Anda di halaman 1dari 22

RENCANA USAHA

PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW)


BONSAI KEKAR
(Bonsai Kelapa Karakter)

DIUSULKAN OLEH

KETUA: ROBBY CAHYADI 1905031007 TEKNIK ELEKTRONIKA/FTK


AGT 1 : HELMI MAULANA HADIWINATA 1915051110 TEKNIK INFORMATIKA/FTK
AGT 2 : DINDA AGUSTIN 1717051057 EKONOMI AKUTANSI/FE
AGT 3 : HILDAWATI WULANDARI 1813021030 PEND.FISIKA/FMIPA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


SINGARAJA
2020

1
HALAMAN PENGESAHAN RENCANA USAHA

1. Judul Unit Usaha : Bonsai Kekar


2. Identitas Ketua
a. Nama Lengkap : Robby Cahyadi
b. NIM : 1905031007
c. Jurusan/Fakultas : Teknik Elektronika/FTK
d. Alamat Rumah dan No. HP : Jl. Abimanyu No:7X, Singaraja, Bali/
081339478228
3. Anggota Pelaksana
(1) Nama Lengkap : Helmi Maulana Hadiwinata
NIM : 1915051110
Jurusan/Fakultas : Teknik Informatika/FTK
(2) Nama Lengkap : Dinda Agustin
NIM : 1717051057
Jurusan/Fakultas : Ekonomi Akutansi/FE
(3) Nama Lengkap : Hildawati Wulandari
NIM : 1813021030
Jurusan/Fakultas : Pend. Fisika/FMIPA
4. Dosen Pembimbing
Nama Lengkap : Dewi Oktofa Rachmawati, S.Si.,M.Si
NIP : 19701210199501 2 001
Jurusan/Fakultas : Pendidikan Fisika/MIPA
5. Total Kebutuhan Modal Kerja
a. DIPA UNDIKSHA : Rp 3.000.000
6. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 Bulan

Singaraja, 07 Agustus 2020


Dosen Pembimbing, Ketua Pengusul PMW

Dewi Oktofa Rachmawati, S.Si.,M.Si Robby Cahyadi


NIP. 19701210199501 2 001 NIM. 1513021050

2
I. PENDAHULUAN
I.1 Analisis Situasi Usaha
Bonsai merupakan teknik untuk menkerdilkan tanaman dengan metode
tertentu. Teknik mengerdilkan tanaman berasal dari China. Pada tahun 220
Masehi orang-orang China menyebut teknik ini dengan sebutan penjing.
Selanjutnya konsep pengerdilan tanaman tersebar ke berbagai Negara sekitar.
Istilah bonsai berasal dari sebutan penzai pada era Mejia bad ke-19. Dalam
bahasa dan lafal jepang, bon atau pen berarti pot dangkal dan sai atau zai
berarti penanaman. Jika kedua kata tersebut digabung maka bonsai memiliki
arti penanaman pada pot dangkal. Tanaman yang bisa dijadikan bonsai pun
sangat beragam, seperti pohon serut, sakura, beringin, dan bahkan kelapa.
Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota tunggal dalam marga Cocos dari
suku aren-arenan atau Arecaceae. Arti kata kelapa (atau coconut, dalam
bahasa Inggris) dapat merujuk pada keseluruhan pohon kelapa, biji, atau
buah, yang secara botani adalah pohon berbuah, bukan pohon kacang-
kacangan. Istilah ini berasal dari kata Portugis dan Spanyol abad ke-16, coco
yang berarti "kepala" atau "tengkorak" setelah tiga lekukan pada tempurung
kelapa yang menyerupai fitur wajah. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir
semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan
serbaguna, terutama bagi masyarakat pesisir. Kelapa juga adalah sebutan
untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini.
Kelapa dikenal karena kegunaannya yang beragam, mulai dari makanan,
kosmetik, hingga kerajinan termasuk bonsai. Daging bagian dalam dari benih
matang membentuk bagian yang secara teratur menjadi sumber makanan bagi
banyak orang di daerah tropis dan subtropis. Kelapa berbeda dari buah-
buahan lain karena endosperma mereka mengandung sejumlah besar cairan
bening disebut "santan" dalam literatur, dan ketika belum matang, dapat
dipanen untuk diminum sebagai "air kelapa", atau juga disebut "jus kelapa".
Tumbuhan ini diperkirakan berasal dari pesisir Samudra Hindia di sisi Asia,
tetapi kini telah menyebar luas di seluruh pantai tropika dunia.
Di Indonesia, tanaman kelapa sering dikreasikan menjadi bonsai. Hal ini
dikarenakan kelapa sangat mudah di temukan di Indonesia. Jenis tanaman

