Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) adalah suatu masa pada awal
tahun pelajaran dimana siswa baru diberi kesempatan menjalani orientasi
(pembiasaan) untuk menyesuaikan diri dalam lingkungan sekolah yang baru bagi
mereka yang mungkin sama sekali berbeda dengan lingkungan lamanya (SMP/MTs).
MPLS bagi seorang siswa baru, berfungsi untuk memenuhi salah satu dari
tugas perkembangan remaja yang dikemukakan oleh Havighurst (dalam Hurlock
1973), yaitu untuk mengambil seperangkat nilai dan sistem etika yang terdapat di
lingkungan barunya sebagai pemandu dalam bertingkah laku. Artinya dengan
mengikuti MPLS maka seorang siswa baru dapat mengetahui nilai-nilai apa saja yang
dianut di lingkungan barunya tersebut untuk kemudian diimplementasikan dalam
bentuk tingkah laku sehari-hari.

B. Maksud dan Tujuan


MPLS merupakan kegiatan yang dimaksudkan agar siswa baru yang diterima
di SMA/SMK mengenali sekolah dan lingkungannya, terutama terkait dengan proses
belajar-mengajar. Dengan mengenal lingkungan belajarnya secara menyenangkan
akan memberikan kesan mendalam bagi para siswa baru, sehingga mampu
membangkitkan motivasi atau semangat belajar di tempat baru.
Tujuan pelaksanaan kegiatan MPLS adalah sebagai berikut:
1. Untuk melatih siswa agar lebih akrab sesama siswa baru dan kakak kelasnya,
sehingga setelah masuk masa belajar terjalin tali kekeluargaan yang utuh;
2. Untuk mengenalkan seluruh perangkat-perangkat di SMA/SMK kepada siswa
baru dengan baik;
3. Untuk membantu siswa baru agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
baru;
4. Untuk membimbing siswa baru agar dapat memahami sistem belajar/proses
belajar mengajar di SMA/SMK;
5. Untuk mengenalkan fasilitas dan kegiatan yang ada di SMA/SMK kepada siswa
baru.
6. Untuk membina sikap hormat kepada pendidik, tenaga kependidikan dan kakak
kelas di SMA/SMK.

C. Hasil Yang Diharapkan


Setelah pelaksanaan kegiatan MPLS, diharapkan diperoleh hasil sebagai berikut:

1|Buku MPLS 2016-2017


1. Terwujud keakraban antara sesama siswa baru dan kakak kelasnya, sehingga
terjalin tali kekeluargaan yang utuh;
2. Siswa baru mengenal seluruh perangkat-perangkat di SMA/SMK seperti Kepala
Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Wakil Kepala Sekolah, Guru, Pembina
Ekstrakurikuler, Staf Tata Usaha dan sebagainya;
3. Siswa baru dapat lebih menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan bisa
mengetahui sistem belajar/proses belajar mengajar di SMA/SMK;
4. Siswa baru mengenal berbagai fasilitas dan kegiatan yang ada di SMA/SMK.
Dengan demikian, saat pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar siswa mengalami
kemudahan ketika akan menggunakan fasilitas sekolah.
5. Siswa baru menunjukan sikap hormat kepada pendidik, tenaga kependidikan dan
kakak kelas.

D. Tata Tertib MPLS


TATA TERTIB MPLS
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam tata tertib ini yang dimaksud dengan :
(1) Masa Pengenalan Lingkungan Sekolahadalah kegiatan yang diselenggarakan
setiap awal tahun pelajaran bagi siswa baru sebagai bekal untuk mengenal dan
menyesuiakan diri disekolah yang baru sehingga siswa dapat menempuh dan
menyelesaiakan studi dengan baik dan lancar sesuai dengan waktu yang
ditettapkan.
(2) Penyampai materi adalah guru dan para pembina ekstrakurikuler yang ditunjuk
oleh kepala sekolah.
(3) Penyelenggara Masa Pengenalan Lingkungan Sekolahadalah Sekolah Menengah
Atas Kabupaten Bandung.
(4) Peserta Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah adalah seluruh siswa baru kelas X
SMA/SMK Kabupaten Bandung tahun pelajaran 2016/2017.

Pasal 2
Tata tertib ini berlaku sebagai pedoman dalam pelaksanaan Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah di SMA/SMK Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2016-2017
Pasal 3
(1) Peserta Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah diwajibkan:
a) Mengenakan tanda peserta Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah yang telah
ditetapkan.

2|Buku MPLS 2016-2017


b) Berpakaian seragam SLTP asal lengkap dengan atributnya, bersih dan rapih.
c) Hadir 15 menit sebelum acara dimulai.
d) Mengisi dan menandatangani daftar hadir peserta setiap hari.
e) Mengikuti setiap kegiatan dengan baik, tekun dan sunguh-sungguh.
(2) Peserta Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tidak diperkenankan:
a) Meninggalkan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, kecuali dalam hal-hal
yang sangat mendesak setelah mendapat ijin tertulis dari kepala sekolah atau dari
panitia ;
b) Menerima tamu selama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, kecuali dalam
hal-hal mendesak setelah mendapat ijin tertulis dari kepala sekolah atau panitia.
Pasal 4
(1) Pengumuman-pengumuman yang perlu disampaikan kepada Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah dimuat pada papan pengumuman atau disampaikan langsung
secara lisan.
(2) Peserta Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah berkewajiban melihat papan
pengumuman atau memperhatikan isi pengumuman untuk mengetahui hal-hal yang
perlu diketahui.

BAB II
PENGORGANISASIAN PESERTA
MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH
Pasal 5
(1) Peserrta Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah dibagi kedalam kelas-kelas.
(2) Dalam usaha menjamin kelancaran dan memelihara ketertiban, peserta MPLS
memilih salah satu ketua kelas dengan tugas sebagai berikut:
(a) Menyiapkan peserta untuk mengikuti semua kegiatan
(b) Menyampaikan laporan tertulis kepada wali kelas tentang peserta yang hadir dan
yang tidak hadir.
(c) Menjadi penghubung antara peserta dengan panitia penyelenggara.
(d) Melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya sesuai dengan ketentuan dan tata tertib
yang berlaku.
(3) Dalam melaksanakan tugasnya, ketua kelas dibantu olah wakil ketua kelas.
(4) Ketua kelas dan wakil ketua kelas dipilih oleh peserta berdasarkan musyawarah dan
mufakat.

Pasal 6
Peserta Masa Pengenalan Lingkungan Sekolahyang tidak hadir karena sakit dan hal-
hal lainnya harus memberitahukan secara tertulis kepada panitia penyelenggara.

3|Buku MPLS 2016-2017


LAIN-LAIN
Pasal 7
Selama berlangsung Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, peserta yang beragama islam
diwajibkan membawa alat-alat shalat dan melaksanakan ibadah sesuai dengan waktu yang
ditetapkan.
Pasal 8
Keterangan pers yang berkaitan dengan segala sesuatu mengenai Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah hanya dapat disampaikan oleh kepala sekoalah sebagai penanggung
jawab kegiatan.
Pasal 9
Selam berlangsungnya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, Panitia penyelenggara tidak
menyediakan sarana transportasi dan sarana akomodasi bagi peserta MPLS
Pasal 10
Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini akan diatur lebih lanjut oleh panitia
penyelenggara.
Pasal 11
Pedoman ini berlaku selama berlangsungnya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah dengan
ketentuan apabila terdapat kekeliruan akan diadakan perbaiakan sebagaimana mestinya.

4|Buku MPLS 2016-2017


E. Jadwal MPLS SMA/SMK T.P. 2016/2017
HARI / TGL WAKTU KEGITATAN TEMPAT PELAKSANA

5|Buku MPLS 2016-2017


BAB II.
PENGENALAN SEKOLAH
A. Profil Sekolah
1. Nama Sekolah : .....................................................
2. Nama Kepala Sekolah : .....................................................
3. SK Pendirian Sekolah,
Nomor : .....................................................
Tahun : .....................................................
4. Nomor Identitas Sekolah (NIS) : .....................................................
5. Nomor Statistik Sekolah (NSS) : .....................................................
6. Alamat Sekolah : .....................................................
: .....................................................
Kecamatan : .....................................................
Kabupaten : Bandung
Propinsi : Jawa Barat
Telepon & faksimili : .....................................................
Website : .....................................................
E-mail : .....................................................
7. Status Sekolah : Negeri / Swasta
8. Nama Yayasan : .....................................................
9. Tahun Pendirian Sekolah : .....................................................
10. Akreditasi Sebelumnya,
Tahun : .....................................................
Akreditasi : .....................................................
B. Sejarah Singkat Berdirinya SMA/SMK ...............................
..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................

C. Visi, Misi dan Tujuan


Visi, Misi dan Tujuan SMA/SMK ...................................... adalah sebagai berikut :

6|Buku MPLS 2016-2017


1. Visi Sekolah
..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Indikator ketercapaian visi adalah :
..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
2. Misi Sekolah
..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................

3. Tujuan Sekolah
..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
4. Struktur Organisasi Sekolah
..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
5. Program Kurikulum
..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................

7|Buku MPLS 2016-2017


......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................

6. Program Kesiswaan
..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
D. Pengenalan Lingkungan Sekolah
a. Teman Sekelas
Siswa harus mengumpulkan sekurang-kurangnya 15 tanda tangan orang teman
sekelas.
No Nama Alamat Tanda Tangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
JUMLAH SKOR
Catatan : Setiap nomor yang terisi lengkap diberi skor 10

8|Buku MPLS 2016-2017


b. Pengurus Osis
Siswa harus mengumpulkan sekurang-kurangnya 12 tanda tangan Pengurus OSIS
No Nama Jabatan Tanda Tangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
JUMLAH SKOR
Catatan : Setiap nomor yang terisi lengkap diberi skor 10
c. Pengurus Organisasi Ekstrakulikuler
Siswa harus mengumpulkan sekurang-kurangnya 10 tanda tangan Pengurus Inti
(Ketua, Sekretaris, Bendahara) Organisasi Ekstrakulikuler.
No Nama Jabatan Tanda Tangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
JUMLAH SKOR
Catatan : Setiap nomor yang terisi lengkap diberi skor 10

9|Buku MPLS 2016-2017


d. Guru
Siswa harus mengumpulkan sekurang-kurangnya 50% tanda tangan dari seluruh guru
yang mengajar di sekolah
No Nama Mengajar Mata Pelajaran Tanda Tangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
JUMLAH SKOR
Catatan : Setiap nomor yang terisi lengkap diberi skor 10

10 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
e. Tata Usaha, Pesuruh, dan Satuan Pengaman (Satpam) Sekolah
Siswa harus mengumpulkan tanda tangan Tata Usaha, Pesuruh, dan Satuan Pengaman
Sekolah
No Nama Jabatan Tanda Tangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
JUMLAH SKOR
Catatan : Setiap nomor yang terisi lengkap diberi skor 10
f. Halaman Sekolah
Deskripsikan keadaan halaman sekolah (skor Maksimal 50)
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................

11 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
g. Gambar/Denah/Peta Situasi Sekolah
Setiap bagian pada denah/peta situasi harus diberi nama bangunan dan nama jalan.
Skor masing-masing bagian 10.

12 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
BAB III.
MATERI
A. Keimanan dan Ketaqwaan (IMTAQ)
1. Etika Terhadap Diri Sendiri
a. Mua'hadah .
Mu'ahadah adalah mengingat perjanjian , hal ini di dasarkan pada firman Alloh
SWT dalam Q.S. An Nahl ayat 91 :
Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah
kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang
kamu Telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu
itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.
Hendaklah setiap Muslim menyadari bahwa dirinya telah berjanji setiap hari
ketika kita membaca :
Hanya Engkaulah yang kami sembahdan Hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan
Dengan demikian tidak sepantasnyalah kita tidak beribadah kepada Alloh dan
meminta pertolongan slain kepada Nya .

b. Muroqobah
Muroqobah adalah keasadaran dan keyakinan diri bahwa segala gerak gerik
dan aktifitas kita pasti diketahui oleh Alloh SWT . Tidak ada satu pun yang
luput dari pengetahuan Nya , apaka itu amal baik atau amal buruk .
Dengan muroqobah yang kuat kita tidak akan begitu berani berbuat kesalahan
dan pelanggaran karena kita yakin akan dicatat oleh Nya melalui malaikat
Roqib dan Atid dan sekaligus akan dipertanggung jawabkan di hari Kiamat
kelak.

13 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
Berikut ini beberapa ayat Al Qur'an yang berhubungan dengan Muroqobah .
Q. S. An Nisa' ayat 1
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu.
Q. S. Qof 16 18
16. Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dan mengetahui apa
yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada
urat lehernya,
17. (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang
duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.
18. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya
malaikat Pengawas yang selalu hadir.
Q. S. AL Alaq ayat 14
Tidaklah dia mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah melihat segala
perbuatannya?
Q. S. AL Balad ayat 14
Apakah dia menyangka bahwa tiada seorangpun yang melihatnya?
Q. S. AL Baqoroh ayat 235
235. dan Ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada alam
hatimu; Maka takutlah kepada-Nya, dan Ketahuilah bahwa Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyantun.
c. Muhasabah
Muhasabah adalah introspeksi diri, mengkaji diri sendiri , membaca
kemampuan dan kelemahan yang ada pada diri.
Sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S. Al-Hasyr ayat 18:
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Alloh dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertaqwalah kepada Alloh, Sesungguhnya Alloh Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Umar Bin Khotob berkata:
Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab nanti di hari akhir dan
timbanglah diri kalian sebelum ditimbang nanti di hari akhir dan bersiap-
siaplah untuk menghadapi pertemuan yang besar (alam makhsyar).

d. Mujahadah
Mujahadah adalah usaha kerja keras untuk mencapai tujuan mulia yang tidak
mungkin dicapai dengan proses usaha yang santai tetapi perlu kerja keras,
tekun, tabah, dan gigih.

14 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
Q.S. Al-Ankabut 69
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhoan) kami, benar-benar
akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami, dan Sesungguhnya
Alloh benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.

Berikut ini beberapa ayat Al-Quran yang berhubungan dengan Mujahadah:

Q.S. An-Naziat ayat 40-41


40. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan
menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,
41. Maka Sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).

Q.S. Asy-Syams ayat 9-10


9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
10. Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

Q.S. Al-Jatsiyah ayat 23


Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai Tuhannya dan Alloh membiarkannya berdasarkan ilmu-
Nya[1984] dan Alloh telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan
meletakan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan
memberinya petunjuk sesudah Alloh (membiarkannya sesat). Maka
mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?

Q. S. AL Arof 176
Dan kalau kami menghendaki, Sesungguhnya kami tinggikan (derajat)nya
dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan
hawa nafsunya yang rendah

Q. S. AL Qosos ayat 50
Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) Ketahuilah bahwa
Sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka).
dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa
nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Alloh sedikitpun.
Sesungguhnya Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
zalim.

15 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
2. JIHAD
Jihad dibagi menjadi dua bagian :
1. Jihadan Nafsi, yaitu memerangi hawa nafsu yang bertentangan dengan
kehendak agama. Imam Ibnu Qoyim membagi tahapan jihad nafsi kepada
empat tahapan:
a. Jihad/berjuang untuk mempelajari petunjuk dan agama yang benar
b. Jihad/berjuang untuk mengamalkan ilmu setelah dia menguasainya
c. Jihad/berjuang untuk mendakwahkan dan mengajarkannya
d. Jihad/berjuang untuk sabar atas kesulitan dakwah ke jalan Alloh dan
tabah menghadapi penderitaan/gangguan dari yang lain.
2. Jihad Asyaithan, yaitu memerangi ajakan dan bujuk rayu setan.
Sebagaimana Alloh menjelaskan dalam beberapa ayat Al-Quran berikut
ini:
Q.S. Al-Baqoroh ayat 208
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

Q.S. An-Nur ayat 21


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-
langkah syaitan, Maka Sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan
perbuatan yang keji dan yang mungkar. sekiranya tidaklah Karena kurnia
Alloh dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun
dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar itu) salama-
lamanya, tetapi Alloh membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. dan
Alloh Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

16 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
B. Pengenalan Kurikulum SMA/ MA/ SMK/ MAK
Untuk menerapkan konsep kesamaan antara SMA/MA dan SMK/MAK terdiri atas
kelompok mata pelajaran Wajib dan Mata Pelajaran Pilihan. Mata pelajaran wajib sebanyak 9
mata pelajaran dengan beban belajar 18 jam per minggu. Konten kurikulum (Kompetensi Inti
dan KD) dan kemasan konten serta label konten (mata pelajaran) untuk mata pelajaran wajib
bagi SMA/ MA dan SMK/ MAK sama. Struktur ini menempatkan prinsip bahwa peserta
didik adalah subjek dalam belajar dan mereka memiliki hak untuk memilih sesuai minatnya.

2.3.1 Struktur Kurikulum SMA/ MA


Kurikulum SMA/MA dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik
melakukan pilihan dalam bentuk pilihan Kelompok Peminatan, pilihan Lintas Minat, dan/atau
pilihan Pendalaman Minat.

17 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
Keterangan:
Matapelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok matapelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat. Matapelajaran Kelompok B adalah kelompok matapelajaran
yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang
dikembangkan oleh pemerintah daerah.

Satu jam pelajaran tatap muka 45 menit per minggu dan mapel yang memiliki alokasi
waktu belajar 2 jp/minggu berarti memiliki beban belajar tatap muka 2 X 45 menit per
minggu; mapel yang memiliki alokasi waktu belajar 3jp/minggu berarti memiliki beban
belajar tatap muka 3 X 45 menit per minggu; dan seterusnya

Muatan Lokal dapat memuat Bahasa Daerah

Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu dari yang telah ditetapkan
dalam struktur di atas

Kegiatan ekstra kurikulum terdiri atas Pramuka (wajib), UKS, PMR, dan lainnya sesuai
dengan kebutuhan peserta didik di masing-masing satuan.

Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah minimal yang
dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Khusus untuk matapelajaran Pendidikan Agama di Madrasah Aliyah dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh Kementerian Agama.

18 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
C. Pilihan Kelompok Peminatan dan Pilihan Matapelajaran Lintas Kelompok Peminatan
Kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) dirancang untuk
memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur
kurikulum memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan
Kelompok Peminatan dan pilihan Matapelajaran antar Kelompok Peminatan.
Kelompok Peminatan yang dipilih peserta didik terdiri atas kelompok Matematika dan Ilmu
Alam, Ilmu-ilmu Sosial, dan Ilmu Budaya dan Bahasa. Sejak medaftar ke SMA, di Kelas X
seseorang peserta didik sudah harus memilih kelompok peminatan mana yang akan
dimasuki. Pemilihan Kelompok Peminatanberdasarkan nilai rapor SMP/MTs, nilai ujian
nasional SMP/MTs, rekomendasi guru bimbingan dan konseling di SMP, hasil tes
penempatan (placement test) ketika mendaftar di SMA, dan tes bakat minat oleh psikokog.
Pada semester kedua di Kelas X, seorang peserta didik masih mungkin mengubah Kelompok
Peminatan, berdasarkan hasil pembelajaran di semester pertama dan rekomendasi guru
bimbingan dan konseling. Semua matapelajaran yang terdapat pada satu Kelompok
Peminatan wajib diikuti oleh peserta didik. Selain mengikuti seluruh matapelajaran di
Kelompok Peminatan, setiap peserta didik harus mengikuti matapelajaran tertentu untuk
lintas minat dan/atau pendalaman minat sebanyak 6 jam pelajaran di Kelas X dan 4 jam
pelajaran di Kelas XI dan XII. Matapelajaran lintas minat yang dipilih sebaiknya tetap dari
Kelas X sampai dengan XII.

19 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
Di Kelas X, jumlah jam pelajaran pilihan antar Kelompok Peminatan per minggu 6 jam
pelajaran, dapat diambil dengan pilihan sebagai berikut:
1) Dua matapelajaran (masing-masing 3 jam pelajaran) dari satu Kelompok Peminatan
yang sama di luar Kelompok Peminatan pilihan, atau
2) Satu matapelajaran di masing-masing Kelompok Peminatan di luar Kelompok
Peminatan pilihan.

Khusus bagi Kelompok Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya, selain pola pilihan yang di atas,
di Kelas X, peserta didik dapat melakukan pilihan sebagai berikut:
1) Satu pilihan wajib matapelajaran dalam kelompok Bahasa Asing Lain (Arab, Mandarin,
Jepang, Korea, Jerman, Perancis) sebagai bagian dari matapelajaran wajib Kelompok
Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya.
2) Dua mapel (masing-masing 3 jam pelajaran) dari matapelajaran Bahasa Asing Lainnya,
atau
3) Satu matapelajaran Bahasa Asing Lainnya (3 jam pelajaran) dan satu matapelajaran dari
Kelompok Peminatan Ilmu Alam dan Matematika atau Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu
Sosial, atau
4) Satu matapelajaran di kelompok peminatan Matematika dan Ilmu Alam dan satu
Matapelajaran di kelompok Ilmu-ilmu Sosial, atau
5) Dua matapelajaran di salah satu kelompok peminatan Matematika dan Ilmu Alam atau
di kelompok peminatan Ilmu-ilmu Sosial.

Di Kelas XI dan XII peserta didik Kelompok Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya dapat
memilih satu matapelajaran (4 jam pelajaran) dari Bahasa Asing Lainnya atau satu
matapelajaran di Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam atau Ilmu-ilmu Sosial.
Catatan:
1) Matapelajaran dalam kelompok Bahasa Asing Lain ditentukan oleh SMA/MA masing-
masing sesuai dengan ketersediaan guru dan fasilitas belajar

2) Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah yang tidak memiliki Kelompok Peminatan


Ilmu Bahasa dan Budaya, dapat menyediakan pilihan matapelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, Antropologi atau salah satu matapelajaran dalam
kelompok Bahasa Asing Lain sebagai pilihan matapelajaran yang dapat diambil peserta
didik dari Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam atau Kelompok Peminatan
Ilmu-ilmu Sosial.
3) Bagi peserta didik yang menggunakan pilihan untuk menguasai satu bahasa asing tertentu
atau matapelajaran tertentu, dianjurkan untuk memilih matapelajaran yang sama sejak
tahun X sampai tahun XII.
4) Sangat dianjurkan setiap SMA/MA memiliki ketiga Kelompok Peminatan.
5) Peserta didik di SMA/MA Kelas XII dapat mengambil matakuliah pilihan di perguruan
tinggi yang akan diakui sebagai kredit dalam kurikulum perguruan tinggi yang
bersangkutan. Pilihan ini tersedia bagi peserta didik SMA/MA yang memiliki kerjasama
dengan perguruan tinggi terkait.
6) Pendalaman minat matapelajaran tertentu dalam Kelompok Peminatan
dapatdiselenggarakan oleh satuan pendidikan melalui kerja sama dengan perguruan
tinggi.

20 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
D. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam
satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
1. Beban belajar di Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah dinyatakan dalam jam
pembelajaran per minggu.
a. Beban belajar satu minggu Kelas X adalah 42 jam pembelajaran.
b. Beban belajar satu minggu Kelas XI dan XII adalah 44 jam pembelajaran.
2. Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 45 menit.
3. Beban belajar di Kelas X, XI, dan XII dalam satu semester paling sedikit 18
minggu dan paling banyak 20 minggu.
4. Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan
paling banyak 20 minggu.
5. Beban belajar di kelas XII pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan
paling banyak 16 minggu.
6. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling
banyak 40 minggu.
Setiap satuan pendidikan boleh menambah jam belajar per minggu berdasarkan
pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial,
budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.

21 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
2.3.1 Struktur Kurikulum SMK/MAK

22 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
23 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
24 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
25 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
26 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
27 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
28 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu
minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
1. Beban belajar di Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan dinyatakan
dalam jam pembelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu Kelas XI dan XII
adalah 48 jam pembelajaran.
Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 45 menit.
2. Beban belajar di Kelas X, XI, dan XII dalam satu semester paling sedikit 18 minggu dan
paling banyak 20 minggu.
3. Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling
banyak 20 minggu.
4. Beban belajar di kelas XII pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling
banyak 16 minggu.
5. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak 40
minggu.

Setiap satuan pendidikan boleh menambah jam belajar per minggu berdasarkan
pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya,
dan faktor lain yang dianggap penting.

29 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
E. PENILAIAN KURIKULUM 2013
Fungsi Penilaian oleh Pendidik:
1. memantau kemajuan belajar,
2. memantau hasil belajar, dan
3. mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.

Tujuan penilaian:
1. Formatif (membentuk karakter dan perilaku, menjadikan peserta didik sebagai
pembelajar sepanjang hayat);
2. Diagnostik (melihat perkembangan peserta didik dan feedback-koreksi
pembelajaran), dan
Achievement/capaian (mengukur capaian agar dapat dilakukan evaluasi hasil
pembelajaran .
Catatan Revisi:
o Tidak terdapat nomenklatur kata ULANGAN
o Tidak terdapat Ulangan Tengah Semester (UTS)
o Penilaian dalam bentuk Ulangan Akhir Semester (UAS) yang selama ini adalah bagian
dari tugas Pendidik, sekarang merupakan bagian dari penilaian Satuan Pendidikan
dengan nomenklatur Penilaian Akhir Semester
o Penilaian yang dilakukan oleh Pendidik dalam bentuk Penilaian Harian
o Penilaian yang dilakukan oleh Satuan Pendidikan dalam bentuk Penilaian Akhir dan
Ujian Sekolah/Madrasah
o Penilaian Akhir meliputi Penilaian Akhir Semester & Penilaian Akhir Tahun
o Penilaian akhir tahun adalah kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan pada
akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir
semester genap. Cakupan penilaian meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
KD pada semester genap
o Laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester, dan akhir tahun (RAPOR)
ditetapkan dalam rapat dewan guru berdasar hasil penilaian oleh Pendidik dan hasil
penilaian oleh Satuan Pendidikan
o Hasil penilaian sikap dilaporkan dalam bentuk predikat dan/atau deskripsi;
o Hasil penilaian pengetahuan dan keterampilan dilaporkan dalam bentuk nilai, predikat
dan deskripsi pencapaian kompetensi mata pelajaran;

Isu Actual tentang Penilaian :


o Penilaian menggunakan angka pada skala 0 100
o Penilaian SIKAP
o Penilaian KETERAMPILAN
o Ketuntasan Belajar
o Soal HOTS
o Syarat KENAIKAN KELAS
o Model RAPOR
o Dll

30 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
3.1. Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan dalam bentuk penilaian autentik
dan juga non-autentik.
Bentuk penilaian autentik mencakup penilaian berdasarkan pengamatan, tugas ke
lapangan, portofolio, proyek, produk, jurnal, kerja laboratorium dan unjuk kerja,
serta penilaian diri.
Bentuk penilaian non-autentik mencakup tes, penilaian akhir semester, penlaian
akhir tahun, dan ujian.

3.2. PENILAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN


Pelaksanaan penilaian pengetahuan dilakukan untuk menilai proses dan hasil belajar peserta
didik. Penilaian proses dilakukan dalam bentuk penilaian harian melalui tes tertulis, tes lisan,
maupun penugasan. Cakupan penilaian harian meliputi seluruh indikator dari satu kompetensi
dasar atau lebih sedangkan cakupan penugasan disesuaikan dengan karakteristik kompetensi
dasar.

3.3. PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN


Pelaksanaan penilaian keterampilan dilakukan untuk menilai proses dan hasil belajar
peserta didik. Penilaian proses dilakukan melalui penilaian praktik selama proses
pembelajaran. Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui penilaian produk, penilaian
proyek, dan penilaian portofolio yang diberikan setelah pembelajaran. Penilaian
keterampilan dapat juga dilakukan melalui penilaian harian sesuai karakteristik
kompetensi dasar.

1). Penilaian Kinerja


2). Penilaian Proyek
3). Penilaian fortopolio

3.4. KETUNTASAN BELAJAR


Penilaian berdasarkan Acuan Kriteria: penilaian kemajuan peserta didik dibandingkan
dengan kriteria capaian kompetensi yang ditetapkan.
KKM ditentukan oleh satuan pendidikan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan
dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran dan
kondisi satuan pendidikan
KKM untuk pengetahuan & keterampilan ditentukan oleh satuan pendidikan dengan
mempertimbangkan batas standar minimal nilai Ujian Nasional yang ditetapkan oleh
Pemerintah
Sekolah dapat menentukan batas ketuntasan diatas standar dengan mempertimbangkan
aspek-aspek tertentu sesuai dengan karakteristik dan potensi sekolah
Ketuntasan kompetensi sikap dalam bentuk PREDIKAT dan DESKRIPSI.

31 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan dilaporkan dalam bentuk nilai
dengan bilangan bulat (skala 0 100) dan predikat serta dilengkapi dengan deskripsi
singkat yang menggambarkan capaian kompetensi yang menonjol dalam satu semester
Predikat pada pengetahuan dan keterampilan, ditentukan berdasarkan interval predikat
yang disusun dan ditetapkan oleh satuan pendidikan.
Tabel interval predikat yang memilki KKM berbeda maka harus dibuat tabel interval
predikat sesuai dengan KKM yang berbeda, namun jika KKM semua MP sama maka
tabel interval predikat dibuat hanya satu.
Predikat pada pengetahuan dan keterampilan dinyatakan dengan angka bulat dengan
skala 0-100, ditentukan berdasarkan interval predikat yang disusun dan ditetapkan oleh
satuan pendidikan. Penetapan tabel interval predikat untuk KKM yang berbeda dibuat
tabel interval predikat seperti contoh pada tabel berikut:
Tabel Interval Predikat berdasarkan KKM
Predikat
KKM
D=Kurang C=Cukup B=Baik A=Sangat Baik

60 <60 60 .... ... .... 100

70 <70 70 .... ... .... 100

dst..

Nilai KKM merupakan nilai minimal untuk predikat Cukup. Berkaitan hal tersebut
diharapkan satuan pendidikan dapat menentukan KKM yang sama untuk semua mata
pelajaran

3.5. PENILAIAN SIKAP

Penilaian Sikap adlah penilaian terhadap perilaku peserta didik dalam proses
pembelajaran, di dalam kelas, dan di luar kelas untuk menumbuhkembangkan sikap,
perilaku dan karakter setiap peserta didik.

Penilaian sikap Spiritual dilakukan dalam rangka membentuk sikap siswa agar mampu
menghargai, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Penilaian sikap Sosial dilakukan utk membentuk sikap sosial siswa yang mampu
menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, dan
percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan lingkungan
alam dimana mereka berada.

o Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan OBSERVASI yang dituangkan dalam


catatan guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling (BK), dan wali kelas yang
berupa catatan anekdot (anecdotal record), catatan kejadian tertentu (incidental record),
dan informasi lain yang valid dan relevan.

32 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
o Dalam pelaksanaan penilaian sikap diasumsikan setiap peserta didik memiliki perilaku
yang BAIK, sehingga jika tidak dijumpai perilaku yang sangat baik atau kurang baik
maka nilai sikap peserta didik tersebut dianggap sesuai dengan indikator yang
diharapkan
o Penilaian diri dan penilaian antarteman dapat dilakukan dalam rangka pembinaan
dan pembentukan karakter siswa, sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu
alat konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik.

3.6. Kriteria Kenaikan Kelas


Pada SKS, tidak ada kenaikan kelas bagi peserta didik, sedangkan pada Sistem Paket
peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut.
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
pelajaran yang diikuti.
2. Predikat sikap sekurang-kurangnya minimal BAIK yaitu memenuhi indikator
kompetensi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
3. Nilai kegiatan ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan minimal BAIK sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
4. Tidak memiliki lebih dari 2 (dua) mata pelajaran yang masing-masing nilai
pengetahuan dan/atau keterampilan di bawah KKM. Apabila ada mata pelajaran yang
tidak mencapai ketuntasan belajar pada semester ganjil dan/atau semester genap, nilai
akhir diambil dari rerata semester ganjil dan genap pada mata pelajaran yang sama
pada tahun pelajaran tersebut.
5. Satuan pendidikan dapat menambahkan kriteria lain sesuai dengan kebutuhan masing-
masing.
F. Pengenalan Program Kesiswaan
1. Pembinaan Kesiswaan
Pembinaan kesiswaan merupakan suatu usaha agar peserta didik dapat tumbuh
dan berkembang sebagai manusia Indonesia sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
berdasarkan Pancasila. Pembinaan kesiswaan dilaksanakan melalui kegiatan
ekstrakurikuler.
Tujuannya adalah meningkatkan peran serta dan inisiatif peserta didik untuk
menjaga dan membina sekolah sebagai Wiyatamandala sehingga terhindar dari usaha
dan pengaruh yang bertentangan dengan kebudayaan nasional, menumbuhkan daya
tangkal pada diri peserta didik terhadap pengaruh negatif yang datang dari luar
maupun dari dalam lingkungan sekolah, memantapkan kegiatan ekstrakurikuler dalam
menunjang pencapaian kurikulum, meningkatkan apresiasi dan penghayatan seni,
menumbuhkan sikap berbangsa dan bernegara, meneruskan dan mengembangkan
jiwa, semangat serta nilai-nilai 45, serta meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani.
Materi pembinaan siswa mencakup:
a. ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
b. kehidupan berbangsa dan bernegara,
c. pendidikan pendahuluan bela negara,
d. kepribadian dan budi pekerti luhur,
e. berorganisasi, pendidikan politik dan kepemimpinan,
f. keterampilan dan kewiraswastaan,
g. kesegaran jasmani dan daya kreasi, serta
h. persepsi, apresiasi dan kreasi seni.
33 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
Jalur pembinaan kesiswaan terdiri dari:
a. organisasi kesiswaan,
b. latihan kepemimpinan,
c. kegiatan ekstrakurikuler,
d. kegiatan wawasan Wiyatamandala.

2. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)


OSIS merupakan wadah organisasi siswa di sekolah untuk mencapai tujuan
pembinaan dan pengembangan kesiswaan. Oleh karena itu, peserta didik secara
otomatis menjadi anggota OSIS di sekolah yang bersangkutan dan keanggotaan itu
secara otomatis berakhir dengan keluarnya peserta didik dari sekolah yang
bersangkutan
OSIS bersifat intra sekolah, artinya tidak ada hubungan organisatoris dengan OSIS
sekolah lain dan tidak menjadi bagian dari organisasi lain yang ada di luar sekolah.
Perangkat OSIS terdiri dari:
a. Pembina OSIS, yaitu Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, dan Guru,
b. Perwakilan Kelas,
c. Pengurus OSIS.

Strutur Organigram OSIS adalah sebagai Berikut:


Ketua

Wakil Ketua I

Wakil Ketua II

Sekretaris Bendahara

Wakil Sekretaris I Wakil Bendahara

Wakil Sekretaris II
Tuhan Yang Maha Esa
Seksi Ketaqwaan terhadap

dan Bernegara
Seksi Kehidupan Berbangsa

Bela Negara
Seksi Pendidikan Pendahuluan

Budi Pekerti Luhur


Seksi Kepribadian dan

Politik dan Kepemimpinan


Seksi Berorganisasi, Pendidikan

Kewirausahaan
Seksi Keterampilan, dan

dan Daya Kreasi


Seksi Kesegaran Jasmani

dan Kreasi Seni


Seksi Persepsi, Apresiasi

34 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
3. Latihan Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suatu usaha untuk mempengaruhi orang/pihak lain/kelompok
melalui langkah-langkah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengawasan untuk mencapai suatu tujuan. Untuk menumbuhkembangkan jiwa
kepemimpinan siswa di sekolah diperlukan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa
(LDKS).
LDKS terdiri dari:
a. Latihan Kepemimpinan bagi Pembina OSIS,
b. Latihan Kepemimpinan bagi Pengurus OSIS,
c. Latihan Kepemimpinan bagi Perwakilan Kelas, dan
d. Latihan Kepemimpinan bagi Anggota OSIS.
Latihan kepemimpinan bagi Pembina OSIS, Pengurus OSIS, dan Perwakilan Kelas
bertujuan:
a. meningkatkan dan memantapkan mutu kepemimpinan,
b. meningkatkan kemampuan berorganisasi dan kesadaran politik sebagai
warga negara yang baik dan bertanggung jawab,
c. meningkatkan dan mengembangkan serta memperluas wawasan dalam
melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan OSIS.
Latihan kepemimpinan bagi anggota OSIS bertujuan:
a. mendorong, membimbing, serta mengarahkan potensi kepemimpinan,
b. menumbuhkan, meningkatkan, dan memantapkan kesadaran dan tanggung jawab
sebagai warga negara khususnya generasi muda penerus perjuangan bangsa,
c. memberi tuntunan dan meningkatkan pola pikir, sikap, dan perilaku siswa sesuai
dengan agama dan keyakinan masing-masing, kepribadian, budi pekerti luhur,
sopan santun, dan disiplin.

G. Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler dalam Kurikulum 2013 dikelompokkan berdasarkan kaitan
kegiatan tersebut dengan kurikulum, yakni ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan.
Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh
peserta didik, terkecuali peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya
untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
Dalam Kurikulum 2013, Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler
wajib dari sekolah dasar (SD/MI) hingga sekolah menengah atas (SMA/SMK), dalam
pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Pelaksananannya dapat bekerja
sama dengan organisasi Kepramukaan setempat/terdekat.
Ekstrakurikuler pilihan merupakan kegiatan yang antara lain OSIS, UKS, dan PMR.
Selain itu, kegiatan ini dapat juga dalam bentuk antara lain kelompok atau klub yang kegiatan
ekstrakurikulernya dikembangkan atau berkenaan dengan konten suatu mata pelajaran,
misalnya klub olahraga seperti klub sepak bola atau klub bola voli.

35 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
Berkenaan dengan hal tersebut, satuan pendidikan (kepala sekolah, guru, dan tenaga
kependidikan) perlu secara aktif mengidentifikasi kebutuhan dan minat peserta didik yang
selanjutnya dikembangkan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat positif bagi
peserta didik. Ide pengembangan suatu kegiatan ekstrakurikuler dapat pula berasal dari
peserta didik atau sekelompok peserta didik.

Program ekstrakurikuler berikut adalah contoh yang dapat dikembangkan di satuan


pendidikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang dimilikinya. PROGRAM
EKSTRAKURIKULER

1. Klub Tari, Nyanyi, Sandiwara, Melukis, berbagai kesenian daerah

2. Klub Diskusi Bahasa, Sastra, Drama, Orasi

3. Klub Voli, Sepak bola, Basket, Dayung, Badminton, Renang, Atletik, Silat, Karate,
Yudo, Bela Diri lainnya.

4. Klub Pencinta Matematika, Komputer, Otomotif, Elektronika.

5. Klub Pencinta Alam, Pencinta Kupu-kupu, Pencinta, Arung Jeram, Pencinta Astronomi,
Kebersihan Lingkungan, Pertanian

6. Klub Pendaki Gunung, Kelompok Pekerja Sosial, Polisi Lalu Lintas Sekolah

7. Perkumpulan Pengelola Rumah Ibadah, Kelompok Peduli Rumah Jompo, Kelompok


Peduli Rumah Yatim.

Satuan pendidikan selanjutnya menyusun Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler yang berlaku


di satuan pendidikan dan mendiseminasikannya kepada peserta didik pada setiap awal tahun
pelajaran.
Panduan kegiatan ekstrakurikuler yang diberlakukan pada satuan pendidikan paling sedikit
memuat.
1. Kebijakan mengenai program ekstrakurikuler;
2. Rasional dan tujuan kebijakan program ekstrakurikuler;
3. Deskripsi program ekstrakurikuler meliputi:
a. ragam kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan;
b. tujuan dan kegunaan kegiatan ekstrakurikuler;
c. keanggotaan/kepesertaan dan persyaratan;
d. jadwal kegiatan; dan
e. level supervisi yang diperlukan dari orang tua peserta didik.
4. Manajemen program ekstrakurikuler meliputi:
a. Struktur organisasi pengelolaan program ekstrakurikuler pada satuan
pendidikan;
b. Level supervisi yang disiapkan/disediakan oleh satuan pendidikan untuk
masing-masing kegiatan ekstrakurikuler; dan
c. Level asuransi yang disiapkan/disediakan oleh satuan pendidikan untuk
masing-masing kegiatan ekstrakurikuler.
5. Pendanaan dan mekanisme pendanaan program ekstrakurikuler.

36 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Peserta didik harus mengikuti program ekstrakurikuler wajib (kecuali bagi
yang terkendala), dan dapat mengikuti suatu program ekstrakurikuler pilihan baik
yang terkait maupun yang tidak terkait dengan suatu mata pelajaran di satuan
pendidikan tempatnya belajar.
Penjadwalan waktu kegiatan ekstrakurikuler sudah harus dirancang pada awal
tahun atau semester dan di bawah bimbingan kepala sekolah atau wakil kepala
sekolah bidang kurikulum dan peserta didik. Jadwal waktu kegiatan ekstrakurikuler
diatur sedemikian rupa sehingga tidak menghambat pelaksanaan kegiatan kurikuler
atau dapat menyebabkan gangguan bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan
kurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan di luar jam pelajaran kurikuler yang
terencana setiap hari. Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan setiap hari atau waktu
tertentu (blok waktu). Kegiatan ekstrakurikuler seperti OSIS, klub olahraga, atau seni
mungkin saja dilakukan setiap hari setelah jam pelajaran usai. Sementara itu kegiatan
lain seperti Klub Pencinta Alam, Panjat Gunung, dan kegiatan lain yang memerlukan
waktu panjang dapat direncanakan sebagai kegiatan dengan waktu tertentu (blok
waktu).
Khusus untuk Kepramukaan, kegiatan yang dilakukan di luar sekolah atau
terkait dengan berbagai satuan pendidikan lainnya, seperti Jambore Pramuka,
ditentukan oleh pengelola/pembina Kepramukaan dan diatur agar tidak bersamaan
dengan waktu belajar kurikuler rutin.
Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan di luar jam pelajaran biasa dan pada waktu
libur sekolah. Di sekolah, atau di luar sekolah, secara berkala atau hanya pada waktu-
waktu tertentu.
Contoh kegiatan ekstrakurikuler bidang Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa:
a. memperingati hari-hari besar agama,
b. mengadakan kegiatan lomba yang bersifat keagamaan, (3) menyelenggarakan
kegiatan seni yang bernafaskan keagamaan.
Contoh kegiatan ekstrakurikuler bidang Kehidupan Berbangsa dan Bernegara:
a. melaksanakan upacara bendera,
b. bakti sosial,
c. lomba karya tulis,
d. menghayati dan mapu menyanyikan lagu-lagu nasional.
Contoh kegiatan ekstrakurikuler bidang Pendidikan Pendahuluan Bela Negara:
a. melaksanakan tata tertib sekolah,
b. melaksanakan baris berbaris,
c. mempelajari dan menghayati sejarah perjuangan bangsa,
d. melaksanakan wisata siswa, pencinta alam, dan kelestarian lingkungan alam.
Contoh kegiatan ekstrakurikuler bidang Berorganisasi, Pendidikan Politik, dan
Kepemimpinan:
a. memantapkan peran siswa di dalam OSIS sesuai peran masing-masing,
b. membentuk kelompok belajar,
c. melaksanakan latihan kepemimpinan siswa,
d. mengadakan forum diskusi ilmiah,
e. mengadakan media komunikasi OSIS, seperti buletin, majalah dinding, dan
sebagainya,
f. mengorganisir suatu pementasan atau bazaar.

37 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
Contoh kegiatan Keterampilan dan Kewiraswastaan:
a. meningkatkan keterampilan dalam menciptakan suatu barang lebih berguna,
b. meningkatkan keterampilan di bidang teknik, elektronik, pertanian, dan
peternakan,
c. meningkatkan usaha-usaha keterampilan tangan,
d. meningkatkan usaha koperasi sekolah,
e. melaksanakan pengalaman kerja lapangan.

Contoh kegiatan ekstrakurikuler bidang Kesejahteraan Jasmani dan daya Kreasi:


a. meningkatkan kesadaran hidup sehat di lingkungan sekolah, rumah dan
masyarakat/lingkungan,
b. melaksanakan usaha kesehatan sekolah/UKS,
c. melaksanakan pemeliharaan keindahan, penghijauan, dan kebersihan sekolah,
d. menyelenggarakan kantin sehat,
e. melaksanakan pencegahan penyalahgunaan narkotika, obat terlarang,
minuman keras, rokok, dan sebagainya,
f. melaksanakan senam pagi,
g. menyelenggarakan lomba berbagai cabang olahraga.

Contoh kegiatan ekstrakurikuler bidang Persepsi, Apresiasi, dan Kreasi Seni:


a. mengembangkan wawasan dan keterampilan siswa di bidang seni suara, seni
tari, seni rupa, seni kerajinan, drama/sastra, musik, dan fotografi,
b. menyelenggarakan sanggar berbagai macam seni,
c. meningkatkan daya cipta seni,
d. mementaskan/memamerkan berbagai cabang seni, baik karya siswa/sekolah
maupun karya seniman luar.

4. Wawasan Wiyata Mandala


a. Pengertian
Wawasan adalah suatu pandangan atau sikap yang mendalam terhadap suatu
hakekat. Wiyata adalah pendidikan dan Mandala adalah lingkungan. Jadi
Wawasan Wiyata Mandala dapat diartikan sebagai suatu pandangan atau sikap
menempatkan sekolah sebagai lingkungan pendidikan.
b. Makna
Sekolah hendaknya betul-betul menjadi tempat diselenggarakannya proses
belajar mengajar. Sekolah sebagai masyarakat belajar: terjadi interaksi
siswagurulingkungan sekolah. Sekolah tempat terjadinya proses
pembudayaan kehidupan dalam suasana aman, nyaman, tertib, dan bebas dari
segala ancaman.
c. Peranan
1) Sebagai pengaman sekolah dari berbagai pengaruh negatif internal dan
eksternal sehingga sekolah dapat melaksanakan fungsi utamanya sebagai
tempat belajar mengajar.
2) Sebagai penggerak unsur-unsur/komponen sekolah secara terkoordinasi
serta berdaya guna secara maksimal dalam suasana aman, tertib, dan bebas
ancaman.

38 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
3) Sebagai usaha preventif: terciptanya kondisi sekolah yang berdaya tangkal
terhadap segala pengaruh destruktifinternal maupun eksternal
d. Unsur
1) Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal
2) Wewenang dan tanggung jawab penuh Kepala Sekolah sebagai manajer ,
pemimpin, administrator, edukator, dan sebagai orang tua
3) Hubungan kerjasama antara guru dan orang tua siswa
4) Sikap warga sekolah terhadap martabat dan citra guru
5) Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya
e. Pelaksanaan
1) Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sesuai dengan tujuan
satuan pendidikan, diarahkan pada pengembangan kemandirian, sikap
bertanggung jawab, berani mengemukakan pendapat, berpikir secara
teratur, kritis, disiplin, dan berani mengambil keputusan
2) Pengelolaan Administrasi Sekolah (POCC)
3) Penataan Lingkungan Sekolah: Keamanan, Ketertiban, Keindahan,
Kerindangan, Keserasian, dan Keseimbangan (K-8)
f. Peranan Warga Sekolah
1) Kepala Sekolah: penyelenggaraan kegiatan pendidikan, pembinaan
kesiswaan, pelaksanaan bimbingan dan penilaian, administrasi sekolah,
sarana prasarana, humas dan pelaporan pendidikan
2) Guru: harus memiliki kompetensi pedagogis, profesional, kepribadian, dan
sosial
3) Tenaga Kependidikan: memberikan pelayanan optimal
4) Siswa SMA SMK :
Menyadari diri sebagai siswa yang memerlukan bantuan dan
bimbingan guru
Mengikuti pelajaran dengan sungguhungguh dan penuh perhatian,
aktif, kreatif dalam berbagai kegiatan sekolah
Mengatur waktu sebaikaiknya agar tugasugas sekolah dapat
diselesaikan tepat waktu
Melalu patuh dan taat pada perintah guru
5. Pakaian Seragam Sekolah
Pakaian seragam sekolah (PSS) adalah pakaian yang dikenakan oleh siswa pada
hari belajar, yang disaturagamkan jenis, rancangan dan warnanya.
PSS ditetapkan dengan tujuan:
a. menumbuhkan rasa kebersamaan, memperkuat jiwa persaudaraan sehingga
dapat menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan di kalangan siswa,
b. memperkecil perbedaan tingkah laku siswa yang disebabkan oleh adanya
perbedaan tingka kemampuan ekonomi orang tua/wali siswa,
c. menanamkan dan mengembangkan kesadaran masyarakat, serta patuh
terhadap peraturan yang telah ditetapkan,
d. menumbuhkan kesadaran disiplin diri yang pada gilirannya memperkuat
disiplin sosial dan nasional.

39 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
Perlakuan terhadap PSS hendaknya:
a. bersih,
b. rapih, dan
c. lengkap dengan atribut sekolah.
Siswa berpakaian seragam sekolah bertanggung jawab untuk bersikap dan
bertingkah laku yang baik demi menjaga citra siswa dan nama baik sekolahnya.
PSS terdiri dari dua macam:
a. PSS yang digunakan untuk Upacara Bendera, yang berupa Pakaian Seragam
harian/PSH ditambah dengan topi pet, dan
b. PSS yang digunakan untuk harian pada hari belajar.
PSS dikenakan setiap hari belajar. Pada hari Jumat siswa dapat mengenakan
pakaian seragam yang ditentukan oleh sekolah masing-masing.
6. Tata Krama
Tata krama merupakan kegiatan sopan santun yang disepakati dalam
lingkungan pergaulan antara manusia, serta merupakan gerak langkah kehidupan
sehari-hari yang berlaku di semua lapisan masyarakat dalam berkomunikasi dengan
sesama.
Tata krama merupakan kebiasaan yang muncul karena adanya aksi dan reaksi
dalam pergaulan. Ruang lingkup tata krama meliputi tata krama nasional dan tata
krama lokal. Tata krama nasional merupakan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tata krama lokal berlaku pada kehidupan sehari-hari dalam suatu kelompok
masyarakat tertentu.
Kunci keserasian dalam pergaulan:
a. perlakukanlah orang seperti kita memperlakukan diri sendiri,
b. hargai orang menurut jati diri masing-masing,
c. membuka diri,
d. percaya kepada orang lain, saling menghormati dan siap berkorban.

Tata krama dalam bertingkah laku meliputi:


a. tata krama berbicara,
b. tata krama pergaulan, dan
c. tata krama penampilan yang terdiri dari tata cara berbusana, tata cara bersolek,
tata cara berjalan, dan tata cara makan.

7. Tata Tertib Sekolah


a. Waktu Sekolah
1) Sudah berada di sekolah 15 menit sebelum sekolah dimulai.
2) Para siswa yang terlambat hanya diperkenankan masuk kelas setelah mendapat
izin dari Kepala Sekolah/guru piket.
3) Selama waktu belajar, para siswa tidak diperbolehkan keluar kelas. Keperluan
ke WC dan lain-lain hanya dilakukan pada waktu istirahat.
4) Pada waktu bel ganti pelajaran, para siswa dilarang keluar dari ruang kelas.

40 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
5) Pada waktu istirahat para siswa dianjurkan keluar kelas, tetapi tidak boleh
keluar dari halaman sekolah.
6) Selama waktu belajar, apabila siswa akan meninggalkan sekolah karena sakit
atau alasan lain, harus mendapat izin dari Kepala Sekolah/guru piket.
7) Bila 10 menit setelah bel masuk ternyata guru belum datang, maka Ketua
Kelas wajib:
Menjemput/mencari guru yang bersangkutan di ruang guru,
Jika guru yang bersangkutan tidak dapat masuk kelas, melapor kepada
Kepala Sekolah/guru piket
b. Kegiatan Belajar
1) Para siswa diwajibkan mengikuti kegiatan kurikuler, salah satu kegiatan
ekstrakurikuler yang telah ditetapkan oleh sekolah dan diwajibkan
memperoleh hasil evaluasi belajar yang dicantumkan dalam raport.
2) Para siswa diwajibkan mengikuti Upacara Bendera pada hari yang ditetapkan
oleh sekolah.
c. Tingkah Laku
1) Para siswa harus bersikap hormat dan sopan terhadap bapak/Ibu guru, pegawai
sekolah, serta sesama siswa.
2) Siswa menyapa guru dan pegawai tata usaha dengan ucapan salam.
3) Para siswa harus menciptakan suasana damai dan tenteram, menjauhkan diri
dari pertengkaran, pertentangan dan permusuhan, serta perkelahian.
4) Para siswa hanya diperbolehkan membawa benda-benda yang diperlukan
untuk belajar ke sekolah.
5) Para siswa harus memelihara kebersihan seluruh fasilitas sekolah.
6) Para siswa membuang sampah pada tempat yang disediakan.
7) Para siswa harus mempergunakan alat-alat perlengkapan sekolah sebagaimana
mestinya.
8) Dewan guru sewaktu-waktu dapat mengadakan razia umum/khusus terhadap
benda-benda yang dibawa siswa ke sekolah.
9) Para siswa wajib menjaga nama baik sekolah dimanapun mereka berada.
10) Para siswa tidak diperkenankan:
11) Membawa dan mengisap rokok di lingkungan sekolah.
Membawa dan makan permen karet di lingkungan sekolah.
Membawa senjata dan alatlat yang dapat dipakai untuk berkelahi, serta
bendaenda lain yang bertentangan dengan tujuan pendidikan (narkoba dan
lainain).
Melakukan kegiatanegiatan yang mengganggu situasi belajar mengajar.
Merusak sarana dan prasarana sekolah yang tersedia.
d. Pakaian dan Pemeliharaan Rambut
1) Para siswa diwajibkan berpakaian seragam, harus bersepatu hitam
tertutup.
2) Para siswa tidak diperkenankan memakai perhiasan.
3) Pada waktu pendidikan olahraga, siswa harus mengenakan pakaian
olahraga yang telah ditentukan.
4) Rambut harus rapi dan dilarang memakai cat rambut.
5) Siswa putra tidak diperbolehkan memelihara kumis dan janggut.
e. Administrasi Sekolah
41 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
1) Nama siswa yang dipakai untuk keperluan administrasi sekolah harus
sesuai dengan nama yang tercantum dalam akte kelahiran atau akte kenal
lahir atau surat resmi lainnya.
2) Para siswa diwajibkan menyelesaikan semua persyaratan administrasi
yang telah ditentukan.
3) Uang sekolah harus dibayar paling lambat tanggal 10 setiap bulan.
4) Bila siswa bermaksud berhenti dari sekolah atau pindah ke sekolah lain,
maka orang tua/wali siswa wajib mengajukan permohonan tertulis kepada
Kepala Sekolah.
5) Selama dalam pendidikan siswa dilarang menikah.
f. Absensi
1) Bila siswa tidak masuk sekolah, maka orang tua/wali harus
memberitahukan hal tersebut secara tertulis kepada Kepala Sekolah pada
saat siswa tidak masuk sekolah.
2) Bila siswa tidak masuk sekolah selama 3 hari atau lebih karena sakit,
maka orang tua/wali harus memberi surat keterangan dokter.
3) Apabila siswa tidak masuk sekolah selama 3 hari berturut-turut tanpa
keterangan, maka orang tua/wali akan diundang ke sekolah.
4) Bila siswa bermaksud tidak masuk sekolah selama beberapa hari misalnya
keluar daerah dan sebagainya, maka orang tua/wali minta izin terlebih
dahulu dari Kepala Sekolah.
5) Bila jumlah absensi siswa melebihi 10% dari hari jumlah sekolah yang
telah ditetapkan tanpa pemberitahuan dari orang tua/wali maka siswa
tersebut tidak diperkenankan mengikuti ulangan umum (tes sumatif) dan
atau tidak naik kelas.
g. Sanksi
1) Para siswa diwajibkan mentaati dan melaksanakan Peraturan Tata Tertib
Siswa.
2) Para siswa yang terbukti melanggar tata tertib tersebut di atas akan
mendapat sanksi dari Kepala Sekolah yang bersifat mendidik.
3) Sanksi yang diberikan oleh Kepala Sekolah minimal berupa
teguran/peringatan dan maksimal keluar dari sekolah.
4) Dalam hal siswa melakukan pelanggaran tata tertib yang menimbulkan
kerugian material, maka sanksi dapat berupa ganti kerugian.
5) Siswa yang ketahuan menggunakan atau mengedarkan narkoba (narkotika
dan obat-obat terlarang) akan dikeluarkan dari sekolah tanpa peringatan
terlebih dahulu.

42 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
H. Go Green Concept Dalam Pengenalan Lingkungan
Sekolah Bagi Siswa Baru (Plssb)

Menerapkan kegiatan bertema lingkungan dengan go green concept tidak hanya membawa
manfaat bagi lingkungan sekitar, namun juga dapat mengurangi citra negatif dari kegiatan
Masa Pengenalan Lingkungan SekolahBaru yang pada tahun 2016 ini bernama Pengenalan
Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru (PLSSB). Dengan maraknya kampanye gaya hidup
cinta lingkungan, PLSSB dapat dijadikan ajang untuk mempopulerkan gerakan ini , sekaligus
menggantikan berbagai kegiatan yang berbau kekerasan menjadi kegiatan positif yang
menguntungkan, baik bagi para siswa, pihak sekolah maupun lingkungan sekitar sekolah.
Mengapa harus peduli kepada lingkungan ? Mengapa harus menghijaukan lingkungan ?
Paparan singkat di bawah ini akan memberikan jawaban atas pertanyaan ini.

Kehidupan di bumi tergantung pada energi dari matahari. Sekitar 30 persen dari sinar
matahari yang menuju bumi dibelokkan oleh suasana luar dan tersebar kembali ke ruang
angkasa. Sisanya mencapai permukaan planet dan tercermin ke atas lagi sebagai jenis energi
yang bergerak lamban yang disebut radiasi inframerah. Panas yang disebabkan oleh radiasi
inframerah diserap oleh gas rumah kaca seperti uap air, karbon dioksida, ozon dan metana,
yang lolos dari atmosfir. Meskipun gas rumah kaca hanya sekitar 1 persen dari atmosfer
bumi, mereka mengatur iklim kita dengan menjebak panas dan memegangnya di semacam
selimut yang hangat-udara yang mengelilingi planet ini. Fenomena ini adalah apa yang para
ilmuwan sebut efek rumah kaca. Gas rumah kaca banyak mengandung radiasi infra merah
yang dapat meningkatkan suhu permukaan bumi.

Berkembangnya pemanasan global seperti dipaparkan di atas menjadi salah satu isu
internasional yang kini telah membawa dampak buruk secara langsung bagi kehidupan
manusia di berbagai negara. Kini, berbagai komunitas berlomba menerapkan konsep hijau ke
dalam berbagai kegiatan mereka sebagai usaha nyata untuk mengatasi pemanasan global.

Bagaimana usaha-usaha penyelamatan lingkungan hidup itu ?

Tren komunitas lingkungan dengan go green concept saat ini sedang mewabah di kota-kota
besar yang notabene gaya hidup masyarakatnya justru seringkali jauh dari konsep hijau,
seperti ketergantungan yang tinggi pada kendaraan pribadi, pemakaian daya listrik yang
sangat besar dan sangat kurangnya kesadaran untuk mengelola sampah.

Mewujudkan konsep lingkungan dengan go green community harus dimulai dengan


kesadaran pribadi agar prosesnya dapat berkelanjutan untuk jangka panjang. Oleh karena itu,
penerapan kesadaran akan gaya hidup hijau sebaiknya diterapkan sedini mungkin. Salah satu
cara efektif untuk melakukannya adalah lewat pendidikan di sekolah, karena seluruh siswa
mengisi waktu mereka dalam sehari untuk berinteraksi dengan lingkungan sekolah selain
rumah.

43 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
Dalam penerapan konsep hijau ini, hal yang penting untuk diterapkan adalah rasa keterlibatan
siswa terhadap setiap kegiatan yang berkaitan serta pengetahuan akan manfaat dari
menerapkan konsep hidup hijau. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk
menanamkan kesadaran akan lingkungan dengan go green concept:

Membuat tempat-tempat sampah yang dipisahkah antara sampah organik dan non organik.
Selain itu, sampah non organik pun bisa dipisahkan lagi menjadi sampah plastik, kertas,
beling dan logam. Hal ini dilakukan sambil menanamkan pentingnya pengelompokan
sampah dalam proses daur ulang.
Meluangkan waktu beberapa jam dalam seminggu untuk mengajak para siswa berkebun
dan menanam berbagai tanaman seperti bunga, tanaman obat sederhana atau tanaman
pengusir nyamuk. Membuat jadwal bergilir untuk merawat kebun tersebut
Mengintegrasikan program lingkungan hidup dan sadar lingkungan dalam intrakurikuler
dan ekstrakurikuler, misalnya dengan menyelipkan proyek pembuatan kompos dalam
pelajaran biologi atau daur ulang kertas bekas yang diperoleh dari kegiatan belajar
mengajar. Hasilnya dapat digunakan untuk membeli sesuatu untuk kepentingan kelas.
Pada pelajaran kewirausahaan mengajak para siswa untuk membuat sesuatu dari barang
bekas seperti kertas koran bekas, majalah bekas, gelas plastik bekas dan sebagainya.

Menanamkan kesadaran akan pentingnya memiliki lingkungan dengan go green concept


harus dilakukan secara bertahap dan konsisten. Jika dimulai dari tahapan dini seperti di
lingkungan sekolah, kesadaran akan konsep tersebut akan lebih mudah tertanam dan terus
diingat oleh seseorang hingga ia dewasa.

Kegiatan apa saja yang dapat dilaksanakan di sekolah ?

Contoh kegiatan bertema cinta lingkungan dengan go green concept yang dapat diterapkan
dalam pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru adalah membersihkan saluran air dan
selokan di sekitar lingkungan sekolah, menyapu jalan di lingkungan sekitar sekolah,
memungut sampah untuk dijadikan proyek pembuatan pupuk kompos yang hasil
penjualannya dapat dimasukkan ke dalam kas sekolah, penanaman pohon pada lahan/ruang
kosong , penataan taman sekolah dan perawatannya, dan sebagainya.
Berbicara mengenai lingkungan dengan go green concept atau green community concept,
hal yang kerap dibahas biasanya adalah penerapan 3 R, yaitu Reduce (mengurangi), Recycle
(mendaur-ulang) dan Reuse (menggunakan kembali). Konsep ini telah banyak dibahas dan
bahkan memiliki simbol resmi yaitu tiga anak panah yang saling membentuk segitiga,
sebagai lambang keberlanjutan proses penggunaan suatu barang. Akan tetapi, untuk hasil
yang lebih maksimal, sebaiknya diterapkan konsep 5 R. Berikut adalah rincian prinsip 5 R
untuk mendukung gaya hidup cinta lingkungan dengan go green concept:

Reduce, yaitu mengurangi pemakaian benda-benda yang berpotensi meninggalkan


sampah. Caranya dengan membeli produk isi ulang untuk sabun mandi cair, sabun cuci,
pengharum pakaian dan sebagainya agar tidak menimbulkan timbunan botol di tempat
sampah. Hal ini juga dapat diterapkan pada pengurangan pemakaian energi seperti listrik
dengan cara menghemat pemakaian barang elektronik.
Recycle, yaitu mendaur ulang sampah menjadi barang yang berguna. Contohnya bisa
dilihat pada para pengrajin dan pengusaha yang berhasil membuat berbagai produk dari
sampah dan barang bekas, atau membuat pupuk kompos dari sampah dapur.
Reuse, yaitu menggunakan kembali benda-benda yang masih dapat dimanfaatkan.
Contohnya, pakaian bekas dapat digunting-gunting menjadi kain perca untuk bahan
44 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
membuat kerajinan. Bisa juga memanfaatkan benda-benda seperti toples bekas selai dan
kotak plastik kemasan makanan sebagai wadah penyimpan barang-barang kecil.
Repair, yaitu memperbaiki barang-barang yang rusak atau mengalami cacat agar masih
bisa dipakai lebih lama. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan prinsip penghematan, namun
juga dapat mengurangi jumlah benda yang menjadi sampah karena dibuang sehingga lebih
menekankan prinsip lingkungan dengan go green concept.
Replace, yaitu mengganti barang-barang tertentu agar lebih ramah lingkungan dalam
pemakaian sehari-hari. Misalnya, mengganti kantung plastik dengan tas kain atau
anyaman untuk berbelanja di pasar, atau mengganti produk sabun dengan yang memiliki
kemasan isi ulang atau kemasan daur ulang.

Konsep lingkungan dengan go green community dapat diterapkan di berbagai jenis


komunitas, mulai dari komunitas berskala besar hingga komunitas kecil seperti rumah tangga.
Penerapan gaya hidup hijau yang berfokus pada tujuan jangka panjang akan sangat efektif
jika telah ditanamkan dengan baik sejak seseorang berada di lingkungan rumahnya sendiri.
Untuk orang tua dapat memulai dengan memelajari penerapan gaya hidup hijau yang praktis
untuk kemudian diajarkan kepada anggota keluarga yang lain dalam basis harian, terutama
kepada anak-anak.

Berikut adalah beberapa ide penerapan konsep lingkungan dengan go green community di
lingkungan rumah yang praktis untuk dilakukan oleh semua anggota keluarga:

Membiasakan untuk selalu mematikan barang-barang elektronik seperti AC, lampu, TV,
radio dan pemutar DVD jika tidak digunakan. Jangan lupa juga untuk membiasakan agar
kabel listrik dari alat-alat ini selalu dicabut jika tidak digunakan.
Membuat tempat sampah yang terpisah antara sampah basah dan kering, lalu mengajarkan
anak-anak untuk membuang sampah sesuai dengan pemisahannya.
Membiasakan anggota keluarga untuk mengurangi pemakaian kertas jika tidak diperlukan.
Mengajarkan anggota keluarga untuk tidak selalu tergantung kepada kendaraan pribadi
jika memungkinkan; belilah sepeda atau dorong anggota keluarga untuk sesekali
menggunakan kendaraan umum jika keadaannya tidak mendesak.
Maksimalkan tanah kosong di rumah untuk membuat taman atau kebun dan ajarkan pada
anak-anak untuk menghargai pentingnya keberadaan tanaman. Jika perlu, tanamlah jenis
tanaman yang memiliki manfaat ganda seperti tanaman obat atau bahan masakan. Ajak
anak-anak berpartisipasi dengan ikut memupuk, menyiram dan memanen hasilnya.
Selain langkah-langkah praktis di atas, bisa melakukan langkah yang lebih jauh dan
kreatif. Sebagai contoh, bisa memelajari cara membuat kompos dari sampah rumah tangga
yang kemudian dapat dijual atau diaplikasikan pada tanaman yang ada di rumah. Jika
memiliki jiwa seni, bisa mengajak anak untuk membuat kerajinan dan hiasan rumah dari
barang bekas. Dengan demikian, aplikasi lingkungan dengan go green concept bukan
lagi sekedar wacana melainkan telah dilakukan di lingkungan rumah.
Mematikan TV, komputer atau printer namun tidak mencabut kabelnya dari stop kontak.
Walaupun peralatan elektroniknya telah mati, mereka masih tetap menyita energi karena
kabel yang masih menancap di stop kontak.
Tidak mematikan keran air ketika mencuci wajah, menyikat gigi dan menyabuni piring
atau tangan. Tindakan ini cukup memboroskan air jika dilakukan setiap hari dan oleh
banyak orang sekaligus.
Membiarkan diri tertidur di depan TV atau radio yang menyala. Jika merasa mengantuk,
membiasakan diri untuk mematikan peralatan elektronik ini terlebih dahulu atau
menyalakan fungsi timer agar dapat mati secara otomatis ketika anda tertidur.

45 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
Membeli kemasan produk berupa botol ketika kemasan isi ulangnya tersedia, misalnya
produk minyak goreng, sabun mandi, sabun cuci piring dan sabun cuci tangan. Kemasan
botol menyita lebih banyak tempat di tempat sampah serta lebih mahal daripada kemasan
isi ulang berukuran sama.
Menyalakan AC hingga dingin sekali di ruang kerja, dengan anggapan bahwa sebuah
kantor memang harus sangat dingin. Sebaiknya menyesuaikan agar AC di kantor tetap
dalam suhu yang cukup nyaman namun tidak harus terlalu dingin.

Demikian paparan singkat dan praktis tentang lingkungan hidup dan cara-cara mengatasi
permasalahannya. Mari dari sekarang dan seterusnya untuk senantiasa peduli terhadap
lingkungan dengan cara menjaga lingkungan tetap hijau dan rindang serta asri, juga bersih
dari sampah. Maka niscaya kita semua dapat hidup sehat dan segar. Aktifitas semua ini
merupakan jalan ke luar dari masalah internasional, yaitu pemanasan global. Mari
berkomitmen untuk mewujudkan kepedulian terhadap lingkungan.

Referensi:
Dari berbagai sumber dan http://green-community-019.blogspot.co.id/2013/01/

GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS)


Konsep Literasi dan GLS
Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir
menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Di
abad 21 ini, kemampuan ini disebut sebagai literasi informasi.

Ferguson (www.bibliotech.us/pdfs/InfoLit.pdf) menjabarkan komponen literasi informasi sebagai


berikut:
1) Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca,
menulis, dan menghitung. Dalam literasi dasar, kemampuan untuk mendengarkan, berbicara,
membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan analisis untuk
memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving), mengomunikasikan,
serta menggambarkan informasi (drawing) berdasar pemahaman dan pengambilan kesimpulan
pribadi.
2) Literasi Perpustakaan (Library Literacy), yaitu kemampuan lanjutan untuk bisa mengoptimalkan
Literasi Perpustakaan yang ada. Maksudnya, pemahaman tentang keberadaan perpustakaan
sebagai salah satu akses mendapatkan informasi. Pada dasarnya literasi perpustakaan, antara
lain, memberikan pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan
koleksi referensi dan periodikal, memahami Dewey Decimal Systemsebagai klasifikasi
pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan
katalog dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam memahami informasi ketika
sedang menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.
3) Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media
yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio, media televisi), media digital
(media internet),dan memahami tujuan penggunaannya. Secara gamblang saat ini bisa dilihat di
masyarakat kita bahwa media lebih sebagai hiburan semata. Kita belum terlalu jauh
memanfaatkan media sebagai alat untuk pemenuhan informasi tentang pengetahuan dan
memberikan persepsi positif dalam menambah pengetahuan.

46 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
4) Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan memahami kelengkapan yang
mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta etika dan
etiket dalam memanfaatkan teknologi. Berikutnya, dapat memahami teknologi untuk
mencetak,mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya, juga pemahaman
menggunakan komputer (Computer Literacy) yang di dalamnya mencakup menghidupkan dan
mematikan komputer, menyimpan dan mengelola data, serta menjalankan program perangkat
lunak. Sejalan dengan membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat ini,
diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan masyarakat.
5) Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan
literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar dengan
memanfaatkan materi visual dan audio-visual secara kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap
materi visual yang setiap hari membanjiri kita, baik dalam bentuk tercetak, di televisi maupun
internet, haruslah terkelola dengan baik. Bagaimanapun di dalamnya banyak manipulasi dan
hiburan yang benar-benar perlu disaring berdasarkan etika dan kepatutan.

Literasi yang komprehensif dan saling terkait ini memampukan seseorang untuk berkontribusi
kepada masyarakatnya sesuai dengan kompetensi dan perannya sebagai warga negara global (global
citizen). Dalam konteks Indonesia, kelima keterampilan tersebut perlu diawali dengan literasi usia
dini yang mencakup fonetik, alfabet, kosakata, sadar dan memaknai materi cetak (print awareness),
dan kemampuan menggambarkan dan menceritakan kembali (narrative skills).
Pemahaman literasi dini sangat penting dipahami oleh masyarakat karena menjamurnya lembaga
bimbingan belajar baca-tulis-hitung bagi batita dan balita dengan cara yang kurang sesuai dengan
tahapan tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, perlu diberi perhatian terhadap keberlangsungan
pendidikan literasi usia dini berlanjut ke literasi dasar.

Dalam pendidikan formal, peran aktif para pemangku kepentingan, yaitu kepala sekolah, guru,
tenaga pendidik, dan pustakawan sangat berpengaruh untuk memfasilitasi pengembangan
komponen literasi peserta didik. Selain itu, diperlukan juga pendekatan cara belajar-mengajar yang
keberpihakannya jelas tertuju kepada komponen-komponen literasi ini. Kesempatan peserta didik
terpajan dengan kelima komponen literasi akan menentukan kesiapan peserta didik berinteraksi
dengan literasi visual. Sebagai langkah awal, dapat disimpulkan bahwa diperlukan perubahan
paradigma semua pemangku kepentingan untuk terciptanya lingkungan literasi ini.

Prinsip-prinsip Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah


Menurut Beers (2009), praktik-praktik yang baik dalam gerakan literasi sekolah menekankan prinsip-
prinsip sebagai berikut:
1) Perkembangan literasi berjalan sesuai tahap perkembangan yang bisa diprediksi.
2) Program literasi yang baik bersifat berimbang
Sekolah yang menerapkan program literasi berimbang menyadari bahwa tiap peserta didik
memiliki kebutuhan yang berbeda satu sama lain.Dengan demikian, diperlukan berbagai strategi
membaca dan jenis teks yang bervariasi pula.
3) Program literasi berlangsung di semua area kurikulum
Pembiasaan dan pembelajaran literasi di sekolah adalah tanggung jawab semua guru di semua
mata pelajaran. Pembelajaran di mata pelajaran apapun membutuhkan bahasa, terutama
membaca dan menulis. Dengan demikian, pengembangan profesional guru dalam hal literasi
perlu diberikan kepada guru semua mata pelajaran.
4) Tidak ada istilah terlalu banyak untuk membaca dan menulis yang bermakna

47 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
Kegiatan membaca dan menulis di kelas perlu dilakukan kapan pun kondisi di kelas
memungkinkan. Untuk itu, perlu ditekankan bentuk kegiatan yang bermakna dan kontekstual.
Misalnya, menulis surat untuk wali kota atau membaca untuk ibu adalah contoh-contoh
kegiatan yang bermakna dan memberikan kesan kuat kepada peserta didik.
5) Diskusi dan strategi bahasa lisan sangat penting
Kelas berbasis literasi yang kuat akan melakukan berbagai kegiatan lisan berupa diskusi tentang
buku selama pembelajaran di kelas. Kegiatan diskusi ini juga harus membuka kemungkinan untuk
perbedaan pendapat agar kemampuan berpikir kritis dapat diasah. Peserta didik perlu
belajaruntuk
menyampaikan perasaan dan pendapatnya, saling mendengarkan, dan menghormati perbedaan
pandangan satu sama lain.
6) Keberagaman perlu dirayakan di kelas dan sekolah
Penting bagi pendidik untuk tidak hanya menerima perbedaan, namun juga merayakannya
melalui agenda literasi di sekolah. Buku-buku yang disediakan untuk bahan bacaan peserta didik
perlu merefleksikan kekayaan budaya Indonesia agar peserta didik dapat terpajan pada
pengalaman multikultural sebanyak mungkin.

I. Pendidikan Karakter
1. Membangun bangsa berkarater
Karakter bangsa terbangun atau tidak sangat tergantung kepada bangsa itu sendiri.
Bila bangsa tersebut memberikan perhatian yang cukup untuk membangun karakter
maka akan terciptalah bangsa yang berkarakter. Bila sekolah dapat memberikan
pembangunan karakter kepada para muridnya maka akan tercipta pula murid yang
berkarakter. Demikian pula sebaliknya. Kita paham Allah tidak merubah keadaan
suatu kamu bila mereka tidak berusaha melakukan perubahan itu.
2. Lima pilar karakter luhur bangsa Indonesia
a. Transendensi : menyadari bahwa manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa. Dari kesadaran ini akan memunculkan sikap penghambaan semata
mata pada Tuhan yang maha Esa. Kesadaran ini juga berarti memahami
keberadaan diri dan alam sekitar sehingga mampu menjaga dan
memakmurkannya. ( Ketuhanan Yang Maha Esa)
b. Humanisasi : setiap manusia pada hakikatnya setara dimata tuhan kecuali ilmu
dan ketqwaannya yang membedakannya. Manusia diciptakan sebagai subjek
yang memiliki potensi. (Kemanusiaan yang adil dan beradab).
c. Kebinekaan : kesadaran akan adanya sekian banyak perbedaan di dunia. Akan
tetapi, mampu mengambil kesamaan untuk menumbuhkan kekuatan
( Persatuan Indonesia).
d. Liberasi : Pembebasan atas penindasan sesama manusia. Karenanya tidak
dibenarkan adanya penjajahan manusia oleh manusia (Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan ).
e. Keadilan : keadilan merupakan kunci kesejahteraan. Adil tidak berarti sama,
tetapi proporsional ( Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia)

48 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
TABEL NILAI DAN DESKRIPSI NILAI
PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA

49 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
50 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
Belajar dan Proses Belajar
1. Belajar
Belajar pada hakikatnya adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan
tingkah laku (behavioral change) pada individu yang belajar. Perubahan tingkah laku
tersebut terjadi karena usaha individu yang bersangkutan. Belajar dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti: bahan yang dipelajari, faktor instrumental, lingkungan, dan
kondisi individual si pembelajar. Faktor-faktor tersebut diatur sedemikian rupa,
sehingga berpengaruh membantu tercapainya kompetensi secara optimal.
Proses belajar merupakan proses yang kompleks dan senantiasa berlangsung
dalam berbagai situasi dan kondisi. Percival dan Ellington (1984) menggambarkan
model sistem pendidikan dalam proses belajar yang berbentuk kotak hitam (black
box). Masukan (input) untuk sistem pendidikan atau sistem belajar terdiri dari
orang/peserta didik dengan penampilan yang lebih maju dalam berbagai aspek. Di
antara masukan dan keluaran terdapat "black box yang berupa proses belajar atau
pendidikan.
Pada dasarnya, belajar merupakan masalah bagi setiap orang. Dengan belajar
maka pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, nilai, sikap, tingkah laku, dan semua
perbuatan manusia terbentuk, disesuaikan dan dikembangkan. Dari berbagai
pandangan para ahli yang mencoba memberikan definisi belajar dapat diambil
kesimpulan bahwa belajar selalu melibatkan tiga hal pokok yaitu adanya perubahan
tingkah laku, sifat perubahan yang relatif permanen, dan perubahan yang disebabkan
oleh interaksi dengan lingkungan, bukan oleh proses kedewasaan ataupun perubahan-
perubahan kondisi fisik yang temporer sifatnya, jadi pada prinsipnya belajar adalah
proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara peserta didik
dengan sumber-sumber atau objek belajar, baik yang secara sengaja dirancang (by
design) maupun yang tidak secara sengaja dirancang namun dimanfaatkan (by
utilization). Proses belajar tidak hanya terjadi karena adanya interaksi antara peserta
didik dengan sumber-sumber belajar lainnya.
Aktivitas belajar sangat berkaitan dengan fungsi otak manusia. Sebagai
orhanisme hidup, manusia merupakan suatu organisasi biologik yang dalam ujud
strukturalnya terjadi secara genetik. Dalam perkembangan dan cara berfungsinya,
otak manusia sangat dipengaruhi oleh hasil interaksinya dengan objek belajar atau
lingkungan. Konsekuensi dari berfungsinya organisasi biologik itu adalah intelegensi
(kecerdasan) yang bersumber dari otak manusia. Meskipun pada waktu anak manusia
dilahirkan ia tidak memiliki ide atau konsep, namun konstitusinya memungkinkan
untuk bereaksi terhadap lingkungan melalui saluran pengalaman yang dibawa sejak
lahir (Conny Serniawan, 1988). Pada tahap awal perkembangan otak peserta didik,
reaksi-reaksi berjalan secara refleks, namun selanjutnya akan menjadi suatu organisasi
mental yang semakin mantap dan terstruktur.
Belahan otak manusia terbagi menjadi dua, kiri dan kanan. Tugas, fungsi, dan
ciri setiap belahan otak adalah khusus dan membuat reaksi secara berbeda terhadap
berbagai jenis pengalaman belajar. Keterlibatan otak sebelah kanan lebih tertuju
kepada variabel keseluruhan, holistik (utuh), imajinatif, sedangkan belahan otak
sebelah kiri lebih berfungsi untuk mengembangkan berfikir rasional, linear, dan
teratur. Emosi, terletak dalam kedua belahan otak dan memberi warna tertentu
terhadap kejadian belajar yang dialami oleh seseorang. Bila keseimbangan

51 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
berfungsinya kondisi otak terjaga, dengan melibatkan emosi, maka terjadilah belajar
kreatif.
Untuk memberikan landasan akademik/filosofis terhadap pelaksanaan
pembelajaran khususnya pada jenjang SMA, maka perlu dikemukakan sejumlah
pandangan dari para ahli pendidikan dan pembelajaran. Ada tiga pakar pendidikan
yang teori serta pandangannya bisa digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan
dan mengimplementasikan kurikulum berbasis kompetensi, yaitu john Dewey,
Vygotsky, dan Ausubel.
Menurut Dewey (2001), tugas sekolah adalah memberi pengalaman belajar
yang tepat bagi peserta didik. Selanjutnya ditegaskan bahwa tugas guru adalah
membantu peserta didik menjalin pengalaman belajar yang satu dengan yang lain,
termasuk yang baru dengan yang lama. Pengalaman belajar yang baru melalui
pengalaman belajar yang lama akan melekat pada struktur kognitif peserta didik dan
menjadi pengetahuan baru bagi peserta didik. Menurut Vygotsky (2001), terdapat
hubungan yang erat antara pengalaman sehari-hari dengan konsep keilmuan
(scientific), tetapi ada perbedaan secara kualitatif antara berpikir kompleks dan
berpikir konseptual. Berpikir kompleks didasarkan atas kategorisasi objek
berdasarkan suatu situasi, sedangkan berpikir konseptual berbasis pada pengertian
yang lebih abstrak. Ia menegaskan bahwa pengembangan kemampuan menganalisis,
membuat hipotesis, dan menguji pengalaman pada dasarnya terpisah dari pengalaman
sehari-hari. Kemampuan ini tidak ditentukan oleh pengalaman sehari-hari, tetapi lebih
tergantung pada tipe spesifik interaksi sosial.
Menurut Ausubel (1969), pengalaman belajar baru akan masuk ke dalam
memori jangka panjang dan akan menjadi pengetahuan baru apabila memiliki makna.
Pengalaman belajar adalah interaksi antara subjek belajar dengan objek belajar,
misalnya peserta didik melakukan tugas membaca, melakukan pemecahan masalah,
mengamati suatu gejala, peristiwa, percobaan, dan sejenisnya. Agar pengalaman
belajar yang baru menjadi pengetahuan baru, semua konsep dalam mata pelajaran
diusahakan memiliki nilai terapan di lapangan.

2. Proses Belajar
a. Cara belajar efektif
Belajar adalah perintah Alloh dan Rosulnya. Rosululloh Saw. bersabda
menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim dan muslimat.Jadi belajar
adalah suatu ibadah yang hukumnya wajib dan berdosalah orang yang tidak
menuntut ilmu. Oleh karena itu, sebagai pelajar harus benar menyadari bahwa
ketika sedang belajar berarti sedang beribadah kepada Alloh Swt, yang mana
akan mendapatkan pahala sangat besar di sisi-Nya, jika dilaksanakan dengan
ikhlas lillahitaala seorang siswa dikatakan jihad apabila belajar dengan sungguh-
sungguh.
b. Bagaimana cara belajar dengan baik?
Untuk pergi ke Roma banyak jalan bisa dilalui. Dari Indonesia bisa lewat Selatan
melalui pulau Ciprus, atau dari Utara Eropa bisa menggunakan pesawat udara,
kapal laut, atau melalui jalan darat, sedangkan untuk pandai hanya ada satu jalan
dan tak ada jalan lain selain belajar.

