Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH BUDIDAYA TANAMAN BUAH MELON (Cucumis

melo L.)

Diajukan untuk mata kuliah Produksi Tanaman Hortikultura

Dosen Pengampu : Imas Rohmawati S.P., M.Si.

Disusun oleh:

Andarini Sarasati 4441141934


Diene Hizrahillah 4441141975
Fitri Hoerunnisa 4441142012
Marisa Dina 4441142012

Kelas: V-B

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2016
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah S.W.T. yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Budidaya Tanaman Buah Melon”. Tak lupa
kami berterima kasih kepada Ibu Imas Rohmawati S.P., M.Si. selaku dosen mata
kuliah Produksi Tanaman Hortikultura. Makalah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari kelompok sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Serang, 23 Oktober 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Singkat Melon ............................................................................. 3


2.2 Taksonomi Tanaman Melon ..................................................................... 3
2.3 Morfologi Tanaman Melon ...................................................................... 3
2.4 Kandungan Gizi ........................................................................................ 6
2.5 Varietas ( Jenis ) Tanaman ....................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN

3.1 Teknik Budidaya Tanaman....................................................................... 9


3.1.1. Syarat Tumbuh Tanaman Melon ....................................................... 9
3.1.2. Pembibitan Melon ........................................................................... 12
3.1.3. Pengolahan Tanah ........................................................................... 18
3.1.4. Teknik Penanaman .......................................................................... 19
3.1.5. Pemeliharaan Tanaman ................................................................... 21
3.2 Pengendalian Hama dan Penyakit .......................................................... 26
3.2.1. Hama Tanaman ............................................................................... 26
3.2.2. Penyakit Tanaman ........................................................................... 28
3.2.3. Gulma .............................................................................................. 29
3.3 Waktu Panen........................................................................................... 30
3.3.1. Ciri dan Unsur Panen ...................................................................... 30
3.3.2. Cara Pemetikan ............................................................................... 31

ii
3.3.3. Periode Panen .................................................................................. 31
3.3.4. Perkiraan Produksi .......................................................................... 31
3.4 Penanganan Pasca Panen ........................................................................ 32
3.4.1. Pengumpulan ................................................................................... 32
3.4.2. Penyortiran dan Penggolongan ....................................................... 32
3.4.3. Penyimpanan ................................................................................... 33
3.4.4. Pengemasan dan Pengangkutan ...................................................... 34
3.4.5. Pemasaran ....................................................................................... 34
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 35


4.2 Saran ....................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebelum tahun 1980, buah melon (yang banyak dimanfaatkan sebagai


makanan buah segar dengan kandungan vitamin C yang cukup tinggi)
hadir di Indonesia sebagai buah impor. Selanjutnya banyak perusahaan
agrobisnis yang mencoba menanam melon untuk dibudidayakan di daerah
Cisarua (Bogor) dan Kalianda (Lampung) dengan varietas melon dari
Amerika, Taiwan, Jepang, Cina, Perancis, Denmark, Belanda, dan Jerman.
Setelah itu kemudian melon berkembang di daerah Ngawi, Madiun,
Ponorogo, sampai wilayah eks-keresidenan Surakarta (Sragen, Sukoharjo,
Boyolali, Karanganyar dan Klaten). Bahkan daerah-daerah tersebut saat ini
merupakan pemasok buah melon terbesar dibandingkan dengan daerah
asal melon pertama.
Melon adalah tanaman semusim yang tumbuh merambat, berbatang
lunak, dari setiap pangkal tangkai daun pada batang bagian utama tumbuh
tunas lateral. Dari tunas lateral inilah tumbuh bunga betina (bakal buah)
yang biasanya bisa menghasilkan satu sampai dua calon buah melon.
Apakah semuanya akan menjadi buah ? Jawabannya belum tentu. Calon
buah yang belum sempat diserbuki akan gugur. Dari sinilah kita perlu
melakukan perempalan tunas lateral, kecuali bagi tunas lateral yang dipilih
untuk dijadikan buah.
Membudidayakan tanaman melon cukup menjanjikan. Keuntungannya
lebih besar dibanding ketika bertani komoditas tanaman pangan yang lain.
Namun dibalik itu resiko kegagalannya pun juga senantiasa membayang-
bayangi para petani. Oleh karena itu dalam bertani melon mutlak
memerlukan penguasaan teknologi budidaya hortikultura secara matang,
intensif, dan cermat. Untuk mendukung pengembangan budidaya melon
secara intensif dalam skala agribisnis, diperlukan ketersediaan paket
teknologi budidaya dan pasca panen yang memadai juga berbentuk
informasi kelayakan aspek teknis, ekonomis, maupun sosial budaya dari

1
komoditas ini. Budidaya melon dapat diarahkan pada upaya menunjang
peningkatan pendapatan petani, perbaikan gizi masyarakat, pengurangan
impor dan peningkatan ekspor, perluasan kesempatan kerja dan
wirausahtani, peningkatan kualitas lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana teknik budidaya tanaman buah melon ?


2. Bagaimana cara pengendalian hama dan penyakit pada tanaman
buah melon ?
3. Kapan waktu panen yang tepat untuk menghasilkan tanaman buah
melon yang baik ?
4. Bagaimana penanganan pasca panen pada tanaman buah melon ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman buah melon.


2. Untuk mengetahui cara pengendalian hama dan penyakit pada
tanaman buah melon.
3. Untuk mengetahui waktu panen pada tanaman buah melon.
4. Untuk mengetahui penanganan pasca panen pada tanaman buah
melon.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Singkat Melon

Melon merupakan tanaman buah termasuk famili Cucurbitaceae. Nama


latinnya Cucumis melo L. Banyak yang mengatakan buah melon berasal
dari Lembah Panas, Persia atau derah Merditerania yang merupakan
perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa dan Afrika.Tanaman ini
akhirnya tesebar luas ke Timur Tengah dan Eropa. Pada abad ke-14 melon
dibawa ke Amerika oleh Colombus dan akhirnya ditanam luas di
Colorado, California, dan Texas. Akhirnya, melon tersebar ke seluruh
penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis termasuk Indonesia.

2.2 Taksonomi Tanaman Melon

Kingdom : Plantarum
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dikotiledoneae
Sub-kelas : Sympetalae
Ordo : Cucurbitales
Family : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis melo L.

2.3 Morfologi Tanaman Melon

Morfologi disini adalah bentuk fisik dari susunan tanaman melon. Jika
dirinci, setidaknya dapat dilihat bagaimana bentuk tanamannya, akar,
batang, daun, bunga, dan buahnya.

a. Bentuk Tanaman
Tanaman melon akan tumbuh menjalar di atas permukaan
tanah. Dengan demikian biasanya dirambatkan pada turus bamboo
atau ajir. Jika dibiarkan tumbuh, tanaman melon akan menjalar dan

3
akan membentuk cabang yang banyak. Dari cabang itu akan
tumbuh bunga yang kelak akan menjadi buah jika telah terjadi
persilangan antara bunga jantan dan bunga betina. Tanaman ini
mampu mencapai ketinggian 2 meter. Untuk itu para petani perlu
melakukan pemangkasan agar tidak tumbuh terlalu tinggi.

b. Akar
Akar tanaman melon menyebar horizontal ke arah pinggir,
bukan vertikal menembus ke dalam. Akarnya bercabang dan
berambut-berambut menyebar kesegala arah. Jika diperkirakan,
kedalaman akarnya menembus tanah sekitar 15-30 cm.

c. Batang
Batang tanaman melon pertumbuhannya tidak lurus, bahkan
batang yang tumbuh dari batang utama pertumbuhannya ke
samping. Batang ini berbentuk segilima agak bulat. Adapun
permukaanya sedikit lunak, berbulu, dan berwarna hijau muda.

