Disusun oleh :
201948201019
i
PROGRAM STUDI FARMAS
SORONG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
izin,rahmat,dan hikmat-nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
praktikum farmakognosi dengan baik. laporan dengan judul “Pengelolaan
Simplisia Daun Suji”
Melalui laporan ini, saya berharap agar saya dan pembaca mampu
memahami prinsip dan pembuatan simplisia.
Saya mengucapkan terimakasih kepada dosen farmakognosi, yaitu Ibu
Ellistiawati Laos , S. Farm., Apt.
Saya berharap agar Jurnal yang telah saya susun ini dapat memberikan
pemahaman bagi pembaca dan penulis lain. Saya juga berharap agar jurnal
ini menjadi acuan yang baik dan berkualitas.
i
Marcelino B.P. Sanggono
201948201022
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................1
BAB II................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................4
2.1 SIMPLISIA...............................................................................................4
BAB III..........................................................................................................17
ii
3.3. Cara Kerja.............................................................................................18
BAB IV.............................................................................................................19
PEMBAHASAN...............................................................................................19
BAB V..............................................................................................................23
PENUTUP.......................................................................................................23
5.1 KESIMPULAN........................................................................................24
5.2 SARAN...................................................................................................25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Simplisia yang aman dan berkhasiat adalah simplisia yang tidak mengandung
bahaya kimia, mikroorganisme, dan bahaya fisik, serta mengandung zat aktif
yang berkhasiat.Ciri simplisia yang baik adalah dari kondisi kering ( kadar <
10%), untuk simplisia daun bila di remas bergemerisik dan berubah menjadi
serpihan, simplisia Bunga bila di remas bergemerisik dan berubah menjadi
sepihan atau mudah di patahkan, dan simplisia buah dan rimpang (irisan) bila
diremas mudah dipatahkan. Ciri lain simplisia yang baik adalah tidak
berjamur, dan berbau khas menyerupai bahan segarnya.(Herawati, Nuraida,
dan Sumarto 2012).
2003 2.553.020
2004 1.778.582
2005 1.131.621
2006 905.039
2007 2.041.962
2008 1.845.490
2009 2.262.505
Daun suji dapat memberikan warna hijau serta aroma harum pada bahan
pangan. Inilah yang menjadi salah satu kelebihan yang ditawarkan dari
penggunaan tanaman suji sebagai bahan aditif makanan karena selain
menyajikan tampilan fisik yang baik serta menciptakan aroma khas yang
dapat meningkatkan selera konsumen untuk memakannya. Namun,
pemanfaatan suji sebagai pewarna pangan masih terbatas pada skala rumah
2
tangga saja. Pemanfaatan dan pengolahan daun suji menjadi produk yang
lebih komersial masih belum berkembang, padahal potensi pemanfaatan suji
sebagai zat pewarna alami ini sangat besar, bahkan bila didukung dengan
pengembangan teknologi yang tepat oleh tenaga-tenaga ahli,potensi
Indonesia untuk menjadi negara pemasok isolat pewarna pangan dari daun
suji terbuka lebar. Bila diteliti lebih lanjut, senyawa aktif klorofil yang
menyebabkan warna hijau pada daun suji ini pun memiliki banyak khasiat
kesehatan. Namun ketidakstabilan senyawa ini membutuhkan proses lebih
lanjut untuk diubah menjadi berbagai senyawa turunan dan kemudian dapat
dikonsumsi oleh manusia dan pemanfaatan klorofil sebagai suplemen
kesehatan tersebut tidak menjadi fokus kajian penelitian ini, walaupun
dengan keberhasilan isolasi klorofil secara tidak langsung dapat membuka
lebar pangsa pasar produk-produk kesehatan.
. TUJUAN
3
Mahasiswa mampu memahami prinsip dan melakukan
pembuatan simpiisia.
Untuk mengetahui khaziat dari daun suji
Untuk mengetahui kandungan daun suji
MANFAAT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 SIMPLISIA
4
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, suhu
pengeringan tidak lebih dari 60 C.( BPOM 2014)
Simplisia yang aman dan berkhasiat adalah simplisia yang tidak mengandung
bahaya kimia, mikroorganisme, dan bahaya fisik, serta mengandung zat aktif
yang berkhasiat.Ciri simplisia yang baik adalah dari kondisi kering ( kadar <
10%), untuk simplisia daun bila di remas bergemerisik dan berubah menjadi
serpihan, simplisia Bunga bila di remas bergemerisik dan berubah menjadi
sepihan atau mudah di patahkan, dan simplisia buah dan rimpang (irisan) bila
diremas mudah dipatahkan. Ciri lain simplisia yang baik adalah tidak
berjamur, dan berbau khas menyerupai bahan segarnya.(Herawati, Nuraida,
dan Sumarto 2012).
5
kandungan, kontminasi dan stabilitas bahan. Namun demikian simplisia
sebagai produk olahan , variasi senyawa kandungan dapat di perkecil, diatur
atau di konstankan. ( Depkes RI,2000).
Dalam hal simplisia sebagai bahan baku dapat di produk siap konsumsi
langsung dapat di pertimbangkan 3 komponen untuk menyususn parameter
standar umum:
6
1. Pengumpulan bahan baku
2. Sortasi basa
3. Pencucian
4. Perajangan
5. Pengeringan
6. Sortasi kering
7. Pengepekan
8. Penyimpanan dan pemeriksaan mutu ( Depkes RI, 1985)
7
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Dracaena
Jenis : Dracaenangustifolia
Nama dagang : Suji
Nama Daerah
Morfologi Tanaman
8
Bulat, putih bening. Akar : Tunggang, putih kotor. Sinonim :
Pleomele angustifolia N.E. Brown
Kegunaan
Kandungan Kimia
9
Daun suji memiliki kandungan kimia alkaloid, saponin,
flavonoid, tannin, polifenol klorofil a dan b. klorofil a
mengandung atom Mg yang di ikat dengan N dari 2 cincin
pirol dengan ikatan kofalen serta oleh dua atom N dari 2
cincin pirol lain melalui ikatan koordinat yaitu N dari pirol
yang menyumbangan pasangan elektronnya pada Mg.
dalam proses pengolahan pangan, perubahan yang paling
umum terjadi iyalah penggantian atom maknesium dengan
atom hydrogen yang membentuk feofitin di tandai dengan
perubahan warna dari hijau menjadi coklat olive yang suram.
Klorofil bersifat peka terhadap cahaya, suhu dan oksigen.
( Winarno 1991 hal 173-174).
10
saat pagi hari jam 7 sampai jam 8 pagi, karena kalau lewat dari jam 8
tanamannya akan melakukan proses fotosintesis. bagian tanaman tersebut
mengandung senyawa aktif dalam jumlah yang terbesar.
2. SORTASI BASAH
3. PENCUCIAN
11
Pseudomonas, Proteus, Micrococcus, Bacillus, Streptococcus, Enterobacter
dan Escherishia. Pada simplisia akar, batang atau buah dapat pula dilakukan
pengupasan kulit luarnya untuk mengurangi jumlah mikroba awal karena
sebagian besar jumlah mikroba biasanya terdapat pada permukaan bahan
simplisia. Bahan yang telah dikupas tersebut mungkin tidak memerlukan
pencucian jika cara pengupasannya dilakukan dengan tepat dan bersih.
4. PERAJANGAN
Semakin tipis bahan yang akan dikeringkan, semakin cepat penguapan air,
sehingga mempercepat waktu pengeringan. Akan tetapi irisan yang terlalu
tipis juga dapat menyebabkan berkurangnya atau hilangnya zat berkhasiat
yang mudah menguap. Sehingga mempengaruhi komposisi bau dan rasa
yang diinginkan. Oleh karena itu bahan simplisia seperti temulawak, temu
giring, jahe, kencur dan bahan sejenis lainnya dihindari perajangan yang
terlalu tipis untuk mencegah berkurangnya kadar minyak atsiri. Selama
perajangan seharusnya jumlah mikroba tidak bertambah. Penjemuran
sebelum perajangan diperlukan untuk mengurangi pewarnaan akibat reaksi
antara bahan dan logam pisau. Pengeringan dilakukan dengan sinar
matahari selama satu hari.
12
5. PENGERINGAN
13
sedangkan bagian dalamnya masih basah. Hal ini dapat disebabkan oleh
irisan bahan simplisia yang terlalu tebal, suhu pengeringan yang terlalu tinggi,
atau oleh suatu keadaan lain yang menyebabkan penguapan air permukaan
bahan jauh lebih cepat daripada difusi air dari dalam ke permukaan tersebut,
sehingga permukaan bahan menjadi keras dan menghambat pengeringan
selanjutnya. “Face hardening” dapat mengakibatkan kerusakan atau
kebusukan di bagian dalarn bahan yang dikeringkan.
a. Pengeringan Alamiah.
Tergantung dari senyawa aktif yang dikandung dalam bagian tanaman yang
dikeringkan, dapat dilakukan dua cara pengeringan :
14
merupakan suatu cara yang mudah dan murah, yang dilakukan dengan cara
membiarkan bagian yang telah dipotong-potong di udara terbuka di atas
tampah-tampah tanpa kondisi yang terkontrol sepertl suhu, kelembaban dan
aliran udara. Dengan cara ini kecepatan pengeringan sangat tergantung
kepada keadaan iklim, sehingga cara ini hanya baik dilakukan di daerah yang
udaranya panas atau kelembabannya rendah, serta tidak turun hujan. Hujan
atau cuaca yang mendung dapat memperpanjang waktu pengeringan
sehingga memberi kesempatan pada kapang atau mikroba lainnya untuk
tumbuh sebelum simplisia tersebut kering. F’IDC (Food Technology
Development Center IPB) telah merancang dan membuat suatu alat
pengering dengan menggunakan sinar matahari, sinar matahari tersebut
ditampung pada permukaan yang gelap dengan sudut kemiringan tertentu.
Panas ini kemudian dialirkan keatas rak-rak pengering yang diberi atap
tembus cahaya di atasnya sehingga rnencegah bahan menjadi basah jika
tiba-tiba turun hujan. Alat ini telah digunakan untuk mengeringkan singkong
yang telah dirajang dengan demikian dapat pula digunakan untuk
mengeringkan simplisia.
b. Pengeringan Buatan
15
kompor, mesin disel atau listrik, udara panas dialirkan dengan kipas ke dalam
ruangan atau lemari yang berisi bahan yang akan dikeringkan yang telah
disebarkan di atas rak-rak pengering”. Dengan prinsip ini dapat diciptakan
suatu alat pengering yang sederhana, praktis dan murah dengan hasil yang
cukup baik.
6. SORTASI KERING
16
rimpang terlampau besar dan harus dibuang. Demikian pula adanya partikel-
partikel pasir, besi dan benda-benda tanah lain yang tertinggal harus dibuang
BAB III
3.1 ALAT :
Timbangan digital
Oven
Gunting
Pisau
Tisu
Keranjang
Loyan
17
Nampang
Plastik
3.2 BAHAN :
Air
Daun suji
18
BAB IV
PEMBAHASAN
Tanaman Suji merupakan tanaman yang banyak ditemukan diIndonesia
dengan nama ilmiah Draecaena angustifolia
19
2 cincin pirol lain melalui ikatan koordinat yaitu N dari pirol yang
menyumbangan pasangan elektronnya pada Mg.
Pada praktikum kali ini alat dan bahan yang di gunakan yaitu, timbangan
digital, pisau, tisu, nampang, keranjang, plastik, gunting,dan bahannya
adalah daun suji seberat 3,82 kg dan air.
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, suhu
pengeringan tidak lebih dari 60 C.( BPOM 2014)
20
jumlah besar. Kemudian dilakukan sortasi basah untuk memisahkan kotoran
dan bahan asing seperti tanah, rumput, kerikil atau bagian tanaman lainnya
yang telah rusak yang nantinya dapat mempengaruhi mutu simplisia.
Dilanjutkan dengan pencucian untuk menghilangkan pengotor seperti tanah
dan mikroba yang menempel pada bagian tanaman. Pencucian ini dilakukan
dengan menggunakan air bersih sebnayak 3 kali untuk memastikan bahwa
tanaman tersebut telah benar-benar bersih dari pengotornya.
21
Pada praktikum kali ini saya menggunakan tanaman daun suji. Hal ini karena
kandungan zat alkoloid di dalam tanaman ini di percaya mampu
menyembuhkan berbagai penyakit salah satunya batuh berdarah.
Kerajaan Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Liliopsida
22
Ordo Asparagales
Ruscaceae
(Dracaenaceae)
Genus Dracaena
Spesies D. angustifolia
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1. Simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum
mengalami perubahan proses apapun, dan kecuali dinyatakan lain
umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan.
2. Tahap-tahap dalam pembuatan simplisia meliputi pengumpulan
bahan, penyortiran basah, pencucian, pengirisan dan
pengeringan,penyortiran kering,penyimpanan, dan pengolahan
3. Daun suji memiliki kandungan kimia alkaloid, saponin, flavonoid,
tannin, polifenol klorofil a dan b. klorofil a mengandung atom Mg yang
di ikat dengan N dari 2 cincin pirol dengan ikatan kofalen serta oleh
23
dua atom N dari 2 cincin pirol lain melalui ikatan koordinat yaitu N dari
pirol yang menyumbangan pasangan elektronnya pada Mg.
4. Simplisia sebagai bahan produk konsumsi manusia sebagai obat tetap
di upayakan memenuhi 3 paradigma produk kefarmasian, yaitu
Quality-Safety-Efficacy (mutu-aman-manfaat).
5.2 SARAN
Maka harus ada penelitian lebih lanjut tanaman obat daun suji supaya
mengetahui dengan jelas manfaat dan kandungan dari daun suj.
Karena sampai saat ini tanaman obat tersebut jika digunakan untuk
mengobati secara tradisional da penggunaan, takarannya pun masih
belum jelas karena masih mengikuti aturan secara turun temurun dari
nenek moyang, dan cara penggunaan penggunaan daun suji di setiap
daerah masih berbeda-beda.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
Depkes RI, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat
Tradisional, Departemen Kesehatan Republik Indonesian, Jakarta 9-16
Herawati, Nuraida, dan Sumarto, 2012, Cara Produksi Simplisia Yang Baik,
Seafast Center, Bogor,10-11
26