Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA

Original Research Paper

Pelatihan Budidaya Sayuran Hidroponik Menggunakan Sistem Wick Sebagai


Usaha Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Cenggu

Nur Hayati1*, I Gde Mertha2


1Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram, Mataram, Indonesia
2Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram, Mataram, Indonesia

DOI: https://doi.org/10.29303/jpmpi.v3i2.588
Sitasi:. Hayati, N., & Mertha, I. G. (2020). Pelatihan Budidaya Sayuran Hidroponik Menggunakan Sistem Wick
Sebagai Usaha Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Cenggu. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 3(2)

Article history Abstract: Berdasarkan analisis situasi diketahui bahwa sebagian besar
Received: 25 Oktober masyarakat Desa Cenggu bermata pencarian disektor pertanian dan produk
Revised: 15 Nopember yang dihasilkan berupa kacang kedelai, padi, dan bawang merah tetapi
Accepted: 29 Desember untuk jenis tanaman sayuran produksinya sangat rendah dan bahkan tidak
dibudidayakan oleh penduduk setempat. Padahal, potensi pengembangan
*Corresponding Author: Nur
pertanian pada skala rumah tangga atau perkarangan cukup besar. Tujuan
Hayati, Program Studi
Pendidikan Kimia, Fakultas program ini adalah (1) Untuk memberdayakan masyarakat Desa Cenggu
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dengan memberikan pelatihan budidaya tanaman sayuran dengan
Universitas Mataram, Mataram, hidroponik sistem wick, dan (2) meningkatkan pengetahuan masyarakat
Indonesia tentang teknik hidroponik. Konsep hidroponik merupakan budidaya
Email: hnur63820@gmail.com menanam dengan memanfaatkan air/larutan bernutrisi tanpa menggunakan
tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi. Metode
yang digunakan dalam program ini adalah sosialisasi program, pelatihan
dan praktik pembuatan hidroponik dan pendampingan serta evaluasi
kegiatan. Berdasarkan hasil program yang dijalankan dapat disimpulkan
bahwa budidaya tanaman sayuran hidroponik sistem wick telah berhasil
memberdayakan ibu-ibu rumah tangga masyarakat Desa Cenggu dalam
meningkatkan minat untuk memanfaatkan perkarangan sebagai lahan
penanaman sayuran. Masyarakat memberikan respon yang sangat positif
terhadap kegiatan yang dilakukan dan menilai kegiatan ini sangat
bermanfaat.

Keywords: Hidroponik; Sistem wick; Sosialisasi; Pelatihan; Pemberdayaan


sayuran bisa dilakukan di pekarangan rumah
Pendahuluan masing-masing. Sehingga pengolahan lahan
pekarangn rumah menjadi produktif.
Cenggu merupakan salah satu desa di Kebutuhan akan hasil pertanian terus
Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, Provinsi NTB meningkat seiring jumlah penduduk yang semakin
dengan luas wilayah 720.70 Ha dengan jumlah bertambah. Salah satu kebutuhan hasil pertanian
penduduk 3.220 jiwa. Sebagian besar masyarakat yang dibutuhkan penduduk adalah hasil tanaman
Desa Cenggu bermata pencarian disektor pertanian sayuran sebagai bahan pangan. Sementara hasil
dan produk yang dihasilkan berupa kacang kedelai, pertanian jenis tanaman sayuran sangat rendah di
padi dan bawang merah di ladang sedangkan untuk Desa Cenggu. Kondisi yang demikian
jenis tanaman sayuran produksinya sangat rendah membutuhkan solusi untuk mengatasinya. Salah
bahkan tidak dibudidayakan oleh masyarakat satunya dengan memanfaatkan lahan perkarangan
Cenggu. Hal ini disebabkan kurangnya minat serta rumah untuk dijadikan sebagai lahan budidaya
pengetahuan masyarakat tentang budidaya tanaman sayuran. Apabila dimanfaatkan secara optimal
jenis sayuran. Padahal untuk menanam jenis
© 2020 The Author(s). This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY) 3.0 license.
Hayati & Mertha, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2020, 3 (2): 295-301 e-ISSN: 2655-5263

maka permasalahan tersebut kemungkinan besar semua bahan untuk membuat instalasi hidroponik
dapat dikurangi. bisa diperoleh dengan barang-barang bekas
Salah satu teknik bercocok tanaman (Kamalia et al., 2017). Alat yang digunakan dalam
sayuran yang dapat diterapkan oleh masyarakat kegiatan ini menggunakan barang bekas disekitar
adalah teknik hidroponik sistem wick. Hidroponik rumah atau limbah rumah tangga, seperti botol air
adalah suatu metode bercocok tanam tanpa mineral, kain flanel, gelas plastik dan lainnya
menggunakan media tanah, melainkan dengan sementara barang-barang tersebut memiliki manfaat
menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan untuk dijadikan media tanam hidroponik sehingga
lainnya yang mengandung unsur hara seperti sabut terdapat ide untuk memberikan
kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, pelatihan/pemberdayaan kepada masyarakat Desa
serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media Cenggu.
tanah. Teknologi budidaya pertanian dengan sistem Pemberdayaan adalah keadaan yang terjadi
hidroponik diharapkan menjadi salah satu alternatif atau hal-hal yang dilakukan dilingkungan
bagi masyarakat yang mempunyai lahan terbatas masyarakat dengan upaya membangun
atau pekarangan, sehingga dapat dijadikan sebagai pembangunan yang bertumpu pada masyarakat itu
sesuatu yang berguna (Surahman, 2018). Usaha sendiri. Tujuan dilakukan pemberdayaan adalah
hidroponik bisa dilakukan secara kecil-kecilan di membuat masyarakat menjadi berdaya. Berdaya
rumah sebagai suatu hobi ataupun secara besar- yang dimaksud disini adalah upaya-upaya atau
besaran dengan tujuan komersial. Budididaya unsur-unsur yang meningkatkan masyarakat untuk
tanaman ini tidak memerlukan lahan yang luas, bisa bertahan dan mengembangkan diri untuk mencapai
juga dilakukan di pekarangan rumah. Perawatan kemajuan. Maju yang dimaksud adalah untuk
hidroponik sangat mudah, karena tumbuhan, memajukan perekonomian seiring dengan
tanaman atau sayur-sayuran dapat tumbuh dengan majunnya tingkat SDM (Solikhah et al., 2018).
mudah tanpa menggunakan tanah, hanya dengan Adapun pemberdayaan yang akan dilakukan adalah
talang air, botol-botol kemasan yang sudah tidak dengan memberikan sosialisasi dan pelatihan
terpakai dan juga bisa memanfaatkan barang- mengenai hidroponik. Pemilihan pemberdayaan
barang yang sudah tidak diperlukan seperti ember, masyarakat Cenggu dengan memberikan pelatihan
baskom dan sebagainya (Satya et al., 2017). hidroponik dengan alasan: (1) masyarakat Cenggu
Beberapa jenis hidroponik yakni Wick, memiliki lahan yang cukup untuk diterapkan
Deep Water Culture (DWC), EBB dan Flow (Flood tanaman hidroponik dan sebagian besar masyarakat
& Drain), Drip (recovery atau non-recovery), Cenggu khususnya ibu rumah tangga tidak
Nutrient Film Technique (NFT), dan Aeroponik memiliki pekerjaan sampingan sehingga bercocok
(Puspasari et al., 2018). Dalam kegiatan ini tanam dapat meningkatkan perekonomian keluarga,
digunakan jenis hidroponik sistem wick. Sistem (2) bercocok tanam dengan hidroponik tidak
wick merupakan salah satu metode dari hidroponik membutuhkan lahan yang luas untuk menerapkan
yang menggunakan sumbu atau penyambung antara tanaman hidroponik, (3) teknologi hidoroponik
nutrisi dengan media tanam. Sistem ini yang paling menggunakan sistem yang sederhana yakni sistem
simpel dan sederhana. Sumbu yang digunakan sumbu (wick system), (4) dapat menstabilkan hasil
adalah sumbu yang memiliki daya kapilaritas tinggi perekonomian masyarakat Cenggu khususnya
serta cepat lapuk. Cara ini sama dengan mekanisme bahan pangan sayuran serta dapat menghemat
kompor minyak, yaitu sumbu berfungsi untuk pengeluaran, dan (5) barang-barang bekas yang
menyerap air. Sumbu terbaik adalah kain flanel tidak bernilai dapat dimanfaatkan sebagai media
sangat cocok digunakan untuk sistem wick. tanam hidroponik.
Kelebihan sistem hidroponik wick adalah tanaman Berdasarkan latar belakang tersebut maka
mendapat suplai air dan nutrisi secara terus- diperlukan suatu upaya untuk memperkenalkan
menerus, biaya alat yang murah, mempermudah usulan program tim kami berupa pelatihan
perawatan karena kita tidak perlu melakukan budidaya tanaman sayuran hidroponik dengan
penyiraman, tidak tergantung aliran listrik (Narulita sistem wick sebagai usaha memberdayakan
et al., 2019). Prinsip hidroponik sistem sumbu masyarakat di Desa Cenggu.
sangat mudah diaplikasikan, karena memiliki
tingkat kesulitan yang sangat rendah. Selain itu

296
Hayati & Mertha, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2020, 3 (2): 295-301 e-ISSN: 2655-5263

Metode mitra. Kegiatan dianggap berhasil apabila 60%


dari mitra peserta menunjukkan partisipasi dan
Metode yang digunakan dalam upaya
keaktifannya.
mencapai target luaran yang telah direncanakan
b. Secara keseluruhan program dianggap berhasil
adalah ceamah, diskusi, tanya jawab, unjuk kerja apabila minimal 55% ibu-ibu peserta pelatihan
(praktik), dan pendampingan dengan tahapan memiliki hidroponik di rumah masing-masing,
sebagai berikut:
khususnya tanaman sayur-sayuran, selain itu
1. Sosialisasi program juga dilihat dari tingkat keberhasilan tanaman
Sosialisasi program hidroponik ini hidroponik sampai hasil panen.
melibatkan masyarakat khusunya ibu-ibu rumah
tangga. Sosialisasi dilaksanakan dengan ceramah Hasil dan Pembahasan
interaktif secara langsung, dan dilakukan diskusi
dan tanya jawab. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini
terbagi menjadi 3 program besar yaitu kegiatan
2. Praktik pembuatan hidroponik sosialisasi dan pelatihan guna penyampaian materi
Setelah seluruh warga masyarakat terkait hidroponik sistem wick dan program praktik
khususnya ibu-ibu rumah tangga memahami materi pembuatan hidroponik sistem wick.
tentang hidroponik, selanjutnya adalah pelatihan
Kegiatan sosialisasi budidaya sayuran hidroponik
membuat hidroponik sistem wick mulai dari proses
sistem wick
pembuatan tempat tanam, pembibitan sampai
dengan proses pembuatan pupuk organik cair Teknik hidroponik sistem wick merupakan
untuk tanaman hidroponik. Adapun alat dan bahan salah satu sistem hidroponik yang paling sederhana
yang dapat digunakan untuk membuat hidroponik dan digunakan oleh kalangan pemula. Sistem ini
system ini adalah: (a) botol bekas, (b) kain flanel, menggunakan tangki yang berisi larutan nutrisi yang
(c) gelas plastik tempat tanam, (d) rockwol, (e) mengalir kedalam media pertumbuhan dari dalam
nutrisi/pupuk organik cair, (f) benih sayuran, dan wadah melalui sejenis sumbu yang biasanya adalah
(g) cat warna. kain flanel. Prinsip yang diterapkan pada sistem ini
Menurut Solikhah et al. (2018) bahwa teknik adalah kapilaritas (Puspasari et.al., 2018).
penanaman hidroponik sistem wick sangat Sosialisasi program dihadiri aparat desa dan
sederhana, mulai dari penyemaian bibit, mitra target sasaran, yaitu ibu-ibu rumah tangga.
penanaman bibit pada media hidroponik yang telah Adapun beberapa hal yang disampaikan pada saat
diberi sumbu, penambahan nutrisi secara berkala, sosialisasi, yaitu: (a) peranan ibu rumah tangga
dan persiapan panen. dalam pemberdayaan masyarakat, (b) konsep dasar
hidroponik sistem wick, dan (c) keunggulan
3. Pendampingan hidroponik sistem wick. Pada sesi diskusi dan tanya
Untuk memantau bahwa program jawab, kepala desa dan masyarakat memberikan
dijalankan, maka tahapan selanjutnya dilakukan apresiasi yang tinggi terhadap program yang diusung
kegiatan pendampingan. Proses pendampingan ini dan berharap keberlanjutan program bisa tetap
dilaksanakan secara fisik dengan datang langsung terjamin.
disekitaran rumah warga. Cara tersebut dirasa lebih
efektif dan efisien dikarenakan masyarakat dapat
terlibat dan melihat langsung proses pembuatan
alatnya, serta pembibitan dan pembuatan pupuk
organik cair.
4. Evaluasi kegiatan
Evaluasi untuk mengetahui keberhasilan
dari kegiatan ini dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a. Kegiatan sosiaialisasi dan penyampaian materi Gambar 1. Sosialisasi budidaya sayuran hidroponik
dievaluasi berdasarkan partisipasi dan keaktifan sistem wick.
297
Hayati & Mertha, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2020, 3 (2): 295-301 e-ISSN: 2655-5263

Kegiatan pelatihan budidaya sayuran hidroponik b. Pelatihan pembuatan larutan nutrisi


sistem wick Tahap pertama pelatihan ini adalah
Tanaman yang digunakan dalam pelatihan penyiapan alat dan bahan yang digunakan untuk
praktik budidaya sayuran hidroponik sistem wick pembuatan pupuk organik cair. Alat yang digunakan
bagi ibu-ibu pada RT 10/RW 04 adalah kangkung adalah botol bekas, baskom, pisau, ulekan/blender,
dan sawi. Adapun kegiatan pelatihan dilakukan pengaduk, dan corong. Sedangkan bahan baku yang
satu kali sebagai berikut: dibutuhkan adalah pisang kepok, cangkang telur, air
cucian beras, EM4, dan gula pasir.
a. Pelatihan semai bibit
Tahap selanjutnya adalah proses pembuatan
Tahap pertama dari pelatihan ini adalah pupuk organik cair sebagai berikut: (1) Pisang
penyiapan alat dan bahan yang digunakan untuk dipotong dengan ukuran 3-4 cm, lalu dimasukkan
penyemaian bibit. Alat dan bahan yang digunakan kedalam botol; (2) Cangkang telur dihancurkan
adalah rockwool, bibit, air, nampan/tray semai, dan sampai halus; (3) Dimasukkan 8 sendok gula
tusuk gigi. kedalam air cucian beras kemudian diaduk sampai
Tahap selanjutnya adalah proses gula tersebut larut; (4) Dicampurkan cangkang telur
penyemaian bibit. Media tanam yang digunakan yang sudah halus kedalam campuran gula dan air
menggunakan rockwool. Rockwool dipotong cucian beras, diaduk hingga tercampur rata
dengan ukuran menyesuaikan lebar gelas plastik kemudian ditungkan kedalam botol yang sudah
air mineral bekas, kemudian dibuat lubang tanam berisi pisang kepok; (5) Dimasukkan 3 ml cairan
menggunakan tusuk gigi, 4 lubang untuk bibit EM4 kedalam botol yang sudah terisi pisang kepok,
kangkung dan 1 lubang untuk bibit sawi. gula, cangkang telur, dan air cucian beras, lalu
Selanjutnya rockwool diberi air hingga basah. dikocok hingga merata; (6) Campuran pupuk
Benih diletakkan dalam lubang tanam. organik tersebut disimpan selama 7 hari ditempat
yang gelap.
Setelah didiamkan selama 7 hari, langkah
terakhir adalah pengemasan pupuk organik cair
(POC) ke dalam botol plastik. Campuran POC yang
sudah matang/siap pakai akan beraroma alami
fermentasi/tape. Larutan tersebut kemudian disaring
menggunakan penyaring untuk mendapatkan larutan
yang bebas dari padatan bahan baku. Larutan POC
yang sudah dikemas dalam botol siap diaplikasikan
sebagai alternatif pengganti AB Mix pada sistem
penanaman hidroponik.

Gambar 3. Suasana pelatihan pembuatan pupuk organik


cair.
Gambar 2. Pelatihan penyemaian bibit sayuran. A.
Penyiapan alat dan bahan. B. Penjelasan proses c. Pelatihan penanaman dan pemeliharaan
penyemaian.
Cara yang dapat diterapkan dalam penanaman
hidroponik sangat sederhana, dengan langkah

298
Hayati & Mertha, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2020, 3 (2): 295-301 e-ISSN: 2655-5263

sebagai berikut: (1) Semaikan bibit pada media agar tanaman tidak menjadi kering (Eddy et al.,
rockwol; (2) Masukkan bibit sayuran yang sudah 2019).
tumbuh (berumur sekitar satu minggu) ke dalam
lubang tanam yang telah diberi kain flanel sebagai (b) Pengendalian hama dan penyakit
sumbu untuk mengalirkan air dan nutrisi; (4) Pengendalian hama dan penyakit dilakukan
Masukkan nutrisi sesuai takaran kedalam bak/botol secara manual, dengan cara mengambil hama yang
penampung; (5) Air dan nutrisi selalu ditambahkan menyerang tanaman. Apabila tanaman kangkung
setiap minggu; (6) Menunggu waktu panen dan sawi terserang penyakit, sebaiknya segera
(Ruswaji dan Chodariyanti, 2019). dibuang, untuk mencegah terjadinya penularan ke
Tahap pertama pelatihan penanaman tanaman lain (Eddy et al., 2019).
adalah persiapan alat dan bahan. Alat yang
digunakan adalah gelas plastik air mineral bekas,
botol air mineral bekas, gunting, cutter, kain flanel,
TDS meter, ember, penggaris, pensil, dan kompor.
Bahan yang digunakan adalah benih, pupuk
organik cair, cat, dan air.
Tahap kedua adalah proses pembuatan
tempat tanam. Botol bekas air mineral di lubangi
pada bagian samping sesuai ukuran gelas plastik
air mineral dan dicat sesuai dengan warna yang
diinginkan, jarak antar lubang disesuaikan. Gelas
plastik air mineral di lubangi pada bagian bawah Gambar 4. Pelatihan praktik teknik penanaman
dan samping, dan ditambahkan kain flanel hidroponik.
dibagian bawahnya. Air nutrisi dimasukkan
kedalam botol plastik yang telah dilubangi. Praktik pembuatan hidroponik sistem wick
Tahap selanjutnya adalah pemindahan Setelah dilakukan sosialisasi dan pelatihan
hasil semai kedalam gelas plastik. Pemindahan dilakukan praktik langsung pembuatan hidroponik
semai dilakukan dengan cara memotong rockwool sistem wick. Persiapan benih sampai menjadi bibit
yang berisi bibit yang sudah berusia 7 hari, telah dilakukan. Setelah bibit berusia 1 minggu bibit
selanjutnya masing-masing kubus rockwool siap ditanam di media hidroponik, dengan tetap
diletakkan dalam gelas air mineral. Gelas air harus dikontrol dan dievaluasi pertumbuhannya serta
mineral yang sudah berisi bibit siap tanam melakukan perawatan dengan mengganti larutan
dimasukkan pada lubang yang tersedia di botol nutrisi tanaman.
plastik bekas. Selanjutnya sampai waktu panen tiba harus
Pelatihan pemeliharaan dimulai dari tetap melakukan monitoring terhadap pertumbuhan
pemberian nutrisi dan pengendalian hama sebagai tanaman, kita wajib mengontrol air dan memberi
berikut: nutrisi pada tanaman yang dilakukan setiap 7 hari
sekali sehingga secara otomatis bisa mengamati
(a) Pemberian nutrisi langsung bagaimana proses pertumbuhan tanaman.
Nutrisi diberikan setiap 1 minggu sekali. Pada masa ini juga bisa dikontrol hama atau
Larutan nutrisi dicek EC dan pHnya. Jika nilai EC penyakit yang menyerang, namun pada umunya
turun maka tambahkan nutrisi dalam larutan, penanaman hidroponik mampu meminimalisir
sebaliknya jika nilai EC tinggi, tambahkan air serangan hama dan penyakit sehingga penggunaan
kedalam larutan. Derajat keasaman air (pH) yang pestisida kimia dapat dihindari dan dengan demikian
digunakan adalah 6,5-7. Nilai pH diukur dengan otomatis tanaman dari hasil hidroponik tentunya
menggunakan pH meter. Jika nilai pH turun akan lebih sehat (Ariati dan Raka, 2019).
tambahkan KOH pada larutan, dan jika nilai pH Panen dilakukan ketika tanaman berusia 30
naik tambahkan HCl hingga pH menjadi 6,5-7. hari setelah melihat kondisi sayuran yang sudah siap
Jika air dibagian bawah botol habis, segera panen dan tumbuh dengan subur.
ditambahkan dengan mengukur pH dan nutrisinya

299
Hayati & Mertha, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2020, 3 (2): 295-301 e-ISSN: 2655-5263

bagus dan membuat naungan untuk tanaman agar


tidak terpapar cahaya matahari langsung.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil program yang dijalankan
dapat disimpulkan bahwa budidaya tanaman sayuran
hidroponik sistem wick telah berhasil
memberdayakan ibu-ibu rumah tangga masyarakat
Desa Cenggu dalam meningkatkan minat untuk
memanfaatkan perkarangan sebagai lahan
penanaman sayuran. Masyarakat memberikan respon
yang sangat positif terhadap kegiatan yang
dilakukan dan menilai kegiatan ini sangat
bermanfaat.

Ucapan Terima Kasih


Penulis mengucapkan terima kasih kepada
tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
(LPPM) Universitas Mataram dan kepada
masyarakat Desa Cenggu atas kesempatan yang
diberikan kepada penulis untuk menjalankan
program pengabdian masyarakat melalui agenda
Gambar 5. Tanaman sayuran hidroponik sistem Kuliah Kerja Nyata (KKN ERA NEW NORMAL)
wick. tahun akademik 2020-2021.
Evaluasi kegiatan Daftar Pustaka
Hasil evaluasi kegiatan menunjukkan
bahwa semua peserta yang mengikuti sosialisasi Ariati, P. E. P. dan I. D. N. Raka 2019. Sosialisasi
dan pelatihan menunjukkan keaktifan dalam Hidroponik Sebagai Basis Peningkatan
mengikuti kegiatan tersebut. Masyarakat turut aktif Perekonomian Masyarakat Merupakan
bertanya dan menanggapi materi yang disampaikan Pendongkrak Nilai Tambah Pendapatan
oleh pelaksana. Sebanyak 65% ibu rumah tangga Keuangan. AGRIMETA 9(17): 53-57.
menanam sayuran dengan hidroponik sistem wick http://e-journal.unmas.ac.id/index.php/agri
di lahan pekarangan rumah masing-masing. meta/article/view/427/412
Hasil pelatihan yang terlihat jelas adalah
Eddy, S., D. Mutiara, T. Kartika, C. Masitoh, dan
meningkatnya pengetahuan ibu-ibu terkait teknik
Wahyu. 2019. Pengenalan Teknologi
penanaman sayuran hidroponik sistem wick,
Hidroponik Dengan System Wick (Sumbu)
sehingga terampil membuat persemaian bibit,
Bagi Siswa SMAN Negeri 2 Kabupaten
membuat larutan nutrisi/pupuk organik cair,
Rejang Lebong Bengkulu. PengabdianMu:
menanam dan memelihara tanaman.
Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada
Berdasarkan hasil evaluasi terungkap
Masyarakat 2(4): 74-79.
beberapa masalah yang dihadapi oleh peserta yaitu
http://journal.umpalangkaraya.ac.id/index.ph
hasil dari sebagian semai tidak tumbuh dan
p/pengabdianmu/article/view/804/889
beberapa bibit yang telah di pindahkan ke media
tanam tidak tumbuh dengan baik/layu. Adapun Kamalia, S., P. Dewanti dan R. Soedrajad. 2017.
tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah Teknologi Hidroponik Sisten Sumbu pada
yang dihadapi oleh peserta ini yaitu mendampingi Produksi Selada Lollo Rossa (Lactuca sativa
para peserta untuk mengganti benih yang tidak L.) Dengan Penambahan CaCl2 Sebagai
tumbuh dengan benih lain yang memiliki kualitas Nutrisi Hidroponik. Jurnal Agroteknologi
11(1): 96-104.
300
Hayati & Mertha, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2020, 3 (2): 295-301 e-ISSN: 2655-5263

https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JAGT/arti https://pemas.unisla.ac.id/index.php/JAB/art
cle/view/5451/4086 icle/view/32/29
Narulita, N., S. Hasibuan dan R. Mawarni. 2019. Satya, M. T., A. Tejaningrum dan Hanifah. 2017.
Pengaruh Sistem dan Konsentrasi Nutrisi Manajemen Usaha Budidaya Hidroponik.
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jurnal Dharma Bhakti Ekuitas 1(2): 53-57.
Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) Secara https://docplayer.info/60579382-
Hidroponik. Bernas Agricultural Research Manajemen-usaha-budidayahidroponik.html
Journal 15(3): 99-108.
Solikhah, B., T. Suryarini, dan A. Wahyudin. 2018.
http://jurnal.una.ac.id/index.php/jb/article/vi
Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Melalui
ew/1307/1114
Pelatihan “Hidroponik”. ABDIMAS 22 (2):
Puspasari, I., Y. Triwidyastuti dan Harianto. 2018. 121-127. https://docplayer.info/136621858-
Otomasi Sistem Hidroponik Wick Pemberdayaan-ibu-rumah-tangga-melalui-
Terintegrasi pada Pembibitan Tomat Ceri. pelatihan-hidroponik.html
JNTETI 7(1): 97-104.
Surahman, A. M,. 2018. Penerapan Teknologi Tepat
http://ejnteti.jteti.ugm.ac.id/index.php/JNTE
Guna (Penanam Hidroponik Menggunkan
TI/article/view/406/329
Media Tanam) Bagi Masyarakat
Ruswaji dan L. Chodariyanti. 2019. Pemberdayaan Sosrowijawan Yogyakarta. Jurnal
Masyarakat Desa Kepada Kelompok Ibu-Ibu Pemberdayaan, Publikasi Hasil Pengabdian
PKK dan Karang Taruna Melalui Program kepada Masyarakat 2(3): 425-430.
Pelatihan “Hidroponik“. Abdimas Berjaya: http://journal2.uad.ac.id/index.php/jpmuad/a
Jurnal Pengabdian Masyarakat 2 (1): 1-9. rticle/view/418/pdf

301

Anda mungkin juga menyukai