Anda di halaman 1dari 10

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN

TANAMAN HIAS

Kelas :Y
Kelompok :6
Nama kelompok :
1. Kumala Purba Sari 155040201111138
2. Huril Maknunin 155040201111161
3. Muhammad Hervansyah 155040201111163
4. M. Fiqri Amirul Mu’min 155040201111170

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN HIAS

1. TEKNOLOGI BUDIDAYA BUNGA KRISAN


Krisan atau disebut juga seruni (Chrysanthemum sp.) adalah tanaman yang
tergolong dalam famili Composiate yang berasal dari Cina. Jenis bunga ini sangat
diminati oleh banyak sekali masyarakat, tidak hanya diindonesia tetapi juga
duberbagai belahan dunia. Tanaman krisan biasa dibudidayakan untuk menghasilkan
bunga potong. Namun, seiring perkembangan jaman, krisan juga dijadikan sebagai
tanaman pot hias yang kini banyak diminati oleh banyak masyarakat. Tanaman krisan
yang kini banyak dibudidayakan, merupakan tanaman hasil persilangan kompleks dari
berbagai varietas yang telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Banyaknya varietas
tanaman bunga krisan yang telah beredar dipasaran serta perkembangan teknologi
pertanian yang pesat akan memunculkan varietas-varietas baru tanaman krisan.
Tanaman krisan ini sangat diminati oleh masyarakat. Krisan selain dapat
dimanfaatkan sebagai bunga potong, juga dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias
pada pot. Permintaan yang besar akan tanaman krisan di pasaran memungkinkan
bahwa pembudidayaan tanaman krisan dapat dijadikan lapangan pekerjaan yang
menguntungkan. Bunga krisan dibedakan menjadi dua tipe, yaitu krisan semusim dan
krisa tahunan. Penyebaran krisan didaerah subtropis sampai tropis mengisyaratkan
kita bahwa krisan dapat tumbuh diberbagai daerah, tetapi pengaturan lingkungan
tumbh tetap harus diperhatikan supaya tanaman dapat tumbuh bagus. Menurut
International Chrysanthemum so cicty, tanaman krisan dapat tumbuh baik diatas tanah
bertekstur liat berpasir dengan kerapatan jenis 0,2-0,8 g/cm3 (berat kering), total
porositas 50-75%, kandungan air 50-70%, kandungan udara dalam pori 10-20% dan
kisaran PH 5,5-5,6.
 Klasifikasi tanaman krisan
Bunga krisan yang dikenal dengan nama chrysanthemum, yaitu bahasa
Yunani yang mempunyai arti kuning megah. Tanaan krisan memiliki
klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Klas : Dicotiledonae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Chrysanthemum
Spesies : Chrysanthemum maximum dll.

