Anda di halaman 1dari 24

Laporan Hasil Kunjungan dan Wawancara Petani Tanaman

Pangan

Oleh :

Daniel Michael Radja Pande

Hanif Dzaka Ramadhan

Devyta Marinsi

Dian Fadila

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 8 PEKANBARU

Jl. Abdul Muis No. 14 , Sail, Kota Pekanbaru , Riau , 28127

KOTA PEKANBARU

2015

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dari hasil kunjungan
wawancara petani tanaman pangan dengan tepat waktu. Laporan ini dibuat untuk dasar
kompetensi penilaian siswa itu sendiri.

Laporan ini berisikan hasil kunjungan kami di salah satu perkebunan milik petani
tanaman pangan di Kota Pekanbaru . Semoga Laporan ini bisa menjadi sarana tolok ukur
penilaian siswa , peningkatan wawasan lingkungan hidup ,dan menumbuhkan jiwa
kewirausahaan dalam jiwa siswa SMA Negeri 8 Pekanbaru.
Dalam penyelesaian Laporan ini, penulis banyak mendapatkan dorongan serta
bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepeda :
1.      Guru Pembimbing, Ayu Sundari S.Pd. selaku pembimbing
2.      Bapak/ibu Guru dan Karyawan/wati SMA Negeri 8 Pekanbaru.dan
3. Bapak Riko selaku Petani Tanaman Pangan yang sudah meluangkan waktunya untuk kami
wawancarai
4.      Teman-teman serta siswa-siswi SMA Negeri 8 Pekanbaru.
5.      Semua pihak yang mendukung dan membantu penyelesaian laporan ini.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karenanya saran
dan kritik yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan pembuatan Makalah
selanjutnya.
Terima kasih,

Penulis, 

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ………………………………………………………………………………….. i


Daftar Isi…………………………………………………………………………………………….. ii
Bab I Pendahuluan……………………………………………………………………………… 1
1.1 latar belakang………………………………………………………………………………. 1
1.2 Tujuan…………………………………………………………………………………………. 2

Bab II Pembahasan……………………………………………………………………………... 3
2.1 Sejarah Selada………………………………………………………………………………. 3
2.2 Deskripsi Selada……………………………………………………………………………. 3
2.3 Klasifikasi Selada…………………………………………………………………………… 5
2.4 Varietas Selada…………………………………………………………………………….. 6
2.5 Manfaat Selada…………………………………………………………………………….. 8
2.6 Pembibitan Selada………………………………………………………………………… 10
2.7 Penanaman dan Pemanenan………………………………………………………… 13
2.8 Hama dan Penyakit………………………………………………………………………. 15

Bab III Laporan Observasi…………………………………………………………………... 17


3.1 Petani…………………………………………………………………………………………… 17
3.2 Jenis Tanaman……………………………………………………………………………… 17
3.3 Pengolahan Tanah ........................................................................... 17
3.4 Penanaman dan Pemeliharaan ....................................................... 18
3.5 Pemupukan ..................................................................................... 18
3.6 Panen dan Pasca Panen .................................................................. 19
3.7 Hasil Panen ..................................................................................... 20

Bab IV Penutup ..................................................................................... 21


Kesimpulan ........................................................................................... 21
Saran ..................................................................................................... 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Selada (Lactuca sativa L.) termasuk dalam kelompok tanaman sayuran daun


yang dikenal di masyarakat. Jenis sayuran ini mengandung zat - zat gizi khususnya
vitamin dan mineral yang lengkap untuk memenuhi syarat kebutuhan gizi
masyarakat. Selada sebagai bahan makanan sayuran bisa konsumsi dalam bentuk
mentah sebagai lalapan bersama-sama dengan bahan makanan lain. Selain
berguna untuk bahan makanan, selada juga berguna untuk pegobatan (terapi)
berbagai macam penyakit. Sehingga dengan demikian, selada memiliki peranan
yang sangat penting di dalam menunjang kesehatan masyarakat.

Mengingat akan pentingnya sayuran ini bagi kesehatan,baik kandungan gizi


maupun seratnya, mendorong masyarakat makin menggemari sayuran khususnya
daun selada. Mengingat permintaan yang terus meningkat sesuai dengan
pertambahan pendudukmaka perlu adanya usaha-usaha pengembangan
tehnologi dalam budidaya selada.

Memperhatikan kegunaannya yang beragam di dalam kehidupan sehari-


hari, maka selada sangat mudah dipasarkan. Sehingga dengan demikian apabila
dibudidayakan (diusahakan) dengan baik dapat memberikan keuntungan yang
besar. Berusaha tani selada dapat berhasil dengan baik apabila petani memiliki
pengetahuan yang luas mengenai semua aspek yang berkaitan dengan tanaman
selada, yaitu mulai dari manfaat dan kegunaannya, varietas, mutu benih, teknik
budidaya, kondisi lingkungan bertanam, penanganan panen dan hama penyakit
yang menyerang selada itu sendiri. Makalah ini membahas tentang sejarah
selada, deskripsi selada, klasifikasi selada, pembibitan, penanaman sampai
pemanenan, dan hama yang menyerang selada.

1
1.2  Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada beberapa tujuan yang akan
diperoleh dari penyusunan makalah ini. Tujuan-tujuan tersebut antara lain :

1.       Untuk mengetahui cara  budidaya tanaman selada.

2.        Untuk meningkatkan kemampuan pembaca dalam bertani,


khususnya di dalam pembudidayaan tanaman selada.

3.       Untuk mengetahui hama dan penyakit pada selada.

2
BAB II

PEMBAHASAN MATERI

2.1 Sejarah Selada

Lactuca sativa, satu-satunya jenis Lactuca yang didomestikasi, merupakan


tumbuhan asli lembah dari bagian timur Laut Tengah. Bukti lukisan pada
pemakaman Mesir kuno menunjukkan bahwa selada yang tidak membentuk
"kepala" telah ditanam sejak 4500 SM. Awalnya, tanaman ini mungkn digunakan
sebagai obat, dan untuk minyak-bijinya yang dapat dimakan. Beberapa ras lokal
selada, diketahui digunakan untuk diambil minyak-bijinya. Tipe selada liar sering
memiliki daun dan batang yang berduri, tidak membentuk kepala dan daunnya
berasa pahit, serta mengandung banyak getah.

Pemuliaan tanaman ini mungkin ditekankan untuk memperoleh tanaman


yang tidak berduri, lambat berbunga, berbiji besar dan tidak menyebar, tidak
bergetah, dan tidak pahit. Aspek lain meliputi tunas liar lebih sedikit, daun lebar
dan besar, dan membentuk kepala. Selada yang membentuk kepala adalah
tanaman yang dibudidayakan agak lebih kini, yang pertama kali dinamakan
sebagai "selada kubis" pada tahun 1543.

2.2  Deskripsi Selada

Tanaman selada (Lactuca stiva) termasuk jenis tanaman sayuran daun dan


tergolong ke dalam tanaman semusim (berumur pendek). Tanaman tumbuh
pendek dengan tinggi berkisar antara 20 cm – 40 cm atau lebih, bergantung pada
tipe dan varietasnya. Tanaman selada ada yang membentuk krop (kumpulan daun
– daun yang saling merapat membentuk kepala) dan ada varietas yang tidak
membentuk krop. Tinggi tanaman selada daun berkisar antara 30 cm – 40 cm dan
tinggi tanaman selada kepala berkisar antara 20 cm – 30 cm.

Secara morfologi, organ – organ penting yang terdapat pada tanaman


selada adalah sebagai berikut.

3
a. Daun

Daun tanaman selada memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam,
bergantung pada varietasnya. Misalnya, jenis selada yang membentuk krop
memiliki bentuk daun bulat atau atau lonjong degan ukuran daun lebar atau
besar, daunnya ada yang berwarna hijau tua, hijau terang, dan ada yang berwarna
hijau agak gelap. Sedangkan jenis selada yang tidak membentuk krop, daunnya
berbentuk bulat panjang, berukuran besar, bagian tepi daun bergerigi (keriting),
dan daunnya ada yang berwarna hijau tua, hijau terang, dan merah. Daun selada
memiliki tangkai daun lebar dan tulang – tulang daun menyirip. Tangkai daun
bersifat kuat dan halus. Daun bersifat lunak dan renyah apabila dimakan, serta
memiliki rasa agak manis. Daun selada umumnya memiliki ukuran panjang 20 cm
– 25 cm dan lebar 15 cm atau lebih.

b.        Batang

Tanaman selada memiliki batang sejati. Pada tanaman selada yang


membentuk krop, batangnya sangat pendek dan hampir tidak terlihat dan
terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah. Sedangan selada yang
tidak membentuk krop (selada daun dan selada batang) memiliki batang yang
lebih panjang dan terlihat. Batang bersifat tegap, kokoh, dan kuat dengan ukuran
diameter berkisar antara 5,6 cm – 7 cm (selada batang), 2 cm – 3 cm (selada
daun), serta 2 cm – 3 cm (selada kepala).

c.       Akar

Tanaman selada memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar


serabut menmpel pada baying, tumbuh menyebar, ke semua arah pada
kedalaman 20 cm – 50 cm atau lebih. Sedangkan akar tunggangnya tumbuh lurus
ke pusat bumi.

Perakaran tanaman selada dapat tumbuh dan berkembang dengan baik


pada tanah yang subur, genbur, mudah menyerap air, dan kedalaman tanah
(solum tanah) cukup dalam.

4
d.        Bij

Biji tanaman selada berbentuk lonjong pipih, berbulu,agak keras, berwarna


coklat, tua, serta berukuran sangat kecil, yaitu panjang 4 mm dan lebar 1mm. Biji
selada merupakan biji tertutup dan berkeping dua, dapat digunakan untuk
perbanyakan tanaman (perkembangbiakan).

e.       Bunga

Bunga tanaman selada berwarna kuning, tumbuh lebat dalam satu


rangkaian. Bunga memiliki tangkai bunga yang panjang sampai data mencapai 80
cm atau lebih. Tanaman selada yang ditanam di daerah yang beriklim sedang
(subtropik) mudah atau cepat berbuah.

2.3   Klasifikasi Selada

Dalam ilmu tumbuhan, tanaman selada diklasifikasikan sebagai berikut.

Divisi                                                        : spermatophyte (tanaman berbiji)

Subdivisi                                             : Angiospermae (biji berada di dalam


buah)

Kelas                                      : Dicotyledonae (biji berkeping dua atau biji


belah)

Ordo (bangsa)                    : Asterales

Famili (suku)                        : Asteraceae (Compositae)

Genus (marga)                            : Lactuca

Spesies (jenis)                     : Lactuca sativa

Selada yang tergolong spesies lactuca sativa memiliki banyak varietas, yang


telah dikembangkan dan dibudidayakan oleh masyarakat. Di antaranya ada
varietas yang berkrop, yaitu yang membentuk kumpulan daun – daun yang saling

5
merapat membentuk bulatan menyerupai kepala, dan ada varietas yang helaian
daunnya lepas tidak merapat membentuk bulatan.               

2.4  Varietas Selada

Selada telah lama dikenal oleh masyarakat. Pada awalnya, hanya terdapat
beberapa varietas (jenis) selada. Dengan berkembangnya peradaban manusia dan
teknologi, kini telah ditemukan varietas – varietas baru yang lebih unggul dari
generasi – generasi sebelumnya yang jumlahnya tidak terhitung lagi. Sehingga
memberikan harapan besar terhadap peningkatan produksi selada di Indonesia
maupun di nehara – negara lain. Di samping itu, terbitnya varietas – varietas baru
yang produksinya lebih tinggi dari varietas – varietas sebelumnya juga
memberikan harapan yang besar terhadap peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan petani.

Di Indonesia terdapat varietas selada lokal maupun varietas yang berasal


dari luar negeri (varietas impor). Namun, pada umumnya yang banyak
dibudidayakan oleh petani adalah varietas impor, karena produksi varietas lokal
pada umumnya masih lebih rendah dibandingkan dengan varietas impor. Varietas
– varietas impor yang lebih banyak beredar di pasaran Indonesia berasal
dariberbagai Negara penghasil benih unggul, misalnya Peto Seed (USA, Amerika
Serikat),  Yasui(Taiwan), Known You Seed (Taiwan), Liong You
Seed (Taiwan), Qiang Nong Seed (Taiwan), Sakata Seed (Jepang), Takil
Seed (Jepang), Hungnong Seed (Korea), Nunhems Seed (Belanda), dan sebagainya,
yang semuanya dapat memberikan hasil yang tinggi. Setiap tahun secara kontinu
perusahaan – perusahaan benih tersebut menghasilkan varietas baru. Masing –
masing varietas memiliki keunggulan yang berbeda – beda, sehingga akan
menghasilkan nilai rupiah yang berbeda. Perbedaan ini dapat dilihat dari segi
produktivitas tanaman (produksi daun/krop), daya adaptasi terhadap lingkungan,
ketahanan terhadap hama dan penyaki, serta rasa daun.

Varietas – varietas selada tersebut dibagi dalam empat kelompok, yaitu tipe
selada kepala atau telur (Head lettuce), selada rapuh (Cutting lettuce atau Leaf
lettuce), dan selada batang(Asparagus lettuce atau Stem lettuce).

6
1. Tipe Selada Kepala atau Selada Telur (Head lettuce)

Tipe selada kepala memiliki daun yang membentuk krop, yaitu daun – daun
yang saling merapat membentuk bulatan yang menyerupai kepala. Tipe selada ini
kropnya berbentuk bulat, beberapa helaian daun bawah tetap berlepasan,
kropnya berukuran besar dan pada varietas tertentu daunnya ada yang berwarna
hijau terang dan ada juga yang berwarna hijau keunguan (hijau agak gelap). Daun
halus, renyah, dan rasanya enak, sehingga disukai banyak konsumen. Batang
tanaman sangat pendek terletak pada bagian yang dasar yang berada di dalam
tanah sehingga batang hamper tidak terlihat. Tipe selada kepala hanya cocok
ditana di dataran tinggi (pegunungan) yang berhawa sejuk. Apabila ditanam di
dataran rendah, tanaman tidak bisa membentuk krop karena untuk pembentukan
krop diperlukan suhu yang dingin.

Tipe selada kepala ada yang membentuk krop yang padat dengan daun
yang keriting (jenis crishead) dan ada yang membentuk krop yang kurang padat
denga daun yang agak lurus/tidak terlalu keriting, daun halus licin, dan tepi daun
rata (jenis butterhead). Tipe selada kepala jenis crishead dan butterhead tahan
terhadap kekeringan sehingga mudah beradaptasi dengan iklim di Indonesia.

