Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahNya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah pembuatan pembuatan dodol
wijen jahe. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah.
Namun kami menyadari bahwa hasil yang sederhana ini masih banyak kekurangaan.
Kritik dan saran dari semua pembaca yang sifatnya konstruktif sangatlah kami hargai dan
butuhkan, guna kesempurnaan proposal ini. kami juga mohon maaf apabila proposal ini
terlalu sederhana dan banyak kesalahan dalam menyampaikannya. Akhirnya kami sebagai
penyusun proposal berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk
menambah sedikit pengetahuan yang kita miliki.

Peranap, Januari 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................. i


Daftar Isi .......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Tujuan ....................................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Definisi ..................................................................................................... 3
2.2. Macam- macam jahe ................................................................................ 3
2.3. Klasifikasi Dan Ciri Umum Tanaman Jahe .............................................. 3
2.4. Ciri Umum ................................................................................................ 4
2.5. Kandungan Kimia Jahe ............................................................................ 5
2.6. Manfaat Kandungan pada Jahe ................................................................. 5
2.7. Bahan Pembuatan Dodol Wijen Jahe ....................................................... 7

BAB III PEMBASAHAN


3.1. Bahan Yang Dibutuhkan .......................................................................... 11
3.2. Alat Yang Diperlukan .............................................................................. 11
3.3. Cara Membuat Permen Jahe Kenyal ........................................................ 11

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................................ 12
4.2. Saran ......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut Maryati (1991), dodol adalah jenis makanan setengah basah
(intermediate moisture food) mempunyai kadar air 10-40 %, tekstur lunak, mempunyai
sifat plastis, dapat langsung dimakan, tidak memerlakan pendingin dan tahan lama
selama penyimpanan. Dodol termasuk jenis makanan yang mempunyai sifat agak basah
sehingga dapat langsung dimakan tanpa dibasahkan terlebih dahulu (Yehidrasi) dan
cukup kering sehingga dapat stabil selama penyimpanan. Kadar air 10 - 40% yang tidak
efektif untuk pertumbuhan bakteri dan khamir pathogen, tahan untuk disimpan dalam
waktu yang cukup lama tanpa memerlukan proses pengawetan lainya. Tetapi lamanya
daya simpan pada pangan semi basah ini, juga banyak dipengaruhi oleh komposisi
bahan penyusunnya, aktivitas mikroba, teknologi pengolahan dan sanitasinya, sistem
pengemas yang digunakan dan penggunaan bahan pengawet (Astawan, dan Wahyuni,
1991).
Makanan tradisional di Indonesia begitu beragam termasuk didalamnya
golongan makanan semi basah. Diantara makanan semi basah yang khas seperti Moci
dan Ladu dari Jawa Barat, Lempok Durian dari Kalimantan, Wajik, Tempoyak dan
lainya. Makanan semi basah memiliki kadar air sekitar 20 - 50% dengan Aw antara
0,70 - 0,85. Nilai ini tergantung dari bahan padat yang menyertainya (Satiawihardja,
1994).
Dodol yang berkualitas baik adalah dengan tekstur tidak terlalu lembek, bagian
luar mengkilap akibat adanya pelapisan gula atau glazing, rasa yang khas dan jika
mengandung minyak tidak terasa tengik. Beberapa jenis dodol yang berlemak menjadi
tengik akibat adanya kerja enzim lipase yang tahan panas (Satiawihardja, 1994).

1.2. Tujuan
1. Menjelaskan definisi tentang jahe.
2. Menjelaskan manfaat jahe.
3. Menjelaskan bagaimana cara membuat dodol wijen jahe

1.3. Manfaat
1 Menjadi salah satu sumber pengetahuan dan pengelaman kerja tentang proses
pembuatan dodol nangka agar dapat di kembangkan dan sebagai bahan informasi
tentang sistim industri pembuatan dodol wijen jahe
2 Sebagai bekal bagi siswa untuk membandingkan teori yang di dapat di bangku
sekolah denang kenyataan yang ada di lapangan

1
3 Memberikan pengalaman bagi siswa untuk persiapanya dimana siswa terjun
kelapangan atau masyarakat dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang baru.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi
Jahe atau zingiber officinale merupakan salah satu tanaman berupa tumbuhan
rumpun berbatang semu. Jahe adalah tanaman rimpang yang sangat populer dikalangan
masyarakat baik sebagai bahan rempah dapur ataupun bahan obat. Kandungan kimia
didalam tanaman jahe yang memberikan manfaat untuk kesehatan
Jahe dipekirakan berasal dari asia pasifik yang penyebarannya mulai dari India
hingga wilayah cina. Dari India, jahe mulai dijadikan sebagai bahan rempah untuk
diperjualbelikan yang jangkauan pemasarannya hingga wilayh asia tenggara, jepang,
tiongkok, hingga wilayah timur tengah.
Jahe masuk kedalam suku temu-temuan (Zingiberancae), nama imiah jahe
berasal dari bahasa yunani zingiberi yang diberikan oleh seorang bernama William
Roxburgh. Tanaman ini masih Manfaat satu famili dengan temu-temuan lainnya
semisal temu hitam (curcuma aeruginosa), kencur (Kaempferia galanga), temu lawak
(Cucuma xanthorrizha), lengkuas (Languas galangal), dan sebagainya.

2.2. Macam- macam jahe


2.3.1. Jahe Putih/Kuning Besar
Atau sering di sebut juga jahe gajah/jahe badak, bentuknya besar dan gemuk,
ruasnya lebih mengembung di bandingkan dengan jahe jenis lain dan rasanya
tidak terlalu pedas. Daging rimpang berwarna kuning hingga putih.
2.3.2. Jahe Putih/Kuning
Atau sering di sebut juga jahe sunti atau jahe emprit merupakan jahe yang
banyak dipakai sebagai bumbu masakan, ruasnya lebih kecil, agak rata, sedikit
agak sedikit mengembung, rasa lebih pedas, seratnya tinggi dan aromanya
cukup tajam. Ukuran rimpang sedang dengan warna kuning.
2.3.3. Jahe Merah
Jahe jenis ini memiliki Kandungan gingerol-zat antiradang dalam jahe merah
lebih tinggi dibanding dua macam jahe lainnya dan rasa paling pedas, ukuran
rimpangnya paling kecil dengan kulit warna merah, serat lebih besar
dibandingkan dengan jahe biasa.

2.3. Klasifikasi Dan Ciri Umum Tanaman Jahe


Klasifikasi Ilmiah
Divisi : Spermatophyta.
Sub-divisi : Angiospermae.
Kelas : Monocotyledoneae.

3
Ordo : Zingiberales.
Famili : Zingiberaceae.
Genus : Zingiber.
Species : Zingiber officinale

Nama Daerah :
beeuing (Gayo), jahe (Sunda), bahing (Batak Karo), halia (Aceh), jahi (Lampung),
sipodeh Minangkabau), jhai (Madura), lain jae (Jawa dan Bali), melito (Gorontalo), dsb

2.4. Ciri Umum


Ciri umum tanaman jahe adalah:
1. Tanaman yang bisa bertahan hidup di daerah tropis dan dikenal memiliki rasa
pedas dan hangat pada rimpangnya ini, memiliki beberapa ciri umum yang mudah
dikenali, yaitu :
2. Tanaman sejenis herba, tumbuh tegak dengan ketinggian pohon antara 30-60 cm.
3. Batang pohon semu, beralur dan memiliki warna hijau.
4. Daun tunggal dan berwarna hijau tua, tangkai daun berbulu halus, helai daun
berbentuk lanset, bagian tepi rata dan bagian ujung runcing serta pangkal daun
tumpul. Panjang daun antara 20-40 cm dan lebar antara 2-4 cm.
5. Bunga berupa malai tumbuh dari dalam tanah berbentuk tongkat atau bundar telur,
panjang malai berkisar antara3,5-5 cm dengan lebar 1,5-1,75 cm. Gagang bunga
hampir tidak berbulu dengan panjang sekitar 25 cm, sisik pada bunga berjumlah
5-7 buah, berbentuk lanset. Letaknya berdekatan, panjang sisik 3-5 cm. mahkota
bunga berbentuk tabung 2 – 2,5 cm dengan helai agak sempit, memiliki bentuk
tajam, warna kuning kehijauan, panjang sekitar 1,5 – 2,5 mm dengan lebar 3 – 3,5
mm, bibir berwarna ungu, gelap, berbintik-bintik berwarna putih kekuningan,
panjang 12 – 15 mm ; kepala sari berwarna ungu, dengan panjang 9 mm, tangkai
putik berjumlah 2.
6. Buah berbentuk bulat hingga bulat panjang, berwarna coklat sedang biji berbentuk
bulat dengan warna hitam.
7. Akar berbentuk serabut dengan warna putih kotor. Rimpang tebal dan agak
melebar, tumbuh bercabang-cabang. Warna rimpang kuning pucat. Bagian dalam
berserat agak kasar, warna kuning muda dengan bagian ujung berwarna merah
muda. Rimpang memiliki aroma khas dan rasa pedas.Rimpang dapat dibedakan
menjadi tiga bagian sesuai dengan ukuran dan warna yang dimiliki yaitu : Jahe
besar (jahe gajah/jahe badak), jahe kecil (jahe emprit), dan jahe merah (jahe sunti)

4
2.5. Kandungan Kimia Jahe
Pemanfaatan jahe oleh manusia yaitu pada bagian rimpangnya. Rimpang jahe
mengandung minyak asitri dimana didalamnya terkandung beberapa senyawa seperti
Zingeron, seskuiterpen, oleoresin, zingiberen, limonen, kamfena, sineol, zingiberal,
sitral, felandren, dan borneol. Selain itu, terdapat juga damar, pati, vitamin A, B, C,
senyawa flavonoid dan polifenol, serta asam organik seperti asam malat dan asam
oksalat.

2.6. Manfaat Kandungan pada Jahe


Dalam perdagangan jahe dijual dalam bentuk jahe segar, jahe kering, jahe bubuk
dan awetan jahe. Disamping itu terdapat hasil olahan jahe seperti: minyak astiri dan
koresin yang diperoleh dengan cara penyulingan yang berguna sebagai bahan
pencampur dalam minuman berbagai minuman (alkohol), es krim, campuran sosis.
Selain itu rimpang jahe dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma
dan rasa pada makanan seperti kue, roti, biscuit dan kembang gula. Jahe juga dapat
digunakan pada industri obat, minyak wangi, industri jamu tradisional, diolah menjadi
asinan jahe, dibuat acar, lalap, bandrek, sekoteng dan sirup.
Manfaat Jahe:
1. Menurunkan tekanan darah (hipertensi)
Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar
pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat dan lancar dan meringankan
kerja jantung dalam memompa darah.
2. Membantu pencernaan
Karena jahe mengandung enzim pencernaan yaitu protease dan lipase, yang
masing-masing mencerna protein dan lemak.
3. Melancarkan Peredaran Darah
Gingerol pada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah.
Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan
serangan jantung.
4. Obat Mual & Masuk angin
Karena jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa kimia yang dapat
menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual. Termasuk mual
akibat mabuk perjalanan. Membuat lambung menjadi nyaman, meringankan kram
perut dan membantu mengeluarkan angin.
5. Menangkal Radikal Bebas
Jahe juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak
yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.
6. Meredakan Rasa sakit

5
Pereda rasa sakit yang alami dan dapat meredakan nyeri rematik, sakit kepala, dan
migren. Caranya, minum wedang jahe 3 kali sehari. Bisa juga minum wedang
ronde, mengulum permen jahe, atau menambahkan jahe saat pada soto, semur, atau
rendang.
7. Obat Kompres
Daun jahe juga berkhasiat, sebagai obat kompres pada sakit kepala dan dapat
dipercikan ke wajah orang yang sedang menggigil. Caranya dengan ditumbuk dan
diberi sedikit air dapat dipergunakan sebagai obat kompres pada sakit kepala dan
dapat dipercikan ke wajah orang yang sedang menggigil.
8. Melancarkan penceraan
Memperkuat pencernaan makanan dan mengusir gas di dalamnya. Caranya dengan
menumbuk rimpang lalu direbus dalam air mendidih selama lebih kurang ½ jam,
kemudian diminum airnya.
9. Mengobati rematik
Siapkan 1 atau 2 rimpang jahe. Panaskan rimpang tersebut di atas api atau bara dan
kemudian ditumbuk. Tempel tumbukan jahe pada bagian tubuh yang sakit rematik.
Cara lain adalah dengam menumbuk bersama cengkeh, dan ditempelkan pada
bagian tubuh yang rematik.
10. Obat Luka
Mengobati luka karena lecet, ditikam benda tajam, terkena duri, jatuh, serta gigitan
ular. Caranya rimpang jahe merah ditumbuk dan ditambahkan sedikit garam.
Letakkan pada bagian tubuh yang terluka.
11. Obat Digigit Serangga
Mengobati gatal karena sengatan serangga. Caranya dengan menumbuk rimpang
lalu digunakan sebagai obat gosok.
12. Mengobati luka bekas gigitan ular beracun.
Caranya dengan menumbuk rimpang dan diberi sedikit garam, kemudian
ditempelkan pada luka bekas gigitan ular beracun (hanya sebagai pertolongan
pertama sebelum penderita dibawa ke dokter)
13. Mengobati sakit perut
Jahe merupakan obat mujarab bagi penderita sakit perut, seperti diare. Sebab jahe
bersifat analgesik dan menenangkan.
14. Mencegah beberapa jenis kanker
Dari khasiat harian, jahe yang diekstrak juga ampuh menghambat pertumbuhan
berbagai jenis sel kanker.

6
15. Menyembuhkan migrain
Studi menunjukkan bahwa jahe dapat menghentikan prostaglandin, faktor
penyebab rasa sakit pada kepala. Dengan demikian, jahe mengurangi migrain atau
sakit kepala sebelah.
16. Mencegah siklus menstruasi tak teratur
Jahe memberi manfaat keteraturan siklus menstruasi bagi wanita. Di China
misalnya, jahe dan gula merah yang dicampurkan dalam teh banyak dikonsumsi
untuk mengurangi kram saat datang bulan.
17. Mengobati morning sickness
Rasa mual, perut kembung dan ingin muntah di pagi hari, termasuk pada wanita
hamil, dapat disembuhkan dengan ramuan jahe.
18. Mengobati sakit gigi
Nyeri gusi dan sakit gigi ternyata juga bisa dicegah dengan kebiasaan minum air
jahe. Ini karena jahe memiliki sifat antijamur dan antibakteri.
19. Menurunkan kadar kolesterol
Manfaat lain, yakni jahe terbukti berkhasiat menurunkan kadar kolesterol, selain
bersifat membersihkan darah. Dengan demikian serangan jantung dan pembekuan
darah dapat dicegah.
20. Sebagai Obat Jerawat
Salah satu penelitian yang dilakukan di Universitas Maryland Midical Center, jahe
juga berkhasiat untuk membantu mencegah timbulnya jerawat dianjurkan untuk
mengkonsumsi jahe maksimal 4 gram per hari.
21. Menurunkan Berat Badan
Jahe berfungsi melebarkan pembuluh darah membakar kalori menjadi panas tubuh.
Selain itu jahe hanya mengandung sedikit kalori sehingga tidak berkontribusi
menaikkan berat badan anda. Seduhan wedang jahe sangat baik bagi kesehatan dan
metabolisme tubuh.
22. Membersihkan Kotoran di Dalam Tubuh
Jika kita sering mengkonsumsi jahe dengan cara diseduh, biasanya kita akan
berkeringat. Melalui keringat itulah dikeluarkan berbagai kotoran jahat yang ada di
dalam tubuh.

2.7. Bahan Pembuatan Dodol Wijen Jahe


2.7.1. Tepung Ketan
Golongan serealia terbagi menjadi dua jenis yakni beras biasa dan beras
ketan. Karakteristik beras biasa dicirikan mempunyai endosperm yang
mengkilat, sedangkan beras ketan mempunyai endosperm yang gelap dan
berkapur yang dikenal dengan nama beras “waxy” (Kent, 1975). Dalam

7
pembuatan dodol, tepung ketan digunakan sebagai bahan campuran dan bahan
pengikat agar diperoleh tekstur plastis yang dikehendaki (Astawan, 1991).
Menurut Munasir, dkk (1987), dalam pengolahan bahan pangan digunakan
tepung beras ketan karena sifatnya yang lengket dan beraroma segar serta tahan
lama.
Tepung beras ketan berbeda dari tepung atau pati beras lain dalam
ketahanannya terhadap memisahnya cairan (sineresis) selama pembekuan dan
pencairan kembali. Tepung dan pati beras ketan lebih unggul daripada tepung
dan pati biji-bijian lainya karena lebih stabil pada saat pembekuan dan dicairkan
kembali (Desroiser, 1972).
Komponen utama tepung beras ketan adalah pati beramilopektin tinggi
(Juliono,1984). Pada pemanasan dengan keberadaan air, pati menyerap air dan
menggelembung atau mengalami gelatinisasi yang menentukan kemasakan
olahan makanan. Selanjutnya pada pendinginan terjadi retrogradasi dengan
akibat tekstur menjadi lebih kenyal yang menentukan tekstur makanan. Menurut
Luh (1980), tepung beras ketan mengandung kurang dari 5% amilosa dalam pati
dan jumlah yang besar dari –amilase.
2.7.2. Gula halus
Jenis gula yang digunakan dalam pembuatan dodol nangka yaitu gula
pasir. Gula pasir adalah butiran kecil seperti kristal yang terbuat dari proses
hasil penggilingan tebu. (U.S . Wheat Association, 1983:24).
Gula tepung adalah gula butiran (granulated sugar) yang digerus halus,
Yang dimaksud dengan gula halus adalah gula yang butirannya sangat halus,
memiliki kristal-kristal lebih kecil daripada gula biasa. Gula jenis ini memang
biasa dipakai karena mudah larut. Juga sering dipakai oleh pabrik kue atau
kripik sehingga seringkali disebut baker’s sugar karena mudah bercampur dan
meleleh lebih cepat daripada gula pasir biasa.
Gula pasir merupakan komoditi yang menyangkut kepentingan banyak
pihak, sehingga kebijakan-kebijakan yang terkait dengan gula pasir harus
menggambarkan kepentingan pihak-pihak seperti petani tebuh, pabrik
gula,konsumen gula dan kepentingan pemerintah. Kebijakan yang dikeluarkan
oleh pemerinta terkait dengan segi produksi, pengolahan dan pemasarannya.
Peran dikeluarkannya kebijakan-kebijakan tersebut bertujuan untuk menjamin
kelancaran pengadaan dan penyaluran gula serta peningkatan pandapatan petani.
Secara kimiawi gula sama dengan karbohidrat, tetapi umumnya
pengertian gula mengacu pada karbohidrat yang memiliki rasa manis, berukuran
kecil dan dapat larut. Kata gula pada umumnya digunakan sebagai padanan kata
untuk sakarosa (sukrosa). Pada bagian ini pengertian gula mengacu pada

8
karbohidrat yang memiliki rasa manis, berukuran kecil dan dapat larut (dalam
air).
Rasa manis yang biasa dijumpai pada tanaman terutama disebabkan oleh
tiga jenis gula, yaitu sakarosa, fruktosa dan glukosa. Gula-gula ini berada secara
sendiri-sendiri ataupun dalam bentuk campuran satu dengan yang lain. Madu
merupakan larutan yang terdiri dari glukosa, fruktosa dan sakarosa dalam air,
dengan komposisi sekitar 80% gula dan 20% air. Komposisi sesungguhnya
sangat tergantung pada asal tanaman.
Bila dilihat dari sisi warna dan rasa kripik nanas kurang menarik dan
kurang nikmat. Untuk menambah daya tarik dan rasa, kripik nanas dapat
ditaburkan dengan gula halus. Namun penambahan gula halus ini menambah
biaya produksi sehinga penentuan harga pun harus dinaikan sesuai penambahan
nilai dari kripik nanas tersebut.
2.7.3. Santan Kelapa
Menurut Woodroof dan Luh (1975), komposisi buah kelapa terdiri dari
daging buah 28.0 – 34.9 %, tempurung 12.0 – 13.1%, sabut 25.0 - 32.8 % dan
air kelapa 19.2 – 25.0 %. Daging buah kelapa merupakan salah satu sumber
lemak nabati dengan kandungan lamak sekitar 35 %. Disamping itu daging buah
kalapa juga sumber protein yang penting dan mudah dicerna. Jumlah protein
terbesar terdapat pada buah kelapa yang setengah tua. Sedangkan kandungan
lemak dan kalorinya mencapai maksimal ketika buah sudah tua. Dengan
demikian, daging buah kelapa dapat diolah menjadi berbagai produk kebutuhan
rumah tangga seperti bumbu dapur, santan, kopra, minyak kelapa dan kelapa
parut kering (Lutony, 1993).
Dalam pembuatan dodol, santan berfungsi sebagai penambah cita rasa
dan aroma. Kelapa sebagai bahan baku santan dipilih yang cukup tingkat
ketuaanya dan tidak busuk agar aroma dodol yang dihasilkan harum. Selain tua,
kelapa juga harus bersih (Satuhu dkk, 2006)
Santan adalah cairan berwarna putih susu yang diperoleh dengan cara
pengepresan daging kelapa parut atau tanpa penambahan air (proses
penambahan air disebut proses pembuatan secara basah). Santan kelapa diambil
dari buah kelapa yang cukup tua (12 bulan). Selain tingkat ketuaan buah kelapa,
ukuran partikel kelapa parut serta tekanan yang digunakan untuk memperoleh
ekstrak santan (Astawan dan Wahyuni,1991).
Santan kelapa sering digunakan dalam industri rumah tangga maupun
rumah tangga seperti pada industri kembang gula, roti, biskuit dan untuk
pembuatan makanan jajanan (Anjaya dkk, 1996). Menurut Palungkun (1993),
kekhasan rasanya belum dapat digantikan oleh bahan manapun.

9
Santan secara umum adalah cairan yang terkandung dalam endosperm
dari kelapa segar. Banyaknya santan tergantung dari ukuran, varietas,
kematangan dan kesegaran dari kelapa (Woodroof, 1975). Peningkatan
rendemen santan dapat dilakukan melalui variasi cara ekstraksi. Ekstraksi santan
dari daging buah kelapa dimaksudkan untuk mengeluarkan minyak dan protein
yang terdapat dalam daging buah kelapa (Anjaya dkk, 1996). Suhardiyono
(1995) mengatakan, untuk membebaskan cairan dan minyak, dinding sel harus
dirusak. Hal ini dapat dicapai dengan memarut daging buah kelapa dan
memerasnya (Pratomo, 1985). Perbandingan air dengan kelapa untuk
memperoleh santan yang terbaik adalah dua bagian air dan satu bagian daging
kelapa (Anjaya dkk, 1996).
2.7.4. Vanili
anili yang ditambahkan dapat berupa bubuk atau cairan (esencce).
Penambahan vanili berfungsi untuk memperbaiki aroma terutama dodol buah
yang terbuat dari tepung. Jumlah yang ditambahkan kurang lebih setengah
sendok teh untuk setiap kilogram bahan (vanili dalam bentuk bubuk), atau satu
sendok makan untuk vanili dalam bentuk cairan (Satuhu dkk,2006).

10
BAB III
CARA PEMBUATAN DODOL WIJEN JAHE

3.1. Bahan Dodol Jahe Wijen


a. 100 gram tepung ketan, sangrai
b. 10 gram tepung maizena
c. 100 gram jahe, parut
d. 100 gram gula pasir
e. 1 sendok teh garam
f. 1/2 sendok teh kayu manis bubuk
g. 20 gram mentega
h. 600 ml air
i. 25 gram wijen putih, sangrai
j. 25 gram wijen hitam, sangrai
Bahan Taburan :
a. 100 gram wijen putih, sangai

3.2. Alat yang digunakan


a. Kuali
b. Kompor
c. Sendok kayu
d. Talam
e. Pisau
f. Plastik

3.3. Cara Membuat Dodol Jahe Wijen


1. Sari jahe, peras jahe parut sambil tuangi 100 ml air sedikit demi sedikit. Sisihkan.
2. Campur tepung ketan, tepung maizena, kayu manis bubuk, dan garam. Aduk rata.
Masukkan gula pasir, aduk rata.
3. Tuang sisa air dan air jahe sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga rata.
4. Tambahkan mentega, wijen putih dan wijen hitam. Masak sambil diaduk hingga
mendidih an mengental seperti dodol, angkat. Tuang ke dalam loyang beralas
plastik, ratakan. Biarkan mengeras.
5. Keluarkan dari dalam loyang, potong ukuran 4x1, 5x1,5 cm. Gulingkan di atas
wijen, ratakan

11
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Semua buah bisa dibuat dodol asalkan kita tahu cara pengolahannya, baik itu
tahap penyiapan bahan, pemeraman, penyimpanan sampai tahap pengolahan hingga
menjadi dodol buah yang baik dan itu tidak terlepas dari mutu buah, bahan, serta alat
yang digunakan harus mendukung sehingga memperoleh hasil yang kita inginkan.

4.2. Saran
Penambahan gula, santan, bubur buah dan tepung ketan pada saat pemasakan
harus benar-benar diperhatikan karena hal ini sangat berkaitan dengan rasa dan tekstur
yang didapatkan pada saat pemasakan dodol.

12
DAFTAR PUSTAKA

Apandi, Muchidin. Msc, Dr. 1984. Teknologi Buah dan Sayur. Penerbit Alumni, Bandung
Astawan dan Wahyuni, 1991. Teknologi Pengolahan Pangan Nabati Tepat Guna. Dalm
Irawati, R,2001. Pembuatan Dodol Waluh (Kajian Penambahan Tepung Ketan dan Terigu
Serta Gula Pasir) Tehadap Sifat Fisik, Kimia dan Organoleptik. Skripsi Fakulta Teknologi
Pertanian. Universitas Brawijaya, Malang.
Desrosier, N. W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. UI Press, Jakarta.
Satuhu dan Sunarmani, 2004. Membuat Aneka Dodol buah. Penbar Swadaya. Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai