Anda di halaman 1dari 10

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA, FAKULTAS PERTANIAN


Mata Kuliah: Management Agroekosistem Kelas: F
Thema: Diversitas Biota & Pengelolaannya Nama:
Tugas minggu: 3 (tiga) 1. Hilda Ryma Chiquita (225040201111133)
Tanggal: 22 Februari 2024 2. Nurul Aisyah S. (225040201111152)
Tanggal penyerahan: 29 Februari 2024 pukul 3. Elisabeth Intan B. (225040201111171)
16.00 WIB di GC masing-masing kelas 4. Esa Aletheia Christy (225040207111013)
Dosen: Prof. Kurniatun Hairiah, PhD, Rika
Ratna Sari, SP. MP. Ph.D, ……………….dst
____________________________________________________________________________
JUDUL TUGAS
Diversitas Organisme Tanah, Fungsi, Manfaat, dan Pengelolaannya

SUB-CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH


● Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskannya dengan benar tentang Biodiversitas
Organisma Tanah, Fungsi dan Manfaatnya (layanan lingkungan)
● Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskannya dengan benar faktor faktor yang
mempengaruhi Biodiversitas Tanah dan MASALAH hilangnya Biodiversitas Tanah dan
fungsi serta layanan lingkungannya
● Memahami prinsip-prinsip pengelolaan biodiversitas organisma tanah sebagai landasan
untuk memperoleh Tanah Sehat

DESKRIPSI TUGAS
Tugas kelompok (per grup 4 orang)

METODE PENGERJAAN TUGAS


● Pembelajaran dilaksanakan menggunakan methoda Collaborative learning untuk
mendorong mahasiswa belajar ”berbagi” dan ”berkolaborasi” secara aktif dengan
sesama mahasiswa yang belum pernah dikenal sebelumnya. Setiap kelompok terdiri
dari 4 orang mahasiswa.
● Tugas yang diberikan adalah peningkatan pemahaman mahasiswa terhadap thema
yang dibahas. Setiap mahasiswa memperoleh 4 artikel hasil penelitian ataupun telaahan
(Review) yang sudah terpublikasi dalam jurnal ilmiah terkait dengan biodiversitas
organisma tanah, manfaat dan pengelolaannya.
● Setiap mahasiswa bertugas mencermati dan meringkas 1 artikel (secara mandiri) yang
sesuai dengan nomor urutannya dalam daftar persensi. Isi ringkasannya paling tidak
mencakup ke 3 tujuan pembelajaran di atas. Selanjutnya cobalah jawab dari
masing-masing pertanyaan yang ada untuk setiap artikel.
● Setelah mahasiswa belajar secara mandiri, selanjutnya mahasiswa bergabung dalam
kelompok topik yang sama, dengan demikian diskusi kelompok diharapkan bisa
mengalir lebih aktif.
Materi
1. Barrios, E. (2007). Soil biota, ecosystem services and land productivity. Ecological
economics, 64(2), 269-285.
2. Pulleman, M., Creamer, R., Hamer, U., Helder, J., Pelosi, C., Peres, G., & Rutgers, M.
(2012). Soil biodiversity, biological indicators and soil ecosystem services—an overview
of European approaches. Current Opinion in Environmental Sustainability, 4(5),
529-538.
3. Wardle, D. A., Bardgett, R. D., Klironomos, J. N., Setala, H., Van Der Putten, W. H., &
Wall, D. H. (2004). Ecological linkages between aboveground and belowground biota.
science, 304(5677), 1629-1633.
4. Barrios, E., Valencia, V., Jonsson, M., Brauman, A., Hairiah, K., Mortimer, P. E., &
Okubo, S. (2018). Contribution of trees to the conservation of biodiversity and ecosystem
services in agricultural landscapes. International Journal of Biodiversity Science,
Ecosystem Services & Management, 14(1), 1-16.

