Disusun Oleh :
Amanda Kurniawati Cahyaningtyas 134200114
Ade Faris Mu’taz 134200115
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Budidaya
Tanaman Mawar dengan tepat waktu. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing
kita ke jalan yang lurus dan kita nanti-nantikan syafaatnya kelak.
Makalah Budidaya Tanaman Mawar disusun guna memenuhi tugas Ibu
Endah Budi Irawati, SP, MP pada mata kuliah Teknologi Budidaya Tanaman
Hortikultura di Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Endah Budi Irawati, SP, MP selaku dosen
pengampu. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca. Penulis menyadari makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
DAFTAR GAMBAR
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mawar (Rosa sp.) merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan
batang berduri. Mawar yang dikenal nama bunga ros atau “Ratu Bunga”
merupakan simbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia.
Bunga mawar berkaitan erat dengan budaya di Indonesia, karena itulah tidak
hanya dinikmati keindahannya saja namun merupakan bagian kebutuhan adat
budaya di Indonesia (Rahmat, 1995 dalam Yuliawan 2019). Bunga mawar
banyak diminati konsumen karena nilai estetika yang dimiliki bernilai
ekonomi cukup tinggi serta merupakan komoditas andalan dalam industri
florikultura di Indonesia. Sebagai bunga potong, bunga mawar ditempatkan
sebagai bunga utama. Selain itu, dapat sebagai tanaman hias, dan bahan baku
produk seperti minyak bunga mawar yang digunakann industri parfum, air
mawar, kosmetik dan lain sebagainya (Santi, 2019).
Permintaan bunga potong mawar meningkat seiring dengan pertambahan
jumlah penduduk dan perubahan gaya hidup masyarakat terutama di
perkotaan. Produksi bunga mawar mengalami peningkatan sebesar 1,41 persen
pada tahun 2017 dibanding dengan tahun 2016 (Suharyanto, 2018). Di pihak
produsen, diinginkan waktu panen yang tepat dengan jumlah dan mutu bunga
yang sesuai dengan permintaan konsumen, sehingga peningkatan permintaan
bunga potong pada hari besar keagamaan dan hari-hari besar nasional dapat
terpenuhi.
Untuk mendapatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman mawar yang
baik diperlukan adanya usaha-usaha perbaikan budidaya tanaman antara lain
dengan tersedianya benih yang baik secara kualitas maupun kuantitas.
Pengadaan benih yang baik bisa diperoleh secara generatif maupun vegetatif
tergantung tujuan yang akan dilakukan petani. Bila tujuannya untuk
meningkatkan produksi bunga, maka perbanyakan secara vegetatif lebih baik,
karena selain cepat hasilnya juga akan sama dengan induknya. Stek
1
merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan
menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan
menjadi tanaman baru.
Wijaya dan Budiana (2014) dalam Yuliawan (2019) mendefinisikan stek
sebagai suatu perlakuan pemisahan, pemotongan beberapa bagian tanaman
(akar, batang, daun dan tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu
membentuk akar. Stek batang adalah salah satu cara perbanyakan sacara
vegetatif yang sering dilakukan oleh petani dengan bentuk sayatan miring.
Pemulihan luka pada stek dilakukan oleh sel-sel meristematik yang terbentuk
antara jaringan yang tidak terluka dengan lapisan nekrotik. Lapisan nekrotik
ini kemudian menghilang dan digantikan oleh kalus yang dihasilkan oleh sel-
sel parenkim.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana klasifikasi dan morfologi dari tanaman bunga mawar?
2. Bagaimana syarat tumbuh tanaman bunga mawar?
3. OPT apa yang menganggu tanaman bunga mawar? dan bagaimana cara
pengendaliannya?
4. Bagaimana teknik budidaya tanaman bunga mawar?
C. Tujuan
1. Mengetahui klasifikasi dan morfologi dari tanaman bunga mawar
2. Mengetahui syarat tumbuh tanaman bunga mawar
3. Mengetahui macam-macam OPT yang menganggu tanaman bunga mawar
dan cara pengendaliannya
4. Mengetahui teknik budidaya tanaman bunga mawar
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
tepi daunnya bergerigi. Bunga mawar memiliki mahkota bunga yang tersusun
rapat, teratur, dan saling menumpuk (roset). Kelopak bunganya berdiameter 8-
12 cm. Warna bunganya bervariasi, mulai dari merah pekat, merah muda,
putih, kuning, hingga oranye. Bunga mawar muncul di ujung batang atau
cabang. Biji mawar berbentuk bulat, teksturnya keras, berukuran kecil dan
berwarna putih kelabu (Qowiyah, 2018).
4
memiliki daya dukung yang menunjang agar tanaman mampu berproduksi
dengan baik. Tanah yang cocok untuk tanaman mawar adalah tanah lat
berpasir, subur, gembut, banyak mengandung bahan organik. kedalaman tanah
(solum tanah) cukup dalam, dan tanah mudah mengikat air. Tanah yang
gembur akan meningkatkan pertumbuhan tanaman secara keseluruhan,
sehingga penyerapan zat hara (makanan) dapat berlangsung lebih baik yang
pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan per akaran
tanaman. Di samping itu, tanah yang gembur memiliki kandungan oksigen
yang cukup untuk pernapasan akar. Sehingga dengan demikian, tanah yang
gembur dapat mening katkan kesuburan tanah dan tanaman menjadi
terpelihara pertumbuhannya Jenis tanah yang cocok untuk tanaman mawar
adalah pada tanah latosol, karena jenis tanah tersebut memiliki sifat fisik yang
baik. Derajat keasaman tanah (pH) yang ideal untuk tanaman mawar yaitu
antara 5,5-7,0 Tanaman mawar yang ditanam pada tanah yang terlalu asam,
dengan pH tanah kurang dari 5,5 tanaman dapat keracunan aluminium (Al),
besi (Fe), mangan (Mn). Di samping itu tanaman juga akan kekurangan zat
hara seperti magnesium (Mg) dan kalsium (Ca). Sedangkan tanah yang basa
atau terlalu basa dengan pH tanah di atas 7.0 juga berpengaruh buruk terhadap
pertumbuhan tanaman, tanaman menjadi kerdil. Hal ini disebabkan zat hara
kalium (K) tidak terserap oleh tanaman sehingga tanaman menderita defisiensi
atau kekurangan zat hara kalkum. Untuk menaikkan nilai pH tanah agar sesuai
dengan yang dikehendaki tanaman mawar, dapat dilakukan dengan pemberian
kapur dalomid. Sedangkan untuk menurunkan pH. tanah dapat dilakukan
dengan pemberian belerang pada tanah (Santi, 2019).
5
Gambar 1.2 Tanaman bunga mawar yang terserang kutu daun
Hama ini berupa kutu berwarna hijau. Ukuran tubuhnya kecil ±
0,6 cm, kadang - kadang tidak bersayap. Bagian tanaman yang
diserang adalah pucuk dan daun - daun muda, sering juga menempel
pada mengomel dan kuncup bunga. Gejala yang ditunjuk kan
tanaman terserang penyakit adalah pertumbuhannya yang tidak
normal. Daun atau pucuk keriting / mengkerut. Kutu daun dapat
berperan se bagai vektor virus. Kutu daun menjadi faktor penye bab
munculnya penyakit rimbun jelaga (Capnodium sp.) Pengendalian
kutu daun dengan menjaga kebersihan (sanitasi) kebun dan disemprot
dengan insektisida Decis 2,5 EC atau Buldok 25 EC, Confidor 200
LC, Curacorn 500 EC, Fastac-15 EC pada konsentrasi yang
dianjurkan.
b. Thrips
6
Tubuhnya berwarna kuning kecoklat-cokelatan. Ukuran
tubuhnya kecil kurang lebih 1 mm. Thrips menyerang tanaman mawar
dengan cara merusak atau menghisap cairan sel tanaman, terutama
bunga, daun, dan cabang. Pengendalian hama Thrips yaitu dengan
cara memangkas bagian tanaman yang terserang dan disemprot
dengan insektisida Mesurol 50 WP, Tokuthion 500 EC, Pegasus 500
SC, Decis 2,5 EC.
c. Tungau (tetranychus telarius)
7
memakannya sehingga timbul bolong-bolog. Pada stadium larva
sering memakan perakaran tanaman. Pengendalian hama kumbang
yaitu dengan cara mengumpulkan hama tersebut lalu matikan atau
disemprot dengan insektisida seperti Hostathion 40 EC, Decis 2,5 EC,
Ambush 2 EC, Elsan 60 EC dengan konsentrasi yang dianjurkan.
e. Nematoda Akar (Meloidogyne sp.)
