Anda di halaman 1dari 14

Kata Pengantar

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rakhmatnya lah
makalah yang berisikan Pengadaan Penanaman Tanaman Bonsai ini dapat terselesaikan dengan
baik dan tepat pada waktunya

Penulis juga mengucapkan Terimakasih pada Bapak Budi Arianto yang telah membimbing
penulis dan teman teman yang telah memberikan saran dalam penyusunan makalah ini.

Dalam penyusunan Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini belum sempurna, oleh
karena itu, penulis sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, demi
kesempurnaan laporan ini dan laporan-laporan berikutnya.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Pekanbaru, Januari 2015

I.

Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Rumusan Masalah

II.

Pembahasan. Bonsai

Kriteria Tanaman yang Bisa Dibonsai


Teknik Budidaya Tanaman Bonsai
Pembuatan Bibit Tanaman Bonsai
Pemilihan Media Tanam Bonsai
Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Bonsai
Penentuan Gaya Tanaman Bonsai
Tahap Pembentukan Bonsai
Penyempurnaan bentuk Bonsai
Pembahasan Analisis Ekonomi Pemasaran Bonsai
Hama Bonsai

III.

Pendahuluan.

Penutup

Kesimpulan
Saran

IV.

Daftar Pustaka.

Pembibitan Tanaman Bonsai


I. Pendahuluan
Biologi adalah ilmu tentang kehidupan. Istilah biologi diambil dari bahasa Yunani, yaitu bios
yang berarti kehidupan, dan logos yang berarti ilmu.
Biologi mempegaruhi kehidupan kita sehari-hari, mulai dari hubungan kita dengan lingkungan,
makanan yang kita komsumsi, hingga penyakit yang dapat menyerang kita.
Dengan memahami biologi kita dapat :
v
v
v
v

Memahami diri kita dan kehidupan di sekitar kita,


Meningkatkan kualitas hidup, seperti kebutuhan sandang, pangan, dan papan, mencegah
penyakit, dan mengembangkan cara baru memanfaatkan organisme lain,
Meningkatkan pengaruh positif terhadap lingkungan, seperti melestarikan habitat alami dan
spesies langka, serta mengurangi pengaruh pencemaran lingkungan.
Meningkatkan pengaruh positif terhadap lingkungan, seperti melestarikan habitat alami dan
spesies langka, serta mengurangi pengaruh pencemaran lingkungan.

Latar Belakang
v

Bonsai adalah tanaman kerdil yang bentuknya menyerupai tanaman di alam bebas yang di
tanam di pot yang beraneka ragam bentuknya dan warnanya atau sering juga disebut tanaman
hias. Pertama kalinya tanaman bonsai ini dikembangkan di Tiongkok pada abad ke XI, kemudian
pada abad ke XV seni tanaman bonsai masuk ke Jepang, hingga seni tanaman kerdil ini disebut
bonsai.
Bonsai merupakan tanaman atau pohon yang dikerdilkan di dalam pot dangkal dengan tujuan
membuat tanaman miniatur dari bentuk asli pohonnya yang terdapat di alam bebas. Dalam
bahasa Jepang, bonsaiberasal dari kata bon yang berarti pot dan sai yang berarti tanaman.
Dengan demikian bonsai bisa diartikan sebagai tanaman yang dikerdilkan dan ditanam di pot.
Namun jika ada tanaman atau pohon yang ditanam di pot, tetapi tidak memiliki kriteria bonsai
tidak bisa disebut dengan bonsai.

Setiap jenis tanaman memiliki batasan kerdil yang berbeda. Bisa saja tanaman yang tingginya
1 meter dikategorikan kerdil, dan yang tingginya hanya 0,5 meter tidak masuk dalam kategori
kerdil. Jadi , kerdil dalam seni bonsai adalah tanaman yang memiliki penampilan lebih mungil dari
pada tanaman aslinya. Karenanya, tanaman herba atau semak meskipun tingginya kurang dari 1
meter tidak bisa dikategorikan kerdil. Pasalnya di habitat aslinya memang tingginya hanya sekitar
1 meter.

Budidaya tanaman bonsai dapat melambangkan kesabaran dan tingginya tingkat kreativitas si
pemilik, budidaya bonsai membutuhkan kreativitas, kesabaran, ketekunan dan kecintaan
pembuatannya terhadap tanaman sebagai landasan utama dalam pembuatan dan perawatan bonsai.
Bertanam bonsai dapat menciptakan kepuasan tersendiri saat mereka berhasil menciptakan bentuk
yang unik pada bonsai kebanggaan mereka dan banyak menjadikannya sebagai salah satu koleksi
untuk menghias rumah.
Namun dewasa ini masih sedikit orang yang bisa membudidayakan tanaman ini. Hal ini
dikarenakan kurangnya pengetahuan yang mereka miliki tetang teknik dan cara dalam
membudidayakan tanaman bonsai tersebut. Padahal jika mereka mau belajar, mereka dapat
menkreasikan bentuk tanaman bonsai sesuai keinginan mereka, sehingga dapat memberikan
kepuasan tersendiri bagi pemiliknya. Karena masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang
bagaimana cara membudidayakan tanaman bonsai, dan begitu banyak mannfaat yang di dapat dari
pembudidayaan tanaman bonsai tersebut, maka untuk itu pada artikel ini perlu dibahas mengenai
teknik pembudidayaan tanaman bonsai.

Tujuan Penelitian
v Tujuan dalam penyusunan karya ilmiah ini adalah :
1.Mengetahui bagian bagian tanaman yang dapat dibentuk menjadi bonsai.
2. Mengetahui tanaman bibit bonsai.
3. Mengetahui tanaman bakal bonsai dan bagaimana cara menanamnya.
4. Mengetahui bagaimana cara membuat tanaman bonsai.
5. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan

6. mengetahui analisis ekonomi pemasaran bonsai

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat penulis angkat dari latar belakang di atas adalah:
v
v
v

Bagaimanakah kriteria tanaman yang dibuat menjadi tanaman bonsai?


Bagaimanakah teknik budidaya tanaman bonsai yang tepat sehingga mampu dibuat menjadi
tanaman miniatur dari bentuk pohon aslinya?
Bagamana analisis ekonomi pemasaran bonsai?

II. Pembahasan Bonsai

B. Bibit Bonsai
Bibit untuk bonsai atau bakal bonsai dapat diperoleh dari:
- Biji yang khusus disemaikan atau dari semai yang ada di alam bebas
- Setekan atau cangkokan, yang pembuatannya memerlukan sedikit keterampilan
- Okulasi
- Bongkah-bongkah tanaman yang masih bertunas dan masih nampak bertahan untuk hidup
1. Semai Bakal Bonsai
Untuk mendapatkan bibit melalui penyemaian sendiri, akan memakan waktu cukup lama. Menyemaikan
biji hingga dapat di tanam dalam pot banyak liku-likunya, sehingga dapat menghabiskan semangat untuk
memulai mengayunkan langkah membentuk bonsai.
2. Setek, Cangkok Dan Okulasi
Menyetek, mencangkok dan membuat okulasi merupakan seni tersendiri. Menyetek dan mencangkok
dapat menghasilkan tanaman baru dalam jangka waktu yang relatif singkat (1-2 bulan). Sedangkan
membuat okulasi bisa membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun.
a. Menyetek
Sebelum mempraktekan teknis menyetek tanaman, perlu disadari bahwa setiap jenis tanaman dapat
dengan mudah disetek.
Dikenal 3 jenis setek, yaitu:
- Setek lunak dan setengah lunak
- Setek keras
- Setek daun
b. Cangkok
Untuk mencangkok, dipilihlah dahan minimal sebesar pensil atau ibu jari, dan kulitnya mudah dikelupas
(tidak lengket).
Teknik mencangkok
- Kupas kulit dahan selebar 3-5 cm
- Buang lendirnya dengan mengerok atau melap dengan kain yang kering
- Biarkan 3-4 hari
- Kemudian tutup lukanya dengan mos yang dibasahi atau campuran antara tanah dan remah dengan
kompos yang tua dengan perbandingan 1:1
- Balut mos atau tanah dengan lembaran plastik, dan ikat baik-baik di bagian atas dan bawah
- Dengan jarum lembaran plastik dilubangi agar sirkulasi udara dapat berlangsung.
c. Okulasi
Bibit ekolusi terdiri dari 2 (dua) bagian ialah :
- Batang bawah (onderstam)
- Batang atas (entrijs)

Langkah-langkah dalam perokulasian:


- Batang pokok bersihkan 15 cm di atas tanah
- Sayat kulit 10 cm dari atas tanah selebar 8 mm, dengan membikin keratan di bagian atas dan kanan kiri
menurun 4 cm panjang
- Tarik kulit ke bawah, sehingga merupakan lidah, kemudian potong separuhnya
- Sayat mata dari dahan entrijs, dengan kayunya sedikit dari bawah ke atas, panjang 4 cm di atas mata
yang merata, sehingga pas betul menempel pada keratan pohon pokok
- Angket kayu perlahan-lahan tanpa merusak matanya
- Kulit yang bermata, masukkan antara kayu dan kulit lidah batang pokok, yang telah dibuka, dan
tempelkan kembali, usahakan matanya tidak tertutup
- Balut dengan tali raffia yang erat
C. Bakal Bonsai Dan Cara Menanamnya
Prinsip-prinsip menanam bonsai ini ialah:
- Pot dibikin dari tanah bakar, porselin atau plastic
- Air di dalam pot yang berlebih harus dapat mengalir keluar dengan sendirinya
- Jenis tanahnya adalah tanah yang tidak mudah padat atau plastik (liat/lengket)
- Tanah di dalam pot harus yang cerul, sehingga banyak mengandung udara bersih
- Daya serap tanahnya terhadap air baik, sehingga dapat mempertahankan kelembapannya.
1. Pot dan isinya
Pada umumnya untuk tanaman yang berdaun lebar (Beringin, getahperca, sawo, dan sebagainya) adalah:
50 % tanah liat sedang
20 % pasir dan
30 % kompos
2. Mengisi Pot
Mengisi pot untuk tanaman bonsai merupakan duplikasi dari keadaan yang sebenarnya di alam bebas.
Lapisan paling atasnya atau topsil, tebalnya tidak lebih dari 35 cm bersifat cerul, penuh dengan humus,
dan subur.
Lapisan kedua masih lunak, masih dapat menyalurkan air ke bawah menjadi air tanah. Lapisan ketiga bisa
berbentuk lapisan tanah yang banyak batu-batuan berukuran beraneka ragam dan akhirnya lapisan paling
bawah adalah lapisan induk batu yang kedap air.
Kesuburan dan tinggi rendahnya pertumbuhan tanaman tahunan tergantung pada tebal tipisnya lapisan
kedua dan ketiga. Bila lapisan kedua dan ketiga bercadas, pertumbuhan akar tunggangnya terhalang.
Tanah yang tidak dalam dan bercadas dalam musim kemarau banyak mengalami kekurangan air.
Akibatnya ialah tanaman tahun yang tumbuh di atasnya tidak akan normal, alias pendek.
3. Pengamanan Isi Pot
Batu kerikil, pasir dan tanah bisa mengandung serangga tanah yang membahayakan tanaman bonsai,
terutama cacing dan nematoda. Cacing tanah atau cacing hujan walaupun tidak akan merusak akar namun
tetap saja dapat merisaukan. Selain serangga, jenis-jenis penyakit yang dapat mengakibatkan pembusukan
pun bisa berada di dalam tanah maupun pasir. Biji-biji rerumputan dan sebaginya terdapat pula di pasir.
4. Cara Menanam Bonsai
Bakal bonsai dapat diperoleh melalui beberapa cara ialah:
- Membibitkan sendiri melalui penyemaian
- Membeli dari penjual bibit di pinggir jalan atau kebun bibit
- Mencari di luar halaman atau di alam bebas
5. Pemeliharaan Setelah Tanam
Setelah penanaman selesai, siram bakal bonsai dan tanahnya dengan mempergunakan spayer yang halus.

Air penyiraman harus bersih dan tidak berlumpur dan nentral (tawar). Hentikan penyiraman jika air sudah
berkelebihan dan mengalir ke luar melalui lubang air. Bila air nampak mengenang dan tidak mau keluar
lubang air, ini merupakan pertanda bahwa lubang air tersumbat. Malapetaka kecil ini dapat diatasi dengan
alat pengungkit.
Untuk menghindari permukaan tanah di dalam pot cepat mengering. Dapat ditutup dengan mos kering
sebagai mulsa atau lumut hijau bilamana ada. Namun yang lebih praktis adalah dibungkus dengan
lembaran plastik. Batu kerikil kecil-kecil dapat berfungsi juga sebagai mulsa. Tempatkan kemudian bakal
bonsai di tempat yang teduh, tidak banyak angin dan bebas dari gangguan anak-anak atau hewan
kesayangan.
Untuk mempercepat tumbuhnya kembali (recovering) bakal bonsai dapat diusahakan dengan menutup
seluruh tanaman dengan kantung plastik transparan.
D. Tahap-Tahap Pembentukan Bonsai
1. Tahap Pertama, Membentuk Kerangka Dasar
Bakal bonsai yang sudah siap untuk diberi kerangka dasar adalah yang sudah benar-benar sehat kembali,
setelah mengalami pemindahan. Batang Pokoknya praktis sudah tidak tergoyahkan lagi dan sudah cukup
mencapai ketinggian yang diperlukan pada akhirnya untuk dibentuk.
Kerangka dasar sementara sudah dimulai pada waktu memindahkan tanaman ke dalam pot bonsai.
Sebelum membentuk kerangka dasar, rencanakan terlebih dahulu masak-masak bentuk bonsai yang
dikhayalkan, dan bagaimana kira-kira bentuk bonsai pada akhirnya nanti.
Kerangka dasar ini terdiri dari rangkaian batang pokok dan beberapa dahan
Dahan-dahan yang dianggap berlebihan dipangkas dengan gunting pemangkas sedemikian rupa, sehingga
habis pangkalnya. Tepatnya, luka bekas dahan nampak rata dengan permukaan kulit batang pokok.
Batang Pokok
Batang pokok dapat diatur sikapnya menjadi:
- Tegak lurus dengan dahan membentuk mahkota yang sistematis atau asimatris
- Berliku-liku namun menjulang ke atas
- Miring hingga menggelantung
- Berbatang pokok lebih dari satu yang tumbuh dekat leher akar atau lebih tinggi dan sebagainya.
2. Tahap Kedua Merubah Arah Dan Bentuk
Merubah bentuk dan arah tumbuhnya batang pokok dan dahan-dahan merupakan suatu paksaan dan
memakan waktu hingga bentuk dan arah yang dikehendaki tercapai. Untuk keperluan tersebut diperlukan
sarana untuk memudahkan pelaksanaannya sebagai berikut:
- Kawat kuningan dari beberapa ukuran diameternya
- Tali raffia
- Tang untuk memotong kawat
- Gunting pemangkas
- Gunting biasa
- Pisau kecil yang tajam
- Tang yang runcing ujungnya
- Cellotape
E. Penyempurnaan Bentuk Bonsai
Langkah-langkah penyempurnaan ini terdiri dari
- Pemangkasan
- Pengetipan/pengurangan kuntum ranting maupun dahan
- Jika perlu menambah lakukan dan sebaginya.