Mekanisma kerja
1. Silahkan membagikan 4 artikel ini kepada mahasiswa peserta menurut urutan nama
dalam persensi, setiap mahasiswa mengerjakan 1 artikel saja.
2. Baca dengan cermat dan buatlah ringkasan dari setiap artikel paling tidak mencakup ke
3 tujuan pembelajaran di atas.
3. Cobalah jawab dari masing-masing pertanyaan yang ada untuk setiap artikel

Pertanyaan Artikel 1.
1. Mengenali keanekaragaman biologis dan fungsional yang besar di dalam tanah dan
kompleksitas interaksi ekologis yang sangat tinggi. Studi keanekaragaman dalam tanah
harus lebih fokus pada biota tanah yang memiliki keterkaitan kuat dengan fungsi yang
mendukung jasa ekosistem 'berbasis tanah'. Mengapa demikian, jelaskan!
Jawab:
Studi keanekaragaman di dalam tanah harus terfokus pada biota tanah yang
secara kuat terhubung dengan fungsi yang mendukung jasa ekosistem 'berbasis tanah',
sebab interaksi ekologis yang kompleks memerlukan pemahaman yang mendalam
tentang hubungan antara struktur komunitas tanah dan proses ekologi. Meskipun
memiliki redundansi fungsional yang penting untuk menjaga stabilitas fungsi ekosistem
seperti siklus hara, perubahan dalam keanekaragaman telah terbukti dapat
mengganggu penyediaan jasa ekosistem seperti pengendalian hama dan pemeliharaan
struktur tanah. Identifikasi ambang batas kekayaan spesies yang dibutuhkan untuk
menjaga fungsi dan jasa ekosistem tetap menjadi isu penting. Namun, keterbatasan
dalam eksperimen pemindahan spesies di lapangan dapat membatasi pemahaman lebih
lanjut tentang keanekaragaman fungsional tanah. Walaupun masih ada tantangan dalam
mempelajari keanekaragaman biologis tanah, pendekatan mikrokosmos dan pemodelan
telah memberikan wawasan yang berharga untuk memahami kompleksitas interaksi
dalam ekosistem tanah.
Tidak hanya itu, Saat ini, pendekatan kelompok fungsional selektif lebih disukai
daripada pendekatan menyeluruh dalam mempelajari keterkaitan antara biota tanah
yang dapat dikelola dan fungsi-fungsi nyata yang mendukung jasa ekosistem 'berbasis
tanah'. Pendekatan ini menjadi lebih praktis dan efektif untuk meningkatkan
keberlanjutan pertanian. Pengetahuan tentang hubungan hirarkis juga bermanfaat
dalam mengarahkan tindakan pengelolaan ekosistem yang bertujuan untuk memelihara
atau meningkatkan penyediaan jasa ekosistem. Pengelolaan biota tanah untuk
pertanian yang berkelanjutan membutuhkan pemahaman menyeluruh tentang proses
ekosistem yang terkait dengan jasa ekosistem 'berbasis tanah', serta pemahaman
tentang skala di mana setiap anggota biota tanah memberikan kontribusinya secara
eksklusif. Struktur sistem pertanian terdiri dari tiga tingkat di mana biota tanah dapat
dikelola. Pengelolaan ini terjadi dalam hierarki bertingkat, di mana sistem pertanian
berada di puncak hierarki, diikuti oleh tingkat pengelolaan tanah.

2. Dalam kaitannya dengan evaluasi fungsi dan manfaat (jasa/layanan ekosistem)


organisma tanah bagi manusia dan kehidupan lainnya dapat dilakukan pengelompokan
berdasarkan fungsi organisma tanah bagi lingkungan dan organisma lainnya. Sebut dan
jelaskan pengelompokan fungsional organisma tanah dari paper ini.

No Manfaat Fungsi Organisma Tanah Organisma tanah


1
Peningkatan Mikrosimbion: Organisme rhizobium dan cendawan
nutrisi yang yang berperan dalam mikoriza arbuscular (AMF)
tersedia bagi penambatan nitrogen dan
tanaman terutama simbiosis mikoriza.
nitrogen (N) dan
meningkatkan
serapan P
2
Memperluas luas Penguraian bahan organic Mikroorganisme seperti
permukaan menjadi molekul-molekul bakteri dan jamur,
detritus yang yang lebih sederhana, pengurai selulosa dan
mudah Meliberalisasi unsur hara pengurai lignin
dikolonisasi oleh yang dilarutkan, seperti
mikroorganisme, fosfor yang dilarutkan oleh
yang mikroorganisme pelarut
meningkatkan fosfat, yang dapat
efektivitas dikonsumeri oleh organisme
degradasi organik. tanah lain.
3
Berperan dalam Pengatur mikro Penggembala (grazers),
menjaga pemangsa, dan parasit
keseimbangan
ekosistem dengan
mengontrol
populasi
organisme lain
4 berkontribusi memodifikasi struktur tanah makrofauna: cacing tanah
dalam dan agregasi, serta dan rayap
pencampuran sisa meningkatkan sirkulasi
tanaman di tanah udara dan air di dalam
mineral dan tanah.
pembuat kompos
yang baik

3. Mengapa Diversitas Biota penting untuk dimonitor dan dievaluasi dari penggunaan lahan
yang berbeda-beda?
Jawab:
Diversitas biota tanah penting untuk dimonitor dan dievaluasi dari penggunaan
lahan yang berbeda karena; Pengaruh terhadap jasa ekosistem yaitu biota tanah
berperan dalam menyediakan berbagai jasa ekosistem yang penting, seperti siklus
nutrisi, dekomposisi bahan organik, dan pengendalian hama. Memantau diversitas biota
tanah membantu memahami kontribusi mereka terhadap fungsi ekosistem yang
mendukung kehidupan; Keseimbangan ekosistem yaitu, diversitas biota tanah
mencerminkan keseimbangan ekosistem yang kompleks. Perubahan dalam diversitas
biota tanah dapat mengindikasikan ketidakseimbangan dalam ekosistem, yang dapat
berdampak pada produktivitas lahan dan keberlanjutan lingkungan; dan sebagai
Indikator kesehatan lingkungan yaitu, perubahan dalam diversitas biota tanah dapat
mencerminkan kondisi lingkungan yang mungkin memerlukan tindakan konservasi atau
restorasi.
Melalui pemantauan dan evaluasi diversitas biota tanah dari berbagai
penggunaan lahan, kita dapat memahami lebih baik interaksi kompleks antara biota
tanah, fungsi ekosistem, dan manfaat yang dihasilkannya bagi manusia dan kehidupan
lainnya.

Pertanyaan Artikel 2. (Polleman et al., 2012)


1. Guna mengevaluasi gangguan manusia terutama dalam kegiatan pertanian, biasanya
dilakukan dengan mengukur bio-indikator. Apa yang dimaksud dengan bio-indikator?
mengapa kegiatan monitoring kualitas tanah dilakukan berdasarkan bio-indikatornya
Penilaian kualitas tanah lebih banyak dilakukan dengan menilai respon dan resiko
lingkungan terhadap adanya pengelolaan lahan pertanian (misal pengolahan tanah,
pembakaran, pemupukan, dan pengairan). Pengamatan dilakukan terhadap respon
organisma tanah tertentu terhadap fungsi tanah yang yang terganggu oleh adanya
perubahan proses-proses dalam tanah. Sebutkan proses-proses dalam tanah yang
terganggu oleh ada kegiatan pengelolaan lahan pertanian tersebut? Dan organisma
fungsional apa saja yang menunjukkan responnya?
Jawab:
Konsep indikator digunakan secara luas dalam proses pemantauan lingkungan.
Indikator merupakan tolak ukur untuk menggambarkan titik akhir lingkungan yang terlalu
kompleks untuk dinilai secara langsung. Indikator memberikan informasi tentang
keadaan dan kondisi lingkungan serta tingkat seriusnya situasi, dan perannya sangat
penting dalam mendukung proses pengambilan keputusan bagi lingkungan, baik yang
bersifat biologis, fisik, atau kimiawi. Indikator biologis dapat berupa karakteristik dari
organisme yang merespon kondisi lingkungan, seperti keberadaan/ketidakberadaan zat
beracun tanah, kelimpahan bahan organik, aktivitas, morfologi, fisiologi, atau perilaku.
Informasi yang diberikan oleh bio-indikator ini berguna untuk memahami kondisi suatu
ekosistem. Situasi di mana pengukuran langsung titik akhir lingkungan sulit dilakukan,
atau di mana pengukuran pemicu stres lingkungan mudah dilakukan tetapi sulit
diinterpretasikan secara ekologis, dapat diatasi dengan menggunakan indikator biologis.
Indikator tanah biologis, telah diaplikasikan dalam penilaian risiko lingkungan dan
pemantauan respons terhadap penggunaan lahan, pengelolaan pertanian, serta
kontaminasi tanah. Parameter yang diukur melibatkan berbagai organisme tanah yang
dipilih berdasarkan sensitivitasnya terhadap pengelolaan tanah atau tekanan
lingkungan, dan/atau relevansinya dengan fungsi tanah (seperti dekomposisi bahan
organik, mineralisasi N, atau pembentukan struktur tanah) atau kualitas tanah secara
keseluruhan.
Cacing tanah dapat memainkan peran yang sangat besar dalam transformasi
dan penggabungan serasah serta pembentukan struktur tanah. Cacing tanah digunakan
sebagai bioindikator pada tanah yang terkontaminasi karena kepekaannya terhadap
polutan tanah (misalnya logam berat dan kontaminan organik) serta dapat juga
memberikan respons yang kuat terhadap praktik pertanian (misalnya pengolahan tanah,
rotasi tanaman, penggunaan pestisida, masukan bahan organik). Keuntungan dari
cacing tanah sebagai indikator yang mudah serta dapat diamati secara visual dengan
mata telanjang. Selain itu, nematoda juga dapat digunakan sebagai bio-indikator.
Nematoda adalah pengatur biologis yang dapat mewakili salah satu kelompok paling
banyak jumlahnya dan berspesies di dalam tanah. Nematoda, sebagai pengatur
biologis, merupakan kelompok yang sangat melimpah dan spesifik dalam ekosistem
tanah. Kelompok ini menunjukkan tingkat kepekaan yang tinggi terhadap berbagai
polutan. Dengan keragaman trofiknya, nematoda tidak hanya mencerminkan situasi dan
nasibnya sendiri, tetapi juga kondisi komunitas bakteri, jamur, dan protozoa dalam
tanah. Sifat ini menjadikan nematoda sebagai potensi bio-indikator yang menarik untuk
menilai kesehatan tanah dan dampak gangguan pada tanah. Sama halnya dengan
nematoda, mikroorganisme dapat menguraikan bahan organik dan mengubah nutrisi.
Mikroorganisme tanah mendominasi kelompok fungsional yang menunjukkan perubahan
lingkungan melalui modifikasi seperti kuantitas atau biomassa, struktur dan aktivitas.
Tingkat fungsional di antara mikroorganisme sangat bergantung pada fungsi dan
lingkungan yang dipertimbangkan sehingga faktor-faktor yang mendorong struktur
komunitas mikroba dan fungsinya akan semakin mempersulit pemilihan indikator. Dalam
menentukan nilai keanekaragaman mikroba tanah secara komprehensif disarankan
untuk memasukkan indikator dari setiap kelompok parameter seperti kuantitas, struktur
dan aktivitas.

