PAPER
OLEH:
AGROTEKNOLOGI 3
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Adapun judul dari paper ini adalah “ Budidaya Sayuran Secara Vertikultur ” yang merupakan
salah satu syarat untuk mengikuti komponen penilaian di mata kuliah Dasar Hortikultura ,
Penulis menyadari bahwa paper ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi terciptanya paper yang lebih baik
kedepannya.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga paper ini bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
PENDAHULUAN………………………………………………………………...1
TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………….3
PEMBAHASAN………………………………………………………………….4
KESIMPULAN…………………………………………………………………...6
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….7
PENDAHULUAN
Latar Belakang
meningkat dengan sangat cepat sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk dan
kawasan-kawasan yang telah berkembang dimana persediaan lahan pertanian pangan relatif
sangat terbatas. Pangan merupakan kebutuhan primer dan merupakan kebutuhan mendasar
manusia untuk mempertahankan hidupnya yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan
populasi. Oleh karena itu kecukupan pangan bagi setiap orang merupakan hak asasi yang layak
dan harus dipenuhi. Di sisi lain, ketahanan pangan merupakan pilar bagi pembangunan
sektorsektor lainnya, karena tidak mungkin membangun perekonomian tanpa terlebih dahulu
membangun ketahanan pangannya. Dalam era otonomi ini mengharuskan masingmasing daerah
untuk usaha dan lahan pertanian yang cukup. Namun demikian kenyataan yang banyak dijumpai
menunjukkan bahwa fenomena konversi lahan pertanian terutama di wilayah peri urban sulit
dihindari akibat desakan kebutuhan lahan untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur.
Jaminan akan ketersediaan pangan membutuhkan dukungan jaminan ketersediaan lahan untuk
usaha dan lahan pertanian yang cukup. Namun demikian kenyataan yang banyak dijumpai
menunjukkan bahwa fenomena konversi lahan pertanian terutama di wilayah peri urban sulit
dihindari akibat desakan kebutuhan lahan untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur.
Hal tersebut yang menyebabkan masuknya sejumlah besar penduduk ke Kota. Pembangunan
yang tadinya hanya terjadi di pusat kota menjadi bergeser ke daerah pinggiran.
Jika perilaku konversi lahan pertanian terus terjadi, maka hal ini akan mengancam
ketersediaan lahan pertanian untuk kebutuhan pangan. Lebih jauh lagi dikhawatirkan fenomena
konversi akan berpengaruh terhadap ketahanan pangan. Berdasar pemikiran tersebut, adalah
penting untuk mewujudkan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga. Salah satu upaya untuk
menjamin ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga adalah melalui optimalisasi pekarangan
di lingkungan rumah tinggal di kawasan perumahan peri urban . Kenyataan yang kita jumpai
wilayah peri urban memang difokuskan untuk tempat tinggal saja sehingga ukuran tanahnya juga
sempit dengan harapan harga rumah dapat dijangkau masyarakat yang membutuhkan. Pada
umumnya rumah yang dibangun berimpitan satu dengan lainnya dan jika ada tanah kosong
sisanya, biasanya digunakan untuk pelebaran atau penambahan ruangan. Dari hasil pengamatan
awal menunjukkan bahwa rata-rata masyarakat mempunyai waktu luang yang dapat digunakan
menanam aneka jenis sayuran dengan teknik vertikultur. Vertikultur adalah sistem tanam di
dalam pot yang disusun/dirakit horisontal dan vertikal atau bertingkat pada lahan terbatas atau
lahan sempit bahkan tidak ada lahan sedikit pun. Untuk media tanam vertikultur ini bisa
menggunakan campuran tanah, kompos, dan sekam. Budidaya tanaman secara vertikultur di
daerah perkotaan dapat menciptakan keasrian, konservasi sumber daya tanah dan sumber daya
air, memperbaiki iklim mikro perkotaan, serta dapat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi
vertikultur.
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan paper ini adalah untuk dapat memenuhi komponen
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang
membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Sesuai dengan asal katanya dari bahasa Inggris, yaitu vertical dan culture, maka
vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau
bertingkat, baik indoor maupun outdoor. Sistem budidaya pertanian secara vertikal atau
bertingkat ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan dan
lahan terbatas. Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa untuk menanam 5 batang
tanaman, dengan sistem vertikal bisa untuk 20 batang tanaman. Vertikultur tidak hanya
sekadar kebun vertikal, namun ide ini akan merangsang seseorang untuk menciptakan
sebagai sumber pangan tetapi juga menciptakan suasana alami yang menyenagkan.
dengan kondisi dan keinginan. Pada umumnya adalah berbentuk persegi panjang, segi
tiga, atau dibentuk mirip anak tangga, dengan beberapa undak-undakan atau sejumlah rak.
Bahan dapat berupa bambu atau pipa paralon, kaleng bekas, bahkan lembaran karung
beras pun bisa, karena salah satu filosofi dari vertikultur adalah memanfaatkan benda-
akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki nilai ekonomis
tinggi, berumur pendek, dan berakar pendek. Tanaman sayuran yang sering
dibudidayakan secara vertikultur antara lain selada, kangkung, bayam, pokcoy, caisim,
katuk, kemangi, tomat, pare, kacang panjang, mentimun dan tanaman sayuran daun
lainnya.
aspek ekonomisnya agar biaya produksi jangan sampai melebihi pendapatan dari hasil
penjualan tanaman. Sedangkan untuk hobi, vertikultur dapat dijadikan sebagai media
2. Dapat diperoleh hasil yang lebih banyak dibandingkan dengan cara biasa. Semakin banyak
tingkatnya, maka akan semakin berlipat hasil yang akan diperoleh.
8. Dalam skala yang agak besar dapat menambah sumber ekonomi keluarga.
Untuk skala rumah tangga atau tujuan hobi, teknik vertikultur biasanya menggunakan pot
relatif ringan. Seperti halnya bahan bambu, vertikultur dengan cara ini pun disusun secara
bertingkat.
Media tanam merupakan tempat berpijaknya tanaman dan berfungsi untuk menyediakan
zat makanan atau unsur hara bagi tanaman. Penanaman secara vertikultur menggunakan media
tanam yang terdiri dari campuran tanah. Media tanam yang baik adalah media yang cukup
kandungan unsur haranya dan teksturnya gembur. Media tanam itu merupakan campuran tanah
dengan pupuk kandang, pasir, sekam, dan kompos.Tanah yang digunakan merupakan tanah
lapisan top soil, yaitu lapisan atas tanah yang bisa diambil sampai kedalaman 10 – 20 cm. Pupuk
kandang dapat berupa kotoran kambing, ayam, atau sapi yang sudah siap dipakai. Pasir yang
digunakan yakni pasir yang sudah diayak terlebih dahulu sehingga tidak lagi mengandung batu
kerikil. Bila tanah terlalu asam maka tanah perlu dicampur dengan kapur dolomit.Perbandingan
komposisi campuran media tanam ini bervariasi. Hal ini disebabkan kandungan unsur hara pada
setiap lokasi berlainan. Sebagai contoh, komposisi yang dapat digunakan pada campuran top soil,
pembibitan agar diperoleh hasil yang baik. Pembibitan dapat dilakukan pada wadah plastik
ataupun kotak kayu dengan media tanam berupa pasir halus. Ketebalan pasir halus yang
digunakan cukup kira-kira 3-4 cm dari dasar wadah. Setelah media tanamnya siap, biji-biji
sayuran seperti sawi atau selada ditaburkan diatasnya, kemudian ditutup kembali secara tipis-
Cara memilih tanaman untuk ditempatkan dalam rak perlu memperhatikan syarat tumbuh
tanaman tersebut. Misalnya, untuk tomat, cabai, sawi, dan selada yang membutuhkan sinar
matahari banyak sebaiknya ditempatkan pada bagian yang paling atas. Sementara tanaman
seperti kangkung dan seledri dapat ditempatkan di bagian tengah atau bawah
Gambar (4). Penyiraman pada tanaman vertikultur, (5). Penyulaman Pada Tanaman yang Mati
Gambar (8). Pemanenan dengan sistem cabut, (9). Tanaman sawi siap panen
Gambar (10). Produksi tanaman sayur berlipat ganda,(11). Hasil Panen Sawi
Adapun cara menanam sayuran dengan teknik vertikultur sebagai berikut : Pilih
vertikultur sesuai ukuran halaman dan selera. Masukan media tanam ke dalam rak vertikultur
Buat lubang dengan ajir atau telunjuk tangan untuk menanam bibit dari gelas bekas air
mineral. Cabut bibit dari pot kecil. Usahakan, sebagian media tanam terbawa agar tanaman tidak
layu. Tanam bibit-bibit tersebut ke dalam lubang yang telah disediakan. Tekan sedikit media di
sekitar bibit agar bibit mampu berdiri tegak. Siram tanaman yang baru ditanam agar kelembaban
medianya terjaga. Tempatkan rak yang telah ditanami sayuran. Ingat, letakkan rak yang ditanami
tanaman yang membutuhkan cahaya matahari di tempat yang paling atas. Sementara tanaman
1. Sesuai dengan asal katanya dari bahasa Inggris, yaitu vertical dan culture, maka vertikultur
adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat, baik indoor
maupun outdoor.
akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki nilai ekonomis
tinggi.
3. Kelebihan Bertanam Secara Vertikultur adalah sebagai berikut : Dapat menghemat lahan
dengan hasil maksimal, dapat diperoleh hasil yang lebih banyak dibandingkan dengan cara biasa.
Semakin banyak tingkatnya, maka akan semakin berlipat hasil yang akan diperoleh.Tidak
sederhana, Lebih sedikit gulma yang tumbuh, dan dapat menciptakan keindahan dan keasrian
lingkungan, dalam skala yang agak besar dapat menambah sumber ekonomi keluarga.
4. Pemilihan Model dan Tipe Vertikultur Untuk skala rumah tangga atau tujuan hobi, teknik
vertikultur biasanya menggunakan pot bambu yang disusun dengan tali pada beberapa tingkat,
dan Vertikultur dari bahan aluminium juga bisa dimanfaatkan. Selain awet, bahan ini juga relatif
ringan. Seperti halnya bahan bambu, vertikultur dengan cara ini pun disusun secara bertingkat.
Gumoyo M. N., Harun R., dan Muhidin. 2016. IBM Bubidaya Tanaman Sayuran Secara
Vertikultur ,Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang
Haryanto E, Tina S dan Estu R. 1995. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya Jakarta.
Manuhutu M dan Bernard T Wahyu. 2005. Berkebun Sayuran Organik Bersama Melly
Manuhutu. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Pracaya. 2004. Bertanaman Sayuran Organik di Kebun, Pot, dan Polybag. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Supriati Y, Yuyu Y dan Ida N. 2002. Taman Sayur + 19 Desain Menarik. Penebar Swadaya.
Jakarta.