Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM 3

TINGGI TANAMAN KELAPA SAWIT


(Elaeis guineensis Jacq)

NAMA : JULIAN ALEKSANDROS SARAGIH


NIM : 220301057
KELAS : AGROTEKNOLOGI 2

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
Judul : Tinggi Tanaman Kelapa Sawit

Nama : Julian Aleksandros Saragih

NIM : 220301057

Kelas : Agroteknologi-2

Mengetahui

Dosen Penanggung Jawab

(Ir. Irsal.MP)

NIP:196301311989031004
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
limpah karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan praktikum ini dengan baik. Laporan
praktikum ini disusun sebagai bentuk dokumentasi dan evaluasi dari kegiatan praktikum
yang telah kami lakukan.

Kami ingin mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu praktikum yang


telah memberikan arahan,bimbingan,serta ilmu pengetahuan yang berharga dalam
menjalankan praktikum ini.Terimakasih juga kami sampaikankepadateman-teman
sepraktikum kami yang telah berkolaborasi denganbaik, saling berbagi pengetahuan,
serta memberikan dukungan satu sama lain selama proses praktikum berlangsung.

Dalam laporan ini, kami akan memaparkan analisis data, serta kesimpulan yang
kami peroleh dari praktikum ini. Semoga laporan ini dapat memberikan kontribusi yang
bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang yang kami pelajari.

Akhir kata, semoga laporan praktikum inidapat bermanfaat bagi pembaca yang
ingin memahami lebih dalam mengenai topik yang kami bahas. Terimakasih atas
perhatian dalam laporan praktikum ini.

Medan, 18 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
Latar belakang ....................................................................................................... 1
Tujuan Praktikum ................................................................................................... 2
Kegunaan penulisan ............................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 3
BAHAN DAN METODE .............................................................................................. 5
Tempat dan Waktu Praktikum.................................................................................. 5
Alat dan Bahan ...................................................................................................... 5
Prosedur Kerja ....................................................................................................... 5
HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................................... 6
Hasil ..................................................................................................................... 6
Pembahasan ......................................................................................................... 7
KESIMPULAN ........................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 10

ii
1

PENDAHULUAN

Latar belakang
Secara umum Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam
yang melimpah. Kekayaan sumber daya alam tersebut salah satunya adalah
keanekaragaman tumbuhan yang terdiri atas tanaman pangan, tanaman hias, sayuran,
tanaman obat, tanaman perkebunan, dan lain-lain. Keanekaragaman karakter yang
dimiliki suatu tumbuhan menunjukkan keanekaragaman varietas yang dapat digali dan
dipelajari lebih dalam, sehingga dapat diketahui berbagai jenis varietas tumbuhan
tersebut. Selain itu, adanya keragaman varietas tersebut juga menjadi nilai penting bagi
keberadaan kawasan hijau penyedia sumber oksigen di bumi sehingga sangat patut
untuk tetap di jaga kelestariannya. Subsektor perkebunan mempunyai peranan yang
cukup besar dalam pengembangan sektor pertanian oleh sebab itu pembangunan di
sektor perkebunan juga harus terus mengalami peningkatan.
Salah satu tujuan utama pembangunan di subsektor perkebunan adalah
meningkatkan mutu dan produksi. Indonesia merupakan salah satu negara yang
memiliki andil yang cukup besar dalam persebaran berbagai komoditas tanaman
perkebunan. Salah satu perkebunan tanaman kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit
(Elaeis guineensis Jacq) saat ini merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang
menduduki posisi penting disektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan
khususnya, hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan
minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per
hektarnya di dunia. Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati
yang dapat menjadi andalan dimasa depan karena berbagai kegunaannya bagi
kebutuhan manusia. Kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan nasional
Indonesia. Selain menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan
masyarakat, juga sebagai sumber devisa Negara.
Kelapa sawit yang tumbuh tegak lurus dapat mencapai ketinggian 15 – 20
meter. Tanaman berumah satu (monoecious) karena bunga jantan dan bunga betina
terdapat pada satu pohon. Bunga kelapa sawit terdiri dari bunga jantan dan bunga
betina. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina
terlihat lebih besar dan mekar. Habitat aslinya kelapa sawit adalah daerah semak
2

belukar. Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 1-500 mdpl dengan kelembaban
80-90% dan kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan. Sawit
membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun. Pola curah
hujan tahunan memengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit.Tanaman
kelapa sawit memerlukan penyinaran antara 5-7 jam/hari. Temperatur optimal untuk
pertumbuhan kelapa sawit 24°C – 28°C.
Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelahumur
12 tahun pelepah kelapa sawit yang mengering akan terlepas sehinggamenjadi mirip
dengan tanaman kelapa. Daun kelapa sawit merupakan daun majemuk yang di bagian
pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang sangat tajam dan keras di kedua
sisinya. Anak-anak daun (foliage leaflet) tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun.
Buah kelapa sawit terdiri atas beberapa bagian, yaitu eksokarp, perikarp, mesokarp,
endokarp, dan kernel. Mesokarp yang masak mengandung 45-50 % minyak dan
berwarna merah kuning karena mengandung karoten. Buah sawit mempunyai warna
bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan.

Tujuan Praktikum
Adapun tujuan pada praktikum kali ini ialah untuk menentukan kelompok mana
pohon tersebut semakin dewasa suatu pohon biasanya semakin tinggi pohon
tersebut, sehingga untuk mengukur tingginya sangat sulit.

Kegunaan penulisan
Penulis berharap agar jurnal ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat
bagi pembaca, khususnya mahasiswa Program Studi Agroteknologi dan praktikan
tanaman perkebunan.
3

TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa sawit dengan nama latin Elaeis Guineensis yang artinya Elaeis berasal
dari Elaion yang berarti minyak dalam bahasa yunani dan Guineensis berasal dari
Guinea (pantai Afrika barat, Jacq berasal dari nama Botanist Amerika Jaquin. Tanaman
kelapa sawit merupakan tanaman penting bagi manusia karena kelapa sawit
mengandung dan menghasilkan minyak nabati yang dapat diandalkan, karena minyak
yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan minyak yang
dihasilkan tanaman lain, sehingga tanaman kelapa sawit mampu menunjang
perekonomian bangsa. Indonesia berperan sebagai salah satu negara dengan budidaya
kelapa sawit terbanyak didunia. Tanaman kelapa sawit terdiri dari akar, batang, daun,
bunga, buah dan biji, yang masing-masing memiliki peran penting dalam pertumbuhan
dan perkembangan kelapa sawit (Lane, 2013).
Batang kelapa sawit berdiameter 25-75 cm, namun di perkebunan umumnya
45-65 cm. kelapa sawit merupakan batang kelapa sawit berfungsi sebagai struktur
pendukung tajuk buah).i pangkal batang lebih besar pada tanaman yang lebih tua i i
tunggal yang tidak bercabang . Batang . Batang tanaman (daun, bunga, dan Kemudian
fungsi lainnya adalah sebagai sistem pembuluh yang mengangkut unsur hara dan
makanan bagi tanaman tanaman kelapa sawit yang ditanam diperkebunan. Tinggi
maksimum batang antara 15-18 m sedangkan 8 yang di alam mencapai 30 m (Nazari
et al., 2015).
Batang kelapa sawit biasanya terbungkus oleh pelepah daun sehingga batang
tampak lebih besar, bila dipangkas maka akan terlihat berbentuk spiral yang mengarah
keatas biasanya sisa pelepah ini akan lepas setelah usia 10 tahun. Penebalan dan
pembesaran batang terjadi karena aktivitas penebalan meristem primer yang terletak di
bawah meristem pucuk dan ketiak daun (Mariyah, 2014).
Tanaman kelapa sawit yang masih muda batangnya tidak terlihat karena
tertutup pelepah dan daun. Kelapa sawit yang dapat menghasilkan buah dengan ciri-ciri
morfologi tanaman atas tanah yang memiliki diameter batang sebesar 62-74 cm,
diameter batang 68 cm 4 tahun batang/tahu umur ekonomis tanaman kelapa sawit C.
Daun Bentuk daun iditandai 50 cm dari 100 cm dari atas tanah sebesar 56 .
Pertambahan tinggi batang terlihat jelas setelah . Umur ekonomis tanaman sangat
4