2. Organisma tanah banyak macam dan fungsinya dalam tanah. Coba kelompokkan peran
organisme tanah dan jelaskan perannya sebagai berikut dengan memasukkannya ke
dalam Tabel di bawah ini:

No Kelompok Fungsional Peran/Fungsi Organisme Contoh Organisme


1 Dekomposer Menguraikan materi organik Microbivores,
yang telah mati menjadi detritivores, fungi,
unsur-unsur yang lebih bakteri
sederhana
2 Biokontrol Mengendalikan populasi Nematoda,
hama tanaman dengan microbivores,
memanfaatkan agen biologis hyperparasites,
yang bersifat alami. tungau, springtails,
predator
3 Chemichal enginers Memproduksi atau mengubah Mikroorganisme,
senyawa kimia di dalam AMF, mikoriza
tanah
4 Ecosystem Enginers Mengubah kondisi lingkungan Mikrofauna (fungi,
di dalam tanah sehingga bakteri,),
mempengaruhi organisme makrofauna
lain (cacing, rayap)

3. Dari beberapa contoh European national or regional soil biodiversity monitoring networks
(Tabel 2), kemukakan hasil analisis komprehensif saudara mengenai hubungan antara
soil fauna, microbial parameters (jumlah, struktur, dan aktivitasnya) terhadap jasa
ekosistem yang diberikan dan arti pentingnya dalam manajemen agroekosistem.
Jawab:
Berdasarkan hasil analisis komprehensif, terdapat hubungan yang erat antara
soil fauna, parameter mikroba, dan jasa ekosistem yang diberikan dalam manajemen
agroekosistem:

a. Biota tanah baik makrofauna, seperti cacing, rayap, maupun mikrofauna seperti
fungi, AMF, mikoriza memiliki peran penting dalam pembentukan struktur tanah,
dekomposisi bahan organik, siklus hara dan stimulasi aktivitas mikroba.
Kepadatan dan keragaman fauna tanah yang tinggi dapat berkontribusi positif
terhadap kesuburan tanah. Soil fauna dan mikroba saling berinteraksi dan
mendukung satu sama lain dalam berbagai aspek. Aktivitas soil fauna seperti
penggalian tanah oleh cacing, misalnya, dapat meningkatkan sirkulasi udara dan
penetrasi akar tanaman, memberikan peluang lebih baik bagi mikroba untuk
beraktivitas.

b. Kehadiran biota tanah memiliki dampak terhadap populasi dan aktivitas mikroba
tanah. Aktivitas penggalian, ekskresi, dan sisa-sisa makanan dari biota tanah
dapat meningkatkan ketersediaan sumber daya untuk mikroba, mempromosikan
keragaman mikroba, dan meningkatkan fungsi ekosistem tanah. Parameter
mikroba seperti jumlah, keragaman dan aktivitas mikroba tanah sangat
mempengaruhi proses dekomposisi, mineralisasi dan ketersediaan unsur hara
dalam tanah. Peningkatan populasi dan aktivitas mikroba akan berdampak baik
terhadap kesuburan dan produktivitas tanah.
c. Jasa ekosistem yang diberikan tanah berupa produksi dan dekomposisi bahan
organik, siklus hara, pengendalian hama dan penyakit, penyediaan air dan
udara, serta detoksifikasi bahan berbahaya sangat tergantung pada keberadaan
soil fauna dan aktivitas mikroba.

d. Mengelola komponen biologi tanah secara bijaksana melalui penggunaan bahan


organik, pengurangan input kimia, dan praktik konservasi tanah dapat
meningkatkan kesehatan tanah secara berkelanjutan. Hal tersebut sanat penting
untuk dilakukan dalam mendukung produktivitas dan ketahanan agroekosistem.

e. Keseluruhan analisis menunjukkan bahwa memahami dan memelihara


keberagaman dan keseimbangan antara soil fauna dan mikroba sangat penting
dalam manajemen agroekosistem. Pendekatan berkelanjutan yang melibatkan
praktik konservasi tanah, penggunaan bahan organik, dan pengurangan input
kimia dapat memperkuat hubungan positif ini.

PERTANYAAN ARTIKEL 3 (Wardle et al., 2004)


1. Jelaskan apa yang hilang dari fungsi ekologis (ecological function) yang menyebabkan
ekosistem tanah yang subur (fertile ecosystem) menjadi ekosistem yang tidak subur
(infertile ecosystem)! Jelaskan Usaha apa yang bisa dilakukan untuk mencegah hal
tersebut agar tidak terjadi?
Jawab:
beberapa hal dapat menyebabkan tanah yang subur menjadi infertile dan
menjadi tidak produktif, salah satunya adalah hilangnya bahan organik yang disebabkan
oleh penggunaan pestisida dan herbisida yang berlebihan. selain itu, hilangnya jaringan
juga menjadi salah satu dampak negatif yang menyebabkan terjadinya penurunan
produktivitas tanaman. dengan hilangnya jaringan tersebut memicu adanya
kecenderungan adanya kerusakan akar akibat kurangnya alokasi karbon ke akar.

2. Gambarkan mekanisme fungsi ekologis (ecological function) merujuk pada Gambar 2


(Fig. 2) antara fertile ecosystem dan infertile ecosystem! Jelaskan fungsi masing-masing
komponen dan konsekuensinya jika ada komponen yang hilang (missing)!
Jawab:
Tumbuhan langka cenderung mengakumulasi patogen yang membatasi
pertumbuhannya, sedangkan spesies yang melimpah dan invasif mengakumulasi
patogen lebih lambat. Simbion mutualistik juga memberikan tingkat umpan balik yang
berbeda terhadap spesies tumbuhan tertentu dalam suatu komunitas dan karena itu
mempengaruhi struktur komunitas tumbuhan dan populasi konsumen di atas permukaan
tanah. Jamur mikoriza berasosiasi dengan sebagian besar tanaman dalam komunitas
mana pun, namun setiap tanaman mendapat manfaat terbesar dari isolat jamur yang
unik. Akibatnya, perubahan komposisi mikoriza dapat mempengaruhi biomassa, status
nutrisi, dan kelimpahan relatif tanaman, yang kemudian dapat berkurang atau
bertambah kepadatan konsumen di atas permukaan tanah yang terkait dengan spesies
tanaman individu. Secara tidak langsung, struktur komunitas tumbuhan dapat
dipengaruhi oleh interaksi dalam jaring makanan detrital. Misalnya, manipulasi fauna
tanah dalam model ekosistem padang rumput ditemukan mengubah komposisi
komunitas tumbuhan. Dengan tidak adanya makrofauna tanah, perubahan terdeteksi
pada biomassa mikroba dan dekomposisi bahan organik, yang mengakibatkan
perubahan dinamika nutrisi dan peningkatan kelimpahan rumput dibandingkan spesies
tanaman lain. hewan tanah dapat merangsang mobilisasi unsur hara dan serapan unsur
hara tanaman, mereka juga berpotensi mempengaruhi konsumen di atas permukaan
tanah secara tidak langsung. Sebagai contoh, kutu daun penghisap tanaman ditemukan
memiliki kinerja yang lebih baik ketika tanaman inang ditanam dengan adanya mikroba
Collembola atau cacing tanah dibandingkan ketika organisme tersebut tidak ada.
Demikian pula, mikrofauna pemakan bakteri ditemukan secara tidak langsung
meningkatkan jumlah dan biomassa kutu daun pada pucuk jelai melalui efek positifnya
terhadap pergantian nitrogen tanah dan status nutrisi tanaman

