OLEH :
SATRIA YOSA PUTRA
NPM : 22060036
PRODI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN 2023
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Pengemasan....................................................................................6
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...................................................................................15
5.2 Saran.............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
3
Indonesia merupakan negara kedua penghasil sampah terbanyak setelah negara Cina.
Saat ini plastik dan kertas adalah masalah serius yang mengancam keselamatan bumi karena
sangat sulit terurai. Plastik dan kertas biasanya digunakan sebagai wadah makanan, minuman
dan lainnya. Selain plastik dan kertas wadah makanan yang sering digunakan adalah wadah
makanan styrofoam. Mengingat begitu banyakanya sampah-sampah plastik yang menjadi
kekhawatiran utama, perusahaan Jerman yang bekerjasama dengan perusahaan asal india
mereka membuat wadah makanan ramah lingkungan mereka menjahit lembaran-lembaran
daun dipress menjadi piring sekali pakai tetapi intinya tidak menambah sampah plastik
karena mudah terurai.
Definisi pengemasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cara
mengemas yang baik serta prosesnya. Pengemasan artinya cara untuk melindungi agar tidak
mudah rusak, dan siap untuk disimpan atau didistribusikan hingga ke tangan konsumen.
Inovasi kemasan berkembang pesat, baik dalam hal bentuk maupun bahan kemasan yang
digunakan. Perubahan jenis atau tipe kemasan juga dipengaruhi oleh kebutuhan pasar dan
inovasi produk.
Sifat terpenting dari pengemas meliputi permeabilitas gas dan uap air serta luas
permukaan kemasan. Kemasan dengan daya hambat gas yang baik dan luas permukaan yang
lebih kecil menyebabkan masa simpan produk lebih lama (Bukle et al., 1987). Dengan
adanya pengemasan menggunakan cara pengemasan dan jenis bahan pengemas tertentu
diharapkan dapat memperpanjang daya suatu produk dan dapat meningkatkan pemasaran.
Pisang merupakan salah satu tanaman buah yang menjadi komoditas penting bagi
Indonesia. Tanaman ini tergolong tanaman yang tahan terhadap cekaman lingkungan dan
mampu tumbuh dengan baik meskipun dibawah naungan. Salah satu bagian dari tanaman
pisang adalah Daun pisang. Daun pisang dalam kuliner nusantara memiliki peran utama
sebagai pengemas bahan makanan, 3 selain itu juga digunakan berbagai kegiatan. Daun
pisang yang digunakan untuk kemasan biasanya adalah daun pisang yang masih muda dan
lunak .
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa di Indonesia memiliki kekayaan alam yang banyak
salah satunya pohon pisang tetapi pemanfaatannya sangat kurang yang dimanfaatkan hanya
buah pisang sedangkan daun pisang tidak dimanfaatkan. Daun pisang sendiri memiliki sifat
mudah terurai dan tentunya ramah lingkungan serta sesudah dibungkuskan makanan bekas
daun pisang sendiri bisa diolah kembali menjadi pupuk kompos. sehingga penulis
4
mengambil judul dari latar belakang diatas maka penulis membuat penelitian ini dengan judul
“PEMANFAATAN DAUN PISANG SEBAGAI PEMBUNGKUS KUE LEMPER YANG
RAMAH LINGKUNGAN”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah :
a. bagaimana cara pembuatan bungkus kue lemper dari daun pisang?
b. Bagaimana pemanfataan ulang wadah bekas pembungkus kue lemper dari daun pisang?
1.3 Tujuan Masalah
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengemasan
5
Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan, dan merupakan
salah satu cara pengawetan bahan hasil pertanian, karena pengemasan dapat memperpanjang
umur simpan bahan. Pengemasan adalah wadah atau pembungkus yang dapat membantu
mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan- kerusakan pada bahan yang dikemas /
dibungkusnya. Sebelum dibuat oleh manusia, alam juga telah menyediakan kemasan untuk
bahan pangan, seperti jagung dengan kelobotnya, buah-buahan dengan kulitnya, buah kelapa
dengan sabut dan tempurung, polong-polongan dengan kulit polong dan lain-lain. Manusia
juga menggunakan kemasan untuk pelindung tubuh dari gangguan cuaca, serta agar tampak
anggun dan menarik.
Dalam dunia moderen seperti sekarang ini, masalah kemasan menjadi bagian kehidupan
masyarakat sehari-hari, terutama dalam hubungannya dengan produk pangan. Sejalan dengan
itu pengemasan telah berkembang dengan pesat menjadi bidang ilmu dan teknologi yang
makin canggih. Ruang lingkup bidang pengemasan saat ini juga sudah semakin luas, dari
mulai bahan yang sangat bervariasi hingga model atau bentuk dan teknologi pengemasan
yang semakin canggih dan menarik. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan
kertas, plastik, gelas, logam, fiber hingga bahan-bahan yang dilaminasi.
Pembungkus tradisional dari daun pisang untuk makanan tradisional beserta fungsinya
sebagai berikut.
1. Samir
Samir merupakan selembar daun pisang yang dibentuk bundar dengan cara dipotong
atau digunting. Samir berguna agar makanan tidak langsung menyentuh wadah dan juga bisa
digunakan sebagai penutup makanan. Umumnya, samir dapat dijumpai pada makanan
tradisional seperti nasi pecel, bubur, sate daging, dan lain-lain.
2. Pincuk
Pincuk dibuat dari daun pisang berbentuk persegi yang dilipat menyerupai segitiga dan
ujungnya disemat lidi. Makanan diletakkan di tengah-tengah sepotong daun pisang, kemudian
sisi kiri dan kanannya digulung hingga rapat. Ujung atas dan bawahnya lalu dilipat ke arah
belakang. Bungkusan ini terlihat seperti pengki atau serok. Umumnya, jenis wadah ini
digunakan untuk pecel, sate, nasi jagung, nasi liwet, nasi langgi, nasi uduk, nagasari, ketan
urap, nasi kucing dan lain-lain
3. Tum
6
Tum merupakan bungkusan dari daun pisang berbentuk persegi yang kedua ujungnya
dilipat ke atas, sehingga saling bertumpu pada bagian kanan dan kiri daun, selanjutnya
disemat dengan lidi (biting) pada ujung lipatan daun. Fungsi bungkusan jenis ini untuk
menampung makanan yang mengandung cairan sehingga tidak mudah tumpah. Tum
seringkali digunakan untuk membungkus nasi, botok, jongkong, bakmi, garang asem, gadon
daging, pepes dan banyak lagi lainnya.
4. Pasung
Jenis bungkusan ini berbentuk kerucut memanjang dari daun pisang ini digunting
melingkar (lingkaran atau setengah lingkaran), kemudian digulung dan diberi kuncian lidi
(biting) sehingga membentuk kerucut (contong) memanjang. Wadah bentuk ini umumnya
digunakan untuk membungkus bahan yang terbuat dari tepung beras, misalnya kue pasung.
5. Pinjung
Pinjung merupakan bungkusan daun yang hampir mirip dengan bungkusan pasung.
Bungkusan ini memakai daun pisang persegi dibentuk kerucut, kemudian sisa daunnya
diselipkan sebagai penutupnya tetapi menyerupai limas atau piramida dan ujungnya tertutup.
Jenis bungkusan ini umumnya dapat dijumpai pada makanan tradisional seperti botok,
meniran, dan bunga rampai umumnya dibungkus dengan pinjung.
6. Sumpil
Jenis bungkusan tradisional ini menggunakan daun pisang persegi panjang yang
dibalutkan membentuk segitiga di bagian satu ujungnya kemudian diisi bahan makanan dan
helai bagian lainnya diselipkan ke dalam dan atau dikunci menggunakan lidi (biting). Sumpil
umumnya digunakan untuk membungkus tempe, kue tradisional (kue lopis, nagasari, lontong
sumpil, bacang, atau lepat).
7. Takir
Takir memiliki dua macam bentuk, yaitu takir biasa dan takir ponthang yang diberi
helai janur (daun pisang yg masih muda). Takir dibentuk dengan melipat kedua sisi daun
pisang dengan menyeimbangkan dua sisinya membentuk cekungan kotak atau seperti
mangkok, kemudian dikunci/ditusuk dengan lidi (biting). Takir umumnya digunakan untuk
wadah jenang atau bubur, lauk pauk saat acara selamatan, syukuran, dan acara tradisi lain.
7
8. Sudi
Wadah tradisional ini merupakan kombinasi dari bentuk bundar, limas, dan segiempat.
Cara pembuatannya dengan daun pisang dibentuk membulat atau berbentuk lingkaran lalu
disemat dengan lidi pada satu sisinya, kemudian ujung yang runcing ditekan ke arah dalam
sehingga muncul segitiga seperti kerucut, dengan pinggiran yang cekung seperti mangkuk.
Umumnya jenis wadah ini digunakan untuk wadah jajanan pasar (kue-kue tradisional)
berukuran kecil seperti cenil, klepon, dan ongol-ongol, tetapi untuk wadah berukuran besar
biasanya sebagai wadah lauk berkat hajatan.
8
Kompos adalah hasil penguraian, pelapukan dan pembusukan bahan organik seperti kotoran
hewan, daun maupun bahan organik lainnya. Bahan kompos tersedia disekitar kita dalam
berbagai bentuk. Beberapa contoh bahan kompos adalah batang, daun, akar tanaman, serta
segala sesuatu yang dapat hancur (Soeryoko, 2011). Kompos merupakan sisa bahan organik
yang berasal dari tanaman, hewan dan limbah organik yang telah mengalami proses
dekomposisi atau fermentasi. Bahan dari ternak yang sering digunakan untuk kompos di
antaranya kotoran ternak, urine, pakan ternak yang terbuang, dan cairan biogas. Tanaman air
yang sering digunakan untuk kompos di antaranya ganggang biru, gulma air, enceng gondok,
dan azolla. Beberapa kegunaan kompos adalah memperbaiki struktur tanah, memperkuat
daya ikat agregat (zat hara) tanah berpasir, meningkatkan daya tahan dan daya serap air,
memperbaiki drainase dan pori-pori dalam tanah. menambah dan mengaktifkan unsur hara
(Susetya, 2016). Menurut Musnamar (2007) tingkat kandungan hara kompos sangat
ditentukan oleh bahan dasar, cara pengomposan, dan cara penyimpanan. Namun, kandungan
haranya masih tetap lebih kecil dibandingkan dengan pupuk kandang.
BAB III
METEDOLOGI
3.1 Waktu Penelitian
a. Daun Pisang
9
3.3 Prosedur Penelitian
10
7. Selesai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut situs My Recipe, penggunaan daun pisang untuk mengukus makanan juga
setanding dengan teknis Perancis bernama 'en papillote'. Yaitu teknik mengkus makanan
dengan kertas pembungkus perkamen atau alumunium foil. Ini dikarenakan daun pisang
teksurnya lembut dan mudah dilipat untuk mengukus. Situs Happy Belly Fish menjelaskan
kalau daun pisang juga bisa membantu melindungi makanan dari api langsung di
panggangan. Selain itu rasa yang dihasilkan juga lebih lembut dan terasa aroma smokey
(bakaran). Pembuatan pembungkus makanan dari daun pisang tersebut dengan cara sebagai
berikut:
11
a. Menyiapkan daun pisang yang telah di ukur kira kitra lebarnya 5cm dan panjang
15 cm
c. Beri isi ketan tersebut. Lalu bentuk lonjong atau sesuai dengan selera anda.
d. Setelah itu, bungkus dengan menggunakan daun pisang.setelah itu gunting daun
pisang agar rapi dan rekatkan menggunakan staples
Seperti yang kita ketahui bersama untuk kue lemper sendiri yang biasa dimakan
adalah isinya saja sedangkah pembungkusnya kita buang begitu saja. Akan tetapi
Pembungkus kue lemper yang kita buang tadi bisa kita manfaatkan sebagai kompos. Sisa
pembungkus lemper yang tebuat dari daun pisang yang sifatnya ramah lingkungan juga
dapat dimanfaatkan ulang sebagai kompos.
Kompos adalah dekomposisi bahan organik yang tidak terpakai lagi. Bahan organik
itu dapat berupa tumbuhan, hewan, dan dan unsur-unsur kehidupan lainnya. Kompos
memiliki manfaat sebagai pupuk karena kompos tersusun atas bahan-bahan organik
12
kehidupan (Sucipto,2012). (12) Menurut Soeryoko (2011)(13), kompos ialah bahan organik
yang terurai, membusuk, dan lapuk, misalnya tubuh hewan, tanaman, daun, kotoran hewan,
dan sebagainya yang berasal dari alam. Selanjutnya, definisi kompos juga di sampaikan oleh
Firmansyah (2010)(14) bahwa kompos ialah sisa bahan kehidupan yang lapuk dan berubah
menjadi bentuk baru yang mengandung humus. Pupuk kompos mempunyai beberapa
kelebihan yaitu sebagai berikut (Soeryoko, 2011). (13) 1. Dapat meningkatkan kualitas tanah
karena cacing yang ada di tanah hidup dan menyerap nutrisi dari kompos. 2. Aktivitas cacing
di tanah menjadikan tanah gembur. 3. Menghemat uang dari pembelian pupuk kimia. 4.
Mudah dibuat sendiri. 5. Dapat meningkatkan daya ikat tanah kepada air.
13
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada penelitian ini adalah daun pisang pisang dimanfaatkan sebagai
pembungkus makanan kue lemper yang lebih ramah lingkungan. Dan juga sisa pembungkus
kue lemper dari daun pisang tersebut bisa dimanfaatkan ulang sebagai pupuk organik.
5.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Istihanah, dkk. 2017. Karakteristik Perekat Alami Dari Tumbuhan Untuk Industri Kerajinan.
Semarang: Balai Besar Kerajinan dan Batik. http://www.researchgate.net. Diakses 14
November 2019
Kasriani, Anis Zulaika Q. Pisang Buah (Musa spp): Keragaman dan Etnobotaninya Pada
Masyarakat Di Desa Sri Kuncoro Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu
Tengah. Jurnal Hasil Penelitian. Lampung: Jurusan Biologi, Fakultas MIPA,
Universitas Bengkulu.2013.
Mukhtar, Syukrianti dan Nurif, Muchammad. 2015. Peranan Packaging Dalam Meningkatkan
Hasil P roduksi Terhadap Konsumen. http://oaji.net. Diakses 24 Februari 2020.
Riza Muhammad. 2016. Pengaruh Variasi Komposisi Bahan Perekat Terhadap Karakteristik
Fisik dan Mekanik Briket Limbah Organik. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri
Semarang
Rini, R., Fakhrurrozi, Y., & Akbarini, D. (2018). PEMANFAATAN DAUN SEBAGAI
PEMBUNGKUS MAKANAN TRADISIONAL OLEH MASYARAKAT BANGKA
(Studi Kasus di Kecamatan Merawang). EKOTONIA: Jurnal Penelitian Biologi,
Botani, Zoologi Dan Mikrobiologi, 2(1), 20–32.
https://doi.org/10.33019/ekotonia.v2i1.465
Zilmi Azyurah Rahman, K., Wahyuni, A., & Kunci, K. (2021). Halaman | 27. 6(1).
http://jurnalkonstan.ac.id/index.php/jurnal Sudaryanto. (2015). Metode dan Aneka
15
Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis.
Sanata Dharma University Press.
16