1. Pengendalian pertumbuhan
Pengendalian pertumbuhan tersebut dilaksanakan melalui pemangkasan dan pengetipan / Pemetikan titik
tumbuh
Dengan pemangkasan dibuangnya:
- Cabang/ dahan yang tumbuhnya di luar rencana akibat dari lengkungan atau yang tumbuh dari kuntum
adventif
- Ranting-ranting yang tumbuhnya saling tindih yang tampil kurang sedap
- Ranting-ranting yang tumbuh ke arah bawah atau ke arah batang pokok
- Ranting-ranting yang lemah pertumbuhannya
2. Cara dan Waktu Pemangkasan
Memotong dahan atau ranting, dilakukan sebagai berikut:
- Potong sedekat mungkin dengan kuntum yang nampak sehat
- Bila ingin membentuk ranting baru, potong sedekat mungkin dengan ranting yang tumbuhnya sehat
- Bila memangkas cabang, Potonglah sedemikian rupa hingga lukanya rata dengan permukaan pangkal
tumbuhnya. Tutup lukanya yang besar dengan paraffin.
3. Melilit Dahan Dengan Kawat
Melilit dahan-dahan yang memanjang karena pertumbuhannya masih dapat dilaksanakan. Tindakan ini
dilakukan selama pertumbuhan baru, masih memungkinkan tanpa mengganggu bentuk dan penampilan
bonsai selanjutnya Langkah-langkah dalam penyempurnaan bonsai nampaknya sederhana. Tapi hasil
yang cukup mengesankan baru dapat dicapai setelah beberapa tahun, ada yang tiga ada yang lima tahun
lebih.

Kriteria Tanaman yang Bisa Dibonsai


Tanaman atau pohon yang akan dibuat menjadi bonsai disebut dengan bakalan bonsai. Bakalan
bonsai berupa tanaman yang diambil dari alam atau dari hasil perbanyakan, baik biji, setek,
cangkok, okulasi, maupun enten. Dari mana pun asalnya, tanaman yang dimaksud harus memiliki
kriteria-kriteria khusus untuk dapat dijadikan tanaman hias bonsai. Jika kriteria-kriteria tersebut
terpenuhi, tentu tanaman tersebut dapat dijadikan bonsai yang sempurna. Umumnya, tanaman
yang akan dibonsai harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut :
Tanaman dikotil, atau tanaman berkeping dua umumnya berbentuk pohon yang keras
dan berekambium. Jenis tanaman inilah yang paling ideal dijadikan bonsai. Tanaman jenis
monokotil (seperti jenis kelapa, bambu, semak dan perdu) bisa juga dikerdilkan, tetapi disebut
denganbonsai sejati.
Berumur panjang, pasalnya, bonsai merupakan seni yang terus tumbuh, sehingga memerlukan
tanaman yang bisa bertahan hidup puluhan, bahkan ratusan tahun.
Tahan hidup menderita, sebaiknya tahan hujan dan panas. Selain itu, juga tahan terhadap kondisi
wadah yang sempit dan terbatas. Sebagai bonsai, tanaman harus biasa hidup terus meskipun jumlah
makanan atau nutrisinya sedikit dengan perkembangan akar dan batang yang seadanya.
Bentuknya indah secara alami. Pohon yang akan dibonsai harus sudah memiliki daya tarik atau
keindahan, baik daun, batang, akar, bunga, maupun buahnya. Keindahan tersebut akan semakin
menonjol dan proporsional setelah mendapatkan perlakuan sesuai dengan tata cara pembonsaian
yang benar.
Tahan mendapat perlakuan. Untuk mendapatkan bonsai yang sempurna, pohon atau bakal bonsai
perlu diperlakukan dengan teknik-teknik tertentu (detraining), misalnya diiris, dipangkas, dan
dililit dengan kawat guna untuk mendapatkan bentuk yang sempurna. Contoh tanaman yang bisa