1
bonsai kelapa memiliki bentuk yang cukup unik. Pohon kelapa di tanah
memiliki postur yang tinggi tegak, sedangkan batang bonsai kelapa bisa
diatur sesuai dengan keinginan pemiliknya. Teknik pembuatan bonsai kelapa
dapat dilakukan dengan cara memilih jenis bibit kelapa yang digunakan,
membersihkan sabut kelapa, membersihkan bulu halus pada batok, lalu
dipernis.
Namun, pada umumnya kreasi bonsai kelapa hanya menampilkan
keindahan bentuk batok kelapanya saja. Disini kami membuat sebuah inovasi
berupa bonsai kelapa yang dikreasikan menjadi bonsai kelapa berbentuk
karakter hewan, dll. Berikut merupakan bonsai kelapa karakter yang telah
kami buat:

Gambar 1. Bonsai Kelapa

Bonsai kekar (Bonsai Kelapa Karakter) merupakan inovasi terbaru yang


dihadirkan untuk memanjakan pencinta tanaman hias. Berbeda dengan Bonsai
kelapa pada umumnya, Bonsai kekar ini dapat dibentuk menjadi karakter
yang diinginkan untuk memberi nilai estetika yang tinggi.

Bonsai Kekar ini tentunya akan mampu bersaing dan diterima pada
persaingan pasar modern. Peningkatan kualitas produk dan keberagaman
produk yang dibarengi dengan pengemasan inovatif diyakini dapat

2
menjadikan produk ini sebagai kreativitas tanaman hias berupa bonsai kelapa.
Usaha ini sangat reliable untuk dilaksanakan sehingga layak diperjuangkan
pada seleksi Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) UNDISKHA Tahun
2020.

1.2 Profil Bidang Usaha yang Diusulkan


Jenis usaha adalah pengolahan bibit kelapa menjadi bonsai kelapa dengan
dikreasikan menjadi karakter hewan, wajah dll. Pengolahan bonsai kelapa
berasal dari bibit kelapa yang dibentuk. Bonsai kelapa yang masih jarang di
pasaran menjadi peluang untuk usaha ini berkembang. Oleh karena itu, kami
memunculkan sebuah produk tanaman hias yang bernama Bonsai Kekar
“Bonsai Kelapa Karakter”. Produk tanaman hias ini di jamin tidak kalah
bersaing dengan produk lain yang sudah ada dipasaran karena memliki daya
tarik tersendiri.
Hasil sekali produksi (tiga bulan) aneka kreasi Bonsai Kekar “Bonsai
Kelapa Karakter” akan dijual  di sekitaran Kabupaten Buleleng. Beberapa
penjual tanaman bonsai kelapa di sekitaran Kabupaten Buleleng dan
Jembrana belum dapat memberikan produk bonsai kelapa yang kreatif dan
menarik, sehingga peluang mengembangkan produk Bonsai Kekar ‘Bonsai
Kelapa Karakter’ di daerah ini masih terbuka lebar untuk produsen-produsen
tanaman hias.
Pemasaran produk kami gunakan strategi, diantaranya:
1. Mengidentifikasi segmen pasar berdasarkan demografi, tipe pelanggan atau
lokasi, yaitu dengan mengetahui target pasar.
2. Marketing campuran pemasaran dengan 4P untuk mengidentifikasikan
produk yang kami tawarkan yaitu : product, place, price, promotion
 Product : produk yang ditawarkan adalah Bonsai Kekar “Bonsai
Kelapa Karakter” yang beraneka bentuk karakter. Dengan keunggulan
: produk lebih beraneka ragam, unik, menarik, dan kreatif.
 Place : Tempat penjualan yang kami fokuskan adalah kolektor
tanaman hias, penjual tanaman, COD (Cash On Delivery).

3
 Price : Harga yang kami tawarkan sangat terjangkau oleh konsumen,
karena dengan harga tersebut konsumen dapat terbantu dalam
pengkoleksian tanaman hias yang unik.

 Promotion : Sosialisasi yang digunakan secara langsung maupun tidak


langsung (pamflet, brosur, dan internet).

            Pesaing utama adalah produsen bonsai kelapa yang sudah ada, namun
melihat peluang masyarakat terhadap pemanfaatan tanaman kelapa menjadi
bonsai kelapa karakter. Maka kesempatan ini merupakan peluang emas bagi
produsen tanaman hias berbahan dasar bibit kelapa dalam bentuk Bonsai Kekar
‘Bonsai Kelapa Karakter’.
II. ASPEK-ASPEK USAHA
II.1 Aspek Hukum
A. Legalitas Usaha
Usaha ini merupakan usaha kelompok yang terdiri dari 5 orang mahasiswa
pelaksana. Usaha ini bergerak di bidang usaha tanaman, sehingga dari segi
hukum, usaha ini termasuk usaha yang legal.
B. Perijinan
Dari segi perijinan usaha, kami merasa belum saatnya mengurus perijinan
secara resmi, sebab usaha yang dibangun merupakan usaha kecil. Jika usaha
ini berkembang menjadi lebih besar, maka pengurusan ijin akan segera
dilakukan. Untuk sementara pengurusan izin untuk membuka usaha hanya
pada kepala desa atau lurah setempat. Dan usaha ini akan mengurus segala
berkas administrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Salah satu berkas
yang akan dipenuhi adalah SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) dari pihak
terkait dan beberapa perizinan lain yang dipandang perlu.
II.2 Aspek Teknis dan Teknologi
Berikut adalah beberapa hal terkait dengan teknis dan teknologi
pelaksanaan program.
A. Lokasi Usaha
Bonsai Kekar “Bonsai Kelapa Karakter” merupakan usaha yang baru akan
dikembangkan di Kabupaten Buleleng. Pembuatan bonsai kelapa yang dibuat

4
sendiri oleh pengusul sudah berbentuk sesuai karakter yang diinginkan. Proses
pembuatan dan pemasaran produk dilaksanakan oleh para karyawan yang telah
direkrut secara proporsional. Promosi dilaksanakan secara online dan offline.
Secara online, produk ini ditawarkan melalui media pemasaran sosial seperti
facebook Bonsai Kekar (Bonsai Kelapa Karakter) dan jejaring sosial lainnya.
Melalui kegiatan promosi online informasi produk akan sampai ke calon
pelanggan dalam hitungan detik sehingga akan mempercepat transaksi jual beli.
Sementara itu, promosi offline dilaksanakan melalui pembuatan brosur, katalog
produk, pamflet, ex-banner, dan word of mouth.
Pemasaran merupakan bagian yang penting dalam melaksanakan suatu
usaha. Pada kegiatan ini pemasaran merupakan bagian penting dalam suatu
usaha. Pada kegiatan ini, pemasaran dilakukan baik secara online maupun secara
offline, layaknya promosi produk. Secara online pemasaran dilakukan via e-
mail. Secara umum, dalam kegiatan usaha ini diperhatikan beberapa
pertimbangan, yaitu product, place, promotion, dan price. Product, merupakan
bagian penting dalam usaha pemasaran. Produk yang dipasarkan ini telah
memenuhi beberapa kriteria konsumen, yaitu: penampilan, kualitas, kuantitas,
serta harganya yang terjangkau. Place, tempat produksi yang dipilih cukup
strategis mengingat dalam proses produksinya memerlukan tempat yang cukup
luas, mendapat penyinaran yang maksimal, mudah dijangkau, dan accessible.
Tempat pemasaran pun telah dipertimbangkan berdasarkan hasil survei pasar.
Promotion, kegiatan promosi telah dilaksanakan secara terencana sesuai uraian
sebelumnya. Price, harga produk telah dipertimbangkan berdasarkan daya
jangkau masyarakat serta harga produk sejenis di pasaran.

B. Mesin/Peralatan/Teknologi

Berikut adalah daftar peralatan yang diperlukan dalam usaha ini pada
Tabel 1.
Tabel 1
Alat dan Bahan yang Diperlukan dalam Usaha Bonsai Kekar “Mochi Kelapa
Karakter”

5
No Nama Barang Jumlah Kegunaan
1 Pot 1 buah Sebagai tempat bonsai yang sudah
jadi.
2 Pisau 1 buah Sebagai alat untuk memahat sabut
kelapa.
3 Tanah secukupnya Sebagai media tanam bonsai
4 Air secukupnya Sebagai media menumbuhkan tunas
kelapa.
5 Timba kecil 1 buah Sebagai wadah untuk
menumbuhkan tunas kelapa
6 Lem G 1 buah Sebagai bahan untuk menempel
7 Pernis 1 botol Sebagai bahan untuk memperindah
bonsai yang sudah jadi
8 Batu Hias secukupnya Sebagai media untuk mempercantik
pot
9 Pupuk secukupnya Sebagai media tanam bonsai

C. Proses Produksi
Dalam proses produksi, usaha kami akan berkerja sama dengan
beberapa petani kelapa di provinsi Bali serta bekerja sama dengan pedagang
tanaman yang ada di Kabupaten Buleleng. Proses selanjutnya adalah mengolah
bibit kelapa yang sudah tua menjadi bonsai kelapa karakter. Adapun proses
produksi secara lebih lengkap adalah sebagai berikut :
1. Bekerja sama dengan beberapa pedagang tanaman dan bonsai di
Provinsi Bali.
2. Bekerja sama dengan petani bibit kelapa di Provinsi Bali
3. Memilih jenis bibit unggul yang bisa digunakan sebagai bonsai
4. Menumbuhkan tunas kelapa dengan cara di letakkan ditempat yang
berisi air untuk menjaga kelembaban
5. Membuat sketsa gambar pada sabut kelapa
6. Mengukir sabut kelapa sesuai sketsa yang telah dibuat
7. Menumbuhkan akar bonsai kelapa selama 2 bulan
8. Meletakkan bonsai di pot yang telah disiapkan
9. Memberi bebatuan untuk menambah nilai estetika Bonsai Kekar

D. Kapasitas

6
Berdasarkan kebutuhan pasar yang sudah kami analisis sebelumnya yaitu
konsumen yang kami tekankan adalah masyarakat umum, pencinta bonsai,
mahasiswa, dosen dan pegawai di UNDIKSHA. Sebagai permulaan, jumlah
produksis hanya 4-6 bonsai kekar perhari. Sehingga dalam sebulan kami dapat
memproduksi bonsai kekar sebanyak ± 150-180 bonsai kekar.

E. Strategi Usaha

Beberapa strategi usaha yang dilakukan untuk mengembangkan usaha


ini adalah sebagai berikut.
1. Telah menjalin join-partner dengan rekanan suplyer bibit kelapa di
Provinsi Bali.
2. Menjalin kerjasama aktif dengan aktivis kampus sebagai upaya
pendekatan aktif proses branding produk.
3. Memiliki marketing plan yang jelas sebagai strategi optimalisasi
proses promosi dan distribusi.
4. Menyebarkan brosur produk pada beberapa tempat strategis di wilayah
kampus, Kota Singaraja, dan daerah lainnya yang dipandang perlu.
5. Teknik promosi yang diterapkan adalah melalui word of mouth (dari
mulut ke mulut), online (bbm, facebook, twitter, dan blogspot).
6. Melayani delivery order (antar) dan made to order (pesanan).
7. Membangun jaringan usaha pada tempat-tempat strategis terkait
perkembangan dalam perjalanan usaha.
Beberapa strategi usaha akan dilakukan untuk mengembangkan usaha
ini adalah :
1. Pada awal bulan kita tidak mengambil banyak keuntungan; ini
merupakan cara kami agar terjangkau oleh semua kalangan, apabila
pembeli puas dengan kualitas produk dan harga yang terjangkau maka
pembeli akan menginformasikan kepada kerabat dan teman-temannya
sehingga usaha kami banyak yang meminati. Sehingga pada awal
usaha, kami akan memberikan potongan harga apabila membeli dalam
jumlah banyak.
2. Hadir dalam setiap kegiatan mahasiswa yang mendatangkan peserta
dari dalam maupun luar UNDIKSHA.

7
3. Menjaga kualitas dan pelayanan kami sehingga pembeli akan selalu
memilih tempat kami untuk membeli makanan yang sehat, higienis,
dan bergizi.
4. Melakukan promosi kepada teman-teman mahasiswa dengan harapan
mereka akan melanjutkan informasi tersebut kepada adik kelas,
keluarga serta kerabat mereka utamanya yang datang ke UNDIKSHA.
5. Penggunaan media-media promosi seperti banner, stiker atau pamflet
yang ditempel di tempat-tempat pemasaran yang strategis.
6. Membuat disign logo dan media promosi yang unik serta menarik
untuk menarik konsumen

F. Analisis Lingkungan
1. Kekuatan
 Usaha Bonsai Kekar “Bonsai Kelapa Karakter” ini merupakan usaha
pertama di Kabupaten Buleleng.
 Harga yang kami tawarkan cukup terjangkau bagi semua kalangan,
Mahasiswa dan Masyarakat lainnya.
 Lokasi yang kami rencanakan sebagai tempat usaha sangat strategis,
yakni tempatnya berada di perumahan fajar utama No 14, Baktiseraga,
Singaraja.
 Unik dan memilik manfaat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.
 Pengurus dari usaha ini merupakan mahasiswa yang memiliki
kemampuan pemasaran yang dapat diandalkan, khususnya kepada
rekan-rekannya (mahasiswa) dan juga masyarakat pada umumnya.
Selain itu pemasaran lainnya juga dilakukan dengan mengandalkan
jejaring sosial baik berupa blog, facebook, line, instagram, dan jejaring
sosial lainnya.
 Pengurus dari anggota berasal dari aktivis sehingga memiliki banyak
jaringan, teman dan informasi terkait kegiatan yang mendatangkan
warga dari dalam maupun luar UNDIKSHA.
2. Kelemahan
 Di Singaraja sudah ada beberapa pedagang tanaman hias sehingga para
pembeli tidak bisa fokus membeli produk yang kami tawarkan.

8
 Sistem Manajemen pada usaha ini masih dilakukan dengan cara yang
sangat sederhana. Hal ini memberikan peluang adanya permasalahan di
kemudian hari terkait dengan bentuk usaha, izin usaha, perpajakan, hak
waris, dan lain-lain.
 Usaha ini tergolong usaha rintisan yang belum pernah ada di Singaraja
karena lebih menonjolkan kualitas serta manfaat konsumen setelah
mengkonsumsi produk yang kami tawarkan.
3. Peluang
 Pasar yang sangat luas meliputi semua kalangan terutama kalangan
mahasiswa serta masyarakat luas dari semua kalangan.
 Nilai estetika yang ada pada produk akan menjadikan produk yang kami
tawarkan memiliki kelebihan dibandingkan produk makanan sejenis
lainnya.
 Hampir setiap bulan ada kegiatan yang diadakan di lingkungan
Undiksha baik intern maupun eksteren yang mengundang warga dari
dalam maupun luar untuk datang ke UNDIKSHA.
4. Ancaman
 Di Kabupaten Buleleng sudah terdapat usaha yang bergerak dibidang
yang sama.
 Munculnya kompetitor (pesaing). Prospek usaha yang cukup baik,
tentunya akan mengundang pihak lain untuk melakukan usaha yang
sama dan dengan strategi usaha yang sama pula dengan modal yang
jauh lebih besar.
2.3 Aspek Pemasaran
A. Jenis Produk yang Ditawarkan
Produk yang ditawarkan dalam usaha ini adalah berupa tanaman hias yang
dibuat dengan karakter hewan atau wajah dengan menggunakan bibit
kelapa. Bonsai kelapa ini terdiri dari beberapa variasi bentuk dan jenis bibit
kelapa yang diinginkan konsumen.

9
Gambar 2. Bonsai Kekar (Bonsai Kelapa Karakter)
F. Kegunaan Produk
Secara umum, bonsai kelapa merupakan tanaman hias berupa bonsai yang
terbuat dari kelapa. Jenis kelapa yang biasa digunakan untuk membuat bonsai
kelapa yaitu kelapa gading merah, kelapa gading susu, dan kelapa albino. Bonsai
Kelapa ini dapat dibentuk menjadi berbagai bentuk karakter hewan maupun wajah
yang mampu meningkatkan nilai estetika bonsai kelapa tersebut. Estetika yang
tinggi dapat meningkatkan kepuasan tersendiri bagi penikmat bonsai. Bonsai
kelapa dengan karakter yang berbagai macam tersebut dapat dibukana sebagai
penghias ruangan, kantor, sekolah maupun rumah. Bonsai kelapa karakter ini
dijual dengan harga terjangkau serta dapat dinikmati oleh semua kalangan.

B. Target Konsumen
Konsumen yang menjadi sasaran utama dari usaha ini adalah masyarakat
Kabupaten Buleleng dan kalangan pelajar (mahasiswa), dosen serta masyarakat
luas yang datang ke UNDIKSHA dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Masyarakat Kabupaten Buleleng, setiap hari masyarakat hilir mudik di
Baktiseraga dari pukul 07.00 wita hingga sore bahkan malam hari. Ketika
konsumen yang merupakan pengendara maupun masyarakat sekitar
membutuhkan tanaman hias, kami siap melayaninya dan akan kami
selipkan kata-kata promosi pada setiap pembeli produk yang kami
tawarkan
2. Mahasiswa KKN, PPL Real, Guru PLPG, Wisudawan. Ketika
mengadakan pembekalan KKN, PPL Real, pelaksanaan PLPG, serta

10
pelaksanaan wisudawan, akan berkumpulnya calon konsumen dalam
kapasistas banyak. Kami akan menawarkan produk puding sedot di
tempat-tempat berkumpulnya calon konsumen dalam kapasitas besar.
Ketika konsumen igin mempercantik ruangan atau halaman dengan
tanamna hias berupa bonsai kelapa kami siap melayaninya dan akan kami
selipkan kata-kata promosi pada setiap pembeli produk yang kami
tawarkan.
3. Masyarakat (peserta kegiatan yang meliputi Siswa SD, SMP, SMA,
Mahasiswa luar, orang tua siswa, orang tua mahasiswa, keluarga siswa dan
mahasiswa).
D. Logo Produk
Logo pemasaran produk kami ini berfungsi sebagai identitas brand dan
juga digunakan untuk menyampaikan informasi brand kepada public,
mempengaruhi public terhadap brand, serta merubah perilaku public untuk
mewujudkan tujuan brand.

Gambar 2. Logo Bonsai Kekar19


E. Wilayah Pemasaran
Wilayah pemasaran kami adalah sekitaran Kabupaten Buleleng, pedagan
tanaman hias serta menyasar kegiatan-kegiatan yang diadakan maupun yang di
ikuti oleh civitas di UNDIKSHA.

F. Peta Persaingan
Peta persaingan usaha ini tidaklah ketat dan rumit, mengingat usaha
seperti ini tidak ada di Kabupaten Buleleng. Begitu pula dengan penjualannya,
yang ada saat ini hanyalah bonsai yang sudah di produksi secara masal dan bisa
didapatkan dimana-mana. Dengan demikian usaha ini dipastikan memiliki

11
prospek dan masa depan yang cerah. Selain itu tidak sedikit pengusaha
minuman hingga bisa membuka gerai baru di beberapa tempat lain karena
potensialnya pangsa pasar.

G. Potensi Pemasaran
Potensi pemasaran sangat tinggi karena peta persaingan usaha ini tidaklah
ketat dan rumit, mengingat usaha seperti ini tidak ada di wilayah ini dan begitu
juga jumlah konsumen akan bonsai kelapa yang tidak diragukan lagi. Dengan
demikian usaha ini akan memungkinkan memiliki prospek dan masa depan
yang cerah.

H. Rencana jumlah dan Harga Produk


Berdasarkan kebutuhan dan keadaan pasar, diawal usaha kami
menargetkan mampu memasarkan 49 produk perbulan. (1) Bonsai kekar jenis
kelapa gading seharga Rp 150.000. (2) Bonsai kekar jenis kelapa kuning
seharga Rp 120.000. (3) Bonsai kekar jenis albino seharga Rp 600.000.

2.4 Aspek Manajemen


A. Bentuk Usaha
Bentuk usaha yang direncanakan adalah berbentuk firma usaha, sebuah
bentuk persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih
dengan memakai nama bersama sehingga yang akan mengatur arus kas kluar
masuk dari usaha ini adalah semua anggota.

B. Struktur Organisasi
DOSEN
Organisasi usaha ini terdiri PEMBIMBING
dari beberapa pihak, yaitu dosen pembimbing,
mahasiswa pengusul, tenaga kerja, dan mitra pemasaran. Berikut adalah
struktur organisasi dari usaha ini.
Manajer
umum

Manajer Manajemer Manajer


Pemasaran Produksi Keuangan

12

Karyawan
&
s

Gambar 3.
Struktur Organisasi Usaha “BONSAI KEKAR”

1. Dosen Pembimbing : Dewi Oktofa Rachmawati, S.Si.,M.Si


2. Manajer Umum : Robby Cahyadi
3. Manajer Produksi : Helmi Maulana Hadiwinata
4. Manajer Pemasaran : Hildawati Wulandari
5. Manajer Keuangan : Dinda Agustin
6. Karyawan : Masyarakat
7. Partnerships : Kelompok Usaha Bibit Kelapa serta pemasaran di
setiap Kabupaten di Bali.
Berikut pemaparan tugas masing-masing pihak di atas.
Tabel 2. Tugas Anggota “Bonsai Kekar (Bonsai Kelapa Karakter)”
Jabatan Tugas
Dosen Pembimbing (1) Mengevaluasi pelaksanaan program. (2) memberikan
solusi jika terjadi permasalahan.
Manajer Umum (1) Pemimpin dan penanggungjawab usaha. (2)
Mengawasi pelaksanaan produksi dan pemasaran.
Manajer Produksi Bertanggungjawab terhadap pembuatan Bonsai
Manajer Pemasaran Bertanggungjawab terhadap distribusi produk.
Manajer Keuangan Bertanggungjawab sebagai bendahara. Menganalisis
untung-rugi usaha.
Karyawan Sebagai tenaga kerja dalam proses pembuatan dan
penjualan.

13
Partnerships 1. Pedagang bibit kelapa, sebagai bahan dasar bonsai
kelapa.

C. Tenaga Kerja
Tenaga kerja dari usaha ini adalah semua anggota dari “Bonsai Kekar”.
Dalam proses pemesanan dan pengambilan produk, akan dilakukan bersama-sama
dan pemasarannyapun dilakukan bersama-sama. Tidak menutup kemungkinan
untuk menyerap tenaga kerja nantinya seiring keberhasilan usaha dan peningkatan
kapasitas produksi.

1.5 Aspek Keuangan dan Ekonomi


Aspek keuangan usaha didasarkan pada beberapa analisis yang meliputi:
perkiraan pendapatan, perkiraan biaya, kebutuhan dana, dan alternatif sumber
dana. Sementara itu, aspek ekonomi usaha didasarkan pada beberapa analisis yang
meliputi: benefit cost of ratio (B/C), pay back period (PBP), return of investment
(ROI), break event point (BEP), dan analisis kontribusi margin.

2.5.1 Aspek Keuangan


Aspek keuangan usaha didasarkan pada beberapa analisis yang meliputi:
perkiraan pendapatan, perkiraan biaya, kebutuhan dana, dan alternatif sumber
dana.
A. Perkiraan Pendapatan
Tabel 2
Analisis Perkiraan Pendapatan per Bulan
Total
Jenis Produk Satuan Produksi Harga Satuan
Pendapatan
Bonsai Kekar 20 Rp 150.000 Rp 3.000.000
jenis kelapa
gading merah
Bonsai Kekar 25 Rp 120.000 Rp 3.000.000
jenis kelapa
kuning
Bonsai Kekar 4 Rp 600.000 Rp 2.400.000
jenis kelapa
albino

14
Total Pengeluaran per Bulan [BV+BT+(BI/5)] Rp 3.127.000
Total Pendapatan per Bulan Rp 8.400.000
Total Laba (kotor) per Bulan Rp 5.473.000

B. Perkiraan Biaya
1. Biaya Investasi
Jenis
Satuan Harga Satuan Total Harga
Pengeluaran
Pisau 6 buah Rp 4.000 Rp 24.000
Timba kecil 20 buah Rp 3.500 Rp 70.000
Pot 40 buah Rp 20.000 Rp 800.000
Alat penyemprot 2 buah Rp 15.000 Rp 30.000
Total Biaya Investasi Rp 924.000

2. Biaya Produksi Alokasi 1 Bulan (1 Kali Produksi)


a) Biaya Variabel
Jenis
Satuan Harga Satuan Total Harga
Pengeluaran
Bibit kelapa 20 Rp 35.000 Rp 700.000
gading merah
Bibit kelapa 25 Rp 15.000 Rp 375.000
kuning
Bibit kelapa 4 Rp 350.000 Rp 1.400.000
albino
Tanah 2 karung Rp 25.000 Rp 50.000
Pupuk 1 kg Rp 35.000 Rp 35.000
Insektisida 1 botol Rp 16.000 Rp 16.000
Total Biaya Variabel Rp 2.576.000

b) Biaya Tetap
Jenis
Satuan Harga Satuan Total Harga
Pengeluaran
Biaya pembelian 1 buah Rp 60.000 Rp 60.000
spanduk
Pulsa kuota 1 Rp/bulan Rp 100.000
Biaya promosi 1 Rp/bulan Rp 50.000
Biaya tranportasi 1 Rp/bulan Rp 150.000
Nota 1 buah Rp 7.000 Rp 7.000
Total Biaya Tetap Rp 367.000

15
C. Kebutuhan Dana
Analisis keuangan menunjukkan bahwa jumlah dana yang dibutuhkan
untuk memulai usaha ini adalah biaya investasi + biaya produksi: Rp
1.640.000 + Rp 2.660.000+ Rp 380.000= Rp 4.680.000

D. Alternatif Sumber Dana


Sumber dana usaha ini berasal dari pribadi dan DIPA UNDIKSHA.
Jumlah dana yang berasal dari DIPA UNDIKSHA adalah Rp 3.000.000

2.5.2 Aspek Ekonomi


Aspek ekonomi usaha ini didasarkan pada beberapa analisis yang meliputi:
benefit cost of ratio (B/C), pay back period (PBP), return of investment (ROI),
break event point (BEP), dan analisis kontribusi margin. Berikut paparan untuk
masing-masing jenis analisis tersebut.
a. Benefit Cost of Ratio (B/C)
Analisis ini akan memberikan informasi tentang perbandingan antara total
penerimaan dengan biaya produksi yang dikeluarkan selama periode tertentu.
Pada usaha ini, analisis B/C didasarkan pada periode produksi dan pemasaran
dalam waktu satu bulan. Secara matematis, B/C dapat dihitung dengan rumus
berikut.

B/C 
 pendapa tan  8.600.000  2,75
 pengeluaran 3.127.000
Setiap pengeluaran dana sebesar Rp. 1 akan memperoleh pendapatan sebesar
Rp. 2,75 , sehingga usaha ini dinilai cukup efisien.
b. Pay Back Period (PBP)
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui estimasi jangka waktu pengembalian
investasi dan modal usaha. Nilai PBP dapat ditunjukkan dengan rumus berikut.

PBP 
 investasi  924.000
 0,16
laba / bulan 5.473.000
Nilai PBP menunjukkan skala 0,16 yang berarti biaya investasi akan dapat
kembali setelah lama produksi kurang lebih 0,16 bulan.
c. Return of Investment (ROI)

16
Analisis ini dapat memberikan gambaran tentang persentase keuntungan yang
diperoleh dari penggunaan sejumlah modal usaha yang efektif selama periode
usaha tertentu. Nilai ini dapat diketahui dengan menggunakan rumus berikut.

ROI 
 laba  100% 
5.473.000
 100%  175%
B Pr oduksi 3.127.000
Dari Rp 3.127.000 rata-rata dana yang dikeluarkan untuk proses produksi
jangka waktu 1 bulan, maka akan diperoleh keuntungan sebesar 175% untuk
penggunaan modal usaha yang cukup efektif.
d. Break Event Point (BEP)
Analis BEP atau titik imbas merupakan suatu analisis yang digunakan untuk
mengetahui hubungan antara beberapa variabel dalam proses produksi dengan
pendapatan yang diterima perusahaan/pelaksana program PMW. Secara
matematis, BEP dapat ditentukan dengan rumus berikut.
BTetap 367.000 367.000
BEP     Rp516.901,4
 BV   2.576.000  0,71
1   1- 
 hasil , penjualan   8.600.000 

Hasil analisis ini menunjukkan bahwa keuntungan minimal yang harus dicapai
dalam 1 kali produksi untuk periode 1 bulan adalah sebesar Rp.516.901,4

e. Analisis Kontribusi Margin


Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan keuntungan maksimum atau
kerugian minimum dari pelaksanaan usaha. Rasio kontribusi margin dapat
dirumuskan sebagai berikut.
 BV   2.576.000 
RKM  1     1 -  8.600.00   0,7
 hasil , penjualan   

Sementara itu, jumlah penjualan minimal dari keuntungan yang telah


ditetapkan adalah sebagai berikut.
BTetap  laba 367.000 5.473..000 5.840.000
MP     Rp8.342.857,14
 BV   2.576.000 0,7
1   1- 
 hasil, penjualan  8.600.000

17
Nilai MP menunjukkan bahwa total pendapatan minimal yang harus dicapai
adalah Rp 8.342.857,14 Hasil analisis keuangan menunjukkan bahwa total
pendapatan yang diperoleh adalah Rp 8.342.857,14, sehingga asumsi atas
kelayakan usaha ini dapat diterima.

III. PENUTUP
Hasil analisis SWOT, analisis keuangan, dan analisis ekonomi
menunjukkan bahwa usaha “Bonsai Kekar (Bonsai Kelapa Karakter) berbahan
dasar bibit kelapa, varian jenis dan karakterii ini sangat layak untuk dilakukan.
Usaha yang terbilang masih sangat baru, dengan tingkat konsumen yang tinggi,
menyebabkan peluang kesuksesan usaha ini sangat tinggi. Melalui usaha ini,
diharapkan diperoleh pengetahuan, pengalaman, dan laba sesuai dengan rencana.

18
LAMPIRAN 1. BIODATA PENGUSUL

1. Ketua Pengusul
Nama Lengkap : Robby Cahyadi
NIM/Semester : 1905031007/III
Tempat, Tanggal Lahir : Negara, 03 Mei 2001
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jurusan/Fakultas : Teknik Elektronika/FTK
Waktu untuk kegiatan PMW : 8 jam/minggu

Yang tersebut di atas,

Robby Cahyadi
NIM. 1905031007

2. Anggota 1
Nama Lengkap : Helmi Maulana Hadiwinata
NIM/Semester : 1915051110/III
Tempat, Tanggal Lahir : Negara, 03 Juni 2001
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jurusan/Fakultas : Teknik Informatika/FTK
Waktu untuk kegiatan PMW : 8 jam/minggu

Yang tersebut di atas,

Helmi Maulana Hadiwinata


NIM. 1915051110

3. Anggota 2
Nama Lengkap : Dinda Agustin
NIM/Semester : 1717051057/VII

19
Tempat, Tanggal Lahir : Negara, 02 Agustus 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Jurusan/Fakultas : Ekonomi Akutansi/ FE
Waktu untuk kegiatan PMW : 8 jam/minggu
Yang tersebut di atas,

Dinda Agustin
NIM. 1717051057

4. Anggota 3
Nama Lengkap : Hildawati Wulandari
NIM/Semester : 1813021030/V
Tempat, Tanggal Lahir : Banyuwangi, 23 Agustus 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Jurusan/Fakultas : Pendidikan Fisika/FMIPA
Waktu untuk kegiatan PMW : 8 jam/minggu

Yang tersebut di atas,

Hildawati Wulandari
NIM. 1813021030

20

Anda mungkin juga menyukai