dipengaruhi oleh pertambahan tinggi Semakin rendah pertambahan tinggi batang,


semakin panjang (Pandiangan, 2015).
Batang kelapa sawit berfungsi sebagai struktur yang mendukung daun, bunga
dan buah. Batang juga berfungsi sebagai sistem pembuluh pengangkut air. hara,
mineral dan hasil fotosintesis dari akar ke seluruh bagian kelapa sawit. Batang kelapa
sawit juga sebagai tempat penimbun zat makanan. Tahun pertama sejak kecambah
tumbuh menjadi kelapa sawit tidak tampak adanya pertumbuhan memanjang. Awalnya
hanya berbentuk poros batang dan disekitar poros terbentuk daun-daun yang
ukurannya semakin bertambah besar. Setelah berumur 4 tahun batang mulai
memperlihatkan pertumbuhan memanjang. Batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus
(phototropi) dibungkus oleh pelepah daun. Batang kelapa sawit umumnya berbentuk
silindris berdiameter 0,5 m. Batang kelapa sawit terus diselubungi oleh pangkal pelepah
sampai umur 11-15 tahun. Tanaman sawit setelah berumur lebih dari 15 tahun. Tinggi
batang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor iklim, pemberian pupuk, umur,
ketepatan tanam serta faktor genetik dari indukan. Batang tanaman kelapa sawit tumbuh
dengan laju 35-75 em/tahun tergantung pada lingkungan sekitar yang mempengaruhi
(Yohansyah, 2014).
Tinggi batang tanaman kelapa sawit bertambah 25 - 45 cm/tahun. Jika kondisi
lingkungan sesuai, pertambahan tinggi batang kelapa sawit dapai mencapai 100
cm/tahun. Tinggi maksimum tanaman kelapa sawit yang ditanam di perkebunan antara
15 - 18 meter, sedangkan di alam mencapai 30 meter. Pertumbuhan batang tanaman
kelapa sawit tergantung pada jenis tanaman, kesuburan lahan dan iklim setempat.
Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang (palm bole) sampai ujung daun
tertinggi menggunakan meteran. Pengukuran dilakukan pada periode bibit 0 minggu
(saat transplanting ke polybag besar) hingga 14 minggu setelah tanam (MST) di main
nursery dengan interval waktu 1 minggu. Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang
(palm bole) sampai ujung daun tertinggi menggunakan meteran. (Eka, 2019).
Dalam pengukuran batang dilakukan sesuai dengan umur tanaman yang akan
di amati, jika tanaman yang akan di ukur berumur dua dan empat tahun maka
pengukuran diameternya dilakukan di bekas pemangkasan pelepah daun yang kelima.
Sedangkan untuk tanaman yang berumur 6,8 dan 10 pengukurannya dilakukan dengan
tiga tahap yakni batang bawah, batang tengah dan batang 45 V. (Vika et al., 2017).
5

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum


Adapun Tempat praktikum yang dilakukan di lingkungan sekitar Kampus
Universitas Sumatera Utara. Padang Bulan, Kec. Medan Baru, Kota
Medan, Sumatera utara.

Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah roll meter dimana kita
menggunakan busur dan juga aplikasi klinometer.
Adapun bahan yang diguanakan pada praktikum ini adalah pohon kelapa sawit.

Prosedur Kerja
1.Ukurlah jarak dari pohon sampai kira-kira nampak ujung pucuk pohon

2.Arahkan klinometer ke ujung pucuk tersebut, catatlah berapa derajat


elevasi/kemiringannya

3.Carilah di tabel Tangen, berapa nilai derajat elevasi tersebut

4.Kalikan dengan jarak anda berdiri ke pohon. Akan di dapat tinggi pohon sebatas mata
anda sampai pucuk pohon

5.Tambahkan dengan tinggi anda (dari tanah berpijak sampai mata)

6.sehingga didapat perkiraan tinggi pohon

7.Catatan. Usahakan berdiri/telapak kaki anda sejajar dengan permukaan tanah


tempat pohon tumbuh
6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Gambar Keterangan

Dilakukan pengukuran pada salah


satu pohon kelapa sawit, diketahui:

Jarak mata ke tanah (ha)=159 cm =


1,59 m

Jarak pengamat ke pohon (d1) =


9,5 m

Sudut vertical (d) = 480

Maka dapat dihitung tinggi pohon


dengan rumus :

h2 = ha + (d1 x tan α)

Keterangan

ha = h1 = jarak mata ke tanah

d1 = jarak pengamat ke pohon

Maka tinggi pohon, yaitu:

h2 = 1,59 m + (9,5 m x tan 48)

h2 = 1,59 m + 10,55

h2 = 12,14 m
7

Pembahasan
Batang kelapa sawit berdiameter 25-75 cm . Hal ini sesuai dengan literatur
Nazari et al., (2015) yang menyatakan bahwa namun di perkebunan umumnya 45-65
cm , kelapa sawit merupakan batang kelapa sawit berfungsi sebagai struktur pendukung
tajuk buah). pangkal batang lebih besar pada tanaman yang lebih tua i i tunggal yang
tidak bercabang . Batang . Batang tanaman, daun, bunga, dan Kemudian fungsi lainnya
adalah sebagai sistem pembuluh yang mengangkut unsur hara dan makanan bagi
tanaman tanaman kelapa sawit yang ditanam diperkebunan. Tinggi maksimum batang
antara 15-18 m sedangkan 8 yang di alam mencapai 30 m.
Batang kelapa sawit biasanya terbungkus oleh pelepah daun. Hal ini sesuai
dengan literatur Mariyah (2014) yang menyatakan bahwa sehingga batang tampak lebih
besar, bila dipangkas maka akan terlihat berbentuk spiral yang mengarah keatas
biasanya sisa pelepah ini akan lepas setelah usia 10 tahun . i Penebalan dan
pembesaran batang terjadi karena aktivitas penebalan meristem primer yang terletak di
bawah meristem pucuk dan ketiak daun.
Tanaman kelapa sawit yang masih muda ibatangnya tidak terlihat karena
tertutup pelepah dan daun. Hal ini sesuai dengan literatur Pandiangan (2015) yang
menyatakan bahwa kelapa sawit yang dapat menghasilkan buah dengan ciri-ciri
morfologi tanaman atas tanah yang memiliki diameter batang i sebesar 62-74 cm,
diameter batang 68 cm 4 tahun batang/tahun umur ekonomis tanaman kelapa sawit C.
Daun Bentuk daun ditandai 50 cm dari 100 cm dari atas tanah sebesar 56 . Pertambahan
tinggi batang terlihat jelas setelah . Umur ekonomis tanaman sangat dipengaruhi oleh
pertambahan tinggi Semakin rendah pertambahan tinggi batang, semakin panjang.
Batang kelapa sawit berfungsi sebagai struktur yang mendukung daun, bunga
dan buah. Batang juga berfungsi sebagai sistem pembuluh pengangkut air. hara,
mineral dan hasil fotosintesis dari akar ke seluruh bagian kelapa sawit. Batang kelapa
sawit juga sebagai tempat penimbun zat makanan. Hal ini sesuai dengan literatur
Yohansyah (2014) yang menyatakan bahwa tahun pertama sejak kecambah tumbuh
menjadi kelapa sawit tidak tampak adanya pertumbuhan memanjang. Awalnya hanya
berbentuk poros batang dan disekitar poros terbentuk daun-daun yang ukurannya
semakin bertambah besar. Setelah berumur 4 tahun batang mulai memperlihatkan
pertumbuhan memanjang. Batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus (phototropi)
8

dibungkus oleh pelepah daun. Batang kelapa sawit umumnya berbentuk silindris
berdiameter 0,5 m. Batang kelapa sawit terus diselubungi oleh pangkal pelepah sampai
umur 11-15 tahun. Tanaman sawit setelah berumur lebih dari 15 tahun. Tinggi batang
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor iklim, pemberian pupuk, umur, ketepatan
tanam serta faktor genetik dari indukan. Batang tanaman kelapa sawit tumbuh dengan
laju 35-75 em/tahun tergantung pada lingkungan sekitar yang mempengaruhi.
Tinggi batang tanaman kelapa sawit bertambah 25 - 45 cm/tahun. Jika kondisi
lingkungan sesuai, pertambahan tinggi batang kelapa sawit dapai mencapai 100
cm/tahun. Tinggi maksimum tanaman kelapa sawit yang ditanam di perkebunan antara
15 - 18 meter, sedangkan di alam mencapai 30 meter. Pertumbuhan batang tanaman
kelapa sawit tergantung pada jenis tanaman, kesuburan lahan dan iklim setempat.
Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang (palm bole) sampai ujung daun
tertinggi menggunakan meteran. Hal ini sesuai dengan literatur Eka (2019) yang
menyatakan bahwa pengukuran dilakukan pada periode bibit 0 minggu (saat
transplanting ke polybag besar) hingga 14 minggu setelah tanam (MST) di main nursery
dengan interval waktu 1 minggu. Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang (palm bole)
sampai ujung daun tertinggi menggunakan meteran.
Dalam pengukuran batang dilakukan sesuai dengan umur tanaman yang akan
di amati. Hal ini sesuai dengan literatur Vika et al., (2017) yang menyatakan bahwa jika
tanaman yang akan di ukur berumur dua dan empat tahun maka pengukuran
diameternya dilakukan di bekas pemangkasan pelepah daun yang kelima. Sedangkan
untuk tanaman yang berumur 6,8 dan 10 pengukurannya dilakukan dengan tiga tahap
yakni batang bawah, batang tengah dan batang 45 V.
9

KESIMPULAN
1. Batang kelapa sawit berdiameter 25-75 cm, namun di perkebunan umumnya 45-65 cm.
2. Batang kelapa sawit biasanya terbungkus oleh pelepah daun sehingga batang tampak
lebih besar.
3. Tanaman kelapa sawit yang masih muda batangnya tidak terlihat karena tertutup
pelepah dan daun.
4. Batang kelapa sawit berfungsi sebagai struktur yang mendukung daun, bunga dan buah.
5. Tinggi batang tanaman kelapa sawit bertambah 25 - 45 cm/tahun. Jika kondisi
lingkungan sesuai, pertambahan tinggi batang kelapa sawit dapai mencapai 100
cm/tahun.
6. Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang (palm bole) sampai ujung daun tertinggi
menggunakan meteran.
7. Dalam pengukuran batang dilakukan sesuai dengan umur tanaman yang akan di amati,
jika tanaman yang akan di ukur berumur dua dan empat tahun maka pengukuran
diameternya dilakukan di bekas pemangkasan pelepah daun yang kelima
10

DAFTAR PUSTAKA

Bambang, 2014. Budidaya Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.

Corley, R. H. V and Tinker, P, B. II. 2013. The Oil Palm. Oxford: Blacwell
Publishing Company.

Eka, M. (2019). Teknik Budidaya Tanaman Kelapa (Elaeis guinensiss Jacq.) Pada
Tahapa Pre Nursery Dan Main Nursery Di PT. Socfindo Kebun Mata. Laporan
Kerja Praktek
Hartanto, Heri. 2013. Sukses Besar Budiadaya Kelapa Sawit. Citra Media Publishing.

Lane, L. 2013. Economic Growth, Climate Change, Confusion and Rent Seeking: The
Case of Palm Oil. Oil Palm & the Environment, 3(1): 1-8.

Lubis, Efendi R, dan Widanarko E. 2013. Buku Pintar Kelapa Sawit. Jakarta:
Agromedia Pustaka.

Mariyah. 2014. Analisis Kebutuhan Modal Dan Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja di PT
Rea Kaltim Plantations. EPP 1(2):41-50.

Nasution. S. H., C. Hanum.. dan J. Ginting. 2014. Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Pada
Berbagai Perbandingan Media Tanam Solid Decanter dan Tandan Kosong Kelapa
Sawit pada Sistem Single Stage, Agroteknologi. 2(2): 691-701.

Sunarko, 2014. Budi Daya Kelapa Sawit di Berbagai Jenis Lahan. Jakarta, Agromedia
Pustaka.
Sutarta, E. S., et al., 2009. Budidaya Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Medan. Indonesia.

Syahbanuari, Yusniawati, dan Siska Efendi. (2020). Keanekaragaman Serangga


Pengunjung Bunga pada Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Aksesi Angola.
Bioma: Jurnal Biologi Makassar. 5 (1): 47-59.

Yohansyah, W. M. dan 1. Lubis. 2014. Analisis Produktivitas Kelapa Sawit (Elaeis


guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I. Riau. Agrohorti. 2(1): 125-
131.

Yudistina, Vika, Santoso, M., & Aini, N. (2017). Hubungan antara diameter batang
dengan umur tanaman terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kelapa sawit.
Buana sains, 17(1), 43-48.

Anda mungkin juga menyukai