dibuat bonsai di antaranya, yaitu Azalea, Pinus, Asam, Ulmus, Jeruk, Beringin, Bougenvill,
Buxux, Sianto, dan lain sebagainya.
Teknik Budidaya Tanaman Bonsai Dan Pembuatan Bibit Tanaman Bonsai

Pembuatan bibit untuk bonsai atau bakal bonsai dapat dimulai dari pemilihan langsung jenis
pohon yang memiliki cabang yang banyak yang nantinya tinggal diberikan perlakuan tertentu,
seperti dipotong, dan dikreasikan agar dapat dibentuk menjadi tanaman bonsai. Disamping itu
teknik pembuatan bibit tanaman bonsai dapat diperoleh dari biji yang khusus untuk disemaikan
atau dari semai yang ada di alam bebas, setekan atau cangkokan yang pembuatannya memerlukan
sedikit keterampilan, okulasi, dan bongkah-bongkah tanaman yang masih bertunas dan masih
nampak bertahan untuk hidup.
Semai Bakal Bonsai.
Perolehan bibit tanaman bonsai dengan cara penyemaian sendiri dirasa kurang efisien, karena
akan memakan waktu cukup lama.
Setek, Cangkok dan Okulasi
Menyetek, mencangkok dan membuat okulasi merupakan seni tersendiri. Pembuatan bibit
tanaman bonsai dengan cara menyetek dan mencangkok dapat menghasilkan tanaman baru dalam
jangka waktu yang relatif singkat (1-2 bulan). Sedangkan membuat okulasi bisa membutuhkan
waktu lebih dari 1 tahun. Jenis stek yang dikenal yaitu : setek lunak atau setengah lunak, setek
keras, dan setek daun.
Untuk mencangkok, dipilihlah dahan minimal sebesar pensil atau ibu jari, dan kulitnya mudah
dikelupas (tidak lengket). Teknik mencangkok 1) Kupas kulit dahan selebar 3-5 cm, 2) Buang
lendirnya dengan mengerok atau melap dengan kain yang kering, 3) Biarkan 3-4 hari, 4) Kemudian
tutup lukanya dengan mos yang dibasahi atau campuran antara tanah dan remah dengan kompos
yang tua dengan perbandingan 1:1, 5) Balut mos atau tanah dengan lembaran plastik, dan ikat baikbaik di bagian atas dan bawah, 6) Dengan jarum lembaran plastik dilubangi agar sirkulasi udara
dapat berlangsung dengan baik.
Untuk membikin okulasi dapat dilakukan pada jenis pohon misalnya buah-buahan yang akan
dijadikan bonsai. Bibit okulasi terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu: a) Batang bawah (onderstam), b)
Batang atas (entrijs). Langkah-langkah dalam perokulasian: 1) Batang pokok bersihkan 15 cm di
atas tanah, 2) Sayat kulit 10 cm dari atas tanah selebar 8 mm, dengan membikin keratan di bagian
atas dan kanan kiri menurun 4 cm panjang, 3) Tarik kulit ke bawah, sehingga menyerupai lidah,
kemudian potong separuhnya, 4) Sayat mata dari dahan entrijs, dengan kayunya sedikit dari bawah
ke atas, panjang 4 cm di atas mata yang merata, sehingga pas betul menempel pada keratan
pohon pokok, 5) Angkat kayu perlahan-lahan tanpa merusak matanya, 6) Kulit yang bermata,
masukkan antara kayu dan kulit lidah batang pokok, yang telah dibuka, dan tempelkan kembali,
usahakan matanya tidak tertutup, 7) Balut dengan tali raffia yang erat.
Pemilihan Media Tanam Bonsai
Bonsai ditanam di dalam pot yang tipis, oleh karena itu media tanamnya sangat terbatas. Hal
ini menyebabkan bonsai hanya memiliki persediaan nutrisi tanaman yang terbatas dan sangat
sensitif terhadap air siraman atau air hujan. Media tanam yang baik harus mengandung nutrisi dan

bahan mineral yang cukup agar tanaman dapat hidup dan bertumbuh dengan baik. Macam-macam
bahan yang di pakai untuk campuran media tanam bonsai meliputi.
Pasir, bahan ini memiliki sifat porous sehingga mudah meneruskan air, mencegah air menggenangi
media untuk waktu yang lama, dan memudahkan udara masuk ke dalam media tanam.
Tanah, tanah yang umum dipakai yaitu tanah gunung yang hitam atau cokelat tua dan tanah merah.
Humus, humus berasal dari dedaunan atau ranting pohon yang sudah mengalami proses pelapukan
alami untuk jangka waktu yang lama. Humus mengandung banyak zat hara dan mikroorganisme
yang bermanfaat bagi tanaman.
Kompos, kompos banyak mengandung unsur hara dan biasanya di tambahkan pada tumbuhan agar
berkembang dengan baik sesuai genetis dan potensi produksinya. pupuk kompos bisa di buat
dalam bermacam-macam bentuk meliputi cair, curah, tablet, pelet, dan briket.
Pupuk kandang, pupuk kandang yang biasa di pakai dari kotoran kambing. pupuk kandang yang
boleh di pakai yaitu sudah matang, yang warnanya cokelat tua atau hitam dan tidak bau. Media
tanamnya memerlukan tanah atau humus lebih banyak agar dapat mempertahankan
air/kelembaban. Ada juga tanaman yang memerlukan nutrisi lebih banyak dari tanaman yang lain.
Untuk itu, media tanamnya harus mengandung humus dan pupuk lebih banyak.
Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Bonsai
Penanaman tanaman bonsai diawali dengan pemilihan tanaman dengan batang utama yang
cukup kuat kemudian memindahkan ke pot. Selanjutnya bentuk alur tanaman sesuai dengan yang
anda suka dengan memakai kawat. Periksa ranting dan cabang yang tumbuh secara rutin untuk
membentuk bonsai sesuai dengan apa yang kita mau. Hal lain yang tak kalah penting adalah
pemilihan tanah, karena disanalah pembentukan batang, ranting dan dahan ditentukan. Pilihlah
tanah dengan kadar humus sedikit dan jagalah kelembaban tanah tersebut namun jangan biarkan
terlalu banyak air atau sampai menyebabkan tanah menggumpal, karena dapat mengancam hidup
tanaman.
Disamping itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam peneneman tanaman bonsai
seperti : 1) Pot dan isinya. Pot merupakan sarana dalam kreasi bonsai yang tidak kalah penting
dengan bonsai sendiri. Selain pot berbentuk baki, semua pot bonsai diperlengkapi dengan satu atau
lebih lubang pembuangan air, yang ditutup dengan gas plastik atau yang lain. Resep umum
medium untuk tanaman yang berdaun lebar (Beringin, getahperca, sawo, dan sebagainya) adalah:
50 % tanah liat sedang, 20 % pasir dan 30 % kompos; 2) Mengisi pot. Mengisi pot untuk tanaman
bonsai merupakan duplikasi dari keadaan yang sebenarnya di alam bebas. Lapisan paling
atasnya atau topsil, tebalnya tidak lebih dari 35 cm bersifat cerul, penuh dengan humus, dan
subur. Lapisan kedua masih lunak, masih dapat menyalurkan air ke bawah menjadi air
tanah. Lapisan ketiga bisa berbentuk lapisan tanah yang banyak batu-batuan berukuran beraneka
ragam dan akhirnya lapisan paling bawah adalah lapisan induk batu yang kedap air;
3) Pengamanan isi pot. Batu kerikil, pasir dan tanah bisa mengandung serangga tanah yang
membahayakan tanaman bonsai, terutama cacing dan nematoda. Untuk itu diperlukannya untuk
memfilter isi pot agar terbebas dari Cacing tanah, serangga, jenis-jenis penyakit, dan Biji-biji
rerumputan dan sebaginya terdapat di dalam tanah, agar tanaman tidak terganggu
pertumbuhannya.; 4) Pemeliharaan setelah tanam. Setelah penanaman selesai, siram bakal bonsai
dan tanahnya dengan mempergunakan spayer yang halus. Air penyiraman harus bersih dan tidak
berlumpur dan nentral (tawar). Hentikan penyiraman jika air sudah berkelebihan dan mengalir ke
luar melalui lubang air. Tempatkan kemudian bakal bonsai di tempat yang teduh, tidak banyak

angin dan bebas dari gangguan anak-anak atau hewan kesayangan. Untuk mempercepat
tumbuhnya kembali (recovering) bakal bonsai dapat diusahakan dengan menutup seluruh tanaman
dengan kantung plastik transparan.
Penentuan Gaya Tanaman Bonsai
Penentuan gaya bonsai yang diinginkan tentunya mengacu pada ukuran bonsai. Ukuran bonsai
diukur dari tepi atas pot sampai ke puncak mahkota. Berdasarkan ukurannya, bonsai
dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu, kecil sekali ( mame bonsai ) tinggi s/d 15 cm, kecil
( small bonsai ) tinggi 15-30 cm, sedang ( medium bonsai) tinggi 30-60 cm, besar ( large bonsai)
tinggi 60-100 cm, besar sekali ( extra large ) tinggi 100-150 cm.
Pada mulanya, bonsai hanya di buat menurut lima gaya yang terdiri dari gaya tegak lurus (chokan),
tegak berliku (tachiki), miring (shakan), setengah menggantung (hang kengai), dan
menggantung (kengai).
Seiring dengan perkembangan zaman, kelima gaya dasar tersebut kemudian berkembang
menjadi gaya-gaya yang lain seperti berikut.Berumpun (kabudachi). Dari satu batang tanaman di
permukaan tanah, pecah menjadi beberapa batang, bisa jadi 5,6,7 batang dan seterusnya yang
masing-masing mempunyai satu mahkota lengkap. Kubah (hoki tsukuri).Batang tumbuh ke atas
kemudian pecah menjadi beberapa cabang yang ujung-ujung daunnya membentuk kubah dengan
perakaran yang kokoh ada di sekeliling batang. Akar terjalin (netsu neagari). Terdiri dari beberapa
batang dan masing-masing batang tersambung oleh akar yang tampak di permukaan
tanah. Rakit (ikada). Batang aslinya yang rubuh akan menjadi bonggol perakaran yang memanjang
dan menghubungkan batang baru, yang terbentuk dari cabang-cabang pohon lama. Tampil akar
(neagari).Perakaran ditampilkan menonjol keluar di atas permukaan media tanam dan
keindahannya menjadi pusat perhatian. Disamping itu ada gaya tumbuh di batu. Tumbuh di dalam
sela-sela batu/shizuke, atau tumbuh di atas batu/sekijoju, dengan perakaran tampak menonjol,
bahkan mencengkram batu. Terpelintir (nejikan). Batang atau cabang terpelintir, gaya ini terbagi
dua, yaitu satu cabang atau batang terpelintir. Selain itu ada yang dua batang atau dua akar yang
saling memlintir satu sama lain. Sastrawan (Bunjin).Batang tanaman tinggi , mempunyai liukan,
mahkota dan juga ranting-rantingnya hanya berdaun sedikit.
Merunduk (shidare tsukuri). Pada gaya jenis ini mulai dari cabang dan ranting semuanya
merunduk ke bawah. Tertiup (fukinagashi). Pohon ini seakan tertiup angin terus-menerus sehingga
semua perantingan mengarah ke satu sisi. Daun tidak rimbun, hanya tipis dan sedikit
saja. Keringan (sharimiki), cabang atau ranting yang sudah kering/mati total, yang dapat berasal
dari pohon itu sendiri atau merupakan buatan manusia (ditempel).Berbatang banyak. Berbatang
dua (sokan), berbatang tiga (sankan), berbatang lima (gokan), dan seterusnya.
dan berkelompok (yose ue).Biasanya terdiri dari sekelompok pohon yang di tata dalam sebuah pot
tipis sehingga memberi kesan pemandangan yang luas seperti hutan atau kebun

Tahap Pembentukan Bonsai


Membentuk tanaman kerdil alias bonsai pada hakikatnya ialah membuat duplikat dari bentukbentuk pohon-pohon di alam bebas yang tetap di bawah ukuran yang normal. Adapun tahap dalam
pembentukan bonsai yaitu:
Tahap pertama, membentuk kerangka dasar. Bakal bonsai yang sudah siap untuk diberi kerangka
dasar adalah yang sudah benar-benar sehat kembali, setelah mengalami pemindahan. Batang

pokoknya praktis sudah tidak tergoyahkan lagi dan sudah cukup mencapai ketinggian yang
diperlukan pada akhirnya untuk dibentuk. Sebelum membentuk kerangka dasar, rencanakan
terlebih dahulu masak-masak bentuk bonsai yang dikhayalkan, dan bagaimana kira-kira bentuk
bonsai pada akhirnya nanti.
Tahap kedua merubah arah dan bentuk. Merubah bentuk dan arah tumbuhnya batang pokok dan
dahan-dahan merupakan suatu paksaan dan memakan waktu hingga bentuk dan arah yang
dikehendaki tercapai.Untuk keperluan tersebut diperlukan sarana untuk memudahkan
pelaksanaannya seperti kawat kuningan dari beberapa ukuran diameternya, tali raffia, tang untuk
memotong kawat, gunting pemangkas, gunting biasa, pisau kecil yang tajam, tang yang runcing
ujungnya dan cellotape.
Penyempurnaan Bentuk Bonsai
Tidak semua jenis tanaman dapat dikerdilkan. Tanaman yang dapat memenuhi persyaratan
untuk dikerdilkan adalah tanaman yang mempunyai daun berukuran kecil, misalnya Beringin,
jeruk kingki (Triphasi aurantium), jenis-jenis coniper (cemara, pinus ), delima (punika granatum)
dan sebagainya. Penyempurnaan bonsai kini letaknya untuk menyusun ranting-ranting dengan
daunnya yang cukup lebat, namun seimbang dengan bentuk dan ukuran bonsai keseluruhannya.
Pengendalian pertumbuhan pada tanaman bonsai dilaksanakan melalui pemangkasan dan
pengetipan / pemetikan titik tumbuh. Pemangkasan dilakukan dengan cara memotong dahan atau
ranting yang sedekat mungkin dengan kuntum yang nampak sehat tutup lukanya yang besar
dengan paraffin. Setelah itu dilanjutkan dengan melilit dahan-dahan yang memanjang
menggunakan kawat selama pertumbuhan baru, untuk membentuk penampilan bonsai selanjutnya,
hasil yang cukup mengesankan baru dapat dicapai setelah beberapa tahun.

III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis mengadakan pengkajian secara normative pada Bab II, maka penulis menyimpulkan,
yaitu:
1. Bonsai adalah tanaman kerdil yang dipelihara di dalam pot yang beraneka ragam bentuknya dan
warnanya.
2. Bagian-bagian tanaman yang dapat dibentuk menjadi bonsai adalah, batang pokok, dahan ranting dan
akar.
3. Bibit atau benih yang dapat dijadikan bakal bonsai dapat dihasilkan melalui penyemaian biji, setekan,
cangkokan, okulasi dan langkah-langkah tanaman yang masih bertunas.
4. Adapun prinsip atau cara menanam bonsai adalah:

- Pot dibuat dari tanah bakaran, porslen atau plastik.


- Air di dalam pot harus dapat mengalir jika berlebih.
- Jenis tanahnya harus yang tidak mudah padat.
- Tanah di dalam pot harus cerul, sehingga banyak mengandung udara bersih.
- Daya serap tanah terhadap air baik.
5. Membentuk tanaman bonsai ialah membuat duplikat dari bentuk pohon-pohon di alam bebas. Skala
duplikat ini bisa kecil, sedang, hingga cukup besar namun tetap dibawah ukuran.
Kesimpulan Lain

Berdasarkan pembahasan diatas,


Kriteria tanaman yang akan dibuat menjadi bonsai diantaranya yaitutanaman dikotil (berkeping
dua), berumur panjang, tahan hidup menderita, bentuknya indah secara alami dan tahan mendapat
perlakuan.
Teknik pembudidayaan tanaman bonsai meliputi proses pembuatan bibit tanaman bonsai,
pemilihan media tanam bonsai, dan penanaman serta pemeliharaan tanaman bonsai yang
didalamnya mencangkup penentuan gaya tanaman bonsai, teknik pembentukan dan
penyempurnaan tanaman bonsai.
Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan antara lain.
Bagi para pemula dalam membentuk tanaman menjadi tanaman bonsai hendaknya memiliki
kesabaran dan ketelitian yang tinggi, terutama dalam proses pembentukan gaya tanaman bonsai,
agar tanaman tidak cacat sedikitpun atau sempurna, sehingga pertumbuhannya tidak terganggu.
Bagi yang memiliki tanaman bonsai, sebaiknya memeliharanya dengan baik, karena membentuk
tanaman kerdil dan memeliharanya hingga beberapa tahun lamanya, merupakan suatu kesenian
tersedirinya.

IV. Daftar Pustaka


Anonim. 2010. Tips dan Belajar Budidaya Tanaman Bonsai. Tersedia dalam
:http://kaptenworld.mywapblog.com/tips-dan-belajar-budidaya-tanaman-bonsai.xhtml,
Anonim. 2011. Mekanisme Pengkerdilan Tanaman Bonsai. Tersedia dalam
:http://quantumremaja.org/mekanisme-pengkerdilan-tanaman-bonsai.htm,
Dahnial, Iwan. 2008. Aneka Tanaman Bonsai. Tersedia
dalamhttp://iwandahnial.wordpress.com/2008/06/17/aneka-tanaman-bonsai/,
Sapto, Galih. 2011. Pohon Bonsai. Tersedia dalam : http://tanaman.org/pohon-bonsai_42.htm/,
Wikipedia. 2011. Budidaya dan Perawatan Tanaman Bonsai. Tersedia dalam
:http://en.wikipedia.org/wiki/Bonsai_cultivation_and_care,
Mifta. 2012. Karya Ilmiah Bonsai. Dikutip Oleh : http://miftatnn.blogspot.com/2012/10/metode-ilmiahtentang-bonsai.html

http://miftatnn.blogspot.com/ : http://miftatnn.blogspot.com/2012/10/metode-ilmiah-tentangbonsai.html#ixzz3PN8v8AwD

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai