(Studi kasus Dusun Sukorembuk Desa Sidomulyo Kecamatan Batu Kota Batu)
Oleh :
Roni Susanto (2120320004)
B Zulvina Indah W (2120320031)
Dwi Putri Romadlona (2120320025)
Disetujui oleh,
Dosen Pengampu
Pengantar Agribisnis | 2
RINGKASAN
Pengantar Agribisnis | 3
Kata Pengantar
RONI SUSANTO
Pengantar Agribisnis | 4
DAFTAR ISI
Pengantar Agribisnis | 5
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Istilah bonsai ini muncul di jepang pada pemerintahan Kamakura (1192-1333)
yang dicatat dalam Kasuga Srhire. Pada masa yang sama, sebuah ilustrasi tentang
bonsai muncul dengan gambar yang terkenal milik seorang pendeta bernama
honen, Ilustrasi itu menggambarkan bonsai dibuat dengan tujuan memenuhi
kepuasan penggemarnya. Pada masa itu pohon-pohon dikumpulkan berbagai
lokasi, seperti pegunungan dan lading, lalu dikerdilkan dan ditanam di pot.
Meskipun kata bonsai berasal dari bahasa jepang, seni bonsai pertama kali
muncul di Cina pada masa pemerintahan Dinasti Tsin (265-420) dan semakin
marak pada masa Dinasti Tang (618-907). Pada masa Dinasti yuan (1280-1368)
banyak pejabat, pelajar, dan pedagang dari Jepang yang membawa seni bonsai itu
ke negerinya. Di Jepang, pada tahun 1309, seni bonsai ini mulai marak dan
banyak digemari masyarakat. Bukti konkretnya adalah banyaknya lukisan karya
Takakane Takashima yang menggunakan bonsai sebagai objeknya
Bonsai merupakan salah satu seni pemangkasan tanaman (pohon) agar
tumbuh kerdil, mini, atau cebol. Karenanya, untuk memperoleh bonsai yang
sempurna membutuhkan waktu yang relatif lama. Selain itu, juga membutuhkan
kreativitas, kesabaran, ketekunan dan kecintaan pembuatannya terhadap tanaman
sebagai landasan utama dalam pembuatan dan perawatan bonsai. Istilah bonsai
sendiri berasal dari bahasa Mandarin penzai. Dalam bahasa jepang, bonsai
berasal dari kata bon yang berarti pot dan sai yang berarti tanaman. Dengan
demikian bonsai bisa diartikan sebagai tanaman yang dikerdilkan dan ditanam di
pot. Hal ini berarti tanaman kerdil, baik tang sudah tua maupun yang memilki
kaidah bonsai lainnya, tetapi tidak ditanam didalam pot, tidak dapat disebut
dengan bonsai. Sebaliknya, jika ada tanaman atau pohon yang ditanam di pot,
tetapi tidak memiliki kriteria bonsai tidak bias disebut dengan bonsai.
Pengantar Agribisnis | 6
Perlu diketahui, kerdil dalam seni bonsai memiliki pengertian yang luas. Setiap
jenis tanaman memiliki batasan kerdil yang berbeda. Bisa saja tanaman yang
tingginya 1 meter dikategorikan kerdil, dan yang tingginya hanya 0,5 meter tidak
masuk dalam kategori kerdil. Jadi , kerdil dalam seni bonsai adalah tanaman yang
memiliki penampilan lebih mungil dari pada tanaman aslinya. Karenanya,
tanaman herba atau semak meskipun tingginya kurang dari 1 meter tidak bias
dikategorikan kerdil. Pasalnya di habitat aslinya memang tingginya hanya sekitar
1 meter.
Tren membonsai sudah dikenal luas sebagai tanaman hias yang tidak akan
pernah surut oleh waktu ,karena bonsai memiliki keistimewaan yang sejati. Dan
bonsai juga memilki penggemar yang kian bertambah. Seiring berjalannya waktu
bonsai memiliki penggemar yang semakin bertambah, tak hanya di negara sakura
saja, melainkan sudah menduni. Tentu saja hal ini akan menambah nilai ekonomi
itu sendiri. Terbukti dengan perkembangan waktu dan modernitas sekarang bonsai
harganya
melambung
tinggi
meski
untuk
membudidaya
tanaman
ini
No
Nama
Luas
Lahan
1
2
3
Yono
Budiono
Martono
450 m
450m
450m
Jumlah
Jumlah
Prodiksi
Panen
(Satuan
(Satuan
Perbuah) Perbuah)
Tahun 2012
10
10
7
7
9
9
Luas
Lahan
450m
450m
450m
Jumlah
Jumlah
Produksi
Panen
(Satuan
( Satuan
perbuah)
Perbuah )
Tahun 2013
15
15
10
10
12
12
Pengantar Agribisnis | 7
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana macam/jenis saluran pemasaran di daerah kota Batu Malang ?
2. Bagaimana Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan pada setiap saluran
pemasaran ?
3. Bagaiman Share Margin Profit produsen disetiap saluran pemasaran ?
4. Bagaimana Efesiensi pemasaran untuk setiap saluran pemasaran didaerah
Kota Batu Malang ?
3. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan Penelitian yang dilakukan adalah :
1. Untuk mengetahui macam/jenis saluran pemasaran di daerah Kota Batu
Malang.
2. Untuk mengetahui Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan pada setiap
saluran pemasaran.
3. Untuk mengetahui Share Margin Profit produsen disetiap saluran pemasaran.
4. Untuk mengetahui Efesiensi pemasaran untuk setiap saluran pemasaran
didaerah Kota Batu Malang.
4. Kegunaan Penelitian
Adapun Kegunaan penelitian yang dilakukan adalah :
1. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan pemasaran tanaman hias Bonsai di
daerah Kota Batu Malang.
2. Sebagai bahan informasi bagi para pengambil keputusan untuk perbaikan dan
pengembangan pemasaran tanaman hias Bonsai.
3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lainya yang berhubungan dengan
penelitian ini.
Pengantar Agribisnis | 8
BAB II
KERANGKA TEORI
1. Landasan teori
A. Pengertian Pemasaran
Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah :
a. Philip Kotler (Marketing) pemasaran adalah kegiatan manusia yang
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses
pertukaran.
b. Menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah sebagai suatu
proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan
dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.
c. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang
untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan
barang- barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar
sasaran serta tujuan perusahaan.
d. Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan
usaha
yang
ditujukan
untuk
merencanakan,
menentukan
harga,
B.Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan
organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta
memberikan kepuasaan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien
dibandingkan para pesaing.
Pengantar Agribisnis | 9
Pengantar Agribisnis | 10
Pengantar Agribisnis | 11
C. Fungsi Pemasaran
Menurut William J. Shultz, fungsipemasaranmerupakankegiatan yang
dilakukandalambisnis
yang
terlibatdalammenggerakkanbarang
dariprodusensampaike
tangan
jasa
konsumen.
DalamkonsepfungsipemasaranSofjanAssauri
mengklasifikasikanfungsi-fungsipemasaran
dan
(1987:
atas
19)
tigafungsidasaryaitu;
dan
penggudanganataupenyimpanan);
dan
fungsipenunjang
1. Pembelian (Buying)
Ialah fungsi yang mengikuti aktivitas-aktivitas mencari dan mengumpulkan
barang-barang yang di perlukan sebagai persediaan memenuhi kebutuhan
konsumen. Fungsi ini pada dasarnya merupakan proses atau kegiatan mencari
penjual dan merupakan tibal balik dari kegiatan penjualan (Selling). Untuk itu
maka, sangat perlu dipahami kegiatan apa saja yang dapat mengakibatkan orang
melakukan pembelian.
2. Penjualan (Selling)
Mencakup aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk mencari calon pembeli produk
yang ditawarkan dengan harapan dapat menguntungkan. Kegiatan penjualan
merupakan lawan dari pembelian. Buying tidak akan terjadi tanpa selling
demikian pun sebaliknya.
3. Transportasi
Adalah proses pendistribusian atau pemindahan barang dari suatu tempat ke
tempat yang lain.
Pengantar Agribisnis | 12
4. Penggudangan/ penyimpanan
Ialah fungsi penyimpanan produk yang dibeli sebagai persediaan agar terhindar
dari resiko kerusakan maupun resiko lainnya.
5. Informasi Pasar
Poin ini merupakan fungsi pemasaran yang luas dan penting, karena fungsi ini
memberikan informasi tentang situasi perdagangan pada umumnya yang
berhubungan dengan produk, harga yang inginkan konsumen dan situasi pasar
secara menyeluruh. Menurut Sofjan Assauri (1987: 303) yang dimaksudkan
dengan informasi adalah keterangan baik berupa data atau fakta maupun hasil
analisa, pertimbangan atau pandangan dari yang menyampaikan mengenai kondisi
yang berkaitan dengan kebutuhan dalam pengambilan keputusan.
D. Kerangka Pemikiran
Pengantar Agribisnis | 13
Pengantar Agribisnis | 14
Petani
Pedagang
pengepul
Konsumen
Pedagang
Eceran
Fungsi-fungsi Pemasaran
-
Pembelian
Penjualan
Pengangkutan
Penyimpanan
Sortasi
Pengepakan
Penyusutan
Pengolahan
Biaya Pemasaran
Harga Penjualan
Margin Pemasaran
Efisiensi
Pemasaran
Share Margin
Pengantar Agribisnis | 15
Keterangan :
= Saluran Pemasaran
= Pelaksanaan Fungsi Fungsi Pemasaran.
BAB III
METODOLOGI
No
Nama
Luas
Jumlah
Luas
Jumlah
Lahan
Produksi
Lahan
Prosuksi
Tahun 2012
Tahun 2013
P. Yono
450 m
10
450 m
15
P. Budiono
451 m
451 m
10
P. Martono
452 m
452 m
12
Pengantar Agribisnis | 16
1. Produsen
Metode penentuan sampel petani tanaman hias Bonsai di Dusun Suko Rembuk
dilakukan dengan metode Simple Random Sampling dengan memilih 3 petani
secara acak sebagai sampel dari 15 petani Bonsai sebagai Populasi. Penentuan
besar sampel yang hanya 3 petani bertujuan untuk mempermudah dan
mempercepat proses penelitian. (Singarimbun dan Effendi, 1989)
Pengantar Agribisnis | 17
Untuk menguji hipotesis (1) diuji dengan analisis deskriptif berdasarkan surve
dan pengamatan yang dilakukan di daerah penelitian . Hipotesis yang digunakan
adalah :
H0 : Jenis saluran pemasaran hanya satu.
H1 : Jenis saluran pemasaran lebih dari satu.
Bila saluran pemasaran lebih dari satu jenis maka hipotesis diterima (H1)
danH0 tolak, artinya terdapat beberapa jenis saluran pemasaran. Apabila saluran
pemasaran hanya satu jenis maka hiptesis (H1) di tolak dan H0 ditrima.
Untuk menguji hipotesis (2) diuji dengan analisis deskriptif, Hiptesis yang
digunakan adalah :
H0 : Tidak ada perbedaan fungsi pemasaran yang dilakukan melalui setiap
saluran pemasaran.
H1 : Terdapat perbedaan fungsi pemasaran yang dilakukan melalui setiap
saluran pemasara.
Bila terdapat perbedaan pelaksanaan fungsi pemasaran pada setiap saluran
maka hipotesis diterima (H1) dan H0 ditolak. Jika tidak terdapat perbedaan
pelaksanaan fungsi pemasaran pada setiap saluran maka setiap hipotesis (H1)
ditolak dan H0 diterima.
Untuk menguji hipotesis (3), dengan menghitung Share margin untuk setiap
saluran pemasaran. Dari hasil tersebut, dapat diketahui besar margin. Keuntungan
yang diterima masing masing lembaga pemasaran. Hipotesis yang digunakan
adalah.
H0
H1
pemasara.
Pengantar Agribisnis | 18
..................................... (1)
..................................... (3)
Keterangan :
Mj = Margin pemasaran total
Mji = Margin pada lembaga pemasaran ke-i
Psi = Harga penjualan pada lembaga pemasaran ke-i
Pbi = Harga pembelian pada lembaga pemasaran ke-i
Cij =Biaya pemasaran untuk melaksanakan fungsi pemasaran ke-i oleh
lembaga pemasaran ke-j
= Keuntungan lembaga pemasaran ke-i
Margin pemasaran terdiri dari biaya biaya untuk melakukan fungsi fungsi
pemasaran dan keuntungan lembaga pemasaran. Margin keuntungan yang tinggi
tidak selalu mengindikasikan keuntungan yang tinggi , tergantung berapa besar
biaya biaya yang harus lembaga lembaga pemasaran untuk melakukan fungsi
fungsi pemasaran ( Sudiono, 2004 ).
Untuk menghitung bagian yang diterima oleh masing masing lembaga
pemasaran ( Share margin ) digunakan rumus :
Pengantar Agribisnis | 19
Keterangan :
Sm
Pp
Pk
H1
Pengantar Agribisnis | 20
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
C. Deskripsi Sampel
Sampel dalam penelitian kali ini terbagi 3 yakni 3 petani tanaman Bonsai, 1
pedagang pengecer,1 pedagang partai (Pengepul), 1 konsumen langsung. Petani
sampel rata-rata berumur 40 tahun keatas dengan pengalaman kerja mulai dari 5
tahun keatas, dan tingkat pendidikan rata rata sekolah dasar.
Pengantar Agribisnis | 21
Konsumen
Keterangan :
= Pelaksana Fungsi fungsi pemasaran
Pengantar Agribisnis | 22
.
Produsen
Pedagang
pengecer
Komsumen
Keterangan :
= Pelaksana Fungsi fungsi pemasaran
Pengantar Agribisnis | 23
Pedagang
pengepul/
pembeli partai
Konsumen dalam
pembelian besar
Keterangan :
= Pelaksana Fungsi fungsi pemasaran
Pengantar Agribisnis | 24
Produsen Konsumen
Y
T
T
Y
Y
T
Y
T
Y
T
Y
T
T= tidak melakukan
Pengantar Agribisnis | 25
Pengantar Agribisnis | 26
memasarkan hasilnya. Oleh karena itu, Share margin biaya penasaran cukup kecil.
Yakni hanya biaya retribusi 5%, utuk transportasi tidak ada biaya keluar karena
petani langsung menjual dilahan dan jika ingin melakukan pengiriman akan di
tambah sesuai dengan tempat tinggal konsumen, artinya penjualan yang di
sepakati belum termasuk ongkos kirim. Biaya produksi untuk tanaman bonsai
adalah 45% biaya produksi sudah termasuk biaya perawatan dan penanguhan
resiko. Dan Share profit produsen pada saluran I adalah 45%, share profit cukup
besar karena tanaman ini merupakan tanaman tahunan. Dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Marketing Margin dan Share Margin Pada Saluran I
Uraian
Harga jual Produsen
Biaya Produksi
Biaya Transportasi
Biaya Retribusi
Biaya Pemasaran
Profit Produsen
Harga Beli Konsumen
Price Spread
Rp/Pohon
10000000
4500000
0
500000
0
5000000
10000000
Share margin
(%)
100%
45%
5%
50%
-
Untuk saluran II Share harga jual adalah 74.5% biaya produksi adalah
47.4% dan profit margin produsen adalah 47.4% . Pedagang pengcer mempunyai
profit margin sebesar 9.9%. Biaya perawatan 3.6% biaya ini meliputi pot karena
dari produsen pedagang tidak mendapatkan itu, perawatan setiap hari karna
tanaman bonsai merupakan tanaman yang lama terjualanya.
Price spread dan share margin profit pedagang pengecer tergolong cukup
besar. Harga beli konsumen konsumen pada saluran pemasaran II ini adalah
Rp12.750.000,- maka dapat diperoleh besarnya marketing margin
sebesar
Pengantar Agribisnis | 27
Uraian
Harga Jual Produsen
Biaya Produksi
Biaya Transportasi
Biaya Retribusi
Biaya Pemasaran
Profit Produsen
Harga Beli Pedagang Pengecer
Biaya Produksi
Biaya Transportasi
Biaya Retribusi
Biaya Pemasaran
Biaya Perawatan
Profit Pedagang Pengecer
Market Margin
Harga Beli Konsumen
Price Spread
Rp/Pohon
9500000
4500000
500000
4500000
9500000
500000
750000
300000
450000
1250000
3250000
12750000
Share margin
(%)
100%
47.4%
5.2%
47.4%
74.5%
4%
6%
2%
3.6%
9.9%
25.5%
-
Saluran III diketahui bahwa price spread harga jual produsen adalah
Rp9300000,- dengan share margin sebesar 77.5% biaya kransportasi disaluran
ini ditanggung pengepul . Biaya tribusinya sebesar 5.3% dan profit produsenya
adalah Rp 4300000,- dengan share margin sebesar 46,3%.
Harga jual pengepul adalah Rp 12000000,- lebih murah di bandingkan
dengan pedagang pengecer, karena sistem pengepul disini dartikan sebagai
makelar proyek, jadi tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menjual lagi
prodak yang sudah di belinya.
Pengantar Agribisnis | 28
Uraian
Harga Jual Produsen
Biaya Produksi
Biaya Transportasi
Biaya Retribusi
Biaya Pemasaran
Profit Produsen
Harga Beli Pengepul
Biaya Produksi
Biaya Transportasi
Biaya Retribusi
Biaya Pemasaran
Profit Pengepul
Market Margin
Harga Beli Konsumen
Price Spread
Rp/Pohon
9300000
4500000
500000
4300000
9300000
750000
350000
300000
13000000
2700000
1200 0000
Share margin
(%)
100%
48.4%
5.3%
46.3%
77.5%
6.2%
3%
2.5%
10.8%
22.5%
-
Dari uraian marketing margin profit produsen dan share margin dapat
dilihat atau diketahui besarnya share margin profit di setiap saluran pemasaran
yaitu :
Pada saluran I
Pada Saluran II
Dapat dilihat bahwa Share margin profit produsen paling besar yakni
saluran I, kemudian saluran II dan yang terkecil adalah saluran III. Perbedaan ini
dipengaruhi oleh faktor harga jual tanaman Bonsai itu sendiri.
Pengantar Agribisnis | 29
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah :
4. Terdapat 3 saluran pemasaran yang ada di daerah penelitian yakni Saluran I :
Produsen konsumen, Saluran II : Produsen Pedagang pengecer
konsumen. Saluran III : Produsen Pengepul/makelar konsumen.
5. Fungsi pemasaran disemua saluran pemasaran adalah sama.
6. Share margin profit terbesar adalah saluran I yakni 50% ddan yang terkecil
adalah saluran saluran III yakni 22.5%.
Saran
Beberapa saran dalam penelitian ini adalah :
1. Petani disarankan menjual Bonsai langsung kekonsumen tanpa melalui
lembaga lembaga lain, sehingga harga jual tanaman bonsai menjadi lebih
tinggi.
2. Perlu adanya inovasi, selama ini tanaman bonsai merupakan tanaman
tahunan, mungkin perlu ada beberapa inovasi agar tanaman bonsai ini bisa
menjadi tanaman yang pembudidayaannya tidakmemakan waktu yang
cukup lama.
3. Daerah penelitian merupakan daerah destinasi wisata, alangkah baiknya
jika ada kalanya dilakukan pameran atau kontes agar dapat menarik
peminat tanaman bonsai.
Pengantar Agribisnis | 30
DAFTAR PUSTAKA
-
http://majidbsz.wordpress.com/2008/06/30/pengertian-konsep-definisipemasaran/
http://kupangblog.blogspot.com/2013/03/konsep-dan-fungsi-fungsipemasaran.htm
http://dewiayu-dewiayu.blogspot.com/2012/02/pengertian-marjinpemasan.html
Pengantar Agribisnis | 31
Lampiran
Indek Responden
1
Nomor Sampel
01
Nama
Bpk. Yudi
Alamat Desa
Bumiayu
Kecamatan
Kedungkandang
Kota
Malang
Tanggal 4 Bulan 7
Tahun 1981
Pendidikan Terahir
Jenis Kelamin
Tlp / Hp
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
a.
b.
Tidak Sekolah
SD
SMP/MTs
SMA / Aliyah / STM
Sarjana
...................
Laki Laki
Perempuan
Pengantar Agribisnis | 32
10
7 Tahun
11
12
13
14
Kota Batu
15
16
9500000 15000000
17
Volume pembelian ?
5 10 per tahun
18
19
a. Didatangi
b. Mendatangi
a.
b.
c.
d.
e.
Penjemuran
Persortiran
Grading
Packaging
Lebeling
Pengantar Agribisnis | 33
20
21
12000000 20000000
22
Banyak
23
1-3
24
25
100000
26
Konsumen ahir
27
a. Ya
b. Tidak
25.5 %
Pengantar Agribisnis | 34
Indek Responden
1
Nomor Sampel
Nama
Bpk. Yono
Alamat Desa
Kecamatan
Batu
Kota
Batu
Tanggal 27 Bulan 2
Tahun 1953
h.
i.
j.
k.
l.
m.
c.
d.
Tidak Sekolah
SD
SMP/MTs
SMA / Aliyah / STM
Sarjana
...................
Laki Laki
Perempuan
Pendidikan Terahir
Jenis Kelamin
Tlp / Hp
10
11
Pekerjaan Utama
12
13
14
a. Buruh Tani
b. Pemilik Lahan dan Pengelola
c. Pemilik Modal
d. Lahan sewa dan pengelola
2500000 3000000
Pengantar Agribisnis | 35
15
34 Tahun
16
17
18
19
20
21
7 15 per tahun
22
Konsumen langsung
23
24
a. Sistem Tebas
b. Sistem Pengepul
c. Lain Lain
5000000 15000000
a. Ya
b. Tidak
a.
b.
Pengurus
Anggota
a. Milik ............................Ha
b. Sewa 450
Ha
c. Penggarap ................ Ha
d. Lain Lain
Tanaman Hias dan Bonsai
Pengantar Agribisnis | 36
Dokumentasi
Pengantar Agribisnis | 37