52 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
c. Apakah belajar itu?
Semua ahli jiwa dan ahli pendidikan sepakat bahwa belajar adalah: pertarungan
mati-matian antara kemauan segenap perasaan dan potensi pikiran harus
dikerahkan. Tidak ada istilah setengah belajar, 2/3 belajar dan seterusnya,
melainkan 100% belajar. Agar belajar memberikan hasil yang memuaskan, harus
diperhatikan: (1) Strategi belajar, (2) Waktu belajar, (3) Lama belajar, (4)
Peralatan, udara, dan cahaya.
1. Strategi belajar :
1) Siapkan bahan yang akan dipelajari atau soal-soal yang akan dipelajari
2) Pelajari setiap mata pelajaran yang akan dipelajari, terdiri dari:
Matematika, Bhs. Indonesia, Fisika, Bhs. Inggris maka siapkan lebih
dahulu buku-buku yang diperlukan serta soal pekerjaan rumah yang akan
dikerjakan.
3) Untuk pelajaran ilmu pasti, fisika dan kimia strategi belajar yang paling
efisien dan efektif:
Pelajari kembali teori dasar dan rumusumus yang ada ;
Kerjakan semua soal-soal pekerjaan rumah dan soal yang ada pada
buku paket ;
Bila ada soal yang sulit, diskusikan dengan teman, dan bila tidak bisa
diselesaikan tanyakan pada Guru yang bersangkutan ;
Semua soal pada setiap pasal harus dikerjakan dan jangan tinggalkan
soaloal tanpa diselesaikan ;
Bila ada soal yang sulit, pikirkan dan renungkan terusenerus. Insya
Alloh anda akan memperoleh inspirasi cara penyelesaiannya.
4) Untuk pelajaran hapalan seperti Pkn, Sejarah, Agama, dsb. maka cara
yang efisien dan efektif adalah diskusikan dengan teman setiap materi
yang dipahami, atau hapalkan/ingat lalu tuliskan pada kertas kotretan yang
sudah disediakan. Apa yang dituliskan ini sbenarnya sudah merupakan
rangkuman awal. Rangkuman ini hapalkan lagi, sehingga pelajaran yang
jumlah satu buku catatan (buku paket) sebanyak 100 halaman
rangkumannya hanya 12 alaman.
5) Belajarlah dengan konsentrasi yang baik dan hindarkan gangguan suara
radio kaset, video, suara, dan suara bising lainnya.

2. Waktu ideal :
Waktu belajar paling ideal adalah pada saat pikiran masih fresh, badan segar,
dan semangat penuh. Karena itu waktu ideal adalah sesudah istirahat cukup,
sehubungan dengan itu waktu paling ideal:
Bada sholat Maghrib sampai pukul 22, kira-kira 4 jam. Ini berarti bila ada
4 mata pelajaran sediakan msing-masing 1 jam
Dini hari setelah sholat tahajud atau bada sholat Shubuh
Bila sore terlalu capek belajarlah sesudah tidur 12 am kemudian baru
belajar
Setiap 45-60 menit belajar dengan konsentrasi penuh, istirahatkan 10
menit untuk rileks bisa mendengarkan musik, mengaji, membaca buku
cerita yang menjadi kesukaan tetapi harus disiplin tidak lebih dari 10
menit

53 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
3. Lama belajar :
Lama belajar untuk setiap siswa kelihatannya bervariasi kekuatan atau
ketahanan belajar sangat dipengaruhi oleh antusias dan semangat siswa.
Antusias dan semangat dapat dimotivasi atau digerakkan agar optimal oleh
siswa itu sendiri, orang tua, atau guru. Sandar lama belajar bisa
diproyeksikan dari lama belajar yang dilaksanakan di sekolah atau di rumah.
Dalam model yang paling sederhana, dikemukakan bahwa jika setiap siswa
diberikan waktu sesuai dengan yang diperlukan untuk mencapai suatu tingkat
penguasaa, dan jika dia menghabiskan waktu yang diperlukan, maka besar
kemungkinan siswa akan mencapai tingkat penguasaan kompetensi. Tetapi
jika peserta didik tidak diberi cukup waktu atau dia tidak dapat menggunakan
waktu yang diperlukan secara penuh, maka tingkt penguasaan kompetensi
siswa tersebut belum optimal.

4. Peralatan, udara dan cahaya


Yang dimaksud peralatan belajar adalah kelengkapan belajar yang terdiri dari
tempat belajar, waktu, atau cahaya, buku sumber, catatan siswa, alat bantu
lainnya yang diperlukan, kebersihan dan ventilasi yang baik. Kelengkapan -
kelengkapan tersebut perlu ada, tapi tidak perlu yang mahal, bisa sangat
sederhana yang terpenting bisa konsentrasi dengan penuh.

54 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
LAPORAN PERKEMBANGAN AKADEMIK SISWA
SEMESTER 1 (SATU) TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Nilai Paraf Nilai Paraf Nilai Paraf
No. Mata Pelajaran
UH 1 Guru Orangtua UH 2 Guru Orangtua UH 3 Guru Orangtua

1.
2.
3.
4.
5.

55 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
20.
21.
J. Kepramukaan
Gerakan Pramuka adalah nama organisasi pendidikan di luar sekolah dan di
luar keluarga yang menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan. Kepramukaan adalah nama kegiatan anggota Gerakan Pramuka.
Pramuka adalah anggota Gerakan Pramuka yang terdiri dari anggota muda yaitu
peserta didik S, G, T, D dan anggota dewasa yaitu Pembina Pramuka, Pelatih
Pembina Pramuka, Pembina Profesional, Pamong SAKA dan Instruktur SAKA,
Pimpinan SAKA, Andalan, Pembantu Andalan, Anggota MABI, Staf Karyawan
Kwartir dan Mitra.
Kegiatan kepramukaan merupakan kegiatan yang menggunakan outdoor
activity / kegiatan di alam terbuka dengan harapan kegiatan kepramukaan akan
mempunyai dua nilai, yaitu:
1) Nilai formal atau nilai pendidikannya, yaitu pembentuk watak (character
building), dan
2) Nilai materiil, yaitu nilai kegunaan praktisnya.
Dalam kegiatan kepramukaan selalu terjalin 5 (lima) unsur terpadu, yaitu:
1. Prinsip Dasar Kepramukaan
2. Metode Kepramukaan
3. Kode Kehormatan Pramuka
4. Motto Gerakan Pramuka
5. Kiasan Dasar Kepramukaan
Pendidikan dalam Kepramukaan
Jalur Pendidikan
1. Dalam Sistem Pendidikan Nasional, dikatakan bahwa proses pendidikan terdapat 2 (dua)
jalur yaitu:
a. Jalur pendidikan sekolah, merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah
melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan.
b. Jalur pendidikan luar sekolah, merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar
sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak harus berjenjang dan
berkesinambungan.
2. Di beberapa negara dikatakan bahwa terdapat 3 (tiga) jalur pendidikan, yaitu:
a. pendidikan formal
b. pendidikan non formal
c. pendidikan in formal
3. Ditinjau dari lingkungan hidup manusia, maka terdapat 3 (tiga) lingkungan pendidikan,
yaitu:
a. lingkungan pertama dan utama adalah lingkungan keluarga sebagai lingkungan yang
dapat bersifat mendidik.
b. lingkungan kedua adalah lingkungan sekolah yang tugas utamanya adalah
melaksanakan program-program pendidikan (bimbingan, pengajaran dan/atau latihan).
c. lingkungan ketiga adalah lingkungan masyarakat yang bersifat mendidik, seperti:
Gerakan Pramuka, Palang Merah Remaja dan sebagainya.
Gerakan Pramuka adalah gerakan (lembaga) pendidikan yang komplementer
dan suplementer (melengkapi dan memenuhi pendidikan yang diperoleh
anak/remaja/pemuda di rumah dan di sekolah), pada segmen yang belum ditangani
oleh lembaga pendidikan lain yang pelaksanaannya menggunakan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan di alam terbuka (outdoor activities), dan
yang sekaligus dapat menjadi upaya self education bagi dan oleh
anak/remaja/pemuda/pramuka sendiri.

56 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
57 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
PENGURUS KWARTIR CABANG GERAKAN PRAMUKA
KABUPATEN BANDUNG MASA BAKTI 2012-2017
1. Ketua : H. Dadang M. Naser, S.H., S.Ip., M.Si.
2. Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Hukum : H. Sugianto, S.Ag., M.Si.
3. Wakil Ketua Bidang Pembinaan Anggota Muda : H. Pari Sutari, S.Pd., M.Si.
4. Wakil Ketua Bidang Pembinaan Anggota Dewasa : Drs. H. Juhana, M.M.Pd.
5. Wakil Ketua Bid. Keuangan, Usaha dan Koperasi: Ruli Hadiana, S.Ip., M.Si.
6. Wakil Ketua Bidang Kerjasama : Drs. H. Yayat Hendayana, M.Pd.
7. Wakil Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat : Cecep Suhendar, S.Pd., M.Si.
8. Wakil Ketua Bidang Humas dan Informatika : Hj. Nina Setiana, S.sos., M.Si.
9. Wakil Ketua Bidang Sarana Prasarana : Drs. H. Ahmad Djohara, M.Si.
10. Sekretaris : Deden Denny Nugraha, S.Pd.
11. Bendahara : Mamet Slamet, S.Ip.
12. Andalan Cabang Urusan Binamuda Putera : 1. Dr. Marlan Nirsyamsu, M.M.
2. Drs. Yusuf Hidayat
3. Agus Ishak Malik, S.Pd.
13. Andalan Cabang Urusan Binamuda Puteri : 1. Dr. Hj. Tita Lestari, M.Pd., M.Si.
2. Elly Halimah, S.Pd.
3. Hj. Enok Sumaryati, S.Pd.
14. Andalan Cabang Urusan Satuan Karya Pramuka : 1. Agus Eka Hamdani, s.Pd.
2. Dindin Ahmad, S.Pd.
15. Andalan Cabang Urusan Pramuka Berkemampuan: 1. Ratna Suciati, S.Pd.
Khusus 2. Djuang Fitriani, S.Pd.
16. Andalan Cabang Urusan Binawasa Putera : 1. Mulus Jayakusumah, S.Pd.
2. Drs. Aep Damanhudin, S.Hi., M.M.
17. Andalan Cabang Urusan Binawasa Puteri : 1. Dra. Evi Sriyanti, M.Si.
2. Kartika Prapti DH, S.Pd.
18. Andalan Cabang Urusan Pembinaan Mental dan : 1. H. Seproni, S.Ag.
Spiritual 2. Drs. Masturo
3. Rayendro
19. Andalan Cabang Urusan Organisasi dan : 1. Drs. H. Agus Firman, M.Si.
Keanggotaan 2. K. Saeful Akbar, S.Pd.
3. Asep Gaos Suarsa, S.Pd.
20. Andalan Cabang Urusan Hukum dan Advokasi : 1. H. M. Haerun, S.H., M.Hum.
2. Abdul Wahid, S.H.
21. Andalan Cabang Urusan Kerjasama Eksternal : 1. Dra. Gina
2. Drs. H. Aa Sudaya, M.Pd.
3. Dra. Hj. Widaningsih Zen, M.M.Pd.
22. Andalan Cabang Urusan Siaga Bencana dan : 1. H. Dadan Konjala, S.H.
Narkoba 2. Sobarudin
3. Maman Sudirman, S.Pd.I.
23. Andalan Cabang Urusan Peduli Sosial dan : 1. Achmad Kosasih, S.Ip.
Lingkungan Hidup 2. Ria Heriawati, S.Pt.
24. Andalan Cabang Urusan Humas dan Informatika : 1. Drs. H. Alan Suherlan, M.Pd.
2. Wachyu Mulyadi
3. Andriana

58 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7
MARS KABUPATEN BANDUNG

Tatar Kita Kabupaten Bandung Berhias gunung menyusur citarum


Srempak berjuang isi peluang Aparat dan rakyat, srentak mufakat
Wahai masyarakat tegak berjaya Bergandeng tangan membangun negri
Tempat berteduh na religius Aman sejahtera sehat lingkungan...

Ditanah subur leluhur Bandung Budaya tertata agama utama


Ayo kita bangun wujudkan cita, Repeh rapih kertaraharja

Tatar Kita Kabupaten Bandung Berhias gunung menyusur citarum


Srempak berjuang isi peluang JAYA SLALU KABUPATEN BANDUNG

Sabilulungan
Sabilulungan, urang gotong-royong
Sabilulungan, urang silih rojong
Sabilulungan, genteng ulah potong
Sabilulungan, persatuan tembong

Tohaga, rohaka,
Rempug jukung ngabasmi pasalingsingan
Satia, sajiwa,
Rempug jukung ngabasmi pasalingsingan.

59 | B u k u M P L S 2 0 1 6 - 2 0 1 7

Anda mungkin juga menyukai