Nematoda akar, ukurannya sangat kecil sekali, sehingga
memerlukan mikroskop untuk melihatnya. Bagian tanaman mawar
yang diserang adalah akar hingga menembus ke bagian batang.
Penyerangan tanaman ini menyebabkan pertumbuhan kerdil, kadang
kala layu, terdapat bintil-bintil pada akarnya. Untuk mengendalikan
hama ini, perlu dilakukan sterilisasi media tanam atau menggunakan
nematisida seperti Furadan 3G, Rugby 10G atau Indofuran 3G pada
saat tanam.
f. Siput Berbulu
Hama ini berwarna putih kehijau-hijauan, ukuran tubuhnya
kurang lebih 12 mm, berbulu kasar. Bagian tanaman mawar yang
dimakan daun sebelah bawah hingga menyebabkan daun berlubang
lubang dan tinggal tulang - tulang daunnya saja. Pengendalian hama
ini dengan cara merontokkan kepompongnya yang menempel pada
tanaman dan disemprot dengan insektisida Breslan 60 (Moluskasida)
pada konsentrasi yang dianjurkan.
2. Penyakit
Menurut Hanik et al (2021), penyakit yang sering menyerang
tanaman mawar, diantaranya sebagai berikut.
a. Bercak hitam
8
Gambar 1.5 Penyakit bercak hitam
Penyakit ini disebabkan adanya cendawan (jamur) Marsonina
rosae (Lib) Lind yang biasa disebut Black spot. Gejala tanaman mawar
terserang penyakit bercak hitam ditandai dengan adanya bercak hitam
pekat pada daun yang makin lama makin melebar dan berwarna
kuning. Daun yang terserang berat akan gugur sebelum waktunya.
Selain daun yang terdapat bercak hitam, gejala ini juga terjadi pada
tangkai daun, dasar bunga, batang sampai kelopak dan tajuk bunga.
Pengendalian ini dilakukan dengan cara memangkas bagian tanaman
yang sakit dan disemprot fungisida Propinep dan Mankozeb.
b. Bercak daun
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Cercaspora rosicola
Pass dan Alternaria sp. Tanda-tanda penyakit ini terlihat adanya
bercak-bercak cokelat pada daun tua, sedangkan daun-daun muda akan
berwarna kehitam - hitaman. Untuk mengendalikan penyakit ini, perlu
dilakukan pemang kasan terhadap daun yang terkena penyakit. Selain
itu disemprot dengan fungisida yang mengandung bahan aktif tembaga
(Cu).
c. Jamur upas
Penyebab penyakit jamur upas adalah Corticium salmonicolor.
Batangnya ditumbuhi lapisan kerak berwarna merah. Jika dibiarkan
makin lama batang akan membusuk, sehingga tanaman akan mati.
Pengendalian penyakit ini dengan cara mengelupas lapisan kulit pada
batang yang terkena penyakit. Jika terjadi infeksi, sebaiknya batang
dipotong. Selain itu perlu diadakan penyemprotan fungisida
Tridermorf.
d. Karat daun
Penyebab penyakit karat daun adalah cendawan Phragmidium
mucronatum. Daun yang terserang penyakit karat daun bintik-bintik
berwarna jingga kemerah-merahan. Jika dibiarkan terus-menerus daun
akan rontok. Pengendalian penyakit karat daun dapat dilakukan dengan
9
pemangkasan daun yang sakit atau dengan cara disemprot dengan
fungisida Zineb atau Mineb.
e. Tepung mildew
10
adanya gejala penyakit bengkak pangkal batang segera cabut dan
musnahkan. Sebelum tanaman lain tertular perlu dilakukan
penyemprotan dengan bakterisida yang berbahan aktif streptomisin
atau oksitetrasiklin.
h. Busuk bunga
Penyakit busuk bunga disebabkan oleh cendawan Botrytis
cinera Pres. Penyakit ini menyerang bunga mawar yang belum mekar.
Ketika petal (kelopak) telah mekar tampak berwarna cokelat
membusuk dan ada bintik-bintik hitam. Supaya tidak terjadi busuk
bunga saat kuntum mulai mekar sebaiknya dibungkus dengan plastik
dan diberi penyemprotan fungisida yang berbahan aktif benomil.
i. Penyakit fisiologis
Penyakit fisiologis disebabkan karena kekurangan air dan unsur
hara (defiensi), diantaranya unsur nitrogen, fosfor, dan kalium. Gejala
sering ditemukan pada seluruh bagian tanaman, seperti jika
kekurangan air tanaman tampak kurus, daun terlihat kering tidak segar,
warnanya kusam. Kekurangan unsur nitro gen (N) dapat menyebabkan
warna daun terlihat pucat, pertumbuhan tanaman tidak normal
(lambat). Kekurangan unsur fosfor (P) menyebabkan tanaman kurus
dan kerdil, sedangkan jika kekurangan unsur kalium (K) menjadikan
daun daun kering pada pinggirannya. Pengendaliannya dengan
memberikan pupuk yang berimbang, terutama unsur N, P₂O5, dan
K₂O atau disemprot dengan pupuk daun yang kandungan unsur
haranya tinggi sesuai dengan gejala defisiensi.
11
baru dari tanaman mawar. Bila tujuannya untuk meningkatkan produksi
bunga, maka perbanyakan secara vegetatif lebih baik, karena selain cepat
hasilnya juga akan sama dengan induknya. Stek merupakan cara
perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan
sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi
tanaman baru (Santi, 2019).
Menurut Wijaya dan Budiana (2014) dalam Yuliawan (2019)
bentuk potongan bagian pangkal stek lebih baik dibuat miring. Hal ini
disebabkan akan diperoleh permukaan pangkal stek yang luas sehingga
jumlah akar yang tumbuh akan lebih banyak. Selain itu, akan dihasilkan
satu akar yang besar di ujung irisan karena di tempat itu terjadi akumulasi
zat tumbuh. Bentuk potongan stek miring dan bentuk meruncing
menghasilkan panjang tunas yang baik.
12
sehat pertumbuhannya dari induk tanaman yang telah berbunga. Kedua,
potong batang atau cabang yang dipilih sepanjang 15 - 25 cm . Potong
juga bagian atasnya yang berbunga sepanjang 10 cm. Ketiga, potong
tangkai daun yang terdapat di bagian bawah, sisakan dua tangkai daun
bagian atasnya. Keempat, getah yang keluar dari potongan tersebut dicuci
dengan air bersih. Kelima, rendam stek - stek tadi dalam wadah yang
berisi larutan zat pengatur tumbuh ± 20 menit. Keenam, siapkan pot kecil
atau polybag yang telah diisi media tanam yang akan digunakan untuk
menanam bahan stek. Media semai yang digunakan adalah campuran
tanah, pasir, dan pupuk organik dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Menurut
Fahmi (2019) media tanam untuk stek tanaman mawar yang baik yaitu
media tanam tanah + sekam perbandingan 1:1. Media tanam tersebut
terbukti berpengaruh nyata terhadap panjang tunas, jumlah tunas, jumlah
daun, jumlah akar, dan presentase tumbuh. Ketujuh, siram media semai
hingga cukup basah. Kedelapan, tanam bahan stek ke dalam media semai.
Sambil ditekan - tekan media tanamnya supaya padat. Kesembilan,
letakkan bibit tanaman (stek) pada tempat yang terang dan teduh,
hindarkan sinar matahari langsung. Jika setekan ini berhasil, akan keluar
akar baru. Ketika perakarannya sudah cukup kuat dan mulai tumbuh
tunas baru, pindah tanamkan bibit mawar pada pot yang lebih besar
(permanen) atau di kebun (Santi, 2019).
13
Cara penanaman mawar di kebun dapat dilakukan sebagai berikut.
Sebelum dilakukan penanaman tanaman, perlu dipersiap kan lahan / media
tanam. Untuk penanaman di kebun, pilihlah lokasi yang tanahnya subur,
gembur , dan mendapatkan sinar matahan secara langsung . Selain itu
kebun yang akan diguna kan harus diolah. Penyiapan lahan untuk tanaman
mawar di kebun sebagai berikut .
a. Kebun dibersihkan , hilangkan rumput - rumput liar (gulma) dan batu /
kerikil yang ada pada lahan .
b. Tanah dicangkul sedalam 30 cm.
c. Keringanginkan tanah yang telah diolah dalam beberapa hari .
d. Selanjutnya , buat bedengan - bedengan Jaraknya sesuai kan dengan
luas kebun.
e. Tambahkan pupuk kandang / kompos. Campurkan secara merata
dengan tanah yang diolah.
f. Lahan / tanah siap ditanami.
14
b. Ambil polybag yang berisi bibit mawar, siram medianya hingga cukup
basah .
c. Lepaskan bibit mawar beserta medianya dari polybag, lalu masukkan
ke dalam lubang tanam yang telah disiapkan.
d. Timbun bibit yang ada dalam lubang tanam dengan tanah sampai
penuh, kemudian padatkan pelan - pelan.
e. Siram dengan air bersih tanah yang ada di sekeliling tanaman hingga
cukup basah.
f. Selanjutnya tanaman mawar dirawat secara intensif supaya
pertumbuhannya subur dan sehat.
15
Untuk membersihkan media tanam dari rerumputan dan tumbuhan lain
perlu dilakukan penyiangan. Penyiangan dilakukan dengan cara
mencabut rumput - rumput atau tumbuhan lain secara hati - hati supaya
tidak merusak perakaran tanaman (Santi, 2019).
c. Pemupukan
Pemupukan perlu dilakukan untuk menambah unsur hara yang
dibutuhkan. Pupuk yang diberikan merupakan usaha pemberian unsur
hara tanaman untuk memperoleh tanaman yang optimal baik bentuk,
warna, maupun batang yang panjang dan kokoh. Pemberian pupuk
dengan dosis yang sesuai akan membantu pertumbuhan dan
perkembangan tanaman mawar (Santi, 2019). Jenis dan dosis yang
dianjurkan untuk tanaman mawar adalah pupuk NPK dengan dosis 3 g/
liter air pada medium tanah 100%. Hal tersebut menunjukkan
pertumbuhan panjang tunas terpanjang diduga pupuk NPK pada
medium tanam tersedia bagi tanaman dan dapat diserap oleh tanaman,
sehingga tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik (Novilla,
2013).
16
membantu proses asimilasi dan respirasi. Fungsi lain unsur fosfor
adalah untuk perkembangan jaringan meristem, terdiri dari meristem
pita akan menghasilkan deret sel yang berfungsi memperpanjang
jaringan sehingga terjadi perpanjangan tunas (Heddy, 1987). Unsur
kalium membantu dalam pembentukan protein dan karbohidrat serta
berperan sebagai penguat batang tanaman. (Lingga, 1997).
Rismunandar (1998), menyatakan bahwa pertambahan panjang tunas
disebabkan terjadinya pembelahan dan perkembangan sel yang
didominasi pada bagian pucuk, untuk itu harus ada unsur hara yang
cukup tersedia untuk pembentukan sel-sel baru (Novilia, 2013). Selain
penggunaan pupuk NPK, penggunaan pupuk organikbokasi dengan
dosis 7,5-10,5 ton/ha dapat meningkatkan produksi bunga sebesar 17-
50% (Budisantoso et al., 2016).
d. Pemangkasan
Pemangkasan pada tanaman mawar bertujuan mangatur
pertumbuhan sebaik mungkin, sehingga dapat menghasilkan bentuk
tanaman yang diinginkan maupun bunga bermutu tinggi sebanyak
mungkin. Pemangkasan perlu dilakukan karena hal-hal berikut:
pertama, bunga mawar akan tumbuh jika ada pertumbuhan cabang
baru. Pertumbuhan yang baik akan menghasilkan mutu bunga yang
baik pula. Kedua, memelihara tanaman agar tetap muda, sehingga
selalu menghasilkan tunas-tunas baru. Ketiga, pemangkasan akan
membentuk cabang-cabang yang kuat sehingga terbentuk pula semak-
semak bunga mawar yang kuat dan kokoh serta berbunga lebat.
Pemangkasan dapat merangsang pembungaan yang terus–menerus.
Selain itu juga pemangkasan dilakukan untuk membuang bagian
tanaman yang terserang hama dan penyakit. Menurut Azizah et al
(2019) aplikasi pupuk daun konsentrasi 1500 ppm dengan
pemangkasan hard pinch 1 mampu meningkatkan 34,47% panjang
cabang, mempercepat muncul tunas cabang 70 hari, dan meningkatkan
3,66 kuntum bunga.
17
5. Panen dan Pascapanen
a. Panen
Hasil pembudidayaan tanaman mawar secara komersial pada
umumnya berupa tanaman hias, bunga potong, dan bunga tabur. Untuk
tanaman hias biasanya yang dikomersilkan atau dijual berupa bibit
atau tanaman yang mempunyai bentuk dan percabangan yang bagus,
serta berbunga indah. Sedangkan untuk bunga potong atau bunga tabur
yang perlu dilakukan pada saat panen adalah sebagai berikut (Santi,
2019):
18
Alat yang digunakan untuk memotong bunga mawar dapat berupa
pisau ataupun gunting pangkas yang tajam, bersih, dan steril. Cara
panen bunga mawar adalah dengan memotong tangkai bunga pada
bagian dasar (pangkal) disertakan dengan daun.
4) Prakiraan Produksi
Tingkat produksi tanaman mawar bergantung pada varietas mawar,
kesuburan tanah, jarak dan cara perawatan tanaman selama di
kebun. Tanaman mawar yang dipelihara secara intensif dari jenis
unggul dapat menghasilkan 120.000 - 280.000 kuntum/ha/tahun.
b. Pascapanen
Menurut Santi (2019)enanganan bunga pascapanen berpengaruh
terhadap mutu atau kualitas bunga mawar. Ada perbedaan penanganan
pascapanen untuk tujuan bunga potong, bunga tabur, dan untuk
produksi bunga mawar.
1) Penanganan Pascapanen pada Bunga Potong
Mutu atau kualitas bunga potong sangat dipengaruhi oleh
penampilan yang menarik dan daya tahan kesegarannya.
Kerusakan atau cacat sedikit saja sangat berpengaruh terhadap nilai
jual. Bunga mawar termasuk salah satu jenis bunga potong yang
mudah rusak dan cepat layu. Untuk mendapatkan kualitas bunga
mawar yang sesuai dengan permintaan pasar (konsumen)
dibutuhkan penanganan pascapanen yang benar dan tepat. Seusai
panen, kumpulkan bunga sesegera mungkin dan masukkan ke
dalam wadah (ember) yang berisi air bersih. Posisi tangkai bunga
diatur sebelah bawah dan terendam air. Setelah di tempat sortiran,
bersihkan (potong) daun - daun yang tidak berguna, yang terdapat
pada tangkai bunga. Pisahkan bunga - bunga yang rusak, layu, dan
busuk. Setelah itu, hilangkan duri yang menempel pada tangkai
bunga, agar pengemasan dan perangkaian bunga menjadi lebih
mudah. Kelompokkan bunga - bunga berdasarkan jenis, ukuran
bunga, panjang tangkai bunga, dan warna bunga yang seragam.
19
Untuk mempertahankan penampilan supaya tetap indah
diupayakan penundaan kelayuan dan penanganan yang baik sejak
dari lapangan, selama pengangkutan, penyimpanan, dan peragaan.
Salah satu upaya untuk mempertahankan mutu bunga potong
adalah memberikan nutrisi untuk menambah sumber energi selama
peragaan. Penambahan nutrisi sangat penting karena setelah
dipotong dari tangkainya, suplay makanan untuk bunga langsung
terhenti. Bunga yang telah dikelompokkan diikat dengan tali.
Setiap ikatan terdiri dari 20 tangkai, kemudian bunga dibungkus
dengan kertas karton. Kemas (tempatkan) ikatan - ikatan bunga ke
dalam keranjang atau jika jarak yang ditempuh jauh, bunga
dimasukkan ke dalam boks berventilasi. Simpan bunga yang telah
dikemas ke dalam ruangan penyimpanan dengan suhu rendah,
yaitu 2°C - 5°C dan kelembapan 80% - 90%.
2) Penanganan Pascapanen pada Bunga Tabur
20
sirkulasi udaranya baik. Bunga mawar tabur harus segera
dipasarkan.
3) Penanganan Pascapanen Bunga Mawar untuk Produksi (Minyak
Mawar, kosmetik, atau air mawar)
Bunga mawar yang dipetik (dipanen) dipilih bunga yang belum
mekar penuh. Karena bunga menjelang mekar mempunyai
kandungan minyak yang tinggi, sehingga menghasilkan rendemen
yang baik. Lakukan sortasi untuk memisahkan daun dan kotoran
yang tidak terpakai. Bunga yang terpisah siap diolah menjadi
minyak atau air mawar.
6.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tentang budidaya tanaman mawar di atas,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Tanaman mawar (Rosa damascena Mill) memiliki akar tunggang, batang
berbentuk bulat, berduri, dan teksturnya licin saat, daunnya majemuk,
tulang daun menyirip dan tepi daunnya bergerigi. Bunga mawar memiliki
mahkota bunga yang tersusun rapat, teratur, dan saling menumpuk (roset).
Kelopak bunganya berdiameter 8-12 cm. Warna bunganya bervariasi,
mulai dari merah pekat, merah muda, putih, kuning, hingga oranye. Biji
mawar berbentuk bulat, teksturnya keras, berukuran kecil dan berwarna
putih kelabu.
2. Tanaman mawar dapat tumbuh dan produktif berbunga di dataran rendah
sampai dataran tinggi ± 1.500 mdpl, curah hujan 1.500-3.000 mm / tahun,
suhu 18 ° C - 26 ° C dengan kelembapan 70 % -80 %, pH 5,5-7,0.
3. OPT yang dapat menganggu tanaman mawar terdiri dari hama dan
penyakit. Hama meliputi thrips, tungau (tetranychus telarius), kumbang
nematoda akar (Meloidogyne sp.), siput berbulu. Penyakit meliputi bercak
daun, bercak hitam, jamur upas, karat daun, tepung mildew, mozaik
(belang-belang), bengkak pangkal batang, busuk bunga, dan penyakit
fisiologis, pengendaliaan dapat dilakukan secara mekanis dan kimia
(pestisida).
4. Proses budidaya mawar meliputi persiapan bahan tanam, persiapan lahan
atau media tanam, penanaman, pemeliharaan (penyiraman, penyiangan,
pemupukan, dan pemangkasan), panen dan pascapanen.
22
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Nur et al. 2019. Pembungaan Kembali Tanaman Mawar (Rosa sp.)
Sebagai Tanaman Melalui Pemangkasan dan pemberian Pupuk. Journal of
Agricultural Science. Vol. 4 (01): 1-10.
Fahmi, Reza. 2019. Pengaruh Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Stek Mawar
Pagar (Rosa multiflora). Jurnal Agrosamudra. Vol. 6 (01): 74-81.
23
Hanik, Rokhimah et al. 2021. Identifikasi Jenis Hama Dan Penyakit Yang Sering
Menyerang Tumbuhan Bunga Mawar (Rosa hybrida L.) Di Daerah
Manyaran. Jurnal Biologi dan Pembelajarannya. Vol. 8 (1): 52-61.
Santi, D. 2019. Mawar: Budi Daya dan Pascapanen. Tangerang. Loka Aksara.
24