Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TEKNOLOGI PASCAPANEN

BUAH MELON

Dosen Pengampu:

Dr. Ir. Andi Abriana M.P

TRIA MARSHELA BARA’


4521031018

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan


makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
penanganan pasca panen buah melon yang disajikan berdasarkan referensi dari
berbagai sumber di internet. Pada kesempatam ini penulis ingin menyampaikan
rasa terima kasih kepada berbagai pidah yang telah memberikan dukungan baik
dalam bentuk moral maupun pikiran. Oleh karena ini dengan kerendahan hati
izinkan penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada Ibu Dr. Ir Andi Abriana,
M.P serta teman yang senantiasa memerikan dukungan dan semangat sehingga
penulis dapat menyelesaikan hasil penelitiam tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkam saran dan kritik yaitu bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan selanjutnya.

Makassar, 16 Oktober 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. KARAKTERISTIK BUAH MELON ................................................................1
B. TUJUAN PENANGANAN PASCAPANEN .....................................................1
A. PENANGANAN TAHAP PERTAMA ............................................................. 1
BAB II PENANGANAN PASCAPANEN MELON...............................................4
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 8
KESIMPULAN ...................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Karakteristik Buah Melon
Melon (Cucumis Melo L.) merupakan nama buah sekaligus tanaman yang
masuk ke dalam suku labu-labuan atau Cucurbitaceae (wijayanti,2016). Melon
merupakan salah satu kelompok buah non-klimakterik (Erkan dan Dogan,2019).
Berbeda dengan kebanyakan buah lainya yang dapat dipanen pada kondisi mentah
yang memiliki pati untuk dikonversi menjadi gula setelah dipanen, melon tidak
memiliki pati dan hanya dapat mengakumulasi gula hanya saat berada pada
tanaman induknya. Pemanenan melon hanya saat berada pada tanaman induknya.
Pemanenan melon lebih awal dapat menyebabkan rendahnya kualitas, sedangkan
saat matang penuh akan memperpendek umur simpannya (Burger et al., 2010).
Banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas Persia atau
daerah Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa
dan Afrika. Dan tanaman ini akhirnya tersebar luas ke Timur Tengah dan ke
Eropa. Pada abad ke-14 melon dibawa ke Amerika oleh Colombus dan akhirnya
ditanam luas di Colorado, California dan Texas. Akhirnya melon tersebar
keseluruh penjuru dunia terutama didaerah tropis dan subtropis termasuk
Indonesia.
Buah melon merupakan tumbuhan menjalar diatas permukaan tanah atau
merambat pada turus bambu. Ketika tumbuh, tanaman ini membentuk banyak
cabang yang muncul dari ketiak daun. Pada setiap cabang tersebut akan muncul
bunga yang selanjutnya akan menjadi buah setelah terjadinya persilangan antara
bunga jantan dan bunga betina. Tanaman melon sendiri dapat mencapai
ketinggian lebih dari 3 meter, sehingga perlu dilakukan pemangkasan. Daging
buah melon umumnya berwarna jingga-tua hingga myda, kuning-jingga, hijau,
hijau-muda, putih susu sampai putih kehijau-hijauan dan orange. Daging buah
melon memiliki ketebalan sedang hingga tebal. Buah melon memiliki rasa yang
sangat manis jika matang sempurna. Memiliki ukuran bundar atau lonjing pada
umumnya. Untuk ukuran buah melon sangat tergantung pada jenis, pertumbuhan
1
dan teknik menanamnya. Buah melon memiliki tekstur yang lembut dan memiliki
aroma yang khas. Bagian dalam, umumnya terdapat biji yang berjumlah cukup
banyak. Tanaman melon memiliki batang yang berbentuk segilima dengan sudut-
sudut yang sedikit membulat. Pertumbuhan batang tanaman melon tidak lurus dan
muncul cabang-cabang baru dibatang utama yang berkembang kearah samping.
Batang melon bertekstur lunak, memiliki bulu dan berwarna hijau muda.
Melon termasuk salah satu buah yang memiliki kandungan vitamin yang cukp
tinggi. Berikut adalah kandungan gizi buah melon per 100 gram.
- Energi :21,0 kal
- Protein :0.60 g
- Lemak :0,10 g
- Karbohidrat :5,10 g
- Kalsium : 15,00 mg
Berdasarkan kandungan nutrisi yang terkandung dalam buah melon. Buah
melon memiliki kandungan serat yang cukup tinggi sehingga dapat membantu
mengurangi kolestrol “jahat” dalam tubuh, sehingga mampu melindungi tubuh
terhadap aterosklerosis. Selain itu kandungan kalium yang tinggi dapat
mengurangi tekanan darah sehingga menurunkan risiko terkena penyakit jantung
koroner menderita stroke/serangan jantung.
Tanaman melon baik ditanam pada tanah liat berpasir yang memiliki lapisan
bunga tanah yang tebal, selain itu dibutuhkan pula tanah yang mengandung
banyak bahan organik agar akar mudah tumbuh. Tanah yang terlalu basah tidak
cocok terhadap tanaman melon. Tanaman melon lebih peka terhadap air tanah
yang menggenang atau pada kondisi aerasi tanah kurang baik. Pada kelembapan
udara rendah atau kering dan ternaungi tanaman melon sulit untuk berbunga.
Tanaman melon akan lebih cepat tumbuh pada daerah terbuka dengan sinar
matahari yang tidak terlalu terik kisaran penyinaran 70% (Buditjahjono, 2007
dalam Kristianingsih, 2010).
Tanaman melon dapat beradaptasi pada berbagai macam iklim, akan tetapi
tidak tahan terhadap angin kencang karena tangkai daun, batang dan buah akan
2
mudah patah. Apabila tanaman melon terjadi kekurangan air pada saat
pembungaan akan menyebabkan bunga berguguran sehingga tidak terdapat
pembuahan. Pada daerah beriklim kering dan lahan yang tidak mempunyai
sumber air tanaman melon dapat ditanam pada akhir musim kemarau atau awal
musim penghujan (Soedarya, 2010).
Setiap tanaman melon mempunyai potensi untuk menghasilkan buah 10-20
buah. Setiap cabang dari tunas lateral mampu menghasilkan 1-2 calon buah pada
hal setiap tanaman bercabang antara 15-20 cabang. Tetapi tidak semua calon buah
akan berhasil menjadi buah. Sebagian calon buah rontok karena tidak sempat
diserbuki, sebagian lagi rontok karena tidak mendapatkan makanan (Tjahjadi,
1987), Sehingga penentuan jumlah buah yang tepat pada setiap tanaman akan
mencapai produksi yang maksimal. Tanaman melon memiliki jumlah bunga yang
banyak. Hal tersebut dapat menjadikan tanaman melon menghasilkan buah yang
banyak pula. Akan tetapi, ukuran dan rasa yang dihasilkan kecil dan kurang manis
karena hasil fotosintat disebar ke semua buah (Simanungkalit. dkk, 2013).
B. Tujuan penanganan pascapanen
Tujuan penanganan pascapane buah melon adalah untuk menghasilkan buah
dengan standar mutu yang baik dan seragam,

BAB II
3
PENANGANAN PASCAPANEN MELON
A. Penanganan tahap pertama
Dalam setiap tahapan penanganan pascapanen buah perlu diperhatikan
perlakuan-perlakuan yang diberikan agar terhindar dari suatu kerusakan-kerusakan
yang dapat menurunkan mutu buah melon yang akan dipasarkan.
1. Pengumpulan
Buah melon yang telah dipanen dikumpulkan pad suatu tempat untuk segera
disortir/dipilih. Pengangkutan dari kebun ke tempat pengumpulan dilakukan
dengan hati-hati. Sebab,pengangkutan yang kurang baik dapat mengakibatkan
kerusakan fisik seperti terjadinya benturan antara buah, goresan dan memar oleh
bahan kemasan. Oleh karna itu hal ini harus sangat dihindari.
Umumnya buah melon diangkut dari lapang ke tempat pengumpulan dengan
berjalan kaki (dipikul, dijinjing atau disunggi di atas kepala), sepeda atau sepeda
motor. Dalam proses pengumpulan ini sebaiknya lokasi
pengumpulan/penampungan harus dekat dengan tempat pemanenan agar tidak
terjadi penurunan kualitas buah akibat pengangkutan dari dan ke tempat
pengumpulan. Sebagai wadah tempat penampungan dapat berupa keranjang, peti
atau karung goni untuk mengangkut hasil panen ke tempat pengumpulan
sementara/gudang penyimpanan.
Buah melon yang baru datang dari kebun segera dikeluarkan dari dalam
keranjang atau wadah lain, kemudian ditaruh pada tempat terbuka dan diangin-
anginkan. Buah-buah melon yang telah dipanen dan dikumpulkan itu selanjutnya
disortir sesuai dengan mutu buah yang dibutuhkan konsumen.
2. Penyortiran dan Pengkelasan (Grading)
Sortasi adalah memilih hasil panen antara hasil panen yang baik dan hasil
panen yang jelek. Sedang grading adalah pengelompokan hasil panen yang telah
disortasi. Penyortiran dan grading tergantung dari permintaan pasar
Penyortiran buah dilakukan di tempat pengumpulan buah .Unsur-unsur yang
diperhatikan dalam penyortiran/pemilihan, buah dipilih yang mulus, jaring tebal
dan merata, bentuknya normal, tidak luka, tidak diserang penyakit, tidak ada cacat
4
fisik maupun mikrobiologis, tidak ada noda getah, tidak ada bintik-bintik
kehitaman, tidak ada noda kudis (scab) dan tidak ada luka memar. Sesudah buah
disortir, kemudian dikelompokan dan ditimbang untuk dilakukan pengkelasan
berdasarkan berat buah dan penampilan fisik. Pengkelasan buah tersebut
disesuaikan dengan permintaan pasar dan untuk mempermudah penentuan harga
jual sesuai dengan mutunya.
Pada dasarnya, pengekelasan/penggolongan buah melon menjadi 3 kelas,
yaitu Kelas A (berat > 1,6 kg), Kelas B (berat 1-1,5 kg) dan Kelas C (berat < 1
kg). Sedang buah muda, terlalu matang, memar, cacat dan lain-lain digolongkan
menjadi buah off-grade (di luar kelas). Dalam melakukan penyortiran buah, para
penyortir harus menggunakan sarung tangan dari kain rajut/katun supaya tidak
mengotori dan atau merusak buah yang dapat menurunkan kualitas buah yang kita
kelompokkan. Buah yang sudah ditimbang, kemudian dibersihkan dengan kain
lap, ditempeli sticker dan siap untuk dikemas, disimpan dalam gudang atau
didistribusikan/dipasarkan kepada para konsumen di setiap tempatnya.
3. Pengemasan Buah dan Pengangkutan
Dalam melakukan pengemasan, buah dimasukkan ke dalam kemasan dari
kertas karton atau kayu biasa yang mempunyai sekat, lubang ventilasi dan
dasarnya diberi potongan-potongan kertas atau jerami kering. Dalam satu
kemasan hanya berisi buah dengan kelas yang sama. Kemasan yang digunakan
harus bersih dan bebas dari semua benda asing yang sifatnya mengganggu.
Setiap kemasan diberi label dari bahan yang tidak beracun, baik tinta untuk
menulis maupun lem untuk melekatkan kemasannya. Label yang dibuat itu
menjelaskan indetifikasi produk (nama, asal dan kode produsen yang telah
diketahui) dan asal produk (nama varietas, tulisan atau gambar melon apabila
produk tidak terlihat dari luar, dimaksudkan agar identitas mudah di kenali).
Selain itu, label tersebut menunjukan juga asal (nama asal/daerah, lokasi
tumbuh dan nama negara apabila akan dieksport) dan spesifikasi komersial (kelas,
ukuran dengan minimum dan maksimum, kode, ukuran dan jumlah buah)
Sebelum kemasan ditutup dan dilakban, di atas buah melon diberi potongan-
5
potongan kertas. Dalam pengemasan ini bisa juga buah dikemas satu per satu
dengan menggunakan jaring/net plastik. Kendaraan yang digunakan untuk
mengangkut buah melon ke pasar tergantung jarak yang ditempuh dan kondisi
jalan yang ditempuh.
4. Penyimpanan Buah
Buah melon yang sudah dipanen tidak boleh ditumpuk satu sama lain, buah
yang belum terangkut harus disimpan dalam gudang penyimpanan.Gudang untuk
penyimpanan harus bersih, kering dan bebas hama seperti kecoa dan tikus serta
mempunyai sirkulasi udara yang lancar. Buah yang disimpan dalam kotak yang
terbuat dari kayu, paling banyak diisi 10 buah/kotak (ukuran besar) atau 12
buah/kotak (ukuran kecil). Jika buah disimpan dalam karton, setiap karton diisi 4
buah/karton, sedang apabila disimpan dalam keranjang plastik, isinya 6-8
buah/keranjang, jika terlalu berlebih maka akan terjadi kerusakan pada buah
melon.
Bila penyimpanan buah akan ditumpuk, buah ditata secara rapih,
maksimum 7 lapis dan setiap lapis diberi alas jerami kering, kertas atau koran
bekas. Paling lama penyimpanan buah melon tidak lebih dari seminggu. Melon
yang sudah terlalu masak jangan disatukan dengan melon yang setengah masak
(mengkal). Bila ada melon yang mulai busuk harus dijauhkan dari tempat
penyimpanan.
Jika buah akan diangkut ke pasar untuk dijual, selama pengangkutan, buah
yang diangkut tersebut sebaiknya terhindar dari sinar matahari secara langsung.
Kondisi udara (suhu dan kelembaban) di dalam alat pengangkut perlu dijaga,
terutama apabila lama perjalanan lebih dari 2,5 jam. Selama pengangkutan,
usahakan buah dijaga dari kemungkinan benturan, gesekan dan tekanan yang
terlalu berat sehingga mutu buah tetap terjaga. Untuk buah melon yang akan
diekspor biasanya dikemas secara khusus dengan peti kemas terbuat dari kayu,
karton dan kotak plastik. Dalam kargo pesawat, peti kemas buah melon dilakukan
penangan lebih lanjut agar buah melon yang didalam peti kemas tetap terjaga.

6
Dengan cara dimasukkan dalam container pendingin agar buah melon tetap segar
jika sampai tempat tujuan.

7
BAB III
KESIMPULAN
Melon (Cucumis Melo L.) merupakan nama buah sekaligus tanaman yang
masuk ke dalam suku labu-labuan atau Cucurbitaceae (wijayanti,2016). Melon
merupakan salah satu kelompok buah non-klimakterik (Erkan dan Dogan,2019).
Berbeda dengan kebanyakan buah lainya yang dapat dipanen pada kondisi mentah
yang memiliki pati untuk dikonversi menjadi gula setelah dipanen, melon tidak
memiliki pati dan hanya dapat mengakumulasi gula hanya saat berada pada
tanaman induknya. Pemanenan melon hanya saat berada pada tanaman induknya.
Pemanenan melon lebih awal dapat menyebabkan rendahnya kualitas, sedangkan
saat matang penuh akan memperpendek umur simpannya.

Tumbuhan ini berumah satu dengan bunga dua tipe: bunga jantan dan
hermafrodit. Bunga jantan muncul biasanya pada saat tanaman masih muda atau
bila tumbuhannya kurang baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Buditjahjono, N.E. 2007. Menanam Melon di Lahan Sempit. Karunia. Surabaya.

http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/penanganan-pasca-panen-melon. (12
Febuari 2014)

Setiadi, Bertanam Melon, Cetakan ke-4, (Jakarta: Penebar Swadaya, 1998).

www.warintek.ristek.go.id/pertanian/melon.pdf. (12 Febuari 2014)

Anda mungkin juga menyukai