Anda di halaman 1dari 11

TEKNIK VERTIKULTUR

DOSEN :

Undang SP, MP.

DISUSUN OLEH:

Maghfira Pasha R J3G1180

Tilung Wisanggeni J3G1180

Wieke Widya P J3G1180

Febrina Putri P J3G1180

Ega Kusuma P J3G218130

Nur Khalim J3G218132

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI BENIH

SEKOLAH VOKASI

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2018/2019
TEKNIK VERTIKULTUR

Verticulture bisa diartikan sebagai budidaya tanaman secara vertical,sehingga


penanamannya dilakukan dengan sistem bertingkat. Tujuan vertikultur adalah untuk
memanfaatkan lahan yang sempit secara optimal. Sistem bertanam secara vertikultur sekilas
memang terlihat rumit, tetapi sebenarnya sangat mudah dilakukan. Tingkat kesulitan bertanam
secara verikultur bergantung pada model dan sistem tambahan yang digunakan. Dalam model
sederhana, struktur dasar yang digunakan mudah diikuti dan bahan pembuatannya mudah
ditemukan, sehingga dapat diterapkan dirumah-rumah oleh ibu-ibu rumah tangga. Sistem
tambahan yang memerlukan keterampilan dan pengetahuan khusus, contohnya penggunaan
sistem hidroponik atau drip irigation (irigasi tetes).

Secara sederhana vertikultur dapat diterapkan dengan cara membuat rak tanaman secara
bertingkat dan diatur sedemikian rupa sehingga setiap tanaman tidak saling menutupi. Sistem
pengelolaan airnya pun secara sederhana dapat diterapka dengan menggunakan sistem
penyiraman antar-pot. Namun, untuk tujuan komersial, sistem tersebut dikembangkan dengan
menggunakan sistem pengelolaan air yang saling berhubungan dan lebih efisien.
A. SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNIK VERTIKULTUR

Vertikultur berasal dari bahasa inggris, yaitu vertical dan culture. Secara lengkap, dibidang
budidaya tanaman, arti vertikultur adalah suatu teknik bercocok tanam dengan memanfaatkan
bidang vertikal sebagai tempat bercocok tanam yang dilakukan secara bertingkat. Teknik ini
berawal dari ide vertical garden yang dilontarkan oleh sebuah perusahaan benih di Swiss pada
tahun 1944. Popularitas bertanam dengan dimensi vertikal ini selanjutnya berkembang pesat di
Negara Eropa yang beriklim subtropics. Awalnya, sistem vertikultur digunakan untuk
memamerkan tanaman ditaman umum,kebun,atau didalam rumah kaca (green house).

Di Negara subtropics terapat keterbatasan iklim untuk bertanam diudara terbuka atau luar
ruangan, sehingga teknologi rumah kaca berkembang pesat. Model yang diterapkan memiliki
berbagai bentuk, dari yang sederhana untukkeperluan kebun pribadi hingga yang super modern
untuk kebutuhan produksi tanaman secara komersial. Pemanfaatan teknik vertikultur didalam
rumah kaca memungkinkan untuk dapat berkebun dengan memanfaatkan ruang didalamnya
semaksimal mungkin. Selain itu, dapat diproduksi berbagai tanaman yang dibutuhkan atau
disukai. Taman vertikal ini secara estetika dapat digunakan sebagai pembatas pemandangan yang
tidak disukai, sebagai latar belakang yang menyuguhkan berbagai warna, atau sebagai display
atau tempat memamerkan tanaman komersial.

Setelah ide vertical garden dilontarkan, pemilik rumah kaca komersial di Guernsey ( The
Channel islands) dan di Inggris mengadaptasi teknik ini untuk memproduksi strawberry. Taman
vertikal tersebut dapat dibuat dan ditanami jenis tanaman yang sesuai dengan kebutuhan dan
selera pemiliknya. Jenis-jenis tanaman yang dibudidayakn biasanya adalah tanaman yang
memiliki nilai ekonomi tinggi, berumur pendek atau tanaman semusim khususnya sayuran dan
memiliki sistem perakaran yang tidak luas.
Selain dibudidayakan dengan media tanam umum, teknik ini juga berkembang dengan
mengadopsi cara pemberian hara bersama dengan air siraman melalui irigasi tetes ( drip irigation
) atau pengaliran secara kontinu (hidroponik). Selain itu, dapat juga dapat digunakan beberapa
teknik penanaman terbaru seperti seperti sistem aeroponik atau sistem vertigro. Sistem
aeroponik adalah pengabutan unsur hara diatas dan mengalirkannya dengan sistem irigasi tetes
melalui wadah tanam yang terintregasi secara vertikal. Pada prinsipnya,cara bercocok tanam
vertikultur ini tidak berbeda dengan cara bercocok tanam dikebun atau dilahan datar. Perbedaan
mendasar adalah dalam hal penggunaan lahan produksi tanaman. Teknik vertikultur
memungkinkan dilakukan dalam luasan satu meter persegi untuk dapat ditanami dengan jumlah
yang jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan penanaman lahan mendatar.

Penanaman dengan sistem vertikultur dapat dijadikan sebagai altenatif bagi masyarakat yang
tinggal dikota, yang memiliki lahan sempit atau bahkan tidak ada lahan yang tersisa untuk budi
daya tanaman. Dalam sistem ini, lahan sempit tetap dipergunakan untuk bercocok tanam. Tujuan
masyarakat kota menanam tanaman tertentu adalah untuk memenuhi kebutuhan keluarga akan
sayuran segar dan mendapatkan keindahan dari tanaman hias.

Selama ini ada anggapan bahwa untuk budi daya tanaman dan mendapatkan hasil panen
yang banyak serta dapat mencukupi kebutuhan keluarga , diperlukan lahan yang luas. Jika lahan
yangh tersisa sempit, berarti hasil yang akan diperoleh pun sedikit. Pernyataan ini tidak berlaku
jika bertanam dilakukan secara vertikultur. Dengan sistem vertikultur pemanfaatan lahan sempit
bisa efisien dan memperoileh hasil yang optimal.
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN VERTIKULTUR
Kelebihan dan Keuntungan Budidaya Vertikultur. Budidaya secara vertikultur ada kelebihan
dan kekurangan .
Keuntungan budidaya secara vertikultur adalah sebagai berikut :
I . Kualitas produksi Iebih balk dan lebih bersih
2 . Kuantitas produksi lebih tinggi dan kontinuitas produksi dapat dijaga;
3 . Dapat menambah nilai estetika lahan pekarangan karena keindahan struktur vertikal yang
berisi berbagai jenis tanaman;
4. Menunjang pendapatan keluarga;
3 . Menjadi lahan bisnis, baik Iangsung maupun tidak langsung ;
4 . Dapat digunakan sebagai sumber tanaman obat bagi keluarga (toga) ;
5 . Menambah dan memperbaiki gizi keluarga ;
6 . Efisiensi lahan, pupuk, air, benih, dan tenaga kerja;
7. Dapat dipindah-pindah sesuai dengan keinginan. Syaratnya kebutuhan cahaya matahari,
kelembaban udara dan temperature yang sesuai dapat terpenuhi.

Kekurangan sistem vertikultur adalah


sebagai berikut :
1 . rawan terhadap serangan Jamur;
2 . investasi awal yang dibutuhkan cukup
tinggi, terutama untuk membuat
bangunan
3 . apabila menggunakan atap plastik,
harus dilak penyiraman tiap hari ;
4 . perlu tangga atau alat khusus yang dapat
dinaiki pemeliharaan dan pemanenan di
lantai atas .
C. BENTUK-BENTUK, MEDIA DAN JENIS TANAMAN YANG DAPAT
DIKEMBANGKAN DENGAN TEKNIK VERTIKULTUR

Pertanian dengan teknologi vertikultur dapat menerapkan beberapa model, tinggal


disesuaikan dengan bahan yang tersedia, kondisi dan keinginan. Bahan yang dapat digunakan
seperti bambu, pipa paralon, pot, terpal, kaleng bekas, bahkan lembaran pembungkus semen
atau karung beras pun bisa. Intinya wadah yang bisa ditempati menanam dengan baik dan juga
memberikan nilai stetika.

Beberapa model teknologi vertikultur yang dapat diterapkan adalah :

A). Vertiminaponik yang merupakan kombinasi antara system budidaya sayuran secara vertical
berbasis pot talang plastik dengan aquaponik (budidaya ikan) atau dengan kata lain integrasi
antara budidaya sayuran dengan ternak ikan. Media tanam yang digunakan adalah batu zeolit dan
kompos.

B). Walkaponik yang merupakan system budidaya sayuran yang juga diintegrasikan dengan
ternak ikan. Prinsip dari walkaponik sama dengan vertiminaponik, yang membedakan adalah
system budidaya sayuran yang menggunakan pot-pot dan disusun sedemikian rupa membentuk
taman vertical, sehingga disebut walkaponik yang berasal dari kata wall gardening
dan aquaponik. Media tanam yang digunakan adalah batu zeolit dan kompos.

C). Model Wall gardening yang merupakan sistem budidaya tanaman memanfaatkan tembok
atau dinding yang kosong. Beberapa model wall gardening meliputi: (1). Wall gardening model
terpal : bahan yang digunakan adalah terpal yang dibentuk seperti tempat sepatu. Media tanam
yang digunakan adalah campuran tanah, sekam dan kompos/pupuk kandang; (2). Wall
gardening model paralon : bahan yang digunakan adalah paralon atau bambu yang dilubangi
sebagai tempat tumbuhnya tanaman. Media tanamnya adalah campuran tanah, sekam dan
kompos/pupuk kandang; (3) Wall gardening model pot plant : bahan yang digunakan adalah pot
dengan rangka besi atau balok sebagai penyangganya. Media tanam yang digunakan adalah
campuran tanah, seam, dan kompos/pupuk kandang; (4). Wall gardening model partisi/modul:
bahan yang digunakan adalah agro pro dan besi sebagai penyangganya. Media tanam yang
digunakan adalah cocopeat dan pupuk kandang/kompos.
Media Tanam

Media tanam merupakan salah satu faktor penting yang sangat menentukan keberhasilan
dalam budidaya tanaman. Media tanam akan menentukan baik buruknya pertumbuhan tanaman
yang pada akhirnya mempengaruhi hasil produksi. Media tanam memiliki fungsi untuk
menopang tanaman, memberikan nutrisi dan menyediakan tempat bagi akar tanaman untuk
tumbuh dan berkembang. Lewat media tanam tumbuh-tumbuhan mendapatkan sebagian besar
nutrisinya. Untuk budidaya tanaman dalam wadah pot atau polybag, media tanam dibuat sebagai
pengganti tanah. Oleh karena itu, harus bisa menggantikan fungsi tanah bagi tanaman, (Anonim,
2016).

Dari media tanam inilah tanaman menyerap makanan berupa unsur hara melalui akarnya.
Media tanam yang digunakan sebaiknya campuran antara tanah, pupuk kompos, dan sekam
dengan perbandingan 1:1:1. Setelah semua bahan terkumpul, dilakukan pencampuran hingga
merata. Tanah dengan sifat koloidnya memiliki kemampuan untuk mengikat unsur hara, dan
melalui air unsur hara dapat diserap oleh akar tanaman dengan prinsip pertukaran kation. Sekam
berfungsi untuk menampung air di dalam tanah sedangkan kompos menjamin tersedianya bahan
penting yang akan diuraikan menjadi unsur hara yang diperlukan tanaman.

Campuran media tanam kemudian dimasukkan ke dalam wadah yang telah disiapkan
hingga penuh. Untuk memastikan tidak ada ruang kosong, dapat digunakan bambu kecil atau
kayu untuk mendorong tanah hingga ke dasar wadah (ruas terakhir). Media tanam di dalam
wadah diusahakan agar tidak terlalu padat supaya air mudah mengalir, juga supaya akar tanaman
tidak kesulitan “bernafas”, dan tidak terlalu renggang agar ada keleluasaan dalam
mempertahankan air dan menjaga kelembaban.
Jenis tanaman yang dapat di budidayakan

Sayuran yang akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan wadah yang tersedia atau
kemampuan wadah dalam menyiapkan media untuk kebutuhan tanaman yang akan ditanam.
Dengan teknologi vertikultur ini kita bisa menanam berbagai jenis tanaman misalnya seledri,
cabai, terong, bawang kucai, mentimun, seladah, bawang merah, tomat, kemangi, sawi, bayam,
kangkung dan berbagai jenis sayuran lainnya yang penting tanaman jenis kecil dengan perakaran
pendek.

Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan penanaman dan pemeliharaan


dengan teknik vertikultur :

(1) Siapkan wadah penanaman, kemudian isi dengan komposis media yang telah ditetapkan,

(2) Keluarkan bibit semai beserta medianya dari dalam wadah penyemaian,

(3) Masukkan ke dalam wadah penanaman yang baru sampai batas leher tanaman,

(4)Padatkan media di sekitar permukaan media, lalu susun tanamansesuai tingkatan berdasarkan
kebutuhannya akan cahaya matahari,

(5) tanaman setiap hari. Jika terlihat ada hama, segera ambil dan matikan. Jika tanaman terserang
penyakit, cabut tanaman dan buang medianya, kemudian ganti dengan media dan tanaman yang
baru,

(6) Bila tanaman kurang subur, tambahkan pupuk kandang atau kompos yang telah matang,

(7) Lakukan penyiraman atau penyemprotan secara rutin menggunakan sprayer dengan
frekuensi dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari.
TEKNIK VERTIKULTUR

DOSEN :

Undang SP, MP.

DISUSUN OLEH :

Nur Khalim J3G218132

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI BENIH

SEKOLAH VOKASI

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2018/2019
SUMBER REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai