong batang
atau cabang, ranting tertentu dari tanaman lain kemudian ditanam untuk memperoleh tanaman
baru.
Cara menyetek pada tanaman mangga.
Cabang dipotong
Cabang dipotong dengan gunting atau pisau yang bersih dan tajam. Panjang potongan
antara 10-15 cm, dengan jumlah mata 3-5. Potongan sebelah atas kira-kra 1 cmdiatas
mata, sedangkan yang bawah kira-kira 0,3 cm dibawah mata yang paling bawah,
diameter cabang atau ranting lebih kurang 10-20 mm. potongan bagian atas sebaiknya
miring, sedangkan bagian bawah horizontal (datar)
Cabang dikerat
Cabang atau ranting yang sehat pertumbuhannya, dikerat melingkari kulit ditunggu 1- 3
bulan kemudian dipotong untuk dipisahkan dari induknya. Lebar keratan melingkar
lebih kurang 300 mm dari ujung stek. Kalus biasanya akan terbentuk diatas kerat.
Dengan cara pengeratan ini akan lebih mempercepat proses terbentuknya akar daripada
dengan cara yang tidak melingkar.
Cara pencelupan
Pada mulanya kristal hormon dilarutkan didalam alkohol kadar 95% kemudian, diaduk
perlahan-lahan. Selanjutnya diencerkan dengan air bersih sampai mencapai kadar cair
tertentu, sehingga cairan itu tidak terlihat pekat lagi. Larutan hormon ini dimasukkan
kedalam gelas ukur tinggi larutan lebih kurang 2 cm. kemudian stek diikat jadi satu lalu
dimasukkan kedalam larutan hormon yang ada didalam gelas ukur dan dibiarkan selama
24 jam. Stek tidak boleh terbalik, bagian pangkal yang harus dicelupkan kedalam larutan
hormon. Sebelum stek ditanam harus dicuci bersih terlebih dahulu dengan air.
dapat menyerap air, mudah kering, tetapi pertukaran udara baik. Media perakaran yang baik akan
diperoleh pH yang baik pula sekitar 4,5 sampai 7. Bila pH lebih dari 7, hasilnya kurang baik.
Sebelum media dimasukkan kedalam kotak atau pot harus diberi lubang. Supaya pot
tidak tergenang air sebaiknya media sedikit lebih dipadatkan supaya kantongkantong udara
hilang. Sebab bila kantong udara ini masih ada akan menyebabkan stek mudah kering dan
cabang stek tidak dapat berdiri tegak mudah roboh. Kotak persemaian harus diletakkan ditempat
yang teduh. Pembuatan kotak persemaian ini juga dapat berlansung dilapangan, asalkan kondisi
media perakaran cukup baik, seperti telah disebutkan diatas. Persemaian juga perlu diberi atap
supaya kondisi tetap sejuk.
Menanam Stek
Penanaman stek dilakukan dengan pengaturan jarak tanam lebih kurang 5 sampai dengan
10 cm, posisinya miring untuk membentuk sudut 45`, sehingga daun-daun yang masih melekat
pada stek dan terletak dekat media perakaran dapat berfungsi sebagai pelindung. Media harus
selalu dijaga, jangan sampai menjadi kering. Jika media nampak akan kering segera disiram air
untuk menjaga kelembaban media stek, maka perlu diberi atap pelindung.
d. Teknik Penyusuan Pada Tanaman Mangga
Supaya tanaman calon batang bawah dalam pot atau kantong plastik tidak bergerak-gerak
atau di dalam posisi yg stabil maka harus di buatkan meja penyangga yang kuat dan stabil.Kalau
terlalu banyak gerakan,penyesuaian jarang sekali berhasil,lalijiwa.sedangkan calon batang atas
(induk) di pilih pohon mangga yang bagus seperti arummanis,golek.mangga merah berhasil dan
lain sebagainya.Sambungan lengkung disebut juga dengan istilah menyusu,karena tanaman
mangga yang lebih mudah di pakai sebagai pohon pokok di tempelkan pada cabang tanaman
mangga yang jauh lebih tua sebagai pohon induk.Setelah melekat cukup kuat,ikatan tadi
dilepaskan dengan jalan mengerat cabang pohon induk dibawah ikatan sedikit demi sedikit
sampai beberapa hari (sebagai latihan pisah dari induknya) kemudian hasil dari susunan ini
dipotong sama sekali apabila sambungan benar-benar sudah melekat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan didalam melakukan penyusunan ialah:
Umur.
Umur pohon pokok,lebih kurang satu tahun,tinggi kira-kira 45 cm,tebal kira-kira 0.61.25 cm
Waktu sambung.
Waktu sambung yang paling tepat ialah pada permulaan musim penghujan atau pada
akhir musim musim hujan,sebab pada periode ini tanaman berada dalam keadaan bebas
mengalir dalam jaringan tanaman,dan hal ini akan membantu proses penyembuhan luka
pada waktu penyambungan.
Cara penyambungam.
Semai mangga, didekatkan pada cabang induk terpilih (batang pohon pokok dan induk
harus sama besar).lalu dibuatkan peranca (tangga BI) untuk meletakkan keranjang semai
yang akan disusukan. Kulit dan kayu masing-masing batang kita sayat sepanjang 5
cm,lebar 0.6-0.8cm,dalam 0.2 cm (jika tebal cabang 0.8-12 cm). bila ukuran cabang
berbeda ,maka ukuran sayatan juga harus disesuaikan.sayatan harus rata,datar,halus dan
bersih.ujung potongan sayatan berbentuk oval (tidak menyudut).jadi,permukaan sayatan
pada kedua cabang tidak bercelah: kemudian diikat erat-erat dimulai dari bawah ke atas.
Pemeliharaan.
Jika media tanah mengering harus segera disiram,setelah susuan dipotong dari pohon
induk harus segerah dibawah ketempat yang teduh,diberi perlindungan dan setiap hari
disiram.jika sambungan lengkung bebunga.lebih baik bunga tersebut dipetik saja.sebab
kalau bunga tadi dibiarkan menjadi buah,tanaman akan menjadih lemah dan bisa mati.
Pemangkasan pucuk dilakukan setelah pohon mencapai ketinggian 60cm dari
sambungan.dari potongan ini biasanya akan keluar beberapa tunas
Sambung lengkung
Proses pengerjaan sambung lengkung berlangsung sebagai berikut :
Batang bawah yang berasal dari bibit semai ditaruh dekat cabang pohon induk terpilih.
Ditempat itu telah tersedia perancah untuk meletakkan bibit semai mangga yang telah
dikeranjangkan. Diameter batang bawah maupun cabang 0,8 - 1,2 cm.
Sayat tipis kulit dan kayu, panjang 5 cm, lebar 0,6 0,8 cm, dan dalam 0,2 cm dengan pisau
tajam, baik pada bibit batang bawah maupun cabang pohon induk.
Bentuk sayatan pada batang atau cabang rata, datar, halus dan bersih. Ujung potongan
sayatan bulat, tidak menyudut. Permukaan sayatan harus tepat ketika ditempelkan, dan tidak
ada lekukan dikedua sayatan itu.
Ikat erat dan rapi tempelan itu dengan tali rafia agar udara dan air tidak dapat masuk.
Mengikatnya dimulai dari bawah keatas seperti susunan gentinging.
Selama proses penyambungan berlangsung, keranjang bibit batang bawah dan pohon induk
disiram sebagai kegiatan perwatan sehari-hari.
Sekitar 2 bulan setelah disambung bibit batang bawah dan batang atas telah menyatu. Batang
atas harus dipisah dari pohon induk secara bertahap
Pemisahan tahap pertama, dibuat irisan dangkal dibagian bawah sambungan batang atas.
Tahap kedua berlangsung dua minggu kemudian dengan memperdalam irisan sampai separuh
dari diameter cabang. Tahap ketiga dilakukan dua minggu kemudian, yaitu bagian yang diiris
itu dipotong sampai terpisah dari pohon induk.
Ujung batang pohon pangkal diatas sambungan dipotong untuk mengurangi goncangan dua
batang yang telah menyatu.
Bekas luka ditutup dengan ter tanaman, cat, meni atau santar untuk melindungi tanaman dari
infeksi bakteri atau cendawan.
3.2 Saran
Ketika menanam mangga diharapkan melakukan persemaian terdahulu agar didapatkan
biji mangga yang masih aktif dan masih dapat tumbuh. dalam pembiakan mangga, diharapkan
dapat memilih bagian tanaman mangga yang memenuhi kriteria dan mengkondisikan dengan
lingkungan sehingga akan diperoleh hasil anakan mangga yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Agromedia, Redaksi, 2011. Bertanam Mangga di dalam Pot dan di Kebun. Jakarta: PT
Agromedia Pustaka
Anonim,2000. Biodiversitas. Puslitbang Bioteknologi dan Biodiversitas Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Pracaya. 2005. Bertanam Mangga. Jakarta : Penebar Swadaya.
Wijayani, Rani dan Daisy P.S.H, 1994. Teknik Kultur Jaringan.Yogyakarta : Kanisius.