DOI: https://doi.org/10.29303/jpmpi.v3i2.588
Sitasi:. Hayati, N., & Mertha, I. G. (2020). Pelatihan Budidaya Sayuran Hidroponik Menggunakan Sistem Wick
Sebagai Usaha Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Cenggu. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 3(2)
Article history Abstract: Berdasarkan analisis situasi diketahui bahwa sebagian besar
Received: 25 Oktober masyarakat Desa Cenggu bermata pencarian disektor pertanian dan produk
Revised: 15 Nopember yang dihasilkan berupa kacang kedelai, padi, dan bawang merah tetapi
Accepted: 29 Desember untuk jenis tanaman sayuran produksinya sangat rendah dan bahkan tidak
dibudidayakan oleh penduduk setempat. Padahal, potensi pengembangan
*Corresponding Author: Nur
pertanian pada skala rumah tangga atau perkarangan cukup besar. Tujuan
Hayati, Program Studi
Pendidikan Kimia, Fakultas program ini adalah (1) Untuk memberdayakan masyarakat Desa Cenggu
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dengan memberikan pelatihan budidaya tanaman sayuran dengan
Universitas Mataram, Mataram, hidroponik sistem wick, dan (2) meningkatkan pengetahuan masyarakat
Indonesia tentang teknik hidroponik. Konsep hidroponik merupakan budidaya
Email: hnur63820@gmail.com menanam dengan memanfaatkan air/larutan bernutrisi tanpa menggunakan
tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi. Metode
yang digunakan dalam program ini adalah sosialisasi program, pelatihan
dan praktik pembuatan hidroponik dan pendampingan serta evaluasi
kegiatan. Berdasarkan hasil program yang dijalankan dapat disimpulkan
bahwa budidaya tanaman sayuran hidroponik sistem wick telah berhasil
memberdayakan ibu-ibu rumah tangga masyarakat Desa Cenggu dalam
meningkatkan minat untuk memanfaatkan perkarangan sebagai lahan
penanaman sayuran. Masyarakat memberikan respon yang sangat positif
terhadap kegiatan yang dilakukan dan menilai kegiatan ini sangat
bermanfaat.
maka permasalahan tersebut kemungkinan besar semua bahan untuk membuat instalasi hidroponik
dapat dikurangi. bisa diperoleh dengan barang-barang bekas
Salah satu teknik bercocok tanaman (Kamalia et al., 2017). Alat yang digunakan dalam
sayuran yang dapat diterapkan oleh masyarakat kegiatan ini menggunakan barang bekas disekitar
adalah teknik hidroponik sistem wick. Hidroponik rumah atau limbah rumah tangga, seperti botol air
adalah suatu metode bercocok tanam tanpa mineral, kain flanel, gelas plastik dan lainnya
menggunakan media tanah, melainkan dengan sementara barang-barang tersebut memiliki manfaat
menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan untuk dijadikan media tanam hidroponik sehingga
lainnya yang mengandung unsur hara seperti sabut terdapat ide untuk memberikan
kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, pelatihan/pemberdayaan kepada masyarakat Desa
serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media Cenggu.
tanah. Teknologi budidaya pertanian dengan sistem Pemberdayaan adalah keadaan yang terjadi
hidroponik diharapkan menjadi salah satu alternatif atau hal-hal yang dilakukan dilingkungan
bagi masyarakat yang mempunyai lahan terbatas masyarakat dengan upaya membangun
atau pekarangan, sehingga dapat dijadikan sebagai pembangunan yang bertumpu pada masyarakat itu
sesuatu yang berguna (Surahman, 2018). Usaha sendiri. Tujuan dilakukan pemberdayaan adalah
hidroponik bisa dilakukan secara kecil-kecilan di membuat masyarakat menjadi berdaya. Berdaya
rumah sebagai suatu hobi ataupun secara besar- yang dimaksud disini adalah upaya-upaya atau
besaran dengan tujuan komersial. Budididaya unsur-unsur yang meningkatkan masyarakat untuk
tanaman ini tidak memerlukan lahan yang luas, bisa bertahan dan mengembangkan diri untuk mencapai
juga dilakukan di pekarangan rumah. Perawatan kemajuan. Maju yang dimaksud adalah untuk
hidroponik sangat mudah, karena tumbuhan, memajukan perekonomian seiring dengan
tanaman atau sayur-sayuran dapat tumbuh dengan majunnya tingkat SDM (Solikhah et al., 2018).
mudah tanpa menggunakan tanah, hanya dengan Adapun pemberdayaan yang akan dilakukan adalah
talang air, botol-botol kemasan yang sudah tidak dengan memberikan sosialisasi dan pelatihan
terpakai dan juga bisa memanfaatkan barang- mengenai hidroponik. Pemilihan pemberdayaan
barang yang sudah tidak diperlukan seperti ember, masyarakat Cenggu dengan memberikan pelatihan
baskom dan sebagainya (Satya et al., 2017). hidroponik dengan alasan: (1) masyarakat Cenggu
Beberapa jenis hidroponik yakni Wick, memiliki lahan yang cukup untuk diterapkan
Deep Water Culture (DWC), EBB dan Flow (Flood tanaman hidroponik dan sebagian besar masyarakat
& Drain), Drip (recovery atau non-recovery), Cenggu khususnya ibu rumah tangga tidak
Nutrient Film Technique (NFT), dan Aeroponik memiliki pekerjaan sampingan sehingga bercocok
(Puspasari et al., 2018). Dalam kegiatan ini tanam dapat meningkatkan perekonomian keluarga,
digunakan jenis hidroponik sistem wick. Sistem (2) bercocok tanam dengan hidroponik tidak
wick merupakan salah satu metode dari hidroponik membutuhkan lahan yang luas untuk menerapkan
yang menggunakan sumbu atau penyambung antara tanaman hidroponik, (3) teknologi hidoroponik
nutrisi dengan media tanam. Sistem ini yang paling menggunakan sistem yang sederhana yakni sistem
simpel dan sederhana. Sumbu yang digunakan sumbu (wick system), (4) dapat menstabilkan hasil
adalah sumbu yang memiliki daya kapilaritas tinggi perekonomian masyarakat Cenggu khususnya
serta cepat lapuk. Cara ini sama dengan mekanisme bahan pangan sayuran serta dapat menghemat
kompor minyak, yaitu sumbu berfungsi untuk pengeluaran, dan (5) barang-barang bekas yang
menyerap air. Sumbu terbaik adalah kain flanel tidak bernilai dapat dimanfaatkan sebagai media
sangat cocok digunakan untuk sistem wick. tanam hidroponik.
Kelebihan sistem hidroponik wick adalah tanaman Berdasarkan latar belakang tersebut maka
mendapat suplai air dan nutrisi secara terus- diperlukan suatu upaya untuk memperkenalkan
menerus, biaya alat yang murah, mempermudah usulan program tim kami berupa pelatihan
perawatan karena kita tidak perlu melakukan budidaya tanaman sayuran hidroponik dengan
penyiraman, tidak tergantung aliran listrik (Narulita sistem wick sebagai usaha memberdayakan
et al., 2019). Prinsip hidroponik sistem sumbu masyarakat di Desa Cenggu.
sangat mudah diaplikasikan, karena memiliki
tingkat kesulitan yang sangat rendah. Selain itu
296
Hayati & Mertha, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2020, 3 (2): 295-301 e-ISSN: 2655-5263
298
Hayati & Mertha, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2020, 3 (2): 295-301 e-ISSN: 2655-5263
sebagai berikut: (1) Semaikan bibit pada media agar tanaman tidak menjadi kering (Eddy et al.,
rockwol; (2) Masukkan bibit sayuran yang sudah 2019).
tumbuh (berumur sekitar satu minggu) ke dalam
lubang tanam yang telah diberi kain flanel sebagai (b) Pengendalian hama dan penyakit
sumbu untuk mengalirkan air dan nutrisi; (4) Pengendalian hama dan penyakit dilakukan
Masukkan nutrisi sesuai takaran kedalam bak/botol secara manual, dengan cara mengambil hama yang
penampung; (5) Air dan nutrisi selalu ditambahkan menyerang tanaman. Apabila tanaman kangkung
setiap minggu; (6) Menunggu waktu panen dan sawi terserang penyakit, sebaiknya segera
(Ruswaji dan Chodariyanti, 2019). dibuang, untuk mencegah terjadinya penularan ke
Tahap pertama pelatihan penanaman tanaman lain (Eddy et al., 2019).
adalah persiapan alat dan bahan. Alat yang
digunakan adalah gelas plastik air mineral bekas,
botol air mineral bekas, gunting, cutter, kain flanel,
TDS meter, ember, penggaris, pensil, dan kompor.
Bahan yang digunakan adalah benih, pupuk
organik cair, cat, dan air.
Tahap kedua adalah proses pembuatan
tempat tanam. Botol bekas air mineral di lubangi
pada bagian samping sesuai ukuran gelas plastik
air mineral dan dicat sesuai dengan warna yang
diinginkan, jarak antar lubang disesuaikan. Gelas
plastik air mineral di lubangi pada bagian bawah Gambar 4. Pelatihan praktik teknik penanaman
dan samping, dan ditambahkan kain flanel hidroponik.
dibagian bawahnya. Air nutrisi dimasukkan
kedalam botol plastik yang telah dilubangi. Praktik pembuatan hidroponik sistem wick
Tahap selanjutnya adalah pemindahan Setelah dilakukan sosialisasi dan pelatihan
hasil semai kedalam gelas plastik. Pemindahan dilakukan praktik langsung pembuatan hidroponik
semai dilakukan dengan cara memotong rockwool sistem wick. Persiapan benih sampai menjadi bibit
yang berisi bibit yang sudah berusia 7 hari, telah dilakukan. Setelah bibit berusia 1 minggu bibit
selanjutnya masing-masing kubus rockwool siap ditanam di media hidroponik, dengan tetap
diletakkan dalam gelas air mineral. Gelas air harus dikontrol dan dievaluasi pertumbuhannya serta
mineral yang sudah berisi bibit siap tanam melakukan perawatan dengan mengganti larutan
dimasukkan pada lubang yang tersedia di botol nutrisi tanaman.
plastik bekas. Selanjutnya sampai waktu panen tiba harus
Pelatihan pemeliharaan dimulai dari tetap melakukan monitoring terhadap pertumbuhan
pemberian nutrisi dan pengendalian hama sebagai tanaman, kita wajib mengontrol air dan memberi
berikut: nutrisi pada tanaman yang dilakukan setiap 7 hari
sekali sehingga secara otomatis bisa mengamati
(a) Pemberian nutrisi langsung bagaimana proses pertumbuhan tanaman.
Nutrisi diberikan setiap 1 minggu sekali. Pada masa ini juga bisa dikontrol hama atau
Larutan nutrisi dicek EC dan pHnya. Jika nilai EC penyakit yang menyerang, namun pada umunya
turun maka tambahkan nutrisi dalam larutan, penanaman hidroponik mampu meminimalisir
sebaliknya jika nilai EC tinggi, tambahkan air serangan hama dan penyakit sehingga penggunaan
kedalam larutan. Derajat keasaman air (pH) yang pestisida kimia dapat dihindari dan dengan demikian
digunakan adalah 6,5-7. Nilai pH diukur dengan otomatis tanaman dari hasil hidroponik tentunya
menggunakan pH meter. Jika nilai pH turun akan lebih sehat (Ariati dan Raka, 2019).
tambahkan KOH pada larutan, dan jika nilai pH Panen dilakukan ketika tanaman berusia 30
naik tambahkan HCl hingga pH menjadi 6,5-7. hari setelah melihat kondisi sayuran yang sudah siap
Jika air dibagian bawah botol habis, segera panen dan tumbuh dengan subur.
ditambahkan dengan mengukur pH dan nutrisinya
299
Hayati & Mertha, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2020, 3 (2): 295-301 e-ISSN: 2655-5263
Kesimpulan
Berdasarkan hasil program yang dijalankan
dapat disimpulkan bahwa budidaya tanaman sayuran
hidroponik sistem wick telah berhasil
memberdayakan ibu-ibu rumah tangga masyarakat
Desa Cenggu dalam meningkatkan minat untuk
memanfaatkan perkarangan sebagai lahan
penanaman sayuran. Masyarakat memberikan respon
yang sangat positif terhadap kegiatan yang
dilakukan dan menilai kegiatan ini sangat
bermanfaat.
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JAGT/arti https://pemas.unisla.ac.id/index.php/JAB/art
cle/view/5451/4086 icle/view/32/29
Narulita, N., S. Hasibuan dan R. Mawarni. 2019. Satya, M. T., A. Tejaningrum dan Hanifah. 2017.
Pengaruh Sistem dan Konsentrasi Nutrisi Manajemen Usaha Budidaya Hidroponik.
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jurnal Dharma Bhakti Ekuitas 1(2): 53-57.
Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) Secara https://docplayer.info/60579382-
Hidroponik. Bernas Agricultural Research Manajemen-usaha-budidayahidroponik.html
Journal 15(3): 99-108.
Solikhah, B., T. Suryarini, dan A. Wahyudin. 2018.
http://jurnal.una.ac.id/index.php/jb/article/vi
Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Melalui
ew/1307/1114
Pelatihan “Hidroponik”. ABDIMAS 22 (2):
Puspasari, I., Y. Triwidyastuti dan Harianto. 2018. 121-127. https://docplayer.info/136621858-
Otomasi Sistem Hidroponik Wick Pemberdayaan-ibu-rumah-tangga-melalui-
Terintegrasi pada Pembibitan Tomat Ceri. pelatihan-hidroponik.html
JNTETI 7(1): 97-104.
Surahman, A. M,. 2018. Penerapan Teknologi Tepat
http://ejnteti.jteti.ugm.ac.id/index.php/JNTE
Guna (Penanam Hidroponik Menggunkan
TI/article/view/406/329
Media Tanam) Bagi Masyarakat
Ruswaji dan L. Chodariyanti. 2019. Pemberdayaan Sosrowijawan Yogyakarta. Jurnal
Masyarakat Desa Kepada Kelompok Ibu-Ibu Pemberdayaan, Publikasi Hasil Pengabdian
PKK dan Karang Taruna Melalui Program kepada Masyarakat 2(3): 425-430.
Pelatihan “Hidroponik“. Abdimas Berjaya: http://journal2.uad.ac.id/index.php/jpmuad/a
Jurnal Pengabdian Masyarakat 2 (1): 1-9. rticle/view/418/pdf
301