2. Tipe Selada Rapuh (Cos lettuce atau Romaine lettuce)

Tipe selada rapuh juga membentuk krop seperti tipe selada kepala. Krop
pada tipe selada rapuh berbentuk lonjong dengan pertumbuhan meninggi. Daun –
daunnya lebih tegak dan kropnya berukuran besar dan kurang padat, daun
berwarna hijau muda sampai hijau tua atau hijau agak gelap. Daun halus, tidak
keriting, renyah, enak dan manis, sehingga disukai oleh konsumen.

Batang tanaman sangat pendek terletak pada badian dasar yang berada di
dalam tanah sehingga batang hampir tidak terlihat. Tipe selada rapuh hanya
cocok ditanam di dataran tinggi (pegunungan) yang berhawa dingin (sejuk).
Apabila ditanam di dataran rendah , tanaman tidak bisa membentuk krop, karena
untuk pembentukan krop diperlukan suhu yang dingin. Beberapa varietas yang
tergolong tipe rapuh ada yang sulit dibudidayakan di Indonesia, karena hanya
tumbuh baik pada musim dingin.

7
3. Tipe Selada Daun  (Cutting lettuce atau Leaf lettuce)

Tipe selada daun memiliki ciri – cirri,tanaman tidak membentik krop. Tipe
ini helaian daunnya lepas, tepi daun berombak, beberapa varietas daunnya ada
yang berwarna hijau dan ada juga yang berwarna merah tua (gelap), daun lebar
dan berukuran besar. Daun halus, renyah, dan enak (agak manis), sehingga
disukai juga oleh konsumen selada daun lebih enak dimakan mentah sebagai
lalapan, selada daun juga banyak digunakan sebagai hiasan untuk aneka masakan
sekaligus untuk lalapan. Misalnya, dipakai hiasan dalam makanan cumi – cumi
goreng mentega, ikan bakar, dan sebagainya.

Tipe selada daun memiliki batang panjang dan terlihat. Tipe ini tahan
terhadap kondisi panas dan dingin, sehingga bisa dibudidayakan di dataran
rendah maupun di dataran tinggi (pegunungan).

4. Tipe Selada Batang (Asparagus lettuce atau Stem lettuce)

Tipe selada batang memiliki ciri – cirri, tanaman tidak membebtuk krop,
daunnya berukuran besar dan bulat panjang dengan ukuran panjang mencapai 40
cm dan lebar sekitar 15 cm, daun berlepasan, tangkai daun lebar, daun ada yang
berwarna hijau tua dan ada yang berwarna hijau muda (bergantung pada
varietasnya), tulang – tulang daun menyirip. Batang tanama panjang berkisar
antara 30 cm – 40 cm, berukuran besar dan kokoh dengan garis tengah berkisar
antara 5,6 cm – 7 cm, berwarna putih kehijauan atau hijau muda keputihan, halus
dan renyah.

Tipe selada batang, daun mudanya bisa digunakan untuk sayuran,


sedangkan batangnya digunakan untuk acar, sup, atau diasin. Selada batang tahan
cuaca dingin dan panas, sehingga bisa dibudidayakan di dataran rendah maupun
di dataran tinggi.

2.5   Manfaat Selada

Seperti halnya sayuran daun lainnya, selada sudah umum dimakan mentah
(lalab) dan di buat salad atau disajiakan berbagai bentuk masakan eropa maupun
8
cina. Jarang sekali selada dimasak sayur karena rasanya menjadi kurang enak dan
sulit dicerna.

Selain sebagai bahan sayuran yang cvita rasanya khas, selada juga
mengandung gizi cukup tinggi terutama sumber mineral. Mengonsumsi selada
berfungsi ganda, yakni sebagai bahan pangan bergizi dan berguna mendinginkan
perut.

Mengandung protein

Selada mengandung 18 persen protein, hanya kurang sedikit kandungan


vitamin dari yoghurt. Hal ini jelas sangat membantu 8 asam amino yang
dibutuhkan untuk melancarkan pencernaan Anda.

Mengandung asam folates

Asam folates ini sangat bermanfaat bagi ibu hamil. Hal ini bisa mencegah
cacat pada tabung saraf yang ada di dalam kandungan. Selain itu, selada juga
mempunyai nutrisi yang berlimpah untuk bisa memelihara embrio dari si calon
ibu. Jadi bagi para wanita, sangat dianjurkan mengonsumsi selada untuk
merasakan manfaat kesehatannya.

Mengandung mineral

Salah satu hal yang paling bermanfaat dari selada bagi tubuh adalah
mengandung banyak kandungan mineral, seperti kalsium, zat besi, kalium,
magnesium, dan tembaga untuk kebutuhan metabolisme tubuh.

Mengandung rendah kalori

Selada juga rendah kalori, di mana biasanya banyak dikonsumsi orang yang
menderita kolesterol dan obesitas tinggi. Sementara itu, meski selada
mengandung rendah kalori, tapi selada kaya nutrisi sehingga bisa memberikan
keseimbangan kesehatan tubuh Anda.

