Anda di halaman 1dari 10

PROGAM KERJA

POKJA GREEN HOUSE

SMP NEGERI 1 SRENGAT

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan .
Sekolah adiwiyata merupakan sarana yang tepat dan ideal, untuk mewujudkan tanggung
jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH). Sekolah
merupakan tempat memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma, serta etika
yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dalam menuju
cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Untuk mewujudkan SMPN 1 Srengat menjadi sekolah adiwiyata, diharapkan
setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang serhat
dan menghindari dampak lingkungan yang negative. Implementasi kebijakan tersebut,
yaitu melakukan pemberdayaan peran serta warga sekolah dalam pelaksanaan
pengembangan lingkungan hidup. Hal ini juga sejalan dengan visi SMPN 1 Srengat,
yaitu terjuwudnya Insan yang cerdas, berilmu, terampil, berbudaya lingkungan
berdasarkan iman dan taqwa. Salah satu kegiatan pengembangan lingkungan hidup
melalui program green house.
Green House disebut juga rumah hijau atau rumah tanaman. Green house adalah
sebuah bangunan di mana tanaman dibudidayakan. Secara umum green house dapat
didefinisikan sebagai bangun kontruksi dengan atap tembus cahaya. Pada prinsipnya
green house adalah sebuah bangunan yang terdiri atau terbuat dari bahan kaca atau
plastik yang sangat tebal dan menutup diseluruh pemukaan bangunan, baik atap maupun
dindingnya.
Green house di Indonesia sebagian besar digunakan untuk penelitian percobaan
budidaya, percobaan pemupukan, percobaan ketahanan tanaman terhadap hama maupun
penyakit, percobaan kultur jaringan, percobaan persilangan atau pemuliaan, percobaan
hidroponik dan percobaan penanaman tanaman diluar musim oleh para mahasiswa , para
peneliti, para pengusaha dan praktisi disemua bidang pertanian. Ide awal pembuatan
bangunan green house di Indonesia dilatarbelakangi oleh kegiatan penelitian yang
dilakukan lembaga penelitian maupun dunia pendidikan. Kegiatan penelitian yang
dimaksud disini adalah kegiatan mencari jawaban atau mencari solusi / jalan keluar atau
pemecahan terhadap suatu kasus.

b. Dasar Pelaksanaan
Yang menjadi dasar pelaksanaan program green house di SMPN 1 Srengat adalah
sebagai berikut.
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
b. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2013 tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata.
c. Program Kerja Sekolah Tahun 2021-2022

c. Fungsi Green House


Salah satu fungsi green house adalah untuk memanipulasi kondisi lingkungan
agar tanaman di dalamnya dapat berkembang optimal. Manipulasi lingkungan ini
dilakukan dalam dua hal, yaitu menghindari kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki
dan memunculkan kondisi lingkungan yang dikehendaki. 
Kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki antara lain.
 Ekses radiasi sinar matahari seperti sinar ultra violet dan sinar infra merah.
 Suhu udara dan kelembaban yang tidak sesuai.
 Kekurangan dan kelebihan curah hujan. 
 Gangguan hama dan penyakit.
 Tiupan angin yang terlalu kuat sehingga dapat merobohkan tanaman.
 Tiupan angin dan serangga yang menyebabkan kontaminasi penyerbukan.
 Ekses polutan akibat polusi udara.
Kondisi lingkungan yang dikehendaki antara lain.
 Kondisi cuaca yang mendukung rentang waktu tanam lebih panjang.
 Mikroklimat seperti suhu, kelembaban dan intensitas cahaya sesuai dengan  
kebutuhan pertumbuhan tanaman.
 Suplai air dan pupuk dapat dilakukan secara berkala dan terukur.
 Sanitasi lingkungan sehingga tidak kondusif bagi hama dan penyakit. 
 Kondisi nyaman bagi terlaksananya aktivitas produksi dan pengawasan mutu.
 Bersih dari ekses lingkungan seperti polutan dan minimnya residu pestisida
 Hilangnya gangguan fisik baik oleh angin maupun hewan.

d. Green House
Green house adalah tempat pembibitan, tempat tanaman dibudidayakan yang
berfungsi sebagai penghijauan, laboratorium alam, media dan sumber belajar. Program
Green House yang ada di SMPN 1 Srengat, mulai dicanangkan oleh Kepala sekolah,
sejak empat tahun yang lalu. Program green house yang dicaanangkan kepala sekolah
disambut antusias oleh seluruh warga SMPN 1 Srengat.
Pengadaan program ini sejalan dengan sekolah Adiwiyata. Pada tahun 2021,
SMPN 1 Srengat sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri.
Tujuan spensi green house
 Menanamkan rasa sayang terhadap lingkungan , khususnya tumbuhan dan aneka
bunga.
 Memperkenalkan aneka tanaman dan manfaatnya kepada siswa.
 Menciptakan sekolah hijau dan sehat.
 Sebagai laboratorium alam saat melakukan praktek / penelitian.
 Sebagai sarana sumber dan media pembelajaran bagi siswa dan guru.
Macam spensix green house
Green house kebun sekolah berukuran panjang 15 m, lebar 2,5 m. Terbuat dari
besi, dinding dan atapnya terbuat bahan akrilik. dengan atap terbuat dari bahan akrilik.
Letaknya berada halaman samping sekolah, dekat dengan jalan. Fungsi green house ini
adalah sebagai tempat pemeliharaan berbagai jenis tanaman hias diantaranya anggrek,
kamboja jepang, begonia dll,

Gambar: Green House SMPN 1 Srengat (gambar nanti diganti)

E.   Teknis Pelaksanaan Kegiatan


1.    Jenis Kegiatan
No. JenisKegiatan
1.       Pembentukan anggota pokja
2.       Pembuatan program pokja
      Pembenahan
3.       Green house kebun Anggrek.
      Pembenahan Green House di selatan Laboratorium
4.       Pengadaan bunga anggrek
      Pemberian nama dan pengelompokan  bunga anggrek.
5
      Pemberian nama tanaman di Green House selatan Laboratorium
6       Perawatan 1/pemupukan
      Melakukan Perawatan 2
7           kebersihan
          penyiraman
8       Pemasangan infus di atas tanaman anggrek guna menyiram tanaman
      Pembenahan/pengaturan Green house anggrek depan sekolah.
9       Pembenahan/pengaturan
      Tanaman di Green House di selatan Laboratorium
     Pembibitan Anggrek:
          Penanaman anggrek baru dengan cara memecah anakanya
10
          Penanaman anggrek pada botol aqua.
          Penanaman tanaman di botol bekas.
      Perawatan 2:
          Pemupukan anggrek
          Penggantian /penambahan media anggrek yang sudah rusak
11           Penyulaman
          Pengecekan
          Penggantian pot
          penyiangan
12       Evaluasi kegiatan

2.    Tempat kegiatan


a.      Green house anggrek
b.      Green house anthorium dan aglonema
3.    Koordinator
a.      Sri Agung Whayuni, S.Pd
b.      Laelatun Nadiroh,S.Pd
BAB II

PEMBAHASAN

Rumah kaca atau green house pada prinsipnya adalah sebuah bangunan yang terdiri atau
terbuat dari bahan kaca atau plastik yang sangat tebal dan menutup diseluruh pemukaan
bangunan, baik atap maupun dindingnya. Didalamnya dilengkapi juga dengan peralatan pengatur
temperature dan kelembaban udara serta distribusi air maupun pupuk. Bangunan ini tergolong
bangunan yang sangat langka dan mahal, karena tidak semua tempat yang kita jumpai dapat
ditemukan bangunan semacam ini. Green house biasanya hanya dimiliki oleh Perguruan Tinggi
atau lembaga pendidikan, Balai Penelitian dan perusahaan yang bergerak dibidang bisnis
perbenihan, bunga dan fresh market hortikultura. Namun di negara-negara pertanian yang sudah
maju seperti USA, Australia, Jepang dan negara-negara Eropa sebagian besar tanaman
hortikulturanya ditanam di rumah kaca. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan greenhouse di
mancanegara sudah umum dilakukan. Bahkan mungkin sudah berpuluh tahun sebelum negara
kita mengadopsi tekhnologi tersebut.

Rumah kaca/green house yang digunakan di Indonesia sebagian besar digunakan untuk
penelitian percobaan budidaya, percobaan pemupukan, percobaan ketahanan tanaman terhadap
hama maupun penyakit, percobaan kultur jaringan, percobaan persilangan atau pemuliaan,
percobaan hidroponik dan percobaan penanaman tanaman diluar musim oleh para mahasiswa ,
para peneliti, para pengusaha dan praktisi disemua bidang pertanian.

Green House sebagai Sarana Penunjang Agribisnis Hortikultura sangat Mendukung


Upaya Peningkatan Produksi dan Kontinyuitas Produk

Sebenarnya ide awal untuk pembuatan bangunan green house di Indonesia


dilatarbelakangi oleh kegiatan penelitian yang dilakukan lembaga penelitian maupun dunia
pendidikan. Kegiatan penelitian yang dimaksud disini adalah kegiatan mencari jawaban atau
mencari solusi / jalan keluar atau pemecahan terhadap suatu kasus. Sebagai contoh, bila kita
ingin mencari uji ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit tertentu. Adanya
green house yang mampu menciptakan iklim yang bisa membuat tanaman mampu berproduksi
tanpa kenal musim ini ternyata juga mampu menghindarkan dari serangan hama dan penyakit
yang tidak diujikan. Selain itu dengan adanya green house penyebaran hama dan penyakit yang
diujicoba dapat dicegah . Hal ini berbeda dengan percobaan yang dilakukan di luar green house
dimana dalam waktu yang sangat singkat hama dan penyakit dapat cepat menyebar luas karena
terbawa angin maupun serangga.

Secara umum green house dapat didefinisikan sebagai bangun kontruksi dengan atap
tembus cahaya. Fungsi Green House Untuk memanipulasi kondisi lingkungan agar tanaman di
dalamnya dapat berkembang optimal. Manipulasi lingkungan ini dilakukan dalam dua hal, yaitu
menghindari kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki dan memunculkan kondisi lingkungan
yang dikehendaki. 

Kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki antara lain :


a.    Ekses radiasi sinar matahari seperti sinar ultra violet dan sinar infra merah.
b.    Suhu udara dan kelembaban yang tidak sesuai.
c.    Kekurangan dan kelebihan curah hujan. 
d.   Gangguan hama dan penyakit.
e.    Tiupan angin yang terlalu kuat sehingga dapat merobohkan tanaman.
f.     Tiupan angin dan serangga yang menyebabkan kontaminasi penyerbukan.
g.    Ekses polutan akibat polusi udara.
Kondisi lingkungan yang dikehendaki antara lain :
a.    Kondisi cuaca yang mendukung rentang waktu tanam lebih panjang.
b.    Mikroklimat seperti suhu, kelembaban dan intensitas cahaya sesuai dengan   kebutuhan
pertumbuhan tanaman.
c.    Suplai air dan pupuk dapat dilakukan secara berkala dan terukur.
d.   Sanitasi lingkungan sehingga tidak kondusif bagi hama dan penyakit. 
e.    Kondisi nyaman bagi terlaksananya aktivitas produksi dan pengawasan mutu.
f.     Bersih dari ekses lingkungan seperti polutan dan minimnya residu pestisida
g.    Hilangnya gangguan fisik baik oleh angin maupun hewan.

Manfaat apa saja yang didapat jika menggunakan green house , hal ini dapat dijelaskan sebagai
berikut :

1.      Pengaturan jadwal produksi.

Dunia pertanian kita masih demikian tergantungnya pada keadaan cuaca, bila terjadi
perubahan musim, apalagi bila tidak terprediksi akan menyebabkan sulitnya menentukan jenis
tanaman yang akan diproduksi. Jika musim hujan terlalu panjang akan menyebabkan banyaknya
penyakit termasuk pembusukan akar. Jika musim terlalu kering akan menyebabkan tanaman
kekurangan air, hama juga akan menyerang yang dapat menimbulkan kerugian.  Demikian pula
pada saat tertentu suatu komoditas sulit ditemui mengakibatkan harganya demikian tinggi,
sementara pada waktu lain kebanjiran produk menyebabkan harga anjlok, sehingga kerugian
segera tiba.

Untuk itu perlu sekali mengurangi ketergantungan pada lingkungan luar menggantikan
dengan mikroklimat yang diatur. Dengan demikian dapat dijadwalkan produksi secara mandiri
dan berkesinambungan. Sehingga konsumen tidak perlu kehilangan komoditas yang dibutuhkan,
juga kita tidak perlu membanjiri pasar denganb jenis komoditas yang sama yang menyebabkan
harga anjlok.

