Anda di halaman 1dari 26

TUGAS AKHIR SEMESTER I

“BUDIDAYA TANAMAN BUNGA MAWAR”

OLEH :
Nama : Ahmad Farrel Khansa Nurlette
Kelas : XE.3

Guru Pembimbing : Lenny Ningsih, S.Pd, M.Si

SMA NEGERI 18 PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2023/2024

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karuma-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah dengan
judul "Bunga Mawar" Makalah ini kami susun untuk memenuhi salah satu
tugas akhir semester ganjil saya, untuk itu saya mengucapkan terima kasih
kepada ibu Lenny Ningsih, S.Pd., M.Si karena telah memberikan tugas ini
kepada saya.

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca dan


masyarakat pada umumnya. Di samping itu, makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan pembaca mengenai budi daya tanaman bunga mawar,
dan lain sebagainya di lingkungan sekitar kita.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih ada kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan yang
kami miliki. Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Palembang, 10 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL……………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR………………………………………………………... ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang……..………………………………………………….. 1
B. Rumusan masalah………………………………………………….….. 2
C. Tujuan………………………………………………………………...... 2
D. Manfaat……………………………………………………………..….. 2

BAB II ISI

A. SYARAT PERTMBUHAN……………………………………………. 3
B. TAKSONOMI…………………………………………………………... 4
C. MORFOLOGI TANAMAN……………….…………………………... 5
D. PERBANYAKAN SECARA VEGETATIF………………….……… 6
E. PERBANYAKAN SECARA GENERATIF…………………………. 8
F. PEMELIHARAAN TANAMAN MAWAR…………………………. 10
G. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT……...…………….... 13
H. PANEN…………………………………………….…………………….18
I. PASCA PANEN………………………………………………………...19

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………….…. 20
B. Saran……………………………………………………………...……. 20

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 21
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mawar (Rosa Sp.) merupakan bunga yang banyak digemari karena


keindahan dan wangi bunganya. Mawar merupakan tanaman bunga hias berupa
herba dengan batang berduri. Mawar yang dikenal nama bunga ros atau "Ratu
Bunga" merupakan simbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban
manusia. Mawar berasal dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur.
Dalam perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin (sub-
tropis) dan panas (tropis). Tanaman mawar memiliki syarat tumbuh tanaman
dengan curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik adalah 1500-3000
mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5-6 jam per hari. Di daerah cukup sinar
matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. Sinar
matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang menyebabkan
pengeringan tanaman. Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas
terhadap lingkungan tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim dingin/sub-tropis
maupun di daerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 derajat C dan
kelembaban 70-80 %. Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman mawar dapat
tumbuh dan produktif berbunga di dataran rendah sampai tinggi (pegunungan)
rata-rata 1500 m dpl.

Mawar dapat berkembang biak secara generatif melalui biji yang biasanya
digunakan oleh pemulia tanaman dan perbanyakan secara vegetatif lebih banyak
dilakukan karena lebih mudah. Bunga mawar dapat diperbanyak melalui stek,
cangkok, grafting, okulasi ataupun modifikasi dari beberapa metode. Pemilihan
metode perbanyakan dapat disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan. Pada
perbanyakan bunga mawar potong umumnya dilakukan secara okulasi.
Sedangkan untuk mawar pot dapat menggunakan stek atau yang sekarang
banyak dilakukan pengusaha bibit dengan menggunakan teknik stenting, yaitu
teknik gabungangan dari teknik stek dan penyambungan (grafting) yang dilakukan
pada saat yang bersamaan yang memiliki banyak keuntungan. Berikut akan
dijelaskan beberapa metode perbanyakan vegetatif buatan yang dapat dilakukan
pada bunga mawar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Bunga Mawar
2. Mencari Karakteristik pada tanaman Bunga Mawar
3. Bagaimana Cara Perkembangbiakan Bunga Mawar
4. Dimana Tempat perkembangbiakkan Bunga Mawar
5. Bagaimana Pemeliharaan tumbuhan Bunga Mawar

1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas dari Bu Lenny Ningsih mata Pelajaran Biologi
2. Sebagai pembelajaran tentang Budidaya Tanaman Mawar, pada
kehidupan nyata.
3. Dapat mengetahui Morfologi pada tanaman bunga mawar

1.4 Manfaat
Penulisan makalah ini juga dapat dijadikan sebagai modul pembelajaran
yang mungkin akan berguna bagi kegiatan belajar mengajar di masa-masa
mendatang. Makalah ini juga dapat dijadikan referensi yang mungkin berguna
dalam mempelajari materi budidaya tanaman mawar di tahun ajaran baru.
BAB II
ISI

2.1 Syarat Pertumbuhan

a. Iklim

1. Angin tidak mempengaruhi dalam pertumbuhan bunga mawar.


2. Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik adalah
1500-3000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5-6 jam per hari.
Di daerah cukup sinar matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat
berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari
pada sinar matahari sore, yang menyebabkan pengeringan tanaman.
3. Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap
lingkungan tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim dingin/sub-
tropis maupun di daerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26
derajat C dan kelembaban 70-80 %.

b. Media Tanam

1. Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah secara permanen


di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat
berpasir (kandungan liat 20-30 %), subur, gembur, banyak bahan
organik, aerasi dan drainase baik.
2. Pada tanah latosol, andosol yang memiliki sifat fisik dan kesuburan
tanah yang cukup baik.
3. Derajat keasaman tanah yang ideal adalah PH=5,5-7,0. Pada tanah
asam (pH 5,0) perlu pengapuran kapur Dolomit, Calcit atupun
Zeagro dosis 4-5 ton/hektar.
Pemberian kapur bertujuan untuk menaikan pH tanah, menambah unsur-unsur
Ca dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil-bintil
akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan
unsurunsur P dan Mo. Tanah berpori-pori sangat dibutuhkan oleh akar mawar.

c. Ketinggian Tempat

Mawar tumbuh baik pada:

1. Ketinggian 560-800 m dpl, suhu udara minimum 16-18 derajat C


dan maksimum 28–30 derajat C.
2. Ketinggian 1100 m dpl, suhu udara minimum 14-16 derajat C,
maksimum 24–27 derajat C.
3. Ketinggian 1400 m dpl, suhu udara minimum 13,7-15,6 derajat C
dan maksimum 19,5-22,6 derajat C.
Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman mawar dapat tumbuh
dan produktif berbunga di dataran rendah sampai tinggi (pegunungan)
rata-rata 1500 m.

2.2 Taksonomi

Taksonomi bunga mawar diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rosanales

Famili : Rosaceae

Genus : Rosa

Species : Rosa damascene Mill ,R.Multiflora Thunb, hybrida Hort dan lain-
lain
2.3 Morfologi Tanaman

Bunga mawar adalah jenis tanaman hias yang paling banyak


peminatnya. Bunga mawar sangat terkenal karena aroma dan
keindahannya yang khas, sehingga sering disebut dengan Queen of
Flower. Disamping itu, bunga mawar juga bermanfaat dalam bidang
kesehatan karena memiliki banyak khasiat. Minyak bunga mawar yang
dihasilkan dari proses ekstraksi sudah sejak lama digunakan sebagai
bahan baku untuk produk pewangi, sabun, pelembab kulit, dan obat-
obatan. Dalam Klasifikasi bunga mawar diketahui bahwa bunga mawar
terdiri dari berbagai jenis yang dibedakan berdasarkan habitat
tumbuhnya.

Di antaranya, jenishybrid tea, floribunda, polyantha, grandiflora, dan


climbing rose. Jenis bunga mawar hybrid tea, memiliki bunga tunggal,
berukuran lebih besar, susunan bunga kompak, tangkai bunga panjang,
dan sering digunakan sebagai bunga potong. Mawar floribunda,
memiliki tangkai yang agak panjang, yang bunganya bersatu dalam suatu
rangkaian yang besar. Bunga mawar polyantha ,memiliki satu rangkaian
bunga berukuran kecil.

Selanjutnya, jenis mawar grandiflora, adalah gabungan antara sifat-


sifat hybrid lea dan floribunda, sehingga sering digunakan sebagai bunga
potong atau tanaman taman. Sedangkan jenis terakhir, yaitu climbing
roseadalah bunga mawar rambat dengan beragam bunga tunggal dan
rangkap.

Dalam Klasifikasi bunga mawar disebutkan bahwa bunga ini


merupakan jenis tanaman perdu yang memiliki buah, berakar tunggang
dengan banyak cabang akar, memiliki batang yang berduri, tinggi
tanaman antara 0,3 sampai 0,5 meter, serta memilki beragam warna
bunga (putih, ungu, merah, dan merah muda). Untuk dapat tumbuh baik,
tanaman mawar sangat membutuhkan sinar matahari penuh.

Apabila kurang mendapat sinar matahari, pertumbuhan tanaman


mawar dapat menjadi terhambat dan terkadang tidak menghasilkan
bunga. Syarat pertumbuhan yang baik lainnya adalah bunga mawar
membutuhkan suhu optimum 30°C dan kelembaban udara antara 60-
80%. Sebelumnya, yang penting diperhatikan adalah bunga mawar
termasuk golongan bunga yang sangat mudah kehilangan air. Untuk itu
sebaiknya dalam pemanenan bunga mawar dilakukan pada pagi hari
sekali (sebelum matahari terbit).

Deskripsi tanaman: Batang: tegak, bulat, berkayu, berduri, hijau


keabu-abuan; Daun: Majemuk, lonjong, berseling, panjang 5-10 cm,
lebar 1,5-2,5 cm, tepi beringgit, ujung runcing, pangkal meruncing,
pertulangan menyirip, tangkai selinder, berwarna hijau keabu-abuan.

Deskripsi Bunga: Majemuk, bulat, diujung batang atau cabang,


panjang tangkai ± 2,5 cm, berwarna abu-abu, kelopak berbentuklonceng,
benang sari bertangkai, kepala sari berwarna kuning, memiliki putik
bulat, panjang ± 0,5 cm, mahkota bunga yang halus, berarna merah dan
berbau harum. Tanaman bunga mawar juga mengandung senyawa kimia
flavonoid dan polifenol yang tinggi.

2.4 Perbanyakan Secara Vegeatif

Perbanyakan vegetatif yang dilakukan antara lain :

a. Setek

Perbanyakan vegetatif dengan stek batang pada tanaman mawar


biasanya digunakan sebagai persiapan batang bawah untuk okulasi dan
grafting. Bahan setek yang baik adalah batang atau cabang dari

6
tanaman yang telah berkayu cukup keras, berdiameter sebesar pensil
dan tumbuh dengan baik.

Batang bawah yang dipakai adalah dari rosa multic dan rosa
multiflora. Kedua varietas ini memiliki perakaran yang kuat. Pangkal
setek dipotong membentuk sudut 45O, kemudian direndam kedalam
larutan Rootone1gr/liter selama kurang lebih 15 menit. ZPT tersebut
berguna untuk merangsang perakaran setek mawar. Rosa multic lebih
banyak digunakan karena dapat berakar setelah 3-4 bulan sedangkan
rosa multiflora berakar setelah 4-6 bulan.

b. Okulasi

Pada prinsipnya, teknik okulasi dilakukan untuk mengkombinasikan


dua jenis mawar atau lebih.Okulasi baru dapat dilakukan setelah
batang bawah mempunyai perakaran yang kuat. Batang bawah yang
digunakan adalah R.multic dan R.multiflora Rosa multic lebih
mempunyai kulit yang tebal sehingga lebih mudah diokulsi.Okulasi
dilakukan dengan membuat irisan kearah bawah dengan mengikut
sertakan sedikit jaringan kayu. Irisan kira-kira lebarnya 4-5mm,
panjang 1,5-2cm, dan tebal 1-2mm.Pada saat mengambil entres atau
btang atas, daun dibuang lalu dibuat irisan berupa kepingan dengan
mata tunas terletak ditengah-tengah. Ukuran irisan sama dengan irisan
pada batang bawah. Setelah entres ditempel, okulasi diikat dengan
menggunakan tali rafia dan diletakan dibawah naungan.

c. Grafting

Grafting merupakan teknik perbanyakan vegetatif dengan cara


menggabungkan dua buah kambium dari batang atas dan batang
bawah. Batang bawah yang di pakai adalah varietas multic dan
multiflora, sedangkan batang atas yang digunakan berasal dari varietas
yang di unggulkan atau dengan sifat yang di inginkan.

Dengan memakai teknik perbanyakan ini, sifat dari kedua varietas


dapat digabungkan yaitu perakaran kuat dan kualitas bunga yang tinggi
atau sifat unggul lainnya. Keberhasilan penyambungan sebagian besar
disebabkan oleh hubungan kambium yang rapat dari kedua tanaman
(Batang bawah dan Batang atas), yang disambungkan atau terjadi
pertautan antara jaringan meristematik keduanya.

d. Stenting

Stenting merupakan gabungan dari penyetekan dan penyambungan


dilakukan saat bersamaan. Batang bawah dipotong sepanjang kurang
lebih 5 cm dan membentuk sudut 30O batang bawah dan batang atas
disambungkan satu sama lain dengan penjepit.Media tanaman yang
dipakai adalah arang sekam.Tanaman ditempatkan dalam rumah
plastik yang intensitas cahayanya 55 %.Intensitas cahaya dapat diatur
dengan pemasangan paranet 55%.Periode pengkabutan diatur setiap 8
menit selama 10 detik.

2.5 Perbanyakan Secara Generatif

Perbanyakan tanaman melalui perkawinan sel-sel reproduksi. Untuk


tanaman hias yang berbunga, melakukan reproduksi dengan cara membentuk
biji yang diperoleh dari penyerbukan benang sari sebagai sel jantan dan
kepala putik sebagai sel betinanya.

Penyerbukan pada tanaman bunga bisa berhasil bila ada perantara (Self
incomatible). Umumnya perantaranya adalah serangga seperti lebah. Kaki
lebah yang hinggap pada bunga yang sedang berkembang secara tidak
sengaja akan menempel pada benang sari. Setelah itu lebah akan terbang lagi
ke bunga lain. Pada saat dia hinggap di bunga lain maka benang sari yang
menempel pada kaki lebah bisa jatuh pada putik bunga. Benang sari dan putik
yang saling menempel ini bisa mengakibatkan terjadinya pembuahan yang
menghasilkan biji.

Proses tersebut adalah proses penyerbukan alami. Kelemahannya selain


membutuhkan waktu yang lama juga kita tidak tahu sifat dari bunga
induknya. Untuk mempercepat proses penyerbukan, bisa menggunakan
penyerbukan buatan / manual dengan bantuan tangan manusia.

Caranya adalah dengan mengambil benang sari pada bunga yang akan
disilangkan lalu ditempelkan pada putik adenium jenis lain yang memiliki
genetik yang berbeda dengan menggunakan alat (cutten bud) . Untuk
melakukannya perlu ketelitian agar berhasil, jika penyerbukan berhasil maka
dalam waktu kurang lebih 2 minggu akan tumbuh sepasang buah yang
berbentuk tanduk dan berwarna hijau.

Setelah buah matang, yang ditandai dengan pecahnya buah, segera ambil
biji di dalam buah sebelum hilang tertiup angin. Jemur biji hingga 2-3 jam
atau sampai biji kering. Selanjutnya semai biji pada media tanam (sekam
bakar di campur dengan pasir dengan komposisi).Bila dapat tumbuh (mulai
bertunas) setelah lebih dari 2 minggu. Dengan tumbuhnya tunas ini berarti
proses perbanyakan berhasil.

Bila akan menyilangkan tanaman hias bunga, pilihlah bunga yang telah
berumur antara 2-5 hari untuk bunga betinanya , dan 3-7 hari untuk bunga
jantaannya. Hal ini agar sel-sel produksinya cukup kuat untuk melakukan
penyerbukan. Ciri-ciri sel jantan yang cukup umur adalahserbuk pada benang
sari sudah kering dan sudah menggumpal.

Agar mudah memperoleh benang sari dan menempelkannya pada putik,


buka daun hingga terlihat dasar bunganya. Setelah itu ambil benang sari
menggunakan pinset stau kuas yang halus. Tempelkan benang sari itu pada
putik lalu bungkus bunga yang menjadi bunga betinanya agar proses
penyerbukan bersih dan steril.
- Kelebihan dari cara generatif adalah :

1. Diperoleh hasil anakan yang banyak karena jumlah biji di dalam


buah banyak, sehingga mudah di semai.
2. Sifat anaknya merupakan gabungan sifat unggul yang sesuai
dengan sifat masing– masing bunga induknya.
3. Cocok untuk mendapatkan varietas adenium baru atau disebut
dengan nama adenium hibrida.

- Kekurangan dari cara generatif adalah :

1. Memerlukan waktu yang lama.


2. Tingkat kegagalan tinggi.
3. Pelaksanaannya rumit.
4. Daya hidup rendah.

2.6 Pemeliharaan Tanaman Mawar

Penyiangan Kegiatan penyiangan biasanya bersamaan dengan


pemupukan agar dapat menghemat biaya dan tenaga kerja. Rumput liar yang
tumbuh pada selokan/parit antar bedengan dibersihkan agar tidak menjadi sarang
hama dan penyakit. Penyiangan sebulan sekali (tergantung pertumbuhan gulma),
dengan mencabut rumput-rumput liar (gulma) secara hati-hati agar tidak merusak
akar tanaman atau membersihkan dengan alat bantu kored/cangkul.

1. Pemupukan Jenis dan dosis (takaran)

Pupuk yang dianjurkan untuk tanaman mawar adalah pupuk NPK (5-10-5)
sebanyak 5 gram/tanaman. Bila pertumbuhan tunas lambat dipupuk NPK pada
perbandingan 10:10:5, bila tangkainya lemah perbandingan pupuk NPK 5:15:5.
Pemberian pupuk sebaiknya pada saat sebelum berbunga, sedang berbunga, dan
setelah kuntum bunga layu. Cara pemberian pupuk dengan ditabur dalam
paritparit kecil dan dangkal diantara barisan tanaman atau di sekeliling tajuk
tanaman, kemudian ditutup dengan tanah tipis dan segera disiram hingga cukup
basah. Pengairan dan Penyiraman

2. Pengairan dan penyiraman dilakukan:

1. Pada fase awal pertumbuhan (sekitar umur 1-2 bulan setelah tanam),
dilakukan secara kontinu tiap hari 1-2 kali. Pengairan berikutnya berangsur-
angsur dikurangi atau tergantung keadaan cuaca dan jenis tanah (media).
2. Waktu pemberian air yang baik pada pagi dan sore hari, saat suhu udara dan
penguapan air dari tanah tidak terlalu tinggi.
3. Cara pengairan adalah dengan disiram secara merata menggunakan alat
bantu ember (gembor).

3. Penyiangan

Kegiatan penyiangan biasanya bersamaan dengan pemupukan agar dapat


menghemat biaya dan tenaga kerja. Rumput liar yang tumbuh pada selokan/parit
antar bedengan dibersihkan agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit.
Penyiangan sebulan sekali (tergantung pertumbuhan gulma), dengan mencabut
rumput-rumput liar (gulma) secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman atau
membersihkan dengan alat bantu kored/cangkul.

4. Pemupukan

Jenis dan dosis (takaran) pupuk yang dianjurkan untuk tanaman mawar adalah
pupuk NPK (5-10-5) sebanyak 5 gram/tanaman. Bila pertumbuhan tunas lambat
dipupuk NPK pada perbandingan 10:10:5, bila tangkainya lemah perbandingan
pupuk NPK 5:15:5.

Jenis dan dosis pupuk lain adalah campuran pupuk yang terdiri atas: 90–135
kg N ditambah 400 kg P2O5 ditambah 120 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan
200– 300 kg Urea ditambah 840 kg TSP ditambah 250 kg KCL/ha/tahun.
Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Hortikultura (Balitro), tanaman
mawar perlu dipupuk pupuk NPK 5 gram/pohon pada saat tanam atau 7–15 hari
setelah tanam.

Pemupukan berikutnya secara kontinu tiap 3–4 bulan sekali, tergantung


keadaan pertumbuhan tanaman. Dosis dan jenis pupuk yang dianjurkan adalah
campuran pupuk Nitrogen 600 kg N ditambah Fosfat 1000 kg P2O5 ditambah
Kalium 400 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan urea ± 1350 kg ditambah TSP
2100 kg ditambah KCL 800 kg/ha/tahun. Tiap kali pemupukan diberikan 1/4 – 1/3
dosis pupuk 337,5–450 kg Urea ditambah 525–700 kg TSP ditambah
100–133 kg KCl per hektar.

Pemberian pupuk sebaiknya pada saat sebelum berbunga, sedang berbunga,


dan setelah kuntum bunga layu. Cara pemberian pupuk dengan ditabur dalam
paritparit kecil dan dangkal diantara barisan tanaman atau di sekeliling tajuk
tanaman, kemudian ditutup dengan tanah tipis dan segera disiram hingga cukup
basah.

5. Pengairan dan Penyiraman

Pengairan dan penyiraman dilakukan:

1. Pada fase awal pertumbuhan (sekitar umur 1-2 bulan setelah tanam),
dilakukan secara kontinu tiap hari 1-2 kali. Pengairan berikutnya
berangsur-angsur dikurangi atau tergantung keadaan cuaca dan jenis
tanah (media).
a. Waktu pemberian air yang baik pada pagi dan sore hari, saat
suhu udara dan penguapan air dari tanah tidak terlalu tinggi.
b. Cara pengairan adalah dengan disiram secara merata
menggunakan alat bantu emrat (gembor).
2.7 Pengendalian Hama dan Penyakit

1. Hama
a. Kutu daun (Macrosiphum rosae Linn., Aphids)
Kutu daun, kecil, panjang ±0,6 mm, berwarna hijau, kadang-kadang
tidak bersayap. Menyerang pucuk, sering menempel pada ranting dan
kuncup bunga.
Gejala mengisap cairan (sel) tanaman, sehingga menyebabkan gejala
abnormal, pada daun atau pucuk jadi keriting/mengkerut. Dapat berperan
sebagai vektor virus dan sering meninggalkan cairan madu manis yang
menempel pada permukaan daun, sehingga menjadi penyebab penyakit
embun jelaga (Capnodium sp.).
Pengendalian menjaga kebersihan (sanitasi) kebun dan disemprot
insektisida Decis 2,5 EC atau Buldok 25 EC, Confidor 200 LC, Curacron
500 EC, Fastac 15 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
b. Kumbang
Tiga jenis kumbang penyerang tanaman mawar: kumbang Chafer
(Macrodactylis subspinosus), Fuller (Autoserica castanca) dan Curculio
(Rhyncite bicolor).

Kumbang Chafer warna coklat kekuning-kuningan panjang tubuh sekitar 12


mm, kumbang Fuller warna coklat keabu-abuan, panjang 10 mm. Kumbang
Curculio berwarna merah bergaris hitam ± 5 mm.
Gejala memakan daun, tangkai dan kuntum bunga, sehingga
bolong-bolong/rusak pada bagian yang diserang. Larva sering memakan
perakaran tanaman.

7
Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan hama tersebut dan cara
kimia disemprot dengan insektisida Hostathion 40 EC, Decis 2,5 EC,
Ambush 2 EC, Elsan 60 EC, dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.
c. Siput berbulu
Tubuh berwarna putih kehijau-hijauan, panjang ± 12 mm, ditutupi bulu-
bulu kasar.
Gejala pada stadium larva, menyerang tanaman dengan cara memakan daun
sebelah bawah yang menyebabkan daun berlubang tinggal tulang daun.
Pengendalian merontokkan kepompong yang menempel pada tanaman, dan
disemprot dengan insektisida Brestan 60 (Moluskasida) pada konsentrasi
yang dianjurkan.

d. Tungau (Tetranychus telarius)


Tungau mirip laba-laba, sangat kecil ± 0,3 mm, berwarna
merah/hijau/kuning. Berkembangbiak dengan cepat bila cuaca lembab dan
panas, serta sirkulasi udara kurang baik.
Gejala menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan sel tanaman, pada
bagian daun/pucuk, sehingga menyebabkan titik-titik merah berwarna
kuning/abu-abu kecoklat-coklatan.
Pengendalian disemprot insektisida-akarisida seperti Omite 570 EC atau
Kelthane 200 EC atau Mitac 200 EC Meothrin 50 EC, Nissuron 50 EC dan
lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.

e. Thrips
Hama ini berukuran sangat kecil ± 1 mm, berwarna kuning-oranye/kuning
kecoklat-coklatan.
Gejala merusak/mengisap cairan sel tanaman, terutama bunga, daun, dan
cabang. Menyenangi mawar bunga berwarna kuning/terang lainnya.
Pengendalian pemangkasan bagian tanaman yang terserang berat dan
disemprot dengan insektisida Mesurol 50 WP, Tokuthion 500 EC, Pegasus
500 SC, Decis 2,5 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.
f. Nematoda akar (Meloidgyne sp.)
Nematoda akar ukurannya sangat kecil (hanya dapat dilihat dengan
mikroskop).
Gejala menyerang akar tanaman mawar, dapat menembus ke bagian batang
sehingga menyebabkan gejala pertumbuhan kerdil, kadang layu (kehilangan
kekuatan tumbuh) dan terdapat bintil-bintil pada akar.Pengendalian pergiliran
tanaman, sterilisasi media tanam, dan menggunakan bahan kimiawi
(nematisida) : Furadan 3 G, Rugby 10 G atau Indofuran pendidikan G pada
saat tanam.
Penyakit
1. Bercak hitam
Penyebab: cendawan (jamur) Marsonina rosae (Lib.) Lind. (“Black spot”).
Gejala: daun bercak hitam-pekat yang tepinya bergerigi. Lambat laun bercak-
bercak berdiameter ± 1 cm menyatu, sehingga jaringan daun di sekitarnya
menjadi kuning. Dapat pula terjadi pada tangkai daun, batang, dasar bunga,
kelopak dan tajuk bunga. Daun yang terserang akan mudah berguguran.
Pengendalian non kimiawi: memangkas bagian tanaman yang sakit dan menjaga
kebersihan kebun (sanitasi).
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Propineb dan
Mankozeb pada konsentrasi yang dianjurkan.

2. Karat daun
Penyebab: cendawan (jamur) Phragmidium mucronatum (Pers. ex Pr.) Schlecht.
Gejala: bintik-bintik warna jingga kemerah-merahan pada sisi bawah daun, pada
sisi daun atas terdapat bercak bersudut warna kemerah - merahan. Daun yang
terserang berat akan mudah gugur (rontok). Pengendalian non kimiawi:
pemotongan/pemangkasan daun sakit kemudian dimusnahkan.
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Zineb atau
Maneb pada konsentrasi yang dianjurkan.
3. Tepung mildew
Penyebab: cendawan Oidium sp.
Gejala: terdapat tepung/lapisan putih pada permukaan daun sebelah bawah dan
atas. Daun/bagian tanaman yang terserang akan berubah warna dari hijau menjadi
kemerah-merahan, lambat laun kekuningkuningan dan akhirnya daun-daun cepat
rontok (gugur).
Pengendalian non kimiawi: memetik daun yang terserang untuk dimusnahkan dan
menjaga kebersihan kebun (sanitasi).
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida Belerang, atau mengandung bahan
aktif Pirazifos.

4. Bengkak pangkal batang


Penyebab: bakteri Agrobacterium tumefacien (E.F Sm et Town.) Conn.
Gejala: terjadi pembengkakan pada pangkal batang dekat permukaan tanah,
sehingga tanaman menjadi kerdil dan akhirnya mati.
Pengendalian non kimiawi: mencabut tanaman yang sakit untuk dimusnahkan dan
sewaktu pemeliharaan tanaman (pemangkasan) menggunakan gunting pangkas
yang bersih dan steril.
Pengendalian kimiawi: disemprot oleh bakterisida yang berbahan aktif
Streptomisin atau Oksitetrasikin.

5. Mosaik (belang-belang)
Penyebab: virus (Virus Mosaik Mawar) (Rose mosaic Virus).
Gejala: daun menguning dan belang-belang, tulang-tulang daunnya seperti jala.
Pengendalian: penanaman bibit yang sehat, pemeliharaan tanaman secara intensif,
penyemprotan insektisida untuk pengendalian serangga vektor, dan membongkar
(eradikasi) tanaman yang sakit untuk dimusnahkan agar tidak menular kepada
tanaman yang lainnya.
6. Bercak daun
Penyebab: dua patogen, yaitu cendawan Cercospora rosicola Pass. dan Alternaria
sp.
Gejala: serangan cercospora bercak-bercak coklat pada daun-daun tua, sedangkan
bercak alternaria berwarna kehitam-hitaman.
Pengendalian nonkimiawi: memotong/memetik daun yang sakit untuk
dimusnahkan dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi).
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang mengandung bahan aktif
Tembaga(Cu).

7. Jamur upas
Penyebab: cendawan Corticium salmonicolor (Berk. et Br.) Tjokr.
Gejala: terdapat lapisan kerak berwarna merah pada batang, dan lambat laun
batang akan membusuk serta mati.
Pengendalian nonkimiawi: mengelupaskan kulit dan mengerok bagian tanaman
yang sakit, kemudian diolesi cat/ter, dapat pula sekaligus memotong bagian
batang yang terinfeksi berat.
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Tridemorf.

8. Busuk bunga
Penyebab: cendawan Botrytis cinerea Pers. Fr.
Gejala: kuntum bunga yang telah membuka membusuk berwarna coklat, dan
berbintil-bintil hitam.
Pengendalian nonkimiawi: membungkus bunga yang mulai mekar dengan kantong
kertas minyak/plastik dan penanganan pasca panen bunga sebaik mungkin.
Pengendalian kimiawi: penyemprotan fungisida yang berbahan aktif Benomil.

9. Penyakit Fisiologis
Penyebab: kekurangan unsur hara (defisiensi), kurang Nitrogen, Phosfor, dan
Kalium.
Gejala: kekurangan nitrogen menyebabkan warna daun hujau-muda (pucat)
kekuning-kuningan dan pertumbuhan tanaman menjadi lambat (kerdil).
Kekurangan phosfor menyebabkan tanaman menjadi kurus dan kerdil, sedangkan
kurang kalium daun-daun menjadi mengering di sepanjang tepi/pinggirannya.
Pengendalian: pemberian pupuk berimbang, terutama unsur N, P2O5, dan K2O
ataupun disemprot pupuk daun yang kandungan unsur haranya tinggi sesuai
dengan gejala defisiensi.

2.8 Panen

1. Ciri dan Umur Tanaman Berbunga

Ciri-ciri bunga mawar siap dipetik (dipanen) untuk tujuan sebagai bunga potong :
kuntum bunganya belum mekar penuh dan berukuran normal.

Untuk tujuan bunga tabur pemetikan bunga pada stadium setelah mekar penuh.
Waktu panen yang ideal adalah pagi atau sore hari (saat suhu udara dan
penguapan air tidak terlalu tinggi). Di beberapa sentra produsen bunga potong
melakukan pemetikan bunga mawar pada malam hari.

2. Cara Pemetikan Bunga

Cara panen bunga mawar adalah dengan memotong tangkai bunga pada bagian
dasar (pangkal) atau disertakan dengan beberapa tangkai daun. Alat pemotong
bunga mawar dapat berupa pisau ataupun gunting pangkas yang tajam, bersih dan
steril.

3. Periode Panen

Tanaman mawar yang bibitnya berasal dari stek ataupun okulasi dapat dipanen
pada umur 4-5 bulan setelah tanam atau tergantung varietas dan kesuburan
pertumbuhannya. Pembuangan ini akan produktif bertahun-tahun berkisar 3-5
tahun.

4. Prakiraan Produksi

Tanaman mawar yang dipelihara secara intensif dari jenis/varietas unggul dapat
menghasilkan 120.000–280.000 kuntum/hektar/tahun. Tingkat produksi ini
tergantung pada varietas mawar, kesuburan tanah, jarak dan tingkat perawatan
tanaman selama di kebun.

2.9 Pasca Panen

1. Pengumpulan

- Pengumpulan pascapanen bunga potong mawar:

a) Kumpulkan bunga segera seusai panen dan masukkan ke dalam wadah (ember)
yang berisi air bersih. Posisi tangkai bunga diatur sebelah bawah terendam air.

b) Angkut seluruh hasil panen ke tempat pengumpulan hasil untuk memudahkan


penanganan berikutnya.

- Pengumpulan pascapanen bunga mawar tabur

Kumpulkan kuntum bunga mawar yang baru dipetik ke dalam suatu wadah
(keranjang plastik, tampah/ember berisi air bersih).

2. Penyortiran dan Penggolongan

a. Sortir bunga yang rusak, layu dan busuk pisahkan secara tersendiri.

b. Klasifikasikan bunga berdasarkan jenis, ukuran bunga, panjang tangkai bunga


dan warna bunga yang seragam. Pengklasifikasian berdasarkan panjang tangkai
bunga dipisahkan ke dalam dua grade. Grade A bunga dengan panjang tangkai
lebih dari 60 cm, grade B panjang tangkai kurang dari 60 cm.

Prospek budidaya tanaman bunga mawar (ROSA Sp) dari hulu kehilir yaitu
dimana tanamanbunga selain dapat di jadikan tanaman hias tanaman mawar juga
dapat dijadikan parfum dan bahan kosmetik seperti bedak dimana akan
meningkatkan hasil ekonomi masyarakat budidaya tanaman bunga mawar.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mawar merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang berduri.
Mawar yang dikenal nama bunga ros atau "Ratu Bunga" merupakan simbol atau
lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia. Mawar berasal dari dataran
Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya, menyebar luas
di daerah-daerah beriklim dingin (sub-tropis) dan panas (tropis).

3.2 Saran

Kami selaku penyusun menyadari masih jauh dari sempurna dan tentunya banyak
sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini disebabkan karena masih
terbatasnya kemampuan kami. Oleh karena itu, kami selaku pembuat makalah ini
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Kami juga
mengharapkan makalah ini sangat bermanfaat untuk kami khususnya dan
pembaca pada umumnya.

.
DAFTAR PUSTAKA

http://blogs.unpad.ac.id/trisnamonica/2010/06/08/budidaya-mawar/

http://yukitamari.blogspot.com/2011/12/budidaya-bunga-mawar.html

http://leniblogs.blogspot.com/2012/12/taksonomi-bunga-mawar_8.html

IPTEK HORTIKULTURA. 2005.Teknik Perbanyakan mawar dengan Cara


Okulasi Mata Berkayu (Chip Budding). Online pada tanggal 6 April 2014

http://www.pustakasekolah.com/klasifikasi-bunga-mawar.html#ixzz3HqKlcKnM
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai