Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah
ini dilakukan dalam rangka memenuhi nilai Fitokimia 1 pada Fakultas Farmasi
Institut Sains Dan Teknologi Nasional. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan
makalah ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan makalah ini. Oleh
karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
a) Ika Maruya Kusuma, S., Si., M. Si. selaku dosen pembimbing yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan makalah ini;
b) Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral; dan
c) sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan
makalah ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga makalah ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
ii
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
DAFTAR ISI
iii
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Minyak bunga mawar yang dihasilkan dari proses ekstraksi sudah sejak
lama digunakan sebagai bahan baku untuk produk pewangi, sabun, pelembab
kulit, dan obat-obatan. Dalam Klasifikasi bunga mawar diketahui bahwa bunga
mawar terdiri dari berbagai jenis yang dibedakan berdasarkan habitat tumbuhnya.
Di antaranya, jenishybrid tea, floribunda, polyantha, grandiflora, dan climbing
rose. Jenis bunga mawar hybrid tea, memiliki bunga tunggal, berukuran lebih
besar, susunan bunga kompak, tangkai bunga panjang, dan sering digunakan
sebagai bunga potong. Mawar floribunda, memiliki tangkai yang agak panjang,
yang bunganya bersatu dalam suatu rangkaian yang besar. Bunga mawar
polyantha ,memiliki satu rangkaian bunga berukuran kecil. Selanjutnya, jenis
mawar grandiflora, adalah gabungan antara sifat-sifat hybrid lea dan floribunda,
sehingga sering digunakan sebagai bunga potong atau tanaman taman. Sedangkan
jenis terakhir, yaitu climbing rose adalah bunga mawar rambat dengan beragam
bunga tunggal dan rangkap.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosanales
Famili : Rosaceae
Genus : Rosa
Spesies : Rosa hybrida
Nama umum : mawar
Habitus : Semak; tinggi ± 2 m.
Deskripsi tanaman:
Deskripsi Bunga:
Majemuk, bulat, diujung batang atau cabang, panjang tangkai ± 2,5 cm, berwarna
abu-abu, kelopak berbentuklonceng, benang sari bertangkai, kepala sari berwarna
kuning, memiliki putik bulat, panjang ± 0,5 cm, mahkota bunga yang halus,
berarna merah dan berbau harum. Tanaman bunga mawar juga mengandung
senyawa kimia flavonoid dan polifenol yang tinggi.
2.2 EKSTRAKSI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada proses perlakuan bahan, bahan yang digunakan adalah bunga mawar
tabur merah dengan tingkat kemekaran bunga 50-70% (setengah mekar) yang
diperoleh di Berguto. Bunga mawar dipotong kecil-kecil dengan menggunakan
pisau. Proses pengecilan ukuran bertujuan agar kelenjar minyak pada bunga dapat
terbuka sebanyak mungkin sehingga laju penguapan minyak atsiri pada proses
kstraksi bahan menjadi cepat (Munawaroh, 2009).
Setelah diperoleh potongan bunga mawar, kemudian dilakukan proses maserasi.
Proses maserasi ini menggunakan pelarut menguap karena lebih menguntungkan
daripada menggunakan penyulingan, karena pada proses maserasi dapat mengatasi
hidrolisis ester yang terkandung dalam minyak atsiri pengaruh air dan panas
(Amiarsi et al. 2006).
ini sangat cocok untuk bahan berupa bunga, karena sifat bahan yang tidak tahan
terhadap suhu tinggi dan juga merusak minyak jika mengalami pemanasan yang
berlebih (Yulianingsih et al. 2006). Proses maserasi dilakukan selama 12 jam
didalam tempat yang tertutup dan gelap dengan tujuan terhindar dari cahaya atau
penerangan, agar proses dapat berlangsung secara efektif. Setelah 12 jam proses
maserasi dihentikan, diperoleh ekstrak bunga mawar kemudian dilanjutkan
dengan penyaringan. Penyaringan dilakukan untuk memisahkan antara ampas
bunga dan fi ltrat bunga. Pada penelitian dengan pelarut etanol ini fi ltrat yang
didapat berwarna merah tua; hal ini dikarenakan sifat dari etanol yang dapat
melarutkan pigmen mawar merah yaitu zat warna antosianin (Anis et al. 2011).
selektif dalam mengekstraksi sejumlah kecil zat lilin serta dapat mengekstrak zat
pewangi dalam jumlah besar, sehingga pengambilan komponen utama minyak
atsiri lebih maksimal.
utama dengan jumlah yang jauh berbeda. Hal ini disebabkan karena perbedaan
jenis pelarut untuk mendapatkan kedua sampel percobaan, dan metode
pengambilan minyak yang berbeda. Secara umum kedua sampel penelitian yang
dianalisis menggunakan uji GC-MS menghasilkan jumlah komponen kimia
minyak atsiri yang lebih sedikit dibandingkan dengan ketiga referensi; hal ini
dikarenakan pada ketiga referensi menggunakan metode distilasi steam. Pada
sampel maserasi minyak mawar merah (Rosa damascena) dengan pelarut etanol
dan maserasi dengan pelarut n-heksana memiliki kandungan utama phenyl ethyl
alcohol yang terdeteksi secara berurutan sebesar 2,73% dan 31,69%.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Anis, S. et al. 2011. Optimalisasi Fungsi Pigmen Bunga Mawar Sortiran sebagai
Zat Pewarna Alami dan Bioaktif Pada Produk Industri. Jurnal Teknik Industri
12(2): 96-104.
Munawaroh, S. 2009. Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut (Cit- Etanol dan
N-Heksana.Tugas Akhir. Universitas Negeri Semarang.
Pangestu, A & Setyo Wuri Handayani. 2011. Rotary Evaporator and Ultraviolet
Lamp.Institute Pertanian Bogor.
Yulianingsih, et al. 2006. Seleksi Jenis Bunga untuk Produksi Mutu Minyak
Mawar. In J.Hort. 16(4): 345-348.