Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Lepa-lepa Open Submitted : 12/12/2020

https: //ojs.unm.ac.id/JLLO/index Reviewed : 12/01/2021


Volume 1 Nomor 3, 2021 Accepted : 16/02/2021
e-ISSN 2776-4176 Published : 28/02/2021

Peningkatan Produktivitas Green House Untuk Tanaman Organik Kangkung dan


Bayam Di SMK Negeri 1 Bantaeng

Apriani 1 Nurlinda Pratama Hakim, Syahrul Amri3, Prima Anggraeni 4


1
Bimbingan dan Konseling , Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar
2
Teknik Informatika dan Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar
3
Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, Fakultas Ilmu Kelahragaan, Universitas Negeri Makassar
4
Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Makassar
1
anhyapriani58@gmail.com, 2nrlindapratamahakimm@gmail.com,
3
syahrulamri999@gmail.com,4primaanggraeni12345@gmail.com

ABSTRAK
dilingkungan sekolah. Namun, pada masa pandemi seperti sekarang ini ada beberapa
permasalahan yang ada pada green house di SMK Negeri 1 Bantaeng yaitu: rumah yang hampir roboh,
pintu yang rusak, tanaman yang mati, atap yang kurang baik dan memiliki tanah yang tidak subur
sehingga proses pertumbuhan tanaman menjadi kurang baik. Dalam permasalahan ini maka penulis
memberikan solusi yaitu, peningkatan produktivitas green house untuk tanaman organik kangkung dan
bayam pada lingkungan sekolah. Metode kegiatan berupa pemeliharaan dan perbaikan green house yang
ada di SMK Negeri 1 Bantaeng. Perbaikan yang dilakukan yaitu dengan bagunan pada green house
sedangkan, peningkatan yang dilakukan berupa penanaman kembali tanaman hydroponik yaitu
kangkung dan bayam agar green house menjadi produktive. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
penanaman sayuran yaitu dengan pengomposan selama seminggu, lalu mulai menanam bibit-bibit
kangkung dan bayam. Selama hampir 3 minggu bibit yang ditanam mulai tumbuh subur sehingga
produktivitas tanaman organik berupa sayuran kangkung dan bayam dapat meningkat.

Kata kunci: Peningkatan, Produktivitas, Green House, Hydroponik.

ABSTRACT
The green house building is used to create optimal conditions for planting cultivation activities
in the school environment. However, during a pandemic like now there are several problems that exist
in the green house at SMK Negeri 1 Bantaeng, namely: a house that is almost collapsed, a broken door,
dead plants, a roof that is not good and has infertile soil so that the plant growth process be less good.
In this problem, the authors provide a solution, namely, increasing the productivity of green houses for
organic plants of kale and spinach in the school environment. The activity method is in the form of
maintenance and repair of the green house in SMK Negeri 1 Bantaeng. The improvements made were
the building of the green house, meanwhile, the improvements made were in the form of replanting
hydroponic plants, namely kale and spinach so that the green house became productive. The steps taken
in planting vegetables are composting for a week, then starting to plant kale and spinach seeds. For
almost 3 weeks the planted seeds began to flourish so that the productivity of organic plants in the form
of kale and spinach could increase.

Keywords: Increase, Productivity, Green House, Hydroponics.

PENDAHULUAN
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu kegiatan perkuliahan intrakurikuler dalam suatu
pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan mahasiswa secara interdisipliner dan lintas sektoral.
Kegiatan ini ditujukan untuk mengembangkan kepekaan rasa dan kognisi sosial mahasiswa serta
membantu proses pembangunan. Olehnya itu, kami mahasiswa KKN UNM ANGKATAN XXI yang
beranggotakan 8 orang dan terdiri dari beberapa fakultas, bersatu untuk melakukan kegiatan-kegiatan
positif di lingkungan sekolah, salah satunya program yang dilaksanakan yaitu green house di SMK
Negeri 1 Bantaeng.
Green House di SMK Negeri 1 Bantaeng ini merupakan suatu bangunan yang sangat
mendukung dalam penghijauan di sekolah. Penggunaan rumah tanaman (Green House) dalam budidaya

email : lepalepa@unm.ac.id 520 halaman 520-528


Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 521

tanaman merupakan salah satu cara untuk memberikan lingkungan yang lebih mendekati kondisi
optimum bagi pertumbuhan tanaman. Permasalahan lapangan yang terjadi pada lingkungan sekolah
terdapat dalam green house. Observasi awal yang dilakukan oleh mahasiswa yaitu green house tidak
terawat dan tidak layak lagi, tumbuhan yang telah mati, pencahayaan yang sangat jauh dari syarat pada
green house disebabkan karena atap pada green house sudah tidak layak pakai, dan tanah yang ada dipot
green house telah kering sehingga tanah tersebut tidak menjadi subur apabila ditanami tanaman organik,
dan tatanan pot green house juga mejadi salah satu permasalahan yang mendasar pada perkembangan
tumbuhan yang akan ditanam.
Berdasarkan permasalahan yang ada maka solusi yang ditawarkan kepada SMK Negeri 1
Bantaeng yaitu bentuk perbaikan sarana dan prasarana sekolah berupa Green House. Langka-langka
perbaikan green house dimulai dengan struktur bangunan Green House yang akan dirancang akan
berbeda dari satu tempat dengan tempat yang lainnya, Menurut Morib (2012), konstruksi bangunan
green house terdiri dari bagian-bagian struktur yang saling menopang dan mendukung satu dan lainnya
dalam menopang pembebanan yang terjadi untuk memberikan kekuatan dan kekakuan pada bangunan.
Struktur bangunan yang baik merupakan struktur yang layak dalam memenuhi kebutuhan struktural
bangunan sehingga dapat tercipta kondisi yang aman dan nyaman untuk green house di SMK Neeri 1
Bantaeng. Penataan pot yang dilakukan berdasarkan design yang telah ditentukan. Serta pengomposan
selama seminggu dan penanaman bibit yang dilakukan dengan mencampurkan tanah, cairan penyubur
tanaman serta pupuk kompos yang terbuat dari kotoan hewan yang telah siap untuk digunakan. hal ini
disesuaikan dengan karakteristik lingkungan di sekitar Green House dan manfaat dari Green
House yang akan digunakan di SMK Negeri 1 Bantaeng menjadi sebagai solusi permasalahan.

METODE KEGIATAN
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini diawali dengan observasi awal lokasi dan pengurusan ke pihak
bagian sarana dan prasarana sekolah serta bendahara seko,ah, sekaligus menyepakati waktu pelaksanaan
pengerjaan greenhouse yang ada disekolah. Adapun sasaran perbaikan dan pemeliharaan greenhouse
ini pada kegiatan ini adalah elemen-elemen sekolah SMK Negeri 1 Bantaeng. Perbaikan tahap awal
Pada hari jumat tanggal 7 Oktober 2020. Kegiatan ini berupaperbaiakn dan pemeliharaan sarana dan
prasarana sekolah yang dilakukan oleh mahasiswa kkn-ppl. Kegiatan pembagaian dikoordinir oleh
Mahasiswa KKN UNM untuk mempercepat perbaikan dan mengefisienkan tanaman yang ada sesuai
dengan kebutuhan-kebuhan yanga da dilingkungan sekolah.
Green House berada di sebelah utara menghadap ke arah selatan SMK Negeri 1 Bantaeng. Green
House terletak diantara ruang kelas. Kegiatan yang dilakukan yaitu perbaikan pembagunan Green House
seperti pemasangan atap, perbaikan pot, dan perbaikan pintu pada Green House, serta pemeliharaan
tanaman yang ada di Green House SMK Negeri 1 Bantaeng. Adapun metode yang dilakukan dalam
melaksanakan bentuk kuliah kerja nyata ini adalah dilaksanakan melalui tiga tahapan pendekatan, yaitu
konsultasi program, penentuan bahan yang akan diperlukan dalam pengerjaan green house,tahapan
pengerjaan. Untuk merealisasikan kegiatan perbaikan tersebut, dilakukan Langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Tahap observasi.
Tahap ini merupakan tahap awal dalam menganalisa permasalahan yang ada dalam greenhouse
seperti, bagunan serta tanah yang tidak subur yang menjadikan landasan utama dalam pelaksanaan
program kerja ini.
b. Tahap Program
Dalam program perbaikan dan pemeliharaan ini melakukan penyusunan jadawal yang disepakati
oleh teman-teman mahasiswa KKN-PPL. Yaitu pada hari senin sampai dengan hari rabu sesuai
dengan persetujuan kordinator sekolah dan guru-guru yang ada disekolah tersebut.
c. Pelaksanaan Kegiatan Inti
Kegiatan inti ini meliputi kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir dari program kerja yang
kami laksanakan. Dalam kegiatan inti terdiri dari beberapa bagian:
1. Membongkar kembali atap serta tatanan Green House
2. Membersihkan lingkungan Green House setelah pembongkaran dilakukan
3. Pemasangan atap pada Green House
4. Pembuatan pintu pada Green House
5. Pengecetan pada Green House
6. Pembuatan pot tanaman organik yang terbuat dari botol bekas
7. Penataan pot pada stand pot tanaman organik pada Green House
email : lepalepa@unm.ac.id halaman 520-528
Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 522

8. Pencampuran pupuk, cairan penyubur tanaman dan tanah untuk tanaman organik pada
Green House
9. Penanaman bibit tanaman organik sayuran bayam dan kangkong
10. Pemasangan spanduk green house
HASIL & PEMBAHASAN

Gambar 1. Membongkar kembali atap serta tatanan Gambar 2. Membersihkan lingkungan Green House
Green House setelah pembongkaran dilakukan

Gambar 3. Pemasangan atap pada Green House Gambar 4. Pembuatan pintu pada Green House

Gambar 5. Pengecetan pada Green House Gambar 6. Pembuatan pot tanaman organik yang
terbuat dari botol bekas

Gambar 7. Penataan pot pada stand pot tanaman Gambar 8. Pencampuran pupuk, cairan penyubur
organik pada Green House tanaman dan tanah untuk tanaman organik pada
Green House

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 520-528


Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 523

Gambar 9. Penanaman bibit tanaman organik Gambar 10. Pemasangan spanduk green house
sayuran bayam dan kangkung

1. Membongkar kembali atap serta tatanan Green House


Pembongkaran atap ini dilakukan untuk karena atap green house sudah tidak layak
pakai maka kami berinisiatif untuk membongkar atap yang menjadikan awal action dari perbaikan
green house. Pembongkaran atap juga mempermuda dalam proses pengerjaan dan dalam
menentukan letak-letak tanamanan dengan baik.
2. Membersihkan lingkungan Green House setelah pembongkaran dilakukan
Membersihkan lingkungan green house setelah pembongkaran sangat diperlukan karena
sisa-sisa atap yang diperlukan harus dipindahkan agar nampak lebih indah, bukan hnya itu sja
pemangkasan tanaman-tanman liar juga diperlukan untuk menjaga kebersihan serta
perkembangan tanaman yang ada pada green house.
3. Pemasangan atap pada Green House
Pemilihan bahan atap hams mempertimbangkan karakteristik fislk, tennal, optik, dan
harga bahan tersebut. Karakteristik termal atap rurnah tanaman terhadap radiasi matahari meliputi
transmissivity, absorptivity, dan reflectivity. Dari segi optik, atap rumah tanaman perlu mempunyai
karakteristik dapat meneruskan sebanyak mungkm sinar tampak yang diperlukan tanaman untuk
fotosintesis. Berbagai jenis bahan Pendahuluan atap rumah tanaman masing-masing mempunyai
karakteristik tertentu, baik fisik maupun termal. Karakteristik fisik dan radiasi termal (panjang
gelombang >2800 nm) beberapa bahan atap rumah tanaman. Di dalam greenhouse, parameter
lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, yaitu cahaya matahari, suhu udara,
kelembaban udara, pasokan nutrisi, kecepatan angin, dan konsentrasi karbondioksida dapat
dikendalikan dengan lebih mudah. Penggunaan greenhouse memunglunkan dilakukannya
modifikasi lingkungan yang tidak sesuai bagi pertumbuhan tanaman menjadi lebih mendekati
kondisi optimum bagi perturnbuhan tanaman.
4. Pembuatan pintu pada Green House
Pembuatan intu dilakukan sebabkan karena pintu green house sudah sangat layak pakai,
kayu yang mulai rapuh dan rang besi yang tidak bagus sehingga pembuatan pintu sangat diperluka.
Bukan anya itu saja tetapi pintu green house juga salah satu cara untuk menjaga tanman-tanaman
yang ada digreen house karena lokasi green house kali ini terletak dipemungkiman rumah warga
sekitar yang memiliki ternak, sehingga pembuatan pintu ini utama dalam kegiatan yang dilakukan
5. Pengecetan pada Green House
Pengecetan green house dilakukan untuk memberikan efek lebih indah dikarenakan cet
yang digunakan berwarna hijau sesuai dengan tanaman-tanaman hijau yang ada pada green house.
6. Pembuatan pot tanaman organik yang terbuat dari botol bekas
Pembuatan pot tanaman organik yang terbuat dari botol bekas ini merupakan wadah untuk
penanaman bibit yang dilakukan untuk memanfaatkan botol bekas yang tidak digunakan yang
berserakan di lingkungan green house. Agar lebih bermanfaat maka botol bekas dijadikan tempat
penaman bibit kangkung dan bayam.
7. Penataan pot pada stand pot tanaman organik pada Green House
Rak stand pot dari material kayu cocok digunakan untuk jenis tanaman apa saja. Secara
desain, rak ini memang lebih sederhana dibandingkan rak bermaterial besi. Namun, rak dari kayu
memberikan kesan yang lebih natural. Rak kayu juga cocok digunakan di dalam ataupun luar
ruangan. Tidak hanya itu, kehangatan material kayu yang berpadu dengan tanaman organik yang
indah akan menciptakan harmoni yang memberikan efek menenangkan.

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 520-528


Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 524

Rak tanaman organik berbahan kayu cocok untuk bernuansa hangat atau ruangan dengan
sentuhan natural. Material ini menarik untuk digunakan karena pas dengan tipe dan warna kayu
pada umumnya.
Kekurangan dari material ini adalah mudah rusak apabila diletakkan di luar ruangan dalam
waktu lama dan sulit dibersihkan. Bila diletakkan di tempat yang lembap, rak bisa berjamur dan
tidak mudah kering ketika basah. Untuk rak bunga dari kayu.
8. Pencampuran pupuk, cairan penyubur tanaman dan tanah untuk tanaman organik pada Green
House
Menurut Peraturan Menteri Pertanian No. 2/Pert./HK.060/2/2006, yang dimaksud dengan
pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang
berasal dari sisa tanaman atau hewan yang telah mengalami rekayasa berbentuk padat atau cair
yang digunakan untuk memasok bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah
(Direktorat Sarana Produksi, 2006). Pengomposan atau pembuatan pupuk organik merupakan suatu
metode untuk mengkonversikan bahan-bahan organik menjadi bahan yang lebih sederhana dengan
menggunakan aktivitas mikroba. Proses pembuatannya dapat dilakukan pada kondisi aerobic dan
anaerobik.
Pengomposan aerobik adalah dekomposisi bahan organik dengan kehadiran oksigen
(udara), produk utama dari metabolis biologi aerobik adalah karbodioksida, air dan panas.
Pengomposan anaerobik adalah dekomposisi bahan organik tanpa menggunakan oksigen bebas
produk akhir metabolis anaerobik adalah metana, karbondioksida dan senyawa tertentu seperti
asam organik. Pada dasarnya pembuatan pupuk organik padat maupun cair adalah dekomposisi
dengan memanfaatkan aktivitas mikroba, oleh karena itu kecepatan dekomposisi dan kualitas
kompos tergantung pada keadaan dan jenis mikroba yangaktif selama proses pengomposan.
Kondisi optimum bagi aktivitas mikroba perlu diperhatikan selama proses pengomposan, mislanya
aerasi, media tumbuh dan sumber makanan bagi mikroba (Yuwono, 2006).
Kegunaan EM4 (Effective Microorganisms 4) sangat mudah terlihat pada tanaman
pertanian, peternakan unggas ayam, dan perikanan. Cairan EM4 merupakan campuran dari
beberapa mikroorganisme “baik” hidup yang sangat bermanfaat dan menguntungkan guna proses
penyerapan/persediaan unsur hara didalam tanah. Bentuk EM4 adalah berupa cairan yang berwarna
kecoklatan dan aromanya segar. EM4 ini mengandung Bakteri Fermentasi, mulai dari Genus
Lactobacillus, Jamur Fermentasi, Actinomycetes Bakteri Fotosintetik, Bakteri Pelarut Fosfat, dan
juga Ragi. Pemanfaatannya sering diaplikasikan dalam pembuatan kompos, atau pupuk bokashi.
Manfaat yang dirasakan petani, peternak, atau perikanan dalam produk hasil dekomposisi
menggunakan mikroba 4 Bentuk EM4 adalah berupa cairan yang berwarna kecokelatan dan
beraroma segar. EM4 sendiri mengandung bakteri fermentasi, mulai dari genus Lactobacillus,
jamur fermentasi, bakteri fotosintetik Actinomycetes, bakteri pelarut fosfat, dan juga ragi. Cairan
EM4 sangat berguna dan dapat dimanfaatkan pada tanaman cabai, padi, pepaya, sayuran, bawang
merah, karet, jahe, jagung, jeruk, ataupun tanaman hias. Larutan EM4 yang tersedia di toko
pertanian sebenarnya dapat digunakan langsung ataupun dapat dikocorkan pada media yang akan
difermentasi. Namun dalam penggunaan skala besar atau banyak, larutan EM4 tersebut sebaiknya
perlu untuk dilakukan pengembangbiakan kembali. Tujuannya adalah untuk mendapatkan larutan
EM4 dalam jumlah banyak sehingga tentunya menjadi lebih hemat biaya.
Dalam pengertian luas yang dimaksud pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk
mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan
tanaman. Sedangkan dalam pengertian khusus pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu
atau lebih hara tanaman. Bahan pupuk selain mengandung hara tanaman juga mengandung zat
pembawa dan senyawasenyawa lain berupa kotoran atau campuran lain yang relatif sedikit. (Agus,
2012).Tujuan pemupukan adalah menyediakan unsur hara yang cukup sesuai kebutuhan tanaman.
Ada dua jenis pupuk yang kita kenal, yakni pupuk alami (organik) dan pupuk buatan. Pupuk
organik bersifat alamiah dan tidak mengandung unsur kimia. Pupuk ini umumnya mengandung
nutrisi lengkap, baik unsur hara makro maupun mikro. Baik unsur hara makro maupun mikro
sangatdibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Unsur hara makro nutrisi yang
dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak banyak, seperti N, P, K, S, Mg, dan Ca.
Sementara unsur hara mikro merupakan nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
kecil sekali seperti Fe, Mn, Zn, Cu, Mo, dan B.Dalam penggunaan pupuk organik cair
penggunaannya tergantung pada tingkat kesuburan tanah. Semakin tidak subur kondisi tanahnya,
semakin tinggi dosis campuran pupuknya. Hal ini dapat dilihat dari hasil pemupukan. Jika aplikasi

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 520-528


Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 525

pupuk organik dengan dosis 2 ml per liter air sudah menghasilkan pertumbuhan tanaman yang
optimal, berarti dosis itu sudah tepat.
Jika tanaman kangkung jadi tumbuh biasa tidak subur atau kerdil, berarti dosisnya terlalu
encer. Sehingga dosis perlu ditingkatkan/dipekatkan. Pemupukan bisa dilakukan 1 minggu sekali
atau disesuaikan dengan kondisi tanaman. Pupuk organi yang disebut pupuk kandang adalah pupuk
yang berasal dari kotoran hewan/ternak.Susunan hara pupuk kandang tergantung macam dan jenis
hewan ternak.Nilai hara pupuk kandang dipengaruhi oleh makanan hewan yang bersangkutan.
Fungsi hewan tersebut sebagai pembantu pekerjaan atau dibutuhkan dagingnya saja, jenis hewan
dan jenis bahan yang digunakan sebagai alas kandang (Agus, 2012).Pupuk kandang tidak hanya
ditentukan berdasarkan pasokan bahan organik tetapi besarnya pasokan nitrogen.
Nitrogen yang dilepaskan oleh aktivitas mikroorganisme kemudian dimanfaatkan oleh
tanaman. Pupuk kandang mempunyai pengaruh yang baik terhadap sifat fisik dan kimia tanah.
Penggunaan pupuk kandang untuk mempertahankan kesuburan tanah merupakan bentuk praktek
pertanian organik (Sutanto, 2002). Sedangkan, pupuk cair adalah larutan hasil dari pembusukan
bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang kandungan
unsur haranya lebih dari satu unsur.
Kelebihan dari pupuk cair organik adalah dapat secara cepat mengatasi defisiensi hara.
Pupuk cair organik umumnya tidak merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan sesering
mungkin (Alex, 2010).Pupuk cair merupakan zat penyubur tanaman yang berasal dari bahan-bahan
organik dan berwujud cair. Pupuk cair memiliki manfaat yaitu (Alex, 2010) yaitu untuk
menyuburkan tanah, untuk menjaga stabilitas unsur hara dalam tanahUntuk mengurangi dampak
sampah organik di lingkungan.
Bahan baku pupuk cair yang sangat bagus yaitu bahan organik yang mempunyai
kandungan air tinggi seperti sisa buah-buahan dan sisa sayur-sayuran. Semakin besar kandungan
selulosa dari bahan organik maka proses pengurian oleh bakteri akan semakin lama. Selain mudah
terdekomposisi, bahan ini kaya nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman (Alex, 2010).
Pupuk sintetik yang dapat diberikan untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman bayam,
antara lain yang mengandung nitrogen dan kalium. Nitrogen berperan menyusun asam amino,
protein, enzim, merupakan komponen utama klorofil, sehingga amat penting dalam fotosintesis,
bagian penting beberapa vitamin dan memperbaiki kualitas dan produksi sayuran daun (Uchida
2000). Kalium berfungsi untuk mengaktifkan enzim, berperan dalam fotosintesis, pembentukan
protein dan transport gula (McCauley 2011). Selain itu kalium berperan penting dalam proses
bukatutup stomata, dan perbaikan kualitas buah dan sayur. Konsentrasi K tinggi dapat
memperbaiki kualitas fisik, resistensi penyakit, dan masa simpan buah dan sayur (Prajapati dan
Modi 2012). Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan
kalium nitrat dalam meningkatkan pertumbuhan, produksi dan kualitas tanaman bayam.
9. Penanaman bibit tanaman organik sayuran bayam dan kangkung
Tanaman kangkung dan bayam merupakan tanaman yang dapat hidup lebih dari setahun.
Tanaman yang diduga berasal dari kawasan Asia dan Afrika ini meliputi dua jenis yang biasa di
budidayakan petani, yakni kangkung darat dan kangkung air (Haryoto, 2009). Ipomoea reptans
Poir merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman kangkung darat
termasuk tanaman dikotil dan berakar tunggang.Akarnya menyebar kesegala arah dan dapat
menembus tanah sampai kedalaman 50 cm lebih. Batang tanaman berbentuk bulat panjang,
berbuku-buku, banyak mengandung air (herbaceous), berwarna putih kehijauan dan berongga-
rongga.
Syarat TumbuhSumber daya dan ekosistem di wilayah Indonesia sangat bervariasi,
terutama kondisi jumlah curah hujan dan temperatur udara. Jumlah curah hujan berkisar antara 500
– 5.000 mm per tahun, sedangkan temperatur udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Setiap naik
100 meter tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1oC. Di permukaan laut temperatur rata-rata
sekitar 28oC, dan dataran tinggi (pegunungan) ± 2.000 meter dari permukaan laut (dpl) sekitar
18oC.
Kangkung mempunyai daya adaptasi yang cukup luas terhadap kondisi iklim dan tanah di
daerah tropis, sehingga dapat ditanam (dikembangkan) di berbagai daerah atau wilayah di
Indonesia. Prasyarat tumbuh yang harus diperhatikan dalam perencanaan budidaya kangkung
adalah sebagai berikut (Rukmana, 1994): (Rukmana, 1994).
Sistem huntukala (triangular), yakni mengatur jarak taman 20 X 20 cm berbentuk segi tiga.
Caranya adalah mula-mula dibuatkan lubang tanam 20 cm dalam barisan dan 40 cm jarak antar

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 520-528


Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 526

barisan, kemudian di tengah-tengah empat lubang tanam dibuatkan lubang tanam baru dengan jarak
20 cm. Tiap lubang tanamn diisi 2 – 3 butir benih kangkung darat, kemudian ditutupi dengan tanah
tipis sedalam ± 5 cm.
Keuntungan cara ini adalah dapat memperkecil persaingan antar tanaman sehingga
pertumbuhannya optimal, memudahkan pemeliharaan tanaman dan pemungutan hasil (panen).
Kelemahannya adalah : memerlukan lahan cukup luas, benih seringkali tertimbun tanah cukup
dalam, dan memerlukan waktu yang cukup lama.Budidaya kangkung darat dari awal sebar hingga
panen memakan waktu 30-45 hari.
Pemanenan bisa dilakukan dengan dua cara yaitu dipotong dan dicabut. Cara panen
kangkung yang umum dilakukan para petani kita adalah dengan cara mencabut langsung seakar-
akarnya. Dengan tujuan untuk menjaga kesegaran hasil panen. Panen dengan cara dipotong batang
bawahnya memang mempercepat kangkung menjadi layu. Tetapi jika panen sendiri dari pot, tidak
ada masalah dengan memotong langsung pada batangnya. Tujuan lain kenapa tidak dicabut seakar-
akarnya, karena tanaman itu nanti akan tumbuh kembali. Sehingga nanti bisa dipanen lagi tanpa
harus menanam dari awal. Sekali tanam bisa melakukan panen sampai 3 kali.
Bayam merupakan salah satu tanaman pangan tertua di dunia yang berasal dari Amerika,
yang telah dibudidayakan sekitar 6700 tahun SM (Departement Agriculture, Forestry and Fisheries,
2010). Tanaman ini
tergolong sayuran daun sumber gizi bagi penduduk di negara sedang berkembang, karena
kandungan vitamin dan mineralnya yang relatif tinggi. Dalam 100 g daun bayam (Amaranthus
tricolor) terkandung 39.9 g protein, 358 mg kalsium, 2.4 mg besi, 0.8 mg seng, 18 mg vitamin A,
62 mg vitamin C (Yang dan Kedding 2009). Bayam termasuk tanaman yang memiliki daya
adaptasi tinggi pada berbagai ekosistem, baik yang optimum maupun pada kondisi marjinal. Hal
ini antara lain disebabkan bayam memiliki jalur fotosintesis C4, yang efisien proses pengikatan gas
CO2nya pada kondisi suhu tinggi atau kadar air tanah yang rendah (Sahat dan Hidayat, 1996). Bagi
petani, tanaman bayam dapat memberi pemasukan yang cepat, karena memiliki siklus hidup
singkat. Bayam juga mudah diperbanyak dengan biji, yang tidak memiliki masa dormansi,
berukuran kecil, ringan dan berjumlah banyak sehingga mudah tersebar. Tanaman bayam banyak
diusahakan oleh petani dalam skala usaha kecil, sehingga belum dapat mengimbangi permintaan
pasar. Permintaan pasar yang tinggi dimungkinkan antara lain sebagai akibat peningkatan jumlah
penduduk, perbaikan pendapatan dan peningkatan kesadaran gizi masyarakat. Selain itu di kota-
kota besar tumbuh permintaan pasar yang menghendaki komoditas sayuran dengan kualitas yang
baik (Aribawa, 2003). Hasil survai produksi tanaman sayuran dan buah-buahan di Indonesia
menunjukan bahwa luas panen bayam mencapai 45 325 hektar dengan produksi sebesar 134 159
ton atau rata-rata 2.96 ton per hektar (Direktorat Jenderal Hortikultura 2014). Tingkat potensial
produksi tanaman bayam dapat mencapai 20 ton per hektar (Wijaya 2006). Usaha untuk dapat
meningkatkan produktivitas bayam di antaranya dapat dilakukan dengan pemberian pupuk, baik
pupuk organik maupun pupuk sintetik. Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisik,
kimia dan biologi tanah. Bahan organik merupakan perekat butiran lepas, sumber hara tanaman dan
sumber energi dari sebagian besar organisme tanah (Hakim et al., 1986). Pemberian pupuk organik
dapat meningkatkan daya larut unsur P, K, Ca dan Mg, meningkatkan C-organik, kapasitas tukar
kation, kapasitas tanah menahan air, menurunkan kejenuhan Al dan bulk density (BD) tanah (Aidi
et al.,1996). Salah satu pupuk organik yang biasa digunakan adalah pupuk kandang ayam. Menurut
Ade (2008), kotoran ayam memiliki kadar nitrogen dan fosfor yang lebih tinggi dibanding pupuk
kandang lainnya. Kandungan nitrogen yang tinggi dapat mempercepat pertumbuhan vegetatif
(pertumbuhan daun dan batang). Menurut Juarsa (2000), dibandingkan dengan pemberian pupuk
kandang sapi, kuda dan domba, kotoran ayam yang paling baik untuk pertumbuhan dan produksi
tanaman pak choi.
10. Pemasangan spanduk green house
Pemasangan spanduk dilakukan untuk memberikan kesan yang lebih indah apabila melihat
dan memasuki lingkungan green house
Setelah perbaikan dan pemeliharaan Green House dilaksanakan, maka Green House dapat
dimanfaatkan lebih baik lagi untuk budidaya tanaman organik. Green House di sekolah memiliki
manfaat yaitu sebagai berikut:

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 520-528


Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 527

a. Memperindah pemandangan, Tanaman yang ada di green house dapat memperindah


pemandangan yang ada di sekolah, pemandangan tersebut bisa menjadi sebuah obat
pelepas penat setelah seharian belajar di sekolah.
b. Membuat daerah sekitarnya menjadi sejuk, di green house menyediakan tanaman hijau
yang berfungsi sebagai pengasil oksigen yang membuat daerah yang ada di sekitarnya
menjadi sejuk dan nyaman.
c. Menyediakan tanaman obat-obatan, green house juga diisi dengan tanaman obat
keluarga seperti jahe, kencur, lengkuas, dan masih banyak lagi.
d. Menghasilkan oksigen, green house menghasilkan oksigen melalui banyak nya
tanaman yang dapat menghasilkan oksigen.
e. Mencegah pemanasan Global, tanaman hijau dalam green house dapat menyerap
banyak co2 sehingga membantu mengurangi pemanasan global.
Dari beberapa manfaat tersebut maka dapat dilihat bahwa sudah semestinya green house menjadi bagian
Integral dari sarana dan prasaranan sekolah bukan lagi menjadi hiasan saja pada lingkungan sekolah
tetapi green house juga bagian dari sumber kehidupan yang menyediakan kebutugan-kebutuhan di
perlukan di sekolah.

KESIMPULAN & SARAN


Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa merupakan suatu bangunan
yang sangat mendukung dalam penghijauan di sekolah. Penggunaan rumah tanaman (Green House)
dalam budidaya tanaman merupakan salah satu cara untuk memberikan lingkungan yang lebih
mendekati kondisi optimum bagi pertumbuhan tanaman.. Namun selama masa pandemi Covid-19 ini
Green House yang ada disekolah menjadi tidak terawat, bagunanya yang rusak, tanamanya yang mati,
serta tanah yang kering dan gersang sehingga tidak subur lagi ketika di tanami tumbuh-tumbahan. Oleh
karena itu, perbaikan dan pemeliharaan Green House menjadi salah satu program kerja KKN di SMK
Negeri 1 Bantaeng sebagai solusi permasalahan diatas.
Adapun tahapan kegiatan perbaikan dan pemeliharaan Green House, sebagai berikut:
1. Membongkar kembali atap serta tatanan Green House
2. Membersihkan lingkungan Green House setelah pembongkaran dilakukan
3. Pemasangan atap pada Green House
4. Pembuatan pintu pada Green House
5. Pengecetan pada Green House
6. Pembuatan pot tanaman organik yang terbuat dari botol bekas
7. Penataan pot pada stand pot tanaman organik pada Green House
8. Pencampuran pupuk, cairan penyubur tanaman dan tanah untuk tanaman organik pada
Green House
9. Penanaman bibit tanaman organik sayuran bayam dan kangkung
10. Pemasangan spanduk Green House.
Untuk kesempurnaan dan tercapainya luaran dari artikel ini, kami merekomendasikan beberapa
saran untuk sekolah diantaranya:
1. Perlunya pemeliharaan tanaman-tanaman yang ada pada Green House
2. Sebaiknya menyediakan selang untuk menyiram tanaman yang ada pada Green House
3. Menambahkan tanaman-tanaman yang ada di Green House
4. Menjaga kebersihan baik didalam Green House
Merawat tanaman yang ada pada Green House dengan baik

DAFTAR PUSTAKA
Alahudin, M., A. Topan, Wahida, D. D. Sarkol dan Didik. 2013. Evaluasi Kondisi Termal Bangunan
Greenhouse dengan Material Atap Polycarbonat. Jurnal Pertanian, 3(1):26-42.
Alahudin, M. 2013. Kondisi Termal Bangunan Greenhouse dan Screenhouse pada Fakultas Pertanian
Universitas Musamus Mekauke. Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha, 2 (1):16-27.
Adriani, R. 2011. Pupuk Organik. Repository.usu.ac.id//Chapter.2011.pdf tinjauan pustaka pengertian
pupuk (29 Juli 2015).
Agus, C. 2012. Pengolahan Bahan Organik : Peran dalam Kehidupan dan Lingkungan. Yogyakarta :
BPFE.
Alex, S. 2012. Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik. Yoyakarta : Pustaka Baru.

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 520-528


Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 528

Alex, S. 2012. Buah Konsumsi dalam Pot. Yogyakarta : Pustaka Baru press.Cahyono, B. 2010. Cara
Sukses Berkebun.Jakarta : Pustaka Mina.
Firdaus, M. 2014. Manajemen Agribisnis.Jakarta : Bumi Aksara.
Hanafiah, K. A. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Palembang : Rajawali Pers.
Haryoto. 2009. Bertanam Kangkung dan Bayam Raksasa di Pekarangan. Yogyakarta : Kanisius..
Kirani, V.W. 2011. Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Bayam (Amaranthus sp.) Pada Berbagai
Macam Media Tanam Secara Hidroponik.Yogyakarta :Skripsi UPN.
Murwono, 2003. Sistem Organik Rasional dalam Budidaya Pangan dengan Model Mixed Farming.
Yogyakarta : USD. Adriani, R. 2011. Pupuk Organik.
Agus, C. 2012. Pengolahan Bahan Organik : Peran dalam Kehidupan dan Lingkungan. Yogyakarta :
BPFE

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 520-528

Anda mungkin juga menyukai