Anda di halaman 1dari 3

RANTAI MAKANAN PADA KUBIS

Kubis (produsen)

Decomposer

Ulat (konsumen1)

Burung (konsumen 2)
Analisa
Kubis
Sistematika tanaman kobis berdasarkan klasifikasinya adalah :
Divisio

: spermatophyta

Sub divisio

: angiospermae

Kelas

: dicotyledonae

Ordo

: Papavorales

Famili

: Cruciferae (Brassicaceae)

Genus

: Brassica

Spesies

: Brassica oleraceae L. var. capitata L.

Kubis merupakan tanaman semusim (anual) yang berbentuk perdu.


Dengan susunan organ tubuh utama batang daun, bunga, buah, biji dan akar,
sistem perakaran tanaman ini relatif dalam yang dapat menembus permukaan
tanah yang kedalamannya antara 20-30 cm, ( rukmana, 1994). Pada umumnya
tanaman kubis memiliki batang yang pendek dan banyak mengandung air
(herbaceuos). Batang tersebut berwarna hijau, tebal dan lunak dan cukup kuat.
Tanaman ini memiliki batang yang bercabang yang tidak begitu tampak, yang
ditutupi daun-daun yang disekelilingi batang hingga titik tumbuh, dan terdapat
helaian daun yang bertangkai pendek (Rukmana, 1994). Daun tanaman kubis
berbentuk bulat telur, sampai lonjong lebar-lebar dan berwarna hijau. Daun bagian
luar ditutupi lapisan lilin dan tidak berbulu. Daun bagian bawah tumbuhnya tidak
membengkok, dapat mencapai panjang sekitar 30 cm. Daun-daun muda
berikutnya mulai membengkok menutupi daun mudah yang ada diatasnya. Daun
muda yang ada pada tanaman kubis disukai oleh ulat pemakan daun kubis
(Plutella xylostella Linnaeus). Infestasi Plutella xylostella Linnaeus yaitu dengan
meletakkan larva pada permukaan bawah daun kubis dan meninggalkan lapisan
epidermis bagianatas. Setelah jaringan daun membesar lapisan epidermis pecah,
sehingga terjadi lubang pada daun. Jika tingkat populasi larva tinggi, akan terjadi
kerusakan berat pada tanaman kubis, sehingga yang tinggal hanya tulang tulang
daun kubis.
Seiring dengan meningkatnya jumlah populasi ulat daun pada tanaman
kubis (Plutella xylostella Linnaeus) yang menjadi hama pada tanaman kubis
diperlukan tindakan ataupun perlakuan khusus yaitu dengan menyeimbangkan
ekosistem agar bisa mengendalikan serangan hama ulat tersebut. Cara yang paling
efektif untuk menyeimbangkan ekosistem tersebut yaitu dengan member musuh
alami bagi hama ulat tersebut. Musuh alaminya yaitu burung murai gila
(Rhipinura javanica). Dengan adanya burung murai gila (Rhipinura javanica)
dalam perkebunan kubis, maka dapat mengurangi dan mengendalikan serangan
hama ulat yang merugikan para petani. Dalam hal ini petani harus benar benar
bisa menjaga kelestarian burung murai gila (Rhipinura javanica) agar ekosistem
tetap terjaga.

Daftar Pustaka
https://www.scribd.com/doc/86421609/Hama-Utama-Pada-Kubis ( dikutip tanggal
26 september jam 21.16 )
Rukmana, R. 1994. Budidaya Kubis Bunga dan Brokoli. Kanisius. Yogyakarta
Selangor Bird Group Survey (June 2003)

Anda mungkin juga menyukai