2.      Meningkatkan hasil produksi

Pada luasan areal yang sama tingkat produksi budidaya di dalam green house lebih tinggi
dibandingkan di luar green house. Karena budidaya di dalam green house kondisi lingkungan
dan pemberian hara dikendalikan sesuai kebutuhan tanaman. Gejala hilangnya hara yang biasa
terjadi pada areal terbuka seperti pencucian dan fiksasi, di dalam green house diminimalisir.
Budidaya tanaman seperti ini dikenal sebagai hidroponik.

Kondisi areal yang beratap dan lebih tertata menyebabkan pengawasan dapat lebih
intensif dilakukan. Bila terjadi gangguan terhadap tanaman baik karena hama, penyakit ataupun
gangguan fisiologis, dapat dengan segera diketahui untuk diatasi .

3.      Meningkatkan kualitas produksi

Ekses radiasi matahari seperti sinar UV, kelebihan temperatur, air hujan, debu, polutan
dan residu pestisida akan mempengaruhi penampilan visual, ukuran dan kebersihan hasil
produksi.

Dengan kondisi lingkungan yang terlindungi dan pemberian nutrisi akurat dan tepat
waktu, maka hasil produksi tanaman akan berkwalitas. Pemasakan berlangsung lebih serentak,
sehingga pada saat panen diperoleh hasil yang lebih seragam, baik ukuran maupun bentuk visual
produk. 

4.      Meminimalisasi pestisida

Green house yang baik selain dirancang untuk memberikan kondisi mikroklimat ideal
bagi tanaman, juga memberikan perlindungan tanaman terhadap hama dan penyakit.
Perlindungan yang umum dilakukan adalah dengan memasang insect screen pada dinding dan
bukaan ventilasi di bagian atap. Insect screen yang baik tidak dapat dilewati oleh hama seperti
kutu daun.

Pada beberapa green house bagian pintu masuknya tidak berhubungan langsung dengan
lingkungan luar. Ada ruang kecil, semacam teras transisi yang dibuat untuk menahan hama atau
patogen yang terbawa oleh manusia. Pada lantai ruang ini juga terdapat bak berisi cairan pencuci
hama dan patogen. Untuk pintu dapat ditambahkan lembaran PVC sheet. 

5.      Aset dan performance

Saat ini sangat biasa orang membangun green house dengan sistem knock down. Dengan
cara ini gren house bukanlah aset mati, manakala karena suatu hal ada perubahan kebijakan,
maka struktur green house tersebut dapat dipindahkan atau mungkin dijual ke pihak lain yang
memerlukan dengan harga yang proporsional.
Dengan adanya green house maka kesan usaha akan terlihat lebih modern dan padat
teknologi. Hal ini tentunya akan meningkatkan performance petani atau perusahaan yang
menggunakannya. 

6.      Sarana agrowisata

Green house banyak juga digunakan sebagai ruang koleksi berbagai jenis tanaman
bernilai tinggi. Di dalam green house pengunjung dapat melihat berbagai jenis tanaman yang
menarik, bahkan langka, sehingga dapat menjadi daya tarik. Ada yang khusus mengkoleksi
kaktus, anggrek atau berbagai jenis tanaman dengan suasana dibuat seperti di alam bebas. Di
Indonesia green house seperti ini banyak ditemukan di berbagai kebun raya dan tempat
agrowisata.
BAB III
KESIMPULAN

·         Untuk membuat rumah kaca (greenhouse) harus di perhatikan unsur lokasi dimana akan di
tempatkan rumah kaca tersebut
·         Sebenarnya bentuk-bentuk green house tersebut bermacam-macam mulai dari bentuk
sederhana dengan bahan yang paling murah sampai bentuk komplek yang dibentuk dari bahan
penutup yang mahal.
·         Bahan penutup atap dapat menggunakan kaca maupun plastik. Bahan yang terbuat dari plastik
juga tidak kalah dengan kaca dimana mempunyai kelebihan antara lain : tahan pecah, bentuknya
bisa disesuaikan dengan bermacam design, dan sangat mudah digunakan.
·         Kondisi areal yang beratap dan lebih tertata menyebabkan pengawasan dapat lebih intensif
dilakukan. Bila terjadi gangguan terhadap tanaman baik karena hama, penyakit ataupun
gangguan fisiologis, dapat dengan segera diketahui untuk diatasi.

Anda mungkin juga menyukai