9
Mengandung air

Jika Anda merasa sudah bosan dengan mentimun sebagai lalapan, selada
bisa menjadi pilihan alternatif. Hal ini karena menurut hasil penelitian, kandungan
selada mempunyai sekira 16 persen dari kebutuhan air harian Anda, sehingga bisa
menjaga tubuh terhindar dari dehidrasi dan terasa bugar.

Mengandung serat

Semangkuk selada ternyata hampir setara dengan Anda mengonsumsi


semakuk sereal dan pisang. Kemudian juga dengan tingginya serat, selada bisa
membantu Anda yang sedang mengalami sembelit.

2.6   Pembibitan Selada

Selada diperbanyak diri dengan biji. Biji atau benih selada diperoleh dengan
menumbuhkan tanaman selada hingga berbunga dan berbuah. Setelah tua baru
diambil bijinya. Apabila benih dibeli dari toko, varietas yang populer saat ini
antara lain penn great lakes, imperial dan new york. Kebutuhan benih selada per
satu hektar lahan adalah 250 gram. Untuk mendapatkan hasil optimal, benih
selada keriting sebaiknya disemai terlebih dahulu sebelum ditanam di hamparan
lahan yang luas.

Ada berbagai jenis media penyemaian untuk budidaya selada, diantaranya


dalam polybag, daun pisang, sistem tray, tanah tercetak atau di atas bedengan.
Pada kesempatan kali ini yang akan kami uraikan adalah media tanam di atas
bedengan.

Siapkan bedengan dengan lebar satu meter dan tinggi sekitar 15 cm,
panjang bedengan disesuaikan dengan kebutuhan. Posisi bedengan harus
ditempat terbuka dan jauh dari gangguan binatang. Campurkan pupuk kandang,
tanah dan arang sekam dengan perbandingan 1:1:1. Pupuk kandang yang
digunakan harus sudah betul-betul matang untuk menghindari tumbuhnya
mikroorganisme yangn tidak diharapkan. Kegunaan pupuk kandang untuk
memperkaya unsur hara dan nutrisi. Arang sekam diperlukan untuk
menggemburkan tanah agar pencabutan bibit tidak merusak akar tanaman.
10
Apabila tanah terlalu asam, berikan juga kapur pertanian atau dolomit
secukupnya. Derajat keasaman yang ideal untuk budidaya selada adalah pH 5
sampai 6,8.

Siram media penyemaian dengan air untuk memberikan kelembaban pada


benih yang akan ditabur. Usahakan jangan sampai basah menggenang karena bisa
membusukan tanaman. Tebarkan benih selada secara merata diatas bedengan.
Padat penebaran benih adalah 100 gram per 10 meter persegi bedeng semai.
Apabila penyemaian dilakukan pada musim kemarau, ada baiknya berikan mulsa
berupa rumput, jerami atau daun kering diatasnya. Hal tersebut berguna untuk
mengurangi penguapan akibat terik matahari.

Buatlah naungan diatas bedengan tersebut. Gunanya, pada musim hujan


untuk melindungi bibit yang baru tumbuh dari limpahan air hujan secara
langsung. Pada musim kemarau, untuk menaungi bibt dari sengata matahari yang
terlalu terik. Tutupan bedengan bisa menggunakan paranet, karung plastik atau
plastik bening. Upayakan membuat tutupan yang bisa ditutup buka, sehingga
pada pagi dan sore hari tutup bisa dibuka agar mendapat penyinaran maksimal.
Dan, pada siang hari bisa ditutup untuk melindungi dari sengatan matahari.

Perawatan pada tahap penyemaian ini adalah penyiraman rutin,


penyiangan gulma dan pengawasan hama dan penyakit. Dalam budidaya selada
keriting organik tidak diperkenankan penyemprotan pestisida sintetis. Apa bila
ada hama bisa diusir dengan menutup penyemaian, apabila terserang penyakit
bisa diberikan pupuk kandang tambahan dan penyemprotan pestisida nabati bila
diperlukan. Bibit selada keriting bisa dipindahkan setelah berdaun 4-5 helai atau
berumur 3-4 minggu sejak benih ditebar.

1.       Penyiapan Benih dan Pembibitan

Selada diperbanyak dengan biji-bijinya. Benih selada dapat langsung


disebar di atas bedengan namun cara yang dianjurkan adalah disemai dulu di
lahan persemaian selama ± 1 bulan atau bibitnya telah berdaun 3-5 helai.
Kelebihan cara ini antara lain: dapat menghemat benih, memudahkan
11
pemeliharaan bibit karena terkonsentrasi di lahan persemaian saja dan dapat
memilih (menyeleksi) bibit yang baik saat dipindahtanamkan ke kebun.

2.Pengolahan Tanah

Tanah dicangkul atau dibajak sedalam ± 0 cm dan dibalikkan, kemudian


biarkan dikeringkan selama ± 15 hari. Berikutnya, tanah diolah kembali sambil
membentuk bedengan atau cukup diratakan asalkan di sekelilingnya dibuatkan
parit-parit pembuangan air selebar 40-60 cm dan dalamnya 50-60 cm. bila
dibentuk bedengan, ukuran 80-120 cm dan tingginya 30-40 cm, sehingga tiap
bedengan dapat ditanami 3-5 barisan tanamam dan jarak antar bedengan 30-40
cm.

Penyelesaian akhir dari penyiapan lahan berupa hamparan lahan yang


dibuatkan alur-alur pada jarak antara 25-30 cm yang telah dibuatkan lubang
tanam pada jarak 25x40 cm atau 20x25 cm atau 25x25 cm.

3.Penanaman

Waktu tanam yang paling baik adalah pada akhir musim hujan
(maret/april). Penanaman dilakukan pagi atau sore hari.

Penanaman selada dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

a. Sebar benih langsung

b. Pindah tanam bibit

4.Pemeliharaan

Pemeliharaan Ketika tanaman berumur 2 minggu sudah harus dilakukan


penyiangan. Hal ini karena perakaran selada dangkal sehingga kurang mampu
bersaing dengan tanaman lain dalam menyerap hara. Penyiangan juga berfungsi
untuk menekan serangan hama-penyakit. Interval pengerjaannya adalah
12
seminggu sekali. Pengairan pada tanaman selada patut mendapat perhatian.
Apalagi di dataran rendah di mana udara lebih panas dan sering kekurangan air.
Kebutuhan air mutlak dipenuhi pada awal pcnanaman, saat penyiangan pertama
(umur 2 minggu), dan ketika tanaman berumur sebulan. Bila hujan tidak turun,
lakukan penyiraman dengan gcmbor atau melewatkan air melalui parit pengairan.
Jaga pula agar parit pengairan mampu melewatkan kelebihan air di saat turun
hujan lebat. Pemupukan Kebutuhan pupuk kandang untuk tanaman selada adalah
10 ton/ha. Pupuk ini dicampurkan di permukaan areal tanam. Selain pvpuk
kandang, tambahkan juga pupuk kimia terutama Urea. Dosis yang dibcrikan ialah
Urea 200 kg, TSP 100 kg, dan KCI 100 kg ger hektar. Pupuk diberikan dalam aluran
di kiri-kanan tanaman. Pemberiannya dilakukan saat penanaman.

2.7               Penanaman dan Pemanenan

Selada daun adalah jenis selada yang hidup di dataran rendah. Memiliki
bentuk gerigi di tepinya, warna daun yang hijau segar, dan biasanya lebih enak
jikalau dimakan langsung dari pohonnya atau mentah. Tempat dominannya
berada di lima negara, seperti: Pennlake, Imperial, New York, dan Great Lakes.
         Agar selada lebih cepat untuk berbiji dan berbunga, harus ditanam di
dataran rendah. 15-25 derajat C adalah suhu optimal dari tanaman ini. Dalam hal
tanam menanam tanah yang digunakan harus jenis: tanah masih mengandung
humus, lempung berpasir, dan lempung berdebu.

  Masih bisa hidup di tanah yang sedikit memiliki hara tetapi hal ini harus
diantisipasikan dengan diberi pengairan dan dipupuk organik serta rutin sesuai
peraturan. Tanah harus netral. Jangan sampai tanah masam yang dipakai untuk
lahan tanam.  Bisa-bisa Anda gagal panen, untuk itu harus dilakukan pengapuran
sebelum menanam bibit sayuran selada.

13
a. Cara penanaman:

Cara penanaman benih selada adalah dengan biji. Yang bentuknya kecil
diambil dari pembiaran tanaman berbunga dan buah, hingga petik dan ambillah
bijinya. Sebagian besar, banyak dijual di toko pertanian ataupun di Koperasi Unit
Desa. Lebih baik membeli di toko, jika benih selada yang dibeli. 250 gram benih
selada cukup untuk satu hektar kebun Anda. Sebelum benih itu masuk ke dalam
tanah, lebih baik disemai di dalam kotak ataupun di sebuah lahan. Olahlah tanah
hingga menjadi gembur. Tambahkan pupuk kandang juga pasir. Bibit ditabur
dengan merata. Benih ditutup dengan lapisan tanah tipis. Saat benih Selada
berusia tiga minggu, maka siap untuk dipanen. Material bumi seperti; kerikil dan
batu besar dikeluarkan dari sebuah tanah. Bertujuan untuk akar mudah menyerap
zat hara karena tak ada halangan pada akar untuk menembus tanah. Artinya
tanah jadi gembur.

Bedengan dibuat parit kecil tempat mengatur kekurangan atau kelebihan air.
Agar sayuran selada mendapatkan nutrisi yang cukup untuk masa
pertumbuhannya.

Bedengan yang dibuat berukuran 1 meter-1,2 meter. Tingginya sekitar 20 centi


meter. Namun untuk panjangnya harap disesuaikan dengan lahan pertanian
masing-masing. Di sela-sela bedengan harap dibuat sebuah parit kecil. Karena
parit ini akan berguna sebagai sebuah tempat atur kurang atau lebihnya sebuah
kebutuhan pengairan. Agar benih sayuran selada mendapatkan nutrisi yang
cukup. Tidak lebih ataupun kurang. Menggunakan jarak tanam dengan ukuran
20x25 centi meter.

b. Cara Pemanenan Selada

 Selada dapat dipanen ketika berumur 2-3 bulan setelah tanam. Namun,
bisa saja kurang dari umur tersebut tanaman sudah layak konsumsi, jadi bisa
dipanen lebih cepat. Cara panen selada dengan memotong bagian tanaman di
atas permukaan tanah. Bisa juga dengan mencabut semua bagian termasuk akar.
Setelah akar dicuci, daun-daun yang rusak dibuang. Kelompokkan selada berdasar

14
ukuran. Yang besar dengan yang besar dan yang kecil dengan yarrg kecil. Selada
ini harus segera dipasarkan karena tak tahan panas dan penguapan.

Cara  Pemanenan : 
• Panen dilakukan mulai umur 60 HST 
• Cabut tanaman beserta akarnya, atau memotong bagian yang di atas tanah.

2.8    Hama dan Penyakit

a.       Hama  pada selada

 Jangel (Bradybaena similaris ferussac), bentuknya seperti siput berukuran 2


cm. Hama ini menyerang tanaman di segala umur. Biasa bersembunyi pada
pangkal daun bagian dalam. Serangan hama ini membuat daun berlubang.

 Tangek (Parmalion pupilaris humb), bentuknya mirip dengan jangel namun


tidak memiliki siput. Akibat serangannya sama membuat lubang pada daun.
Hama ini lebih banyak menyerang di musim kemarau dibanding musim
hujan.

Tanaman selada sering menjadi sasaran kutu daun. Akibat serangan hama
ini daun mengerut dan mengering karena kurang cairan. Jika tanaman muda yang
diserang maka pertumbuhan tanaman tidak sempurna atau kerdil. Insektisida
yang biasa digunakan untuk mengendalikan kutu ini antara lain Diazinon; Bayrusil,
atau Orthene 75 SP. Semprotkan dengan dosis 2 cc/l air. Hama thrips cukup
merisaukan petani selada. Ciri serangan thrips ialah daun menguning, mengering,
dan tcrakhir tanaman mati. Hama ini dapat dikendalikan dengan Tamarot 200 EC,
Bayrusil 250 EC, atau Tokuthion 500 EC dengan dosis 2 ml/l air.

b.       Penyakit pada selada

·      Busuk lunak (soft rot), penyebabnya bakteri Erwinia Carotovora.


Penyakit ini menyerang bagian daun. Serangan dimulai dari tepi daun, warna
daun menjadi coklat kemudian layu. Selain bisa menyerang tanaman yang masih
ditanam, penyakit ini juga bisa menyerang selada yang siap diangkut ke pasar.

15
·      Busuk pangkal daun, penyebabnya Felicularia Filamentosa. Penyakit ini
menyerang pangkal daun, serangan biasa terjadi menjelang panen.

Penyakit yang sering ditemui di lahan selada ialah busuk batang. Gejalanya
ditandai oleh batang yang melunak dan berlendir. Penyebabnya ialah cendawan
Rhizoctonia solani. Bila menyerang tanaman di persemaian, sering mengakibatkan
busuk akar. Saat kondisi lahan lembap serangan penyakit bisa menghebat, Untuk
pencegahannya, kebersihan lahan harus dijaga dan kelembapan lahan dikurangi.
Dapat pula dilakukan penyemprotan fungisida Maneb atau Dithane M 45 dengan
dosiss 2 g/l

16
BAB III

LAPORAN HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA

3.1 Petani

Nama : Bapak Riko

Usia : 24 tahun

Lokasi lahan : Jl.Kartama

Lama berkerja sebagai petani : 2 tahun.

Luas lahan : ½ hektar

Alat yang digunakan : traktor, sabit,cangkul

Jenis tanaman : Sayuran

3.2 Jenis Tanaman Pangan

Berdasarkan hasil observasi yang telah kami laksanakan, bapak Riko menanam
sayuran seperti bayam,kangkung,sawi,dan selada. Namun, yang paling banyak di
tanam adalah selada. Alasan Bapak Riko memilih tanaman ini karena tanah di
wilayah tersebut cocok dengan jenis tanaman tersebut.

3.3Pengolahan Lahan

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan, pengolahan lahan diawali


dengan menggeburkan tanah dengan traktor.

17
3.4 Penanaman dan Pemeliharaan

Penanaman diawali dengan menggemburkan tanah,kemudian dibuat seperti


bedengan dan ditaburkan benih ditanah. Penanaman selada dilakukan di akhir
musim hujan dikarenakan selada tidak tahan dengan hujan. Jika selada terlalu
banyak mendapatkan air maka hasil selada tidak akan maksimal sehingga harus
diberi perawatan untuk menghindari hujan tersebut. Bapak Riko menggunakan
kelambu untuk meminimalisir air hujan tersebut, sehingga kadar air yang di
terima selada akan sedikit dan mengurangi dampak negatif dari kerusakan selada.

Pemeliharaan:

 Penyiangan

Penyiangan dilakukan ketika sudah berumur 2 minggu. Hal ini disebabkan karena
akar selada yang menancap di tanah dangkah sehingga sangat mudah untuk
terkena hama. Fungsi penyiangan itu sendiri adalah menghindari hama atau
penyakit. Penyiangan dilakukan setiap seminggu sekali.

 Pengairan

Pengairan juga merupakan hal penting, salada tidak bisa hidup dengan air yang
banyak dann tak bias hidup dengan air yang sedikit. Maka pengairan harus
dilakukan ketika musim panas datang.

 Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari pada bagian batang dan daun. Biasanya
penyiraman dilakukan di sore hari.

3.5Pemupukan

Pupuk yang digunakan oleh Bapak Riko ialah pupuk MPK. Penggunaan pupuk MPK
ini setiap 5 hari sekali. Agar tidak ada hama yang menyerang selada tersebut.
Terkait dengan hama, selada adalah salah satu jenis tanaman yang mudah
diserang oleh hama. Contoh hama yang menyerang selada ialah :

18
 Kutu daun

Ini menyebabkan selada akan mengerut dan daun kering, ini dikarenakan
kurangnya kadar air dalam selada. Sehingga kadar air selada harus cukup.

 Busuk Batang

Ini menyebabkan batang selada akan membusuk dan menguning. Hal ini
dikarenakan banyaknya kadar air didalam selada. Sehingga kita harus
memperhatikan kelembapan tanah.

 Pengendalian Hama dan Penyakit :

Di dalam pembudidayaan, tidak diperbolehkan untuk menyemprot hama serta


penyakit menggunakan pestisida yang memiliki kandungan sintetis. Pengendalian
hama dan penyakit ini dilakukan dengan cara memperhatikan pola kebersihan
kebun, pemupukan, perotasian tanaman. Penyiraman secara teratur dan
pemupukan tepat terbukti secara efektif mengendalikan hama.

Akan tetapi, mengendalikan hama yang begitu efektif ialah melakukan budidaya
tanaman sehat serta mengatur kebersihan lingkungan contohnya dengan
menjaga irigasi agar tetap terjamin, hingga kecukupan nutrisi yang diperlukan
oleh tanaman. Ini akan berguna untuk kekebalan tubuh dari tanaman tersebut.

3.6Panen dan Pasca Panen

Panen dilakukan ketika selada berumur 40 hari. Panen dapat di lakukan dengan
cara mencabut tanaman hingga ke akar, setelah panen selesai, bagian dari akar
selada di cuci, dan daun-daun rusak di buang.

19
Daun selada dikelompokkan dengan berdasarkan pada ukuran, pengerjaan pasca
panen ini harus dilakukan dengan sangat cepat serta segera, agar tanaman selada
tetap dalam keadaan baik. 

3.7Hasil Panen

Hasil panen selada biasanya mencapai 500 ikat dan semua nya akan dijual ke
pasar atau para distributor yang datang ke lahan Pak Riko. Penghasilan penjualan
tidak menentu tergantung dari harga pasar pada saat itu. Jadi, harga pasar sangat
mempengaruhi harga jual selada Pak Riko.

Selada yang telah menguning, mengerut dan membusuk akibat hama dan
penyakit tidak dijual oleh Pak Riko dikarenaka tidak layak jual.

20
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Cara pemanfaatan selada (Lactuca Sativa) sebagai obat insomnia yaitu


selada (Lactuca Sativa) mengandung zat yang dapat merangsang tidur yang
disebut Lactucarium. Selain itu selada (Lactuca Sativa) dapat dikonsumsi
dengan baik secara langsung (dalam keadaan mentah) maupun setelah
diolah. Cara memilih salada yang baik yaitu pilihlah selada (Lactuca Sativa)
yang masih berwarna hijau dan segar, dan dalam penanganannya,
sebaiknya selada (Lactuca Sativa) jangan sampai tersobek agar kandungan
didalamnya tidak cepat menguap keluar / hilang. Sebelum dimakan, cucilah
daun selada dengan air bersih yang mengalir agar bakteri dan residu
pestisida yang masih menempel ikut terbuang bersamaan dengan aliran air.

B. Saran

1. Diharapkan agar pemerintah khususnya Dinas Kesehatan agar


menyiapkan dana untuk pembudidayaan dan pelestariaan tanaman selada
(Lactuca Sativa).
2. Diharapkan kepada masyarakat agar gemar membudidayakan dan
mengonsumsi selada (Lactuca Sativa) demi pencegahan penyakit insomnia.
3. Kepada semua pihak diharapkan memahami manfaat selada (Lactuca
Sativa) sebagai obat berbagai macam penyakit terutama penyakit insomnia.

21

Anda mungkin juga menyukai