3. Jelaskan mengapa Al-Mufti et al. 1977 (Fig. 3) mengusulkan 3 skenario hubungan


antara keragaman pohon dan kesuburan tanah? Jelaskan ketiga skenario tersebut
berdasarkan contoh nyata yang ada di agroekosistem yang anda temui!
Jawab:
Al-Mufti mengusulkan 3 skenario sebagai pembanding. untuk gambar A
Konsekuensi dari aktivitas pengurai. Ketika organisme pengurai mengubah ketersediaan
unsur hara, kurva respons keanekaragaman spesies tanaman terhadap kesuburan
lokasi juga berubah. Jika pengurai tanah meningkatkan ketersediaan unsur hara, maka
hubungan antara keanekaragaman tanaman lokal dan kesuburan lokasi bergeser dari
kurva padat ke kurva putus-putus, sehingga keanekaragaman tanaman dapat
dimaksimalkan di lokasi yang kurang subur. Sebaliknya, ketika pengurai mengurangi
ketersediaan unsur hara, keanekaragaman tanaman lokal bergeser ke garis putus-putus
dengan keanekaragaman maksimal di lokasi yang lebih subur. Dampak
keanekaragaman pengurai mungkin tidak dapat diprediksi, karena keanekaragaman
dapat meningkatkan atau mengurangi ketersediaan unsur hara bagi tanaman dan
pengaruhnya bergantung pada kesuburan awal lokasi. sedangkan untuk gambar B,
spesies tanaman subordinat atau langka, jamur mikoriza arbuskula meningkatkan
keanekaragaman (garis putus-putus), sedangkan patogen akar dan herbivora
mengurangi keanekaragaman (garis putus-putus). Di suatu lokasi yang subur, jamur
mikoriza arbuskula akan meningkatkan penyerapan fosfor oleh tanaman, sehingga
keanekaragaman tanaman akan mencapai puncaknya di bawah kesuburan lokasi yang
lebih rendah, Gambar C, menunjukkan ditargetkan pada tanaman dominan, jamur
mikoriza arbuskula (garis putus-putus) mengurangi keanekaragaman, sedangkan
patogen akar dan herbivora meningkatkan keanekaragaman spesies tanaman. Seperti
pada (B), peningkatan serapan fosfor tanaman oleh jamur mikoriza arbuskula berarti
bahwa keanekaragaman tanaman maksimal harus terjadi pada kondisi kesuburan tanah
yang lebih rendah. Contoh nyata dari 3 skenario ini adalah dapat dilihat dari agroforestri
banyak tanaman atau pohon yang terkena serangan akibat kurangnya perhatian
terharap pengendalian jamur dan patogen.

PERTANYAAN ARTIKEL 4 (Barrios et al., 2018)


1. Jelaskan mengapa pohon sangat penting bagi konservasi biodiversitas? Berikan contoh
arti penting pohon untuk konservasi biodiversitas di atas permukaan tanah dan di bawah
permukaan tanah!
Jawab:
Pohon memiliki peran yang penting bagi konservasi biodiversitas karena mereka sebagai
penyedia habitat yang sangat penting bagi bermacam spesies tumbuhan dan hewan. Di atas
permukaan tanah, pohon menyediakan habitat dan sumber daya untuk berbagai macam spesies.
Pohon dan menjadi tempat berlindung, bersarang, dan juga sebagi umber makanan bagi hewan
seperti burung, serangga, mamalia kecil, dan juga reptile.Contohnya ialah pohon yang
menyediakan tempat bertelur bagi burung-burung kicau di hhutan-hutan tropis. Pohon juga
menyediakan tempat perindukan bagi kupu-kupu dan serangga lain, dan hal tersebut adalah
bagian terpenting dari rantai makanan.
Dibawah permukaan tanah, pohon juga memiliki peran yang juga penting dalam
konservasi biodiversitas. Sistem akar pohon tersebut menciptakan beragam lingkungan untuk
mikroorganisme yang tinggal didalam tanah seperti bakteri, jamur, dan cacing tanah.
Mikroorganisme tersebut penting bagi proses dekomposisi bahan organic, sirkulasi nutrient, dan
juga dalam pembentukan struktur tanah yang baik. Contohnya adalah tanah pohon tropis yang
bersimbiosis dengan fungi mikoriza arbuskula. Dimana fungi tersebut membantu dalam proses
penyerapan nutrient diantaranya ialah fosfat dan air yang bgitu penting untuk menunjang
pertumbuhan pohon dan juga keberlangsungan ekosistem yang menyeluruh.
Selain itu, pohon juga memainkan peran terpenting dalam menjaga kestabilan ekosistem,
mencegah erosi tanah dan juga mengatur aliran pada air. Semua kontribusi yang diberikan pohon
secara kolektif sangatlah mendukung keanekaragaman hayati didalam ekosistem tersebut. Jdi,
dapat disimpulkan, pohon mempunyai peran sangat penting dalam konservasi biodiversitas, baik
di atas ataupun di dalam permukaan tanah, dengan kontribusinya untuk menyediakan habitat yang
penting serta menjadi pengaruh terhadap funsi ekosistem secara menyeluruh.

2. Buatlah dan gambarlah skenario agroekosistem yang ingin saudara Kelola (misalnya
agroforestry sederhana menggunakan pekarangan rumah) dan jelaskan layanan/jasa
lingkungan apa saja yang berlangsung dalam agroekosistem tersebut, khusunya untuk
konservasi biodiversitas.
Jawab:
Di lingkungan perumahan yang luas, sebidang lahan pekarangan rumah dapat diubah
menjadi agroforestry yang sederhana. Dimana didalam agroforestry tersebut pohon buah-buahan
ditanam bersamaan dengan tanaman pertanian atau perkebunan sayur. Lahan yang terbatas
tersebut tidak menjadi penghalang dalam dilakukannya pemanfaatan ruang tersebut secara efisien
guna menciptakan lingkungan yang ramah terhadap biodiversitas.
Gambar 1. Skenario Agroekosistem

Didalam gambar scenario agroekosistem yang telah dibuat, terdapat


komponen-komponen agroekosistem. Diantaranya terdapat pohon buah-buah yaitu pohon mangga
dan pohon jeruk. Di antara pepohonan tersebut ditanami tanaman sayur seperti tomat, wortel,
selada, cabai dan bawang merah. Dimana tanaman sayuran tidak hanya memberi hasil panen bagi
pemilik lahan, namun juga menjadi habitat bagi serangga penyerbuk dan predator lainnya.
Layanan atau jasa lingkungan dalam agroekosistem juga meliputi, konservasi
biodiversitas, yaitu dengan adanya variasi vegetasi dari pohon buah-buahan, tanaman pertanian
yaitu sayuran dan juga agroekosistem tersebut menyediakan habitat bagi bermacam jenis hewan.
Selanjutnya yaitu, sebagai penyedia habitat. Artinya, pohon buah-buahan yang ditanam
memberikan tempat bersarang burung-burung pengicau dan persembunyian berbagai serangga.
Selanjutnya layanan lingkungan pada pengendalian hama alami. Yaitu dengan beragamnya hayati
di agroekosistem bisa mendukung populasi predator alami membantu mengndalikan populasi
hama. Selanjutnya layanan lingkungan pemulihan tanaman, dimana penanaman pohon dapan
membantu mencegah erosi tanah, meningkatkan kandungan bahan organic tanah dan
meningkatkan ketersediaan air bagi tanaman.

----------------------------------------------------------Good luck-----------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai