Anda di halaman 1dari 30

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II PELAKSANAAN PROYEK

A. Gambaran Objek Proyek Urban Farming Hidroponik.

Kegiatan pengamatan dan pelaksanaan Proyek Kemanusiaan dilakukan pada

Kelurahan Mojo karena daerah ini termasuk daerah padat penduduk dan memiliki sedikit ruang

untuk bercocok tanam. Pelaksaanaan kegiatan juga difokuskan pada RT 01 RW 03 karena

daerah ini memiliki karakterisktik yang sama dengan Kelurahan Mojo bahwa daerah ini

termasuk pada penduduk yang dapat diihat pada Gambar 2.1, setiap rumah di RT 01 RW 03

terdapat sedikit lahan untuk berkebun sayuran sehingga warga RT 01 RW 03 mengalami

kesulitan untuk bercocok tanam seperti sayuran, bunga, obat, serta buah-buahan.

Gambar 2.1 Lingkungan RT 01 RW 03 Kelurahan Mojo

Selain itu, warga RT 01 RW 03 banyak yang mengalami dampak oleh pandemi Covid-19

sehingga pendapatan warga menurun. Wawancara juga dilakukan kepada beberapa warga RT

01R W 03 menunjukkan bahwa warga sangat antusias supaya dapat menanam sayuran di area
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

rumah mereka namun mereka kesulitan dikarenakan terbatasnya lahan untuk bercocok tanam.

Salah satu solusi yang ditawarkan dan akan dilaksanakan oleh tim MBKM kepada warga RT

01 RW 03 yaitu cara penanaman sayuran melalui urban farming dengan metode hidroponik.

Penanaman sayuran dengan metode hidroponik ini cocok untuk lahan yang terbatas dan dapat

memberi peluang warga untuk menanam sayuran walaupun dengan lahan yang sempit.

Biaya yang diperlukan pada kegiatan urban farming hidroponik didapatkan dari biaya

internal dan biaya eksternal. Biaya internal untuk membuat instalasi yaitu biaya dari program

proyek kemanusiaan sebesar Rp 2.500.000 dan biaya eksternal yaitu dari pihak kelurahan yaitu

sebesar Rp 300.000. Dengan biaya tersebut dihasilkan R/C Rasi sebersar 1,44 dengan

kesimpulan proyek urban farming hidroponik ini layak untuk dilaksanakan. Namun, Proyek

urban farming hidroponik pada saat ini merupakan pilot proyek atau proyek pertama kali yang

bertujuan untuk non provit terlebih dahulu dimana keberhasilan dicapai ketika proyek tersebut

dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kelurahan Mojo sehingga biaya yang sudah

dikeluarkan diharapkan berdampak luas untuk masyarakat setalah adanya edukasi kepada

masyarakat untuk menghasilkan kebutuhan sayuran untuk rumah tangga dan harapannya akan

memberikan pengasilan bagi masyarakat sekitar.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pelatihan cara penanaman sayuran

melalui metode hidroponik sehingga warga dapat menerapkannya di area rumah yang terbatas

mendapatkan konsumsi pangan yang mempunyai banyak gizi dan aman dikonsumsi serta dapat

menambah penghasilan jika dilaksanakan dengan tekun memenuhi kebutuhan sayuran.

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan urban farming hidroponik dapat dilihat pada Tabel 2.1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 2.1 Keberhasilan pelaksanaan kegiatan urban farming hidroponik

Kriteria Indikator

Tingkat partisipasi Kegiatan pelatihan diminati oleh masyarakat mitra sebab

dari undangan yang disebar total 70 orang yang hadir.

Tingkat pemahaman Tercermin terjadi proses peningkatan pemahaman tentang

peserta terhadap cocok tanam dengan menggunakan hidroponik. Peserta

materi pelatihan sangat aktif dalam diskusi, tanya jawab, menyampikan ide

dan mampu mempraktikkan dengan baik. Peserta sangat

serius dan antusias mengikuti dari awal hingga selesai acara.

Dampak Peserta mampu mempraktikkan cara bercocok tanam

penyuluhan dengan hidroponik dan dapat meracik bahan-bahan yang

diperlukan dalam membuat pupuk untuk media hidroponik.

Kesesuaian materi Menurut pendapat peserta, materi pelatihan sangat menarik.

Cara penyampaian yang baik dan komunikatif sehingga

memudahkan dan menarik peserta untuk mengikuti dan

memahami materi tentang hidroponik

Kegiatan urban farming hidroponik yang dilaksanakan di Kelurahan Mojo yaitu menggunakan

sistem DFT dimana dengan menggenangkan akar tanaman 3-4cm dalam larutan nutris. Untuk

keberhasilan menggunakan sistem DFT ini sangat tinggi karena berdasarkan hasil monitor dan

evaluasi didapatkan hasil yaitu tanaman dapat hidup sebesar 95% dari 126 lobang pada saat panen.

Selain menggunakan sistem DFT, masyarakat Kelurahan Mojo juga dapat melaksanakan alih

teknologi yaitu dengan menggunakan barang-barang yang tidak terpakai seperti botol mineral
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kemasan bekas yang dapat dilihat pada Gambar 2.2 dan galon mineral bekas yang dapat dilihat

pada Gambar 2.3. Pemanfaatan botol bekas ini yaitu dengan dijadikannya menjadi pot untuk

media tanam urban farming. Botol dan galon bekas dipotong sesuai dengan desain yang

diinginkan, selanjutnya ditambahkan tanah dan pupuk sebagai mediannya. Tanaman yang dapat

ditanam dalam media botol ini berupa packcoy, sawi, maupun cabai. Dengan menggunakan botol

bekas ini, Masyarakat mampu mengatasi permasalahan lingkungan dengan cara mendaur ulangnya

sebagai barang yang bermanfaat.

Gambar 2.2 Pemanfaat Botol Mineral Bekas


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 2.3 Pemanfaatan Galon Bekas


Selain menggunakan media barang bekas, masyrakat juga dapat menanam tanaman palawija

seperti cabai menggunakan media polybag dengan memanfaatkan lahan yang terbatas yang dapat

dilihat pada Gambar 2.4. Hasil panen cabai nantinya bisa dimanfaatkan untuk keperluan rumah

tangga seperti untuk bumbu memasak.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 2.4 Penggunaan Polybag untuk Tanaman Cabai

B. Tahap Pelaksanaan Kegiatan Urban Farming Hidroponik

Dalam kegiatan Hidroponik digunakan metode terdiri dari 4 tahap dan 1 rencana tindak lanjut

yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan Sosialisai

Sebelum melaksanakan kegiatan Urban Farming Hidroponik di Kelurahan Mojo. Dalam

tahap persiapan ini, Tim MBKM mengunjungi, meminta masukan, dan bekerja sama terkait

rencana pelaksanaan urban farming hidroponik yang nantinya akan dilaksanakan Kelurahan

Mojo kepada Bapak Drs Joko Purwanto, M.BA sebagai dosen ahli sekaligus pemilik Dippi

Urban Farming serta Mahasiswa Fakultas Pertanian. TIM MBKM berdisikusi tentang tanaman

apa yang cocok jika dilakasanakan daerah perkotaan terutama di Kelurahan Mojo dan sistem

apa yang akan digunakan pada kegiatan ini.

Setelah berdiskusi, didapatkan hasil tanaman yang akan di tanam adalah Sawi Packcoy

karena tanaman ini tahan terhadap cuaca, cepat panem, dan tingkat keberhasilannya juga tinggi.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Untuk sistem yang akan digunakan dalam kegiatan hidroponik ini adalah sistem DFT dimana

akar tanaman hidroponik diletakan dalam lapisan air dengan ketinggian 3-4 cm. Air akan

tersikulasi karena adanya dorongan dari pompa dan mengandung nutrisi sesuai kebutuhan

tanaman sehingga tingkat keberhasilan dari sistem ini.

Setelah mendapatkan hasil yang telah ditetapkan, TIM MBKM meminta persetujuan

kepada Kepala Kelurahan Mojo untuk melaksanakan kegiatan Program Proyek Kemanusiaan

di Kelurahan Mojo pada Tanggal 21 November 2022, setelah itu Tim MBKM berkoordinasi

pada tanggal 25 November 2021 dengan Bapak Joko sebagai Kepala Kelompok Tani (Poktan)

sekaligus Kepala Desa Tangguh Bencana (Destana) Kelurahan Mojo untuk meminta masukan

terkait program Urban Farming Hidroponik yang akan dilaksanakan di Kelurahan Mojo.

Dalam hal ini Tim MBKM Proyek Kemanusiaan juga mensurvei bersama Kepala Poktan

tempat mana yang layak untuk di adakan pelatihan sekaligus tempat untuk instalasi

Hidrroponik. Setelah diadakan survei ditentukan RT 01 RW 03 sebagai tempat pelatihan serta

tempat untuk penempatan instalasi hidroponik karena wilayah RT 01 RW 03 termasuk padat

penduduk, warga memiliki lahan terbatas untuk menanam, warga banyak yang terdampak

pandemic Covid-19, dan RT 01 RW 03 merupakan juara 1 Nasional sebagai kampung budaya.

Setelah berkoordinasi dengan kepala Poktan, Tim MBKM bertemu dengan Ibu Titik

selaku Ketua RT 01 RW 03 untuk membahas pelaksanaan Program Hidroponik untuk

masyarakat sekitar dengan target peserta adalah warga RT 01 RW 03 baik laki-laki maupun

perempuan yang disepakati akan dilaksanakan 3 kali pertemuan pada tanggal 12 Desember

2021, 26 Desember 2021, 28 Desember 2021, serta 17 Januari 2022. Tim MBKM juga

berkoorkordinasi meliputi tempat yang digunakan untuk meletakan instalasi hidroponik,

fasilitas yang ada dan akan digunakan untuk sosialisasi hidroponik.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Selanjutnya didapatkan hasil bahwa tempat yang akan digunakan untuk melaksanakan

sosialisasi hidroponik berada di Pendopo RW 03 karena pendopo memiliki fasilitas yang

memadai untuk tempat sosialisasi maupun penempatan instalasi hidroponik. Selanjutnya, TIM

MBKM juga mempersiapkan bahan, peralatan, dan media yang akan digunakan untuk pelatihan

Hidroponik.

TIM MBKM dibantu dan bekerjasama dengan Mahasiswa Fakultas pertanian untuk

mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan pada pelatihan Hidroponik. Tim MBKM

mensurvei toko untuk medapatkan bahan untuk pelatihan ini mulai dari Toko Offline maupun

Toko Online. Tim MBKM juga meminta bantuan masyarakat sekitar untuk mendapatkan bahan

baku yang dibutuhkan.

Tim MBKM mempersiakan bahan baku mulai dari bahan yang digunakan untuk

pembuatan instalasi, media tanam, dan media pengecekan tanaman. Bahan yang digunakan

sebagai pembuatan instalasi hidroponik seperti Pipa Paralon berukuran 2,5” yang sudah

dilubangi untuk Lubang Pot, Pompa air dengan daya 5 Meter, Baja Ringan, Penutup Paralon,

Pipa Parolon 2”, Baut, Selang air 7 mm, Tandon Air dan Atap PVC sedangkan bahan yang

digunakan untuk media tanam dan media pengecekan tanaman seperti Rockwool, Net Pot, Bibit

Sawi Packcoy, Alat pengukur kadar nutrisi (TDS Meter), Ph down, dan Nutrisi AB Mix.

Setelah mendapatkan bahan yang digunakan untuk pembuatan instalasi Hidrponik,

TIM MBKM bekerjasa sama dengan masyarakat Kelurahan Mojo untuk merakit instalasi yang

akan digunakan. Dalam hal ini Tim MBKM mengalami kesulitan karena anggota kelompok

belum ada yang pernah untuk membuat instalasi untuk hidroponik. Dengan bantuan Mahasiswa

Fakultas Pertanian. Tim MBKM mulai membuat secara teliti supaya instalasi dapat berjalan

dengan baik mengenai komponen-komponen yang harus dibuat, tingkat kemiringan instalasi,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tingkat ketinggian instalasi, jumlah lubang yang akan digunakan, jarak antar lubang, panjang

instalasi, serta penempatan pompa air sebagai pengairan instalasi hidroponik. Hasil instalasi

DFT yang akan digunakan untuk Hidroponik dapat dilihat Pada Gambar 2.5

Gambar 2.5 Instalasi Hidroponik


Selanjutnya TIM MBKM memindahkan instalasi untuk dirakit dan dicek sistem pengairan

supaya sesuai dengan yang diingkan ke Pendopo RW 03 sebagai tempat yang akan digunakan

sebagai tempat sosiasliasi. Selama tahap pembuatan instalasi TIM MBKM bersama Mahasiswa

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret juga melakukan penyemaian tanaman packcoy

supaya siap digunakan dan dipindah untuk tahap berikutnya.

2. Tahap Sosialisasi Dasar dan Praktik Hidroponik

Tahap selanjutnya yaitu Pelaksaan Sosialisasi Dasar Hidroponik dan Praktik Hidroponik.

Kegiatan ini dilaksanakan di Pendopo RW 03 Kelurahan Mojo pada tanggal 12 Desember 2021

dengan 25 orang peserta pelatihan yang merupakan warga RT 01 RW 03 Kelurahan Mojo yang

dapat dilihat pada Gambar 2.6. Pada kegiatan sosialisasi ini membahas tentang pengertian

hidroponik, penjelasan peralatan yang digunakan untuk hidroponik, bagaimana cara semai, cara
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tanam secara sekilas untuk memberi gambaran tentang penanaman hidroponik, dan sistem yang

cocok untuk digunakan pada kegiatan hidroponik.

Pelatihan dan sosialisasi juga menjelaskan tentang perbedaan semai masing-masing biji

dari jenis sayuran, beda sayur beda pula teknik penanaman, jarak, jumlah, waktu panen dan

kedalaman tanam. Tim MBKM dibantu oleh Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Maret untuk menjadi narasumber pada kegiatan ini.

Gambar 2.6 Sosialisasi Dasar dan Praktek Hidroponik

Setelah menjelaskan melalui materi, warga juga mempraktekkan secara langsung cara untuk

menyemai jenis sayuran Packcoy. Praktik Penyemaian pertama dengan warga dilakukan pada

tanggal 12 Desember 2021 dengan menyemai 150 bibit Packcoy. Terlihat masyarakat antusias

dengan sosialisasi dasar dan praktik hidroponik ini. Warga banyak bertanya dan warga langsung

mempraktekannya pada kegiatan ini.

Teknik Penyemaian yang disosialisasikan yaitu menggunakan Teknik penyemaian

menggunakan Rockwool yang mempunyai beberapa keuntungan antara lain mampu menahan air,

sesuai dengan system yang kita buat yaitu sistem Deep Flow Technique (DFT). Media Rockwool

lebih fleksibel meski banyak media lain yang bisa digunakan seperti Sekam, Cocopeat, Hidroton,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Spons, maupun Zeolite. Setiap Rockwool ini dipotong dengan ukuran 2 cm x 2,5 cm x 2,5 cm

menjadi 18 bagian. Beberapa langkah semai antara lain:

a. Rockwool yang sudah terpotong diletakkan pada nampan/keranjang, dibasahi dengan

air sehat dan ditiriskan.

b. Melubangi Rockwool yang basah dengan tusuk es krim sebesar benih yang mau

ditanam.

c. Memasukkan benih sedalam 2 mm (standart) sesuai dengan jenis bibit packcoy.

d. Kelembaban rockwool harus tetap terjaga tidak boleh sampai kering.

e. Tutup nampan dengan Trashback, Setelah berkecambah, semaian harus dijemur di tempat

full matahari.

f. Setelah berdaun 4 atau sekitar 10 sampai 14 hari bibit siap dipindah tanam ke instalasi

hidroponik, seperti pada Gambar 2.7. Lama setiap jenis tanaman bisa berbeda-beda.

Gambar 2.7 Bibit Sayuran Packcoy yang Sudah Siap Dipindahkan


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Tahap Kegiatan Demonstrasi

Tahap ke tiga yaitu tahap Demonstrasi yang dilaksanakan pada tanggal 26 Desember 2021

di gedung pendopo RW 03 Kelurahan Mojo. Kegiatan Demonstrasi menjelaskan materi dan

praktek secara langsung cara menanam tanaman hidroponik dengan Sistem Deep Flow

Technique (DFT) serta Pencampuran Nutrisi AB mix yang dibutuhkan untuk tanaman

hidroponik. Dalam Kegiatan demonstrasi ini dihadiri oleh warga RT 01/RW03 Kelurahan Mojo

namun warga yang dapat hadir sedikit dikarenakan adanya kegiatan lain pada hari yang sama

tetapi untuk kegiatan yang dilakukan berjalan lancar.

Kegiatan Demonstrasi ini menjelaskan cara tanam menggunakan sistem DFT ini dengan

cara menggunakan instalasi dengan pipa berlubang dengan jarak tanam disesuaikan dengan

jenis tanaman, dan disusun sejajar. Jarak lubang yang digunakan yaitu 20 cm untuk setiap

lubang. Nutrisi akan mengalir di akar dengan kondisi tergenang sehingga sebagian akar

terendam lautan nutrisi. Teknik DFT ini diterapkan di Pendopo RT 01 RW 03 dengan

menggunakan instalasi pipa yang disusun bertingkat dengan lubang sebanyak 125 lubang

menggunakan besi galvalume serta bak tandon dan pompa sebagai sistem pengairan seperti

pada Gambar 2.8.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 2.8 Instalasi Hidroponik Sistem DFT

Selain cara menanam tanaman hidroponik dengan Sistem Deep Flow Technique (DFT)

kegiatan lainya adalah demonstrasi cara perawatan dan kebutuhan nutrisi untuk tanaman. Dalam

hal ini dijelaskan kepada warga bahwa tanaman hidroponik tidak memerlukan perawatan yang

terlalu rumit, cukup menjaga kadar keasaman air dan kesesuaian nutrisi. untuk pH diusakahan

sebesar 5-7 dan untuk nutrisi sebesar 1000-1200 ppm. Selain itu menjaga area penanaman

hidroponik dari hama sangat penting supaya tanaman tidak mati dimakan oleh hama. Nutrisi yang

diperlukan tanaman disesuaikan dengan kebutuhan tanaman atau jenis tanaman. Nutrisi yang

terjaga akan menghasilkan tanaman yang sehat dan bergizi.

Setelah diberikan sosialisasi untuk sistem DFT dan demonstrasi pencampuran nutrisi

selanjutnya diadakan pemindahaan dan penanaman bibit tanaman packchoy oleh Warga RT 01

RW 03 yang sudah disiapkan ke instalasi hidroponik sekaligus mencampur air pada tandon dengan

nutrisi AB Mix yang dapat dilihat pada Gambar 2.9.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 2.9 Pemindahan Bibit Ke dalam Instalasi Hidroponik

4. Tahap Monitoring dan Evaluasi

Tahap selanjutnya yaitu monitoring dan Evaluasi yang dilaksanakan pada tanggal 27

Desember 2021 setelah tanaman packcoy dipindahkan ke dalam instalasi hidroponik hingga

target panen tercapai. Kegiatan monitoring dilakukan oleh warga RT 01 RW 03 didampingi

oleh tim MBKM. Kegiatan monitoring ini bertujuan untuk memastikan tanaman tumbuh

dengan baik dengan cara memastikan nutrisi dan pH dalam air sesuai ketentuan yang sudah di

sosialisasikan.

Kegiatan monitoring ini biasanya dilakukan Warga RT 01 RW 03 pada sore hari setelah

selesai bekerja dan beraktivitas dengan didampingi oleh Tim MBKM. Dalam kegiatan

monitoring ditemukan permasalahan terhadap tanaman hidroponik yang sudah ditanam seperti

pH terlalu tinggi, matahari terlalu panas, dan kandungan nutrisi yang belum seimbang sehingga

terdapat tanaman yang layu seperti pada Gambar 2.10. Untuk mengatasi hal tersebut yaitu

dengan cara menambahkan pH down untuk menurunkan kadar PH yang terlalu tinggi,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

menambahkan nutrisi supaya sesuai dengan kebutuhan tanaman, dan akan menambahkan

paranet untuk mengurangi intensitas cahaya matahari.

Gambar 2.10 Tanaman Layu Akibat ke Kurangan Nutrisi dan Terkena Cahaya Berlebih
Evaluasi dilakukan setelah kurang lebih 1,5 bulan dilaksanakannya pendampingan pada

Warga RT 01 RW 03 Kelurahan Mojo. Evaluasi dilaksanakan selama masa monitoring.

Berdasarkan evaluasi yang dilaksanakan didapatkan informasi bahwa persentase sayuran yang

hidup pada proses hidroponik sistem DFT sebesar 92% yang didapatkan dari 126 lubang tanam

dan tanaman yang mati hanya 10 dalam artian program urban farming hidroponik dapat

dinyatakan berhasil dan sayuran yang ditanam dapat dipanen namun belum mendapatkan hasil

yang maksimal karena adanya kendala waktu yang di hadapi oleh tim MBKM dan dapat

disimpulkan warga RT 01 RW 03 dapat melakukan perawatan tanaman hidroponik dengan

melihat kandungan nutrisi dalam air, pH yang ada dalam air sehingga tanaman tumbuh subur.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 2.11 Proses Pemanenan Sayuran Oleh Warga RT 01 RW 03

5. Rencana Tindak Lanjut Urban Farming Hidroponik

Rencana tindak lanjut dari kegiatan hidroponik ini adalah Masyarakat RT 01 RW 03

Kelurahan mojo harapannya dapat menghasilkan produksi pangan di lingkungan rumah masing-

masing dan menjadi contoh sebagai pilot projek yang berhasil untuk pertama kali panen dengan

media hidroponik kepada lingkungan yang ada di Kelurahan Mojo. Tim MBKM juga mengajak

warga RT 01 RW 03 untuk menggunakan instalasi hidroponik semaksimal mungkin sehingga

dapat memberikan manfaat bagi warga RT 01 RW 03 Kelurahan Mojo maupun seluruh warga

di Kelurahan Mojo.

Untuk kegiatan selanjutnya yaitu akan dibentuk 4 kelompok yang merupakan RT yang ada

ada di RW 03 dimana nantinya akan melakukan praktik hidroponik dari penyemaian hingga

proses panen sehingga dapat memberikan edukasi bagi Masyarakat sehingga Kegiatan

Hidroponik ini tidak berhenti setelah proyek selesai dilaksanakan.

B. Tinjauan Pustaka
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Hidroponik
a. Pengertian Hidroponik

Tanaman hidroponik adalah tanaman yang media tanamnya bukan berupa tanah, tananam

hidroponik juga tidak membutuhkan banyak air, tidak perlu melakukan penyiraman seperti

tananam yang ditanam pada media tanah (Hidayat et al., 2020; Wulandani et al., 2021).

Teknik menanam yang satu ini biasanya menggunakan media tanam air, teknik penanaman

hidroponik merupakan teknik bercocok tanam yang ramah lingkungan (Izzuddin, 2016;

Roidah, 2014). Sayuran yang ditanam dengan hydroponic lebih sehat serta aman dikonsumsi.

Sebagian orang mungkin masih sangat asing dengan penanaman hydroponic, dikarenakan

perkembangan metode penanaman yang satu ini memang tidak mengalami perkembangan

yang sangat pesat (Ratnawati, 2021; Sukaesih et al., 2019). Namun sebenarnya hasil panen

dari tanaman hidroponik memiliki kualitas dan kuantitas yang baik.

Teknik menanam hidroponik tidak dapat diterapkan untuk semua jenis tanaman, melainkan

beberapa tanaman saja yang cocok dan mampu tumbuh dengan subur dengan hasil yang

memuaskan.

b. Jenis-Jenis Hidroponik

Jenis hidroponik sangat beragam yaitu sistem irigasi tetes, sistem wick, sistem Deep Flow

Technique (DFT) (Amri et al., 2020; RUDI, 2020). Jenis hidroponik yang digunakan dalam

pengabdian ini adalah Deep Flow Technique (DFT). Hidroponik dengan sistem ini sangat

tepat digunakan bagi para pemula yang ingin bercocok tanam karena prinsipnya yang

mendasar hanya memanfaatkan kapilaritas air (Iskarlia, 2017; Subrata & Purnamaningsih,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2018). Keunggulan lainnya adalah tidak memerlukan perawatan khusus, mudah dalam

merakit, portabel (dapat dipindahkan), dan cocok di lahan terbatas.

Media tanam dapat menggunakan teknik hidroponik dengan menggunakan nutrisi A

ataupun nutrisi B. Era modern seperti saat ini, media tanam hidroponik sangat membantu bagi

skala rumah tangga yang tidak memiliki lahan kosong untuk bercocok tanam sehingga lahan

yang sempit sekalipun dapat dimanfaatkan untuk menanam sayuran seperti bayam, tomat,

sawi, cabai dan beberapa tanaman lainnya (Primasari, 2021).

2. Penerimaan

Penerimaan adalah hasil yang didapatkan dari penjualan dari barang produksi yang di

serahkan dengan jumlah tertentu kepada pihak lain. Jumlah dari penerimaan di dapatkan dari

banyaknya jumlah barang produksi yang dijual dan dikalikan dengan harga penjualan untuk

setiap barang. Penerimaan merupakan produksi yang dinyatakan dalam bentuk uang secara

tunai sebelum dikurangi dengan biaya pengeluaran selama kegiatan usaha tersebut (Daniel

dalam Alhidayat, 2002).

3. Pendapatan

Pendapatan merupakan indicator yang sangat penting dalam suatu usaha. Pendapatan

sebagai tolak ukur suatu usaha apakah kegiatan usaha tersebut dapat dilaksanakan atau

dilakukan secara wajar dalam mencapai tujuan dari kegiatan usaha itu sendiri. Pendapatkan

biasanya disebetu juga dengan keuntung yang merupakan hasil antara penerimaan total

dikurangi dengan pendapatan total dimana biaya tersebut adalah dari biaya tetap dan biaya tidak

tetap. Pendapatan atau keuntungan adalah selish antara penerimaan total dengan biaya – biaya
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang dikeluarkan. Biaya – biaya yang tersebut meliputi biaya tetap ditambah dengan biaya

variabel yang dikeluarkan selama proses produski (Soekartawi, 2006).

Analisis pendapatan berfungsi untuk mengukur berhasil tidaknya suatu kegiatan usaha,

menentukan komponen utama pendapatan dan apakah komponen itu masih dapat ditingkatakan

atau tidak. Kegiatan usaha dikatakan berhasil apabila pendapatannya memenuhi syarat cukup

untuk memenuhi semua sarana produksi.

4. Kelayakan

Analisis kelayakan usaha adalah upaya untuk mengetahui tingkat kelayakan atau

kepantasa untuk dikerjakan dari suatu jenis usaha, dengan melihat beberapa parameter atau

kriteria kelayakan tertentu. Dengan demikian sutau usaha dikatakan layak kalau keuntungan

yang diperoleh dapat menutup seluruh biaya yang dikeluarkan, baik biaya yang langsung

maupun yang tidak langsung.

Analisis kelayakan usaha berfungsi untuk menentukan suatu usaha layak dijalankan atau

tidak. Hal tersebut penting dilakukan agar suatu usaha yang sedang dirintis atau dikemvangkan

terhindar dari kerugian. Kesalahan dalam merencanakan suatu usaha akan berakibat

pembengkakan investasi. Hal ini juga dapat terjadi apabila pemilik usaha ingin

mengembangkan usahanya yang telah berjalan tanpa perhitungan yang matang. Oleh karena itu

analisis kelayakan usaha menjadi penting sekali untuk diperhatikan (Karim, 2012).

C. Pihak-pihak yang Terkait.

Dalam melaksanakan kegiatan Hidroponik, Tim MBKM menggandeng dan bekerja sama

dengan pihak-pihak lain meliputi Mitra, Praktisi, dan Instansi. Untuk mitra sendiri dipilih

Kelurahan Mojo karena Kelurahan Mojo merupakan salah satu kelurahan di Kota Surakarta
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang sudah mendapatkan Destana tingkat pratama sehingga kegiatan ini harapannya dapat

memberikan manfaat untuk Kelurahan Mojo dan Kelurahan mojo sendiri merupakan kelurahan

padat penduduk sehinggga lahan untuk bercocok tanam terbatas, tingkat kemiskinan relatif

tinggi, dan banyak masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.

Untuk Praktisi, Tim MBKM bekerjasama dengan mahasiswa Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret untuk membantu dalam pelaksanaan Pelatihan Urban Farming

Hidroponik. Tim MBKM juga bekerjasama dengan dosen praktisi sekaligus pemilik Dipi Urban

Farming yaitu Bapak Drs. Joko Purwanto, M.BA karena Bapak Joko sudah berhasil

menerapkan urban farming yang dapat dilakukan di lingkungan padat penduduk sehingga hal

ini cocok untuk dilakukan di Kelurahan Mojo itu sendiri.

Untuk instansi, TIM MBKM FEB UNS menggandeng dan bekerja sama BPBD Kota

Surakarta dalam kegiatan Proyek Kemanusiaan. BPBD Kota Surakarta dipilih karena BPBD

Kota Surakarta merupakan lembaga pemerintah non-departemen yang melaksanakan tugas

penanggulangan bencana di daerah baik Provinsi maupun Kabupaten atau Kota dengan

berpedoman pada kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

D. Feasibility Study

1. Analisis SWOT untuk Program Urban Farming Hidroponik


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 2.2 Analisis SWOT Program Urban Farming Hidroponik

STRENGTH WEAKNESS
SW
• Kelurahan Mojo • Kelurahan mojo
merupakan salah satu merupakan kelurahan
kelurahan yang sudah padat penduduk
mendapatkan Destana
Tingkat Pratama di • Penerapan Destana dan
Kota Surakarta Kelompok Tani belum
• Kelurahan Mojo sudah dilakukan secara
memiliki Kelompok maksimal.
Tani sekaligus Destana.
• Kurangnya potensi
• Masyarakat Kelurahan sumber daya manusia
Mojo memiliki yang disebabkan oleh
kesadaran terhadap banyaknya anak muda
potensi Destana yang yang lebih memilih
dimiliki. untuk merantau ke luar
OT • Masyarakat antusias
kota.
terhadap pelatihan
Urban Farming
Hidroponik
OPPORTUNITY Strategi SO Strategi WO

• Pengadaan pelatihan Urban • Melakukan survei dan


• Adanya bantuan Farming Hidroponik dalam pendekatan kepada
dari pihak ketiga di rangka memajukan dan tokoh masyarakat serta
Kelurahan Mojo. mengembangkan Destana warga Kelurahan Mojo.
Kelurahan Mojo. • Menentukan tempat
• Kelurahan Mojo • Memanfaatkan dan pelatihan untuk pilot
pernah mengembangkan bantuan project di Kelurahan
memenangkan yang sudah didapatkan Mojo.
lomba ditingkat untuk keperluan Urban • Memberikan fasilitas
nasional Farming Hidroponik. instalasi Hidroponik
sebagai bahan praktek
dan pelatihan bagi
warga Kelurahan Mojo.
THREAT Strategi ST Strategi WT

• Masyarakat • Melakukan survei terlebih • Melakukan survei dan


bekerja saat akan dahulu ke Kelurahan Mojo pendekatan kepada
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

melaksanakan • Menyusun jadwal pelatihan tokoh masyarakat serta


sosialisasi yang sesuar dengan jadwal warga Kelurahan Mojo.
kegiatan warga. • Fokus pada satu tempat
• Luasnya Daerah • Memberikan undangan untuk pelatihan Urban
Kelurahan Mojo kepada warga supaya dapat Farming Hidrponik.
hadir pada acara Pelatihan.
• Memaksimalkan peran
ketua Poktan dan Ketua
Destana untuk kegiatan
pelatihan Urban Farming
Hidroponik.

2. Keuangan

Teknik analisis usaha untuk satu instalasi Hidroponik yang digunakan untuk menilai kelayakan

usaha urban hidroponik yang di lakukan di Kelurahan Mojo adalah sebagai berikut:

a. Analisis usaha dengan menggunakan Teknik Pendapatan

1) Untuk menghitung Total Biaya Kegiatan Urban Farming Hidroponik

Biaya yang dikeluarkan untuk urban farming hidroponik adalah Biaya Tetap (Fix Cost) meliputi

penyusutan peralatan setiap bulan dengan satu instalasi terdiri dari 126 Lobang tanam yang

dapat dilihat pada Tabel 2.3 dan Biaya Tidak tetap (Variabel Cost) meliputi air, listrik, pupuk,

bibit, rockwool, dan PH Down yang dapat dilihat pada Tabel 2.4. Selanjutnya untuk

menghitung Total Biaya dapat digunakan perhitungan sebagai berikut:

TC = FC + VC

Keterangan
FC = Fix Cost
VC = Varibabel Cost
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Didapatkan Fix Cost sebesar Rp 98.506 dan Varibel Cost sebesar Rp 73.000, maka Total Cost

untuk Kegiatan Urban Farming Hidroponik setiap adalah Rp 171.505.

Tabel 2.2 Biaya Tetap (Fix Cost)


Nama Barang Kapasitas Harga Awal Jumlah Lama Pemakaian (Bulan) Nilai Penyusutan
Paralon 2,5" 7 Rp65,000 Rp455,000 24 Rp 18,875
Baja Ringan 10 Rp90,000 Rp900,000 24 Rp 37,083
Atap PVC 4 Rp120,000 Rp480,000 24 Rp 19,375
Baut 2 Rp30,000 Rp60,000 24 Rp 2,458
Paralon 2" 1 Rp25,000 Rp25,000 24 Rp 875
Bak Air 1 Rp180,000 Rp180,000 24 Rp 6,667
Lem PVC 1 Rp17,000 Rp17,000 24 Rp 708
Lem Parolon 1 Rp9,000 Rp9,000 24 Rp 375
Overlup 5 Rp2,500 Rp12,500 24 Rp 521
Nipel 13 Rp395 Rp5,135 24 Rp 214
TDS Meter 1 Rp59,000 Rp59,000 24 Rp 2,333
Pompa Air WP105 1 Rp132,000 Rp132,000 24 Rp 5,292
Net Pot 150 Rp260 Rp39,000 24 Rp 1,583
Tutup Paralon 2 Rp4,000 Rp8,000 24 Rp 333
Nampan 3 Rp8,000 Rp24,000 24 Rp 1,000
Tutup R2 1 Rp19,500 Rp19,500 24 Rp 813
Jumlah Rp2,425,135 Rp 98,506

Tabel 2.3 Biaya Tidak tetap (Variabel Cost)


Nama Harga
Rockwool Rp 10,000
Bibit Benih Rp 3,000
Air Rp 10,000
Listrik Rp 15,000
Pupuk AB Mix Rp 25,000
Ph Down Rp 10,000
Jumlah Rp 73,000

2) Mengitung Penerimaan (Reveneu) kegiatan Urban Farming Hidroponik


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Peneriman merupakan nilai dan hasil didapatkan pada saat satu kali periode panen dilaksanakan.

Penerimaan dalam kegiatan Urban Farming Hidroponik didapatkan dari hasil menjual produk

panen. Penerimaan didapatkan dari jumlah hasil produk yang didapatkan dikalikan dengan

harga jual produk dengan rumus sebagai berikut:

TR = P x Q
P = Harga Jual Produk
Q = Jumlah Produksi

Dalam kegiatan urban farming hidroponik yang dilakukan di Kelurahan Mojo terdapat 126

lubang tanam dengan estimasi keberhasilan 95% yaitu sebanyak 120 tanaman dan estimasi

setiap lobang tanam akan menghasilkan tanaman dengan berat 105gram sehingga nantinya akan

didapatkan hasil panen sebesar 12.568 gram atau 12,568 kg pada setiap panen. Harga estimasi

jual sayuran hidroponik sebesar Rp 25.000/kg sehingga penerimaan yang didapatkan pada satu

kali panen didapatkan hasil sebesar Rp 314.212 untuk satu kali panen.

3) Menghitung keuntungan Kegiatan Urban Farming Hidroponik

Untuk menghitung keuntungan yang dihasilkan dari kegiatan urban farming ini digunakan

rumus sebagai berikut:

R = TR-TC
TR = Total Penerimaan (Total Revenue)
TC = Total biaya yang dikeluarkan (Total Cost)

Total penerimaan Kegiatan Urban Farming Hidroponik sebesar Rp 314.212 dan Total Cost

Sebesar Rp 171.505 maka didapatkan revenue kegiatan urban Farming Hidroponik sebesar Rp

142.706 untuk satu kali panen.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Analisis data dengan menggunakan rumus analisis kelayakan

1) Analisis Rasio Revenue-Cost

Analisis rasio penerimaan dan biaya (R/C ratio) digunakan untuk mengetahui seberapa juga

setiap nilai rupiah biaya yang dikeluarkan dapat memberikan sejumlah nilai penerumaan sebagai

manfaatnya (Suratiyah, 2009).

Rumus yang digunakan dalam perhitungan R/C ratio adalah sebagai berikut:

R/C Rasio = TR/TC


Keterangan:
R/C = Rasio perbandingan antara penerimaan dengan biaya
TR = Total Penerimaan (Total Revenue)
TC = Total Biaya (Total Cost)

Total penerimaan yang didapatkan pada kegiatan urban Farming Hidroponik sebesar Rp

314.212 dan total biaya sebesar Rp 171.505 maka di dapatkan R/C Rasio sebesar 1,44 dengan

kesimpulan R/C Ratio > 1 maka usaha urban farming hidroponik menguntungkan dan layak untuk

diusahakan. Berdasarkan pehitungan R/C Rasio Proyek Urban Farming layak untuk dilakukan

usaha bagi masyarakat Keluran Mojo.

3. Pemasaran

Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan proyek kemanusiaan, TIM MBKM terlebih dahulu

menganalisis aspek pemasaran dengan melakukan identifikasi kegiatan apa yang dibutuhkan oleh
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

masyarakat Kelurahan Mojo dengan melihat kondisi lingkungannya. Tim MBKM selanjutnya

melakukan komunikasi dengan pihak-pihak yang terkait baik secara lisan maupun tulisan serta

pengamatan atau observasi, tindakan mengenali dan mencatat fakta dan kejadian dengan cermat.

Komunikasi yang dilakukan tim MBKM yaitu dengan cara wawancara secara langsung maupun

wawancara melalui telepon dengan pihak yang terkait untuk mendapatkan kegiatan yang akan

dilaksanakan untuk masyarakat Kelurahan Mojo.

Dalam strategi pemasaran yang dapat digunakan untuk mencapai target peserta yang

ditetapkan. Tim MNKM dalam melaksanakan kegitanya menggunakan surat undangan kepada

warga untuk menghadiri sosialisasi selama pelaksanaan Urban Farming Hidroponik. Tim MBKM

juga menggunakan metode Mout to Mouth (MoT) dalam menjelaskan urban farming kepada

Masyarakat dan harapanya warga juga akan menyebarkan informasi ke warga lainya dengan MoT.

Dalam membeli bahan baku TIM MBKM melakukan survei tergadap harga bahan baku untuk

mendapatkan harga yang paling murah sehingga kebutuhan anggaran bisa diminilisir.

4. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia untuk kegiatan Urban Farming Hidroponik meliputi pemilihan

aspek sumber daya manusia untuk proses pelatihan Urban Farming Hidrponik. Pertama yaitu dari

pemerintahan dengan cara bekerja sama dengan mitra BPBD Kota Surakata sebagai dinas yang

terkait tentang penanggulangan bencana, destana dan program kemanusiaan, Kelurahan Mojo

sebagai tempat pelaksanaan Urban Farming Hidroponik, Kepala Kelurahan Mojo dan jajarannya

sebagai pengawas kegiatan urban farming hidroponik, serta warga RT 01 RW 03 untuk

mengembangkan kegiatan maupun merawat instalasi hidroponik yang sudah ada.

Aspek Sumber Daya tenaga ahli dan kegiatan untuk kegiatan Hidroponik yaitu

bekerjasama dengan Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Negeri Sebelas Maret serta Bapak
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Drs. Joko Purwanto selaku Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Sekaligus pemilik Dippi Urban

Farming sehingga dapat mengetahui bagaimana urban farming bisa dilaksanakan di daerah padat

penduduk.

5. Operasi

Kegiatan operasari untuk pelakasanaan proyek dilaksanakan pertama kali dengan

menentukan tempat proyek kemanusiaan. Dalam hal ini Tim MBKM memilih Kelurahan Mojo

sebagai tempat proyek kemanusiaan khususnya dalam kegiatan urban farming hidroponik

dikarenakan Kelurahan Mojo merupakan Kelurahan padat penduduk, tingkat kemiskinan yang

masih tinggi dan kelurahan yang sudah melaksanakan Destana pada level Pratama dari Mitra

BPBD Kota Surakarta.

Selanjutnya aspek operasi untuk perolehan bahan utama untuk produksi Instalasi

Hidroponik di dapatkan dari toko online maupun toko offline dengan dibantu oleh masyarakat

Kelurahan Mojo untuk mendapatkan bahan baku dengan harga yang terjangkau yang berada di

sekitar Kelurahan Mojo.

Pada pelaksanaan Proyek Urban Farming Hidroponik memiliki 4 tahapan kegiatan yang

dilaksanakan mulai November 2021 – Januari 2022 yaitu tahapan persiapan sosialisasi, tahapan

sosiliasasi dasar, tahapan demonstrasi, tahapan monitoring serta evaluasi dengan sumber keuangan

yang di dapatkan dari keuangan internal.

Untuk pemilihan Teknik pada kegiatan Urban Farming yaitu dengan Deep Flow Technique

(DFT) yang merupakan salah satu sistem hidroponik dimana akar tanaman diletakkan dalam

lapisan air dengan ketinggian 3 – 4 cm. Air tersebut tersirkulasi karena adanya dorongan dari
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pompa dan mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. Pemilihan teknik ini dilaksanakan

karena tingkat keberhasil yang tergolong tinggi dengan minimnya waktu yang ada.

Pada pelaksanaan kegiatan urban farming hidroponik persiapan sudah siap dalam teknis

operasionalnya seperti sudah tersedianya sarana dan prasarana untuk praktek yang dilakukan

langsung dan ketersiadanya satu teknologi instalasi DFT hidroponik untuk proses penanaman

sehingga masyarakat dapat langsung mempraktekannya secara langsung.

Pada pelaksaanaan urban farming hidroponik diperlukan suplly chain management. Supply

chain management ini berfungsi untuk mengetahui aliran material, finansial, dan informasi dari

hulu sampai dengan hilir pada kegiatan urban farming hidroponik. Model Supply Chain

Management pada Kegiatan Urban Farming Hidroponik di Kelurahan Mojo dapat dilihat pada

Gambar 2.12

Pemasok Pengusaha
Online dan Urban Farming Konsumen
Offline Hidropnik

Gambar 2.12 Model Supply Chain Management Urban Farming Hidroponik


Kelurahan Mojo

Keterangan Suply Chain Management


= Aliran Material
= Aliran Finansial
= Aliran Informasi
Pemasok dengan Urban Farming Hidropnik Kelurahan Mojo

A. Aliran Material
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pengusaha melakukan pemesanan semua kebutuhan untuk keperluan urban farming

hidroponik seperti nutriasi AB Mix dan benih-benih sayuran. Selanjutnya penjual

mengirimkan semua pesanan seperti benih serta Nutrisi AB Mix sesuai pesanan yang

diminta oleh pengusaha urban Farming Hidroponik.

B. Aliran Finansial Pengusaha urban farming Kelurahan Mojo melakukakan pembayaran

sesaui dengan barang yang telah dipesan.

C. Aliran Informasi

Pengusaha melakukan pemesana nutrisi AB Mix serta benih sayuran melalui media baik

online maupun offline. Media online melalui Whaatshap maupun email sedangkan media

offline dating secara langsung kepada pemasok dan pemasok akan memberikan timbal

balik yaitu memberikan informasi mengenai ketersedaiaan barang, jumlah yang harus

dibayarkan maupun tanggal penerimaan.

Urban Farming Hidropnik Kelurahan Mojo dengan Konsumen

A. Aliran Material

Konsumen dapat melakukan pembelian secara langsung di instalasi Kelurahan Mojo.

Pengusaha mensortir sayuran yang akan dijual dan mengemasnya kedalam wadah pastik

maupun koran.

B. Aliran Finansial

Konsumen urban farming Kelurahan Mojo melakukakan pembayaran sesaui dengan

barang yang telah dipesan.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Aliran Informasi Urban Farming Hidroponik Kelurahan Mojo

Konsumen melakukann sayuran melalui media baik online maupun offline. Media online

melalui Whaatshap maupun email sedangkan media offline dating secara langsung kepada

pemasok dan pemasok akan memberikan timbal balik yaitu memberikan informasi

mengenai ketersedaiaan barang, jumlah yang harus dibayarkan maupun tanggal

penerimaan.

Anda mungkin juga menyukai