1. Syarat tumbuh bunga krisan


a. Pemilihan Lokasi Lahan
Lokasi yang diperlukan untuk membudidayakan tanaman krisan yaitu
lahan yang mempunyai ketinggian berkisar antara 700 mdpl hingga
1.200 mdpl.
b. Suhu atau Temperatur
Suhu atau temperatur yang dibutuhkan untuk tanaman krisan antara
20-26 derajat celcius. kondisi temperatur yang menyesuaikan
ketinggian tanah di Indonesia merupakan faktor pokok. Hal ini dapat
berdampak pada hasil bunga yang didapat apabila tanaman tidak
dibudidayakan pada lahan yang sesuai dengan temperaturnya.
temperatur yang diperlukan tanaman pada saat berbunga pun
diharapkan lebih rendah dibandingkan dengan temperatur pada saat
tanaman tumbuh, hal ini dapat kita atur dengan menambahkan
pemanas berupa lampu pada lahan yang kita siapkan. Temperatur yang
masih dalam ambang toleransi untuk pembudidayaan tanaman krisan
yaitu 17-30 derajat celcius pada siang hari. Temperatur yang terlalu
tinggi atau melebihi ambang toleransi pertumbuhan tanaman krisan ini
dapat mengakibatkan hasil bunga yang berkualitas rendah karena
tanaman pada saat berbunga memerlukan temperatur lebih rendah
dibandingkan pada saat tanaman tumbuh. Temperatur saat berbunga
berkisar 16-18 derajat celcius dan apabila temperatur udara pada saat
tanaman berbunga mencapai lebih tinggi dari 18 derajat celcius bunga
cenderung akan bewarna lebih kusam dibandingkan suhu dibawah 18
derajat celcius.
c. Kelembapan Udara
Disamping temperatur hal yang mempengaruhi ketinggian tempat
adalah kelembapan udara. Pada saat bunga krisan masih dalam
pembentukan akar kelembapan udara yang dibutuhkan sangat tinggi
sekitar 90%-95%. Tanaman krisan memang membutuhkan kelembapan
udara yang tinggi pada saat mengawali fase pertumbuhan yaitu dari
perkecambahan benih ataupun fase pembentukan akar pada saat
tanaman di stek pucuk. Sedangkan tanaman muda hingga dewasa
memerlukan kelembapan udara berkisar 70%-80%. Pengaturan
kelembapan udara yang tinggi dapat dilakukan dengan cara
memberikan ventilasi ataupun pengaturan sirkulasi udara lainnya pada
lahan yang digunakan. Pada fase dewasa, tanaman memerlukan
kelembapan udara lebih rendah dibandingkan pada fase pertumbuhan
awal. Sementara kelembapan yang tinggi dan kualitas sirkulasi udara
yang buruk dapat mengakibatkan tanaman mudah terserang penyakit
karena dengan kelmebapan yang tinggi maka organisme penyebab
penyakit seperti cendawan atau jamur dapat tumbuh dan
mempengaruhi kondisi tanaman.
d. Pencahayaan
Tanaman krisan merupakan tanaman yang berhari pendek sehingga
diperlukan kondisi hari panjang untuk membudidayakan tanaman
krisan dan merangsang pertumbuhan vegetatifnya. Rata-rata kondisi
hari di Indonesia mempunyai panjang hari 12 jam, dan kondisi tersebut
sebenarnya sesuai untuk fase pertumbuhan tanaman tetapi tidak tepat
dakam pembungaan. Karena pada saat pembungaan tanaman krisan
membutuhkan pencahayaan lebih lama dibandingkan pada fase
pertumbuhan atau pencahayaan pada kondisi normal.
e. Pengairan atau kebutuhan air
Dengan adanya sumber air yang cukup seperti mata air, sungai dan
lain-lain sehinggapenyiraman dapat dilakukan dengan kontinue.
Kebutuhan air juga bisa didapat darikan dari air hujan, dengan curah
hujan yang sesuai dengan daerah-daerah tertentu diharapkan kebutuhan
air untuk mata air atau langsung menyirami tanaman dapat membantu
proses pertmbuhan tanaman hias. Penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari
sampai tanah menjadi lembab atau basah. Jika penyiraman terlalu
basah atau tergenang akan membuat akar menjadi busuk.
2. Varietas Bunga Krisan
Terdapat lebih dari ratusan jenis varietas kerisan yang dikenal dan tersebar
di Dunia. Jenis dan varietas bunga krisan di Indonesia umumnya hibrida
yang berasal dari Jepang. Bahkan jepang menjadikan kisan sebagai simbol
kekaisaran jepang dan disebut sbagai Queen of the East. Tanaman krisan
yang ditanam di Indonesia antara lain sebagai baerikut.
 Krisan Lokal (Krisan Kuno)
Krisan lokal berasal dari luar negeri, tetapi telah beradaptasi
degan lingkungan tropis Indonesia. Ciri – cirinya antara lain
sifat hidupnya di hari netral dan siklus hidupnya antar 7-12
bulan dalam satu kali penanaman. Salah satu contohnya adalah
Crysantenum maximum.
 Krisan Introduksi (Krisan modern atau kisan hibrida)
Ciri khas krisan introduksi anatara ain sifat hidupnya berhari
pendek , siklus hidupnya relatif singkat. Dan bersifat sebagai
tanaman annau. Salah satu contohnya adalah chrysanthemum
indicum hybr.
 Krisan Produk Indonesia
Balai penelitian tanaman hias di Cipanas telah melepas varietas
Krisan buatan Indonesia, yaitu varietas Balitji 27.108, 27.177,
28.7 dan 30.13A.

Ada dua jenis krisan yang umum dibudidayakan oleh petani, yaitu
krisan standar dan krisan spray. Krisan standar digolongkan menjadi dua
macam, yaitu :
a. Krisan Standart Lokal
 Ciri-ciri dari bunga krisan standar lokal antara lain :
1. Jumlah bunga 2-3 kuntum per tangkai
2. Diameter bunga antara 12-15 cm
3. Panjang tangkai bunga antara 70-80 cm
4. Mekar bunga kurang kompak
5. Bunganya hanya bewarna kuning dan putih
6. Tidak bebas dari serangan hama dan penyakit
7. Kesegaran bunga tidak lama , yaitu hanya mencapai 5
hari.
Contoh krisan jenis ini yaitu : chrysanthemum segatum,
chrysanthemum inodorum , chrysanthemum carintum, chrysanthemum
maximum dan jenis-jenis krisan bercabang.
 Chrysanthemum Segatum
Jenis krisan ini memiliki tinggi sekitar 50cm. Bunga-bunga
muncul pada umur 3 bulan sesudah disemaikan. Lamanya
bunga bertahan pada pohon hingga 2 bulan. Bentuk bunganya
adalah cakram dengan warna kuning dan di tengahnya
berwarna gelap. Tanaman krisan Ini dapat diperbanyak melalui
biji, setek batang atau setek umbi akar. Jika bijinya disimpan
dalam tempat kering dapat bertahan hingga beberapa tahun
tanpa mengurangi kemampuan tumbuhnya.
 Chrysanthemum inodorum
Jenis krisan ini mempunyai tinggi sekitar 35 cm dan mulai
bermunculan bunga pada bulan ke 3 setelah disemaikan.
Lamanya berbunga hingga 2 bulan. Jika diperbanyak melalui
biji, krisan tumbuh 2 minggu setelah disemaikan. Jika bijinya
disimpan dalam tempat kering dapat bertahan hingga beberapa
tahun tanpa mengurangi kemampuan tumbuhnya.
 Chrysanthemum carinatum
Bunga ini berbentuk cakram yang memiliki tiga warna
melingkar dengan pusatnya bewarna gelap. Warna bunganya
beragam. Perbanyakan melalui biji dapat tumbuh rata-rata 2
minggu setelah disemaikan.
 Chrysanthemum maximum
Jenis chrysanthemum maximum ini bertipe lockenpopf. Tinggi
tanaman krisan ini mencapai 1 meter. Bunganya bertangkai
panjang dan tegas bentuk cakram berwarna putih. Tanaman ini
digunakan sebagai penghias kebun atau taman, penghias
pinggiran pagar tembok maupun sebagi bunga potong.
 Jenis jenis krisan bercabang
Krisan yang mempunyai banyak cabang dan ranting.
Akibatnya, akan terbentuk rangkaian bunga yang membulat.
Bunganya beraneka ragam dan berbentuk cakram atau
bersusun. Contohnya Crhysanthemum koreanum,
chrysanthemum bloemen, chrysanthemum chilleifolium dll.
3. Pembibitan
Bibit diperoleh dari tanaman indukan yang sehat, kualitas prima, daya
tumbuh yang kuat, serta bebas dari hama dan penyakit. Pembibitan
dilakukan secara vegetatif yaitu dengan anakan, stek pucuk dan kultur
jaringan.
 Bibit asal anakan
Bibit asal anakan ini diperoleh dari tanaman yang sudah
tua, yang biasanya anakan muncul didekat akar atau
bagaian batang bawah
 Bibit asal stek pucuk
Bibit asal stek pucuk yaitu dengan menentukan tanaman
yang sehat dan cukup umur, memilih tunas pucuk yang
tumbuh sehat. Dengan diameter pangkal 3-5 mm, panjang
5 cm, mempunyai 3 helai daun dewasa bewarna hiijau
terang, potong pucuk tersebut. Kemudian langsung
disemaikan atau disimpan dalam ruangan dingin bersuhu
udara 4 derajat celcius, dengan kelembapan 30% agar tetap
segar selama 3-4 minggu. Cara penyimpanan stek adalah
dibungkus dengan beberapa lapis kertas tisu kemudian
dimasukkan kedalam kantong plastik rata-rata 50 stek.
 Bibit asal kultur jaringan
Bibit asal kultur jaringan yaitu menentukan mata tunas atau
eksplan dan diambil dengan pisau silet, sterilisasi mata
tunas dengan submkt 0,4% (HgCL) selama 10 menit,
kemudian bilas dengan air suling steril.
4. Teknik penyemaian bibit
 Penyemaian di bak
Lahan persemaian berupa bak-bak berukuran lebar 80 cm,
kedalaman 25cm, panjang disesuaikan dengan kebutuhan
dan sebaiknya baik berkaki tinggi. Bak dilubangi untuk
drainase yang berlebihan. Medium semai berupa pasir steril
hingga cukup penuh. Semaikan stek pucuk dengan jarak
3cm x 3cm dan kedalaman 1-2cm, sebelum diberi rotooh
(ZPT). Setelah tanam pasang sungkup plastik yang
transparan di seluruh permukaan.
 Penyemaian kultur jaringan
Bibit mini dalam botol dipindahkan ke persemaian berisi
medium berpasir steril dan bersungkup plastik tembus
cahaya.
 Pemeliharaan pembibitan atau penyemaian
Pemeliharaan stek pucuk yaitu penyiraman dengan sprayer
2-3 kali sehari, pasang bola lampu untuk pertumbuhan
vegetatif, penyemprotan pestisida apabila tanaman diserang
hama atau penyakit. Buka sungkup persemaian pada sore
hari dan malam hari terutama pada beberapa hari sebelum
pindah ke lapangan. Pemeliharaan pada kultur jaringan
dilakukan diruangan aseptik, setelah bibir berukuran cukup
besar, diadaptasikan secara bertahap ke lapangan terbuka.

5. Media Tanam
Pertimbangan khusus dalam menentukan media tanam adalah mudah
didapat, harga relatif murah, ringan dan harus memiliki sifat-sifat dan
kimia yang bisa medukung pertumbuhan akar dan serapan hara secara
optimal. Sifat fisik yang penting adalah media harus ringan, gembur dan
memiliki aerasi yang cukup baik.
6. Teknik Penanaman
- Teknik penanaman bunga potong
Tanaman bunga krisan merupakan tanaman yang dapat
dibudidayakan secara monokultur. Jarak lubang tanam
10cmx10cm atau 20cmx20cm. Lubang tanam tesebut dibuat
dengan cara ditugal. Penanaman biasanya disesuaikan dengan
waktu panen yaitu pada hari-hari besar. Waktu tanam yang
baik yaitu antara pagi atau sore hari. Kemudian pemberian
pupuk diberikan maerata pada tanah sambil diaduk dengan
takaran Fura dan 3G sebanyak 6-10 butir perubang. Campuran
pupuk ZA 75 gram ditambah TSP 75 gram ditambah KCL 25
gram (3:3:1)/m2. Untuk cara penanaman ambil bibit satu
persatu dari wadah penampungan bibit kemudia urug degan
tanah tipis,tanamkan bibit krisan satu per satu pada lubang yng
telah disiapkan sedalam 1-2 cm , sambil memadatkan tanah
pelan-pelan dekat pangkal batang bibit. Setelah penanaman
siram dengn air dan pasang naungan sementara dari sungkup
plastik transparan.
- Teknik penanaman untuk memperpendek batang
Penanaman dilakukan sampai batas tertentu dengan ketinggian
tanaman yang diinginkan. Misalnya, bila diinginkan bunga krisan
bertangkai 70cm, maka penambahan cahaya sejak ketinggian 50-
60cm. Lampu dimatikan. Periode berikutnya beralih ke generatif.
Tangaki bunga memanjang mencapai 80cm. Bila dipanen
tangkainya 70cm, maka tangkai bunga yang tersisa adalah 10 cm
pada tanaman. Total lama penyinaran sejak bibit ditanam sampai
periode generatif antara 12-15 minggu tergantung varietas krisan.
Cara pengaturan dan penambahan cahaya yaitu dengan pola
byarpet, yaitu pencahayaan malam selama 5 menit lalu dimatikan 1
menit dilakukan secara berulang-ulang hingga mencapai 30 menit.
Cara lain pengaturan dan penambahan cahaya adalah dengan
memasang lampu TL pada tengah malam mulai pukul 22.30-01.00.
Waktu pemupukan dimulai umur 1 bulan setelah tanam,
kemudian diulang kontinue dan periodik seminggu sekali, dan
akhirnya sebulan sekali. Jenis dan dosis pupuk yang diberikan
pada fase vegetatif yaitu Urea 200 gram ditambah ZA 200 gram
ditambah KNO3 100 gram per m2 luas lahan. Pada fase generatif
digunakan pupuk urea 10 gram ditabah TSP 10 gram ditambah
KNO3 25 gram per m2 luas lahan, cara pemberiannya dengan
disebar dalam larikan atau lubang ditugal samping kanan dan
samping kiri. Jika ingin mendapatkan bunga yang besar maka
dalam satu tangkai bunga hanya dibiarkan satu bakal bunga yang
tumbuh.

7. Hama dan Penyakit


Hama : ulat tanah, thrips, tungau merah dan penggerek daun
Penyakit : karat , tepung oidium, virus kerdil dan mozaik
.

Anda mungkin juga menyukai