Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanaman merupakan makhluk hidup. Tanaman dikatakan hidup karena
memiliki ciri sebagai makhluk hidup. Salah satu ciri makhluk hidup adalah
bereproduksi. Dengan bereproduksi tanaman akan menghasilkan tanaman
baru sebagai keturunannya. tanaman dapat bereproduksi dengan dua cara,
yaitu secara seksual an aseksual.
Reproduksi merupakan langkah perkembangan penting dalam siklus
hidup tanaman yang lebih tinggi, untuk memungkinkan gen induk akan
diturunkan kegenerasi berikutnya. Reproduksi merupakan salah satu ciri dari
makhluk hidup. Pada dasarnya dalam reproduksi terkandung prinsip
“pertambahan jumlah”, reproduksi berperan besar dalam mempertahankan
suatu spesies agar tetap ada dipermukaan bumi dan tidak punah. Namun
adanya beberapa kendala atau hambatan dalam hal reproduksi akan
menyebabkan kepunahan. Tumbuhan dan hewan yang punah saat ini,
sebagian besar mengalami masalah dalam reproduksi atau hambatan dalam
mepertahankan diri mereka dari faktor-faktor ekstrinsik yang kurang
menguntungkan.
Pada dasarnya ada dua cara perkembang biakan pada tumbuhan,
yaitu secara vegatatif (asexual/tidak kawin) dan genertif (sexual/kawin).
Pada peembiakan seksual dibuthkan 2 sel kelamin (gamet) yang berbeda
jenis dimana terdapat perbedaan morfologi seperti sel telur (ovum) dan sel
kelamin jantan (sperma). Perbedaan morfologi ini juga mencakup perbedaan
jumlah dan ukuran, seperti pada spermatozoa, jumlah lebih banyak dan
ukurannya lebih kecil di bandingkan dengan sel telur (ovum).
Pada tumbuhan biji (spermatophita) pembiakan seksual dilakukan
dengan biji sebagai hasil pembuahan sel telur oleh spermatozoida.
Pembuahan dan perkawinan ini disebut amfimiksis. Peristiwa pembuahan
sel telur didahului oleh pristiwa penyerbukan. Penyerbukan dapat terjadi
dengan serbuk sari dari bunga yang sama disebut autogami (penyerbukan

1
sendiri) atau dengan serbuk sari dari bunga yang lain tetapi pada pohon yang
sama geitonogami (penyerbukan tetangga). Dapat juga terjadi penyerbukan
dengan serbuk sari tumbuhan lain yang varietasnya sama, hal ini disebut
alogami dan xenogami. Dan penyerbukan yang dilakukan dengan serbuk
sari yang berasal dari tumbuhan lain, tetapi dekat hubungan
kekeluargaannya (sama spesiesnya), maka penyerbukan tersebut dinamai
hibridogami. Jika proses penyerbukan autogami, geitonogami, alogami,
hibridogami berhasil, hingga terjadi pembuahan, maka terjadinya
pembuahan karena autogami dibsebut autokarpi, terjadinya buah karena
geitonogami disebut geitonokarpi, terjadinya buah karena alogami disebut
alogami,dan terjadinya buah karena hibridogami disebut hibridokarpi.
Penyerbukan yang dibantu oleh siput disebut malakogami, yang
dibatu oleh serangga disebut entomogami, yang dibatu oleh kelelawar
disebut kiropterogami dan yang dibantu oleh burung disebut ornitogami.
Makalah ini akan membahas mengenai reproduksi seksual (secara kawin)
pada tumbuhan tingkat tinggi.
Peristiwa penting yang terjadi dibunga diantaranya yaitu penyerbukan.
Penyerbukan ialah pindahnya serbuk sari dari kepala sari kepada stigma.
Penyerbukan ada dua macam yaitu penyerbukan sendiri dan penyerbukan
silang. Penyerbukan sendiri ialah penyerbukan kepala putik oleh serbuk
yang berasal dari bunga itu sendiri atau dari bunga lain pada tumbuhan yang
sama. Sedangkan penyerbukan silang ialah pindahnya serbuk sari dari anter
suatu bunga tumbuhan ke stigma bunga tumbuhan lain yang sama atau
spesies yang berkerabat. Perantara utama pada penyerbukan ialah angin dan
serangga, tetapi burung, keong, binatang kecil lainnya, dan juga air dapat
membawa serbuk sari dari bunga yang satu ke bunga yang lain.
(Tjitrosomo.dkk, 1985)
B. Tujuan Makalah
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui definisi dan sistem
penyerbukan pada tanaman.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tipe Penyerbukan
Peristiwa penting yang terjadi dibunga diantaranya yaitu
penyerbukan. Penyerbukan ialah pindahnya serbuk sari dari kepala sari
kepada stigma. Penyerbukan ada dua macam yaitu penyerbukan sendiri dan
penyerbukan silang. Penyerbukan sendiri ialah penyerbukan kepala putik
oleh serbuk yang berasal dari bunga itu sendiri atau dari bunga lain pada
tumbuhan yang sama. Sedangkan penyerbukan silang ialah pindahnya
serbuk sari dari anter suatu bunga tumbuhan ke stigma bunga tumbuhan lain
yang sama atau spesies yang berkerabat. Perantara utama pada penyerbukan
ialah angin dan serangga, tetapi burung, keong, binatang kecil lainnya, dan
juga air dapat membawa serbuk sari dari bunga yang satu ke bunga yang
lain. (Tjitrosomo.dkk, 1985)
Bunga merupakan organ yang penting bagi tanaman terutama untuk
proses perkembangbiakan secara seksual. Komponen dasar dari suatu bunga
adalah kelopak, tajuk atau mahkota bunga, benang sari dan putik (Darjanto,
1990).
1. Macam-Macam Penyerbukan Berdasarkan Perantaranya
Macam-macam Penyerbukan berdasarkan perantaranya terbagi atas 4
penyerbukan antaralain sebagai berikut.
a. Penyerbukan Oleh Angin
Bunga yang diserbukkan oleh angin mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut. Bunga tidak berwarna dan tidak mempunyai kelenjar madu. Serbuk
sari jumlahnya banyak dan serbuk sari ini memili berat yang ringan sehingga
mudah diterbangkan angin. Kelapa sari besar dan tangkai sari panjang serta
bergoyang kalau ditiup angin. Putiknya terentang keluat, panjang, dan
berubulu. Contohnya adalah bunga, kelapa, rumput dan jagung.
b. Penyerbukan Oleh Hewan
Hewan yang umum berfungsi sebagai perantara penyerbukan adalah
serangga, misalnya kupu-kupu dan lebah. Selain serangga, hewan lain yang

3
dapat berperan sebagai perantara penyerbukan antara lain siput, burung dan
kelelawar. Ciri-ciri bunga diserbukkan oleh hewan adalah berwarna-warna
sebaga daya tarik, berbau harum, dan mempunyai kelenjar madu, Serbuk
sarinya berlender sehingga dapat melekat di tubuh hewan, Putik tersebunyi
dan berlendir. Prosesnya terjadinya Kupu-kupu, lebah, dan kumbang akan
datang dan menghisap madu, dan serbuk sari akan menempel di tubuhnya
setelah itu, ketika serangga tersebut hinggap di bunga lain yang sejenis,
penyerbukan pun terjadi.
c. Penyerbukan Oleh Air
Penyerbukan ini terjadi pada tumbuhan yang bunganya terendam air,
misalnya Hydrilla.
d. Penyerbukan Oleh Manusia
Penyerbukan dapat dilakukan dengan pertolongan manusia, misalnya
pada salak dan vanili. Bunga salak dan vanili berkelamin tunggal sehingga
ada bunga jantan ada bunga betina. Proses terjadinya, bunga jantan yang
penuh serbuk sari dipetik, kemudian di tempelkan pada bunga betina yang
sudah masak.
2. Macam-Macam Penyerbukan Berdasarkan Asal Serbuk Sari
Macam-macam penyerbukan berdasarkan asal serbuk sari dibedakan
menjadi 3 penyerbukan, antaralain sebagai berikut.
a. Penyerbukan Sendiri (Autogami)
Penyerbukan sendiri adalah menempelnya serbuk sari dari suatu bunga pada
kepala putik bunga itu sendiri. Penyerbukan sendiri tidak menghasilkan
keturunan yang bervariasi. Contohnya pada bunga telang dan bunga turi.
b. Penyerbukan Tetangga (Geitonogami)
Penyerbukan tetangga adalah menempelnya serbuk sari dari suatu bunga
pada kepala putik bunga lain yang masih berada pada satu tumbuhan.
Contohnya pada bunga jagung.
c. Penyerbukan Silang (Alogami)
Penyerbukan silang adalah menempelnya serbuk sari dari suatu bunga pada
kepala putik yang lain berada pada tumbuhan lain yang sejenis. Penyerbukan
silang sering disebut persilangan. Persilangan dapat menimbulkan variasi

4
keturunan karena terjadi perpaduan sifatdari dua tumbuhan induknya.
Misalnya persilangan antara bunga merah dengan bunga putih dapat
menghasilkan bunga merah, merah muda, dan putih.
Bunga adalah organ yang dibutuhkan dalam perkembangbiakan
generatif. Dalam proses perkembangbiakan generatif pada tanaman dikenal
dengan Penyerbukan. Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya serbuk sari
pada Kepala Putik. Berdasarkan asal serbuk sarinya, penyerbukan dapat
dibedakan menjadi:

 Penyerbukan Sendiri. Penyerbukan Sendiri adalah penyerbukan yang


terjadi apabila Benang Sari yang jatuh pada Kepala Putik berasal dari
bungan itu sendiri dan tentu saja yang dapat melakukannya adalah Bunga
Lengkap yang memiliki Putik dan Benang Sari Sekaligus.
 Penyerbukan Tetangga. Penyerbukan Tetangga adalah penyerbukan yang
terjadi jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga lain
tetapi masih pada satu pohon.
 Penyerbukan Silang. Penyerbukan Silang adalah penyerbukan yang terjadi
apabila serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga lain yang
sejenis tetapi berbeda pohonnya.
 Penyerbukan Bastar. Penyerbukan Bastar adalah Penyerbukan yang terjadi
apabila serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga lain yang
tidak sejenis. (Mangoendidjojo. 2003)
1. Penyerbukan pada tumbuhan biji terbuka (gymnospermae) adalah
menempelnya serbuk sari ke mikrofil (liang bakal biji). Dan terjadi
pembuahan tunggal.
Alat reproduksi gymnospermae berupa strobilus jantan dan strobilus betina.
Proses penyerbukan pada gymnospermae umumnya dibantu oleh angin.
Contoh tumbuhan berbiji terbuka ini antara lain :
Melinjo, pinus, damar, pakis haji dan cycas.
 Manfaat gymnospermae
a. Bahan makanan, misalnya : biji melinjo
b. Bahan industri kertas, misalnya : batang pinus dan batang melinjo
c. Bahan obat-obatan, misalnya juniper dan pinus
d. Bahan terpentin dan plister, misalnya : tusam/pinus

5
e. Bahan damar, misalnya : pohon damar
2. Penyerbukan pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae)
Adalah menempelnya serbuk sari ke kepala putik dan terjadi pembuahan
ganda.
Alat perkembangbiakan angiospermae adalah bunga. Bunga meliputi
berdasarkan perhiasan bunga dan alat kelamin bunga.
a. Perhiasan bunga meliputi kelopak dan mahkota bunga.
b. Alat kelamin bunga (alat perkembangbiakan)
Bagian sebelah dalam dari lingkaran perhiasan bunga adalah alat kelamin
bunga. Bagian alat kelamin bunga terdiri dari benang sari sebagai alat
pembiakan jantan dan putik sebagai alat pembiakan betina. Benang sari
berada pada lingkaran sebelah luar dari putik.
Berdasarkan kelengkapan bagian bunga :
a. Bunga lengkap adalah bunga yang mempunyai kelopak, mahkota, benang
sari dan putik.
Misal : bunga sepatu, cabai, kecubung, mawar, melati, dan jeruk.
b. Bunga tidak lengkap adalah bunga yang tidak mempunyai salah satu atau
beberapa bagian bunga baik perhiasan maupun alat kelamin.
Berdasarkan kelengkapan alat kelamin :
a. Bunga sempurna
b. Bunga tidak sempurna
Berdasarkan jumlah keping bijinya pada saat tumbuhan berkecambah,
tumbuhan berbiji tertutup dikelompokkan menjadi 2 :
a. Tumbuhan berkeping dua (dikotiledonea atau dikotil), jika tumbuhan
memiliki dua keping biji bila berkecambah.
Ciri-ciri :
- Memiliki sistem perakaran berupa akar tunggang
- Pertulangan daun menjala dengan ibu tulang daun menyirip atau mengari
- Memiliki bagian-bagian bunga 4 – 5 atau kelipatannya
- Bila biji berkecambah memiliki dua daun lembaya
b. Tumbuhan berkeping satu (monokotiledonea atau monokotil), jika
tumbuhan memiliki satu keping biji bila berkecambah.

6
Ciri-ciri :
- Memiliki sistem perakaran berupa akar serabut
- Pertulangan daun sejajar atau melengkung
- Memiliki bagian-bagian bunga 3 atau kelipatannya
- Bila biji berkecambah memiliki satu daun lembaya
Contoh tumbuhan angiospermae antara lain : Jambu, mangga, padi, jagung,
pandan, bambu, rambutan, dan teratai
Macam-macam penyerbukan
Macam penyerbukan dapat dibedakan berdasarkan asal serbuk sari dan
faktor yang membantu proses penyerbukan.
- Penyerbukan berdasarkan asal serbuk sari
Serbuk sari dapat berasal dari beberapa sumber. Berdasarkan asal serbuk
sari,
(1) Otogami
Otogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari
bunga yang sama (satu bunga). Pada saat otogami, dapat saja terjadi
beberapa gangguan yang menghalangi pertemuan antara serbuk sari dan
putik. Berikut ini beberapa istilah atau bentuk gangguan yang menghalangi
penyerbukan.
a. Protandri, yaitu peristiwa serbuk sari yang matang lebih dulu dari pada putik
b. Protagini, yaitu peristiwa putik yang matang lebih dulu daripada serbuk sari
c. Serbuk sari tidak dapat sampai di kepala putik
(2) Kleistogami
Kleistogami merupakan bagian dari otogami yang terjadi pada saat bunga
belum mekar.
(3) Geistonogami
Geistonogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal
dari bunga lain, tetapi masih dalam satu individu. Geistonogami disebut juga
penyerbukan tetangga.
(4) Alogami

7
Alogami atau xenogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari
yang berasal dari individu lain, namun masih dalam satu jenis. Alogami
disebut juga penyerbukan silang.
(5) Penyerbukan bastar (hibridogami)
Penyerbukan bastar terjadi jika serbuk sari berasal dari bunga pada
tumbuhan lain yang berbeda jenisnya, atau sekurang-kurangnya mempunyai
satu sifat berbeda.
Macam bastar :
i. Bastar antar kultivar (varietas). Contohnya antara mangga golek dengan
mangga gadung.
ii. Bastar antar jenis (spesies). Contoh antara mangga dengan kweni.
iii. Bastar antar mangga (genus). Contoh cabai dengan terong.
(6) Pemencaran Tumbuhan
- Pemencaran tumbuhan tanpa bantuan faktor luar
Pemencaran alat perkembangbiakan tanpa bantuan faktor luar pada
umumnya tidak memungkinkan terjadi penyebaran secara luas. Beberapa
cara reproduksi memungkinkan bantuan memencar antara lain dengan stolon
(geragih), rizoma (rimpang), umbi lapis dan umbi batang. Di samping itu
pemencaran tumbuhan dapat disebabkan oleh gerak higroskopis. Gerak
higroskopis merupakan gerak yang disebabkan oleh perubahan air.

8
B. Proses Penyerbukan
Proses penyerbukan antara benang sari dan putik terjadi bunga.
Bagian dari bunga yang terlibat dalam proses pembentukan biji adalah
benang sari (stamen) dan putik (pistil). Benang sari menghasilkan serbuk
sari yang masing-masing membentuk gamet. Dibagian bawah putik
terbentuk bakal biji (ovulum) yang mengadung telur. Pada waktu
penyerbukan yaitu jatuhnya serbuk sari kekepala putik, terbentuk tabung
tabung serbuk sari. Selanjutnya berlangsung pembuahan antara sperma
dengan telur dan akhirnya terbentuk biji (Tjitrosomo,1985).
Teknik pemuliaan tanaman pada tanaman yang berbunga dengan tipe
persilangan tanaman menyebuk sendiri dengan tanaman menyerbuk silang
berbeda. Teknik pemuliaan pada tanaman menyerbuk sendiri dapat
dilakukan dengan beberapa metode. Metode pemuliaan tanaman pada
tanaman menyerbuk sendiri adalah introduksi, seleksi massa, seleksi galur
murni, hibridisasi diikuti dengan seleksi (pedigri, bulk, back cross dan ssd),
kultur jaringan diikuti seleksi, fusi protoplas dan DNA rekombinan.
Beberapa mekanisme bunga melakukan penyerbukan sendiri adalah: bunga
tidak membuka (kleistogamie), tepung sari luruh sebelum bunga membuka,
benang sari dan putik ditutup oleh bagian bunga sesudah bunga membuka,
dan putik memanjang segera setelah tepung sari masak (Wayan,2009)
Penyerbukan sendiri (self pollination) adalah bersatunya tepung sari
dengan putik yang masing-masing berasal dari tanaman itu sendiri.
Penyerbukan sendiri hanya terjadi pada tanaman berumah satu
(monoecious), yaitu bunga jantan dan betina terdapat dalam satu tanaman.
Bunga tanaman menyerbuk sendiri dapat berupa bunga lengkap atau bunga
sempurna. Bunga lengkap adalah munga yang mempunyai empat organ
bunga yaitu kelopak bunga (calyx), mahkota bunga (corolla), benang sari
(stament) dan putik.(pistilum). Sedangkan bunga sempurna adalah bunga
yang memiliki dua organ kelamin jantan dan betina (wayan,2009).
Teknik pemuliaan tanaman dengan menyerbuk silang dapat dilakukan
dengan beberapa metode, yaitu seleksi massa, seleksi satu tongkol satu baris,
seleksi pedigri, seleksi curah, modifikasi seleksi pedigri dan single seed

9
descent. Wayan (2009) mengatakan bahwa ciri-ciri tanaman menyerbuk
silang adalah: a). Secara morfologi/ fisik kedudukan putik (pistilum) dan
benang sari (stament) sedemikian rupa sehingga mencegah penyerbukan
sendiri (herkogamie), seperi pada tanaman panili. b). Tepung sari dan sel
telur berbeda masaknya (dichogamie). Protandris yaitu bila bungan jantan
masak lebih dahulu dari bunga betina, dan protoginis bila bunga betina
masak (putik) lebih dahulu dari bunga jantan. c). Adanya sifat
inkompatibilitas yaitu terjadinya penyerbukan pada bunga tetapi tidak
dilanjutkan pembuahan, karena adanya hambatan fisiologis. Hambatan
fisiologis dapat berupa inaktifnya zat tumbuh (phytohormon) sehingga buluh
serbuk sari tidak terbentuk, seperti pada kakao. d). Self-sterility, adalah tidak
terjadinya penyerbukan bungan karena bunga jantan tidak berfungsi
(mandul) secara genetik. e). Tanaman berumah satu (monoecious), adalah
tanaman dimana bunga jantan dan betina tumbuh pada satu tanaman, tetapi
letaknya berbeda, seperti pada tanaman jagung. f).Tanaman berumah dua
(dioecious) adalah tanaman dimana bunga jantan dan betina masing-masing
tumbuh pada tanaman berbeda, seperti pada tanaman pepaya.
Contoh teknik pemuliaan tanaman pada bunga yang menyerbuk sendiri
dan menyerbuk silang adalah teknik hibridisasi, yaitu tanaman padi dan
tanaman jagung. Tanaman padi merupakan tanaman menyerbuk sendiri,
dimana sel kelamin jantan dan sel kelamin betina berada pada satu bunga.
hibridisasi pada tanaman padi dapat dilakukan dengan beberapa langkah.
Langkah pertama adalah pemilihan tetua yang diinginkan baik tetua jantan
dan tetua betina. Pada tetua betina langkah selanjutnya adalah pengkebirian
yaitu menghilangkan sel kelamin jantan. Proses ini dilakukan sebelum
bunga mekar agar tidak terjadi proses penyerbukan sendiri. Selanjutnya
dilakukan penyerbukan dengan mengambil benang sari dari padi varietas
lain. Dan pemberian sungkup serta label.
Teknik hibridisasi pada tanaman jagung dapat dilakukan dengan
beberapa langkah. Langkah pertama adalah pemilihan tetua yang akan
dilakukan persilangan. Tanaman jagung yang akan dijadikan sebagai tetua
betina, bunga jantannya dipotong. Langkah selanjutnya adalah

10
mengumpulkan serbuk sari dari tetua jantan dengan merontokkan bunga
jantan, selanjutnya bunga jantan pada tanaman jagung tersebut diserkukkan
kebunga betina yang telah diemaskulasi. Langkah berikutnya adalah
penyungkupan bunga betina dengan kantong. Penyungkupan dilakukan agar
tidak ada bunga jantan asing yang menyerbuki tanaman tersebut.
Contoh lain dari teknik pemuliaan tanaman untuk tanaman menyerbuk
silang adalah dengan metode seleksi satu baris satu tongkol. Seleksi ini
prosedurnya adalah pada generasi asal yang beragam diseleksi secara
individual berdasarkan fenotip. Biji masing-masing tanaman dipisahkan,
biasanya dipilih sampai 200 tanaman, Sebagian biji dari masing-masing
tanaman terseleksi ditanam dalam satu baris dan sisanya disimpan, Seleksi
dilakukan berdasarkan tanaman terbaik dari baris terbaik, Sisa dari tanaman
yang menghasilkan barisan yang baik dapat ditanam pada tahun kedua dan
seleksi dilakukan terhadap tanaman terbaik (Tim Dosen Pemuliaan
Tanaman, 2015)
Pembuahan atau fertilisasi (singami) adalah peleburan dua gamet
yang dapat berupa nukleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel
tunggal (zigot) atau peleburan nukleus.
Pada tumbuhan berbiji dikenal ada dua macam pembuahan, yaitu
pembuahan tunggal pada Gymnospermae dan pembuahan ganda pada
Angiospermae.

1. Pembuahan Tunggal pada Gymnospermae


Serbuk sari atetes kan sampai pada tetes penyerbukan (ujung putik).
Kemudian dengan mengeringnya tetes penyerbukan, serbuk sari yang telah
jatuh di dalamnya akan diserapa masuk ke ruang serbuk sari melalui
mikrofil. Serbuk sari ini kemudian tumbuh membentuk buluh serbuk sari
yang kemudian bergerak ke ruang arkegonium. Setelah sampai di ruang
arkegonium, sel vegetatif lenyap dan kedua sel spermatozoid lepas ke dalam
ruang arkegonium yang berisi cairan, sehingga spermatozoid dapat berenang
didalamnya. Pada ruang arkegonium terdapat sejumlah sel telur yang besar.
Tiap sel telur bersatu dengan satu spermatozoid, sehingga pembuahan pada
Gymnospermae selalu mengahsilkan zigot yang kemudian tumbuh dan

11
berkembang menjadi embrio.Pembuahan tunggal seperti misalnya pada
pohon pinus.

2. Pembuahan Ganda pada Angiospermae


Pembuahan ganda terjadi pada tumbuhan Angiospermae. Di dalam
serbuk sari terdapat dua inti, yaitu inti vegetatif dan inti generatif. Jika
serbuka sari jatuh di kepaa putik (terjadi penyerbukan) maka inti vegetatif
akan membentuk buluh serbuk dan berperan sebagai penunjuk jalan inti
generatif menuju bakal biji. Di tengah jalan, inti generatif membe h menjadi
2 sel,yaitu inti generatif 1 dan inti generatif 2. Setelah sampai mikrofil (liang
di dalam bakal biji), inti vegetatif mereduksi karena tugasnya sudah selesai.
Inti generatif 1 akan membuahi sel ovum membentuk zigot. Sedangkan inti
genertaif 2 akan membuahi sel inti kandung lembaga sekunder (IKLS)
membentuk endosperm.
Di sebut pembuahan ganda karena terjadi dua kali pembuahan.
Pembuahan pertama menghasilkan endosperm dan pembuahan kedua
menghasilkan zigot.
Berikut proses terjadinya pembuahan ganda:

 Proses pembuahan diawali dengan penyerbukan (polinasi), yaitu


penempelan butir serbuk sari ke kepala putik. Setelah penyerbukan, butir
serbuk sari yang menempel pada kepala putik berkecambah membentuk
buluh serbuk sari.
 Inti sel serbuk sari membelah menjadi sel vegetatif dan sel generatif. Sel
vegetatif bergerak ke buluh serbuk sari yang menuju bkal buah (ovarium).
Sementara itu, sel generatif membelah secara mitosis menghasilkan dua sel
sperma. Saat buluh polen (serbuk sari) mencapai ovum (bakal biji), inti
vegetatif menembus kantong embrio melalui mikrofil dan melepaskan kedua
sel sperma.
 Satu sel sperma (inti sel generatif) membuahi sel telur membentuk zigot
yang bersifat diploid (2n), sedangkan sel sperma lainnya (inti sel generatif 2)
membuahi dua inti kandung lembaga sekunder (2n) seningga terbentuk sel
triploid (3n). Sel ini akan membelah membentuk jaringan penyimpan
makanan cadangan yang disebut endosperm.

12
Tahap pertama terjadinya penyerbukan adalah jatuhya serbuk sari ke
kepala putik, lalu kepala putik yang telah masak biasanya mengeluarkan
lendir yang mengandung larutan gula dan zat-zat lain yang diperlukan untuk
perkecambahan polen. Jika polen jatuh diatas kepala putik maka dalam
keadaan normal ia akan menyerap cairan yang dihasilkan oleh putik,
kemudian akan menggembung dan berkecambah. Pada saat itulah salah satu
pori pada dinding luar polen akan pecah. Oleh karena butir polen terus
menerus menyerap cairan dari kepala putik maka volume nya makin
bertambah besar dan isi polen (protoplasma+dua buah inti) yang terbungkus
oleh selaput yang tipis dan lunak dapat keluar melalui pori yang telah pecah
sebagai tabung polen ( pollen tube ).
Sebelum berkecambah, tiap butir polen mengandung dua buah inti
yang disebut inti vegetatif dan inti generatif. Pada waktu mulai
berkecambah, inti generatif (disebut juga inti sperma) membelah diri
sehingga dalam tabung polen terdapat dua buah inti sperma ( sperm nuclei )
dan sebuah inti vegetatif ( tube nucleus ). Pertumbuhan tabung polen diatur
seluruhnya oleh inti vegetatif, sedangkan tugas dari kedua inti sperma adalah
melakukan pembuahan didalam bakal biji.
Polen yang berkecambah diatas kepala putik akan tumbuh memanjang
kebawah dan masuk kedalam saluran tangkai putik (carnalis
stylinus) menuju ruang bakal buah (ovarium) sampai ujungnya menyentuh
kandung embrio (saccus embrionalis). Dengan demikian tabung polen harus
lebih panjang daripada tangkai putik. Pada umumnya pertumbuhan tabung
polen didalam saluran tangkai putik berjalan lambat. Untuk mencapai ruag,
bakal buah biasanya memerlukan waktu 5-60 jam. Akan tetapi, kadang-
kadang dapat mencapai 5 hari atau lebih.
Serbuk sari yang melekat pada kepala putik tumbuh menjadi tabung
serbuk sari yang mengantar inti sperma untuk bertemu dengan inti sel telur
dalam bakal biji, Sel tabung bergerak ke tabung serbuk sari yang menuju
bakal buah (ovari). Sementara itu sel gametofit membelah secara mitosis
menghasilkan 2 sel sperma. Saat tabung polen (serbuk sari) mencapai ovul
(bakal biji), ujung tabung menembus kantung embrio melalui mikropil, dan

13
melepaskan ke 2 sel sperma. Satu sel sperma membuahi sel telur
membentuk zigot yang bersifat diploid (2n),sedangkan sel sperma lainnya
membuahi 2 ini kutub sehingga terbentuk sel triploid (3n). sel ini akan
membelah membentuk jaringan penyimpan cadangan makanan yang disebut
endosperm. Selanjutnya endosperm akan menyediakan makanan bagi
embrio yang berkembang dari zigot.
Peristiwa meleburnya sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina
disebut pembuahan(fertilisasi). Fertilisasi Angiospermae disebut
pembuahan ganda, karena :
Pertama : peleburan inti sel sperma dengan inti sel telur menghasilkan zigot.
Kedua : peleburan inti sperma dengan inti kandung lembaga menghasilkan
untuk cadangan makanan (endosperma) yang merupakan cadangan makanan
bagi embrio. Zigot berkembang menjadi embrio, kemudian berkembang
menjadi kecambah, selanjutnya tumbuh menjadi tumbuhan baru.Proses
pembuahan selanjutnya akan diikuti dengan perkembangan buah dan biji.

14
Pembentukan Gamet Betina, Pada Angiospermae Gamet betina
dibentuk di dalam bakal biji (ovule) atau kantung lembaga. Pada bagian ini
terdapat sel induk megaspora (sel induk kantug lembaga) yang diploid. Sel
ini akan membelah secara meiosis dan dari satu sel induk kantung lembaga
membentuk 4 sel yang haploid. Tiga sel akan mereduksi dan lenyap tinggal
satu yang berkembang. Selanjutnya, sel ini membelah secara mitosis 3 kali
dan terbentuklah 8 sel. Dari sel yang berjumlah 8 ini, 3 sel akan bergerak
menuju arah yang berlawanan dengan mikropil, 2 sel lainnya menjadi
kandung tembaga sekunder, dan 3 sel terakhir menuju ke dekat mikropil.
Dari 3 sel (yang menuju dekat mikropil) yang terakhir ini dua menjadi
sinergid dan satu sel lagi menjadi sel telur. Dalam keadaan seperti ini
kandung lembaga sudah masak dan siap untuk dibuahi. Putik yang sudah
masak biasanya mengeluarkan cairan lengket pada ujungnya yang berfungsi
sebagai tempat melekatnya serbuk sari.

Gambar pembentukan gamet betina pada angiosperma


Sedangkan pada reproduksi secara seksual/generatif, dibutuhkan
pasangan gamet betina dan jantan untuk bias melakukan reproduksi untuk
bias menghasilkan individu yang baru. Proses reproduksi secara generatif
adalah dengan menempelnya serbuk sari ke kepala putik dan terjadi
pembuahan ganda. Sedangkan alat perkembangbiakan angiospermae adalah
bunga. Bunga meliputi berdasarkan perhiasan bunga dan alat kelamin bunga.
ada penyerbukan generatif, terdapat dua jenis penyerbukan, yaitu
penyerbukan pada tumbuhan berbiji terbuka (Gymnosperma), dan
penyerbukan pada tumbuhan berbiji tertutup (Angiosperma). Pada
penyerbukan pada tumbuhan biji terbuka (gymnospermae) terjadi proses
menempelnya serbuk sari ke mikrofil (liang bakal biji). Dan terjadi

15
pembuahan tunggal. Alat reproduksi gymnospermae berupa strobilus jantan
dan strobilus betina. Proses penyerbukan pada gymnospermae umumnya
dibantu oleh angin. Contoh tumbuhan berbiji terbuka ini antara lain,
Melinjo, pinus, damar, pakis haji dan cycas. Sedangkan penyerbukan pada
tumbuhan biji tertutup (angiospermae), merupakan proses menempelnya
serbuk sari ke kepala putik dan terjadi pembuahan ganda. Dengan alat
perkembangbiakan angiospermae yaitu bunga. Bunga meliputi berdasarkan
perhiasan bunga dan alat kelamin bunga.

Gambar proses penyerbukan (polinasi)


Penyerbukan atau polinasi merupakan proses awal sebelum
terjadinya pembuahan. Pada angiospermae, penyerbukan adalah proses
melekatnya serbuk sari di kepala putik, sedangkan pada gymnospermae
merupakan peristiwa melekatnya serbuk sari pada bala biji. Polinasi dapat
dibagi menjadi macam penyerbukan dapat dibedakan berdasarkan asal
serbuk sari dan faktor yang membantu proses penyerbukan. Pada
penyerbukan berdasarkan serbuk sari, dapat berasal dari beberapa sumber.
Yaitu serbuk sari tidak hanya dapat pada satu sumber, namun dapat juga dari
sumber-sumber yang lainnya. Otogami merupakan proses penyerbukan oleh
serbuk sari yang berasal dari bunga yang sama (satu bunga). Pada saat
otogami, dapat saja terjadi beberapa gangguan yang menghalangi pertemuan
antara serbuk sari dan putik. Berikut ini beberapa istilah atau bentuk
gangguan yang menghalangi penyerbukan. Kleistogami merupakan bagian
dari otogami yang terjadi pada saat bunga belum mekar.
Geistonogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang
berasal dari bunga lain, tetapi masih dalam satu individu. Geistonogami
disebut juga penyerbukan tetangga. Alogami atau xenogami merupakan
proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari individu lain, namun

16
masih dalam satu jenis. Alogami disebut juga penyerbukan silang.
Penyerbukan bastar terjadi jika serbuk sari berasal dari bunga pada
tumbuhan lain yang berbeda jenisnya, atau sekurang-kurangnya mempunyai
satu sifat berbeda.
Proses Penyerbukan dan Pembuahan, yaitu diawali butir
serbuk/serbuk sari →menempel pada kepala putik → membentuk buluh
serbuk (2 inti, inti vegetatif dan inti generatif) berjalan ke arah mikropil
(pintu kandung lembaga) → inti generatif membelah → 2 inti sperma →
sampai di mikropil, inti vegetatif mati → satu inti sperma membuahi sel
telur → embrio. Satu inti sperma lain membuahi inti kandung lembaga →
endosperma (makanan cadangan bagi embrio). Karena pembuahannya
berlangsung dua kali maka pembuahan pada Angiospermae disebut
pembuahan ganda. Embrio pada tumbuhan berbiji tertentu dapat terbentuk
karena beberapa sebab. yaitu melalui peleburan sperma dan ovum
(amfimiksis), serta tidak melalui peleburan sperma dan ovum (apomiksis),
yang dapat dibedakan atas: Apogami, yaitu embrio yang terbentuk berasal
dari kandung lembaga. Misalnya : dari sinergid dan antipoda. Partenogenesis
embrio terbentuk dari sel telur yang tidak dibuahi. Embrio adventif
merupakan embrio yang terbentuk dari sel nuselus, yaitu bagian selain
kandung lembaga. Apomiksis dan amfimiksis dapat terjadi bersamaan, maka
akan terbentuk lebih dari satu embrio dalam satu biji, disebut poliembrioni.
Peristiwa ini sering dijumpai pada nangka, jeruk dan mangga.

17
C. Mikrosporogenesis

Pada bunga terdapat alat kelamin jantan yang berupa benang sari.
Benang sari terdiri atas tangkai sari dan kepala sari ( antera ). Didalam
kepala sari dihasilkan mikrosporosit yang diploid. Mikrosporit ini akan
membelah secara meiosis, menghasilkan dua mikrospora yang haploid.
Selanjutnya masing – masing mikrospora membela lagi sehingga dihasilkan
4 mikrospora yang tetap mengelompok menjadi satu. Selanjutnya nucleus
dari setiap mikrospora membelah menjadi dua nucleus haploid. Peristiwa ini
disebut Kariokinesis. Nukleus yang satu disebut nucleus saluran serbuk sari,
yang lain disebut nucleus generatif. Setelah serbuk sari terbentuk. Nucleus
generatif akan membelah secara mitosis menghasilkan 2 nukleus sperma
atau spermatogen. Sedangkan nucleus saluran serbuk sari tidak membelah,
dengan demikian setiap serbuk sari yang masak akan memiliki tiga nucleus
haploid yaitu satu nucleus saluran serbuk sari dan dua spermatogen.
Spermatogen ini akan masak menjadi spermatozoid.
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa
(tunggal : spermatozoon) yang terjadi di organ kelamin (gonad) jantan yaitu
testis tepatny ditubulus seminiferus. Sel spermatozoa, disingkat sperma yang
bersifat haploid (n) dibentuk didalam testis melewati sebuah proses
kompleks. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal
dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel. Pematangan sel
terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan dalam epididimis.
Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel germinal yang disebut
spermatogonia (jamak). Spermatogonia terletak didua sampai tiga lapis luar
sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia berdiferensiasi melalui
tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses dalam istilah sebagai
berikut :
1. Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis), selanjutnya spermatosit melanjutkan
pembelahan secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid.

18
Istilah ini biasa disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium
menjadi spermatid.
2. Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid
menjadi sperma yang dewasa. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis
dan membutuhkan waktu selama 2 hari. Terbagi menjadi tahap 1)
Pembentukan golgi, axonema dan kondensasi DNA, 2) Pembentukan cap
akrosom, 3) pembentukan bagian ekor, 4) Maturasi, reduksi sitoplasma
difagosit oleh sel Sertoli.
3. Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel
sertolike lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma
belum memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil). Sperma non
motilini ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan
bergerak menuju epididimis karena kontraksi otot peritubuler. Sperma baru
mampu bergerak dalam saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam
saluran reproduksi pria bukan karena motilitas sperma sendiri melainkan
karena kontrak siperistal tikotot saluran.
A. Hormon - Hormon yang BerperandalamProses Mikrosporogenesis
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa
hormon, diantaranya:
a. Kelenjer hipofisis menghasilkan hormone peransang folikel (Folicle
Stimulating Hormon/FSH) dan hormonlutein (Luteinizing Hormon/LH).
b. LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormone testosteron. Pada
masa pubertas, androgen/testosterone memacu tumbuhnya sifat kelamin
sekunder.
c. FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding
Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai
spermatogenesis.
d. Hormon pertumbuhan, secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis.
Gamet jantan dibentuk di dalam kepala sari (antera). Pada bagian ini
terdapat sel induk mikrospora yang diploid. Sel ini akan membelah secara
meiosis 2 kali, dari satu sel induk mikrospora membentuk 4 sel yang
haploid. Selanjutnya, sel ini membelah secara mitosi dan terbentuklah sel

19
dengan inti vegetatif, inti generatif, dan butir serbuk sari (sel gamet
jantan).Jika kepala sari membuka, maka butir serbuk sari akan keluar
Perbedaan struktur bunga tergantung pada cara penyerbukan. Jika
penyerbukannya dibantu oleh serangga, mahkota dan kelopak besar dengan
warna yang cerah, kadang memiliki saluran madu. Jika penyerbukannya
dibantu angin, mahkota dan kelopak kecil, bahkan tidak ada, putiknya
bertangkai panjang menjulur keluar atau berbentuk bulu. Kepala putik
menghasilkan zat yang dapat melekatkan serbuk sari. Peristiwa melekatnya
serbuk sari pada kepala putik disebut penyerbukan. Sebagian besar
tumbuhan angiospermae mengandalkan bantuan hewan, serangga, burung
atau kelelawar dalam proses penyerbukan.

Sel induk
mikrospora
Meosis 1 Meosis 2 mitosis

Inti vegetatif
Inti generatif

Butir serbuk sari (sel gamet

mitosis

Kepala sari membuka


(serbuk sari dilepaskan)

20
B. Makrosporogenesis
Makrosporogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di
dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur
yang disebut oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada
manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus
perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat
diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan. Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit
primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer
membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan
miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya
mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian setiap
hari sampai masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan
pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu
sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil
disebut badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan
mengalami pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan
membelah menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid
dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan
kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang
berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum
matang, sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya
menghasilkan satu ovum.
Pada Angiospermae Gamet betina dibentuk di dalam bakal biji
(ovule) atau kantung lembaga.bagian ini terdapat sel induk megaspora (sel
induk kantug lembaga) yang diploid. Sel ini akan membelah secara meiosis
dan dari satu sel induk kantung lembaga membentuk 4 sel yang haploid.
Tiga sel akan mereduksi dan lenyap tinggal satu yang berkembang.
Selanjutnya, sel ini membelah secara mitosis 3 kali dan terbentuklah 8 sel.

21
Dari sel yang berjumlah 8 ini, 3 sel akan bergerak menuju arah yang
berlawanan dengan mikropil, 2 sel lainnya menjadi kandung tembaga
sekunder, dan 3 sel terakhir menuju ke dekat mikropil. Dari 3 sel (yang
menuju dekat mikropil) yang terakhir ini dua menjadi sinergid dan satu sel
lagi menjadi sel telur. Dalam keadaan seperti ini kandung lembaga sudah
masak dan siap untuk dibuahi. Putik yang sudah masak biasanya
mengeluarkan cairan lengket pada ujungnya yang berfungsi sebagai tempat
melekatnya serbuk sari.

Bakal buah

Bakal biji Sel induk megaspora

meosis
Inti polar

4 megaspora
Meosis 1
Sel telur
3 megaspora mati

Pembelahan
sitolpasma,
hasilnya 7 sel, 8 inti 1 megaspora berkembang
(gamett betina)

Meosis 3 Meosis 2

Sel telur atau ovum berasal dari sel induk atau megasporosi yang
diploid. Sel ini terdapat dalam ovariumnatau bakal buah. Mula – mula
megasporosit membelah meiosis menghasilkan dua sel haploid. Selanjutnya
masing – masing sel haploid membelah sekali lagi, sehingga seluruhnya
dihasilkan 4 megaspora yang haploid yang tersusun berderetan. Tiga
megaspore akan mengalami degenerasi, sehingga mati. Sedangkan satu
megaspore lainnya akan tetap hidup dan akan membelah meiosis
menghasilkan 2 megaspora haploid. Masing – masing megaspore akan
bergerak kearah kutub yang berlawanan yang satu akan menuju kalaza,
sedangkan yang lainnya menuju ke mikropil. Selanjutnya masing – masing
megaspora membelah 2 kali berurutan tanpa diikuti pembelahan sitoplasma
sel, sehingga didalam sel tersebut terdapat delapan inti haploid.

22
Sel besar tempat pembentukan megaspore ini disebut kandung
lembaga muda, yang dilindungi oleh kulit yang pada salah satu ujungnya
bercelah disebut mikropil. Mikropil ini merupan tempat masuknya saluran
serbuk sari kedalam kandung lembaga. Selanjutnya satu inti yang dekat
mikropil menuju ketengah kandung lembaga bergabung dengan satu inti
yang berasal dari kalaza, membentuk megagametosit. Tiga inti yang
tertinggal didaerah kalaza disebut antipoda akan mengalami degenerasi dan
akan mati. Tiga inti yang berada didaerah mikropil, yang tengah menjadi sel
telur ( ovum ), sedangkan pengapitnya disebut sinergid. Sinergid ini juga
akan mengalami degenerasi dan mati. Setelah terbentuk ovom dan
megagametosit, berarti kandung lembaga sudah masak dan siap dibuahi.
Pada tumbuhan biji tertutup terjadi pembuahan ganda, Spermatozoid yang
masuk kedalam kandung lembaga dari setiap buluh serbuk sari ada 2 buah,
yang satu membuahi ovum menghasilkan zigot, sedangkan spermatozoid
yang membuahi megagametosit, menghasilkan calon endosperma.

(bagan megasporangium)

(Bagan gametogenesis pada tumbuhan)

23
A. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Proses Penyerbukan
Beberapa bunga memiliki ciri morfologi khusus pada tiap spesiesnya
yang mengakibatkan perbedaan proses penyerbukan. Secara umum proses
penyerbukan pada tanaman dipengaruhi oleh beberapa proses sebagai
berikut:
1. Penyerbukan tertutup atau kleistogami (cleistogamie) yaitu proses
penyerbukan bunga yang terjadi ketika bunga masih kuncup. Proses
penyerbukan biasanya berupa autogamie.
2. Penyerbukan terbuka atau kasmogami (chasmogamie) yaitu proses
penyerbukan bunga yang terjadi ketika bunga telah mekar. Proses
penyerbukan ini dapat meyebabkan tanaman melakukan autogamie,
geitonogamie, allogamie, dan xenogamie.
3. Diogamie (dichogamie) merupakan proses masaknya putik dan serbuk sari
secara tidak bersamaan.
4. Herkogami (herkogamie) bunga dimana letak kepala sari dan putik saling
berjauhan sehingga sulit mengalami penyerbukan sendiri.
5. Heterostili (heterostylie) merupakan bunga yang memiliki panjang putik dan
benang sari berbeda-beda.
6. Anemofili (anemophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu oleh
angin.
7. Entomofili (enthomophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu
oleh serangga.
8. Ornitofili (ornithophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu oleh
burung.
9. Kiropterofili (chiropterophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu
oleh kelelawar. (Darjanto, 1990)
Pemencaran alat perkembangbiakan tanpa bantuan faktor luar pada
umumnya tidak memungkinkan terjadi penyebaran secara luas. Beberapa
cara reproduksi memungkinkan bantuan memencar antara lain dengan stolon
(geragih), rizoma (rimpang), umbi lapis dan umbi batang. Di samping itu
pemencaran tumbuhan dapat disebabkan oleh gerak higroskopis. Gerak

24
higroskopis merupakan gerak yang disebabkan oleh perubahan air.
Anemokori adalah pemencaran tumbuhan dengan bantuan angin.

Gambar penyerbukan (polinasi) anemokori


Pemencaran dengan bantuan angin dapat menjangkau daerah yang
luas. Sedangkan hidrokori Adalah pemencaran alat perkembangbiakan
dengan bantuan air. Contoh : enceng gondok yaitu dengan tunas-tunas yang
memisahkan diri dari induknya. Ciri-ciri jenis tumbuhan ini adalah
mempunyai buah yang kulit buahnya tersusun oleh 3 lapis. Zookori adalah
pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan hewan. Berdasarkan
jenis hewan yang membantu penyebarannya. Yaitu entomokori (serangga),
ornitokori (burung), kiroptekori (kelelawar), dan mamokori (mamalia).

Gambar penyerbukan (polinasi) entomokori

Gambar penyerbukan (polinasi) kiroptekori

Gambar penyerbukan (polinasi) ornitokori


Antropokori adalah pemencaran alat perkembangbiakan dengan
bantuan manusia. Bantuan itu dapat terjadi secara sengaja maupun tidak
sengaja. Bantuan manusia yang dilakukan secara sengaja karena tumbuhan
yang bersangkutan mendatangkan keuntungan atau bernilai ekonomi bagi
manusia.

25
Gambar penyerbukan (polinasi) antropokori
B. Anemokori
Adalah pemencaran tumbuhan dengan bantuan angin. Pemencaran dengan
bantuan angin dapat menjangkau daerah yang luas.
Beberapa ciri tumbuhan anemokori adalah sebagai berikut :
- Biji kecil dan ringan
- Buah dan biji bersayap
- Buah dan biji berbulu
C. Hidrokori
Adalah pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan air. Contoh :
enceng gondok yaitu dengan tunas-tunas yang memisahkan diri dari
induknya.
Ciri-ciri jenis tumbuhan ini adalah mempunyai buah yang kulit buahnya
tersusun oleh 3 lapis yaitu :
1) Lapisan eksokarp yaitu lapisan terluar yang tipis, namun kuat dan
mengkilap.
2) Lapisan mesokarp yaitu lapisan tengah yang paling tebal.
3) Lapisan endocarp yaitu lapisan paling dalam yang kuat dan keras.
Contohnya : tumbuhan kelapa dan nyamplung.
D. Zookori
Adalah pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan hewan.
Berdasarkan jenis hewan yang membantu penyebarannya, zookori
dibedakan menjadi 4 macam :
1) Entomokori yaitu pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan
serangga, misal : tumbuhan bakau.
2) Ornitokori yaitu pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan
burung. Misal : beringin dan benalu.
3) Kiroptekori yaitu pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan
kelelawar. Misal : tumbuhan jambu biji.
4) Mamokori yaitu pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan
mamalia. Misal : kopi, trembesi dan aren.

26
E. Antropokori
Adalah pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan manusia.
Bantuan itu dapat terjadi secara sengaja maupun tidak sengaja. Bantuan
manusia yang dilakukan secara sengaja karena tumbuhan yang bersangkutan
mendatangkan keuntungan atau bernilai ekonomi bagi manusia. Contoh :
kopi, cengkeh, kelapa, karet, padi, jagung, dll. Sedangkan yang tidak
disengaja biasanya terjadi karena tumbuhan yang bersangkutan memiliki
alat perekat pada buah atau biji yang mudah menempel pada pakaian.
Contohnya : rumput, jarum.

27
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Macam-macam tipe dari penyerbukan pada angiosperma dan
gymnospermae adalah Penyerbukan berdasarkan asal serbuk sari, yang
dibagi lagi menjadi 6. Yaitu, Otogami, Kleistogami, Geistonogami, Alogami
atau xenogami , bastar yang terjadi jika serbuk sari berasal dari bunga pada
tumbuhan lain yang berbeda jenisnya, atau sekurang-kurangnya mempunyai
satu sifat berbeda. Beberapa cara reproduksi memungkinkan bantuan
memencar antara lain dengan stolon (geragih), rizoma (rimpang), umbi lapis
dan umbi batang.Yang berperan dalam proses penyerbukan bunga adalah
angin, air, burung, serangga, kelelawar, manusia, dan mamalia.

B. SARAN
Perlu adanya pemahaman tentang definisi , tipe-tipe penyerbukan,
proses penyerbukan serta faktor-faktor yang mempengaruhi proses
penyerbukan sebagai seorang breeder guna memperoleh bibit unggul.

28
DAFTAR PUSTAKA

Darjanto dan Siti Satifah.1987. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga Dan Teknik
Penyerbukan Silang Buatan. Jakarta: PT Gramedia.

Campbell, N. A. 1993. Biology, Third Edition. Benjamin Cummings Publishing


Company, Inc. Redwood City.

Solomon et. Al. 2005. Biology, Seventh Edition. Thomson Publishing.

Pickering, W. R. 1994. Advanced Biology Revision Handbook. Oxford University


Press.

Burnie, D. 2000. Jendela Iptek. Kehidupan. Jakarta : Balai Pustaka.

Goodman, A. 1996. Kamus Sains Bergambar. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Tjitrosoepomo, G. 1994. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada


University.

Rahayu, Sri. 2007. Biologi Bunga Pecis Kecil Di Kebun Raya Bogor. ISSN. Vol 8
No 1 Hal 7-11. Diakses 17 Oktober 2013/

Subantoro, Renan. 2002. Pemuliaan Tanaman Padi Varietas Lokal Menjadi


Internasional. UNWAHAS. Diakses 18 Oktober 2013

Sunarto. 1997. Pemuliaan Tanaman. IKIP Semarang Press. Semarang.

Tjitrosoepomo. 2005. Morfologi Tumbuhan. UGM press. Yogyakarta.

Wilkins MB. 1989. Fisologi Tanaman.Jakarta: Bumi Aksara.

29
MAKALAH
MATA KULIAH FISIOLOGI TANAMAN
DEFINISI DAN SISTEM PENYERBUKAN

Oleh :
Nama : MAYA SAFITRI
BP : 1820241003

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2018

30

Anda mungkin juga menyukai