d. Daun
Permukaan daun melon terdapat banyak bulu, tepinya tidak rata
(bergerigi), memiliki sudut lima, dan berbentuk agak bulat.
Susunannya berselang-seling antara susunan yang ada dibawahnya
dengan yang tumbuh di atasnya. Hal menarik dari tanaman ini
adalah pada setiap ketiak daunnya tumbuh sulur yang berfungsi
sebagai alat untuk menjalar.

e. Bunga
Jika dibandingkan bunga melon dengan bunga semangka
memang tidaklah jauh berbeda. Paling yang membuat khas bunga
melon adalah bentuknya yang menyerupai lonceng dan berwana
kuning sedikit cerah. Bunga melon ini kebanyakan bersifat
monoseksual monoesius, sehingga dalam penyer-bukannya
memerlukan bantuan pihak luar. Oleh karena itu lebah sangat
berperan penting dalam proses penyerbukan bunga melon. Jumlah

4
bunganya banyak, hampir tumbuh pada setiap ketiak daun. Bunga
betina yang dibuahi akan berkembang hingga menjadi buah. Lantas
kemana bunga yang tidak dibuahi ? Bunga yang tidak dibuahi
dalam beberapa hari akan layu dan gugur.
Bunga jantan terdapat pada pangkal tangkai ketiak daun.
Dibawah mahkota bunga tidak terdapat bakal buah. Setelah bunga
jantan ini mekar, maka 2 (dua) hari kemudian akan layu dan gugur.
Adapun bunga betina umumnya muncul dari pertumbuhan tunas
lateral pada ketiak daun dari batang utama. Jadi setiap tunas lateral
yang tumbuh dan berkembang akan memunculkan bunga betina.
Itulah sebabnya tunas lateral pada daun pertama hingga ke-8 harus
dipangkas. Dibawah mahkota bunga terdapat bakal buah. Bakal
buah inilah yang membedakan dengan bunga jantan. Bunga betina
yang diserbuki akan berkembang menjadi buah dan yang gagal
diserbuki akan gugur dalam waktu lebih kurang 3 hari.

f. Buah
Buah melon sangatlah beragam, tergantung dari varietasnya,
baik ukuran, bentuk buah, rasa, aroma, dan permukaan kulit buah.
Contohnya pada varietas Sky Rocket dan Action 434 memiliki
jaring (net) pada permukaan kulit buahnya. Beda lagi dengan
varietas Sun, yang permukaanya halus. Bentuk buahnya pun
beragam. Ada yang bulat seperti varietas Sky Rocket, Silver Light,
dan Jade Beauty ; Ada juga yang bulat lonjong (menyerupai oval)
seperti pada varietas Sun Lady dan New Century.
Daging buah melon pun memiliki warna yang bermacam –
macam, tergantung dari varietasnya. Ada yang memiliki warna
daging buah hijau muda, putih susu, kuning muda, jingga, dan lain
sebagainya. Daging buah yang paling banyak ditemukan di
Indonesia adalah yang berwarna hijau muda, yakni untuk varietas
Sky Rocket.

5
Kita bisa memanen buah melon biasanya ketika berusia 65 – 75
hari setalah pindah tanam. Tapi, sebetulnya usianya beragam juga,
tergantung varietas dan ketinggian tempat tumbuhnya. Contohnya
melon yang tumbuh di dataran rendah lebih cepat dipanen dari
pada yang tumbuh di dataran tinggi. Buah yang siap panen adalah
bila telah terjadi keretakan menyerupai bentuk cincin pada tangkat
buahnya (mengelilingi tangkai buahnya) dan mulai mengeluarkan
aroma harum. Bisa juga dengan cara memukul – mukul
menggunakan jari tangan. Bila berbunyi nyaring berarti sudah tua.

2.4 Kandungan Gizi

Melon memiliki banyak sekali kandungan gizi yang tentu saja


bermanfaat bagi tubuh kita. Diantara kandungan gizi itu adalah kalori,
protein, kalsium, vitamin A, vitamin C, Thiamin, Ribloflavin, Niacin,
Karbohidrat, zat besi, Nicotinamida, air, dan mengandung serat. Contoh
vitamin dalam melon yang bermanfaat bagi tubuh untuk mencegah
beragam penyakit, seperti beri-beri, sariawan, luka pada tepi mulut,
penyakit mata, dan radang saraf.

2.5 Varietas ( Jenis ) Tanaman

Buah melon terdiri dari berbagai jenis yang beragam. Namun, jika kita
membagi berdasarkan penampakan luarnya, dapat kita bedakan menjadi
dua jenis yaitu melon yang memiliki jaring (net) pada kulit buahnya dan
yang tidak memiliki jaring. Biasanya para petani tidak banyak yang
mengenal berbagai varietas melon, karena mereka hanya menanam melon
yang mereka sukai dan lumrah ditanam di Indonesia. Di samping itu, para
petani juga akan menanam melon yang memang diminta oleh konsumen.
Berikut beberapa jenis melon yang diminati oleh para petani ( samadi,
2007).

a. Varietas Sky Rocket


Asal benih : Taiwan
Jenis : Hibrida F1

6
Bentuk buah : Bulat
Kulit buah : Warna hijau kekuningan, jaringnya bagus
Daging buah : Warna hijau muda, tebal, serat halus, dan
rasanya manis, kadar gula 14-15%
Berat buah : 1,5 – 2 kg
Ketahanan : Relatif bisa bertahan terhadap penyakit tepung
Adaptasi : Cocok ditanam pada musim kemarau dan musim
hujan
Umur panen : 45-50 hari setelah berbunga

b. Varietas Ten Me
Asal benih : Taiwan
Jenis : Hibrida F1
Bentuk buah : Lonjong
Kulit buah : Warna putih krem, berjaring halus.
Daging buah : Warna putih, tebal, serat halus, rasa manis, kadar
gula 14-16%
Berat buah : 1,5 kg
Ketahanan :-
Adaptasi : Cocok ditanam pada berbagai ketinggian tempat (0-
800 mil dpl) paling bagus jika di tanam pada
ketinggian 400-500 dpl.
Umur panen : 45-50 hari setelah berbunga.

c. Varietas Meteor 92
Asal benih : Bangkok, Thailand
Jenis : Hibrida F1
Bentuk buah : Bulat
Kulit buah : Warna hijau kekuningan, berjaring halus.
Daging buah : Warna hijau muda, rasa manis.
Berat buah : 2 – 3 kg
Ketahanan : Tahan Terhadap penyakit powdery mildew dan
kelayuan.

7
Adaptasi : Cocok ditanam pada dataran rendah
Umur panen : Selama 65 hari setelah pindah tanam.

Masih banyak varietas melon lainnya, disamping yang disebutkan


diatas. Hal inilah yang membuktikan bahwa melon itu memiliki ragam
yang banyak. Contoh lainnya adalah Varietas Jade Dew, Varietas Melody,
Varietas jade, Varietas Honey World, Varietas New Century, Varietas
Antumn Favor, Varietas Sun Rise, dll.

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Teknik Budidaya Tanaman

3.1.1. Syarat Tumbuh Tanaman Melon


Melon memiliki persyaratan khusus agar bisa tumbuh dengan
baik. Diantara faktor yang mempengaruhi pertumbuhan melon
adalah iklim, kelembaban, intensitas sinar matahari, dan angin.
Semua faktor tersebut sulit dikendalikan oleh manusia karena
faktor alam berada diluar kekuasaan manusia. Oleh karenanya para
petani harus pandai dalam memilih tempat yang sesuai untuk
bercocok tanam melon.
Demikian juga dengan tanah, tanah merupakan faktor yang
sangat penting dalam mendukung pertumbuhan tanaman melon
misalnya, melon harus tumbuh ditanah yang derajat
keasamannya(pH tanah) cocok, jangan terlalu asam juga dan
jangan pula yang keasamannya rendah. Diantara faktor tanah yang
menjadi syarat tumbuh melon adalah keadaan atau sifat fisik tanah,
dan ketinggian tanah dari permukaan laut.

a. Keadaan iklim
Angin yang bertiup cukup keras dapat merusak
pertanaman melon, mematahkan tangkai daun, tangkai
buah, dan batang tanaman. Angin yang terlalu kencang
juga dapat menyebabkan terjadinya penguapan air tanah,
yang pada akhirnya tanah akan kekurangan air dan
tanaman menjadi layu. Begitu juga angin dapat
mengganggu lebah dalam proses penyerbukan produksi
buah menurun, artinya para petani harus memperhatikan
hal ini dengan sangat baik.
Hujan yang terus-menerus akan menggugurkan
calon buah yang sudah terbentuk dan dapat pula
menjadikan kondisi lingkungan menguntungkan bagi

9
pathogen yang merusak tanaman. Saat tanaman melon
menjelang panen, akan mengurangi kadar gula dalam
buah, sehingga rasanya kurang manis.
Tanaman melon memerlukan penyinaran matahari
penuh selama pertumbuhannya. Tanaman melon
menghendaki yang lama berkisar10-12 jam per hari.
Daerah dataran tinggi pada umumnya lebih banyak
mendapatkan sinar matahari, namun didataran rendahpun
tanaman melon bisa tumbuh dengan baik. Apabila pada
awal pertumbuhannya tanaman melon kurang
mendapatkan sinar matahari, maka tanaman melon akan
tumbuh memanjang, jangkung, lemah, sehingga mudah
terserang penyakit. Sementara apabila pada periode
pembentukan buah melon kurang mendapat sinar
matahari maka buah yang dihasilkan biasanya kurang
manis, jadi sinar matahari yang harus cukup. Oleh karena
itu, lokasi kebun yang dijadikan tempat menanam melon
harus langsung dapat disinar matahari.
Tanaman melon memerlukan suhu yang sejuk dan
kering untuk pertumbuhannya. Suhu pertumbuhan untuk
tanaman melon antara 25030 derajat celcius. Tanaman
melon tidak dapat tumbuh apabila kurang dari 18 derajat
celcius. Tapi rata-rata suhu udara di Indonesia memenuhi
syarat untuk mendukung pertumbuhan tanaman melon.
Kelembaban udara secara tidak langsung
mempengaruhi pertumbuhan tanaman melon. Dalam
kelembaban yang tinggi tanaman melon mudah diserang
penyakit. Terutama yang disebabkan oleh fungi atau
jamur. Kelembaban udara yang disukai melon berkisar
antara 70-80%. Oleh karena itu, sebaiknya penanaman
melon dilakukan pada musim kemarau, karena

10
keadaannya cerah, kelembaban rendah, dan dapat
langsung mendapatkan sinar matahari dengan sempurna.

b. Media tanam (keadaan tanah)


Tanah yang baik untuk budidaya tanaman melon
ialah tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan
organik untuk memudarkan akar tanaman melon
berkembang. Tanaman melon tidak menyukai tanah yang
terlalu basah. Oleh karena itu tanah untuk pertumbuhan
melon tidak harus tanah sawah tetapi bisa saja tanah darat
yang sistem pengairannya bagus.tanah yang bagus seperti
itu dapat tercipta apabila sistem konservasi (perbaikan
pengolahan) tanah dilakukan secara benar.
Tanaman melon akan tumbuh baik apabila
keasamannya (pH tanah) 6,0 -6,8. Tanah yang tingkat
keasamannya rendah akan menyebabkan tanaman melon
tumbuh tidak normal, karena kurangnya beberapa unsur
hara yang diperlukan oleh tanaman. Tanaman bisa
tumbuh tidak sehat, daunnya menguning, kemudian
mengering, dan akhirnya mati. Begitu juga jika tanah
terlalu asam, maka sebagian unsur hara yang ada di dalam
tanah tidak akan terserap oleh akar tanaman., karena
unsur hara yang ada diikat oleh almunium(AL) dan
besi(Fe). Jika pH tanah kurang, maka perlu dinaikkan pH-
nya dengan pengapuran. Pengapuran untuk tanah asam
dapat dilakukan dengan kapur dolomite atau
CaMg(CO2)-3 yang dapat dibeli di toko-toko pertanian.
Tanaman melon pada dasarnya membutuhkan air
yang cukup banyak, tetapi sebaiknya air itu berasal dari
irigasi bukan dari air hujan. Air yang menggenang akan
menyebabkan pembusukan pada akar dan pasti akan
menghambat pertumbuhan dan perkembangan melon
sendiri.

11
c. Ketinggian dan Kemiringan Tempat
Tanaman melon dapat tumbuh dengan cukup baik
pada ketinggian 300-1000 Meter dpl. Apabila ketinggian
lebih dari 1000 meter dpl tanaman tidak berproduksi
dengan optimal. Begitu juga jika terlalu rendah. Biasanya
lebih lama waktu panennya.
Tanaman melon lebih baik ditanam di daerah yang
tofografi (kemiringannya) datar. Untuk lahan yang
bertofografi miring, sebaiknya dibuat teras-teras dan
tanggul-tanggul untuk mencegah terjadinya erosi. Hal itu
dilakukan agar bahan-bahan organik yang berada
dilapisan tanah atas tidak hanyut terbawa air atau longsor.

3.1.2. Pembibitan Melon


Sebenarnya benih melon dapat langsung ditanam di dalam
tanah tanpa harus disemaikan terlebih dahulu. Namun perlu
diperhatikan bahwa benih atau biji melon yang baru berkecambah
pada umumnya sangat lemah. Apalagi jika cuaca sangat panas atau
curah hujan sedang tinggi, bibit akan mudah mati.
Dengan begitu biji melon sebaiknya tidak langsung ditanam
tetapi disemaikan dulu ditempat persemaian, dipelihara secara
intensif, dan dilakukan seleksi sejak bibit itu masih muda.
Melakukan persemaian terhadap melon meiliki keuntungan
dibandingkan ditanam langsung. Keuntungan tersebut adalah
sebagai berikut :

1. Benih yang telah disemaikan dapat terawat dengan baik


sehingga tingkat kerusakan benih dikebun lebih sedikit.
Selain itu benih melon yang disemaikan dulu memiliki daya
tumbuh yang lebih baik.
2. Pertumbuhan melon lebih baik dibandingkan dengan
ditanam langsung dikebun. Alasannya karena pada saat

12
persemaian, kita bisa mengatur keadaan tempat agar sesuai
dengan apa yang dibutuhkan.
3. Bibit yang telah tumbuh lebih aman dan terjamin, karena
terlindung dari kerusakan. Kerusakan tersebut dapat berasal
dari hama dan penyakit, cuaca panas, hujan lebat, dll.
4. Dapat diperoleh bibit tanaman pertumbuhan yang seragam.
Selain itu tanaman melon yang tumbuh dengan baik
ditempat persemaian biasanya mampu beradaptasi dengan
lingkungan luar.
5. Kita bisa menyeleksi bibit yang baik pertumbuhannya,
sehingga jika sudah ditanam dikebun hasilnya bisa baik
juga.
6. Lebih menghemat biaya, karena lebih mudah dalam
memelihara tanaman.
a. Persyaratan benih
Tanaman melon yang sehat dan berproduksi optimal berasal dari
bibit tanaman yang sehat, kuat dan terawat baik pada awalnya. Benih
direndam di dalam larutan furadam dan atonik selama 2 jam. Benih
yang baik akan terlihat baik akan berada didasar air, sedangkan benih
yang kurang baik akan mengapung di atas permukaan air. Oleh sebab
itu, pembibitan merupakan keberhasilan suatu agrobisnis melon. Jika
kita menanamkan bibit yang buruk berarti sama saja merencanakan
kegagalan panen.
b. Teknik penyemaian benih
Para petani harus memperhatikan bentuk dan lokasi
pesemaian benih agar benih benar-benar berada pada kondisi yang
ideal bagi pertumbuhannya. Jika tidak diperhitungkan dengan baik,
bisa jadi hasil pesemaian tidak mulus dan lemah pertumbuhannya
ketika ditanam di kebun.

13
1. Kontruksi (bangunan) tempat penyemaian
Tanah yang akan dijadikan tempat menyusun polibag
pesemaian benih hendaknya ditinggikan 30-40 cm dari tanah
sekitarnya. Tujuannya adalah agar tidak tergenang air di saat
musim hujan.
Untuk membuat bedengan ini, cobalah perhatiakan
beberapa panduan berikut ini :
a) Bedengan dapat dibuat dalam bentuk segi empat,
panjang 4-6 m dan lebar 1 m.
b) Bagian tepi bedengan hendaknya diberi penyekat dan
belahan bambu agar polibagyang berisi bibit dapat
berdiri dengan tegak.
c) Semua jenis rumput atau gulma dibersihkan dari
sekitar pesemaian agar tidak menjadi inang bagi bibit
dan penyakit.
d) Untuk penutup, biasanya berbentuk melengkung
(setengah lingkaran) dengan kerangka dari bambu.
e) Alat yang digunakan sebagai penutup biasanya adalah
plastik transparan atau kain kasa. Di musim
penghujan, sebaiknya menggunakan plastik
transparan agar suhunya tetap stabil tidak
terpengaruhi oleh cuaca di luar. Adapun kain kasa,
lebih cocok dipasang dimusim kemarau, karena
lubang-lubang kecil pada kain kasa berfungsi sebagai
lubang sirkulasi udara.

2. Pembuatan media semai


Melon termasuk tanaman yang tidak terlalu menuntut
media semai yang khusus untuk pembibitannya, jadi relatif
sederhana saja. Medianya dapat dibuat dengan berbagai
variasi. Perhatikan panduan berikut ini :
a) Tanah yang akan digunakan sebagai media semai
sebaiknya diayak agar teksturnya halus. Demikian

14
juga jika menggunakan pupuk, sebaiknya pupuk yang
sudah halus, gembur, dan mirip dengan tanah.
b) Campurannya bisa berupa tanah, pasir dan pupuk
kandang atau kompos asal perbandingannya sesuai,
misalkan 1:1:1 untuk mendapatkan hasil bibit melon
yang kekar dan sehat, maka komposisi media semai
yang tepat terdiri dari campuran tanah, pupuk
kandang, pupuk SP-36 atau NPK, dan ditambah
dengan sedikit furadan dab 3G. tentu saja harus
diaduk secara rata.
c) Langkah berikutnya adalah memasukan campuran
tersebut ke dalam polibag berukuran 6 x 6 atau 8 x 12
cm.
d) Bagian bawah polibag harus diberi lubang, agar air
siraman yang terlalu banyak dapat langsung mengalir
ke luar melalui lubang tersebut.
e) Polibag sebaiknya berwarna hitam, karena warna
hitam dapat menyerap panas lebih banyak sehingga
akan menambah bagus kondisi tanah tempat
persemaian.

3. Cara dan waktu penyemaian


Benih disemaikan pada polibag yang telah diisi tanah.
Berikut caranya adalah :
a) Tanah dalam polibag disiram dengan air hingga
kebagian paling bawah polibag.
b) Pada bagain media tanam tesebut dibuat lubang
sebesar pensil dengan kedalaman 1-2 cm.
c) Benih disemaikan dalam posisi tegak dan ujung calon
akarnya menghadap kebawah.
d) Benih ditutup dengan campuran abu sekam dan tanah
dengan perbandingan 2:1 yang telah disiapkan, agar
tanaman dapat tumbuh dengan baik dan tidak mudah

15
rebah. Tinggi timbunan diusahakan tidak terlalu
tinggi, sekitar 1 cm, karena jika terlalu tinggi dapat
meenyebabkan benih membusuk atau rusak.
e) Kantong polibag harus memiliki lubang pada bagian
dasar sebagai jalan keluar bagi air siraman yang
terlalu banyak.

4. Pemeliharaan pembibitan/penyemaian
Setelah benih disemai di polibag akan tumbuh menjadi
calon bibit dan harus mendapatkan pemeliharaan yang baik
agar menjadi bibit melon yang sehat dan kekar. Baiknya
kualitas bibit melon pasti akan berpengaruh kepada hasil
melon di masa mendatang.

a) Cara dan waktu penyiraman


Bibit dipesemaian disiram setiap pagi hari,
mulai dari kecambah belum muncul sampai bibit
muncul ke permukaan tanah. Untuk penyiraman
digunakan tangki semprot. Saat menyemprot untuk
penyiraman jangan terlalu kuat karena akan mengikis
tanah media dan melemparkan benih atau kecambah
keluar dari polibag. Apabila daun sejati keluar,
penyiraman bibit baru dapat dilakukan gembor. Saat
cuaca panas, tanah pada polibag kering dan
penyiraman perlu diulang pada sore hari. Jangan
menyiram bibit tanaman pada siang hari, karena akan
menyebabkan air dan at-zat makanan tidak dapat
terserap dan akibatnya bibit menjadi kurus, kering,
dan layu. Sebaiknya kita harus menjaga agar
pesemaian tetap dalam keadaan lembab. Kekeringan
akan menghambat perkembangan akar yang nantinya
akan berakibat pada pertumbuhan bibit.

16
b) Penjarangan
Penjarangan dilakukan dengan tujuan untuk
menyiapkan bibit-bibit yang sehat dan kekar untuk
ditanam. Penjarangan ini mulai dilakukan 3 hari
sebelum penanaman bibit ke lapangan. Bibit yang
mempunyai pertumbuhan seragam dikumpulkan
menjadi satu. Bibit-bibit yang pertumbuhannya tidak
baik disingkirkan dan tidak ditanam. Hal ini
dilakukan agar bibit-bibit yang ditanam benar-benar
memiliki kualitas yang paling baik.

c) Pemupukan
Untuk pertumbuhan vegetatif bibit dapat dipacu
dengan penyemprotan pupuk daun yang mengandung
unsur nitrogen tinggi. Pupuk daun cukup dilakukan
satu kali, yaitu pada saat umur bibit 7-9 HSS dengan
konsentrasi 1,0 -1,5 gram/ liter. Jenis pupuk yang
dapat dilakukan selain pupuk kandang adalah pupuk
NPK yang telah dicairkan dengan konsentrasi 5 g
NPK/liter air (setiap bibit memerlukan 12-20 ml
pupuk cair) dan disiramkan pada media tanah.
Artinya pemberian pupuk anorganik tidak
mutlak harus dilakukan atau bahkan diusahakan untuk
dihindari. Lebih baik mengunakan pupuk organik
(pupuk kandang) yang tidak meninggalkan sisa
berbahaya pada hasil panen nantinya. Jika tanah
masih menyediakan unsur hara itu saja sudah cukup.

d) Pemberian peptisida pada masa pembibitan


Pada masa pembibitan, penyemprotan peptisida
dilakukan apabila dianggap perlu. Jadi jangan terlalu
berlebihan atau jangan asal banyak. Konsentrasi
penuh akan menyebabkan daun-daun bibit melon ini

17
terbakar (plasmolosis). Penyemprotan ini dilakukan
terutama pada saat 2-3 hari sebelum bibit ditanam di
lapangan. Contoh peptisida yang digunakan adalah
insektisida dicarzot 0,5 g/liter dan fungisida previcur
N 1,0 ml/liter.

5. Pemindahan bibit
Bibit melon dipindahkan ke lapangan apabila sudah
berdaun 4-5 helai atau tanaman melon telah berusia 10-12
hari. Cara pemindahan tidak berbeda dengan cara
pemindahan tanaman lainnya., yaitu kantong plastik polibag
dibuang secara hati-hati lalu bibit berikut tanahnya ditanam
pada bedengan yang sudah dilubangi sebelumnya. Perlu juga
diperhatikan bahwa bedenganpun jangan sampai kekurangan
air.

3.1.3. Pengolahan Tanah


Sebelumnya pengolahan tanah untuk tanaman melon sama
saja dengan pengolahan untuk tanaman hortikultura yang lain.
Hanya saja perbedaannya terletak pada dosis yang digunakan.
Dengan begitu, pengolahan tanah sebelum ditanami melon adalah
hal yang sangat penting. Tanah lahan yang akan ditanami melon harus
diolah terlebih dahulu agar kondisi tanah kembali menjadi gembur,
bersih dari tanaman yang merusak seperti gulma. Mengandung cukup
oksigen, unsur hara, dan sebagainya. Sehingga siap kembali untuk
ditanam. Caranya bisa saja dengan membalik-balikan gumpalan tanah
agar menjadi gembur dan segala macam jamur atau cendawa mati.
Jika tanah yang akan ditanami melon sebelumnya ditanami padi,
maka pangkal batang padi harus dibuang hingga bersih. Hal itu kita
lakukan agar tidak mengganggu perkembangan akar tanaman melon
nantinya.
1. Persiapan
a. Pengukuran pH tanah

18
b. Analisis tanah
c. Penetapan waktu/jadwal tanam
d. Penetapan luas areal penanaman
e. Pengaturan volume produksi
2. Pembukaan lahan
a. Pembajakan
b. Penggarukan dan pencangkulan lahan serta waktu lahan
siap tanam.
3. Pembentukan bedengan
4. Pengapuran
5. Pemberian pupuk
a. Pupuk organic
b. Pupuk anorganik (kimia)
6. Pemasangan mulsa plastik hitam-perak (PHP)

3.1.4. Teknik Penanaman

Setelah berusia 9-11 hari di pesemaian,bibit melon siap


dipindahkan ke lahan penanaman yang telah dibuat bedengan-
bedengan. Pemindahan harus dilakukan secara hati-hati jangan
sampai merusak akar tanaman. Sebaiknya pembuatan lubang pada
mulsa plastik dilakukan dua hari sebelum proses penanaman.

1. Penentuan Pola Tanam


Tanaman melon merupakan tanaman semusim yang
biasa ditanam dengan dengan pola monokultur.
Sebaiknya penanaman dilakukan pada awal musim
kemarau agar hasilnya optimal. Jika penanaman
dilakukan saat musim penghujan, maka hasilnya kurang
optimal. Ada beberapa kelemahan saat menanam melon
pada musim huja, di antaranya:
a. Menghasilkan buah melon yang berkualitas
rendah

19
b. Hasil panen tidak maksimal, karena beresiko
terserang penyakit dan hama.
c. Pertumbuhan akan terganggu.

2. Jarak Tanam
Umumnya jarak tanam tanaman melon adalah 70cm
x 60cm. Namun, jarak tanam tanaman melon juga harus
disesuaikan dengan varietas melon. Jarak tanam harus
sangat diperhatikan karena jika jarak tanam terlalu dekat,
maka tanaman melon tidak akan tumbuh secara optimal.
Sedangkan jika jarak tanam terlalu enggang, maka
penggunaan tanah menjadi kurang produktif. Supaya
jarak tanam menjadi ideal dan ukurannya sama, sebaiknya
memakai alat bantu seperti tali rafia yang dibentangkan di
kedua sisi bedengan.

3. Pembuatan Lubang Tanam


Sebaiknya pembuatan lubang tanam dibuat
bersamaan dengan pembuatan lubang pada mulsa. Berikut
adalah panduan nya:
a. Pertama, lubangi mulsa plastik menggunakan
kaleng yang diisi dengan bara api.
b. Berikutnya diikuti dengan membuat lubang tanam
c. Lubang tanam dibuat dengan cara menusukkan
ujung kayu bulat tepat di tengah-tengah lubang
mulsa PHP.
d. Kedalaman lubang tanam dibuat sekitar 7-9 cm.
e. Jika terjadi pemadatan tanah, harus segera
digemburkan kembali.
f. Model penanaman dapat berupa baris berhadapan
membentuk segi empat ataupun segitiga.

20
4. Cara Penanaman
Petani harus memilah dahulu bibit mana yang siap
untuk dipindahkan dan ditanam di lahan. Bibit yang
ditanam adalah bibit yang sehat, pertumbuhannya
seragam, dan sudah berdaun setidaknya 4 helai. Bibit
akan lebih baik jika ditanam di media tanam polybag
yang sebelumnya polybag tersebut direndam di dalam
larutan Agrimycin denga konsentrasi 1-2 gr/liter air.hal
itu dilakukan untuk mencegah tumbuhnya patogen saat
sudah dipindahkan ke lahan. Bibit dipindahkan ke lahan
dengan cara menyobek polybag, lalu bibit beserta tanah
dari polybag dipindahkan pada lubang yang telah ditugal.
Setelah itu tutup kembali dengan tanah. Penanaman bibit
dilakukan sampai batas leher akar.
Setelah bibit ditanam, lahan diusahakan selalu
dalam keadaan lembab, caranya adalah selalu siram
secara berkala dan secukupnya. Cara pengairan bibit yang
baru ditanam pada musim hujan berbeda dengan musim
kemarau. Pada musim hujan, bibit tidak perlu diairi lagi,
tetapi salurn drainasenya harus bagus untuk menghindari
air yang menggenang. Sebaliknya, jika penanaman
dilakukan pada musim kemarau perlu dilakukan
penyiraman dengan cara mengalirkan air melalui selokan
antar bedengan hingga ketinggian ¾ tinggi bedengan.

3.1.5. Pemeliharaan Tanaman


Agar tanaman melon tumbuh dengan baik dan hasil sesuai
dengan yang diharapkan, maka pemeliharaan melon harus
dilakukan dengan sangat baik pula. Hal itu karena melon adalah
tanaman yang rentan dan peka terhadap kondisi lingkungan nya.
Oleh karena itu para petani melon harus ekstra ketat dalam
membudidayakan melon.

21
1. Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan dan penyulaman dilakukan bila dalam
waktu 2 minggu setelah tanam, bibit tidak menunjukkan
pertumbuhan normal. Tanaman dicabut beserta akarnya
kemudian diganti dengan bibit yang baru. Hal tersebut
dilakukan selama 3-5 hari. Setelah selesai penjarangan
dan penyulaman tanaman baru harus disiram air.
Kegiatan penyulaman sebaiknya dilakukan pada
sore hari agar tanaman tidak mengalami stres karena
panas matahari. Umur bibit yang digunakan sebagai bibit
sulaman sebaiknya sama dengan yang lainnya. Untuk itu,
diperlukan bibit cadangan sebanyak 10% saat pembibitan.

2. Penyiangan
Pada budidaya melon sistem mulsa PHP,
penyiangannya dilakukan pada lubang tanam dan parit di
antara dua bedengan. Gulma yang tidak dibersihkan
menyebabkan lingkungan di sekitar tanaman menjadi
lembab, sehingga merangsang penyakit dan jamur.
Pemberantasan gulma dapat dilakukan dengan cara
manual, yaitu dengan mencabut semua gulma yang
tumbuh di sekitar perakaran tanaman melon. Sedangkan
untuk gulma yang tumbuh di selokan, dilakukan dengan
cara menyemprotkan herbisida atau menggunakan
cangkul.

3. Pembubunan
Tahap awal pembubunan dilakukan dengan cara
pemupukan dan membersihkan hama di lahan itu. Saat
melakukan pemupukan, tanah yang sebelumnya sudah
diolah, telah dikelentang selama 2 minggu.

22
4. Perempalan
Perempalan atau pangkas daun dilakukan terhadap
tunas/cabang air yang bukan merupakan cabang utama.
Jadi, maksud perempalan di sini adalah membuang
bagian tanaman melon yang tidak berguna. Sinar
matahari harus mampu mecapai pangkal batang tanaman
melon. Untuk itu, diperlukan pemangkasan daun.
Pemangkasan dua daun terbawah dilakukan saat
tanaman memiliki 12 helai daun. Pemangkasan kedua
dilakukan saat tanaman memiliki 15 helai daun dengan
memotong dua helai daun atasnya. Pemangkasan ketiga
dilakukan sekitar tujuh hari sebelum buah dipanen.
Semua daun di bawah buah dipangkas agar jaring pada
kulit buah lebih cerah dan kering, juga untuk mencegah
serangan ulat daun.

5. Pemupukan
Pemupukan susulan dilakukan secara bertahap dan
sifatnya hanya penunjang. Caranya sebarkan merata di
atas tanah bedengan pada pinggir kiri dan kanan nya (10-
15 cm), kemudian tanah dibalik dengan hati-hati agar
pupuk bisa aman terpendam di dalam tanah. Pupuk yang
diberikan berupa pupuk NPK dan KNO3. Pupuk tersebut
diberikan dalam bentuk larutan dengan cara dikucurkan di
sekitar pangkal batang tanaman.
Pupuk susulan berupa pupuk NPK (20 gr/liter air)
diberikan dengan cara dikucurkan pada pangkal batang
tanaman yang telah berumur 7, 21, dan 28 hari. Untuk
tanaman melon yang berumur 14 hari diberi pupuk NPK
dengan konsentrasi 40 gr/liter air. Setiap tanaman
diberikan 250 ml larutan pupuk. Pupuk daun mulai
diberikan pada tanaman yang mulai berumur 7 hari
dengan interval 7-15 hari sekali seuai dengan kebutuhna

23
tanaman. Konsentrasi larutan berkisar antara 2-3 cc
larutan/liter air dan dapat juga ditambahkan insektisida
atau fungisida bila diperlukan. Agar pupuk tidak tebawa
air saat musim hujan, maka perlu ditambahkan perekat,
misalnya agristik.

6. Pengairan dan Penyiraman


a. Pengairan
Tanaman melon mebutuhkan udara yang
kering untuk pertumbuhan, tetapi tanah harus
tetap lembab. Pengairan dilakukan jika hari tidak
hujan dan dilakukan pada sore atau malah hari.
Pada awal pertumbuhan tanaman melonharus
mendapatkan cukup air. Apabila pada periode
tersebut tanaman mendapatkan terlalu banyak air,
maka daun akan tumbuh subur dan sulit untuk
berbunga. Akar tanaman juga tidak akan
berkembang sempurna sehingga sistem perakaran
yang terbentuk dangkal. Hal ini berpengaruh pada
perkembangan tanaman karena zat hara yang
terserap terbatas.
Pada jenis melon berjaring, volume
pemberian air harus dikurangi selama periode
pembentukan jala agar dapat terbentuk jelas dan
sempurna. Pada periode akhir pertumbuhan
tanaman, terutama mendekati pemasakan buah,
pemberian air dikurangi agar rasa buah menjadi
manis dan tidak mudah pecah.

b. Penyiraman
Tanaman disiram sejak masa pertumbuhan
sampai denga tanaman akan dipetik buahnya. Saat
menyiram jangan sampai air membasahi daun dan
air dari tanah jangan terkena daun dan buahnya.

24
Tujuannya agar tanaman tidak terjangkit penyakit
yang berasal dari percikan tersebut. Penyiraman
dilakukan pagi atau malam hari.

7. Waktu Penyemprotan Pestisida


a. Tindakan preventif (pencegahan)
Pada tindakan preventif ini, benih direndam
dalam larutan bakterisida Agrimycin atau Agrep
dengan konsentrasi 1,2 gr/liter dan penyemprotan
bakterisida pada umur 20 hari setelah tanam.

b. Penyemprotan fungisida
Fungisida Previcur N dengan konsentrasi 2-
3 ml/liter apabila serangan telah melewati ambang
ekonomi.

c. Fungisida Derasol 500 SC (carbendazim)


Dengan konsentrasi 1-2 ml/liter, pangkal
batang tang terserang dioles dengan larutan
fungisida Calixin 750 EC (tridemorph) dengan
konsentrasi 5 ml/liter.

8. Pemeliharaan Lain
a. Pemasangan ajir
Ajir untuk rambatan dapat dipasang setelah
selesai membuat pembubunan dan selesai
mensterilkan kebun dari bibit penyakit dan hama.
Ajir juga dapat dipasang sesudah bibit ditanam
dan sudah mengeluarkan sulur kira-kira tingginya
50 cm. Tempat ditancapkannya ajir dengan jarak
kira-kira 25 cm dari pinggir guludan.

b. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk memelihara
cabang sesuai dengan yang dikehendai. Tinggi

25
tanaman dibuat rata-rata antara titik ke-20 sampai
ke-25. Pemangkasan dilakukan bila cuaca kering
dan cerah.

3.2 Pengendalian Hama dan Penyakit


Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang
tumbuhan mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus,
bakteri, atau jamur). Hewan dapat disebut hama karena mereka
mengganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat,
wereng, tikus, walang sangit merupakan beberapa contoh binatang yang
sering menjadi hama tanaman. Gangguan terhadap tumbuhan yang
disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur disebut penyakit. Tidak seperti
hama, penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi mereka merusak
tumbuhan dengan mengganggu proses – proses dalam tubuh tumbuhan
sehingga mematikan tumbuhan. Oleh karena itu, tumbuhan yang terserang
penyakit, umumnya, bagian tubuhnya utuh. Akan tetapi, aktivitas hidupnya
terganggu dan dapat menyebabkan kematian. Untuk membasmi hama dan
penyakit, sering kali manusia menggunakan oat – obatan anti hama.
Pestisida yang digunakan untuk membasmi serangga disebut insektisida.
Adapun pestisida yang digunakan untuk membasmi jamur disebut
fungsida. Pembasmi hama dan penyakit menggunakan pestisida dan obat
harus secara hati – hati dan tepat guna. Pengunaan pertisida yang
berlebihan dan tidak tepat justru dapat menimbulkan bahaya yang lebih
besar.

3.2.1. Hama Tanaman

1. Kutu aphids (Aphis gossypii Glover)


a. Ciri: Hama ini mempunyai getah cairan yg
mengandung madu & di lihat dari kejauhan
mengkilap. Hama ini menyerang tanaman melon
yg ada di lahan penanaman. Aphids muda yg
menyerang melon berwarna kuning, sedangkan yg

26
dewasa mempunyai sayap & berwarna agak
kehitaman.
b. Gejala: Daun tanaman menggulung & pucuk
tanaman menjadi kering akibat cairan daun yg
dihisap hama.
c. Pengendalian:
 gulma harus selalu dibersihkan agar tidak
menjadi inang hama
 tanaman melon yg terserang parah harus
disemprot secara serempak dengan
insektisida Perfekthion 400 EC
(dimethoate) dengan konsentrasi 1,0–2,0
ml/liter
 tanaman yg telah terjangkit virus harus
dicabut & dibakar (dimusnahkan).

2. Thirps (Thirps parvispinus Karny)


a. Ciri: Hama ini menyerang saat fase pembibitan
sampai tanaman dewasa. Nimfa thirps berwarna
kekuning-kuningan & thirps dewasa berwarna
coklat kehitaman. Thirps berkembang biak sangat
cepat secara partenogenesis (mampu melahirkan
keturunan meskipun tidak kawin). Serangan
dilakukan di musim kemarau.
b. Gejala: Daun-daun muda atau tunas-tunas baru
menjadi keriting, & bercaknya kekuningan;
tanaman keriting & kerdil serta tidak dapat
membentuk buah secara normal. Kalau gejala ini
timbul harus diwaspadai karena telah tertular virus
yg dibawa hama thirps.
c. Pengendalian: Penyemprotan dengan insektisida
berbahan aktif dimetoate seperti perfecthion 400
EC 3–4 hari sekali.

27
3. Ulat Daun (Palpita sp.)
a. Ciri: Ulat ini berwarna hijau dan sering kali dapat
ditemukan di bawah permukaan daun bagian
bawah.
b. Gejala: Daun yang diserang akan tampak
menggulung. Kadang kala hama ini memakan
daun, sehinggan daun menjadi berlubang.
c. Pengendalian: Melakukan penyemprotan
menggunakan insektisida berbahan aktif
batasiflutrin dengan dosis 25 gr/liter air.

3.2.2. Penyakit Tanaman

1. Layu Bakteri
a. Penyebab: Bakteri Erwina tracheiphila E.F.Sm.
Penyakit ini dapat disebarkan dengan perantara
kumbang daun oteng-oteng (Aulacophora
femoralis Motschulsky).
b. Gejala: Daun & cabang layu & terjadi
pengkerutan pada daun, warna daun menguning,
mengering & akhirnya mati; daun tanaman layu
satu per satu, meskipun warnanya tetap hijau,
kemudian tanaman layu secara keseluruhan.
Apabila batang tanaman yg dipotong melintang
akan mengeluarkan lendir putih kental & lengket
bahkan dapat ditarik seperti benang.
c. Pengendalian:
 Sebelum ditanami, lahan disterilisasi
dengan Basamid G dengan dosis 40 g/m 2
 Benih di rendam dalam bakterisida
Agrimyciin (oxytetracycline &
streptomycin sulfate) atau Agrept
(streptomycin sulfate) dengan konsentrasi
1,2 gram/liter

28
2. Penyakit busuk pangkal batang (gummy stem bligt)
a. Penyebab: Penyebab penyakit ini adalah
Cendawan Mycophaerekka melonis (Passerini)
Chiu et Walker.
b. Gejala: Pangkal batang yg terserang mula-mula
seperti tercelup minyak kemudian keluar lendir
berwarna merah coklat & kemudian tanaman layu
& mati; daun tanaman yg terserang akan
mengering apabila diremas seperti kerupuk &
berbunyi kresek-kresek apabila diterpa angin.
c. Pengendalian: Penggunaan mulsa PHP untuk
mencegah kelembaban di sekitar pangkal batang
& mencegah luka di perakaran maupun pangkal
batang pohon melon karena penyiangan; daun-
daun tanaman yg terserang dibersihkan lalu
disemprot dengan fungisida Derasol 500 SC
(carbendazim) dengan konsentrasi 1–2
ml/liter; pangkal batang yg terserang dioles
dengan larutan fungisida Calixin 750 EC
(tridemorph) dengan konsentrasi 5 m/liter.

3.2.3. Gulma

Gulma (tumbuhan pengganggu) merugikan tanaman, karena


bersaing zat hara, tempat tumbuh & cahaya. Pencabutan gulma
harus dilakukan sejak tumbuhan masih kecil, karena jika sudah
besar akan merusak perakaran tanaman melon. Berbagai macam
gulma dari ordo Dicotyledoneae termasuk dalam kelompok ini.
Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budi daya. Kompetisi
terhadap tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Contoh dari
gulma berdaun lebar ini adalah daun sendok.
Pengendalian gulma memerlukan strategi yang khas untuk
setiap kasus. Saat ini cukup banyak hebisida (pembasmi gulma)
yang tersedia di toko pertanian. Meskipun demikian, kita perlu hati

29
– hati dalam memilih dan menggunakan herbisida. Memperhatikan
cara pemakaian herbisida dengan benar sangatlah dianjurkan.
Tujuan pembersihan gulma antara lain untuk mengurangi
tumbuhan pengganggu yang akan menjadi pesaing tanaman utama.
Selain itu juga karena gulma merupakan inang alternetif dan
tempat persembunyian hama penyakit.

3.3 Waktu Panen


Buah melon siap dipanen pada usia normal 65-70 hari setelah waktu
tanam, namun usia panen melon dipengaruhi oleh ketinggian tempat,
cuaca, dan faktor-faktor yang lainnya. Pemetikan buah melon dilakukan
pada waktu yang sama, karena memiliki tingkat kematangannya sama.
Untuk melon yang akan dikirim ke luar kota, maka pemetikan dilakukan
lebih awal agar ketika sampai di tempat tujuan melon sudah cukup
matang.

3.3.1. Ciri dan Unsur Panen


Buah melon harus dipanen pada waktu yang tepat, sebab
melon yang terlalu tua akan lebih cepat membusuk, sedangkan
melon yang terlalu muda dapat menurunkan kualitas seperti
ukurannya yang belum besar dan rasa yang belum manis. Hal ini
menyebabkan harga melon menjadi murah. Berikut merupakan
ciri-ciri melon yang siap untuk dipanen:
 Ukuran buah sesuai dengan ukuran normal.
 Adanya rekahan menyerupai cincin antara pangkal tangkai
buah dengan buahnya.
 Serat jala (jaring) pada kulit buah sangat nyata/kasar dan
sudah memenuhi seluruh permukaan melon.
 Sudah mulai tercium aroma harum pada buah melon.
 Warna kulit hijau kekuningan atau ada juga yang berwarna
putih susu.
 Tangkai buah sudah mulai retak.
 Dahan dan daun sudah terlihat agak menua.

30
3.3.2. Cara Pemetikan

Bagus tidaknya kualitas dan penampilan buah melon


dipengaruhi oleh pemetikan buah melon itu sendiri. Pemetikan
sebaiknya dilakukan pada cuaca cerah dan pada waktu pagi hari.
Alat yang digunakan adalah pisau atau gunting yang tajam.

 Tangan kiri memegang melon yang akan dipetik, sedangkan tangan


kanan memotong tangkai buah melon.
 Potong tangkai buah melon, sisakan minimal 2,0 cm untuk
memperpanjang masa simpan buah.
 Tangkai dipotong berbentuk huruf “T”
 Pemanenan dilakukan secara bertahap
 Buah yang telah dipanen dikumpulkan di suatu tempat untuk disortir.
 Buah yang selesai dipetik, segera disimpan ditempat yang teduh agar
tidak terkena sinar matahari langsung.

3.3.3. Periode Panen


Panen dilakukan secara bertahap dengan mengutamakan buah
yang benar-benar telah siap untuk dipanen. Seandainya dalam
jangka waktu 3-5 bulan mendatang harga melon diramalkan jatuh,
maka alternatif untuk rotasi tanaman yang dapat menggunakan
lahan bekas menanam melon adalah cabai, karena lahan yang
tersedia tidak perlu diubah. Hanya mulsa PHP dibuka dan dosis
pemupukan ditambahkan 50% dari pemupukan untuk melon.

3.3.4. Perkiraan Produksi


Untuk luas satu hektar tanaman melon diperkirakan akan
menghasilkan buah melon 10-15 ton, maka pemanenan harus
dilakukan secara bertahap. Misalnya minggu pertama menanam
2.000 m2 , minggu kedua menanam seluas 2.000 m2 , dan sterusnya.
Hal ini dilakukan untuk tingkat kontinuitas produksi tercapi dan
dapat terhindar dari risiko tidak terjualnya buah melon.

31
3.4 Penanganan Pasca Panen
Pasca panen merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan setelah
melon dipanen. Kesalahan penanganan dalam pascapanen akan
mempengaruhi kualitas atau penampilan buah melon.

3.4.1. Pengumpulan

Buah melon yang telah dipanen dikumpulkan pada suatu


tempat untuk dilakukan sortasi. Kerusakan buah akibat terbentur
dan cacat fisik pada saat panen sebaiknya dihindari, karena hal ini
akan mengurangi harga jual terutama untuk konsumsi pasar
swalayan.
Pengumpulan buah dilakukan di tempat yang teduh untuk
menghindari sinar matahari secara langsung, selain itu juga
dilakukan di tempat yang dapat memungkinkan melakukan sortasi.
Penghindaran dari sinar matahari langsung bertujuan untuk
menjaga penampilan dan kualitas buah. Sortasi itu sendiri
bertujuan untuk memisahkan buah melon yang berkualitas baik
dengan yang kurang, dan bahkan yang tidak baik.

3.4.2. Penyortiran dan Penggolongan


Melon yang telah dipanen, diangkut dan dikumpulka di suatu
tempat, kemudian disortasi (dipilah mana yang kualitas baik dan
mana yang berkualitas buruknya). Buah yang sehat dan utuh
dipisahkan dari buah yang cacat fisik maupun cacat karena
serangan hama dan penyakit. Buah melon yang berkualitas bagus
kemudian digolongkan menjadi berdasarkan tiga kelas.
a. Kelas M1 yaitu melon berbobot 1,5 kg atau lebih dan
jaringannya berbentuk sempurna.
b. Kelas M2 yaitu melon berbobot 1-1,5 kg dan jaringannya
berbentuk hanya 70% saja.
c. Kelas M3 yaitu bobot buahnya bervariasi dengan jaringan
sedikit atau tidak terbentuk sama sekali. Hal ini terjadi karena

32
tanaman belum saatnya dipanen tapi telah mati terlebih
dahulu akibat serangan hama.
Dengan dilakukan penggolongan (grading), maka akan
diperoleh beberapa keuntungan yaitu:
 Harga yang diperoleh dapat lebih tinggi dibandingkan
dengan harga rata-rata yang diperoleh apabila grading tidak
dilakukan.
 Memberikan kemudahan bagi pembeli untuk bisa
mendapatkan buah dengan kualitas yang dikehendaki.
 Dapat melindungi konsumen dari kekeliruan memilih buah
yang diinginkan.
 Stabilitas dan tingkat haga yang lebih tinggi, lebih terjamin,
karena keseragaman buah menentukan tingkat harga
berdasarkan kelasnya.
 Dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.

3.4.3. Penyimpanan
Buah melon yang sudah dipetik tidak boleh ditumpuk satu
sama lain, dan buah yang belum teangkut dapat disimpan dalam
gudang penyimpanan. Buah ditata secara rapi dengan dilapisi
jerami kering. Tempat penyimpanan buah harus bersih, kering dan
bebas dari hama, seperti kecoa dan tikus. Melon yang sudah terlalu
masak jangan disatukan dengan buah yang setengah masak
(mengkal). Bila ada buah yang mulai busuk harus dijauhkan dari
tempat penyimpanan.
Ada beberapa cara penyimpanan dan pengawetan buah melon
yang dapat dilakukan agar buah melon tetap segar dan berkualitas
baik dalam jangka waktu yang relatih lama. Bebeapa cara
penyimpanan itu sendiri dengan suhu endah, penggunaan bahan
kimia, kondisi vakum udara, radiasi, control atmosfer, dan
timbunan es.

33
3.4.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Kemasan buah melon dapat dibuat dari kayu biasa yang
banyak memiliki lubang angin. Cara penyusunannya dengan
meletakkan jerami yang cukup tebal pada bagian dasar kotak.
Kemudian setelah melon diletakkan, melon diberikan jerami
kembali pada bagian atasnya. Sebelum kotak ditutup, buah melon
diberi lapisan jerami lagi. Selain menggunakan kotak, pengemasan
dapat menggunakan rajutan benang yang mirip jala, kemudian
dimasukkan dalam kemasan karton. Dengan kemasan yang seperti
ini akan lebh terjamin dibandingkan dengan menggunakan kotak
dari kayu (cara tradisional).
Pengangkutan buah melon baik yang dilakukan dari lokasi
kebun ke gudang maupun dari gudang ke tempat pemasaran harus
dilakukan dengan baik dan hati-hati agar buah melon tidak
mengalami pelukaan, memar, ataupun pecah. Buah yang luka,
memar ataupun pecah akan cepat mengalami pembusukkan, karena
pathogen mudah menginfeksi buah melalui luka yang ada. Buah
yang akan diekspor biasanya dipak secara khusus dengan peti
kemas yang terbuat dari kayu, karton atau kotak plastik. Di kargo
pesawat, peti kemas melon dimasukkan ke dalam container
pendingin agar buah tetap segar sampai ke tempat tujuan.

3.4.5. Pemasaran
Pemasaran merupakan kegiatan akhir dari penanganan
pascapanen yang dilakukan oleh petani produsen terhadap
konsumen. Pemasaran bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen terhadap buah melon.
Perubahan atau pengolahan buah melon segar menjadi
produk lain sangat berguna untuk memenuhi keinginan konsumen
yang beragam. Bentuk olahan yang sering ditemui dipasar yaitu
jus, sirup, sari buah, es krim, permen, dan sebagainya.

34
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Melon adalah tanaman semusim yang tumbuh merambat, berbatang


lunak, dari setiap pangkal tangkai daun pada batang bagian utama tumbuh
tunas lateral. Membudidayakan tanaman melon cukup menjanjikan.
Keuntungannya lebih besar dibanding ketika bertani komoditas tanaman
pangan yang lain. Untuk mendukung pengembangan budidaya melon
secara intensif dalam skala agribisnis, diperlukan ketersediaan paket
teknologi budidaya dan pasca panen yang memadai juga berbentuk
informasi kelayakan aspek teknis, ekonomis, maupun sosial budaya dari
komoditas ini. Adapun langkah-langkah di dalam budidaya melon adalah
pembibitan, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan dan
pemberantasan hama, gulma dan penyakit tanaman, dan pemanenan.

4.2 Saran

Petani harus memahami cara-cara budidaya melon yang baik dan benar
agar budidaya melon tersebut dapat berkembang menjadi usaha skala
agribisnis yang dapat menguntungkan dan meningkatkan kesejahteraan
hidup petani melon.

35
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2014, Desember 6). Contoh Makalah, Pusat Makalah Paling Lengkap.
Retrieved from PUSAT MAKALAH Contoh Makalah, Pusat Makalah
Paling Lengkap: http://www.pusatmakalah.com/2014/12/makalah-hama-
dan-penyakit-pada-tumbuhan.html

Anonim. (n.d.). HAMA & PENYAKIT TANAMAN MELON. Retrieved from


Budidaya Petani Cara Budidaya dan Beternak: http://budidaya-
petani.blogspot.co.id/2013/02/hama-penyakit-tanaman-melon.html

Daniel, A. (n.d.). BUDIDAYA MELON HIBRIDA. Yogyakarta: Pustaka Baru


Press.

Tani, T. B. (2009). Pedoman Bertanam Melon dan Penanganan Pasca Panen.


Bandung: CV. YRAMA WIDYA.

Anda mungkin juga menyukai