VERTIKULTURE
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK I
NAMA :
COVER................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan.................................................................................................................5
C. Tujuan.....................................................................................................................5
A. Pengertian Vertikulture..........................................................................................10
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................14
A. Kesimpulan.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................15
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
“Vertikulture”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Bioteknologi. Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu, yang memberikan tugas
makalah untuk memenuhi mata kuliah Bioteknologi.
Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan laporan
ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan di bidang pertanian merupakan hal yang tidak ada habis-
habisnya. Sehingga hal ini menjadi factor penghambat perkembangan pertanian di
dunia khususnya di indonesa. Permaslahan yang terjadi diantaranya merupakan
masalah degradasi lahan, lahan marginal, dan kurangnya pengembangan penerapan
teknologi dalam bidang pertanian. Luas lahan pertanian cendrung berkurang setiap
tahunnya akibat adanya alih fungsi lahan. Pada tahun 2009 luas lahan berkurang 97
Ha. Hal ini dikarenakan lahan dialokasikan ke lahan non pertanian.
Di daerah perkotaan, dengan segala kesibukan yang dihadapi masyarakat di
perkotaan membuat mereka tidak sempat untuk bertani, apalagi tidak tersedia cukup
lahan alias tidak punya ruang untuk bersentuhan dengan budidaya pertanian. Belum
lagi sering kita lihat pada pemukiman yang cukup padat dan hemat lahan, bagaimana
menumbuhkan hobi dan usaha pertanian, khususnya bagi ibu rumah tangga, kaum
remaja atau para pensiunan?,saat ini berbagai cara dilakukan seiring dengan
perkembangan teknologi. Hal ini dilakukan agar tercipta suatu inovasi baru
pengembangan pertanian dengan berbagai penerapan system teknologi.
Vertikultur mungkin menjadi satu solusi. Sesuai dengan asal katanya dari
bahasa Inggris, yaitu vertical dan culture, maka vertikultur adalah cara pertanian baik
indoor maupun outdoor, karena kepemilikan lahan terbatas yang dirancang
sedemikian rupa sehingga berposisi vertikal atau bertingkat. Ini merupakan konsep
penghijauan yang diintroduksikan di perkotaan yang mulai gersang dan pengap.
Memanfaatkan sedikit lahan dalam sistem ini tidak jauh berbeda dengan menanam
pohon seperti di kebun, sawah atau dalam polibag sekalipun.
Vertikultur dapat diartikan sebagai teknik budidaya tanaman secara vertikal
sehingga penanaman dilakukan secara bertingkat. Teknik budidaya ini tidak
memerlukan lahan yang luas, bahkan dapat dilakukan pada rumah yang tidak
memiliki halaman sekalipun. Pemanfaatan teknik vertikultur ini memungkinkan untuk
berkebun dengan memanfaatkan tempat secara efisien. Secara estetika, taman
vertikultur berguna sebagai penutup pemandangan yang tidak menyenangkan atau
sebagai latar belakang yang menyuguhkan pemandangan yang indah dengan berbagai
warna.
Dalam perkembangan selanjutnya, teknik vertikultur juga dimanfaatkan untuk
bercocok tanam di pekarangan yang sempit bahkan tidak memiliki pekarangan sedikit
pun.
Bercocok tanam secara vertikultur sebenarnya tidak berbeda dengan bercocok
tanam di kebun maupun di ladang. Mungkin sekilas bercocok tanam secara vertikultur
terlihat rumit, tetapi sebenarnya sangat sederhana. Tingkat kesulitannya tergantung
dari model yang digunakan. Model yang sederhana, mudah diikuti dan dipraktekan.
Bahkan bahan-bahan yang digunakan mudah ditemukan, sehingga dapat diterapkan
oleh ibu-ibu rumah tangga.
Vertikultur tidak hanya sekadar kebun vertikal. Namun ide ini akan
merangsang seseorang untuk menciptakan khasanah biodiversitas di pekarangan yang
sempit sekalipun. Dengan struktur vertikal, akan memudahkan pengguna membuat
dan memeliharanya. Dari pernyataan di atas maka dipandang perlu untuk melakukan
pengembanagan budidaya secara vertikultur di Indonesia.
B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Memberi pengenalan arti vertikulture
2. Mengetahui cara menananam dengan menggunakan teknik vertikulture
3. Mengetahui kelebihan menanam dengan menggunakan teknik vertikulture
C. Metode
Metode yang kami gunakan dalam menyusun makalah ini adalah dengan mencari
sumber-sumber yang ada di internet, dan juga mengambil sumber-sumber pustaka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Unsur kesehatan
a. Penting untuk kebutuhan jasmani
b. Sebagai sumber vitamin dan mineral
c. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga
d. Sebagai sumber ptotein nabati
e. Berdampak pada fungsi fisiologis tubuh
3. Unsur perdagangan
a. Hasilnya dapat diperjualbelikan
b. Bermanfaat sebagai mata pencaharian penduduk
C. Kelebihan dan Kekurangan Bertanam secara Vertikultur
Sistem bertanam secara vertikultur memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya dapat ditinjau dari segi teknis maupun ekonomis, sedangkan
kekurangannya adalah struktur awalnya membutuhkan investasi yang cukup besar dan
sistem ini rawan dari serangan penyakit. Kekurangan yang disebabkan rawannya
serangan penyakit dapat di atasi dengan teknik budidaya yang tepat. Sementara itu,
kebutuhan investasi yang cukup besar terletak dalam pembangunan struktur rumah
plastik. Namun, sistem ini dapat dimodifikasi untuk keperluan skala rumah tangga,
sehingga biayanya pun dapat disesuaikan. Contohnya, dengan menempatkannya di teras
atau pekarangan yang kondisinya sesuai dengan pertumbuhan tanaman, sehingga tidak
memerlukan struktur rumah plastik. Karena sebagian besar sistem vertikultur
dimanfaatkan dirumah-rumah, pengendalian hama penyakit tanaman harus dilakukan
dengan cara yang tidak membahayakan penghuninya. Pengendalian hama penyakit secara
terpadu dapat dimanfaatkan sebagai alternatif, yakni menggunakan pestisida alami,
sterilisasi media tanam, pengelolaan air dan sistem drainase yang tepat, serta menjaga
kelembapan disekitar tanaman.
PEMBAHASAN
4. Pemeliharaan tanaman
Tanaman juga memerlukan perawatan, seperti halnya mahluk hidup yang lain.
Tanaman memerlukan perhatian dan kasih sayang. selain penyiraman dilakukan setiap hari
juga perlu pemukunan, dan juga pengendalian hama penyakit. Sebaiknya pupuk yang
digunakan adalah pupuk organik misalnya pupuk kompos, pupuk kandang atau pupuk
bokashi. Disarankan agar sayuran buah seperti cabe, tomat tidak mudah rontok sebaiknya
menambahkan KCL satu sendok teh atau sendok makan tergantung besar kecilnya pohon.
Pemberian KCL setiap 5 sampai 6 bulan sekali. di perkotaan, pupuk kandang atau kompos
harganya menjadi mahal. Limbah dapur atau daun-daun kering bisa dimanfaatkan untuk
pembuatan pupuk bokashi. Pupuk bokashi adalah hasil fermentasi bahan organik (jerami,
sampah organik, pupuk kandang dan lain-lain) dengan teknologi EM yang dapat digunakan
sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan
produksi tanaman. Bokashi adalah hasil fermentasi bahan organik untuk menyuburkan tanah
dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Bokashi dapat dibuat dalam beberapa
hari dan bisa digunakan sebagai pupuk.
Kalau di daerah pedesaan, biasanya sampah atau kotoran hewan dimasukkan ke dalam
lubang. Kalau lubanganya sudah penuh sampah dibakar dan sebagai pupuk. Dengan catatan
pupuk kotoran hewan yang digunaakan hendaknya sudah tidak berbau, kerinf, dan steril.
Saat.
5. Pemanenan
Pemanenan sayuran biasanya dilakukan dengan sistem cabut akar (sawi, bayam,
seledri, kemangi, selada, kangkung, dan sebagainya). Apabila kita punya tanaman sendiri dan
dikonsumsi sendiri akan lebih menghemat apabila panen dilakukan dengan mengambil
daunnya saja. dengan cara tersebut tanaman sayuran bisa bertahan lebih lama dan bisa panen
berulang-ulang.
JENIS TANAMAN VERTIKULTUR
Kesimpulan
Anonim.2013.http://greenleafub.blogspot.com/2013/07/vertikultur-solusi-bertanam-
di-lahan.html
Nurfahmi.2013.http://nurfahmiakhmad96.blogspot.com/2013/08/pengertian-dan-
manfaat-vertikultur.html
Anonim. 2011.
http://nidandriani.blogspot.com/2011/06/budidaya-vertikultur-sebagai
alternatif.html
Anonim.http://hortikultura.litbang.deptan.go.id/index.phpbawaan=teknologi/
isi_teknoloi&id_menu=4&id_submenu=19&id=52.