Anda di halaman 1dari 16

Hama dan Penyakit Serta Pengendaliannya Pada

Tanaman Mangga (Mangifera Indica l.)

Syifa Ainun Balqis 11170920000059

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah proteksi tanaman. Shalawat dan salam senantiasa
selalu tercurah kepada nabi kita Muhammad SAW.

Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, baik isi
maupun tehnik cara pembuatannya, oleh karena itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk
perbaikan makalah dimasa yang akan datang.

Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya


semua orang dan Penyusun mengucapkan banyak terima kasih.

Tangerang, 28 September 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ 2

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 4


1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 5

2.1 Tanaman Mangga ............................................................................... 5


2.2 Hama dan Pengndaliannya pada Tanaman Mangga ........................... 7
2.3 Penyakit Tanaman dan Pengelolaannya pada Tanman Mangga ...... 10

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 15


3.2 Saran ................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mangga atau mempelam adalah nama sejenis buah, demikian pula nama
pohonnya. Mangga termasuk ke dalam marga Mangifera, yang terdiri dari 35-40
anggota dan suku Anacardiaceae. Berasal dari daerah di sekitar perbatasan India
dengan Burma, mangga telah menyebar ke Asia Tenggara sekurang-kurangnya
semenjak 1500 tahun yang silam. Buah ini dikenal pula dalam berbagai bahasa
daerah, seperti pelem atau poh

Buah mangga merupakan salah satu jenis buah-buahan yang


produksinya cukup tinggi dan banyak disukai oleh masyarakat.
Produktivitas komoditas mangga berfluktuasi dari tahun ke tahun. Halini
disebabkan adanya fluktuasi luas panen, tanaman belum berproduksi optimal,
gangguan iklim serta adanya serangan berbagai hama dan penyakit yang
merupakan faktor penghambat pertumbuhan dan produksi mangga di Indonesia
. Gangguan hama dan penyakit dialami oleh berbagai sistem organ pada
tumbuhan. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kelainan genetis, kondisi
lingkungan yang tidak sesuai, atau karena serangan hama dan penyakit. Gangguan
hama dan penyakit dalam skala besar pada tanaman budidaya dapat mengganggu
persediaan bahan pangan pada manusia.

1.2 Tujuan Penulisan

a. Memahami tanaman mangga secara deskriptif.


b. Mengetahui jenis hama dan penyakit pada tanaman mangga
c. Memahami bagaimana cara pengendalian hama dan penyakit pada
tanaman mangga.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tanaman Mangga


Mangga atau mempelam adalah nama sejenis buah, demikian pula nama
pohonnya. Mangga termasuk ke dalam marga Mangifera, yang terdiri dari 35-40
anggota dan suku Anacardiaceae. Pohon mangga termasuk tumbuhan tingkat
tinggi yang struktur batangnya (habitus) termasuk kelompok arboreus, yaitu
tumbuhan berkayu yang mempunyai tinggi batang lebih dari 5 m. Mangga bisa
mencapai tinggi antara 10 hingga 40 m.
2.1.1 Mofrologi Tanaman Mangga
a. Akar
Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, sangat panjang
hingga bisa mencapai 6 m. Akar cabang makin ke bawah semakin
sedikit, paling banyak akar cabang pada kedalaman lebih kurang 30–
60 cm.
b. Batang
Batang mangga tegak, bercabang agak kuat; dengan daun-daun
lebat membentuk tajuk yang indah berbentuk kubah, oval atau
memanjang, dengan diameter sampai 10 m. Kulit batangnya tebal dan
kasar dengan banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai
daun. Warna pepagan (kulit batang) yang sudah tua biasanya coklat
keabuan, kelabu tua sampai hampir hitam
c. Daun
Daun tunggal, dengan letak tersebar, tanpa daun penumpu. Panjang
tangkai daun bervariasi dari 1,25-12,5 cm, bagian pangkalnya
membesar dan pada sisi sebelah atas ada alurnya. Aturan letak daun
pada batang biasanya 3/8, tetapi makin mendekati ujung, letaknya
makin berdekatan sehingga tampaknya seperti dalam lingkaran (roset).
Helai daun bervariasi namun kebanyakan berbentuk jorong sampai
lanset, 2-10 × 8–40 cm, agak liat seperti kulit, hijau tua berkilap,

5
berpangkal melancip dengan tepi daun bergelombang dan ujung
meluncip, dengan 12-30 tulang daun sekunder.
Daun yang masih muda biasanya bewarna kemerahan, keunguan
atau kekuningan; yang di kemudian hari akan berubah pada bagian
permukaan sebelah atas menjadi hijau mengkilat, sedangkan bagian
permukaan bawah berwarna hijau muda. Umur daun bisa mencapai 1
tahun atau lebih.
d. Bunga
Berumah satu (monoecious), bunga mangga merupakan bunga
majemuk yang berkarang dalam malai bercabang banyak di ujung
ranting. Karangan bunga biasanya berbulu, tetapi sebagian ada juga
yang gundul, kuning kehijauan, sampai 40 cm panjangnya. Bunga
majemuk ini terdiri dari sumbu utama yang mempunyai banyak cabang
utama. Setiap cabang utama ini mempunyai banyak cabang-cabang,
yakni cabang kedua. Ada kemungkinan cabang bunga kedua ini
mempunyai suatu kelompok yang terdiri dari 3 bunga atau mempunyai
cabang tiga. Setiap kelompok tiga bunga terdiri dari tiga kuntum bunga
dan setiap kuntum bertangkai pendek dengan daun kecil. Jumlah bunga
pada setiap bunga majemuk bisa mencapai 1000-6000.
Bunga-bunga dalam karangan berkelamin campuran, ada yang
jantan dan ada pula yang hermafrodit (berkelamin dua). Besarnya
bunga lebih kurang 6–8 mm. Bunga jantan lebih banyak daripada
bunga hermafrodit, dan jumlah bunga hermafrodit inilah yang
menentukan terbentuknya buah. Persentase bunga hermafrodit
bermacam-macam, tergantung dari varietasnya, yaitu antara 1,25%-
77,9%; sementara yang mempunyai bakal buah normal kira-kira 5-
10%
e. Buah
Buah mangga termasuk kelompok buah batu (drupa) yang
berdaging, dengan ukuran dan bentuk yang sangat berubah-ubah
bergantung pada macamnya. Kulit buah agak tebal berbintik-bintik

6
kelenjar; hijau, kekuningan atau kemerahan bila masak. Daging buah
jika masak berwarna merah jingga, kuning atau krem, berserabut atau
tidak, manis sampai masam dengan banyak air dan berbau kuat sampai
lemah
f. Biji
Biji berwarna putih, gepeng memanjang tertutup endokarp yang tebal,
mengayu dan berserat. Biji ini terdiri dari dua keping; ada yang
monoembrional dan ada pula yang poliembrional.

2.2 Hama dan Pengendalian Hama pada Tanaman Mangga


Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam
kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme,
dalam praktik istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan. Dalam
pertanian, hama adalah organisme pengganggu tanaman yang menimbulkan
kerusakan secara fisik, dan ke dalamnya praktis adalah semua hewan yang
menyebabkan kerugian dalam pertanian. Dalam menjalankan produksi pertanian,
keberadaa hama harus dikendalikan agar tidak merugikan.
Pengendalian hama adalah pengaturan makhluk-makhluk atau organisme
pengganggu yang disebut hama karena dianggap mengganggu kesehatan manusia,
ekologi, atau ekonomi.
Pengendalian hama berumur setidaknya sama dengan pertanian, lantaran
petani perlu mempertahankan tanamannya dari serangan hama. Untuk
memaksimalkan hasil produksi, tanaman perlu dilindungi dari tanaman dan hewan
pengganggu.
Pengendalian hama dapat dilakukan dalam berbagai macam cara, yaitu:
a. Secara Biologis
Pengendalian hama secara biologis dilakukan dengan menggunakan
predator dan parasit alami hama tersebut. Tujuan pengendalian hama
biologis adalah mengeliminasi hama dengan dampak negatif bagi
lingkungan dan kesehatan manusia yang sesedikit mungkin
b. Secara Mekanis

7
Pengendalian hama secara mekanis dilakukan secara langsung dengan
menggunakan tangan maupun dengan bantuan alat dan mesin pertanian,
juga memasang pelindung antara tumbuhan hama
c. Pestisida
Penyemprotan pestisida ke lahan pertanian merupakan metode yang paling
banyak digunakan dalam mengendalikan hama. Meski demikian,
penggunaan pestisida diketahui memiliki dampak bagi kesehatan manusia
dan lingkungan.

Berikut adalah macam- macam hama yang menyerang tanaman mangga dan
cara pengendaliannya
a. Hama Wereng
Hama wereng Mangga (Idiocerusniveosparsus) ini menghisap cairan pada
daun mangga, pucuk-pucuk muda dan buah muda, sehingga mudah rontok.
Hama ini muncul pada saat peralihan musim kemarau ke musim
hujan dan umumnya menyerang pertanaman mangga yang sudah
berproduksi
Cara pengendalian wereng dengan insektisida monocrotophos atau
dimehipo, diaplikasikan menjelang pembungaan.
b. Lalat buah
Lalat buah pada umumnya menyerang buah mangga yang sudah masak.
Ukuran lalat buah bias sama, lebih besar, atau lebih kecil dari lalat rumah.
Warna lalat buah mencolok : merah hitam atau kuning, tergantung
spesiesnya. Bentuknya segitiga dan sayapnya terdapat bercak. Lalat
berterbangan mancari buah yang sudah masak, setelah hingga lalat
menusuk kulit buah dan meletakan telur didalam daging buah.
Cara pengendalian lalat buah adalah serangan lalat buah dapat dikurangi
dengan menjaga kebersihan kebun. Buah mangga yang telah rontok setiap
hari dikumpulkan dan dimusnahkan, dimusnahkan dengan dibakar,
dimasukan dalam bak berisi larutan insektisida, direbus atau dikubur
sedalam 1 m dari permukaan tanah. Dan dapat juga dengan memberi

8
umpan berupa larutan sabun atau metil eugenol di dalam wadah dan
insektisida atau dengan pemasangan perangkap lalat buah dengan
menggunakan minyak selasih dan petrogenol untuk menangkap lalat buah
c. Lalat Bisul Mangga
Lalat bisul daun mangga (Procontarinia matteiana Kieff & Cicec), family
Ceciomiidae, juga sering disebut lalat Cecid. Ukurannya sangat kecil,
badannya hitam, sayapnya bening (transparan).
Lalat bisul bertelur pada daun mangga yang masih mudah, larva yang yang
timbul dari telur tumbuh berkembang diadalam jaringan daun dan
membentuk bisul-bisul pada daun. Warna bisul ada yang hijau, coklat, dan
kemerahan karat, bentuk bisul seperti bulat (bulatan) kecil.
Larva bisul daun mangga menghisap cairan didalam daun mangga. Daun
yang terkena bisul menjadi jelek penampilannya. Apabila serangan hebat,
produksi mangga berkurang karena asimilasinya terganggu dan hijau daun
banyak yang tidak berfungsi
Lalat bisul daun mangga dapat dicegah dan diberantas denga menjaga
kebersihan lingkungan dan penyemprotan insektisida. Tanah disekitar
pohon diperhatikan, secara berkala tanah perlu dicangkul dan dibalik, agar
kepompong yang tersembunyi didalam tanah mati terkena sinar matahari.
d. Kutu Dompolan Putih
Kutu dompolan putih (Pseudococcus citri Rinse), famili Pseudococcidae,
ordo Hemiptera, dikenal dengan sebutan kuti wol atau kutu tempung, kutu
ini termasuk polyphag,pemakan segala tanaman, sifat kutu suku
menghisap cairan tanaman, dan mengeluarkan kotoran berupa cairan
manis.
Kutu dompolan dapat dikendalikan secara biologis dengan predator
Crytoleamus momtrouzieri (famili Coccinellidae) dan Leptomastidea
abnormis (famili Encytridae) sebagi parasitnya. Pada musim hujan
cendawan Empusa fresenii merupakan musuh alamianya. Secara kimia
kutu dompolan putih dapat dikendalikan dengan insektisida organik
maupun non organik.

9
e. Bubuk Buah Mangga
Hama Bubuk buah Mangga dikenal ada dua jenis spesies di Indonesia,
yaitu Cytorrynchus (Sternochetus) mangiferae F dan Cytorrynchus gravis
F.
Bubuk bertelur pada kulit manga yang masih muda, setelah menetas lundi
masuk kedalam buah. Lundi C. gravis hidup dan berkembang dalam
daging buah dan hanya makan serat biji buah. Bubuk dewasa makan daun
yang masih mudan dan tunas.
Lundi C. mangiferae tidak hanya makan daging buah dan serat biji, tetapi
daging keping biji. Biji yang telah dimakan lundi tidak punya daya
kecambah.
Buah mangga yang terserang bubuk terlihat normal dari luar kesannya
sehat, tetapi dalam bijinya sudah rusak, kulit biji berlubang, daging biji
busuk berwarna hitam.
Hama bubuk mangga dapat dicegah dan diberantas dengan menjaga
kebersihan lingkungan, buah yang diserang dikumpulkan lalu
dimusnahkan dengan cara dibakar, sekitar pohon bersih dari kotoran, tanah
sering digemburkan atau dicangkul untuk menghilangkan kepompong
yang tinggal diam ditanah. Musuh alami bubuk buah mangga adalah semut
rangrang (kerengga) Oecophylla smaragdina F.

2.3 Penyakit dan Pengendalian Penyakit pada Tanaman Mangga


Penyakit buah Mangga umumnya disebabkan oleh cendawan dan bakteri.
Serangannya melibatkan busuknya buah. Tiga penyakit penting buah mangga
sebelum panen adalah Antraknosa (Anthracnose), bercak hitam dan kudis.
Penyakit setelah panen buah busuk karena cendawan. Pengendalian penyakit
dengan pestisida sebaiknya dilakukan dengan pertimbangan yang masak
Berikut adalah macam- macam hama yang menyerang tanaman mangga dan
cara pengendaliannya
a. Penyakit Jamur Upas (Corticium Salmonicolor) disebabkan oleh jamur
yang berwarna putih sampai merah jambu mengkilat. Berkembang di

10
musim hujan dan di musim kemarau masih terlihat. Gejala serangan
ditunjukkan oleh terbungkusnya ranting atau cabang dengan jamur upas,
bagian atas ranting yang terserang nampak pertumbuhannya tidak sehat.
Cara pengendalian jamur upas pada tanaman mangga (Mangifera
indicaL) dengan mengupas/mengerok bagian cabang dan ranting yang
terserang. Memotong dan memusnahkan cabang serta ranting yang
terserang. Sebelum tampak gejala serangan,tanaman disemprot dengan
fungisida satu minggu sekali.
b. Antraknos
Penyakit anthraknosa buah, penyebabnya cendawan Colletrichus
gloeosporiodesPenz. (Syn, Gloeosporim mangifera Penz).
Buah mangga yang telah masak timbul bercak-bercak hitam, kadang-
kadang bercaknya sedikit cekung atau permukaannya sedikit reta. Makin
lama bercaknya makin banyak sehingga menyatu menjadi bercak hitam
yang besar, pangkal buah menjadi hitam semua atau seluruh permukaan
buah menjadi hitam sering kali bercak hanya terdapat pada pangkal buah
sekitar tangkai, dan terdapat garis-garis bercak menuju ujung buah.
Penyebaran Anthraknosa buah disebabkan spora jamur tersebar lewat
guyuran air hujan, hembusan angin, ditularkan lewat serangga dan
dipegang-pegang manusia. Infeksi Anthraknosa bisa terjadi pada masa
berbunga, buah masih hijau atau sudah masak
Cara pengelolannya dengan:
1. Pemilihan Lokasi. Jangan mengusahakan mangga secara komersial di
daerah-daerah yang basah
2. Pemeliharaan Tanaman. Tanaman harus dirawat dengan baik agar
menjadi tahan. Tanaman dipupuk dengan tepat dan diairi selama
musim kemarau
3. Pemeliharaan Pembibitan. Di pembibitan penyakit dikendalikan
dengan penanaman yang tidak terlalu rapat untuk meningkatkan
sirkulasi udara. Jika pembibitan memakai naungan, naungan harus
dikurangi

11
4. Sanitasi. Ranting-ranting mati dibersihkan setelah panenan, karena
patogen dapat bertahan disini selama berbulan-bulan
5. Saat dan cara pemetikan. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
infeksi karena spora yang terbawa oleh percikan-percikan air, jangan
memanen buah pada waktu hujan
6. Pemakaian fungisida. Jika diperlukan, sejak mulai berbunga pohon-
pohon disemprot fungisida setiap 7-10 hari, yang diulangi 4-5 kali.
7. Perlakuan buah. Sebelum dikemas buah dicelup dalam air panas, atau
air panas yang mengandung fungisida

c. Cendawan Tepung
Cendawan tepung termasuk cendawan ectophit, yaitu cendawan hidup
pada permukaan tumbuhan inang, gejalanya terlihat pertumbuhan
meselium yang halus dan jernih menyerupai jaring laba-laba. Miselim itu
segera membentuk konidia (spora aseksual) yang bentuknya seperti tepung
putih. Itulah yang membuat cendawan ini disebut cendawan tepung.
Cendawan tepung menghisap makanan dari tanaman dengan alat
penghisap disebuthaustoria.
Cendawan tepung dapat dikendalikan dengan penyemprotan dengan bubur
kalifornia atau dihembuska dengan tepung belerang yang halus
d. Bercak Karat Merah
Bercak karat merah pada daun mangga disebabkan ganggang Cephaleurus
mycoidea Karst, selain daun bercak karat merah menyerang kulit, tunas
dan ranting tanaman, serangannya tak begitu merugikan tanaman.
Serangan yang hebat bisa membuat kulit menebal, ranting atau tunas
menjadi kerdil, daun menjadi jarang dan akhirnya kering.
Bercak karat merah dapat dikendalikan secara kimia dengan penyemprotan
sulfat tembaga, bubu bordeaux atau bubur kalifornia, secara mekanis
dengan pemangkasan bagian tanaman yang terkena serangan
e. Bercak Daun Kelabu

12
Penyakit ini timbul pada daun-daun tua, khususnya pada tanaman yang
kurang sehat. Penyakit ini disebabkan oleh Pestalotiopsis mangiferae.
Pada daun terjadi bercak-bercak ang betuknya tidak teratur, berwarna
kelabu keputih-putihan, panjangna beberapa mm, bercak-bercak dapat
bersatu, mementuk bercak besaryang ukurannya dapat mencapai beberapa
cm. Biasanya bercak dibatasi oleh tepi berwarna gelap yang agak terangkat
Bercak kelabu tidak menimbulkan kerugian yang berarti, sehingga tidak
perlu dilakukan pengelolaan yang khusus. Pemakaian fungisida untuk
megendalikan penyakit-penyakit daun yang lebih penting akan
mengendalikan bercak daun kelabu juga.
f. Penyakit Blendok
Penyakit Blendok disebut juga penyakit recife, penyebabnya cendawan
Diplodia recifensisBatista, bersama-sama dengan kumbang Xyleborus
affinis.
Kumbang Xyleborus affinis membuat terowongan dibatang atau cabang,
kemudian terinfeksi cendawan Diplodia recifensis Batista, infeksi itu
mengikuti kumbang yang masuk kedakam terowongan, cendawan
berkembang pesat didalam terowongan dan terus masuk kedalam jaringan,
bagian yang terinfeksi menjadi cokelat atau hitam sehingga mengganggu
perjalanan air dari akar menuju daun.
Penyakit Blendok dapat dicegah dan diberantas dengan cara sebagai
berikut :
1. Apabila kelihatan ada blendok sebaiknya bagian tersebut segera
dipotong dan dicari kumbangnya untuk dimatikan kemudian segera
dibakar.
2. Lubang pemasukan kumbang disumpal kapas yang telah dicelupkan
cairan insektisida, misalnya Phosdrin, kemudian lubang ditutup dengan
parafin (lilin), sehingga kumbang tidak bisa keluar. Perlakuan ini terutama
untuk batang atau cabang yang besar yang sayang untuk dipotong.
3. Pohon mangga yang sehat berdekatan dengan pohon sakit jika diameter
batang dan cabang lebig dari 7,5 cm sebaiknya dioles dengan campuran

13
minyak dan 5 % phenol. Bisa juga batang atau cabang disemprot dengan
bubu bordeaux sebagai pencegahan

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Buah mangga merupakan salah satu jenis buah-buahan yang
produksinya cukup tinggi dan banyak disukai oleh masyarakat.
Oleh karena itu produksi tanman mangga cukup tinggi di Indonesia. Untuk
memenuhi permintaan yang tinggi tentu produksi harus optimal, namun
terjadi beberapa kendala pada budidaya tanaman mangga, yaitu gangguan
hama dan penyakit
Beberapa gangguan hama yang terjadi pada tanaman mangga yaitu
hama wereng, lalat buah, lalat bisul buah, kutu dompolan putih, bubuk
buah mangga. Dan beberapa penyakit yang menyerang tanman mangga
yaitu jamur upas, antraknos, cendawan tepung, bercak daun kelabu, dan
blendok
Pada setiap gangguan yang menyerang tanaman mangga, baik
hama ataupun penyakit memiliki cara penangan yang berbeda pada masing
– masing gangguan. Pengendalian dan penanganan harus disesuaikan
dengan gangguan yang ada agar hasil produksi dapat maksimal

3.2 Saran
Dalam melakukan pengendalian dan pengelolaan gangguan pada
tanaman mangga, baik hama ataupun penyakit sebaiknya dilakukan
dengan cara yang alami terlebih dahulu, agar tidak memiliki efek buruk
bagi lingkungan, akan tetapi jika jumlah gangguan sudah sangat banyak
dan dirasa cara alami kurang, maka dapat menggunakan cara kimia dengan
dosis ynag sudah ditentukan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ameilia Zuliyanti S dan Devi Nurmuharani. 2017. Hama dan Penyakit Dominan
Tanaman Mangga.

Apip Hermawan dkk. 2016. Hama dan Penyakit pada Tanaman Mangga dan
Pengendaliannya. Dikutip dari https://zedopedasi.blogspot.com/2016/11/makalah-
hama-dan-penyakit-tanaman.html diakses pada 28 september 2019

Semagun, Haryono. 2007. Penyakit-penyakit Tanaman Holtikultura di Indonesia.


Universitas Gajah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta

Semagun, Haryono. 2007. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Universitas Gajah


Mada, Bulaksumur, Yogyakarta

Wikipedia. Hama. https://id.wikipedia.org/wiki/Hama


(online) diakses pada 28 september 2019 pukul 22.15

Wikipedia. Mangga. https://id.wikipedia.org/wiki/Mangga


(online) diakses pada 28 september 2019 pukul 22.00

Wikipedia. Pengendalian Hama


.https://id.wikipedia.org/wiki/Pengendalian_hama. (online) diakses pada 28
september 2019 pukul 22.26

16

Anda mungkin juga menyukai