Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TANAMAN

“PENGUKURAN LUAS DAUN DENGAN METODE MILIMETER


KOLOM DAN MENGHITUNG INDEKS LUAS DAUN (ILD) BEBERAPA
JENIS TANAMAN

DISUSUN OLEH:

NAMA : HAGAI BRYANT SILALAHI


NIM : 2006541135
KELAS :E

AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan
sayangnya memberikan pengetahuan, kemampuan dan kesempatan kepada penyusun sehingga
mampu menyelesaikan penyusunan laporan praktikum ini dapat tersusun hingga selesai tepat
waktunya. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimaksih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi.
Penyusun menyadari dalam penulisan laporan praktikum ini masih ada kemungkinan
kekurangan-kekurangan karena keterbatasan kemampuan penyusun, untuk itu, masukan yang
bersifat membangun akan sangat membantu penyusun untuk semakin membenahi
kekurangannya.
Ucapan terima aksih tidak lupa kami tuturkan kepada dosen pengampu praktikum mata
kuliah Fisiologis Tanaman, kami ucapkan terima kasih, semoga laporan praktikum ini dapat
berguna, sebagai karya dari kami untuk semua orang.

Denpasar, 11 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................3
1.2 Tujuan....................................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................4
2.1 Uraian Komoditi....................................................................................................................4
2.1.1 Jagung..............................................................................................................................4
2.1.2 Bayam..............................................................................................................................4
2.1.3 Terong.............................................................................................................................5
2.1.4 Cabai................................................................................................................................5
2.2 Uraian Cara Pengukuran Luas Daun dan ILD.......................................................................6
2.3 Uraian ILD dengan Produktivitas Tanaman..........................................................................7
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................................8
3.1 Hasil....................................................................................................................................8
Tabel 1. Hasil Perhitungan ILD Tanaman.......................................................................................8
Tabel 2. Hasil Penghitungan RAK..................................................................................................8
3.2 Pembahasan........................................................................................................................9
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................11
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................................11
4.2 Saran.................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12
LAMPIRAN..................................................................................................................................13
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengukuran luas daun sangat perlu untuk diketahui, karena sangat terkait dengan
kemampuan tanaman berfotosintesis. Hubungan luas daun terhadap hasil tanaman secara
umum mempunyai pola kuadritis, sehingga kondisi yang diinginkan untuk aplikasi lapangan
adalah luas daun yang OPTIMAL untuk mendapatkan hasil yang MAKSIMAL. Kondisi
demikian perlu dipahami karena adanya saling tumpang tindih antar daun dalam kanopi.
Sehingga pengenalan konteks daun/luasan daun yang bersifat parasit perlu dipahami secara
mendalam. Prinsip dasar dalam melakukan pengukuran luas daun, adalah bagaimana kita
bisa mempertahankan daun dalam keadaan berbentuk lembaran utuh baik masih menyatu
ataupun terpotong / terbagi menjadi beberapa bagian. Keadaan ini perlu dipertahankan karena
kondisi yang menggiling / tertutup menyebabkan pengukuran luas akan mengalami kendala
yang sangat pelik. Pengukuran luas daun dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti :
1) Leaf Area Meter ; 2) Milimeter Kolom ; 3) Konstanta ; 4) Gravimetri Daun ; dan 5)
Gravimetri Kertas. Hasil pengukuran luas daun dapat digunakan untuk menghitung Indek
Luas Daun. Indeks luas daun (ILD) sebagai salah satu parameter penting untuk
mengidentifikasi produktivitas tanaman pertanian. Cara menghitung ILD adalah Luas daun
per tanaman dibagi dengan luan lahan yang di tutupi oleh tanaman tersebut

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui cara pengukuran luas daun dengan metode kertas milimeter dan
menghitung indek luas daun pada beberapa jenis tanaman, yakni pada tanaman jagung,
bayam, cabai dan terong.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Komoditi

2.1.1 Jagung
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam
80- 150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh
kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi.
Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang
dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas
teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan
(seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,
selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan,
jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah
di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai
pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak
(hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir,
dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung
bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai
bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang
ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.

2.1.2 Bayam
Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan
C4 yang mampu mengikat gas CO2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi yang
tinggi pada beragam ekosistem. Bayam memiliki siklus hidup yang relatif singkat, umur
panen tanaman ini 3-4 minggu. Sistem perakarannya adalah akar tunggang dengan cabang-
cabang akar yang bentuknya bulat panjang menyebar ke semua arah. Umumnya perbanyakan
tanaman bayam dilakukan secara generatif yaitu melalui biji (Tintondp, 2018)
2.1.3 Terong
Terung (Solanum melongena, L.) merupakan salah satu sayuran dalam bentuk buah.
Tanaman terung yang dalam bahasa Inggris disebut eggplant merupakan tanaman daerah
tropis yang berasal dari benua Asia, terutama Indonesia, India dan Myanmar (Mashudi,
2007). Berdasarkan tata nama taksonomi tumbuhan, tanaman terung diklasifikasikan dalam
diviso Spermatophyta, sub divisio Angiospermae, kelas Dycotyledonae, ordo Tubiflorae,
famili Solanaceae, genus Solanum, dan spesies Solanum melongena L., (Rukmana, 1995).
Budidaya terung berkembang pesat di negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Tanaman terung merupakan tanaman jenis dikotil, berakar tunggang dan berbentuk
perdu. Batang tanaman ini berukuran pendek, berbentuk bulat, berbulu, berdiri tegak dengan
tinggi 50-150 cm. Batangnya bercabang dan berkayu, tetapi tidak kokoh sehingga saat
berbuah lebat diperlukan ajir, yaitu suatu alat penegak yang terbuat dari batang bambu untuk
menyangga tanaman. Batang yang masih muda berwarna hijau dan tidak berbulu. Daun
tanaman terung berbentuk bulat panjang dan meruncing pada ujungnya. Bunga dari tanaman
terung berdiri tegak pada ketiak daun dan berwarna putih lembayung atau ungu. Bentuk
bunga tanaman terung menyerupai bintang, terdiri atas 5-6 helai kelopak bunga. Buah terung
yang masih muda berwarna hijau keputih-putihan atau ungu, bergantung pada jenisnya.
Semakin tua buah, maka warna buah semakin cerah. Setiap buah terung berisi daging buah
berwarna putih dan berbiji banyak (Nuraini, 2011).

2.1.4 Cabai
Cabai merupakan salah satu komoditas sayuran penting yang memiliki peluang bisnis
prospektif. Aneka macam cabai yang dijual di pasar tradisional dapat digolongkan dalam dua
kelompok, yakni cabai kecil (Capsicum frustescens) dan cabai besar (Capsicum annuum).
Cabai kecil biasa disebut cabai rawit, sedangkan yang besar dinamakan cabai merah
(Rachmawati, et.al,2012)

Cabai merah (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura
penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan selain cabai memiliki
kandungan gizi yang cukup lengkap juga memiliki nilai ekonomis tinggi yang banyak
digunakan baik untuk konsumsi rumah tangga maupun untuk keperluan industri makanan
(Jannah,2010). Menurut Marliah (2011) Cabai merah memberikan warna dan rasa yang dapat
membangkitkan selera makan, banyak mengandung vitamin dan dapat juga digunakan
sebagai obat-obatan, bahan campuran makanan dan peternakan.

2.2 Uraian Cara Pengukuran Luas Daun dan ILD


Pengukuran luas daun dilakukan dengan metode Milimeter Kolom, dimana cara pengukaran luas
daun dengan menggunakan metode ini adalah cara pengukuran yang sangat sederhana. Metode
yang digunakan adalah dengan cara penghitungan jumlah luas petakan (mm kolom) yang
tertutupi oleh luasan daun yang diletakkan di atas lembaran milimeter kolom. Untuk
memudahkan pelaksanaan pengukuran luasan daun lebar atau sangat lebar, pengukuran dapat
dilakukan beberapa kali tahapan, karena terlebih dahulu harus dilakukan pemotongan daun
menjadi bagian yang lebih kecil sehingga kertas milimeter mencukupi. Dalam penggunaan
metode ini digunakan beberapa pendekatan/asumsi seperti seluruh permukaan daun mempunyai
tingkat ketebalan yang sama dan bagian luasan kertas yang ditutupi luasannya dapat dieliminir
kalau menduduki kurang dari setengah mili meter (mm) atau ditambahkan kalau luasan melebihi
dari setengah mm kolom.

Berikut langkah kerjanya:

- siapkan sampel daun yang akan diukur luasannya yaitu 9 lembar daun (3 daun bagian
bawah, 3 daun daun bagian tengah dan 3 daun bagian atas) dari 4 jenis tanamn semusim
yang berbeda (jagung, bayam, cabai dan terong)

- buatkan replika daun pada kertas mm kolom

- hitung luasan replika untuk total sampel daun (pertanaman)

- luasan kurang dari setengan dapat dieliminir, sedangkan ditambahkan bila lebih dari
setengah mm kolom

- Setelah membuat replika daun, lakukan pengukuran terhadap 9 lembar daun ( 3 daun
bagian bawah, 3 daun bagian tengah, dan 3 daun bagian atas) dari 4 jenis tanaman
semusim yang berbeda (jagung, bayam, cabai, tdan terong) kemudian di rata-ratakan.

- Hitung jumlah daun per tanaman.


- Luas daun per Tanaman = Luas rata-rata per daun x Jumlah daun.

- Asumsi, jika luas lahan yang di duduki oleh tanaman adalah 20 cm x 20 cm .

- Indeks Luas daunnya adalah:

Luas daun tanaman : luas lahan yang di duduki oleh tanaman tsb.

- Isi tabel data ILD (Indek Luas Daun).

- Data ILD di analisis secara statistik menggunakan rancangan RAK (Rancangan Acak
Kelompok).

2.3 Uraian ILD dengan Produktivitas Tanaman


Indeks Luas Daun (ILD) adalah perbandingan antara luas daun terhadap luas permukaan
lahan yang menjadi tempat tumbuh suatu tanaman. Indeks Luas Daun tidak mempunyai
satuan, karena merupakan perbandingan antara dua luasan permukaan , atau dapat disebutkan
dalam satuan hektar per hektar. ILD juga dapat digunakan untuk menduga berbagai informasi
penting berkaitan dengan vegetasi seperti laju fotosintetis, laju transformasi dan
lajurespirasi, alokasi karbon di atas dan dibawah permukaan tanah, serta laju dekomposisi
nitrogen dan mineral. Selain itu ILD adalah variabel penting dalam perhitungan proses
biogeokimia hutan seperti: evaporasi dan intersepsi tajuk, transpirasi, dan kandungan
nitrogen tajuk (Running and Neman, 1991, dalam Siregar et al, 1999). ILD merupakan
peubah struktur tunggal yang banyak digunakan untuk menghitung karakteristik pertukaran
energi dan masa dari sebuah ekosistem teresterial.

Nilai ILD tanaman akan meningkat dengan berkembangnya tanaman dan mencapai nilai
maksimum pada saat awal masa generatif. Nilai ILD bervariasi tergantung pada cara
bertanam, misalnya menanam dengan jarak yang rapat dan dengan pemberian Nitrogen
tinggi, maka nilai ILD dapat mencapai 10 atau lebih besar. Berdasarkan telah kembali
hubungan antara ILD, tingkat respirasi pertumbuhan tanaman {Crop Growth Rate/CGR),
disimpulkan bahwa tidak ada nilai optimum ILD untuk CGR. Sebagai contoh untuk padi
jenis IR 8, CGR mencapai maksimumnya sekitar nilai 6 dan padi jenis Peta maksimumnya
mencapai 4 (Yoshida, 1983, dalam Siregar etal, 1999).
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Jenis I II III IV V VI Jumlah Rata-
Tanaman rata

Cabai 4,0 4,5 4,8 4,7 3,8 3,18 24,98 4,16

Bayam 3,5 6,2 6,4 3,8 3,5 3,5 26,9 4,48

Terong 3,3 6,3 6,5 5,4 5,3 3,02 29,82 4,97

Jagung 10,9 8,4 8,6 10,3 9,8 5,4 53,4 8,9

Tabel 1. Hasil Perhitungan ILD Tanaman

ULANGAN

PERLAKUAN TOTAL

1 2 3 4 5 6

Cabai 4,0 4,5 4,8 4,7 3,8 3,18 24,98

Bayam 3,5 6,2 6,4 3,8 3,5 3,5 26,9

Terong 3,3 6,3 6,5 5,4 5,3 3,02 29,82

Jagung 10,9 8,4 8,6 10,3 9,8 5,4 53,4

TOTAL 21,7 25,4 26,3 24,2 22,4 15,1 135,1

Tabel 2. Hasil Penghitungan RAK


SK Db JK KT Fhit Ftab 5% Ftab 1% NOTASI

Ulangan 5 121,87 24,37 3,57 ns 2,90 4,56 tn

Perlakuan 3 169,45 56,48 8,27 ns 3,29 5,42 tn

Galat 15 102,42 6,83

Total 23 393,74

*tn = Tidak berbeda nyata

3.2 Pembahasan
Indeks luas daun merupakan perubahan yang menunjukkan hubungan anara luas daun
dengan luas bidang yang tertutupi atau kanopi Indeks luas daun dapat digunakan untuk
menggambarkan tentang kandungan total klorofil daun tiap individu tanaman Permukaan
daun yang semakin luas diharapkan mengandung klorofil lebih banyak. Oleh karena itu ILD
digunakan sebagai indikator dalam pertumbuhan tanaman yaitu sebagai salah satu pengubah
untuk dintersepsi oleh daun sehingga dapat diduga nilai biomassanya.

Dari hasil perhitungan yang di lakukan, di ketahui bahwa rata-rata tanaman berbeda-
beda. Adanya perbedaan rata-rata luas daun individu tanaman di karenakan besar daun yang
di ambil (di ukur) setiap individu tanaman tidak sama. Di mana ukuran daun bervariasi dari
ukuran kecil, sedang hingga berukuran besar.

Di mana ukuran daun yang lebih kecil biasanya terdapat pada percabangan yang terletak
di bawah. Daun-daun yang berada di tengah biasanya ukurannya lebih besar dan kemudian
berukuran kecil lagi pada bagian ujung percabangannya, Selain itu faktor naungan daun juga
berpengaruh, di mana penaungan sangat berperan dalam perbedaan lebar daun, daerah daun
yang lebat dan luas, daun akan semakin besar, keseragaman ukuran daun menunjukan
tingkatan fungsi dalam fotosintesis.

Selanjutnya rata-rata ukuran daun tanaman bayam perkelompok yaitu 4,48 cm2, daun
tanaman cabe : 4,16 cm² , tanaman terong 4,97 cm2 dan ukuran daun tanaman jagung 8,9
cm2. Pada varietas jagung ILD pada pengulangan tersebut menunjukan pada pengulangan ke
- 1 memiliki luas ILD yang paling besar yaitu 10,9 cm2. Lalu dilihat pada vanetas cabai,
pada penguilangan ke - 3 memiliki ILD paling besar yaitu 4,8 cm2. Pada varietas bayam
menunjukkan bahwa pada pengulangan ke - 3 ILD paling besar dibandingkan yang lainnya
yaitu sebesar 6,4 cm2. Terakhir, pada varietas terong ungu memiliki ILD terbesar pada
pengulangan ke - 3 yaitu sebesar 6,5 cm2. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh
beberapa faktor seperti suplai unsur hara untuk tanaman, suhu, kelembapan, keasaman tanah,
faktor biotik serta radiasi. Selain itu optimunitas penyerapan sinar matahari menjadi salah
satu faktor yang berkaitan sebagai penyebab jumlah cabang menurun dan berakibat pada
karakteristik dann Intensitas cahaya matahan sangat berpengaruh dalam proses pertumbuhan
sehingga peningkatan luas daun akan sangat berdampak baik dalam peningkatan kapautas
cahaya yang masuk. Tempat pengambilan keempat sampel punya intémuitas cahaya yang
berbeda beda, pada tanaman jagung, bayam, dan cabai mendapatkan intensitas cahaya yang
normal sedangkan terong tidak mendapat intesitas cahaya yang baik karena terhalangi oleh
pohon jambu. Jarak tanam juga bisa mempengaruhi indeks luas dan hal tersebut bisa terjadi
karena pada saat sebuah populasi tanaman ditanam pada jarak yang berdekatan akan masuk.
Pada hal ini dalam pengambilan sempel di lapangan menunjukan bahwa tanaman bayam
walaupun mendapat intensitas cahaya yang normal tetapi tanaman bayam sendiri tumbuh
saling berdempetan dan tidak memiliki jarak tanam yang tepat karena bisa dikatakan tanaman
bayam tersebut tumbuh secara liar dimana kemungkinan besar dalam penyerapan unsur
haranya kurang optimal sehingga mempengaruhi indeks luas daun pada tanaman tersebut.
Sehingga dari hasil praktikum ini menunjukan bahwa ILD ke 4 jenis tanaman tersebut
menunjukan hasil yang optimal .
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hal yang dapat disimpulkan dari laporan praktikum menghitung daun dan ILD pada
beberapa tanaman yabg berbeda yakni jagung, bayam, cabai dan terong, Metode
penghitungan luas daun menggunakan Milimeter Kolom, dimana metode yang digunakan
adalah dengan cara penghitungan jumlah luas petakan (mm kolom) yang tertutupi oleh luasan
daun yang diletakkan di atas lembaran milimeter kolom. Dalam penggunaan metode ini
digunakan beberapa pendekatan/asumsi seperti seluruh permukaan daun mempunyai tingkat
ketebalan yang sama dan bagian luasan kertas yang ditutupi luasannya dapat dieliminir kalau
menduduki kurang dari setengah mili meter (mm) atau ditambahkan kalau luasan melebihi
dari setengah mm kolom.

Hasil rata-rata ukuran daun tanaman bayam perkelompok yaitu 4,48 cm2, daun tanaman
cabe : 4,16 cm² , tanaman terong 4,97 cm2 dan ukuran daun tanaman jagung 8,9 cm2. Pada
varietas jagung ILD pada pengulangan tersebut menunjukan pada pengulangan ke - 1
memiliki luas ILD yang paling besar yaitu 10,9 cm2. Lalu dilihat pada vanetas cabai, pada
penguilangan ke - 3 memiliki ILD paling besar yaitu 4,8 cm2. Pada varietas bayam
menunjukkan bahwa pada pengulangan ke - 3 ILD paling besar dibandingkan yang lainnya
yaitu sebesar 6,4 cm2. Terakhir, pada varietas terong ungu memiliki ILD terbesar pada
pengulangan ke - 3 yaitu sebesar 6,5 cm2.

4.2 Saran
Berharap agar kiranya dalam pembuatan replika daun pada mm kolom dapat dilakukan
dengan serius sehingga data yang diperoleh nantinya memang sesuai yang keadaan pada
tanamn maupun lingkungan sekitar tanaman.
DAFTAR PUSTAKA

Hand Out Praktikum Fisilogi Tanaman 2022

Kemendag (2012). Profil Komoditasa Jagung dari


https://ews.kemendag.go.id/sp2kp-landing/assets/pdf/120116_ANK_PKM_DSK_Jagung.
pdf Tanggal akses 04 Desember 2022

Link http://repository.unpas.ac.id/43227/6/BAB%20II.pdf Tanggal akses 04 Desember 2022

Link http://eprints.undip.ac.id/55533/3/Bab_II.pdf Tanggal akses 04 Desember 2022

Link http://eprints.undip.ac.id/66720/3/BAB_II.pdf Tanggal akses 04 Desember 2022

Gokmaria Sitanggang, Dede Dirgahayu Domiri, Ita Carolita, Heru Noviar. (2021). Model
Spasial Indeks Luas Daun (ILD) Padi Menggunakan Data TM-Landsat Untuk Prediksi

Produksi Padi dari file:///C:/Users/ASUS/Downloads/498-427-2-PB.pdf Tanggal akses


04 Desenber 2022
LAMPIRAN
1. CABAI

2. BAYAM

3. JAGUNG
4. TERONG

Anda mungkin juga menyukai