Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PEMBUATAN SEDIAAN GALENIKA

BAHAN BAKU BERASAL DARI BUNGA

Disusun oleh :
Amalia Setya Wardhani 4161002
Arvani Ardyatama Putri 4161006
Emilia Nur Sumarlin 4161016
Islely Puspitarini 4161024
Satria Pamungkas 4161035

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL


TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas proposal dengan bahan baku berasal
dari daun. Kami menyadari bahwa didalam pembuatan proposal ini tidak lepas dari bantuan
dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lupa kami ucapkan kepada dosen pembimbing
dan teman-teman serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini kami
menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan proposal ini.

Semoga proposal ini dapat dapat bermanfaat khususnya untuk diri kita sendiri, umumnya
kepada para pembaca proposal. Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan proposal selanjutnya.

Surakarta, Mei 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................... 2
BAB I................................................................................................. 3
Pendahuluan....................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah............................................................ 3
1.3 Tujuan.............................................................................. 3

BAB II............................................................................................... 4
Tinjuan Pustaka.................................................................................. 4
2.1 Tanaman Kamboja........................................................... 4
2.2 Morfologi Tanaman Kamboja.......................................... 4
2.3 Kandungan Kimia............................................................ 5
2.4 Destilasi .......................................................................... 5

BAB III.............................................................................................. 8
Metode Penelitian.............................................................................. 8
3.1 Metode............................................................................. 8
3.2 Cara Kerja........................................................................ 8

BAB IV.............................................................................................. 10
Pembahasan ...................................................................................... 10
BAB V............................................................................................... 12
Kesimpulan ....................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 13

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kamboja atau semboja merupakan sekelompok tumbuhan dalam marga Plumeria.


Tumbuhan ini berasal dari Amerika Tengah. Nama plumeria diberikan untuk menghormati
Charles Plumier, pakar botanis asal Perancis. Bunga kamboja saat ini tidak saja berwarna putih
dan kuning tetapi ada jenis persilangan baru berwarna merah muda, orange, merah, dan merah
tua. Tanaman kamboja dengan warna putih termasuk dalam spesies Plumeria alba (Gilman,
1994).

Tanaman kamboja putih (Plumeria alba) mengandung senyawa agoniadin, plemierid,


asam plumerat, lipeol, dan asam serotinat, plumierid merupakan suatu zat pahit beracun.
Tumbuhan ini juga mengandung fulvoplumierin, yang memperlihatkan daya untuk mencegah
bakteri, selain itu juga mengandung minyak atsiri antara lain geraniol, farsenol, eugenol,
sitronelol, fenetilalkohol dan linalool (Perdana, 2013).

Senyawa-senyawa atsiri yang terdapat dalam kamboja diantaranya geraniol, sitronelol,


dan linalool (Farooque, 2012). Senyawa-senyawa atsiri tersebut sangat bermanfaat, antara lain
dapat memberi efek relaksasi, mengurangi stress, dan mengusir nyamuk (Rejeki, 2011). Untuk
Klasifikasi tanaman bunga kamboja sebagai berikut :
a. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
b. Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
c. Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
d. Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
e. Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua)
f. Sub Kelas : Asteridae
g. Ordo : Gentianales
h. Famili : Apocynaceae
i. Genus : Plumeria
j. Spesies : Plumeria alba (Perdana, 2013).

1.2 Rumusan Masalah


1. Senyawa apa yang terkandung dalam kamboja putih (Plumeria alba) yang
digunakan untuk aromaterapi ?
2. Metode apa yang digunakan dalam menarik senyawa kimia dalam kamboja putih
(Plumeria alba) ?
3. Formulai berapakah yang paling efektif mengusir nyamuk ?
1.3 Tujuan

Untuk mengatahui apakah Bunga kamboja (Plumeria alba) dapat digunakan sebagai
aromaterapi pengusir nyamuk dengan metode penyulingan serbuk kering bunga kamboja untuk
mendapatkan minyak atsiri yaitu dengan metode destilasi air dengan pelarut air.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kamboja
Kamboja adalah salah satu jenis bunga yang banyak di tanam di Indonesia, khususnya
pulau Jawa dan Bali. Bunga kamboja yaitu bunga yang mempunyai aroma yang sangat
harum dan cukup awet. Bunga ini sering digunakan pada acara-acara adat dan keagamaan
karena memiliki aroma yang khas dan warnanya yang begitu indah. Bunga kamboja ada
yang memiliki kelopak besar dan juga kecil dan memiliki warna putih, kuning, dan merah.
Hasil studi literature menunjukkan bahwa dalam kamboja terdapat beberapa senyawa atsiri
penyebab utama bunga tersebut berbau harum. Senyawa- senyawa atsiri dalam kamboja
diantaranya yaitu geraniol, sitronelol, dan Linalool. Senyawa-senyawa atsiri tersebut
bermanfaat, antara lain yaitu memberi efek relaksasi, mengurangi stress, dan mengusir
nyamuk (Megawati, DKK., 2012).

2.2 Morfologi Tanaman Kamboja

Klasifikasi Tanaman
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Apocynales
Suku : Apocyanaceae
Marga : Plumeria
Jenis : Plumeria acuminate, W.T.Ait (Backer and Brink Jr, 1965 ; Tjitrosoepomo, 2000)
Tanaman kamboja memiliki beberapa jenis dan varietes mulai dari warna yang berbeda
dan juga bunga yang berbeda serta nama latin yang berbeda, namun dalam satu famili.
Tanaman ini dapat tumbuh baik pada subtropis dan tropis hingga mencapai ketinggian 1,5
– 6 meter bahkan lebih. Tanaman ini memiliki pertumbuhan yang cepat dan juga
menghasilkan bunga yang banyak. Berdasarkan morfologi menurut Kurniawan (2017)
tanaman kamboja dapat di bedakan antara lain.
 Batang
Tanaman bunga kamboja memiliki batang yang keras atau berkayu, berbentuk
bulat panjang, dan memiliki cabang yang banyak, bekas dudukan daun terlihat jelas,
berwarna keputih kehijauan. Batang tanaman ini pertumbuhannya cepat, dan juga tahan
terhadap hama dan penyakit. Batang tanaman ini memilik ketinggian sekitar 1.5 – 6
meter bahkan lebih tergantung dengan varietes yang di tanam.
 Daun
Tanaman ini memiliki daun tunggal, memiliki panjang sekitar 10-25 cm bahkan lebih,
bentuk runcing di bagian pangkal, memiliki bagian tepi merata, tebal dan memiliki
bentuk yang lonjongan. Daun tanaman ini mempunyai warna hijau muda, dan hijau tua.

4
Daun tanaman inijuga memerlukan matahari yang cukup untuk memasak, menyimpan
dan membuat cadangan makanan yang baru.
 Bunga
Tanaman ini memiliki bunga yang majemuk, malai rata, kelopak memiliki
bentuk corong, memiliki mahkota bunga berjumlah empat bagian dan memiliki warna
yang sangat bervariasi dan beragam. Bunga pada tanaman ini terletak di bagian cabang
atau di bagian ketiak pada tanaman bunga kamboja. Proses penyerbukaan bunga
kamboja ini di bantu dengan angin, dan binatang yang ada disekitarnya
 Buah dan biji
Buah pada tanaman ini memilikik bentuk yang lonjong kebulatan yang
berwarna kehijauan dan kehitaman bila sudah tua. Buah pada tanaman ini memiliki
panjang sekitar 18-20 cm dengan lebar sekitar 1-2 cm bahkan lebih. Sedangkan biji
pada tanaman ini mempunyai bentuk bulat, memiliki sayap, dan putih kotor.
 Akar
Tanaman ini memiliki akar yang tunggang, bercabang, dan berwarna kecoklatan
muda hingga tua. Akar tanaman ini memiliki fungi untuk menyerap mineral dan unsur
air yang ada di dalam tanah dengan kedalaman sekitar 1.5 -2 meter bahkan lebih
tergantung pertumbuhan tanaman.

2.3 Kandungan Kimia


Tanaman kamboja (Plumeria acuminate, W.T.Ait) mengandung senyawa agoniadin,
plumierid, asam plumerat, lipeol, dan asam serotinat, plumierid merupakan suatu zat pahit
beracun. Menurut Sastroamidjojo (1967). kandungan kimia getah tanaman ini adalah damar
dan asam plumeria C10H10O5 (oxymethyl dioxykaneelzuur) sedangkan kulitnya
mengandung zat pahit beracun. Menurut Syamsulhidayat dan Hutapea (1991) akar dan daun
Plumeria acuminate, W.T.Ait mengandung senyawa saponin, flavonoid, dan polifenol,
selain itu daunnya juga mengandung alkaloid. Tumbuhan ini mengandung fulvoplumierin,
yang memperlihatkan daya mencegah pertumbuhan bakteri, selain itu juga mengandung
minyak atsiri antara lain geraniol, farsenol, sitronelol, fenetilalkohol dan linalool
(Tampubolon, 1981). Kulit batang kamboja mengandung flavonoid, alkaloid, polifenol
(Dalimartha, 1999 ; Prihandono, 1996).

2.4 Destilasi
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap ((volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu
(Syukri,2007). Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan
perbedaan titik didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran
homogen. Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan
dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan. Atas dasar

5
ini maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat pendingin
(Wahyu, 2013).
Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih
lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu pendingin
proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam dinding (bagian luar
condenser), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus
menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam
campuran homogen tersebut ( Syukri, 2007).
Pemisahan dengan destilasi berbeda dengan pemisahan dengan cara penguapan.
Pada pemisahan dengan cara destilasi semua komponen yang terdapat didalam campuran
bersifat mudah menguap(volatil). Tingkat penguapan (volatilitas) masing-masing
komponenberbeda-beda pada suhu yang sama. Hal ini akan berakibat bahwa pada suhu
tertentu uap yang dihasilkan dari suatu campuran cairan akan selalu mengandung lebih
banyak komponen yang lebih volati. Sifat yang demikian ini akan terjadi sebaliknya, yakni
pada suhu tertentu fasa cairan akan lebih banyak mengandung komponen yang kurang
volatil. Jadi cairan yang setimbang dengan uapnya pada suhu tertentu memiliki komposisi
yang berbeda. Pada pemisahan dengan cara penguapan komponen volatil dipisahkan dengan
komponen yang kurang volatil, karen aproses pemanasan. Sebagai contoh: pemisahan
penguapan dapat digunakan untuk memisahkan air dari larutan NaCl berair, sedang
pemisahan dengan cara destilasi digunakan untuk memisahkan campuran alkohol dari air
(Wahyu, 2013).
Menurut Soebagio (2005), ada 6 jenis destilasi yang akan dibahas disini, yaitu
destilasi sederhana, destilasi fraksionasi, destilasi uap, destilasi vakum, destilasi kering dan
destilasi azeotropik.
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut
pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama
dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat. Tujuan
destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari
zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih
cairan murni. Pada destilasi biasa, tekanan uap di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik
didih normal). Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat pada termometer yang ditempatkan
pada tempat terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat (Fhya, 2011)

6
 Destilasi Sederhana
Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih
yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat (volatil. Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih
dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan ke(volatilan, yaitu kecenderungan
sebuah substansi untuk menjadi gas. Destilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer.
Aplikasi destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.
 Destilasi Fraksionasi
Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair,
dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi ini
juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 °C
dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.
 Destilasi Azeotrop
Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki titik
didih yang konstan. Campuran azeotrop merupakan penyimpangan dari hukum
Raoult.
 Destilasi Vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi tidak
stabil, dengan pengertian dapat (terdekomposisi sebelum atau mendekati titik
didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C.
 Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik
didih mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa
ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap
atau air mendidih
 Destilasi kering
Destilasi kering merupakan destilasi yang dilakukan dengan cara memanaskan
material padat untuk mendapatkan fase uap dan cairnya, biasanya digunakan untuk
mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bara.

7
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen tal sederhana. Penelitian
ini tentang penyulingan serbuk kering bunga kamboja untuk mendapatkan minyak atsiri
yaitu dengan metode destilasi air dengan pelarut air. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rancang acak kelompok (RAK), yaitu penelitian dilakukan dengan
menggunakan dua macam konsentrasi perlakuan untuk setiap perlakuan masing-masing
dilakukan lima kali pengulangan.
3.2 Cara Kerja

Memilih serbuk bunga kamboja yang


sudah cukup umur untuk dipanen.

Lakukan sortasi basah pada serbuk


bunga kamboja.

Lakukan perajangan pada simplisia


bunga kamboja.

Pengeringan dengan
menggunakan oven.

Penyerbukan pada serbuk


kering untuk mendapatkan derajat halus
serbuk dilakukan pengayakan dengan
menggunaklan pengayak dengan ukuran
120 mesh.

Destilasi sampai
mendapatkan minyak atsiri dengan 5 kali
pengulangan.
8
 Tahap pemilihan bahan baku
Determinasi tanaman kamboja dilakukan di Laboratorium Farmasi Politeknik Harapan
Bersama Tegal.
 Penyiapan bahan baku
Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah tanaman kamboja. Bagian tanaman
yang digunakan adalah bunga. Hal ini karena pada bagian bunga, banyak mengandung
senyawa kimia atau metabolit sekunder. Bunga yang diambil adalah bunga yang sudah
cukup umur untuk dipanen. Kemudian dilakukan sortasi basah yang bertujuan untuk
memisahkan kotoran-kotoran atau bahan asing yang ada di simplisia. Selanjutnya
dilakukan perajangan yang bertujuan untuk memperbesar luas permukaan tanaman
sehingga zat aktif yang dapat ditarik oleh zat penyari menjadi lebih banyak dan proses
pengeringan lebih cepat. Lalu simplisia yang sudah dirajang dikeringkan dengan
menggunakan oven agar simplisia yang didapat tidak mudah rusak dan dapat tahan
lama.
 Pemilihan Cairan Penyari
Pada pembuatan aromaterapi bunga kamboja pelarut yang digunakan yaitu air, karena
aquadest murah, mudah diperoleh, stabil, tidak mudah terbakar, tidak beracun dan
alami.
 Pemilihan Metode Penyari
Pembuatan aromaterapi bunga kamboja menggunakan metode destilasi. Cara ini
dilakukan dengan merendam bahan yang akan disuling di dalam air, lalu direbus. Uap
air yang keluar dialirkan melalui kondensor (alat pendingin) agar menjadi cair
(terkondensasi). Selanjutnya, cairan tersebut (campuran minyak dengan air) ditampung.
Cairan yang tertampung, setelah dibiarkan beberapa saat akan terpisah menjadi bagian
air dan minyak, tergantung pada berat jenisnya. Bahan yang berat jenisnya lebih besar
akan berada dibagian bawah. Selanjutnya, dengan membuka keran pada alat
penampung, antara minyak dan air dapat dipisahkan
 Senyawa Marker yang Ditujui
Minyak atsiri

9
BAB IV
PEMBAHASAN

Minyak atsiri pada penelitian ini di isolasi atau didapat dengan menggunakan metode
destilasi. Langkah awal yang dilakukan adalah merajang lalu menimbang sampel yang sudah
disiapkan, tabel penimbangan sampel. Tabel penimbangan sampel sebagai berikut :

Sampel yang telah ditimbang kemudian destilasi selama 3 jam dengan menggunakan
pelarut aquadest karena aquadest murah, mudah diperoleh, stabil, tidak mudah terbakar, tidak
beracun dan alami. Lakukan pengukuran suhu pada penetesan pertama dilakukan ini agar
mengetahui pada suhu berapa penetesan pertama destilat karena suhu merupakan faktor yang
harus diperhatikan karena minyak atsiri tidak stabil pada suhu tinggi. Langkah berikutnya
pisah kemudian di tambah Na2SO4 ± 1 gram yang berfungsi untuk mengikat fase air yang
masih tersisa dari proses destilasi, lalu minyak atsiri di tampung dalam vial. Tabel
penimbangan minyak atsiri sebagai berikut:

Dari hasil minyak atsiri yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa berat sampel
yang telah ditimbang dari 3 kali percobaan mendapatkan rata-rata 13 mL, pelaksaan destilasi
sampai dengan penetesan minyak berakhir.

Dari hasil perhitungan rendemen yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa berat
minyak yang telah ditimbang menghasilkan jumlah yang kurang lebih sama, dimana diperlukan
percobaan lain untuk mendapatkan jumlah rendemen yang lebih banyak, perlu dilakukan
pengujian lebih lanjut tentang kemurnian kadar minyak atsiri serta pembanding metode lain

10
atau bentuk serbuk lain hingga didapatkan hasil minyak yang maksimal. Penelitian yang senada
yang dilakukan sebelumnya oleh Megawati (2012)[8] dengan menghasilkan rendemen minyak
atsiri untuk bunga kamboja putih sebesar 1,6%.

Berdasarkan hasil pengujian organoleptis minyak atsiri hasil penyulingan didapatkan


bahwa hasil tersebut sesuai dengan literatur tentang kemurnian kandungan minyak atsiri.

Formula 1 dan 2 merupakan kombinasi dari beberapa bahan dan aromaterapi tersebut
sudah disesuikan dengan literatur dan produk yang ada di pasaran.

Hasil uji pH sediaan aromateri masuk alam standar pH kulit berdasarkan literatur dan
aman untuk digunakan. Hasil uji kesukaan pada responden didapatkan 805 pilihan lebih
menyuai formula 2.

11
BAB V
KESIMPULAN

Penelitian yang dilakukan, menghasilkan simpulan : Adanya rendemen minyak atsiri


hasil destilasi serbuk sangat halus serbuk bunga kamboja dengan nilai rata-rata rendemen
sebesar (1,6 %) dan hasil uji kesukaan pada responden dengan hasil 80% lebih menyukai
Formula 2.

12
DAFTAR PUSTAKA

Backer, C.A., Backhuizen van den Brink, R.C., 1965, Flora of Java, Spermatophytes only,
Volume I, N.V.P. Noordhoff, Gronigen, The Netherlands.
Dalimartha, S., dr., 1999, Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Kanker, hal 62-63, Penebar
Swadata, Jakarta.
Farooque, A. M. D., Mazunder, A., Shambhawee, S., dan Mazumder, R., (2012), Review on
Plumeria Acuminata, International Journal on Research in Pharmacy and Chemistry, 2,
2.

Fhya. 2011. Destilasi. Palu.


Gilman, E. F., D. G. Watson. 1994. Plumeria alba White Frangipani. Fact Sheet ST-490.
Environmental Holticulture Departement, Florida Cooperative Extension Service,
Institute of Food and Agricultural Sciences: University of Florida.

Kurniawan, fredi, 2017.Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kamboja.


Megawati, Satrya, W. D. S., 2012. Minyak Atsiri dari Kamboja Kuning, Putih, dan Merah Dari
Ekstraksi dengan N-heksana. Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Semarang, Semarang
Perdana, L.T., Vivi.Y.S., Mila. M. 2013. Daya Rapelan Minyak Atsiri Bunga Kamboja Putih
(Plumeria alba) dalam Sediaan Lotion Terhadap Nyamuk Aedes Aegypti.Laporan
Penelitian.Semarang: Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi.

Rejeki, S., (2011), Bunga Kamboja Pengusir Nyamuk, New York: John Wiley and Sons, inc,
42-46.

Soebagio, dkk. 2005. Kimia Analitik II. UM Press: Malang


Syamsuhidayat, S. S., dan Hutapea, J. R., 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I),
Departemen Kesehatan RI, Jakarta, page 452-453

Syukri.2007. Kimia Dasar 2. Penerbit ITB. Bandung

Tampubolon, A.S., 1967, Obat Asli Indonesia, 214-215, Dian Rakjat, Jakarta
Wahyu.2013. Laporan Praktikum Kimia Analitik

13

Anda mungkin juga menyukai