melo L.)
Disusun oleh:
Kelas: V-B
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah S.W.T. yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Budidaya Tanaman Buah Melon”. Tak lupa
kami berterima kasih kepada Ibu Imas Rohmawati S.P., M.Si. selaku dosen mata
kuliah Produksi Tanaman Hortikultura. Makalah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari kelompok sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
ii
3.3.3. Periode Panen .................................................................................. 31
3.3.4. Perkiraan Produksi .......................................................................... 31
3.4 Penanganan Pasca Panen ........................................................................ 32
3.4.1. Pengumpulan ................................................................................... 32
3.4.2. Penyortiran dan Penggolongan ....................................................... 32
3.4.3. Penyimpanan ................................................................................... 33
3.4.4. Pengemasan dan Pengangkutan ...................................................... 34
3.4.5. Pemasaran ....................................................................................... 34
BAB IV PENUTUP
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
komoditas ini. Budidaya melon dapat diarahkan pada upaya menunjang
peningkatan pendapatan petani, perbaikan gizi masyarakat, pengurangan
impor dan peningkatan ekspor, perluasan kesempatan kerja dan
wirausahtani, peningkatan kualitas lingkungan.
1.3 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantarum
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dikotiledoneae
Sub-kelas : Sympetalae
Ordo : Cucurbitales
Family : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis melo L.
Morfologi disini adalah bentuk fisik dari susunan tanaman melon. Jika
dirinci, setidaknya dapat dilihat bagaimana bentuk tanamannya, akar,
batang, daun, bunga, dan buahnya.
a. Bentuk Tanaman
Tanaman melon akan tumbuh menjalar di atas permukaan
tanah. Dengan demikian biasanya dirambatkan pada turus bamboo
atau ajir. Jika dibiarkan tumbuh, tanaman melon akan menjalar dan
3
akan membentuk cabang yang banyak. Dari cabang itu akan
tumbuh bunga yang kelak akan menjadi buah jika telah terjadi
persilangan antara bunga jantan dan bunga betina. Tanaman ini
mampu mencapai ketinggian 2 meter. Untuk itu para petani perlu
melakukan pemangkasan agar tidak tumbuh terlalu tinggi.
b. Akar
Akar tanaman melon menyebar horizontal ke arah pinggir,
bukan vertikal menembus ke dalam. Akarnya bercabang dan
berambut-berambut menyebar kesegala arah. Jika diperkirakan,
kedalaman akarnya menembus tanah sekitar 15-30 cm.
c. Batang
Batang tanaman melon pertumbuhannya tidak lurus, bahkan
batang yang tumbuh dari batang utama pertumbuhannya ke
samping. Batang ini berbentuk segilima agak bulat. Adapun
permukaanya sedikit lunak, berbulu, dan berwarna hijau muda.
d. Daun
Permukaan daun melon terdapat banyak bulu, tepinya tidak rata
(bergerigi), memiliki sudut lima, dan berbentuk agak bulat.
Susunannya berselang-seling antara susunan yang ada dibawahnya
dengan yang tumbuh di atasnya. Hal menarik dari tanaman ini
adalah pada setiap ketiak daunnya tumbuh sulur yang berfungsi
sebagai alat untuk menjalar.
e. Bunga
Jika dibandingkan bunga melon dengan bunga semangka
memang tidaklah jauh berbeda. Paling yang membuat khas bunga
melon adalah bentuknya yang menyerupai lonceng dan berwana
kuning sedikit cerah. Bunga melon ini kebanyakan bersifat
monoseksual monoesius, sehingga dalam penyer-bukannya
memerlukan bantuan pihak luar. Oleh karena itu lebah sangat
berperan penting dalam proses penyerbukan bunga melon. Jumlah
4
bunganya banyak, hampir tumbuh pada setiap ketiak daun. Bunga
betina yang dibuahi akan berkembang hingga menjadi buah. Lantas
kemana bunga yang tidak dibuahi ? Bunga yang tidak dibuahi
dalam beberapa hari akan layu dan gugur.
Bunga jantan terdapat pada pangkal tangkai ketiak daun.
Dibawah mahkota bunga tidak terdapat bakal buah. Setelah bunga
jantan ini mekar, maka 2 (dua) hari kemudian akan layu dan gugur.
Adapun bunga betina umumnya muncul dari pertumbuhan tunas
lateral pada ketiak daun dari batang utama. Jadi setiap tunas lateral
yang tumbuh dan berkembang akan memunculkan bunga betina.
Itulah sebabnya tunas lateral pada daun pertama hingga ke-8 harus
dipangkas. Dibawah mahkota bunga terdapat bakal buah. Bakal
buah inilah yang membedakan dengan bunga jantan. Bunga betina
yang diserbuki akan berkembang menjadi buah dan yang gagal
diserbuki akan gugur dalam waktu lebih kurang 3 hari.
f. Buah
Buah melon sangatlah beragam, tergantung dari varietasnya,
baik ukuran, bentuk buah, rasa, aroma, dan permukaan kulit buah.
Contohnya pada varietas Sky Rocket dan Action 434 memiliki
jaring (net) pada permukaan kulit buahnya. Beda lagi dengan
varietas Sun, yang permukaanya halus. Bentuk buahnya pun
beragam. Ada yang bulat seperti varietas Sky Rocket, Silver Light,
dan Jade Beauty ; Ada juga yang bulat lonjong (menyerupai oval)
seperti pada varietas Sun Lady dan New Century.
Daging buah melon pun memiliki warna yang bermacam –
macam, tergantung dari varietasnya. Ada yang memiliki warna
daging buah hijau muda, putih susu, kuning muda, jingga, dan lain
sebagainya. Daging buah yang paling banyak ditemukan di
Indonesia adalah yang berwarna hijau muda, yakni untuk varietas
Sky Rocket.
5
Kita bisa memanen buah melon biasanya ketika berusia 65 – 75
hari setalah pindah tanam. Tapi, sebetulnya usianya beragam juga,
tergantung varietas dan ketinggian tempat tumbuhnya. Contohnya
melon yang tumbuh di dataran rendah lebih cepat dipanen dari
pada yang tumbuh di dataran tinggi. Buah yang siap panen adalah
bila telah terjadi keretakan menyerupai bentuk cincin pada tangkat
buahnya (mengelilingi tangkai buahnya) dan mulai mengeluarkan
aroma harum. Bisa juga dengan cara memukul – mukul
menggunakan jari tangan. Bila berbunyi nyaring berarti sudah tua.
Buah melon terdiri dari berbagai jenis yang beragam. Namun, jika kita
membagi berdasarkan penampakan luarnya, dapat kita bedakan menjadi
dua jenis yaitu melon yang memiliki jaring (net) pada kulit buahnya dan
yang tidak memiliki jaring. Biasanya para petani tidak banyak yang
mengenal berbagai varietas melon, karena mereka hanya menanam melon
yang mereka sukai dan lumrah ditanam di Indonesia. Di samping itu, para
petani juga akan menanam melon yang memang diminta oleh konsumen.
Berikut beberapa jenis melon yang diminati oleh para petani ( samadi,
2007).
6
Bentuk buah : Bulat
Kulit buah : Warna hijau kekuningan, jaringnya bagus
Daging buah : Warna hijau muda, tebal, serat halus, dan
rasanya manis, kadar gula 14-15%
Berat buah : 1,5 – 2 kg
Ketahanan : Relatif bisa bertahan terhadap penyakit tepung
Adaptasi : Cocok ditanam pada musim kemarau dan musim
hujan
Umur panen : 45-50 hari setelah berbunga
b. Varietas Ten Me
Asal benih : Taiwan
Jenis : Hibrida F1
Bentuk buah : Lonjong
Kulit buah : Warna putih krem, berjaring halus.
Daging buah : Warna putih, tebal, serat halus, rasa manis, kadar
gula 14-16%
Berat buah : 1,5 kg
Ketahanan :-
Adaptasi : Cocok ditanam pada berbagai ketinggian tempat (0-
800 mil dpl) paling bagus jika di tanam pada
ketinggian 400-500 dpl.
Umur panen : 45-50 hari setelah berbunga.
c. Varietas Meteor 92
Asal benih : Bangkok, Thailand
Jenis : Hibrida F1
Bentuk buah : Bulat
Kulit buah : Warna hijau kekuningan, berjaring halus.
Daging buah : Warna hijau muda, rasa manis.
Berat buah : 2 – 3 kg
Ketahanan : Tahan Terhadap penyakit powdery mildew dan
kelayuan.
7
Adaptasi : Cocok ditanam pada dataran rendah
Umur panen : Selama 65 hari setelah pindah tanam.
8
BAB III
PEMBAHASAN
a. Keadaan iklim
Angin yang bertiup cukup keras dapat merusak
pertanaman melon, mematahkan tangkai daun, tangkai
buah, dan batang tanaman. Angin yang terlalu kencang
juga dapat menyebabkan terjadinya penguapan air tanah,
yang pada akhirnya tanah akan kekurangan air dan
tanaman menjadi layu. Begitu juga angin dapat
mengganggu lebah dalam proses penyerbukan produksi
buah menurun, artinya para petani harus memperhatikan
hal ini dengan sangat baik.
Hujan yang terus-menerus akan menggugurkan
calon buah yang sudah terbentuk dan dapat pula
menjadikan kondisi lingkungan menguntungkan bagi
9
pathogen yang merusak tanaman. Saat tanaman melon
menjelang panen, akan mengurangi kadar gula dalam
buah, sehingga rasanya kurang manis.
Tanaman melon memerlukan penyinaran matahari
penuh selama pertumbuhannya. Tanaman melon
menghendaki yang lama berkisar10-12 jam per hari.
Daerah dataran tinggi pada umumnya lebih banyak
mendapatkan sinar matahari, namun didataran rendahpun
tanaman melon bisa tumbuh dengan baik. Apabila pada
awal pertumbuhannya tanaman melon kurang
mendapatkan sinar matahari, maka tanaman melon akan
tumbuh memanjang, jangkung, lemah, sehingga mudah
terserang penyakit. Sementara apabila pada periode
pembentukan buah melon kurang mendapat sinar
matahari maka buah yang dihasilkan biasanya kurang
manis, jadi sinar matahari yang harus cukup. Oleh karena
itu, lokasi kebun yang dijadikan tempat menanam melon
harus langsung dapat disinar matahari.
Tanaman melon memerlukan suhu yang sejuk dan
kering untuk pertumbuhannya. Suhu pertumbuhan untuk
tanaman melon antara 25030 derajat celcius. Tanaman
melon tidak dapat tumbuh apabila kurang dari 18 derajat
celcius. Tapi rata-rata suhu udara di Indonesia memenuhi
syarat untuk mendukung pertumbuhan tanaman melon.
Kelembaban udara secara tidak langsung
mempengaruhi pertumbuhan tanaman melon. Dalam
kelembaban yang tinggi tanaman melon mudah diserang
penyakit. Terutama yang disebabkan oleh fungi atau
jamur. Kelembaban udara yang disukai melon berkisar
antara 70-80%. Oleh karena itu, sebaiknya penanaman
melon dilakukan pada musim kemarau, karena
10
keadaannya cerah, kelembaban rendah, dan dapat
langsung mendapatkan sinar matahari dengan sempurna.
11
c. Ketinggian dan Kemiringan Tempat
Tanaman melon dapat tumbuh dengan cukup baik
pada ketinggian 300-1000 Meter dpl. Apabila ketinggian
lebih dari 1000 meter dpl tanaman tidak berproduksi
dengan optimal. Begitu juga jika terlalu rendah. Biasanya
lebih lama waktu panennya.
Tanaman melon lebih baik ditanam di daerah yang
tofografi (kemiringannya) datar. Untuk lahan yang
bertofografi miring, sebaiknya dibuat teras-teras dan
tanggul-tanggul untuk mencegah terjadinya erosi. Hal itu
dilakukan agar bahan-bahan organik yang berada
dilapisan tanah atas tidak hanyut terbawa air atau longsor.
12
persemaian, kita bisa mengatur keadaan tempat agar sesuai
dengan apa yang dibutuhkan.
3. Bibit yang telah tumbuh lebih aman dan terjamin, karena
terlindung dari kerusakan. Kerusakan tersebut dapat berasal
dari hama dan penyakit, cuaca panas, hujan lebat, dll.
4. Dapat diperoleh bibit tanaman pertumbuhan yang seragam.
Selain itu tanaman melon yang tumbuh dengan baik
ditempat persemaian biasanya mampu beradaptasi dengan
lingkungan luar.
5. Kita bisa menyeleksi bibit yang baik pertumbuhannya,
sehingga jika sudah ditanam dikebun hasilnya bisa baik
juga.
6. Lebih menghemat biaya, karena lebih mudah dalam
memelihara tanaman.
a. Persyaratan benih
Tanaman melon yang sehat dan berproduksi optimal berasal dari
bibit tanaman yang sehat, kuat dan terawat baik pada awalnya. Benih
direndam di dalam larutan furadam dan atonik selama 2 jam. Benih
yang baik akan terlihat baik akan berada didasar air, sedangkan benih
yang kurang baik akan mengapung di atas permukaan air. Oleh sebab
itu, pembibitan merupakan keberhasilan suatu agrobisnis melon. Jika
kita menanamkan bibit yang buruk berarti sama saja merencanakan
kegagalan panen.
b. Teknik penyemaian benih
Para petani harus memperhatikan bentuk dan lokasi
pesemaian benih agar benih benar-benar berada pada kondisi yang
ideal bagi pertumbuhannya. Jika tidak diperhitungkan dengan baik,
bisa jadi hasil pesemaian tidak mulus dan lemah pertumbuhannya
ketika ditanam di kebun.
13
1. Kontruksi (bangunan) tempat penyemaian
Tanah yang akan dijadikan tempat menyusun polibag
pesemaian benih hendaknya ditinggikan 30-40 cm dari tanah
sekitarnya. Tujuannya adalah agar tidak tergenang air di saat
musim hujan.
Untuk membuat bedengan ini, cobalah perhatiakan
beberapa panduan berikut ini :
a) Bedengan dapat dibuat dalam bentuk segi empat,
panjang 4-6 m dan lebar 1 m.
b) Bagian tepi bedengan hendaknya diberi penyekat dan
belahan bambu agar polibagyang berisi bibit dapat
berdiri dengan tegak.
c) Semua jenis rumput atau gulma dibersihkan dari
sekitar pesemaian agar tidak menjadi inang bagi bibit
dan penyakit.
d) Untuk penutup, biasanya berbentuk melengkung
(setengah lingkaran) dengan kerangka dari bambu.
e) Alat yang digunakan sebagai penutup biasanya adalah
plastik transparan atau kain kasa. Di musim
penghujan, sebaiknya menggunakan plastik
transparan agar suhunya tetap stabil tidak
terpengaruhi oleh cuaca di luar. Adapun kain kasa,
lebih cocok dipasang dimusim kemarau, karena
lubang-lubang kecil pada kain kasa berfungsi sebagai
lubang sirkulasi udara.
14
juga jika menggunakan pupuk, sebaiknya pupuk yang
sudah halus, gembur, dan mirip dengan tanah.
b) Campurannya bisa berupa tanah, pasir dan pupuk
kandang atau kompos asal perbandingannya sesuai,
misalkan 1:1:1 untuk mendapatkan hasil bibit melon
yang kekar dan sehat, maka komposisi media semai
yang tepat terdiri dari campuran tanah, pupuk
kandang, pupuk SP-36 atau NPK, dan ditambah
dengan sedikit furadan dab 3G. tentu saja harus
diaduk secara rata.
c) Langkah berikutnya adalah memasukan campuran
tersebut ke dalam polibag berukuran 6 x 6 atau 8 x 12
cm.
d) Bagian bawah polibag harus diberi lubang, agar air
siraman yang terlalu banyak dapat langsung mengalir
ke luar melalui lubang tersebut.
e) Polibag sebaiknya berwarna hitam, karena warna
hitam dapat menyerap panas lebih banyak sehingga
akan menambah bagus kondisi tanah tempat
persemaian.
15
rebah. Tinggi timbunan diusahakan tidak terlalu
tinggi, sekitar 1 cm, karena jika terlalu tinggi dapat
meenyebabkan benih membusuk atau rusak.
e) Kantong polibag harus memiliki lubang pada bagian
dasar sebagai jalan keluar bagi air siraman yang
terlalu banyak.
4. Pemeliharaan pembibitan/penyemaian
Setelah benih disemai di polibag akan tumbuh menjadi
calon bibit dan harus mendapatkan pemeliharaan yang baik
agar menjadi bibit melon yang sehat dan kekar. Baiknya
kualitas bibit melon pasti akan berpengaruh kepada hasil
melon di masa mendatang.
16
b) Penjarangan
Penjarangan dilakukan dengan tujuan untuk
menyiapkan bibit-bibit yang sehat dan kekar untuk
ditanam. Penjarangan ini mulai dilakukan 3 hari
sebelum penanaman bibit ke lapangan. Bibit yang
mempunyai pertumbuhan seragam dikumpulkan
menjadi satu. Bibit-bibit yang pertumbuhannya tidak
baik disingkirkan dan tidak ditanam. Hal ini
dilakukan agar bibit-bibit yang ditanam benar-benar
memiliki kualitas yang paling baik.
c) Pemupukan
Untuk pertumbuhan vegetatif bibit dapat dipacu
dengan penyemprotan pupuk daun yang mengandung
unsur nitrogen tinggi. Pupuk daun cukup dilakukan
satu kali, yaitu pada saat umur bibit 7-9 HSS dengan
konsentrasi 1,0 -1,5 gram/ liter. Jenis pupuk yang
dapat dilakukan selain pupuk kandang adalah pupuk
NPK yang telah dicairkan dengan konsentrasi 5 g
NPK/liter air (setiap bibit memerlukan 12-20 ml
pupuk cair) dan disiramkan pada media tanah.
Artinya pemberian pupuk anorganik tidak
mutlak harus dilakukan atau bahkan diusahakan untuk
dihindari. Lebih baik mengunakan pupuk organik
(pupuk kandang) yang tidak meninggalkan sisa
berbahaya pada hasil panen nantinya. Jika tanah
masih menyediakan unsur hara itu saja sudah cukup.
17
terbakar (plasmolosis). Penyemprotan ini dilakukan
terutama pada saat 2-3 hari sebelum bibit ditanam di
lapangan. Contoh peptisida yang digunakan adalah
insektisida dicarzot 0,5 g/liter dan fungisida previcur
N 1,0 ml/liter.
5. Pemindahan bibit
Bibit melon dipindahkan ke lapangan apabila sudah
berdaun 4-5 helai atau tanaman melon telah berusia 10-12
hari. Cara pemindahan tidak berbeda dengan cara
pemindahan tanaman lainnya., yaitu kantong plastik polibag
dibuang secara hati-hati lalu bibit berikut tanahnya ditanam
pada bedengan yang sudah dilubangi sebelumnya. Perlu juga
diperhatikan bahwa bedenganpun jangan sampai kekurangan
air.
18
b. Analisis tanah
c. Penetapan waktu/jadwal tanam
d. Penetapan luas areal penanaman
e. Pengaturan volume produksi
2. Pembukaan lahan
a. Pembajakan
b. Penggarukan dan pencangkulan lahan serta waktu lahan
siap tanam.
3. Pembentukan bedengan
4. Pengapuran
5. Pemberian pupuk
a. Pupuk organic
b. Pupuk anorganik (kimia)
6. Pemasangan mulsa plastik hitam-perak (PHP)
19
b. Hasil panen tidak maksimal, karena beresiko
terserang penyakit dan hama.
c. Pertumbuhan akan terganggu.
2. Jarak Tanam
Umumnya jarak tanam tanaman melon adalah 70cm
x 60cm. Namun, jarak tanam tanaman melon juga harus
disesuaikan dengan varietas melon. Jarak tanam harus
sangat diperhatikan karena jika jarak tanam terlalu dekat,
maka tanaman melon tidak akan tumbuh secara optimal.
Sedangkan jika jarak tanam terlalu enggang, maka
penggunaan tanah menjadi kurang produktif. Supaya
jarak tanam menjadi ideal dan ukurannya sama, sebaiknya
memakai alat bantu seperti tali rafia yang dibentangkan di
kedua sisi bedengan.
20
4. Cara Penanaman
Petani harus memilah dahulu bibit mana yang siap
untuk dipindahkan dan ditanam di lahan. Bibit yang
ditanam adalah bibit yang sehat, pertumbuhannya
seragam, dan sudah berdaun setidaknya 4 helai. Bibit
akan lebih baik jika ditanam di media tanam polybag
yang sebelumnya polybag tersebut direndam di dalam
larutan Agrimycin denga konsentrasi 1-2 gr/liter air.hal
itu dilakukan untuk mencegah tumbuhnya patogen saat
sudah dipindahkan ke lahan. Bibit dipindahkan ke lahan
dengan cara menyobek polybag, lalu bibit beserta tanah
dari polybag dipindahkan pada lubang yang telah ditugal.
Setelah itu tutup kembali dengan tanah. Penanaman bibit
dilakukan sampai batas leher akar.
Setelah bibit ditanam, lahan diusahakan selalu
dalam keadaan lembab, caranya adalah selalu siram
secara berkala dan secukupnya. Cara pengairan bibit yang
baru ditanam pada musim hujan berbeda dengan musim
kemarau. Pada musim hujan, bibit tidak perlu diairi lagi,
tetapi salurn drainasenya harus bagus untuk menghindari
air yang menggenang. Sebaliknya, jika penanaman
dilakukan pada musim kemarau perlu dilakukan
penyiraman dengan cara mengalirkan air melalui selokan
antar bedengan hingga ketinggian ¾ tinggi bedengan.
21
1. Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan dan penyulaman dilakukan bila dalam
waktu 2 minggu setelah tanam, bibit tidak menunjukkan
pertumbuhan normal. Tanaman dicabut beserta akarnya
kemudian diganti dengan bibit yang baru. Hal tersebut
dilakukan selama 3-5 hari. Setelah selesai penjarangan
dan penyulaman tanaman baru harus disiram air.
Kegiatan penyulaman sebaiknya dilakukan pada
sore hari agar tanaman tidak mengalami stres karena
panas matahari. Umur bibit yang digunakan sebagai bibit
sulaman sebaiknya sama dengan yang lainnya. Untuk itu,
diperlukan bibit cadangan sebanyak 10% saat pembibitan.
2. Penyiangan
Pada budidaya melon sistem mulsa PHP,
penyiangannya dilakukan pada lubang tanam dan parit di
antara dua bedengan. Gulma yang tidak dibersihkan
menyebabkan lingkungan di sekitar tanaman menjadi
lembab, sehingga merangsang penyakit dan jamur.
Pemberantasan gulma dapat dilakukan dengan cara
manual, yaitu dengan mencabut semua gulma yang
tumbuh di sekitar perakaran tanaman melon. Sedangkan
untuk gulma yang tumbuh di selokan, dilakukan dengan
cara menyemprotkan herbisida atau menggunakan
cangkul.
3. Pembubunan
Tahap awal pembubunan dilakukan dengan cara
pemupukan dan membersihkan hama di lahan itu. Saat
melakukan pemupukan, tanah yang sebelumnya sudah
diolah, telah dikelentang selama 2 minggu.
22
4. Perempalan
Perempalan atau pangkas daun dilakukan terhadap
tunas/cabang air yang bukan merupakan cabang utama.
Jadi, maksud perempalan di sini adalah membuang
bagian tanaman melon yang tidak berguna. Sinar
matahari harus mampu mecapai pangkal batang tanaman
melon. Untuk itu, diperlukan pemangkasan daun.
Pemangkasan dua daun terbawah dilakukan saat
tanaman memiliki 12 helai daun. Pemangkasan kedua
dilakukan saat tanaman memiliki 15 helai daun dengan
memotong dua helai daun atasnya. Pemangkasan ketiga
dilakukan sekitar tujuh hari sebelum buah dipanen.
Semua daun di bawah buah dipangkas agar jaring pada
kulit buah lebih cerah dan kering, juga untuk mencegah
serangan ulat daun.
5. Pemupukan
Pemupukan susulan dilakukan secara bertahap dan
sifatnya hanya penunjang. Caranya sebarkan merata di
atas tanah bedengan pada pinggir kiri dan kanan nya (10-
15 cm), kemudian tanah dibalik dengan hati-hati agar
pupuk bisa aman terpendam di dalam tanah. Pupuk yang
diberikan berupa pupuk NPK dan KNO3. Pupuk tersebut
diberikan dalam bentuk larutan dengan cara dikucurkan di
sekitar pangkal batang tanaman.
Pupuk susulan berupa pupuk NPK (20 gr/liter air)
diberikan dengan cara dikucurkan pada pangkal batang
tanaman yang telah berumur 7, 21, dan 28 hari. Untuk
tanaman melon yang berumur 14 hari diberi pupuk NPK
dengan konsentrasi 40 gr/liter air. Setiap tanaman
diberikan 250 ml larutan pupuk. Pupuk daun mulai
diberikan pada tanaman yang mulai berumur 7 hari
dengan interval 7-15 hari sekali seuai dengan kebutuhna
23
tanaman. Konsentrasi larutan berkisar antara 2-3 cc
larutan/liter air dan dapat juga ditambahkan insektisida
atau fungisida bila diperlukan. Agar pupuk tidak tebawa
air saat musim hujan, maka perlu ditambahkan perekat,
misalnya agristik.
b. Penyiraman
Tanaman disiram sejak masa pertumbuhan
sampai denga tanaman akan dipetik buahnya. Saat
menyiram jangan sampai air membasahi daun dan
air dari tanah jangan terkena daun dan buahnya.
24
Tujuannya agar tanaman tidak terjangkit penyakit
yang berasal dari percikan tersebut. Penyiraman
dilakukan pagi atau malam hari.
b. Penyemprotan fungisida
Fungisida Previcur N dengan konsentrasi 2-
3 ml/liter apabila serangan telah melewati ambang
ekonomi.
8. Pemeliharaan Lain
a. Pemasangan ajir
Ajir untuk rambatan dapat dipasang setelah
selesai membuat pembubunan dan selesai
mensterilkan kebun dari bibit penyakit dan hama.
Ajir juga dapat dipasang sesudah bibit ditanam
dan sudah mengeluarkan sulur kira-kira tingginya
50 cm. Tempat ditancapkannya ajir dengan jarak
kira-kira 25 cm dari pinggir guludan.
b. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk memelihara
cabang sesuai dengan yang dikehendai. Tinggi
25
tanaman dibuat rata-rata antara titik ke-20 sampai
ke-25. Pemangkasan dilakukan bila cuaca kering
dan cerah.
26
dewasa mempunyai sayap & berwarna agak
kehitaman.
b. Gejala: Daun tanaman menggulung & pucuk
tanaman menjadi kering akibat cairan daun yg
dihisap hama.
c. Pengendalian:
gulma harus selalu dibersihkan agar tidak
menjadi inang hama
tanaman melon yg terserang parah harus
disemprot secara serempak dengan
insektisida Perfekthion 400 EC
(dimethoate) dengan konsentrasi 1,0–2,0
ml/liter
tanaman yg telah terjangkit virus harus
dicabut & dibakar (dimusnahkan).
27
3. Ulat Daun (Palpita sp.)
a. Ciri: Ulat ini berwarna hijau dan sering kali dapat
ditemukan di bawah permukaan daun bagian
bawah.
b. Gejala: Daun yang diserang akan tampak
menggulung. Kadang kala hama ini memakan
daun, sehinggan daun menjadi berlubang.
c. Pengendalian: Melakukan penyemprotan
menggunakan insektisida berbahan aktif
batasiflutrin dengan dosis 25 gr/liter air.
1. Layu Bakteri
a. Penyebab: Bakteri Erwina tracheiphila E.F.Sm.
Penyakit ini dapat disebarkan dengan perantara
kumbang daun oteng-oteng (Aulacophora
femoralis Motschulsky).
b. Gejala: Daun & cabang layu & terjadi
pengkerutan pada daun, warna daun menguning,
mengering & akhirnya mati; daun tanaman layu
satu per satu, meskipun warnanya tetap hijau,
kemudian tanaman layu secara keseluruhan.
Apabila batang tanaman yg dipotong melintang
akan mengeluarkan lendir putih kental & lengket
bahkan dapat ditarik seperti benang.
c. Pengendalian:
Sebelum ditanami, lahan disterilisasi
dengan Basamid G dengan dosis 40 g/m 2
Benih di rendam dalam bakterisida
Agrimyciin (oxytetracycline &
streptomycin sulfate) atau Agrept
(streptomycin sulfate) dengan konsentrasi
1,2 gram/liter
28
2. Penyakit busuk pangkal batang (gummy stem bligt)
a. Penyebab: Penyebab penyakit ini adalah
Cendawan Mycophaerekka melonis (Passerini)
Chiu et Walker.
b. Gejala: Pangkal batang yg terserang mula-mula
seperti tercelup minyak kemudian keluar lendir
berwarna merah coklat & kemudian tanaman layu
& mati; daun tanaman yg terserang akan
mengering apabila diremas seperti kerupuk &
berbunyi kresek-kresek apabila diterpa angin.
c. Pengendalian: Penggunaan mulsa PHP untuk
mencegah kelembaban di sekitar pangkal batang
& mencegah luka di perakaran maupun pangkal
batang pohon melon karena penyiangan; daun-
daun tanaman yg terserang dibersihkan lalu
disemprot dengan fungisida Derasol 500 SC
(carbendazim) dengan konsentrasi 1–2
ml/liter; pangkal batang yg terserang dioles
dengan larutan fungisida Calixin 750 EC
(tridemorph) dengan konsentrasi 5 m/liter.
3.2.3. Gulma
29
– hati dalam memilih dan menggunakan herbisida. Memperhatikan
cara pemakaian herbisida dengan benar sangatlah dianjurkan.
Tujuan pembersihan gulma antara lain untuk mengurangi
tumbuhan pengganggu yang akan menjadi pesaing tanaman utama.
Selain itu juga karena gulma merupakan inang alternetif dan
tempat persembunyian hama penyakit.
30
3.3.2. Cara Pemetikan
31
3.4 Penanganan Pasca Panen
Pasca panen merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan setelah
melon dipanen. Kesalahan penanganan dalam pascapanen akan
mempengaruhi kualitas atau penampilan buah melon.
3.4.1. Pengumpulan
32
tanaman belum saatnya dipanen tapi telah mati terlebih
dahulu akibat serangan hama.
Dengan dilakukan penggolongan (grading), maka akan
diperoleh beberapa keuntungan yaitu:
Harga yang diperoleh dapat lebih tinggi dibandingkan
dengan harga rata-rata yang diperoleh apabila grading tidak
dilakukan.
Memberikan kemudahan bagi pembeli untuk bisa
mendapatkan buah dengan kualitas yang dikehendaki.
Dapat melindungi konsumen dari kekeliruan memilih buah
yang diinginkan.
Stabilitas dan tingkat haga yang lebih tinggi, lebih terjamin,
karena keseragaman buah menentukan tingkat harga
berdasarkan kelasnya.
Dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
3.4.3. Penyimpanan
Buah melon yang sudah dipetik tidak boleh ditumpuk satu
sama lain, dan buah yang belum teangkut dapat disimpan dalam
gudang penyimpanan. Buah ditata secara rapi dengan dilapisi
jerami kering. Tempat penyimpanan buah harus bersih, kering dan
bebas dari hama, seperti kecoa dan tikus. Melon yang sudah terlalu
masak jangan disatukan dengan buah yang setengah masak
(mengkal). Bila ada buah yang mulai busuk harus dijauhkan dari
tempat penyimpanan.
Ada beberapa cara penyimpanan dan pengawetan buah melon
yang dapat dilakukan agar buah melon tetap segar dan berkualitas
baik dalam jangka waktu yang relatih lama. Bebeapa cara
penyimpanan itu sendiri dengan suhu endah, penggunaan bahan
kimia, kondisi vakum udara, radiasi, control atmosfer, dan
timbunan es.
33
3.4.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Kemasan buah melon dapat dibuat dari kayu biasa yang
banyak memiliki lubang angin. Cara penyusunannya dengan
meletakkan jerami yang cukup tebal pada bagian dasar kotak.
Kemudian setelah melon diletakkan, melon diberikan jerami
kembali pada bagian atasnya. Sebelum kotak ditutup, buah melon
diberi lapisan jerami lagi. Selain menggunakan kotak, pengemasan
dapat menggunakan rajutan benang yang mirip jala, kemudian
dimasukkan dalam kemasan karton. Dengan kemasan yang seperti
ini akan lebh terjamin dibandingkan dengan menggunakan kotak
dari kayu (cara tradisional).
Pengangkutan buah melon baik yang dilakukan dari lokasi
kebun ke gudang maupun dari gudang ke tempat pemasaran harus
dilakukan dengan baik dan hati-hati agar buah melon tidak
mengalami pelukaan, memar, ataupun pecah. Buah yang luka,
memar ataupun pecah akan cepat mengalami pembusukkan, karena
pathogen mudah menginfeksi buah melalui luka yang ada. Buah
yang akan diekspor biasanya dipak secara khusus dengan peti
kemas yang terbuat dari kayu, karton atau kotak plastik. Di kargo
pesawat, peti kemas melon dimasukkan ke dalam container
pendingin agar buah tetap segar sampai ke tempat tujuan.
3.4.5. Pemasaran
Pemasaran merupakan kegiatan akhir dari penanganan
pascapanen yang dilakukan oleh petani produsen terhadap
konsumen. Pemasaran bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen terhadap buah melon.
Perubahan atau pengolahan buah melon segar menjadi
produk lain sangat berguna untuk memenuhi keinginan konsumen
yang beragam. Bentuk olahan yang sering ditemui dipasar yaitu
jus, sirup, sari buah, es krim, permen, dan sebagainya.
34
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Petani harus memahami cara-cara budidaya melon yang baik dan benar
agar budidaya melon tersebut dapat berkembang menjadi usaha skala
agribisnis yang dapat menguntungkan dan meningkatkan kesejahteraan
hidup petani melon.
35
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2014, Desember 6). Contoh Makalah, Pusat Makalah Paling Lengkap.
Retrieved from PUSAT MAKALAH Contoh Makalah, Pusat Makalah
Paling Lengkap: http://www.pusatmakalah.com/2014/12/makalah-hama-
dan-penyakit-pada-tumbuhan.html