Anda di halaman 1dari 14

BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN SECARA VERTIKULTUR

PAPER

OLEH:

DENI ANDANI 180301156

MELSA SUSNALIM 180301157

MUHAMMAD SYAHPUTRA 180301158

ARDHY DIBHY DALS SILALAHI 180301159

AHMAD SYARIF NAINGGOLAN 180301160

AGROTEKNOLOGI 3

MATA KULIAH DASAR HORTIKULTURA


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari paper ini adalah “ Budidaya Sayuran Secara Vertikultur ” yang merupakan

salah satu syarat untuk mengikuti komponen penilaian di mata kuliah Dasar Hortikultura ,

program studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa paper ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis

menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi terciptanya paper yang lebih baik

kedepannya.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga paper ini bermanfaat bagi kita

semua.

Medan, November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii

PENDAHULUAN………………………………………………………………...1

TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………….3

PEMBAHASAN………………………………………………………………….4

KESIMPULAN…………………………………………………………………...6

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….7
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan kegiatan masyarakat yang membutuhkan lahan sebagai wadahnya

meningkat dengan sangat cepat sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk dan

pertumbuhan ekonomi. Akibatnya terjadi persaingan pemanfaatan lahan, terutama pada

kawasan-kawasan yang telah berkembang dimana persediaan lahan pertanian pangan relatif

sangat terbatas. Pangan merupakan kebutuhan primer dan merupakan kebutuhan mendasar

manusia untuk mempertahankan hidupnya yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan

populasi. Oleh karena itu kecukupan pangan bagi setiap orang merupakan hak asasi yang layak

dan harus dipenuhi. Di sisi lain, ketahanan pangan merupakan pilar bagi pembangunan

sektorsektor lainnya, karena tidak mungkin membangun perekonomian tanpa terlebih dahulu

membangun ketahanan pangannya. Dalam era otonomi ini mengharuskan masingmasing daerah

untuk berusaha mencukupi kebutuhannya terutama kebutuhan akan pangan, sehingga

pembangunan pertanian tetap menjadi primadona pembangunan daerah.

Jaminan akan ketersediaan pangan membutuhkan dukungan jaminan ketersediaan lahan

untuk usaha dan lahan pertanian yang cukup. Namun demikian kenyataan yang banyak dijumpai

menunjukkan bahwa fenomena konversi lahan pertanian terutama di wilayah peri urban sulit

dihindari akibat desakan kebutuhan lahan untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur.

Jaminan akan ketersediaan pangan membutuhkan dukungan jaminan ketersediaan lahan untuk

usaha dan lahan pertanian yang cukup. Namun demikian kenyataan yang banyak dijumpai

menunjukkan bahwa fenomena konversi lahan pertanian terutama di wilayah peri urban sulit

dihindari akibat desakan kebutuhan lahan untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur.
Hal tersebut yang menyebabkan masuknya sejumlah besar penduduk ke Kota. Pembangunan

yang tadinya hanya terjadi di pusat kota menjadi bergeser ke daerah pinggiran.

Jika perilaku konversi lahan pertanian terus terjadi, maka hal ini akan mengancam

ketersediaan lahan pertanian untuk kebutuhan pangan. Lebih jauh lagi dikhawatirkan fenomena

konversi akan berpengaruh terhadap ketahanan pangan. Berdasar pemikiran tersebut, adalah

penting untuk mewujudkan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga. Salah satu upaya untuk

menjamin ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga adalah melalui optimalisasi pekarangan

di lingkungan rumah tinggal di kawasan perumahan peri urban . Kenyataan yang kita jumpai

sekarang adalah pembangunan perumahan untuk masyarakat golongan ekonomi lemah di

wilayah peri urban memang difokuskan untuk tempat tinggal saja sehingga ukuran tanahnya juga

sempit dengan harapan harga rumah dapat dijangkau masyarakat yang membutuhkan. Pada

umumnya rumah yang dibangun berimpitan satu dengan lainnya dan jika ada tanah kosong

sisanya, biasanya digunakan untuk pelebaran atau penambahan ruangan. Dari hasil pengamatan

awal menunjukkan bahwa rata-rata masyarakat mempunyai waktu luang yang dapat digunakan

untuk menciptakan swadaya pangan di lingkungan rumah tinggalnya misalnya budidaya

menanam aneka jenis sayuran dengan teknik vertikultur. Vertikultur adalah sistem tanam di

dalam pot yang disusun/dirakit horisontal dan vertikal atau bertingkat pada lahan terbatas atau

halaman rumah. Penanaman menggunakan sistem vertikultur memungkinkan untuk bertanam di

lahan sempit bahkan tidak ada lahan sedikit pun. Untuk media tanam vertikultur ini bisa

menggunakan campuran tanah, kompos, dan sekam. Budidaya tanaman secara vertikultur di

daerah perkotaan dapat menciptakan keasrian, konservasi sumber daya tanah dan sumber daya

air, memperbaiki iklim mikro perkotaan, serta dapat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi

keluarga, juga meminimalisir pengeluaran keluarga.


Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini untuk mengetahui Budidaya tanaman sayuran secara

vertikultur.

Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan paper ini adalah untuk dapat memenuhi komponen

penilaian di mata kuliah Dasar Hortikultura, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang

membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA

Sesuai dengan asal katanya dari bahasa Inggris, yaitu vertical dan culture, maka

vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau

bertingkat, baik indoor maupun outdoor. Sistem budidaya pertanian secara vertikal atau

bertingkat ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan dan

lahan terbatas. Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa untuk menanam 5 batang

tanaman, dengan sistem vertikal bisa untuk 20 batang tanaman. Vertikultur tidak hanya

sekadar kebun vertikal, namun ide ini akan merangsang seseorang untuk menciptakan

khasanah biodiversitas di pekarangan yang sempit sekalipun. Struktur vertikal,

memudahkan pengguna membuat dan memeliharanya. Pertanian vertikultur tidak hanya

sebagai sumber pangan tetapi juga menciptakan suasana alami yang menyenagkan.

Model, bahan, ukuran, wadah vertikultur sangat banyak, tinggal disesuaikan

dengan kondisi dan keinginan. Pada umumnya adalah berbentuk persegi panjang, segi

tiga, atau dibentuk mirip anak tangga, dengan beberapa undak-undakan atau sejumlah rak.

Bahan dapat berupa bambu atau pipa paralon, kaleng bekas, bahkan lembaran karung

beras pun bisa, karena salah satu filosofi dari vertikultur adalah memanfaatkan benda-

benda bekas di sekitar kita.

Persyaratan vertikultur adalah kuat dan mudah dipindah-pindahkan.Tanaman yang

akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki nilai ekonomis

tinggi, berumur pendek, dan berakar pendek. Tanaman sayuran yang sering
dibudidayakan secara vertikultur antara lain selada, kangkung, bayam, pokcoy, caisim,

katuk, kemangi, tomat, pare, kacang panjang, mentimun dan tanaman sayuran daun

lainnya.

Untuk tujuan komersial, pengembangan vertikultur ini perlu dipertimbangkan

aspek ekonomisnya agar biaya produksi jangan sampai melebihi pendapatan dari hasil

penjualan tanaman. Sedangkan untuk hobi, vertikultur dapat dijadikan sebagai media

kreativitas dan memperoleh panenan yang sehat dan berkualitas.

A. Kelebihan Bertanam Secara Vertikultur adalah sebagai berikut :

1. Dapat menghemat lahan dengan hasil maksimal

2. Dapat diperoleh hasil yang lebih banyak dibandingkan dengan cara biasa. Semakin banyak
tingkatnya, maka akan semakin berlipat hasil yang akan diperoleh.

3. Tidak tergantung musim.

4. Sangat praktis sehingga mudah diaplikasikan

5. Pemeliharaannya relatif sederhana

6. Lebih sedikit gulma yang tumbuh

7. Dapat menciptakan keindahan dan keasrian lingkungan

8. Dalam skala yang agak besar dapat menambah sumber ekonomi keluarga.

B. Pemilihan Model dan Tipe Vertikultur

 Untuk skala rumah tangga atau tujuan hobi, teknik vertikultur biasanya menggunakan pot

bambu yang disusun dengan tali pada beberapa tingkat.


 Vertikultur dari bahan aluminium juga bisa dimanfaatkan. Selain awet, bahan ini juga

relatif ringan. Seperti halnya bahan bambu, vertikultur dengan cara ini pun disusun secara

bertingkat.

C. Penyiapan Media Tanam

Media tanam merupakan tempat berpijaknya tanaman dan berfungsi untuk menyediakan

zat makanan atau unsur hara bagi tanaman. Penanaman secara vertikultur menggunakan media

tanam yang terdiri dari campuran tanah. Media tanam yang baik adalah media yang cukup

kandungan unsur haranya dan teksturnya gembur. Media tanam itu merupakan campuran tanah

dengan pupuk kandang, pasir, sekam, dan kompos.Tanah yang digunakan merupakan tanah

lapisan top soil, yaitu lapisan atas tanah yang bisa diambil sampai kedalaman 10 – 20 cm. Pupuk

kandang dapat berupa kotoran kambing, ayam, atau sapi yang sudah siap dipakai. Pasir yang

digunakan yakni pasir yang sudah diayak terlebih dahulu sehingga tidak lagi mengandung batu

kerikil. Bila tanah terlalu asam maka tanah perlu dicampur dengan kapur dolomit.Perbandingan

komposisi campuran media tanam ini bervariasi. Hal ini disebabkan kandungan unsur hara pada

setiap lokasi berlainan. Sebagai contoh, komposisi yang dapat digunakan pada campuran top soil,

pasir, pupuk kandang, dan kompos adalah 2 : 1 : 1 : 1.

Gambar 1. Media Tanam yang digunakan


D. Penyemaian

Sebelum tanaman ditanam pada tempatnya, sebaiknya dilakukan terlebih dahulu

pembibitan agar diperoleh hasil yang baik. Pembibitan dapat dilakukan pada wadah plastik

ataupun kotak kayu dengan media tanam berupa pasir halus. Ketebalan pasir halus yang

digunakan cukup kira-kira 3-4 cm dari dasar wadah. Setelah media tanamnya siap, biji-biji

sayuran seperti sawi atau selada ditaburkan diatasnya, kemudian ditutup kembali secara tipis-

tipis dengan media tanamnya.

Gambar 2. Penyemaian Benih Sayuran

E. Pemilihan jenis Tanaman

Cara memilih tanaman untuk ditempatkan dalam rak perlu memperhatikan syarat tumbuh

tanaman tersebut. Misalnya, untuk tomat, cabai, sawi, dan selada yang membutuhkan sinar

matahari banyak sebaiknya ditempatkan pada bagian yang paling atas. Sementara tanaman

seperti kangkung dan seledri dapat ditempatkan di bagian tengah atau bawah

Gambar 3. Macam – macam sayuran pada sistem vertikultur


F. Pemeliharaan

Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiraman, penyulaman dan pemberian pupuk

tambahan.Penyiraman sebaiknya dilakukan dua kali sehari dengan mengunakan gembor

Gambar (4). Penyiraman pada tanaman vertikultur, (5). Penyulaman Pada Tanaman yang Mati

Gambar (6). Pemberian Pupuk, (7). Pemanenan dengan sistem potong

Gambar (8). Pemanenan dengan sistem cabut, (9). Tanaman sawi siap panen
Gambar (10). Produksi tanaman sayur berlipat ganda,(11). Hasil Panen Sawi

G. Cara menanam vertikultur

Adapun cara menanam sayuran dengan teknik vertikultur sebagai berikut : Pilih

vertikultur sesuai ukuran halaman dan selera. Masukan media tanam ke dalam rak vertikultur

hingga mendekati bibir rak.

Gambar 12. Media tanam ke dalam rak vertikultur

Buat lubang dengan ajir atau telunjuk tangan untuk menanam bibit dari gelas bekas air

mineral. Cabut bibit dari pot kecil. Usahakan, sebagian media tanam terbawa agar tanaman tidak

layu. Tanam bibit-bibit tersebut ke dalam lubang yang telah disediakan. Tekan sedikit media di

sekitar bibit agar bibit mampu berdiri tegak. Siram tanaman yang baru ditanam agar kelembaban

medianya terjaga. Tempatkan rak yang telah ditanami sayuran. Ingat, letakkan rak yang ditanami

tanaman yang membutuhkan cahaya matahari di tempat yang paling atas. Sementara tanaman

sayuran daun ditempatkan ditengah atau bawah


KESIMPULAN

1. Sesuai dengan asal katanya dari bahasa Inggris, yaitu vertical dan culture, maka vertikultur

adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat, baik indoor

maupun outdoor.

2. Persyaratan vertikultur adalah kuat dan mudah dipindah-pindahkan.Tanaman yang

akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki nilai ekonomis

tinggi.

3. Kelebihan Bertanam Secara Vertikultur adalah sebagai berikut : Dapat menghemat lahan

dengan hasil maksimal, dapat diperoleh hasil yang lebih banyak dibandingkan dengan cara biasa.

Semakin banyak tingkatnya, maka akan semakin berlipat hasil yang akan diperoleh.Tidak

tergantung musim. Sangat praktis sehingga mudah diaplikasikan, Pemeliharaannya relatif

sederhana, Lebih sedikit gulma yang tumbuh, dan dapat menciptakan keindahan dan keasrian

lingkungan, dalam skala yang agak besar dapat menambah sumber ekonomi keluarga.

4. Pemilihan Model dan Tipe Vertikultur Untuk skala rumah tangga atau tujuan hobi, teknik

vertikultur biasanya menggunakan pot bambu yang disusun dengan tali pada beberapa tingkat,

dan Vertikultur dari bahan aluminium juga bisa dimanfaatkan. Selain awet, bahan ini juga relatif

ringan. Seperti halnya bahan bambu, vertikultur dengan cara ini pun disusun secara bertingkat.

5. Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiraman, penyulaman dan pemberian pupuk

tambahan.Penyiraman sebaiknya dilakukan dua kali sehari dengan mengunakan gembor.


DAFTAR PUSTAKA

Gumoyo M. N., Harun R., dan Muhidin. 2016. IBM Bubidaya Tanaman Sayuran Secara
Vertikultur ,Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang

Haryanto E, Tina S dan Estu R. 1995. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya Jakarta.

Manuhutu M dan Bernard T Wahyu. 2005. Berkebun Sayuran Organik Bersama Melly
Manuhutu. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Pracaya. 2004. Bertanaman Sayuran Organik di Kebun, Pot, dan Polybag. Penebar Swadaya.
Jakarta.

Saptono E, SS dan Agus A. 2005. Bertanam Sayuran Organik di Pekarangan. PT AgroMedia


Pustaka. Jakarta.

Supriati Y, Yuyu Y dan Ida N. 2002. Taman Sayur + 19 Desain Menarik. Penebar Swadaya.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai