ARSITEKTUR PERTAMANAN
Budidaya Tanaman Hias Melati (Jasminum)
Disusun Oleh :
Ramaiyanti
1840201039
Puji syukur kita panjatkan khadirat tuhan yang maha esa atas rahmatnya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “BUDIDAYA
TANAMAN HIAS MELATI (Jasminum) “
Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari teknis penulisan
maupun materi untuk itu keritik dan saran dari semua pihak untuk bisa menyempurnakan
makalah tersebut .
Ramayanti
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………..……………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….…ii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………….1
2.1.3 Klasifikasi………………………………………………………………………….….4
BAB IV PENUTUP……………………………………………………….……………….9
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..……….9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Bunga Melati merupakan tanaman bunga hias berupa perdu berbatang tegak yang
hidup menahun. Di Indonesia, salah satu jenis bunga melati dijadikan sebagai "puspa
bangsa" atau simbol nasional yaitu bunga melati putih, karena bunga ini melambangkan
kesucian dan kemurnian, serta dikaitkan dengan berbagai tradisi banyak suku di negara ini
sehingga banyak dibutuhkan oleh masyarakat.
Melati (Jasminum sambac Ait.) diduga berasal dari India, melati putih pertama kali
dibudidayakan di Inggris pada tahun 1665. Terdapat 200 jenis melati yang telah
diidentifikasi oleh para ahli botani dan baru sekitar 9 jenis melati yang umum
dibudidayakan yaitu melati hutan (J. multiflorum), melati raja (J. rex), melati cablanca (J.
officinale), J. revotulum, J. mensy, J. parkery, melati australia (J. simplicifolium), melati
hibrida dan melati (J. sambac) (Rukmana, 1997).
Melati dikenal dengan beberapa nama di berbagai daerah antara lain yaitu
Jasminum sambac Ait. sebagai nama ilmiah, malati (Sunda); melati, menur (Jawa); malur,
merul (Batak); puti, bunga manor (Ambon); maluru (Makasar) dan nama asing yaitu
jasmine (Inggris); mo li hua (Cina) (Hieronymus, 2013).
1.3 Tujuan
1.Mengetahui teknik budidaya dan pengendalian hama pada tanaman hias bunga
melati.
Dapat menambah pengetahuan agar mampu berfikir secara praktis dalam kegiatan
budidaya tanaman hias bunga melati.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
Tanaman melati (Jasminum spp.) merupakan salah satu tanaman hias yang banyak
digemari masyarakat Indonesia bentuk dan warnan bunganya yang putih serta aromanya
yang harum menjadi ciri khas dari melati.
Tanaman melati banyak dijumpai terutama di daerah tropis mulai dataran rendah
hingga dataran tinggi bergantung pada spesies atau jenisnya. Melati termasuk tanaman hias
perdu tegak merambat dan bersifat menahun. Diperkirakan berjumlah ± 300 spesies (Jones
& Reed 1988).
Menurut heyne (1987) melati merupakan tanaman asli kepulauan nusantara di
Indonesia ada tiga melati yang mempunyai potensi untuk dikembangkan yaitu jasminum
sambac Maid of Orleans , jasminum sambac Grand Duke of Tusacany , dan jasminum
officinale . Pada bulan juni 1990, bunga melati jasminum sambac Maid of Orleans
dijadikan sebagai “Puspa Bangsa “.
Tanaman melati selain digunakan sebagai tanaman hias taman atau tanaman pot,
juga digunakan sebagai bahan baku parfum dan kosmetik pewangi the ,serta obat
tradisional, di samping itu digunakan pula sebagai bunga rampai, rangkaian atau roncean
kunci keberhasilan penanaman melati terletak pada lingkungan hidupnya yang sesuai dan
pemeliharaan atau perawatan yang tepat.
2.1.2 Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
kelas : Dyctotyledonae
Ordo : Oleales
Famili :Oleaceae
Genus : Jasminum
Melati adalah tanaman perdu dengan tinggi tanaman sekitar 0,3-3 m. Tanaman
melati termasuk family oleanceae tumbuh lebih dari setahun (perennial) dan bersifat
merambat . Bunga melati berbentuk terompet dengan warna bervariasi tergantung pada
jenis dan spesiesnya. Umumnya bunga melati tumbuh diujung tanaman susunan mahkota
bunga tunggal atau ganda (bertumpuk) , beraroma harum tetapi ada beberapa jenis melati
memiliki aroma (Hieronymus)
Daun melati bertangkai pendek dengan helaian berbentuk bulat telur panjang daun
2,5 -10 cm dan lebarnya 1,5-6 cm .Ujung nya daun runcing pangkal membulat , tepi daun
rata ,tulang daun menyirap , menonjol pada permukaan bawah dan permukaan daun hijau
mengkilap . Letak duduk daun berhadap-hadapan pada buku . Batangnya berwarna coklat ,
berakayu berbentuk bulat sampai segi empat , berbuku-buku dan bercabang banyak seolah-
olah merumpun (Eren,2013).
BAB III
Teknik budidaya tanaman hias bunga melati hal – hal yang perlu diperhatikan
sebagai berikut :
a.Syarat Tumbuh
Tanaman melati dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai ketinggian ±
600 mdi dipermukaan laut (dpl). Selama pertumbuhan nya tanaman sangat penuh
memerlukan sinar matahari secara penuh dari pagi sampai sore hari dan pembungaan dapat
terangsang melalui penyinaran secara penuh dengan demikian kualitas buanga yang
meliputi , warna ukuran dan aroma menjadi lebih baik . Curah hujan yang diperlukan rata-
rata 5-6 bulan basah dan2-3 bulan kering pertahun curah hujan sebnyak 112 m dan 119 m
dengan 6-7 hari hujan perbulan . Temperatur udara yang baik pada siang hari sekitar 28 C –
30 C dan pada malam hari sekitar 24 c – 30 C dengan kelembaban udara rata-rata 60%.
b. Persiapan Tanam
c. Penanaman
Penanaman dilakukan di wilayah pesisir tanaman hias, waktu tanaman yang. Baik
adalah awal musim hujan Penanamandilakukan dengan cara sebagaiberikut.
d. Pemeliharaan
Kegiatan penyiangan dan pembumbunan dilakukan setelah tanaman berumur kira-kira3 bulan
atau disesuaikan dengan·· kebutuhan ·dan ·keberadaan gulma yang mengganggu..Penumbuhan
bertujuan menggemburkan tanah di sekitar tanaman· dan menutupi perakaran yang tampakdari luar.
Dengan demikian, penyerapan haramenjadi lebih baik.
2) Penyulaman
3) Penyiraman
Melati tidak tahan terhadap kekurangan air sehingga penyiramannya hama
dilakukan ·terus menerus, terutamapadamusimkemarau. Pada musim hujan tanaman tidak
boleh tergenang air,guna .menghindari penyakit yang..timbul· akibat kondisi lembab.
Selain .itu, penyiraman dapat merangsang terbentuknya bunga dan tunas secaraaktif.
4) Pemupukan
Dosis yang diberikan disesuaikan dengan jenis ·.tanah, kesuburan tanah dan
umur .tanaman.Di beberapadaerah ada yang menggunakan pupuk NPK pada umur. 3 bulan
sebanyak 0,5 sendok teh per pohon dan pada umur 6 bulan sebanyak 1 sendok
teh.Selanjutnya, setiap bulan tanaman dipupuk dengan 1 sendok teh NPK.
5) .Pemangkasan
Tanaman melati dapat diserang oleh berbagai jenis hama (Pirone 1978, Becker
1974). Hama utama pada tanaman melati di Indonesia yang telah diketahui di antaranya
adalah larva dari tiga jenis Lepidoptera, Famili Pyralidae, yaitu Palpita unionalis,
Nausinoe geometralis, dan Hendecasis duplifacialis. Selain itu dijumpai pula hama-hama
Thrips sp. (Thysanoptera : Thripidae) dan Pseudococcus longispinus (Homoptera :
Pseudococcidae) (Kalshoven 1981, Maryam et al. 1994).
Dalam budidaya tanaman melati, salah satu yang menghambat pertumbuhan dan
perkembangannya adalah serangan hama yang dapat menyebabkan kerusakan tanaman dan
berakhir dengan kematian. Gejala kerusakan yang terlihat pada tanaman biasanya sesuai
dengan tipe alat mulut hama dan bagian tanaman yang diserang. Oleh karena itu
perlindungan tanaman dari serangan hama perlu dilakukan, antara lain dengan cara:
1. Cara mekanis
Pengendalian secara mekanis dapat dilakukan bila serangan hama yang dijumpai
masih dalam jumlah terbatas.
3. Sanitasi
Membersihkan sampah dan gulma di sekitar pertanaman sehingga kebun menjadi bersih
dan tidak menjadi tempat bersarang nya hama.
4. Kimiawi
Kimiawi Bila tingkat serangan hama telah diatas ambang batas maka pengendalian secara
kimiawi sebaiknya segera dilakukan. Namun agar tidak memberi dampak negatif bagi
lingkungan, pemberian pestisida harus terkontrol. Dosis harus tepat dan sesuai dengan
organisme pengganggu tanaman yang akan dikendalikan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tanaman hias melati yaitu tanaman bunga hias yang berupa perdu berbatang tegak
yang hidup menahun di Indonesia ,salah satunya jenis melati dapat tumbuh dan
berproduksi dengan baik dataran rendah sampai dataran tinggi pada ketinggian 10-600 m
dpl.meskipun jenis melati yang mempunyai daya adaptasi tersendiri terhadap lingkungan
dan perlu diperhatikan dalam membudidaya tanaman hias tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Jones, D & Reed, BG 1988, Climbing plants in Australia, AH & Reed, AW, Sydney, pp.
256-8.
Kalshoven, LGE 1981, The pests of crops in Indonesia, Rev. By Van der laan PT Ichtiar
baru– Van Hoeve, Jakarta, pp. 701.
Kusumo, S, Sjaifullah & Sutater, T 1998, Melati, buku komoditas No. 4, Balai Penelitian
Tanaman Hias, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian, Jakarta, hlm. 121.